EFEK PEMBERIAN SEDUHAN SERBUK KELOPAK ROSELLA MERAH TERHADAP KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA SERUM TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI MINYAK JELANTAH

  

EFEK PEMBERIAN SEDUHAN SERBUK KELOPAK ROSELLA MERAH

TERHADAP KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA SERUM TIKUS SPRAGUE

DAWLEY YANG DIBERI MINYAK JELANTAH

1) 2) Cucuk Suprihartini , Arya Ulilalbab 1,2

  

Akademi Gizi Karya Husada Kediri

cucuksuprihartini@gmail.com

Abstrak

  Minyak jelantah mempunyai ikatan asam lemak jenuh. Ikatan asam lemak ini sulit diurai oleh tubuh dan terbawa dalam aliran darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol total, low

  

density lipoprotein (LDL) dan trigliserida, serta penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)

  dalam darah. (Kimia ITB, 2011). Antioksidan effervescent rosella ungu terbukti efektif menangkal radikal bebas yang bersumber dari minyak jelantah dengan biomarkernya MDA serum (Ulilalbab, dkk., 2012), sehingga perlu pengkajian lebih lanjut apakah seduhan serbuk kelopak rosella merah dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida serum tikus Sprague Dawley yang diberi minyak jelantah. Rancangan perlakuan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari empat kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Kelompok I : kontrol (pakan standar dan aquades). Kelompok II : kontrol positif (kelompok paparan), diberi pakan standar, aquadest. Kelompok III : perlakuan yang diberi pakan standar, seduhan serbuk rosella merah 540 mg/kg bb p.o pada pagi hari dan selanjutnya diberi minyak jelantah 2,1 ml/ kg bb pada siang hari. Kelompok IV : perlakuan yang diberi pakan standar, seduhan serbuk rosella merah 810 mg/kg bb p.o pada pagi hari dan selanjutnya diberi minyak jelantah 2,1 ml/ kg bb pada siang hari. Perlakuan selama tiga minggu. Berdasarkan uji One Way Anova didapatkan nilai sig 0,00 baik pengaruh kolesterol maupun trigliserida serum tikus pada

  (α=0.01). Berdasarkan uji lanjut Tukey HSD didapatkan hasil perbedaan yang signifikan dari masing-masing perlakuan. Perlu dilakukan dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh metode pengolahan untuk mengurangi efek rosela terhadap iritasi lambung dan hipotensi.

  Kata Kunci: minyak jelantah, kelopak rosela, kolesterol, trigliserida, serum tikus

  Dari beberapa penelitian sebelumnya

1. PENDAHULUAN

  Minyak goreng merupakan salah satu bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa ) kebutuhan pokok masyarakat. Perekonomian merupakan salah satu bahan alami yang masyarakat Indonesia yang belum merata, memiliki potensi sebagai pangan fungsional terutama masyarakat ekonomi menengah dalam mencegah dislipidemia dan hipertensi. kebawah memiliki kecenderungan Hal ini karena kandungan asamnya dan warna menggunakan minyak goreng curah dan jarang merah yang merupakan flavonoid. membuang minyak habis pakai atau yang Penggunaan bunga Rosella umumnya disebut jelantah. Penggunaan minyak yang dengan menyeduh kelopak bunga yang telah berulang kali melebihi 3-4 kali akan kering sebagai teh yang menghasilkan teh rasa membahayakan kesehatan (Chalid, 2010) asam dan warna merah. Ekstrak air Hibiscus

  Minyak yang telah rusak mempunyai sabdariffa telah dilaporkan memiliki berbagai angka peroksida serta asam lemak bebas yang aktivitas antihipertensif, inflamasi, kanker, tinggi. Apabila dicampurkan dengan minyak hiperkolestrolemia dan memiliki efek diuretik. baru maka dapat meningkatkan angka Kandungan kimia dalam Hibiscus sabdariffa peroksida dan asam lemak dari minyak termasuk anthosianin, flavonoid, polifenol tersebut. Angka peroksida yang meningkat asam askorbat, beta karoten dan quercetin dapat menurunkan mutu minyak goreng, memiliki efek kardioprotektif, mengurangi sehingga kualitas makanan jajanan yang oksidasi LDL secara in vitro dan mengurangi digoreng menggunakan minyak tersebut juga kadar kolesterol serum darah (Gosain et rendah bahkan dapat membahayakan al,dalam Kartika Yuana Fitri,2015) kesehatan (Tarigan dkk, 2007).

  Penelitian tahun 2008 menunjukkan mekanisme β-sitosterol dalam menurunkan kadar kolesterol LDL yang diduga melalui perubahan proses influx dan efluks kolesterol pada sel dengan mengubah aktivitas hormon nukleus. Suatu penelitian pada tahun 2009 menjabarkan bahwa anthosianin dapat menurunkan kadar kolesterol LDL melalui efek inhibisinya pada enzim CETP.

  2.2 Metode Analisis Data

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek seduhan serbuk kelopak rosella merah terhadap kolesterol dan trigliserida serum tikus sprague dawley yang diberi minyak jelantah.

  didapaatkan data normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan analisis perbandingan antar kelompok dengan uji One Way Anova. Apabila ada perbedaan yang signifikan, maka pengujian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk melihat lebih jelas seberapa besar perbedaan tiap kelompok perlakuan .

  Levene’s Test. Apabila

  Pada tahap awal akan dilakukan analisis normalitas dengan uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas dengan

  Variabel bebas : seduhan serbuk kelopak rosella merah Variabel tergantung : Kadar Kolesterol dan Trigliserida serum Variabel intervening : Minyak jelantah Variabel terkendali :Tikus strain Sprague Dawley jantan usia -+ 3 bulan dengan berat antara -+200 gr.

2. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini yaitu eksperimen.

2.1 Rancangan Penelitian

  4. Kelompok IV : perlakuan yang diberi pakan standar, seduhan serbuk rosella merah 810 mg/kg bb p.o pada pagi hari dan selanjutnya diberi minyak jelantah 2,1 ml/ kg bb pada siang hari

  VI 110.5 216.38 169.3 126.96 Jumlah 662.1 1311.26 1036.8 772.01 Rata- rata

  Rancangan perlakuan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel terdiri atas 24 ekor tikus berkelamin jantan dipilih dengan cara random sampling untuk dibagi dalam satu kelompok kontrol negatif (normal), satu kelompok kontrol positif, dan dua kelompok perlakuan. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dengan tahapan minggu pertama tahap adaptasi dan tiga minggu selanjutnya perlakuan. Dengan penjelasan sebagai berikut : 1.

  kelopak rosella pada tikus yang telah diberi ransum jelantah memberikan pengaruh nyata

  Anova , perlakuan dengan pemberian seduhan

  Berdasarkan nilai hasil uji beda One Way

  Berdasarkan tabel 3.1 bahwa kelompok tikus dengan ransum jelantah memiliki kecenderungan memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dibanding yang kontrol. Pada kelompok perlakuan tikus yang diberi ransum makanan standart yang ditambahkan jelantah ada kecenderungan terjadi penurunan kadar kolesterol serum dengan semakin meningkatnya dosis pemberian serbuk rosela.

  110.3 218.54 172.8 128.66 Notasi A B C d Keterangan: huruf pada kolom notasi yang berbeda (a,b,c) menunjukkan beda nyata (p<0,01)

  IV 105.1 230.03 177 122.18 V 113.3 210.92 168.6 124.91

  3. Kelompok III : perlakuan yang diberi merah 540 mg/kg bb p.o pada pagi hari dan selanjutnya diberi minyak jelantah 2,1 ml/ kg bb pada siang hari

  III 118.0 215.70 170 133.8

  II 105.8 221.16 179.5 135.8

  I 109.2 217.06 172.7 128.3

  Kelompok I : kontrol negatif (kelompok normal), diberi pakan standar, diberi aquadest pada pagi hari (sebagai plasebo), tidak diberi minyak jelantah dan tidak diberi seduhan serbuk kelopak rosella.

  4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Kolesterol Serum Tikus

  2. Kelompok II : kontrol positif (kelompok paparan), diberi pakan standar, aquadest pada pagi hari (sebagai plasebo) dan selanjutnya diberi minyak jelantah sebanyak 2,1 ml/ kg bb tikus Sprague Dawley pada siang hari.

Tabel 3.1 Nilai Rata-Rata Kadar Kolesterol Serum Tikus Repli kasi Kadar Kolesterol Serum Tiap Perlakuan mg/dl K1 K2 K3 K4

  96.87 Notasi a B C d Keterangan: huruf pada kolom notasi yang berbeda (a,b,c) menunjukkan beda nyata (p<0,01)

  Kadar Trigliserida Serum Tikus

  79.16 142.70 126.19

  91.96 VI 76.79 141.07 123.21 105.36 Jumlah 475.00 856.25 757.14 581.25 Rata- rata

  90.18 V 83.93 130.36 121.43

  93.75 IV 77.68 158.04 128.57

  III 80.36 140.18 122.32

  99.11 II 82.14 147.32 135.71 100.89

  I 74.11 139.29 125.89

Tabel 3.2 Nilai Rata-Rata Kadar Trigliserida Serum Tikus Replik asi Kadar Trigliserida SerumTiap Perlakuan mg/dl K1 K2 K3 K4

  Som (2003) menyatakan bunga kering rosella mengandung 13% campuran dari asam sitrat dan asam malat serta asam

  dengan nilai signifikan 0,00 (α=0.01) terhadap kadar kolesterol serum tikus.

  C,D,B1,dan B2. Kaliks juga mengandung 13% campuran asam malat dan asam sitratserta antosinin dan 0,004-0,0055 mg asam askorbat.

  Pada kelompok perlakuan tikus yang diberikan ransum makanan dengan jelantah menunjukkan terjadinya penurunan kolesterol secara signifikan dengan meningkatnya dosis pemberian seduhan serbuk rosella. Bagian rosella yang dapat diproses untuk makanan adalah kelopak bunga yang disebut kaliks (Som, 2003). Kaliks mengandung vitamin

  penurunan kadar high density lipoprotein (HDL) dalam darah (Kimia ITB, 2011).

  lipoprotein (LDL) dan trigliserida, serta

  Minyak jelantah mempunyai ikatan asam lemak jenuh. Ikatan asam lemak ini sulit diurai oleh tubuh dan terbawa dalam aliran darah. Perlahan lemak ini akan mengendap pada pembuluh darah di jantung dan menyumbat peningkatan kadar kolesterol total, low density

  Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan berkali-kali dengan suhu tinggi pada proses penggorengannya (Wahab, et. al., 2011). Analisis kadar asam lemak minyak goreng yang digunakan penjual makanan jajanan gorengan di Padang menyebutkan bahwa terdapat rata-rata perbedaan jumlah asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada minyak goreng yang belum digunakan hingga 3 kali pemakaian. Semakin sering minyak goreng digunakan, maka semakin tinggi kandungan asam lemak jenuhnya yaitu pada minyak yang belum dipakai (45,96%), 1 kali pakai (46,09%), 2 kali pakai (46,18%), dan 3 kali pakai (46,32%) (Jonarson, 2004).

  Pada kelompok tikus yang diberikan ransum minyak jelantah memiliki kadar kolesterol lebih tinggi secara signifikan dibandingkan yang diberikan ransum pakan standar selama 3 minggu, hal ini disebabkan jelantah telah mengalami kerusakan, diantaranya perubahan bentuk menjadi asam lemak jenuh dan terbentuknya peroksida dan malonaldehide yang bersifat karsinogenik.

  Kolesterol merupakan kelompok sterol , salah satu bentuk lemak . Kolesterol disintesis dalam tubuh , terutama oleh sel-sel hati, usus, dan kelenjar adrenal. Dengan melalui suatu rangkaian reaksi rumit, dua karbon fragmen sederhana, yaitu asetil Co A, diubah menjadi 1 atau 2 gram kolesterol per hari (Djojosoebagio, 1996)

  • – asam buah yang lain. Hasil analisa mendapati kandungan pewarna antosianin sebanyak 1,48 g/100 gram bunga kering. Kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak Rosella terdiri atas senyawa gossipetin, anthosianin, dan glukosida hibiscin. Anthosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan bunga Rosella dan bersifat antioksidan. Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak bunga Rosella dapat menghambat radikal bebas dan menurunkan kadar kolesterol. Efek hipokolesterolemik pada Hibiscus sabdariffa disebabkan karena kandungan pektin, β-sitosterol, dan anthosianin yang dimilikinya tetapi efek penurunan kolesterol total terutama dipengaruhi oleh pektin dan anthosianin. Pektin merupakan suatu serat larut yang mengikat asam empedu serta mempercepat katabolisme kolesterol. Kemudian asam empedu yang berada di saluran cerna dicegah untuk diabsorpsi usus dan tidak kembali ke dalam hepar melalui siklus enterohepatik. Sehingga hepar akan memproduksi kembali asam empedu, produksi asam empedu memerlukan kolesterol sebagai bahan bakunya sehingga kadar kolesterol total dalam darah akan menurun (Okasha MAM , dalam Kartika Yuana Fitri, 2015)
Berdasarkan tabel 3.2 bahwa kelompok tikus dengan ransum jelantah memiliki kecenderungan memiliki kadar trigliserida lebih tinggi dibanding yang kontrol. Pada kelompok perlakuan tikus yang diberi ransum makanan standart yang ditambahkan jelantah ada kecenderungan terjadi penurunan kadar trigliserida serum dengan semakin meningkatnya dosis pemberian serbuk rosela.

  Berdasarkan nilai hasil uji beda One Way

  sabdariffa telah dilaporkan memiliki berbagai

  kelopak rosella pada tikus yang telah diberi ransum jelantah memberikan pengaruh nyata dengan nilai signifikan 0,00 (α=0.01) terhadap kadar trigliserida serum tikus.

  Anova , perlakuan dengan pemberian seduhan

  aktivitas antihipertensif, inflamasi, kanker, hiperkolestrolemia dan memiliki efek diuretik. Kandungan kimia dalam Hibiscus sabdariffa termasuk anthosianin, flavonoid, polifenol asam askorbat, beta karoten dan quercetin memiliki efek kardioprotektif, mengurangi oksidasi LDL secara in vitro dan mengurangi kadar kolesterol serum darah (Gosain et al,dalam Kartika Yuana Fitri,2015) 4.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Pada kelompok perlakuan tikus yang menunjukkan terjadinya penurunan kolesterol secara signifikan dengan meningkatnya dosis pemberian seduhan serbuk rosella. Rosella (Hibiscus Sabdariffa) merupakan salah satu bahan alami yang memiliki potensi sebagai pangan fungsional dalam mencegah dislipidemia dan hipertensi. Hal ini karena kandungan asamnya dan warna merah yang merupakan flavonoid.

  Nigeria Best, Ben. 2004. General Antioxidants

  13 : 287

  Mutagenesis ,

  4. Burcham, P.C., (1998) Genotoxic Lipid Peroxidation Products : Their DNA Damaging Properties and Role in Formation of Endogenous DNA Adducts.

  Berbahaya, dalam Suirta, I.W., (2009) Preparasi Biodiesel dari Minyak Jelantah Kelapa Sawit. Jurnal Kimia 3 (1) Januari 2009: 1-6.

  Biochemistry Free Radical 3. Birowo, A., (2000) Minyak Jelantah

  Actions . Journal Chemistry and

  Colours of Roselle (Hibiscus sabdariffa) Juice . M.Sc Thesis, University of Ibadan.

  Penggunaan bunga Rosella umumnya dengan menyeduh kelopak bunga yang telah kering sebagai teh yang menghasilkan teh rasa asam dan warna merah. Ekstrak air Hibiscus

  Adepenikun, I.T., (1998) Extraction and

  REFERENSI 1.

  Trigliserida merupakan bentuk lemak yang paling utama, yang disimpan dalam tubuh untuk energi. Sintesa trigliserida dalam jaringan lemak tergantung pada pembentukan α-gliserol fosfat dari glukosa dan dalam kondisi dimana lemak dibutuhkan untuk energi dalam glukosa tidak tersedia untuk proses fosforilasi (Linder, 2010)

  Dari hasil penelitian tentang efek pemberian seduhan serbuk kelopak rosella merah terhadap kolesterol dan trigliserida serum tikus sprague dawley yang diberi minyak jelantah, dapat disimpulkan bahwa: a.

  Pada kelompok tikus yang diberikan ransum minyak jelantah memiliki kadar trigliserida lebih tinggi secara signifikan dibandingkan yang diberikan ransum pakan standar selama 3 minggu. Minyak jelantah mempunyai ikatan asam lemak jenuh. Ikatan asam lemak ini sulit diurai oleh tubuh dan terbawa dalam aliran darah. Perlahan lemak ini akan mengendap pada pembuluh darah di jantung dan menyumbat aliran darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL) dan trigliserida, serta penurunan kadar high density

  lipoprotein (HDL) dalam darah (Kimia ITB, 2010).

  Ada pengaruh pemberian ransum makanan jelantah terhadap kadar kolesterol serum tikus sprague dawley b. Ada pengaruh dosis seduhan serbuk rosella terhadap penurunan kadar kolesterol serum tikus sprague dawley c. Ada pengaruh pemberian ransum makanan jelantah terhadap kadar trigliserida serum tikus sprague dawley d. Ada pengaruh dosis seduhan serbuk rosella terhadap penurunan kadar trigliserida serum tikus sprague dawley Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh metode pengolahan untuk mengurangi efek rosela terhadap iritasi lambung dan hipotensi.

  

  23. Rifqi, Khaerur, Kadarwati, S., Wahyuni, S., (2012) Preparasi, Karakteristik, dan Uji Aktivitas Ni-Mo/Zeolit Alam dalam Proses Catalytc Cracking Jelantah Menjadi Biogasoline. Indonesian Journal

  Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang 17. Linder, Maria C. 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.UI-Press. Jakarta.

  18. Mahdavi, D.L. Deshpande, S.S. and Salunke, D.K. 1995. Food Antioxidants.

  Marcel Dekker. New York 19. Maulana, H.I., Ulilalbab, A., Priyanto,

  A.D., dan Estiasih, T., (2014) Effervescent Rosella Ungu Mencegah Penurunan Nilai SOD dan Mencegah Nekrosis Hepar Tikus Wistar yang Diberi Minyak Jelantah. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 2.

  20. Mansyur, Fauzan., (1999) KDI lakukan

  Operasi Pasar Minyak Goreng. Harian

  Kompas 1 Mei 21. Marks, D., B., Mark, A., D, and Smith, C., M., (2000) Biokimia Kedokteran Dasar.

  Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta 22. Morton, J. F. 1999. Roselle Hibiscus sabdariffa L.

  of Chemical Science No. ISSN No 2252-

  Hudson, editor. Food Antioxidants. Elvisier Applied Science. London 16. Levina Berlince Sesa., (2009) Pengaruh

  6951. Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.

  24. Santi Sri Wulandari., (2002) Pengaruh

  (Zingiber officinate Rocs.) Terhadap Kadar MDA Serum, Hepar, dan Paru Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapar Asap Rokok Kretek Sub Akut . Skripsi.

  Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang.

  25. Som. Fandah Mohd. 2003. Roselle Bunga

  yang Enak Dimakan . Pusat Teknologi

  Makanan. Mardi Serdang 26. Suryohudoyo, P., (1997) Oksidan dan

  Antioksidan pada Diabetes Melitus . Di

  Cuka Apel Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Hepar Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar yang Diberi Diet Aterogenik . Skripsi. Fakultas

  Detection Estimation and Evaluation of Antioxidants in Food System . In B.J.F.

  5. Djojosoebagio, S. dan Piliang, Wiranda G., 1996. Fisiologi Nitrisi. UI-Press.

  Lipid Oxidation in Biological and Food System . In D.L. Madhavi, S.S. Deshpande,

  Jakarta.

  6. Esa, N.M., Hern, F.S., Ismail, A., and Yee, C.L. (2010) Antioxidant Activity in Different Parts of Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) Extracts and Potential Exploitation of the Seeds. Food Chemistry 122 (2010) 1055-1060

  7. Gordon, M.H. 1990. The Mechanism of Antioxidants Action In Vitro . In B.J.F.

  Hudson, editor. Food Antioxidants. Elvesier Applied Science. London 8. Halliwel. 1991. Reactive Oxygen Species

  in Living Systems: Source, Biochemistry, and Role in Human Disease . Cahners

  Publishing Company. The American Jornal Medicine 9. Hamilton, R.J. 1983. The Chemistry of Rancidity in Foods . In J.C. Allen and R.J.

  Hamilton, editor. Rancidity in Foods. Applied Science Publisher. London 10. Jadhav, S.J., S.S. Nimbalkar, A.B.

  Kulkarni, and D.L. Madhavi., (1996)

  and D.K. Salunkhe (eds). Food

  15. Kochar, S.P. dan B. Rossell. 1990.

  Antioxidants : Technological 11.

  Jonarson, S., (2004) Analisa Kadar Asam

  Lemak Minyak Goreng Yang Digunakan Penjual Makanan Jajanan Gorengan Di Padang Bulan Medan Tahun 2004.

  Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

  12. Kementerian Pertanian., (2012) Statistik

  Konsumsi Pangan 2012 . Pusat Data dan

  Sistem Informasi Pertanian. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 13. Kartika Yuana Ftri, (2015).Dried roselle serum cholesterol level.Fakultas

  Kedokteran. UNILA 14. Kimia ITB., (2011) Di Balik Jajanan

  Anda . Jurusan Kimia : Institut Teknologi Bandung.

  dalam Tjokroprawiro, A. et al .

  rd Proceedings of The 3 Surabaya Diabetes Update . Surabaya.

  27. Suryohudoyo, P., (2000) Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler .

  Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Penerbit CV Sagung Seto. hal: 31-47.

  28. Ulilalbab, A., Priyanto, A. D., Maulana,

  H. I., Fitriani, E., Resti, F., dan Estiasih, T., (2012) Pemberian Tablet Effervescent Rosella Ungu Menurunkan Nilai MDA (Malondialdehid) Tikus Wistar yang Dipapar Minyak Jelantah. The Indonesian Journal of Public Health , Volume 9.

  29. Widodo, M.A. 1997. Xenobiotik dan

  Radikal Bebas pada Patogenesa Penyakit Paru . Di dalam Soeatmaji J.W. et. al. Proceedings Simposium Radikal Bebas dan Patogenesa Penyakit . FK Unibraw.

  Malang 30.

   Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi . PT. Gramedia. Jakarta. Hal. 24

  • – 26.

Dokumen yang terkait

Kata Kunci: kecukupan energi, protein dan status gizi 1. PENDAHULUAN - HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL – AZHAR KEDIR

0 1 5

PERAN VARIABEL CONFOUNDING DALAM MEMPENGARUHI ASOSIASI ANTARA KONSUMSI PANGAN HEWANI, BUAH DAN SAYUR IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA (ANALISIS MANTEL HAENSZEL DENGAN CONFOUNDING : JUMLAH BALITA SERUMAH DAN PENDIDIKAN IBU DI DESA TAWANG KECAMATAN WATES KABUP

0 0 5

email: arieffardiansyah123gmail.com Abstract - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI DESA LALADAN KABUPATEN LAMONGAN

0 0 5

elatio3gmail.com,2 wadirakademikakbidarrahmagmail.com Abstract - HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN RUPTURA PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD SIDOARJO PERIODE JANUARI SAMPAI JULI TAHUN 2017

0 0 7

DUKUNGAN KADER POSYANDU TERHADAP PARTISIPASI AYAH PEDULI BALITA DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU CADERS SUPPORT FOR PARTICIPATION FATHER CARES CHILDREN UNDER FIVE IN HEALTH CARE SERVICE

0 2 7

DEPRESI DAN KUALITAS TIDUR LANSIA

0 1 7

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KASSA KERING STERIL DIBANDINGKAN DENGAN KASSA ALKOHOL TERHADAP LAMA LEPAS TALI PUSAT DI DESA CERME KIDUL-GRESIK

0 0 5

PENGARUH PENDIDIKAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL ORANG TUA TERHADAP PERILAKU TEMPER TANTRUM PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI TK ROMLY TAMIM DAERAH PESISIR KENJERAN SURABAYA

0 0 9

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM MENGKONSUMSI MIRAS DI WILAYAH WIYUNG - SURABAYA

0 1 5

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI

0 0 5