PEMAKNAAN KODE ETIK AUDITOR EKSTERNAL DALAM PERSPEKTIF SYARIAH (PT Anugerah Pupuk Makmur Group Of Saraswanti)

  

PEMAKNAAN KODE ETIK AUDITOR EKSTERNAL

DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

(PT Anugerah Pupuk Makmur Group Of Saraswanti)

  Hikmatul Masluhih, Masyhad, Kusni Hidayati Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Dimana pada penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan metode kualitatif dengan model teknik analisa domain dan teknik analisa taksonomi yang akan memberikan deskripsi secara umum ke deskripsi yang lebih terperinci terhadap praktik kode etik akuntan publik secara syariah. Hasil terhadap penelitian ini menunjukkan bahwa kerangka dasar kode etik yang sudah ditetapkan oleh AAOFI memunculkan prinsip kode etik yang beberapa diantaranya diadopsi oleh Negara Indonesia, sehingga hal ini secara nyata menguatkan kelima prinsip kode etik akuntan publik di dalam SPAP. Maka untuk seseorang yang telah berkecimpung dalam profesi akuntan publik untuk menegakkan kode etik akuntan publik sebagai bentuk tanggung jawab profesi dimata hukum Indonesia dan bentuk tanggung jawab kepada Allah SWT .

  

Kata kunci: Audit, Kode Etik Akuntan Publik, AAOFI, Analisa Domain dan

  Analisa Taksonomi

  ABSTRACT Where in the current study using qualitative methods with models of

domain analysis techniques and taxonomic analysis techniques that will provide

general description to a more detailed description of the practice of ethics code of

public accountants in sharia. The results of this study indicate that the basic

framework of ethics codes established by AAOFI brings out the principles of code

of ethics some of which are adopted by the State of Indonesia, thereby

significantly strengthening the five principles of public accountant code of ethics

in the SPAP. So for someone who has been involved in the public accounting

profession to uphold the code of ethics of public accountant as a form of

professional responsibility in the eyes of Indonesian law and a form of

responsibility to Allah SWT.

  

Keywords : Audit, Code of Conduct for Public Accountants, AAOFI, Domain

Analysis and Taksonomi Analysis

  PENDAHULUAN

  Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha sekarang ini. Kode etik profesi merupakan salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi tekanan yang dapat muncul dari dirinya sendiri atau pihak luar. Akuntan publik adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten. Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Di negara Indonesia yang mayoritas warganya adalah orang-orang yang beragama Islam kenyataannya pada saat ini pemahaaman kode etik profesi bagi auditor belum dapat dipahami dan diaplikasikan secara benar dan terutama para auditor eksternal yang beragama Islam belum memahami betul seberapa erat kaitannya syariat Islam mengatur kode etik bagi para akuntan publik. Oleh karena itu dari kurangnya pemahaman kode etik tersebut banyak terjadi pelanggaran yang dilakukan auditor.

  Dalam konteks Agama Islam sebenarnya jauh sebelum buku terkait teori akuntansi atau teori-teori ilmu perhitungan dan pembukuan yang diterbitkan Luca Pacioli pada tahun 1494 ternyata Agama Islam lebih dahulu mengenalkan sistem akuntansi yaitu saat Al-Quran diturunkan pada tahun 610 M yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli. Pada tahun 622 saat kepemimpinan Rasulullah SAW melakukan pendirian kantor-kantor pemerintahan yang berkaitan erat dengan sistem administrasi, dimana pendirian awal negara Islam di Madinah Al Munawwarah yaitu pada tahun pertama Hijriyah yang pada saat itu kantor-kantor pemerintahan dikenal dengan nama Dawawin. Dan pada tahun 622 para akuntan terbagi dalam tujuh fungsi , enam fungsi berkaitan dengan pekerjaan akuntansi dan satu fungsi untuk mengoreksi pembukuan. Fungsi pengoreksian pembukuan memiliki kepentingan khusus, hal ini serupa dengan yang kita namakan

  

muraja’atul hisabat ( pengoreksi pembukuan atau auditing ), atau tadqiqul

hisabat ( pengakurasian pembukuan ), atau ar riqabatul kharijiyyah (pengawas intern). (Al Qalqasyandi, hal130-139). prinsip etika akuntan dan auditor yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia dan Accounting and

  

Auditing Organization For Islamic Financial Institutions (AAOIFI) menetapkan

  adanya landasan dan kode etik bagi akuntan publik dimana kode etik yang dilandasi sikap-sikap syariah tersebut saling berkaitan. Menurut data yang disajikan oleh Menteri Keuangan pada tahun 2014 bahwa persebaran domisili akuntan publik dan KAP Provinsi Jawa Timur menduduki posisi ke dua setelah Jabodetabek. Sehingga peneliti menetapkan Jawa Timur sebagai lokasi penelitian, tepatnya di kota Surabaya. Penentuan lokasi penelitian di Jawa Timur akan mendukung tema dalam penelitian ini karena Agama Islam cukup kuat pengaruhnya di Jawa Timur, dan penentuan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian karena Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta dan perkembangan KAP lebih pesat jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur.

  Maka dari pemasalahan yang dipaparkan maka peneliti merumuskan untuk melakukan pemaknaan kode etik dan melakukan rekontruksi nilai-nilai yang terkandung dalam syariat Islam yang dengan tujuan mendapatkan kesinambungan antara kode etik yang diatur oleh IAPI dengan kode etik secara syariah oleh AAOFI dan memaknai kode etik auditor eksternal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dengan yang terdapat dalam syariat Agama Islam yang telah diatur dalam kitab suci Al-Quran.

  KAJIAN TEORI Auditor

  Auditor merupakan salah satu profesi dalam bidang akuntansi. Menurut Boyntonetal.(2003:8) ditinjau dari sudut profesi akuntan auditor adal ah “para profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi perorangan dan entitas resm i”.

  a.

  Auditor Pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. b.

  Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.

c. Auditor Publik (Independen), adalah para Praktisi individual atau Praktisi KAP yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien.

  Kode Etik Profesi

  Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Maka pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.

  1. Kode Etik Akuntan Publik Indonesia Setiap profesional dalam bidang akuntansi harus bekerja dan membuat keputusan berdasarkan kode etik yang ada. Kode etik yang mengatur profesi auditor di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik. Kode etik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) atau jaringan (KAP), baik yang merupakan anggota Ikatan Akuntan Publik Indonesia maupun yang bukan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. IAPI (2007-2008:3)

  2. Prinsip Kode Etik Profesi Akuntan Publik berdasarkan Standar Profesioanal Akuntan Publik (SPAP).

  Prinsip Integritas. Integritas merupakan kualitas yang melandasi

  kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya (Pratama, 2010).

  Prinsip Objektivitas. Setiap Praktisi yang bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai situasi. Praktisi harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara objektivitas.

  Prinsip Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional. Akuntan publik

  mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik- baiknya sesuai dengan kemampuannya demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

  Prinsip Kerahasiaan. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi.

  “Kerahasiaan juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga (IAPI, 2007-

  2008:13)”.

  Prinsip Perilaku Profesional. Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan

  peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi (IAPI, 2007- 2008:15)”.

  Akuntan dalam Perspektif Agama Islam

  Rasulullah bersama-sama para sahabatnya dan pemimpin umat Islamlainnya memberikan perhatian yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi), seperti yang tergambarkan dalam sejarah Khulafaur-Rasyidin. Akuntansi atau Pembukuan mempunyai tujuan pada masa tersebut adalah untuk menghitung besaran jumlah utang-piutang dan perputaran uang, seperti pemasukan dan pegeluaran uang atau kas. Fungsi lain dari akuntansi adalah digunakan untuk merinci dan menghitung keuntungan dan kerugian, serta untuk menghitung keseluruhan harta untuk menentukan besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh individu. Sejarah runtuhnya Khilafah Islamiyah dan tidak adanya perhatian dari pemimpin-pemimpin Islam untuk melakukan sosialisasi hukum Islam, serta dengan dijajahnya negara Islam oleh negara-negara eropa, menimbulkan perubahan mendasar pada semua segi kehidupan ummat Islam, termasuk dalam bidang muamalah keuangan. Pada masa ini perkembangan akuntansi lebih didominasi oleh pemikiran Eropa sehingga muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan dari negara Eropa.

1. Kerangka Kode Etik Profesi Akuntan Publik di dalam AAOFI.

  Professi akuntan dianggap sebagai salah satu fardhu kifayah atau kewajiban kolektif untuk menyediakannya akuntansi berarti mencatat, dalam arti luas mengukur, dan mengalokasikan hak diantara berbagai pihak secara adil. Dari perspektif Islam kode etik untuk akuntan dan auditor tentu harus didasarkan kepada ketentuan syari’ah dan keyakinan Islam yang bersifat fleksibel, permanen dan universal. Akuntansi adalah professi yang lahir dan ditujukan untuk masyarakat, dengan demikian etika professi ini juga saling berkaitan antara profesi, dan nilai dan perkembangan masyarakat. Etika sering disebut moral akhlak, budi pekerti adalah sifat dan wilayah moral, mental, jiwa, hati nurani yang merupakan pedoman perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia sebagai mahluk moral atau “moral being”. etika ini menyangkut pemilihan antara nilai baik dan buruk, benar dan salah, adil dan tidak adil, terpuji dan terkutuk yang positif dan negatif. Kode Etik Akuntan ini adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari syariah Islam. Dalam sistem nilai Islam syarat ini ditempatkan sebagai landasan semua nilai dan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam setiap legislasi dalam masyarakat dan negara Islam. Namun disamping dasar syariat ini

  landasan moral juga bisa diambil dari hasil pemikiran manusia pada keyakinan Islam. Beberapa landasan Kode Etik Akuntan Muslim ini adalah :

  a.

  Landasan Integritas Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memandu seluruh perilakunya. Islam juga menilai perlunya kemampuan, kompetensi dan kualifikasi tertentu untuk melaksanakan suatu kewajiban. Dalam Al-Quran ay at 26 disebutkan bahwa: “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

  b.

  Landasan Khalifah dan Ikhlas

  Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi ”Sesungguhnya aku hendak menjadika n seorang khalifah dimuka bumi” (QS. Al-Baqarah 30). “Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi” (QS Al An’am 165). Sebagai khalifah di bumi setiap manusia wajib melakukan perhitungan atau pemeriksaan terhadap segala harta yang dimiliki sendiri maupun harta yang dimiliki orang lain (profesi auditor) dengan cermat, tepat, teliti dan adil sebagai bentuk pertanggung jawabannya. Ikhlas, dalam landasan ini berarti bahwa akuntan harus mencari keridhaan Allah dalam melaksanakan pekerjaannya bukan mencari nama, pura-pura, hipokrit dan sebagai bentuk kepalsuan lainnya.

  c.

  Landasan Ketaqwaan Prinsip ketaqwaan ini juga telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadanya. (QS. Ali Imran: 102). Dan dalam sabda Rasulullah yang berbunyi “Takutlah kepada Allah dimanapun kamu berada dan sertailah kejahatan dengan amal yang baik untuk menghapusnya dan berhubunglah dengan tingkah laku yang baik”.

  d.

  Landasan Kebenaran dan Bekerja Sempurna Akuntan tidak harus membatasi dirinya hanya melakukan pekerjaan- pekerjaan profesi dan jabatannya tetapi juga harus berjuang untuk mencari dan menegakkan kebenaran dan kesempurnaan tugas profesinya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam Surat An Nahl ayat 90 :Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berbuat adil dan berbuat kebajikan e.

  Landasan Takut Kepada Allah.

  Sikap ini ditegaskan dalam firman Allah Surat An Nisa ayat 1 : “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” Dan dalam Surat Ar Raad Ayat 33 Allah berfirman : Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya). Sikap pengawasan diri berasal dari motivasi diri berasal dari motivasi diri sehingga sukar untuk dicapai jika hanya dengan kode etik profesi rasional tanpa diperkuat oleh ikatan keyakinan dan kepercayaan akan keberadaan Allah yang selalu memperhatikan dan melihat pekerjaan kita

METODELOGI PENELITIAN 1.

  Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

  Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pemaknaan kode etik auditor eksternal jika ditinjau dari Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia dan kode etik ditinjau dari hukum Islam secara menyeluruh. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan praktik akuntansi .

  2. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada auditor eksternal dan pemuka Agama Islam (ahli hukum

  Islam), lalu melakukan dokumentasi disetiap penyebaran kuesioner dan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara tersebut dengan etika menurut pandangan auditor eksternal.

  3. Batasan dan Asumsi Penelitian Penelitian ini diberikan batasan dalam memaknai kode etik auditor eksternal dalam perspektif syariah. Peneliti berasumsi dalam penelitian ini, akan menghasikan sebuah pemahaman dan aturan terkait kode etik syariah bagi akuntan muslim yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi auditor eksternal terutama yang beragama Islam dalam merumuskan strategi untuk menanggulangi pelanggaran-pelanggaran kode etik

  4. Unit Analisis

  Guna mendapatkan informasi, maka peneliti akan melakukan penyebaran kusioner kepada auditor eksternal yang beragama Islam dan tergabung di dalam KAP. Dimana persebaran kuesioner dilakukan pada 40 auditor eksternal yang disebar di 4 KAP berdomisili di Surabaya dengan pertimbangan prestasi yang diraih masing-masing KAP daripada KAP lainnya di Surabaya. Peneliti juga memilih tokoh agama untuk dijadikan informan dalam mendeskripsikan kode etik akuntan dalam hukum Islam yang akan dijadikan sudut pandang dalam penelitian ini. Pemuka agama yang dipilih adalah orang yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan akademisi dibidang pengawasan.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Berikut beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini, adalah : a.

  Wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif.

  Adapun wawancara dilakukan pemuka Agama Islam yang memahami

  tentang pengawasan terutama pengawasan dibidang akuntansi serta pemaknaan sikap skpetis dan suudzon . guna mengetahui bagaimana

  hukum Islam memaknai perilaku tersebut.

  b.

  Kuesioner Dalam hal in penyebaran kuesioner dilakukan kepada pada praktisi akuntan publik yang tersebar di beberapa Kantor Akuntan Publik, dimana hasil penyebaran kuesioner bukan lagi dihitung pada program SPSS yang biasanya dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, namun hasil tersebut akan dijabarkan secara mendalam berdasar dengan jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kualitatif.

  c.

  Studi Literatur Studi literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku, artikel, jurnal, dan informasi lainnya. Studi yang diteliti seperti pemahaman kode etik profesi khususnya akuntan publik serta metode penelitian yang digunakan.

6. Teknik Analisis Data

  Analisa Domain Tahap dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan mendiskripsikan nilai-nilai etis Agama Islam (dilakukan oleh pemuka Agama Islam) dan kode etik akuntan (dilakukan oleh akuntan). Peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif kepada informan untuk mengetahui kategori yang akan menjadi fokus pembahasan selanjutnya. Peneliti juga akan melakukan studi literatur untuk membantu peneliti dalam memperoleh kategori yang dibutuhkan. Analisis Taksonomi

  Peneliti akan melakukan wawancara mendalam untuk menemukan unsur- unsur mendasar pada setiap kategori yang mewakili Agama Islam dan kode etik auditor eksternal. Unsur-unsur tersebut dikolaborasi lebih lanjut guna mendapatkan pemaknaan tiap kategori yang selanjutnya akan digunakan untuk mencari persamaan dan perbedaan dari kode etik Agama Islam dengan kode etik auditor eksternal yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Publik.

  HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Interprestasi

  Akuntan publik terutama mereka yang beragama Islam tidak dianjurkan untuk terlalu bebas dalam melakukan kegiatan auditing karena ada sebuah kode etik yang mengaturnya dalam Undang-Undang secara Islam yang berlaku (Hukum Syariah). Oleh karena itu setelah melakukan penelitian kepada pada praktisi akuntan publik mereka menyatakan bahwa memang landasan-landasan etika profesi akuntan publik yang ditetapkan oleh AAOFI memiliki keterkaitan dan menjadi sesuai dengan kode etik akuntan publik yang sudah ditetapakan oleh

  IAPI dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik karena landasan-landasan merupakan bentuk sifat-sifat terpuji yang harus dijiwai dan diaplikasikan oleh para akuntan publik. a.

  Integritas Landasan Integritas mengandung makna bahwa akuntan publik yang melakukan profesinya wajib melakukan dengan sikap yang amanah dan ihsan demi mencari keridahaan Allah SWT. Integritas merupakan sifat standart dan pondasi utama karakter seorang akuntan publik yaitu sebuah kejujuran agar mengikat karakter-karakter positif lainnya. Sedangkan IAPI sendiri integritas telah menjadi prinsip kode etik bagi auditor yang diatur di dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik, yang pada akhirnya keduanya jelas memiliki keterkaitan. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.

  b.

  Khalifah dan Ikhlas Hasil melakukan penelitian kepada para narasumber bahwa landasan khalifah dan ikhlas melahirkan prinsip legitimasi dan prinsip perilaku profesional dan standar teknik yang sudah diatur oleh AAOFI. Prinsip perilaku profesional tersebut juga dikeluarkan oleh IAPI dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik karena dengan adanya landasan khalifah dan ikhlas para auditor ekternal akan melakukan kegiatan profesinya dengan profesional dan prestatif dan dengan dikaitkannya pada prinsip tersebut maka para akuntan publik wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi c. Ketaqwaan dan Takut Kepada Allah

  Landasan takut kepada Allah SWT melahirkan prinsip perilaku yang didorong keimanan dan prinsip dapat dipercaya yang diatur oleh AAOFI dimana dengan adanyan prinsip tersebut setiap hal yang dilakukan dilandasi niat ibadah kepada Allah dan tidak merasa takut atas intervensi dari pihak- pihak tertentu.

  “Akuntan publik wajib menjaga diri dari pengungkapan informasi- informasi yang dianggap rahasia yang diperoleh selama melaksanakan tugas dan jasa professi kepada siapapun yang tidak berhak terkecuali diwajibkan oleh peraturan atau sesuai standar akuntansi dan auditing untuk lembaga keuangan syariah. Akuntan publik juga wajib menjaga diri untuk tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh selama melaksanakan tugas untuk kepentingan pribadi atau kepenting pihak ketiga (AAOFI, 1419H)”. Menurut hasil penelitian kepada narasumber bahwa landasan takut kepada

  Allah SWT juga menjadi dasar dalam melahirkan prinsip kerahasiaan yang diatur oleh IAPI di dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik artinya dengan dilandasi niat ibadah kepada Allah dan justru tidak takut atas intervensi-intervensi yang terjadi dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan maka sewajarnya kita sebagai akuntan publik harus menjaga kerahasiaan tersebut apapun resikonya d.

  Kebenaran dan Bekerja Sempurna Landasan kebenaran dan bekerja sempurna melahirkan prinsip kompetensi profesi dan rajin yang diatur oleh AAOFI. Menurut AAOFI 1419 H prinsip kompetensi profesi dan rajin yaitu :

  “Memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan kemampuan profesi, pemahaman syariah yang berkaitan dengan dengan transaksi keuangan dan selalu menjaga kemampuannya melalui pengembangan keahlian terus menerus dalam bidang profesi terutama mengikuti standar akuntansi dan auditing yang baru. Menjaga diri dari menerima penugasan professional terkecuali dia memiliki kompetensi atau staf atau system sehingga dapat melaksanakan tugas dan jasa itu. Serta melakukan pekerjaan professional dengan kualitas tinggi sesuai prinsip syariah dan aturan syariah”

  Dan hasil melakukan penelitian kepada para narasumber bahwa landasan kebenaran dan bekerja sempurna menjadi sesuai jika landasan ini menjadi dasar atas adanya dengan prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional diatur pula oleh IAPI dalam SPAP, dimana prinsip kompetensi dan kehati- hatian merupakan prinsip dengan tujuan hasil pekerjaan atas pemeriksaan laporan keuangan yang penuh dengan kebenaran tanpa ada yang harus disembunyikan.

  e.

  Manusia Bertanggung Jawab Dihadapan Allah Landasan Manusia Bertanggung Jawab dihadapan Allah melahirkan prinsip objektivitas yang diatur oleh AAOFI. Sikap Objektivitas yaitu dapat dilakukan oleh akuntan publik. Prinsip objektivitas juga diatur oleh IAPI dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik yang artinya mengharuskan setiap akuntan publik tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya (IAPI, 2007-2008:9).

1. Pemaknaan Kode Etik Akuntan Publik secara Syariah Islam a.

  Prinsip Integritas Baik dalam Islam maupun SPAP menempatkan integritas menjadi ujung tombak sebuah kode etik bagi akuntan publik. (IAPI 2008:7) menyatakan bahwa dari adanya prinsip integritas

  “Auditor ekternal tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lainnya yang diyakini terdapat :

  1. Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan.

  2. Pernyataan atau infomasi yang diberikan secara tidak hati-hati 3.

  Pengihilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan.” b.

  Prinsip Objektivitas Prinsip objektivitas akan dapat dicapai jika landasan manusia bertanggungjawab dihadapan Allah SWT diaplikasikan ketika melakukan kegiatan profesinya bagi auditor terutama auditor yang beragam muslim. Objektivitas sangat diperlukan karena mempengaruhi opini yang diberikan. Opini ini yang akan dipertanggung jawabkan bukan saja kepada pengguna laporan keuangan atau masyarakat umum dalam arti luas namun juga apa yang kita lakukan dan apa yang akuntan publik putuskan itu juga merupakan bentuk tanggungjawab dihadapan Allah SWT.

  c.

  Prinsip Kompetensi dan Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Landasan kebenaran dan bekerja sempurna juga menguatkan prinsip kompetensi, kecermatan dan kehati-hatian profesional. Prinsip kompetensi, kecermatan dan kehati-hatian profesional juga akan ditegakkan oleh akuntan publik yang beragama muslim karena prinsip ini mengajarkan auditor ektsternal untuk waspada terhadap segala tindakan yang dilakukan dan setiap hal yang dilakukan berkaitan dengan profesinya sebaiknya dilakukan dengan kompetensi, dan pengalaman praktik yang dimilki auditor, d.

  Prinsip Kerahasiaan Prinsip kerahasian dapat ditegakkan karena landasan ketaqwaan dan takut kepada Allah dimana landasan tersebut mengajarkan nilai- nilai kebaikan agar selalu melakukan setiap tindakan dengan penuh keimanan dan mengedepankan Allah atas segala hal yang akan dilakukan Akuntan Publik, hal ini akan membuat seseorang tidak akan merusak keimanan dan kepercayaan yang sudah diberikan oleh orang lain. Landasan ketaqwaan dan takut kepada Allah mengajarkan kepada auditor ekternal untuk menjaga kepercayaan yang diberikan oleh auditee untuk tidak membocorkan informasi yang berkaitan dengan auditee kepada pihak ketiga. Prinsip Kerahasiaan berarti Akuntan Publik mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.

  e.

  Prinsip Perilaku Profesional Landasan khalifah dan ikhlas juga menguatkan prinsip perilaku profesional yang ditetapkan dalam SPAP karena dengan dikaitkannya pada prinsip tersebut maka para akuntan publik wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi Akuntan publik diwajibkan bersikap profesional dalam melaksanakan tugas profesinya dengan mengaplikasikan landasan khalifah dan ikhlas karena landaasan tersebut mengajarkan untuk menghindari tindakan yang dapat membuat dirinya hina dan celaka. Sehingga seorang auditor ekternal yang beragama muslim akan mematuhi segala aturan profesi dan berperilaku profesional dalam setiap penugasan agar terhindar dari hal yang dapat mendiskreditkan profesi.

2. Audit dalam perspektif Islam

  Terkait auditing dalam agama Islam M. Luthfillah Habibi, SEI, MSA mengatakan bahwa “ Islam adalah agama yang memandang bahwa semua hal yang berkaitan dengan perilaku orang mukallaf musti dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini bukan hanya di dunia, namun lebih dari itu juga harus dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat kepada Allah SWT. Berkaitan dengan ini, fungsi auditing adalah hal yang dekat dengan kita. karena itu, Islam memandang bahwa profesi auditor adalah ibarat hakim yang meletakkan kakinya satu di pinggir surga dan satu di neraka. jika opini yang diberikan condong pada hal yang tidak menunjukkan kondisi sebenarnya, maka dia akan menjatuhkan dirinya ke neraka. Ada hadist yang menyebutkan bahwa:

  Anburaidah qhola. Qola Rosullullah SAW qola. Alkodotah salasatuisnani finnari wawahidah filjannah. Rojulun arofal haqqo fakadho bihi filjannah, warojulum arofal haqqo falam yakbidihi wajarofilhaqqimi fahuwafinnari, warojulun lam yukhrofa fakodo linnasi alajahri fahuwafinnari (HR. Rowahul Arba’ah, Wassahihil Haqimi)

  Artinya :

  Dari Buraidah r.a. menceritakan Rasulullah SAW bersabda: ada tiga golongan hakim dua dari padanya akan masuk neraka dan yang satu akan masuk surga, ialah hakim yang mengetahui mana yang benar dan lalu ia memutuskan hukuman dengannya, maka ia akan masuk surga, hakim yang mengetahui mana yang benar,tetapi ia tidak menjatuhkan hukuman itu atas dasar kebenaran itu, maka ia akan masuk neraka, dan hakim yang tidak mengetahui mana yang benar, lalu ia menjatuhkan hukuman atas dasar tidak tahun ya itu, maka ia akan masuk neraka pula.

  (H.R. Arba’ah) SIMPULAN

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam nyatanya juga mengatur yang namanya kode etik bagi auditor dalam melaksakana profesinya, bahkan Islam mengeluarkan prinsip-prisip bagi auditor juga didasari atas beberapa landasan. Dimana kita ketahui bahwa landasan merupakan fondasi atau dasar tempat berpijaknya sesuatu sedangkan prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan pedoman untuk berfikir dan bertindak, dari beberapa landasan tesebut AAOFI mengeluarkan prinsip kode etik bagi auditor dan kode etik tersebut memiliki kesamaan dengan kode etik yang dikeluarkan oleh IAPI di dalam Standart Profesional Akuntan Publik.

  SARAN Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dan tujuan penelitian, saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan terkait pembahasan kode etik akuntan publik dalam sudut pandang agama Islam. Bukan hanya memaknai landasan dan kode etik yang diatur oleh AAOFI dengan mencari persamaan maupun perbedaan kode etik yang diatur oleh IAPI namun peneliti berharap peneliti selanjutnya akan menyajikan hal-hal yang belum dapat dipecahkan oleh peneliti saat ini, dan penelitian selanjutnya juga dapat memecahkan kekurangan atas penyajian penelitian saat ini, dan bagi siapapun terutama mereka yang beragam Islam dan akan berkecimpung dalam profesi akuntan, bahwa untuk menjadi praktisi akuntan publik bukan hanya mengandalkan kompetensi dan pengalama praktik saja, selain perlu ditingkatkan pemahaman mengenai fiqih dan konsep beragama secara kafa’ah, himmatul amal, ikhlas, ihsan, dan penuh tanggung jawab sehingga nantinya mereka mampu melaksanakan proses auditing sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku baik secara umum maupun sikap secara hubungan sosial dalam Islam (syariah) dan mampu untuk tidak mendiskreditkan profesi akuntan publik itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

  AAOIFI, Accounting and Auditing Standards For Islamic Financial Institution, 1419H-1998, Manama, Bahrain. Abdul Rahman, Abdul Rahim,

  “An Islamic Perspective of Acccounting

  Objectives and Concept

  ”. Retrieved Desember 10, 2016 From http://www.newhorizo Arikunto, Suharsimi. (2002). Metode Penelitian.Jakarta : Penerbit PT.

  Rineka Cipta Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4 (2), 79-92.

  Dani, K, (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, penerbit Putra Harsa, Surabaya

  Harapah, Sofyan S 2007, Auditing dalam Perspektif Islam, Pustaka Quantum, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia 2011. Standart Profesionalisme Akuntan Publik, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta . Ikatan Akuntan Publik Indonesia . Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Jakarta: Institut Akuntan Publik Indonesia, 2008). Retrieved Desember 15, 2016.

  From

  

  Karyoto, Akuntansi Dalam Perspektif Islam, Jurnal JIBEKA Volume 7 No. 2,

  Agustus 2013

  Mulyadi. (2002). Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat. Pamungkas, Pelanggaran-pelanggaran kode etik akuntan publik. Retrieved

  November 28, 2016. From R.A Yunanda, N. Abd Majid. 2011. “The Contribution Of Islamic Ethics

  Towards Enviromental Acconting, The Issues In Social and Enviromental Accounting, vol. 1, no.2, hal 124-137. Ruliyansah. 2014. Kode Erik Profesi dan Profesi Akuntan Publik Indonesia.

  10, 2016. From

  Retrieved Desember

  

  Sarwini, N. K., N. K. Sinarwati, & G. A. Yuniarta. 2014. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Bali). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1, 2(1).

  Sekretariat Jenderal Kementrian Keuangan 2015. Data Pesebaran Akuntan Publik dan domisili Kantor Akuntan Publik di Indonesia, Retrieved November 28, 2016. From

  Sirajud in. 2013.”Interprestasi Pancasila dan Islam Untuk Etika Profesi Akuntan Indonesia”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, vol. 4 no. 3, hal 330-507.

  Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. PT Bumi Aksara, Jakarta

  Rivai, Veithjal., Andi Buchari. 2009, Islamic Economics Sinar Grafika Offset, Jakarta. “Tentang faktor – faktor pelanggaran etika”, Retrieved 13 April 2017. From http:// community.gunadarma .ac.id “Tentang Ikatan Akuntan Indonesia”, Retrieved 21 Januari 2017. From