BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi - Strategi Pengembangan Bisnis pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto Jalan Ringroad Medan

BAB II KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

  Strategi sering digunakan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya,begitu juga dalam dunia bisnis. Biasanya istilah strategi sering digunakan dalam perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya, namun kali ini strategi juga dipergunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Menurut Wikipedia strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan, gagasan, perencnaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu.dalam kondisi yang yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema , mengindentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

  Selanjutnya menurut Siagian (2004), strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

  Menurut Januch dan Glueck (1991 : 9), strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan integrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yangt dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

      kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. (Rangkuti, 2006:3) Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi atau perusahaan.

  2.1.2 .Manfaat Strategi Menurut Greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen stragegi menawarkan manfaat antara lain : a.

  Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang b.

  Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen c. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian aktivitas d.

  Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah ditetapkan f.

  Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk mengenali peluang g.

  Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan ad hoc h.

  Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf    

2.1.3 Strategi Bisnis

  Strategi bisnis adalah strategi yang menekan pada peningkatan dari posisikompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industry yang spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen dan Hunger, 2011:13).

  Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih di tekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industry atau segmen pasar tertentu (Solihin 2012:196).

  Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

  Pengembangan perencanaan/strategi pada tingkatan bisnis mencakup, sebagai berikut: a.

  Tujuan jangka panjang dari unit bisnis.

  b.

  Pembuatan strategi dan struktur pengendalian pada bisnis.

     

2.1.4 Jenis-Jenis Strategi pada Unit Bisnis

  Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012:196) menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu:

  1. Kepemimpinan biaya (Cost Leadership) Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan (competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha mencapai biaya paling rendah disbanding perusahaan lain yang berada dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaan dapat berasal dari penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan baku yang lebih menguntungkan disbanding pesaing, dan sebagainya. Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah menghambat masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama.

  2. Diferensiasi (differentiation) Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk memiliki keunikan pada dimensi tertentu dari produk yang mereka hasilkan, dimana keunikan tersebut dianggap bernilai bagi konsumen. Diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, system pengantaran pesanan, pendekatan pasaran, dan sebagainya.

     

  3. Fokus (focus) Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam suatu industry kemudian mereka akan mengembangkan strategi yang sesuai untuk segmen tersebut yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas. Strategi fokus terbagi dua jenis yaitu: fokus pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi (differentiation focus). Perusahaan yang berfokus pada biaya akan berusaha untuk meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan produk dengan biaya lebih rendah dalam suatu industry yang tidak dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas.

  Sedangkan perusahaan yang berfokus pada diferensiasi akan berusaha meraih pelanggan yang tidak terlayani dengan baik oleh perusahaan lain dengan cara menawarrkan produk atau layanan yang berbeda dengan pesaing.

2.2 Pengembangan Usaha Kecil

  Menurut Hunger & Wheelen, (2003:502), perusahaan kecil adalah perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak dominan dalam operasinya. Pada tahap awal usaha, perkembangan yang ditunjukkan oleh perusahaan dengan peningkatan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan tersebut merupakan bekal usaha jangka panjang untuk memperoleh usaha yang lebih besar lagi (Gitosudarmo, 2001:20).

      Secara lebih rinci, Hunger dan Wheelen (2003:514) memaparkan tahap perkembangan perusahaan kecil, yaitu:

1. Tahap Eksistensi

  Pada tahap ini, perusahaan menghadapi masalah dalam mendapatkan pelanggan dan menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Struktur organisasi masih sederhana. Wirausahawan mengerjakan semuanya dan mengkoordinasi bawahan secara langsung.

  2. Tahap Kelangsungan Hidup Pada tahap ini, perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.

  Hal ini tercermin dari peningkatan volume penjualan produk. Struktur organisasi masih sederhana, tetapi perusahaan sudah memiliki manajer penjualan yang ditugaskan oleh pemilik.

  3. Tahap Sukses Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan tidak hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang cukup untuk diinvestasikan kembali. Struktur organisasi pada tahap ini berubah menjadi struktur organisasi fungsional.

  4. Tahap Tinggal Landas Pada tahap ini perusahaan tumbuh secara cepat. Pendiri harus mendelegasikan tugas kepada manajer professional. Tahap ini adalah tahap transisi dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar.

     

5. Tahap Kematangan Sumber Daya

  Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi dan karakteristik perusahaan besar. Perusahaan mungkin masih berukuran kecil sampai sedang, tetapi telah dikenal sebagai perusahaan yang di perhitungkan dalam industry.

2.3 Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threats)

  Analisis SWOT atau sering juga disebut Matriks SWOT, merupakan metode perencanaan terstruktur yang digunakan untuk mengevaluasi Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang). Threats (ancaman) yang terdapat pada suatu proyek atau perusahaan.analisis SWOT dapat digunakan untuk produk, tempat, industry, atau perorangan. Analisis ini melibatkan tujuan spesifik dari bisnis atau proyek dan mengindentifikasikan factor internal dan eksternal yang dapat membantu atau malah menyulitkan tujuan.

  Analisis SWOT merupakan alat analisis situasional yang banyak digunakan perusahaan dalam melakukan formulasi strategi (Solihin 2012:164).

  Analisis strategi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.

  Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternative perusahaan untuk membantu manajer strategis memutuskan kearah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu memenangkan persaingan bisnis.

     

2.3.1 Analisis SWOT terdiri dari 4 (empat) faktor a.

  Strenght (kekuatan)

  

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep

  bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam

  faktor-faktor internal positif yang berperan

  tubuh organisasi. Atau strength adalah

  

terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi

(Zimmerer, 2002:42). Defenisi tersebut menunjuk bahwa perusahaan memiliki faktor- faktor yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Faktor- faktor ini harus benar-benar diketahui oleh perusahaan agak tidak salah dalam merancang strategi dalam mencapai visi perusahaan.

  b.

  Weakness (kelemahan) Weakness (kelemahan) adalah faktor-faktor internal negatif yang

  merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimerer, 2002:42). Kelemahan dari sebuah perusahaan hendaknya dapat diminimalisir, karena apabila kelemahan ini lebih dominan dari kekuatan maka perusahaan tidak akan survive dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kelemahannya sedini mungkin agar dapat meminimlkan kelemahan tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.

      c.

  Opportunity (peluang)

  Opportunity (peluang) adalah poin-poin eksternal positif yang dapat

  dimanfaatkan oleh suatu bisnis untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimeerer, 2002:43). Peluang merupakan lingkungan luar perusahaan sehingga perusahaan tidak dapat menghilangkan atau menciptakan sebuah peluang.

  Perusahaan hanya dapat mencari informasi mengenai peluang-peluang yang ada dipasar. Perusahaan yang dapat melihat dan memanfaatkan peluang dan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, setiap perusahaan hendaknya memiliki informasi yang aktual dan akurat mengenai perkembangan dunia bisnis.

  d.

  Threat (ancaman)

  Threat (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar negatif yang merintangi

  kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimmerer, 2002:44). Setiap perusahaan akan menghindari ancaman yang ada, karena ancaman merupakan hal yang dapat menggagalkan tujuan perusahaan. Dengan kata lain setiap perusahaan akan berusaha dan bahkan mungkin menghilangkan ancaman. Akan tetapi ancaman dalam dunia bisnis tidak dapat dihilangkan atau dihindari. Sebuah ancaman hanya dapat diminimalkan dengan kekuatan (strength) yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mampu menghadapi ancaman dan dapat bertahan maka akan menjadi pemenang dalam persaingan bisnis.

     

2.3.2 Fungsi SWOT ( Strenght Weakness Opportunity Threat )

  Menurut Ferrel dan Harline (2005:48), fungsi analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

  Analisis SWOT dapat digunakan berbagai cara untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan.

  Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkan dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dan peluang, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau mnciptakan sebuah ancaman baru.

     

2.4 Usaha Kecil Menengah (UKM)

  Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi dinegara kita sejak beberapa waktu lalu, dimaa banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnan bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UKM justru lebih tangguh dalam menghadapi aktifitas tersebut.

  Pengembangan UKM perlu mendapat perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang yang lebih kompetitip bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu diupayakan lebih kondusip bagi tmbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan peranya dalam memberdayakan UKM, disamping mengembangkan kemitraan usaha yang salig menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, dikarenakan UKM .merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, meskipun jika di lihat skala ekonominya tidak seberapa jauh namun jumlah UKM sangat besar dan dominan serta sumbangan yang diberikan selama ini baik untuk masyarakat maupun untuk negara dapat dirasakan hasilnya.

      Pemerintah pada intinya mempunyi kewajiban untuk memecahkan tiga (3) masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM , yakni; akses pasar, modal dan teknologi yang selama ni kerap menjadi pembicaraan diberbagi pertemuan seperti diseminar-seminar maupun konfrensi . secara keseluruhan terdpat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengembangan unit usaha UKM , antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan sumber daya manusia, ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan tingkatan, jaringan bisnis dan kompetisi.

  Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UKM yaitu, Pertama karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produkif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktifitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar (Berry, dkk, 2001).

2.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)

  Usaha Kecil Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu kejenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

     

     

  Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

  1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

  2. Micro enterprice, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

  3. Small Dynamic Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan eksport.

  4. Fast Moving Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.

  Dibawah ini dapat dilihat beberapa Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan UKM:

  1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

  2. PP No. 44 TAHUN 1997 tentang Kemitraan.

  3. PP No. 32 tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

  4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha MenengahKeppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/jenis Usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan.

  5. Keppres Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredt Usaha Kecil Dan Menengah.

  6. Permenn BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara.

  7. Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

  Dengan diundangkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah pada tanggal 4 juli 2008, kini Indonesia telah memiliki defenisi UMKM yang lebih lengkap dibanding dengan defenisi dalam UU lama, yaitu : UU No. 5 Tahun 1995, yang mendefenisikan hanya Usaha Kecil. Defenisi tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu aset/kekayaan bersih dan atau omset penjualan tahunan. Implikasi Pemberlakuan Undang-undang No. 20 tahun 2008 terhadap Data Kredit UMKM. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan beberapa pengertian:

  1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kreteria Usaha Mikro sebgaimana diatur dalam UU ini.

  2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kreteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

     

     

  3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil dari penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

  Pasal 6 Undang-Undang NO. 20 TAHUN 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menyebutkan kriteria UMKM, yaitu : 1.

  Usaha Mikro memiliki asset maksimal. 50 juta dan omzet maksimal 300 juta

2. Usaha Kecil , memiliki asset > 50 juta – 500 juta dan omzet > 2,5 Milyar –

  50 Milyar 3. Usaha Menengah memiliki asset > 500 juta – 10 Milyar dan omzet > 2,5

  Milyar – 50 Milyar Dari namanya dapat diartikan bahwa UKM merupakan usaha untuk mereka yang belum termasuk sebagai kalangan atas. Tapi jangan pernah mengecilkan arti dari UKM karena usaha ini juga turut memberikan peran besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara, apalagi jika Negara itu termasuk sebagai Negara kecil yang sedang berkembang. Dengan adanya UKM maka setiap warga Negara tanpa membedakan strata diberikan kesempatan untuk mendapatkan serta menciptakan lapangan kerja sebagai pemilik usaha. Mereka tidak perlu ikut bersaing dengan orang lain yang memiliki modal ijazah dan berebutan mencari lapangan kerja di dunia perkantoran Selanjutnya beberapa pasal dibawah ini memperjelas keberadaan UKM, yaitu :

  Pasal 7 (1)

  Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi aspek: a.

  Pendanaan ; b.

  Sarana dan prasarana c. Informasi usaha; d.

  Kemitraan; e. Perizinan usaha f. Kesempatan berusaha; g.

  Promosi dagang; h. Dukungan kelembagaan.

  (2) Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu menumbuhkan iklim usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

      Pasal 8 Aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan untuk: a.

  Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank; b.

  Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan sehingga dapat diaks dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengh; c.

  Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,; d. Membantu para pelaku usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainya yang disediakan oleh perbankan dan lebaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan system konvensional maupun system syariah dengan jaminan yang disediakan oleh pemerintah.

  Pasal 9 Aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b ditujukan untuk: a.

  Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil; b.

  Memberikan keringanan tariff prasarana tertentu bagi usaha Mikro dan Kecil.

      Pasal 10 Aspek informasi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c a. Membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan informasi bisnis; b.

  Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber pembiayaan, komoditas, penjamin, desian dan teknologi dan mutu; c.

  Memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku usahaMengadakan prasarana umum yang dapat mendor dan Menengah atas segala usaha

  Pasal 11 Aspek kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d ditujukan untuk : a.

  Mewujudkan kemitraan antar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah b. Mewujudkan kemitraan antara usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar c. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan transaksi usaha d.

  Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro, Kecil, dan menengah e. Mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen f.

  Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

     

     

  Pasal 12 (1)

  Aspek perizinan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e. ditujukan untuk: a.

  Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan system pelayanan terpadu satu pintu; b.

  Membebaskan biaya perinzinan bagi usaha Mikro dan memberikan keriganan biaya perinzinan bagi usaha kecil (1)

  Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan izin usaha diatur dengan Peraturan Pemerintah Secara fungsi, UKM memiliki dua peran yaitu sebagai wadah inovasi dan yang kedua adalah sebagai wadah yang merencanakan. Selain itu UKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa, juga sebagai penggagas, penggerak dan pengendali atau juga pemicu pembangunan sosial ekonomi dalam Negara.

  UKM dinegara berkembang, seperti Indonesia sering dikaitkan dengan masalah ekonomi dan sosial dlam negeri seperti besarnya jumlah pengangguran,ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta masalah urbanisasi.

  Perkembngan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut diatas.

  Dari penjelasan di atas, secara spesifik dapat disimpulkan lagi beberapa manfaat UKM yang diantaranya adalah :

  1. Untuk membuka lapangan pekerjaan. Adanya UKM dikatakan dapat membuka lapangan pekerjaan secara luas bagi masyarakat dan tentunya juga akan menjadi cara untuk mengatasi pengangguran.

  2. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto. Secara khusus di Negara kita, UKM telah memberi andil untuk menyumbang pajak yang cukup besar. Data ini memperlihatkan bahwa UKM sangat berperan dalam membantu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

  3. Solusi efektif untuk permasalahan ekonomi masyarakat menengah. Ada suatu penelitiana yang membuktikan bahwa perekonomian suatu Negara akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya inovasi dalam produksi, dan ini ada pada UKM.

2.4.2 Jenis – Jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)

  Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah : a. Usaha Manufaktur (Manufacturing Business) yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir dan sebagainya.

     

     

  b. Usaha Dagang (Merchandising Business) adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.

  c. Usaha Jasa (Service Business) yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang lainnya.

2.4.3 Strategi Pengembangan UKM

  Jumlah UKM yang ada di Indonesia saat ini semakin bertambah banyak, namun jumlah UKM ini ternyata tidak sebanding dengan tingkat daya sain UKM tersebut, baik secara local maupun internasional, sementara kebanyakan UKM di Indonesia hanya melakukan proses produksi, berdagang dan perekonomian, sehingga membuat daya saing UKM di Indonesia tidak bisa bersaing dengan perusahaan besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk tetap bertahan dan berkembang didalam dunia bisnis yang semakin ketat kita harus memiliki ketrampilan, dapat bekerja secara professional dan mampu menciptakan inovasi- inovasi pada bisnis mereka.

  Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan kita adalah meningkatkan UKM yang dimiliki: 1.

  Pelaku UKM harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya.

  Walaupun anda masih memulai UKM dan belum memiliki seorang karyawan. Anda tetap harus menanamlan jiwa kepemimpinan dalam diri anda, sehingga ketika nantinya memiliki karyawan, Anda dapat memimpin karyawan tersebut dengan baik. Kemampuan Anda dalam memimpin, merencanakan, mengatur dan menjalankan sebuah usaha tentunya akan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usaha itu sendiri

  2. Pelaku UKM harus mau belajar tentang managemen .

  Pengetahuan tentang managemen adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pelaku UKM. Dengan modal knowledge managemen, Anda akan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam bisnis Anda, dan dapat mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi.

  3. Pelaku UKM harus melakukan marketing dan branding Salah satu penyebab kegagalan sebuah UKM adalah tidak melakukan marketing dan branding secara maksimal. Dua factor ini adalah sangat penting dalam tumbuh kembangnya sebuah usaha, baik usaha skala besar ataupun kecil. Sebaliknya Anda menciptakan sebuah logo dan juga nama perusahaan yang mudah diingat oleh orang lain dan juga melakukan promosi, agar UKM Anda semakin dikenal oleh masyarakat luas.

     

  4. Pelaku UKM harus mampu beradaptasi Pasar yang semakin luas dan pertumbuhanUKM yang semakin banyak, tentunya akan menciptakan banyak tantangan. Seorang pelaku UKM harus juli dalam memperhatikan segala peluang dan hambatan yang mungkin datang kehadapan anda.

  5. Pelaku UKM harus mampu berinovasi Inovasi dalam bisns merupakan sesuatu hal yang penting, seorang pelaku UKM harus bisa berinovasi dalam menawarkan produknya kepasar.

  Secara teori mungkin 5 langkah yang disebutkan diatas cukup mudah, namun pada kenyataannya dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja keras.

2.4.4. Manajemen Strategi

  Manajemen strategi merupakan istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses keputusan yang merupakan fokus pembahasan ini.

  Menurut Umar (2008), manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan antarfungsi yang memungkinkan sebuah organisasi tercapai dimasa mendatang. Perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi , misi, falsafah dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

      David (2004) mendefenisikan manajemen strategis merupakan ilmu tentang perumusan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan. Manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan system informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru yang berbeda dimsa mendatang.

2.4.5. Tahapan Penyusunan Strategi

  Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

  1. Analisis Lingkungan Eksternal Umar (2008) menjelaskan lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sector lingkungan dalam menentukan peluang dan ancman bagi perusahaan Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu : lingkungan makro dan lingkungan industry.

  2. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam suatu perusahaan.internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan system informasi manajemen.

     

2.4.6. Permasalahan yang Dihadapi UKM

  Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah (UKM), meliputi : 1.

  Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang hanya mengandalkan modal dari sipemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan administratif dan tehnis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

  2. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM adalah ketentuan mengeni agunan karena tidak semua UKM memilik harta yang memadai dn cukup untuk dijadikan agunan. Terhadap akses pembiayaan lain seperti investasi sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila gerbang investasi hendak dibuka untuk UKM, antara lain kebijakan jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha. (Amiruddin. 2004. 31-34).

     

2.4.7. Kelebihan Dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah

  1. Kelebihan Usaha Kecil Menengah

  a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

  b. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.

  c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar yang pada umumnya birokratis d. terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahawan.

  2. Kelemahan Usaha Kecil Menengah

  a. Kesulitan pemasaran Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan Akarasanee

  (1988) di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk- produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.

  b. Keterbatasan Finansial UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial antara lain, modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.

      c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

  d. Masalah Bahan Baku Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu dan produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.

  e. Keterbatasan teknologi Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat- alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta

     

     

  kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru.

  Sedangkan Glendoh (2001) menyebutkan usaha kecil dalam arti luas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Industri kecil adalah industri berskala kecil, baik dalam ukuran modal, jumlah produksi maupun tenaga kerjanya.

  2. Perolehan modal umumnya berasal dari sumber tidak resmi seperti tabungan keluarga, pinjaman dari kerabat dan mungkin dari “lintah darat”.

  3. Karena skala kecil, maka sifat pengelolaannya terpusat, demikian pula pengambilan keputusan tanpa atau dengan sedikit pendelegasian fungsi dalam bidang-bidang pemasaran, keuangan, produksi dan lain sebagainya.

  4. Tenaga kerja yang ada umumnya terdiri dari anggota keluarga atau kerabat dekat, dengan sifat hubungan kerja yang “informal” dengan kualifikasi teknis yang apa adanya atau dikembangkan sambil bekerja.

  5. Hubungan antara keterampilan teknis dan keahlian dalam pengelolaan usaha industri kecil ini dengan pendidikan formal yang dimiliki para pekerjanya umumnya lemah.

  6. Peralatan yang digunakan adalah sederhana dengan kapasitas output yang rendah pula.

  Dengan ciri-ciri tersebut usaha kecil dapat terhambat perannya yang sangat potensial dan secara nyata menunjang pembangunan di sektor ekonomi yaitu: a. Usaha kecil merupakan penyerap tenaga kerja.

  b. Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak yang berpenghasilan rendah.

  c. Usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena keberhasilannya dalam memproduksi komoditi non migas.

2.4.8 Ciri-Ciri dan Contoh Usaha Kecil Menengah

  A. Ciri-Ciri Usaha Kecil Menengah Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak

  • gampang berubah.

  Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah pindah.

  • Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
  • sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.
  • Nomor Penduduk Wajib Pajak (NPWP).

  Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk

  • berwirausaha.

  Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam

  Sebagian sudah akses ke Perbankan dalam hal keperluan modal.

  • Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
  • seperti business planning.

     

     

  Koperasi berskala kecil

  d.

  Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsosek, pemeliharaan kesehatan, dll.

  c.

  Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

  b.

  Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi.

  C. Ciri-Ciri Usaha Menengah a.

  e.

  B. Contoh Usaha Kecil a.

  Peternakan ayam, itik dan perikanan.

  d.

  Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meuble, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan kerajinan tangan.

  c.

  Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya.

  b.

  Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.

  Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dll.

     

  e.

  Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbangkan f. Pada umumnya telah memiliki sumberdaya manusia yang terlatih dan terdidik.

  D. Contoh Usaha Menengah a.

  Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah.

  b.

  Usaha perdagangan (grosir) termsuk ekspor dan impor

  c. Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi.

  d. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam.

  e. Usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer buatan.

2.5 Rumah Makan / Restaurant

  Banyak faktor yang melatar belakangi bisnis rumah makan. Bisnis rumah makan memang gak pernah matinya, bisnis ini semakin subur seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya hidup yang ingin serba cepat saji. Pertumbuhan bisnis rumah makan meningkat pasti setiap tahunnya, dan dari sekian banyak rumah makan yang berdiri tidak semua mempunyai alasan sama mengapa mereka mendirikan bisnis ini. Dengan berbagai macam alasan dan dengan latar belakang pendorong yang berbeda, banyak yang berhasil dalam bisnisnya.

     

  Bisnis rumah makan termasuk bisnis yang berisiko besar, karena bisnis makanan berbeda dengan bisnis-bisnis lainnya. Kecuali yang dijual adalah makanan kering yang bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Namun jika anda ingin yakim pangsa pasarnya bagus, maka bisnis makanan akan memberi keuntungan yang berlipat ganda. Ada berbagai alasan mengapa ingin berbisnis rumah makan antara lain: 1.

  Makanan adalah kebutuhan pokok; 2. Orang butuh makanan; 3. Hobi makan atau hobi masak; 4. Melihat peluang bisnis ini masih besar; 5. Mempunyai resep khas yang mungkin akan banyak disukai karena enak; 6. Pernah mengikuti pendidikan dalam bidang kuliner; 7. Tergiur dengan profit yang cukup besar; 8. Melihat keberhasilan pengusaha rumah makan yang ada.

2.5.1 Pengertian Rumah Makan

  Rumah makan adalah suatu tempat makanan yg siap saji dengan adanya fasilitas-fasilitas yang dibuat untuk menarik bagi konsumen.

2.5.2 Jenis-Jenis Rumah Makan

  Rumah Makan dibagi menurut jenisnya: 1.

   Café Café adalah kelas rumah makan untuk segmen kelas menegah atas. Café

  biasanya berlokasi di tempat yang sering dikunjungi oleh kalangan atas, seperti hotel berbintang, daerah pusat perkantoran (daerah segitiga emas), dan juga mall atau plaza di sekitar pusat kota.

  2. Restaurant Restaurant sering disebut Rumah Makan. Restaurant merupakan kelas

  rumah makan untuk segmen menengah, dan kalangan atas juga bisa makan disini. Dari segi harga, restaurant lebih murah dari pada café. Restaurant banyak ditemui di pusat perbelanjaan mulai dari pusat kota ataupun daerah pinggiran kota. Restaurant dapat berdiri sendiri dalam satu bangunan di jalan strategis, namun dapat juga di daerah keramaian didalam pemukiman penduduk.

  3. Warung Makan Warung makan sering disebut dengan berbagai macam nama sejenis, seperti warung tegal (warteg), kedai makan, kantin, warung padang, dan sebagainya. Warung makan merupakan kelas rumah makan untuk kalangan menengah ke bawah. Memang banyak juga kalangan menengah ke atas yang menikmati akan disini, tetapi biasanya kalangan menengah ke bawahlah yang datang. Warung makan ini biasa didirikan di dekat lokasi keramaian tetapi di tempat yang sederhana, seperti di belakang gedung

      perkantoran, dibelakang mall, atau banyak juga di temukan di dekat pemukiman penduduk.

  4. Kaki Lima Tempat makan ini memang jelas ditunjukkan untuk kelas ekonomi bawah.

  Akan tetapi, segmen menengah ke atas juga banyak yang makan di kaki lima ini dikarenakan menu makanan yang disajikan enak sehingga banyak disukai. Tempat kaki lima ini biasanya ada di pinggir pertokoan, dan kebanyakan di bawah tenda karena berjualan di bawah emperan toko, bahkan tanpa tenda hanya berupa deretan bangku plastic dan makan di dalam kendaraan.

2.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Bisnis Rumah Makan

  Bisnis rumah makan mempunyai sisi kelebihan dan kelemahan dalam operasional usahanya. Adapun kelebihan dan kelemahannya antara lain: Kelebihan: 1.

  Apabila usaha rumah makan yang dijalankan sangat laris akan memberikan keuntungan lebih karena profit untuk bisnis makanan biasanya di atas 30%.

  2. Dapat memulai usaha dengan modal relatif minim dengan memilih jenis usaha rumah makan skala kecil.

  3. Dapat dijalankan secara sampingan dan rumahan tanpa mengganggu pekerjaan utama.

      Kelemahan: 1.

  Apabila rumah makan yang dikelola kurang laris banyak bahan makanan yang tidak terpakai karena busuk atau basi sehingga menyeebabkan kerugian.

  2. Rumah makan harus memperhatikan kualitas bahan yang higenis, apabila kurang cermat dapat mengakibatkan keracunan pada konsumen.

  3. Apabila menu yang disajikan mempunyai rasa yang tidak disukai otomatis usaha rumah makan tersebut kurang laris.

  2.5.4 . Cara Penghitungan Modal

  Modal Usaha dibagi atas 2 (dua ) bagian, yaitu : 1.

  Modal Investasi Modal investasi adalah modal awal yang diperlukan untuk biaya pembelian harta tetap atau disebut juga aset. Tanah, bangunan atau gedung , mesin dan peralatan merupakan contoh dari modal investasi 2.

  Modal kerja Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk biaya operasional usaha, yaitu modal untuk biaya rutinitas dalam usaha. Modal kerja dibagi atas dua jenis biaya, yaitu Biaya tetap (biaya yang setiap bulannya tetap), dan Biaya Variabel (biaya yang pengeluaran setiap bulannya tidak tetap, yang mungkin disebabkan oleh adanya order tambahan atau pekerjaan tambahan (Wulan Ayodia, 2012).

      Bisnis rumah makan mempunyai sisi kelebihan dan kelemahan dalam operasional usahanya. Adapun kelebihan dan kelemahannya antara lain: Kelebihan: 1.

  Apabila usaha rumah makan yang dijalankan sangat laris akan memberikan keuntungan lebih karena profit untuk bisnis makanan biasanya di atas 30%.

  2. Dapat memulai usaha dengan modal relative minim dengan memilih jenis usaha rumah makan skala kecil

  3. Dapat dijalankan secara sampingan dan rumahan tanpa mengganggu pekerjaan utama.

  Kelemahan: 1.

  Apabila rumah makan yang dikelola kurang laris banyak bahan makanan yang tidak terpakai karena busuk atau basi sehingga menyeebabkan kerugian.

  2. Rumah makan harus memperhatikan kualitas bahan yang higenis, apabila kurang cermat dapat mengakibatkan keracunan pada konsumen.

  3. Apabila menu yang disajikan mempunyai rasa yang tidak disukai otomatis usaha rumah makan tersebut kurang laris.

     

2.6 Diversifikasi Strategi Pengembangan Usaha

2.6.1 Defenisi Strategi Pengembangan

  Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk mencapai tujuan. Pengembangan suatu usaha sangat bergantung pada tersedianya sumber daya, tetapi sumber daya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi dan keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumber daya merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu usaha yaitu lahan, modal, tenaga kerja, dan sarana produksi (Andri, 2004:11).

                             

     

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2011-2015

0 0 29

Lampiran 1 Analisa Reliabilitas Case Processing Summary - Gambaran Persepsi Guru Terhadap Blended Learning Pada SMK Tritech Informatika Medan

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSEPSI 1. Definisi Persepsi - Gambaran Persepsi Guru Terhadap Blended Learning Pada SMK Tritech Informatika Medan

0 0 12

2.1 Sensor Photodioda - Rancang Bangun Pengisi Cairan ke Botol Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR) - Analisis Pemfaatan Dana CSR PTPN III Terhadap Perkembangan UMKM di Kota Medan

0 0 36

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oral Higiene - Hubungan Oral Higiene dengan Pengalaman Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Studi Karakteristik Abu Sekam Padi Dengan Kitosan Molekul Tinggi Nanopartikel Sebagai Bahan Dentinogenesis Pada Kavitas Profunda (In Vitro)

0 1 32

Kode responden FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Nama : Siska Oktavia Saragih Judul Penelitian : Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Semangka - Analisis Usahatani Semangka (Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 14