PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MELALUI KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN PETERNAKAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA PADANG

  1 PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN

  KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MELALUI KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN PETERNAKAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA PADANG ARTIKEL

IRMA YENI DEKA PUTRI NPM. 1210018212075 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015

  

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi terhadap

Kinerja melalui Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pertanian Peternakan

Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

  

The Transformational Leadership and Compensation Influence on Performance through Employee Job

Satisfaction at the Department of Agriculture, Livestock and Forestry Plantations Padang City.

  

Irma Yeni Deka Putri¹, Dwi Fitri Puspa¹, Ice Kamela¹

¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

e-mail : yeni_putri7037@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Tujuan Penelitian adalah untuk menemukan dan menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan Dan Kehutanan Kota Padang.Populasi dalam penelitian meliputi seluruh Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang dengan jumlah 153 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus, oleh karena itu jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi dalam penelitian ini yakni sebanyak 153 orang responden. Namun, dari hasil penyebaran kuisioner mendapatkan tingkat pengembalian sampel yang memenuhi syarat sebanyak 140 orang responden. Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan metode Struktural Equation

  

Modeling (SEM) dengan alat bantu Program Amos 21.Hasil pengujian data menemukan kepemimpinan

  transformasional, kompensasi dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan kepemimpinan transformasional dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Selain itu, juga ditemukan terdapat pengaruh positif yang signifikan kepuasan kerja dalam memperkuat pengaruh kepemimpinan transformasional dan kompensasi terhadap kinerja pegawai .

  Kata Kunci : Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai.

  

ABSTRACT

The research goal is to find and analyze the Transformational Leadership and Compensation Influence on

Performance through Employee Job Satisfaction at the Department of Agriculture, Livestock and Forestry

Plantations Padang City.The population covers all Employees at the Department of Agriculture, Livestock

and Forestry Plantations Padang City with number 153 people. The sampling technique using census

method, therefore, the number of samples in this study is equal to the number of population in this study that

as many as 153 respondents. However, from the results of a questionnaire to get a sample rate of return that

qualifies as many as 140 respondents. In term of tesing the hypotesis, this study uses Structural Equation

Modeling (SEM) with tools Program Amos 21.The test results of data discovered transformational

leadership, compensation and job satisfaction and significant positive effect on employee performance.

Furthermore, this study also found that transformational leadership and compensation positive and

significant impact on job satisfaction. It also found there is a significant positive effect of job satisfaction in

strengthening the influence of transformational leadership and compensation to employee performance.

  Keywords : Transformational Leadership, Compensation, Employee Job Satisfaction and Performance.

  

PENDAHULUAN mendukung tujuan organisasi yang telah

  direncanakan. Menurut Hasibuan (2012) kinerja Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan adalah suatu hasil kerja dari pegawai dalam

  Kehutanan Kota Padang adalah organisasi perangkat pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya daerah yang mengalami restrukturisasi. Dinas dalam hal kecakapan, pengalaman dan kesungguhan merupakan organisasi yang memiliki unit kerja yang serta waktu. Adapun gambaran tentang kinerja banyak, yaitu ; Pertanian, Peternakan, Perkebunan pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan. Dengan struktur organisasi yang dan Kehutanan Kota Padang pada Tabel 1 di bawah gemuk ini, organisasi ini harus mampu ini : menyelenggarakan tugas dan wewenang organisasi yang luas dalam mencapai kinerja pegawai untuk

  2 Tabel 1 di atas memberikan gambaran sebagai berikut ; penanganan program atau kegiatan yang telah direncanakan atau penyerapan anggaran masih belum optimal atau sesuai dengan target penyerapan anggaran sebesar 100% dari beberapa jenis kegiatan yang ada dengan tingkat capaian kinerja pegawai dalam pelaksanaannya hanya berkisar antara 80,20% pada tahun anggaran 2013 dan 82,80% pada tahun anggaran 2014. Temuan ini mengindikasikan bahwa kinerja yang dihasilkan pegawai masih rendah dikarenakan penggunaan anggaran kurang efektif dengan kata lain, hilangnya opportunity cost atau manfaat pelayanan dan kesejahteraan yang harus diterima oleh masyarakat.

  Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut, penulis mengasumsikan bahwa belum terwujudnya kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang disebabkan oleh banyak faktor, namun dari banyak faktor yang telah dijelaskan di atas, peneliti ingin menemukan dan menganalisa pengaruh dari variabel kepemimpinan transformasional, kompensasi dan kepuasan kerja sebagai faktor yang diduga kuat mempengaruhi kinerja pegawai.

  Peningkatan kerja pegawai dan tujuan organisasi dapat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan. Salah satu model atau gaya kepemimpinan itu adalah kepemimpinan transformasional. Menurut Robbins dan Judge (2012) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai gaya kepemimpinan yang menginspirasikan pengikutnya dan melepaskan kepentingan pribadi mereka serta memiliki kemampuan mempengaruhi yang luar biasa. Gaya kepemimpinan transformasional akan berdampak memotivasi dan menginspirasi pengikutnya untuk bekerja keras, memberikan perhatian terhadap kebutuhan pengembangan diri dan mendorong terpeliharanya hubungan kerja yang memuaskan. Menurut Yukl, dkk (2001), bagian perubahan organisasi yang sangat berpengaruh untuk peningkatan kinerja pegawai disebut dengan kepemimpinan transformasional.

  Semua balas jasa perusahaan yang diterima pegawai berupa uang dalam bentuk gaji pokok, insentif dan benefit dinamakan dengan kompensasi finansial (Dessler, 2009). Kompensasi yang memadai berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lainnya akan meningkatkan motivasi kerja pegawai menjadi lebih baik dan menimbulkan kepuasan kerja yang tinggi untuk meningkatkan kinerja. Kondisi sekarang yang terjadi di organisasi, tunjangan kerja sebagai tambahan pendapatan pegawai yang diterima pegawai masih menjadi kendala atau hambatan dalam meningkatkan kinerja yang diinginkan organisasi karena bentuk tunjangan kerja atau reward yang baru dapat terealisasi pada tahun 2009 dengan jumlah sebesar Rp. 500.000,- dan baru meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 750.000,- dimana peningkatan ini belum sesuai dengan beban dan volume pekerjaan dan tekanan yang pegawai terima saat bekerja, sedangkan bentuk kompensasi non finansial seperti peningkatan karir, pimpinan kurang dapat mendukung pengembangan karir bagi pegawainya dikarenakan rendahnya perencanaan dan pengembangan karir terhadap pegawainya.

  Handoko (2011), menyatakan bahwa kinerja dan kepuasan kerja pegawai sangat dipengaruhi oleh kompensasi.

  Faktor yang sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja pegawai adalah kepuasan kerja. Menurut Luthans (2011), suatu keadaan emosi dari pegawai rasakan dalam bekerja disebut dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja seorang pegawai dapat dilihat dari perasaan dan prilaku yang menyenangkan dalam bekerja serta segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Fenomena yang sering kita lihat jika pegawai memiliki kepuasan kerja yang rendah, yaitu : jarang masuk kantor, kurang rajin bekerja, suka complain, hasil pekerjaan kurang memuaskan, seluruhnya berdampak terhadap pencapaian kinerja pegawai yang kurang memuaskan. Sebaliknya, kepuasan kerja yang tinggi akan dapat mempengaruhi hasil kinerja pegawai untuk lebih baik dan memenuhi standar kerja yang telah ada. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan terwujudnya kinerja seorang pegawai dalam bekerja. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Handoko (2011), bahwa kepuasan kerjaadalah hal yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya.

  Penelitian ini merupakan modifikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Mondiani (2012), yang meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) UPJ Semarang dan penelitian Dhermawan dkk (2012) tentang pengaruh motivasi, lingkungan kerja, kompetensi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel, objek dan waktu penelitian dimana penelitian ini menggunakan variabel penelitian kepemimpinan transformasional dan kompensasi sebagai variabel eksogen dan variabel endogen kinerja pegawai dengan variabel intervening kepuasan kerja. Objek penelitian ini adalah pegawai negeri sipil pada Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang dengan penelitian yang dilaksanakan pada bulan September pada tahun 2015.

KAJIAN TEORITIS

  Kepuasan dengan gaji/upah

  Sikap, persepsi dan prilaku pegawai dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional yang berdampak kepada pemimpin

  3. Kepemimpinan Transformasional Lensufiie (2010) menyatakan kepemimpinan transformasional bertujuan untuk perubahan, perubahan yang dimaksud diasumsikan sebagai perubahan yang lebih baik menentang status quo dan aktif. Jung dan Avolio (1999) pada Dewi dan Herachwati (2010) mengemukakan bahwa cakupan dalam kepemimpinan transformasional yaitu ; pengembangan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dan pengikutnya, yang tidak sekedar perjanjian tetapi lebih berdasarkan pada kepercayaan dan komitmen.

  5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri

  4. Kepuasan dengan penyelia

  Kepuasan dengan rekan kerja

  2. Kepuasan dengan promosi 3.

  1. Kinerja Pegawai Kinerja atau performance ialah gambaran tentang keberhasilan seseorang dalam melakukan sesuatu. Ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian kinerja. Wibowo (2010) mengemukakan bahwa tahapan cara dalam bekerja yang produktif disebut dengan kinerja, kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Kamus besar Bahasa Indonesia Depdiknas (2008) dengan beberapa pengertian kinerja yaitu sesuatu yang diperoleh, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja. Mangkunegara (2009) mengemukakan bahwa hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang diperoleh oleh pegawai dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya disebut dengan kinerja. Rivai (2009) berpendapat prestasi yang diperoleh seseorang dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan standar dan kriteria pekerjaan. Berdasarkan pendapat ahli yang telah dikemukakan, diperoleh pernyataan bahwa pekerjaan yang produktif dari seorang pegawai atau sekelompok pegawai dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab untuk memperoleh target yang telah ditetapkan.

  Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dapat dilihat dari berbagai sisi. Nitisemito (2001), menyatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai di antaranya adalah : komposisi dari kompensasi dan jumlah yang diberikan, kepemimpinan dan faktor lain seperti pelatihan dan promosi, penempatan kerja yang tepat, rasa aman di masa depan (pesangon) dan interaksi dengan rekan kerja. Menurut Hasibuan (2012), kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang salah satunya adalah kepuasan kerja, dengan faktor lain seperti motivasi kerja, komitmen pegawai, persepsi terhadap tugas, kepribadian (perilaku) dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas. Yukl, dkk (2001) mendefinisikan bahwa bagian perubahan organisasi yang sangat berpengaruh untuk peningkatan kinerja pegawai disebut dengan kepemimpinan transformasional. Handoko (2011) kompensasi menyatakan bahwa kinerja dan kepuasan kerja pegawai sangat dipengaruhi oleh kompensasi.

  2. Kepuasan Kerja Beberapa pendapat ahli tentang kepuasan kerja sebagai berikut. Luthans (2011) mengemukakan bahwa perasaan emosional pegawai yang dirasakan oleh pegawai dalam bekerja disebut dengan kepuasan kerja. Robbins dan Judge (2012) mengemukakan, sikap umum pegawai terhadap pekerjaannya yang menunjukan perbedaan antara jumlah reward yang diterima dengan jumlah yang diyakininya yang seharusnya diterimanya. Menurut Wibowo (2010), mengutip pendapat Greenberg dan Baron, mengemukakan bahwasanya sikap positif pegawai atau negatif terhadap pekerjaannya disebut dengan kepuasan kerja.

  f. Metode pelaksanaan tugas Penilaian kinerja pegawai dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Janseen Onne pada Mas’ud (2004).

  e. Cara melakukan tugas

  d. Ketepatan waktu pelaksanaan tugas

  c. Efisiensi pelaksanaan tugas

  a. Kuantitas kerja b. Kualitas kerja

  Penilaian kinerja dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori Wirawan (2009) dengan kriteria sebagai berikut :

  Menurut Handoko (2011), kepuasan kerja pegawai sangat dipengaruhi oleh diantaranya kompensasi disamping faktor lain. or-faktor lain. Ini juga dikuatkan oleh pernyataan Luthans (2011) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah: pekerjaan itu sendiri, gaji/honor (kompensasi), kesempatan promosi, pengawasan (kepemimpinan), lingkungan kerja dan rekan kerja. Kuisioner yang dikembangkan oleh Celluci, Anthony J dan David L. DeVries pada Mas’ud (2004) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja pegawai yang memiliki indikator sebagai berikut : 1.

  1. Variabel Endogen

  Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

  Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang dengan jumlah 153 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus, oleh karena itu jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi dalam penelitian ini yakni sebanyak 153 orang responden. Namun dari hasil penyebaran kuisioner mendapatkan tingkat pengembalian sampel yang memenuhi syarat sebanyak 140 orang responden.

  Populasi dan Sampel

  Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan bersifat kausalitas yang berhubungan dengan angka-angka serta melihat pengaruh antar variabel bebas (eksogen) dengan variabel terikat (endogen), Sugiyono (2010).

  METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini : Gambar 1. Kerangka Konseptual

  Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

  6) Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang. 7) Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja

  Kehutanan Kota Padang 5) Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Dinas

  dalam meningkatkan kepercayaan, motivasi, kepuasan kerja dan meminimalisir konflik dalam organisasi, Podsakoff, dkk (1996). Penilaian gaya kepemimpinan transformasional akan diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan Behling, Orlando dan James M. McFillen (1996) pada Mas’ud (2004), sebagai berikut : (1) Menunjukkan empati (2) Menjelaskan misi dengan menarik (3) Menunjukkan keyakinan diri (4) Meningkatkan image (5) Yakin dengan kemampuan pengikutnya (6) Memberi peluang untuk sukses

  4) Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan

  3) Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan kerja Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

  2) Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

  Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang

  Hasibuan (2012) mengemukakan bahwa manajemen kompensasi yang efektif bertujuan yaitu : (1) memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, (2) mempertahankan karyawan yang ada, (3) menjamin keadilan, (4) penghargaan perilaku yang diinginkan dan (5) mengendalikan biaya. Berdasarkan kajian teoritis di atas, hipotesis penelitian ini yaitu : 1) Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai

  2. Kompensasi non finansial meliputi tentang karir dan lingkungan kerja.

  1. Kompensasi finansial yang terdiri kompensasi finansial langsung seperti ; gaji, upah dan kompensasi finansial tidak langsung seperti ; pensiun, asuransi.

  (2012), menyatakan bahwa apa yang diterima pekerja yang merupakan imbalan dari pekerjaan yang diberikan padanya mencakup upah per jam atau gaji periodik yang diatur oleh bagian personalia disebut dengan kompensasi. Notoadmojo (2010) mengemukakan bahwa kompensasi yaitu segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa atas pekerjaan mereka. Hasibuan (2012) menyatakan bahwa kompensasi yaitu segala penerimaan berupa uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi. Rivai (2009) mengemukakan bahwa kompensasi terbagi atas 2 (dua) yaitu :

  4. Kompensasi Ada beberapa pendapat ahli tentang kompensasi yaitu : Werther dan Davis (1996) pada Hasibuan

  • Kinerja pegawai (Y2) adalah hasil kerja yang diperoleh pegawai baik secara kualitas maupun kuantitas dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya di Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang. Penilaian kinerja diukur
  • Kepuasan kerja (Y1) sebagai variabel mediasi/intervening, adalah keadaan emosional dalam bekerja dari pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Kuisioner yang dikembangkan oleh Celluci, Anthony J dan David L. DeVries pada Mas’ud (2004) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja pegawai yang memiliki indikator sebagai berikut : kepuasan dengan gaji/upah, kepuasan dengan promosi, kepuasan dengan rekan kerja, kepuasan dengan penyelia dan kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri.

  dengan kuisioner yang dikembangkan oleh Janseen Onne (2001) pada Mas’ud (2004).

  2. Variabel Eksogen (X)

  • Kepemimpinan transformasional (X 1 ), adalah kepemimpinan yang dapat membangkitkan semangat pegawai untuk bekerja lebih produktif. Penilaian kepemimpinan transformasional diukur dengan kuisioner yang dikembangkan oleh Behling, Orlando dan James M. Mc Fillen, (1996) pada Mas’ud (2004) dengan indikator yaitu : menunjukkan empati, menjelaskan misi dengan menarik, menunjukan keyakinan diri, meningkatkan image, yakin dengan kemampuan pengikutnya dan memberi peluang untuk sukses.
  • Kompensasi (X 2 ) adalah kompensasi yang dimaksud disini adalah kompensasi finansial dan non finansial diperoleh pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang sebagai balas jasa atas pekerjaannya, mencakup gaji pokok, biaya operasional, kesejahteraan pegawai, tunjangan dan honorarium lainnya. Adapun penilaian variabel kompensasi menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Sunyoto (2013).

  Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling

  (SEM) dengan alat bantu program Amos 21.

  Hasil pengujian hipotesis-1 sampai hipotesis-5 penelitian pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Regresion Weights Full Model

  1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai

  Hasil perhitungan dari regresion weights full

  model diperoleh koefisien estimate sebesar 0.277

  adalah bentuk kontribusi konstruk kepemimpinan transformasional dalam mempengaruhi konstruk kinerja pegawai. Nilai standar error (SE) sebesar 0.089. Critical ratio (CR) atau t hitung dan probabilitas (ρ) adalah penilaian diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- masing 3.129 dan 0.002. Dari hasil pengujian stastistik diperoleh nilai CR atau t hitung, 3.129 > 1.96, t tabel dan probabilitas (ρ) 0.002 lebih kecil dari 0.05. Perolehan uji statistik ini membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang, sehingga hipotesis-1 (satu) diterima.

  Berdasarkan fakta ini, dapat dijelaskan bahwa keberadaan kepemimpinan transformasional diyakini mampu memberi perubahan perilaku dan sikap kerja pegawai untuk peningkatan produktifitas kerja pegawai. Teori Yulk (2001) mendefinisikan bahwa bagian perubahan organisasi yang sangat berpengaruh untuk peningkatan kinerja pegawai disebut dengan kepemimpinan transformasional. Pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Yammarino dan Bass, B.M (1990) menyatakan bahwa hasil kerja pegawai yang lebih menyenangkan merupakan pengaruh dari kepemimpinan transformasional dibandingkan dengan pendekatan kepemimpinan lainnya.

TEKNIK ANALISIS DATA

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

  Hasil hipotesis ini mendukung temuan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Mondiani (2012) yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Semarang. Kemudian, hasil penelitian Irawati dan Liana (2013) yang juga menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan transformasional secara langsung terhadap kinerja pegawai. Begitu juga dengan hasil penelitian Putra dan Adnyani (2013) yang menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai secara baik.

  2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja

  Pegawai

  Beberapa teori yang mendukung hasil hipotesis- 3 yaitu teori Judge & Locke, (1993) pada Saragih, (2007) yang mendefinisikan bahwa gaya kepemimpinan ialah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karena kepuasan kerja adalah faktor yang sangat kompleks. Pendapat lain adalah teori Yammarino dan Bass, B.M (1990) menyatakan bahwa hasil kerja pegawai yang lebih menyenangkan merupakan pengaruh dari kepemimpinan transformasional dibandingkan dengan pendekatan kepemimpinan lainnya.

  0.05. Perolehan uji statistik ini membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang, sehingga hipotesis-4 (empat) diterima.

  adalah bentuk kontribusi konstruk kepemimpinan transformasional dalam mempengaruhi konstruk kinerja pegawai. Nilai standar error (SE) ialah 0.110. Critical ratio (CR) atau nilai t hitung dan probabilitas (ρ) adalah penilaian diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- masing 3.007 dan 0.003. Dari hasil pengujian stastistik didapat nilai CR atau t hitung, 3.007 > 1.96, t tabel probabilitas (ρ) 0.003 lebih kecil dari

  model diperoleh koefisien estimate sebesar 0.332

  Hasil perhitungan dari regresion weights full

  4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

  Temuan penelitian ini relevan dengan hasil penelitian Mamesah dan Kusmaningtyas (2009) yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dalam bekerja. Hasil ini didukung dengan penelitian Taruno dkk (2012) yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dan hasil penelitian Kilapong (2013) yang juga menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan.

  adalah bentuk kontribusi konstruk kepemimpinan transformasional dalam mempengaruhi konstruk kinerja pegawai. Nilai standar error (SE) sebesar 0.093. Critical ratio (CR) atau nilai t hitung dan probabilitas (ρ) adalah penilaian diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- masing 3.189 dan 0.001. Dari hasil pengujian stastistik didapat nilai CR atau t hitung, 3.189 > 1.96, t tabel dan probabilitas (ρ) 0.001 lebih kecil dari 0.05. Perolehan uji statistik ini membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang, sehingga hipotesis-3 (tiga) diterima.

  Hasil perhitungan dari regresion weights full

  model diperoleh koefisien estimate sebesar 0.296

  Hasil perhitungan dari regresion weights full

  Temuan empiris sesuai dengan hasil penelitian Mondiani (2012) yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. PLN. Selain itu, hasil penelitian Natarani (2013) juga menemukan bahwa kompensasi material memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dan hasil penelitian Dhermawan dkk (2012) yang juga menyimpulkan terdapatnya pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Penelitian lain adalah hasil penelitian Cahyani dan Ardana (2013) yang membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan insentif finansial yang merupakan bentuk kompensasi terhadap kinerja pegawai non medis pada Rumah Sakit Balimed Denpansar.

  Pernyataan ini juga didukung oleh Handoko (2011) yang menyatakan bahwa hal penting dalam manajemen perusahaan dan sangat berpengaruh pada prestasi kerja dan kepuasan kerja pegawai disebut dengan kompensasi.

  Hasil hipotesis ini sesuai dengan teori Hasibuan (2012), menyatakan bahwa istilah kompensasi (compensation) mempunyai kesamaan arti dengan penghargaan (reward) yang berarti upah, ganjaran, hadiah, atau imbalan yang diterima oleh individu (karyawan) melalui sebuah hubungan kepegawaian. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dengan terpenuhinya kompensasi yang seimbang antara pengorbanan yang diberikan pegawai terhadap organisasi akan menimbulkan kepuasan kerja dan semangat kerja yang semakin baik bersungguh- sungguh dalam melaksanakan pekerjaan untuk peningkatan kinerja pegawai yang lebih baik.

  adalah bentuk kontribusi konstruk kepemimpinan transformasional dalam mempengaruhi konstruk kinerja pegawai. Nilai standar error (SE) sebesar 0.094. Critical ratio (CR) atau nilai t hitung dan probabilitas (ρ) adalah penilaian diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- masing 2.489 dan 0.013. Dari hasil pengujian stastistik didapat nilai CR atau t hitung, 2.489 > 1.96, t tabel dan probabilitas (ρ) 0.013 lebih kecil dari 0,05. Perolehan uji statistik ini membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang, sehingga hipotesis-2 (dua) diterima.

  model diperoleh koefisien estimate sebesar 0.235

3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja

  Hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja dinyatakan oleh Handoko (2011) yang menyatakan bahwa hal penting dalam manajemen perusahaan dan sangat berpengaruh pada prestasi kerja dan kepuasan kerja pegawai disebut kompensasi. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Luthans (2011) menyatakan kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pekerjaan itu sendiri, gaji/honor (kompensasi), kesempatan promosi, pengawasan (kepemimpinan), kondisi kerja dan rekan kerja.

  Hasil penelitian ini sejalan dan konsisten dengan temuan penelitian Panudju (2003) yang membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kepuasan kerja pada karyawan unit produksi produksi PT. X Palembang. Begitu juga hasil penelitian Kunartinah (2012) yang menemukan terdapat pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada PNS di Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan dan penelitian Dhermawan dkk (2012) yang juga menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Selanjutnya, adalah penelitian Nasution (2013) yang juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Karya Deli Stelindo Medan.

  Hasil perhitungan dari regresion weights full

  model diperoleh koefisien estimate sebesar 0.329

  adalah bentuk kontribusi konstruk kepemimpinan transformasional dalam mempengaruhi konstruk kinerja pegawai. Nilai standar error (SE) ialah 0.108. Critical ratio (CR) atau nilai t hitung dan probabilitas (ρ) adalah penilaian diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, dengan nilai masing- masing 3.056 dan 0.002. Dari hasil pengujian stastistik didapat nilai CR atau t hitung 3.056 > 1.96, t tabel dan probabilitas (ρ) 0.002 lebih kecil dari

  0.05. Perolehan uji statistik ini membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang, sehingga hipotesis 5 (lima) diterima.

  Hasil hipotesis ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Rivai dan Sagala (2009) bahwa kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerjaan bagaimana pekerjaan yang dilakukan pegawai dapat memuaskan kebutuhannya secara total. Muhadi (2007) berpendapat, peningkatan kinerja dapat dicapai jika terpenuhinya kepuasan kerja pegawai. Ini artinya, kinerja bisa dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Untuk itu pimpinan organisasi harus selalu dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawainya agar pelaksanaan tugas dan kegiatan di dalam organisasi dapat berjalan baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja pegawai dan pencapaian tujuan organisasi.

  Temuan empiris sesuai dengan hasil penelitian Mamesah dan Kusmaningtyas (2009) yang menyimpulkan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam bekerja. Kemudian, hasil penelitian Dhermawan dkk (2012) yang juga menunjukkan terdapatnya pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian Taruno dkk (2012) yang juga membuktikan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai.

  6. Pengaruh Tidak Langsung

  Pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah hipotesis-6 (enam) dan hipotesis-7 (tujuh) yang menjelaskan pengaruh tidak langsung konstruk kepemimpinan transformasional dan kompensasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebagai konstruk mediasi/intervening pada pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang. Kedua hipotesis ini menilai efek pengaruh tidak langsung, apakah kepuasan kerja sebagai konstruk mediasi/intervening mampu memperkuat pengaruh kepemimpinan transformasional dan kompensasi terhadap kinerja pegawai. Untuk menjelaskan hubungan kausalitas dari masing-masing konstruk dalam kedua hipotesis ini, berikut ini ditampilkan path analysis untuk menggambarkan ilustrasi nilai pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dalam membantu dan memahami pengaruh kepemimpinan transformasional dan kompensasi terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pada Gambar 2 di bawah ini :

5. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

  Gambar 2. Path Analysis

  a) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan Kerja

  Pengaruh tidak langsung (indirect effect) untuk hipotesis-6 (enam) dihitung dari nilai koefisien pengaruh langsung (direct effect) yang membentuk hipotesis-6 (enam) ini terdiri dari tiga pengaruh langsung yaitu ; pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai, pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Ilustrasi hipotesis-6 pada Gambar 3 di bawah ini : Gambar 3. Ilustrasi Hipotesis - 6 Besarnya pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja dihitung dengan mengalikan koefisien estimate pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja sebesar 0.296 dengan koefisien estimate pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 0.329 yaitu 0.296 x 0.329 = 0.097.

  Hasil perbandingan di atas diperoleh bahwa nilai koefisien estimate pengaruh langsung kepemimpinan transformasional terhadap kinerja ialah 0.277 dan besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening ialah 0.097. Total pengaruh adalah nilai pengaruh langsung ditambah dengan nilai pengaruh tidak langsung yaitu 0.277 + 0.097 = 0.374. Hasil penghitungan di atas membuktikan bahwa konstruk kepuasan kerja sebagai konstruk mediasi/intervening mampu memperkuat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai. Hasil hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung dapat memperkuat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai dengan total pengaruh melalui konstruk kepuasan kerja lebih besar dibanding pengaruh langsung atau 0.374 > 0.277.

  Dari hasil perhitungan ini, maka nilai standar

  b) Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan Kerja

  t = 2,14 Berdasarkan hasil perhitungan nilai t hitung diperoleh nilai sebesar 2.14. Hasil ini dibandingkan dengan nilai t tabel 1,96 pada kesalahan menolak data sebesar 5%. Ada tidaknya pengaruh mediasi/intervening dapat dibuktikan jika nilai t hitung > t tabel, jika t hitung > t tabel berarti terjadi pengaruh mediasi/intervening dan jika t hitung < t tabel berarti tidak terjadi pengaruh mediasi/intervening (Ghozali, 2008). Dari hasil perbandingan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 1,96 atau 2,14 > 1,96. Perolehan uji statistik di atas membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  0.04537633 ) 0,329 x 0,296 (

  t =

  S ab

  kepuasan kerja dalam mengoptimalkan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0.04537633. Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung maka dihitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : t = ab

  error pengaruh tidak langsung yang diberikan oleh

  d) S b adalah nilai error pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan sebesar 0.108.

  Untuk menentukan apakah tambahan pengaruh tidak langsung dari konstruk intervening dalam hal ini kepuasan kerja adalah signifikan atau berpengaruh nyata, maka untuk menilainya digunakan pendekatan uji Sobel (Sobel Test) yang dikembangkan oleh Sobel (1982) pada Kustianto dan Iskhak, (2015). Adapun prinsip uji Sobel yaitu dengan pengujian kekuatan pengaruh tidak langsung dari variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) melalui variabel intervening (M). Perhitungan secara statistik pengaruh tidak langsung yaitu dengan cara mengalikan jalur X -- M (a) dengan jalur M --Y (b) atau ab. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb. Besarnya standar

  c) Nilai a adalah nilai koefisien pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dengan nilai 0.296.

  b) S a adalah nilai error pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dengan nilai 0.093.

  a) Nilai b adalah nilai koefisien pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan nilai 0.329.

  Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Sobel (1982) pada Kustianto dan Iskhak, (2015) dengan memperhatikan ilustrasi pada gambar di atas sebagai berikut :

  S ab

  dihitung dengan rumus berikut ini : Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung dihitung dari nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : t = ab

  error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab

  Pengaruh tidak langsung (indirect effect) untuk hipotesis-7 (tujuh) dihitung dari nilai koefisien pengaruh langsung (direct effect) yang membentuk hipotesis-7 (tujuh) ini terdiri dari tiga pengaruh langsung yaitu ; pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai, pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja dan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Ilustrasi hipotesis-7 pada Gambar 4 di bawah ini :

  Gambar 4. Ilustrasi Hipotesis-7 Besarnya pengaruh tidak langsung kompensasi terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja ditentukan dengan mengalikan koefisien estimate pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0.332 dengan koefisien estimate pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 0.329 yaitu 0.332 x 0.329 = 0.109.

  kepuasan kerja dalam mengoptimalkan pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0,052311598. Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung maka dihitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : t = ab

  3. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  2. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu :

  KESIMPULAN

  t = 2,09 Berdasarkan hasil perhitungan nilai t hitung diperoleh nilai sebesar 2.09. Hasil ini dibandingkan dengan nilai t tabel 1,96 pada kesalahan menolak data sebesar 5%. Ada tidaknya pengaruh mediasi/intervening dapat dibuktikan jika nilai t hitung > t tabel, jika t hitung > t tabel berarti terjadi pengaruh mediasi/intervening dan jika t hitung < t tabel berarti tidak terjadi pengaruh mediasi/intervening (Ghozali, 2008). Dari hasil perbandingan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 1,96 atau 2,09 > 1,96. Perolehan uji statistik di atas membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kompensasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  8 0,05231159 ) 0,329 x 0,332 (

  t =

  S ab

  error pengaruh tidak langsung yang diberikan oleh

  Hasil perbandingan pada tabel di atas diperoleh nilai koefisien estimate pengaruh langsung kompensasi terhadap kinerja ialah 0.235 dan besarnya pengaruh kompensasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja ialah 0.109. Total pengaruh ialah nilai pengaruh langsung ditambah dengan nilai pengaruh tidak langsung yaitu 0.235 + 0.109 = 0.344.

  Dari hasil perhitungan ini, maka nilai standar

  d) S b adalah nilai error pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan sebesar 0.108

  b) S a adalah nilai error pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja dengan nilai 0.110 c) Nilai a adalah nilai koefisien pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja dengan nilai 0.332

  0.329.

  Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Sobel yang dikembangkan oleh Sobel (1982) pada Kustianto dan Iskhak, (2015) dengan memperhatikan ilustrasi pada gambar di atas yaitu : a) Nilai b adalah nilai koefisien pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan nilai

  S ab

  dihitung dengan rumus berikut ini : Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung dihitung dari nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : t = ab

  error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab

  Untuk menentukan apakah tambahan pengaruh tidak langsung dari konstruk intervening dalam hal ini kepuasan kerja adalah signifikan atau berpengaruh nyata, maka untuk menilainya digunakan pendekatan uji Sobel (Sobel Test) yang dikembangkan oleh Sobel (1982) pada Kustianto dan Iskhak, (2015). Adapun prinsip uji Sobel yaitu dengan pengujian kekuatan pengaruh tidak langsung dari variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) melalui variabel intervening (M). Perhitungan secara statistik pengaruh tidak langsung yaitu dengan cara mengalikan jalur X -- M (a) dengan jalur M --Y (b) atau ab. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb. Besarnya standar

  4. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  5. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan memasukkan variabel-variabel lain yang dapat signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja dan Pertanian Peternakan Perkebunan dan disarankan bagi peneliti yang akan datang adalah Kehutanan Kota Padang. mengembangkan model penelitian dengan

  

6. Ditemukan pengaruh yang positif dan signifikan memasukkan variabel lain yang secara teoritis

  kepemimpinan transformasional terhadap berpeluang mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja pegawai melalui kepuasan kerja sebagai kinerja. variabel intervening pada pegawai Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan DAFTAR PUSTAKA Kehutanan Kota Padang Avolio, B.J., Bass, B.M. & Jung, D.I. 1999.

  7. Ditemukan pengaruh positif dan signifikan Reexamining the Components of

  kompensasi terhadap kinerja pegawai melalui

  Transformational Leadership and

  kepuasan kerja sebagai variabel intervening

  Transactional Leadersip using the

  pada pegawai Dinas Pertanian Peternakan Multifactor Leadership Questionnaire. Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang.

  Journal of Occupational and Organizational Psychology.

  IMPLIKASI

  Cahyani, P.N dan Ardana, I.K. 2013. Pengaruh Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa Lingkungan Kerja Fisik, Gaya

  Kepemimpinan dan Insentif Finansial implikasi yang berguna untuk pihak-pihak yang Terhadap Kinerja Pegawai Non Medis berkepentingan sebagai berikut : Pada Rumah Sakit Balimed Denpasar.

  1. Implikasi Untuk Akademisi

  E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Hasil studi empiris ini diharapkan dapat Vol.2, No.4 (2013)-ISSN : 2302-8912. menjadi salah satu bentuk kontribusi untuk Depdiknas, 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. memperkaya ilmu pengetahuan dan literatur Indonesia : Gramedia Pustaka. penelitian serta kepustakaan, terutama yang

  Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya berhubungan dengan Pengaruh Kepemimpinan Manusia. Jakarta: Indeks. Transformasional dan Kompensasi Terhadap Dewi, Irra Chrisyanti dan Herachwati, Nuri. 2010. Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Pegawai. Hasil

Dokumen yang terkait

PENGARUH LOCUS OF CONTROL INTERNAL, STRES KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERSONIL POLRES PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN) ARTIKEL

0 2 18

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

0 5 18

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN, PENANGANAN KOMPLAIN TERHADAP LOYALITAS NASABAH DENGAN CITRA BANK DAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

1 10 15

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH DEPOSITO DENGAN KEPERCAYAAN NASABAH SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada Bank Jambi Cabang Sungai Penuh) ARTIKEL

0 0 12

PENGENDALIAN LAYANAN PERPANJANGAN IJIN PADA PTN DAN KOPERTIS WILAYAH I - XII

0 0 10

1 PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEPALA DAERAH, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI SUMATERA

1 2 28

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP REALISASI APBD DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2010 – 2014 ARTIKEL

0 0 24

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI

0 0 12

PENGARUH PRODUK POLITIK, PROMOSI POLITIK, DAN CITRA KANDIDAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PARIAMAN DENGAN KEPERCAYAAN KONSTITUEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

0 0 15