BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oral Higiene - Hubungan Oral Higiene dengan Pengalaman Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Oral Higiene

  Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler

  9

  jika seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Plak gigi terbentuk oleh bakteri yang berusaha menempel pada permukaan halus dari gigi. Plak yang tidak dibersihkan akan menyebabkan mikroorganisme berkembang biak dan plak akan

  10 tebal, mengeras dan menjadi kalkulus.

  Kalkulus merupakan jaringan keras yang melekat erat pada gigi terdiri dari bahan mineral seperti, kalsium, ferum, zinc, Cu, Ni dan sebagainya. Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari mikroorganisme dan umumnya memegang peranan penting dalam pembentukan dan perlekatan kalkulus yang dimulai dengan pembentukan plak gigi. Sehingga permukaan kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi. Kalkulus supragingival warnanya kuning dan biasanya mudah dilepas hanya dengan jari saja. Sedangkan kalkulus subgingival

  9 warnanya coklat kehitaman, melekat erat dibawah gingival dan sukar dibersihkan.

  Plak dan kalkulus akan mengiritasi gingival mengakibatkan pembengkakan pada Kesehatan rongga mulut memegang peranan penting sebagai komponen hidup sehat. Jika oral higiene tidak di perlihara dengan baik, maka akan menimbulkan penyakit didalam rongga mulut, yaitu karies gigi yang merupakan penyakit di rongga

  9 mulut yang dapat menyebabkan hilangnya gigi secara patologis.

  Salah satu komponen pembentukan karies adalah plak. Insiden karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi. Peningkatan oral higiene dapat dilakukan dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi secara teratur dapat membantu mendeteksi masalah gigi yang

  1

  berpotensi menjadi karies. Oral higiene merupakan tindakan pemeliharaan atau menjaga rongga mulut agar tetap bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya karies, serta bau mulut. Tujuan pemeliharaan oral higiene adalah untuk menyingkirkan atau mencegah timbulnya plak gigi dan sisa-sisa makanan yang melekat di gigi. Oral higine dalam kesehatan gigi dan mulut sangat penting, beberapa penyakit gigi dan

  10 mulut bisa terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut.

  Penyakit gigi dan mulut sering dijumpai adalah karies gigi. Karies gigi dikenal sebagai kerusakan gigi yang infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang menyebabkan demineralisasi jaringan keras (enamel, dentin dan cementum) dan perusakan materi organik gigi dengan produksi asam oleh hidrolisis dari akumulasi

  10

  sisa makanan pada permukaan gigi. Jika demineralisasi melebihi air liur dan faktor remineralisasi lain seperti memproduksi gigi karies (gigi berlubang). Dua bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang adalah Streptococcus

  

Mutans dan Lactobacillus. Jika dibiarkan dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan

  rasa sakit, kehilangan gigi dan infeksi. Saat ini, karies tetap merupakan salah satu

  10 penyakit yang paling umum diseluruh dunia.

2.2 Karies Gigi

  Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keraas gigi yaitu, email, dentin dan sementum disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi

  1

  yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang adalah Streptococcus

  

Mutans dan Lactobacillus. Jika dibiarkan dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan

  rasa sakit, infeksi dan kehilangan gigi. Saat ini, karies tetap merupakan salah satu

  10 penyakit yang paling umum diseluruh dunia.

2.2.1 Etiologi Karies

  Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang-tindih. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang

  1 rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.

  Gambar 1. Skema yang menunjukkan karies sebagai

  1

  penyakit multifaktorial

  a. Host Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai Host terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat meny ebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies

  1 pada anak-anak.

  b. Agen atau Mikroorganisme Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokus mutans, streptokokus sanguis, streptokokus mitis dan streptokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar

  4

  5

  10 – 10 sel/mg plak. Walaupun demikian, s.mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena s.mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik

  1 (resistensi terhadap asam).

  c. Substrat Substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembang biakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang

  1 peranan penting dalam terjadinya karies. d. Waktu Karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies

  1 untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup, diperkirakan 6-48 bulan.

2.2.2 Faktor Risiko Karies Gigi

  Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko adalah : a.

  Pengalaman Karies Adanya hubungan antara pengalaman karies dengan perkembangan karies dimasa mendatang. Sensitivitas parameter ini hampir mencapai 60%. Tingginya skor pengalaman karies pada gigi desidui dapat memprediksi terjadinya pada gigi

  1 permanennya.

  b.

  Penggunaan Fluor Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun local merupakan hal yang penting dalam

  1

  mengurangi terjadinya karies karena dapat meningkatkan remineralisasi. Pemberian dosis tergantung pada usia dan konsentrasi fluoride yang terkandung. Demi perbaikan kesehatan gigi mulut, diperlukan fluoridasi air minum dan menggosok gigi memakai

  11 pasta fluoride sehari-hari.

  c.

  Umur Gigi yang paling akhir erupsii lebih rentan terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak mempunyai risiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orang tua lebih

  1 berisiko terhadap terjadinya karies akar.

  d.

  Jenis Kelamin Selama masa anak-anak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMF yang lebih tinggi daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral higiene wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang (missing) lebih sedikit daripada pria. Sebaliknya, pria mempunya komponen (filling) yang lebih banyak dalam indeks

1 DMFT.

  e.

  Sosial Ekonomi Rendahnya status sosial ekonomi cenderung mempengaruhi pola hidup masyarakat. Prevalensi karies lebih tinggi pada status ekonomi rendah. Faktor yang mempengaruhi keadaan ini adalah pendidikan dan pekerjaan yang berhubungan dengan kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Hal ini dikarenakan makanan yang bersifat kariogenik, rendahnya pengetahuan akan kesehatan gigi dapat dilihat dari kesehatan mulut yang buruk,karies tinggi pada keluarga, dan jarang melakukan

  1 kunjungan kedokter gigi, sehingga banyak karies gigi yang tidak dirawat.

2.3 Pengukuran Kebersihan Gigi dan Mulut

  Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, Green and Vermillion menggunakan indeks yang dikenal dengan Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S). yang digunakan untuk mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi. Pemeriksaan yang dilakukan pada 6 gigi yaitu gigi 16,11,26,36,31, dan 46. Pada gigi 16,11,26,31 yang dilihat dari permukaan bukalnya sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Pemeriksaannya terdiri atas pemeriksaan skor debris dan

  9 kalkulus.

  Debris adalah bahan lunak dipermukaan gigi yang dapat merupakan plak. Kriteria skor debris yaitu sebagai berikut :

  Keterangan : 0 = tidak ada debris 1 = debris menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal atau terdapat stain ekstrinsik tanpa debris pada daerah tersebut. 2 = debris menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan gigi. 3 = debris menutupi lebih dari 2/3 dari permukaan gigi. Cara pemeriksaan debris dapat dilakukan tanpa menggunakan larutan diskolosing yaitu dengan menggunakan sonde biasa untuk pemeriksaan debris. Gerakan sonde secara mendatar pada permukaan gigi, dengan demikian debris akan terbawa oleh sonde. Pemeriksaan indeks dimulai dari sepertiga bagian insisal atau oklusal, jika pada bagian ini tidak ditemukan debris, lanjutkan pada dua pertiga bagian gigi, dan jika dibagian ini tidak dijumpai maka teruskan sampai kesepertiga bagian servikal.

  1,10

2.3.2 Pemeriksaan Skor Kalkulus

  Kalkulus adalah deposit keras yang melekat erat pada gigi dan berwarna kuning. Kriteria skor kalkulus yaitu sebagai berikut :

  1 Indeks Debris = Jumlah angka tiap bagian Jumlah bagian yang diberi angka (6) Keterangan : 0 = tidak ada kalkulus 1 = kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi. 2 = kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terkena adanya kalkulus subgingiva berupa flek disekeliling leher gigi.

  3 = kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terkena. Adanya kalkulus subgingiva berupa pita yang tidak terputus disekeliling gigi.

  Jumlah skor

  Indeks Kalkulus =

  Jumlah bagian yang diberi angka OHIS adalah indeks oral debris ditambah dengan indeks kalkulus.

  1,9 OHIS = ODI + CI.

  Penilaian kriteria indeks debris dan indeks kalkulus sama yaitu sebagai berikut : Baik : 0 - 0,6 Sedang : 0,7 - 1,8 Buruk : 1,9 – 3,0 OHIS mempunyai kriteria tersendiri, yaitu sebagai berikut : Baik : 0,0 – 1,2 Sedang : 1,3 – 3,0 Buruk : 3,1 – 6,0

2.4 Indeks-Indeks Karies Gigi

  Indeks karies dipakai untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Ada beberapa indeks karies yang biasa digunakan yaitu :

  1 a.

  DMFT (Oral Health Surveys Basic Methode dari WHO) Perhitungan skor DMFT menurut WHO, diperoleh dari penjumlahan skor

  

Decay, Missing, dan Filling. Diagnosa Decay, Missing, dan Filling diperoleh

  1

  berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1.1 Indeks Karies Menurut WHO

  8 Tidak tumbuh T Trauma

  ∑ Skor DMFT populasi total populasi

  mempunyai skor SiC yang tidak lebih dari 3. Campus et al. telah menggunakan indeks SiC untuk menghitung pengalaman karies pada anak-anak Sardinian di Italia Rata-rata DMFT populasi =

  b. Indeks Significant Caries (SiC Index) Indeks SiC baru diperkenalkan sekitar tahun 2000. Brathall mengusulkan indeks SiC digunakan sebagai standar pengukuran statistik epidemiologis yang lebih ditekankan pada individu yang mempunyai angka karies yang tinggi pada suatu populasi.

  ∑ kode 3 DMF-T = Decay (D) + Missing (M) + Filling (F)

  ∑ kode 4 Skor Filling (F) =

  ∑ kode 1 dan atau kode 2 Skor Missing (M) =

  9 Tidak diperiksa Skor Decay (D) =

  implant

  Kode Kondisi Sehat

  7 Gigi penyangga jembatan, crown atau

  6 Fissure silen

  5 Hilang oleh sebab lain

  4 Hilang karena karies

  3 Tumpatan baik

  2 Tumpatan dengan lubang (karies sekunder)

  1 Lubang

12 Visi kesehatan rongga mulut tahun 2015 adalah anak berusia 12 tahun

  pada tahun 1989 dan memperoleh rerata SiC sebesar 7,8 yang kemudian menurun

  1

  menjadi 3,9 pada tahun 2004. Indeks SiC mudah dihitung, skor SiC diperoleh dari

  6 rerata DMFT pada sepertiga populasi yang mempunyai skor karies paling tinggi. 1,6,13

  Untuk menghitung indeks SiC, yang harus dilakukan adalah : 1). Menghitung nilai DMFT masing-masing individu dari yang terendah sampai tertinggi atau mengelompokkan nilai yang sama kemudian, mengurutkan kelompok nilai tersebut dari yang kelompok terendah sampai tertinggi.

  2). Memilih sepertiga dari jumlah populasi dengan skor DMFT paling tinggi. 3). Nilai rata-rata DMFT dari kelompok tersebut menggambarkan nilai Significant Caries (SiC Index) dari populasi tersebut.

2.5 Kerangka Konsep

  Oral Higiene Skor OHI-S

   Pengalaman Karies 1.

  Skor DMF-T 2. Skor SiC

  Jenis Kelamin