EKONOMI PARIWISATA ANALISIS SWOT PEMBANG

EKONOMI PARIWISATA
ANALISIS SWOT PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN DI DESA PANCASARI,
KABUPATEN BULELENG

KELOMPOK TIGA ( 3 )

Nita Inggrianti Wijaya
Ni Luh Devi Pratami
Marcelino Jhosua Legiman
Ksatria Putra Perdana
Luh Seri Wahyuni
Andika Saputra
I Putu Diva Agutina

(1412041002)
(1412041014)
(1412041015)
(1412041016)
(1412041017)
(1412041018)

(1412041019)

PROGRAM STUDI D4 PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Ekonomi
Pariwisata yang berjudul “SWOT Pembangunan Kepariwisataan di Desa
Pancasari, Kabupaten Buleleng” ini tanpa menemukan halangan.
Penulis menyadari sepenuhnya penyelesaian tugas ini tidak lepas dari
masukan dan arahan dari berbagai belah pihak. Oleh sebab itu penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ni Made Ariani, SE.,M.Par, selaku Dosen Mata Kuliah Ekonomi Pariwisata
Program Studi Diploma IV Pariwisata Universitas Udayana

2. Orang tua dan teman-teman penulis yang telah memberikan dorongan dan
doanya.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, maka
penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun demi lebih sempurnanya karya ilmiah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Denpasar, 16 November 2015
Penulis

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Analisis SWOT ............................................................................ 3
2.2 Gambaran Umum Desa Pancasari .................................................................. 4
2.2.1 Letak Geografis....................................................................................... 4
2.2.2 Letak Demografis ................................................................................... 5
2.2.3 Potensi Wisata di Desa Pancasari ........................................................... 6
2.3 Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Desa Pancasari sebagai
Kawasan Daerah Tujuan Wisata Khusus ....................................................... 7
2.4 Strategi Pengelolaan Pembangunan Desa Pancasari sebagai Kawasan Daerah
Tujuan Wisata Khusus dengan menggunakan analisis SWOT .................... 10
2.5 Program Pengelolaan ................................................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
4.2 Saran ............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………20

ii

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1Jumlah Penduduk Desa Pancasari Berdasarkan Agama /Kepercayaan
Yang Di Anut………………………………………….....................................

6

Tabel 2.2 Jumlah penduduk Desa Pancasari Menurut
tingkat Pendidikan…………………………………………………………….

6

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Desa Pancasari Menurut Mata
Pencaharian……………………………………………………………………

iii

7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam suatu pembangunan pariwisata tentunya memiliki tahapan yang
harus dilakukan. Subjek yang ingin mengembangkan suatu objek hendaknya
melakukan berbagaimacam langkah atau prosedur sebelum akhirnya objek
tersebut ditetapkan menjadi hal yang layak untuk publik.
Analisis merupakan suatu langkah yang sering digunakan untuk
memantau objek agar dapat dikembangkan menjadi suatu hal yang dinikmati
oleh masyarakat luas. Dalam penulisan ini, penulis membahas mengenai
SWOT. Analisis SWOT sering digunakan sebagai dasar untuk meneliti
kelayakan suatu objek untuk dikembangkan. SWOT merupakan singkatan dari
Strength yang berarti kekuatan, Weakness yang berarti kelemahan,
Opportunity yang berarti peluang atau kesempatan dan Threat yang berarti
ancaman atau hambatan. Model analisis ini dinilai lebih sederhana karena
mencari keempat hal yang telah disebutkan diatas untuk menetapkan
perkembangan dan pembangunan sebuah objek.
Dalam hal ini penulis akan memaparkan analisis SWOT tersebut dalam
dunia pariwisata. Dunia pariwisata memanfaatkan objek alami, budaya, dan
buatan manusia sebagai wadah untuk dikembangkan. Studi kasus yang
dibicarakan dalam penulis mengenai pengembangan objek wisata di wilayah
Bali. Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng adalah

wilayah yang penulis ambil dalam studi kasus ini. Hal yang akan dipaparkan
mengenai pembangunan wisata alam. Dasarnya bahwa, apapun hal layak bisa
ditawarkan kepada wisatawan agar daerah tersebut dikenal, dan mendapat
pemasukan dari kegiatan wisata. Selain itu dengan adanya pembangunan
objek wisata tentunya akan tercipta peran stakeholder dalam pengelolaannya.
Dengan demikian penulisan ini memiliki maksud sebagai gambaran
kepada pembaca untuk dapat mengenal analisis SWOT dan penggunaannya
dalam bidang pariwisata. Diharapkan kedepannya dapat membantu pembaca
untuk mengggunakana analisis tersebut dalam kegiatan penelitian khususnya
pembangunan suatu objek wisata .

1

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT ?
2. Bagaimana gambaran umum Desa Pancasari ?
3. Bagaimana keterlibatan peran stakeholder dalam pembangunan wisata di
Desa Pancasari ?

4. Bagaimana penggunaan analisis SWOT untuk pembangunan wisata di
Desa Pancasari?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan adapaun tujuan yang dapat diambil adalah berikut ini.
1. Mengetahui pengertian analisis SWOT
2. Mengetahui gambaran umum Desa Pancasari
3. Mengetaui keterlibatan peran stakeholder dalam pembangunan pariwisata
di Desa Pancasari
4. Mengetahui penggunaan analisis SWOT untuk pembangunan kegiatan
wisata di Desa Pancasari
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini berdasarkan latar
belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Akademis
Penulisan ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya
analisis pariwisata, sebagai aplikasi teoritis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pembaca
sebagai masukan untuk mereka berkaitan dengan penggunaan analisis

SWOT dalam pembangunan pariwisata.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis SWOT
Analisa atau analisis atau Analysis adalah suatu usaha untuk
mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan
komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk dikaji lebih
lanjut. Analisis kasus adalah kegiatan intelektual untuk memformulasikan dan
membuat rekomendasi sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang tepat
sesuai dengan kondisi atau informasi yang diperoleh dalam pemecahan kasus.
Pendekatan yang dipakai dalam menganalisis sebuah kasus adalah analisis
SWOT.
SWOT adalah singkatan dari Strength (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunity (Peluang), Threat (Ancaman). Analisis SWOT
membandingkan antara faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan
dengan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman.
1. Kekuatan : kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaann untuk

melakukan kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomi dan lebih jauh lagi
keuntungan kompetitif.
2. Kelamahan : karakteristik internal bisa berupa karyawan yang penuh
komitmen, karyawan pekrja keras, struktur modal yang tidak sehat, dan lain
sebagainya.
3. Peluang : faktor yang memungkinkan perusahaan untuk terus tumbuh ,
misalnya peluang untuk memasarkan produk baru. Ini bisa saja diantisipasi
dan bisa juga tak terduga
4. Ancaman : bisa dari individu, kelompok atau organisasi diluar perusahaan
yang berusaha untuk mengurangi kinerja perusahaan. Seringkali makin
sukses suatu perusahaan, makin besar kemungkinan ancaman dari pihak lain
untuk merebutnya, sebagian atau bahkan seluruhnya.
Untuk mencapai tujuan dari analisis SWOT ada sebuah strategi yang
harus dilakukan. Chandler (1962:13) menyebutkan bahwa “strategi adalah
tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi

3

semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.Adapun
strategi SWOT itu adalah :

1. Strategi SO(Strengths Opportunities), yaitu memanfaatkan seluruh
kekuatan yang dimiliki serta peluang yangsebesar-besarnya.
2. Strategi ST(Strengths Treath), yaitu memanfaatkan segala kekuatan untuk
mengatasi ancaman.
3. Strategi WO(Weekness Opportunities), yaitu meminimalkan kelemahan
kelemahan yang dimiliki kawasan tersebut untuk dapat memanfaatkan peluang
yang ada.
4. Strategi WT(Weekness Opportunities), yaitu meminimalkan kelemahankelemahan yang dimiliki kawasan tersebut serta menghindari segala ancaman.
Untuk contoh penggunaan analisis SWOT penulis mengambil contoh
kasus pembangunan kepariwisataan di desa Pancasari, Kecamatan Sukasada
Kabupaten Buleleng, Bali.

2.2 Gambaran Umum Desa Pancasari
2.2.1 Letak Geografis
Batas-batas wilayah dari Desa Pancasari dapat terlihat dalam peta
lokasi berikut.

Gambar 1 Peta Desa Pancasari

Luas desa Pancasari mencakup 12.800 ha dengan batas wilayah

sebelah utara adalah desa Wanagiri. Sebelah selatan Candi Kuning. Serta

4

sebelah barat dan timur berbatasan dengan hutan Negara. Kondisi geografis
desa Pancasari dapat dilihat dalam rincian sebagai berikut.
 Ketinggian tanah dari permukaan laut mencapai 1200 m
 Tinngginya curah hujan 354mm/tahun
 Topografi merupakan dataran tinggi
 Suhu rata-rata 25 C
2.2.2 Letak Demografis
Jumlah penduduk desa Pancasari saat ini adalah 4.860 orang. Dengan
rincian sebagai berikut. Jenis kelamin, laki-laki dengan jumlah 2.400 orang
dan perempuan 2.460 orang.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Desa Pancasari Berdasarkan Agama
/KepercayaanYang Di Anut
No
Agama yang di anut
Jumlah (orang)
1

Hindu

4.518

2

Islam

309

3

Kristen

25

4

Khatolik

4

5

Budha

4

Jumlah total

4.860

Sumber: Profil Desa Pancasari Tahun 2010
Tabel 2.2
Jumlah penduduk Desa Pancasari MenurutTtingkat Pendidikan
NO
Tingkat pendidikan
Jumlah (orang)
1

Taman kanak-kanak

307

2

Sekolah Dasar

879

3

SMP/SLTP

1.495

4

SMA/SLTA

1.186

5

Lulusan madrasah

26

6

Akademi/D1 – D3

857

7

SARJANA (S1 – S3 )

134

Jumlah Total

4.884

Sumber: Profil Desa Pancasari tahun 2010
5

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Desa Pancasari Menurut Mata Pencaharian
NO
Jenis pekerjaan
Jumlah
1

Karyawan
Pegawai Negeri Sipil

128

ABRI

7

Swasta

920

2

Wiraswasta pedagang

521

3

Petani

2360

4

Pertukanagan

83

5

Buruh tani

689

6

Pensiunan

3

7

Nelayan

32

8

Pemulung

1

9

Jasa

116

Jumlah total

4.860

Sumber: Profil Desa Pancasari Tahun 2010
2.2.3 Potensi Wisata di Desa Pancasari
1. Potensi Fisik
1) Keindahan Danau Buyan
Daya tarik yang paling menonjol di desa Pancasari adalah danau
Buyan. Di danau Buyan terdapat aktivitas yang bisa dilakukan seperti
memancing, kanoing ataupun mengintari danau menggunakan perahu
bebek.
2) Suasana Pedesaan
Suasana pedesaan masih sangat terasa di desa Pancasari ini.
Tersedianya fasilitas umum seperti jalan raya serta fasilitas komersial
publik lainnya juga terbatas. Terlebih lagi terlihat aktivitas penduduk
setempat yang masih melakukan tradisi seperti ritual persembahyangan.
Suasana pedesaan ini di dukung oleh iklim dan cuaca yang sangat sejuk
dengan udara yang masih segar.

6

3) Pertanian dan Perkebunan
Dengan hasil pertanian serta perkebunan yang sedemikian rupa dapat
menjadi daya tarik bagi wisatawan. Aktivitas pertanian serta perkebunan
ini merupakan salah satu andalan yang bisa menjadi daya tarik bagi
wisatawan. Dari potensi ini dapat dikelola menjadi suatu produk wisata
yang dapat ditawarkan kepada wisatawan.
2. Potensi Non-Fisik
1) Perilaku Penduduk Setempat
Penduduk desa Pancasari adalah tergolong kelompok masyarakat yang
masih menjalankan kegiatan sehari-harinya dengan cara

yang masih

sederhana dan sangat mencerminkan kehidupan pedesaan. Penduduk desa
ini sangat ramah tidak hanya kepada penduduk setempat tetapi juga
dengan para pendatang. Senyum keramahan saat menyambut pengunjung
masih sangat terasa. Mereka juga memiliki rasa membantu yang sangat
besar.
2) Kesenian dan Ritual Upacara Adat/Keagamaan
Kesenian merupakan unsur kedua sebagai potensi nonfisik yang dapat
menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Desa ini masih memiliki nilai seni
budaya seperti seni tari dan juga seni musik. Penduduk desa Pancasari
sebagian besar penganut agama Hindu.
Potensi wisata alam yang ada di desa Pancasari merupakan potensi
yang lebih berpeluang untuk dikembangkan dibandingkan dengan potensi
spiritual dan budayanya karena desa Pancasari memiliki lebih banyak
potensi wisata alamnya dan sangat menarik wisatawan.

2.3 Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Desa Pancasari sebagai
Kawasan Daerah Tujuan Wisata Khusus
1. Keterlibatan Masyarakat Setempat
Sehubungan dengan ditetapkannya desa Pancasari sebagai Kawasan
Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK), komponen masyarakat yang
terlibat dalam penyelenggaraan pariwisata di desa ini meliputi para tokoh

7

masyarakat yang dipimpin oleh kelian desa adat dan kelian desa dinas
(kepala desa).
Berkaitan dengan penunjang pariwisata di desa para masyarakat sudah
membentuk suatu tim kenten yang beranggotakan masyarakat setempat
yang diambil dari seluruh banjar. Dimana mereka bertugas mulai dari
pendataan, penataan, hingga pengelolaan. Misalnya untuk kelompok
nelayan, mereka memiliki kegiatan yang terkait dengan atraksi wisata
yakni memancing dan melihat pemandangan sekitar danau dengan perahu
bebek. Namun masih belum berjalan optimal karena belum adanya
kejelasan peran dari masing-masing pengemban tugas, seperti misalnya
peran desa adat dalam mengelola atau memantau perkembangan
pariwisata yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara oleh pembuat makalah sebelumnya hasil
yang didapat yakni kurang tahunya masyarakatsetempat tentang kebijakan
pemerintah mengenai konsep pengelolaan pariwisata di desa Pancasari ini
merupakan sebuah kendala dalam menyelenggarakan pengelolaan
pariwisata tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki misi untuk terlibat
langsung dalam kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Seperti contoh
dalam salah satu kegiatan wisata yakni memancing. Namun demikian
dalam pelaksanaannya belum dapat berjalan maksimal. Hal ini disebabkan
oleh belum adanya kepastian peraturan-peraturan serta kebijakankebijakan yang dibuat pemerintah terkait dengan pengembangan
pariwisata di desa tersebut.
2. Keterlibatan Pihak Swasta
Keterlibatan pihak swasta dalam penyelenggaraan suatu kegiatan
pariwisata juga sangat diperlukan. Seperti bisa dilihat di beberapa kawasan
wisata dimana sebagian besar fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan
pariwisata disediakan oleh para investor (pihak swasta).
Para penyedia jasa oleh pihak swasta seperti jasa akomodasi dan
restoran turut dalam wadah organisasi yakni PHRI Kabupaten Buleleng.
Dimana dalam kegiatan PHRI, perkumpulan hotel dan restauran yang ada

8

diwakili oleh satu pengelola hotel yang telah disepakati. Terkait dengan
permasalahan yang ada di Desa Pancasari, keterlibatan pihak swasta dalam
pengelolaan Desa Pancasari sebagai KDTWK juga masih minim. Ini
terindikasi dari ketidak tahuan mereka mengenai kebijakan pemerintah
yang menetapkan desa Pancasari sebagai Kawasan Daya Tarik Wisata
Khusus.
Kendala yang dihadapi pihak swasta terkait dengan operasionalnya. Ini
mencakup peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak desa.
Sebagai contoh mengenai perekrutan pegawai yang sebagian besar harus
dari penduduk setempat. Jika menggunakan pegawai dari luar desa
Pancasari maka pegawai tersebut akan terkena iuran desa mingguan dan
bulanan dengan wajib lapor. Ini tentu mempengaruhi produktivitas dari
perusahaan tersebut. Karena sumber daya manusia yang dipekerjakan bisa
jadi tidak sesuai dengan kebutuhan.
Para pihak swasta mendukung dengan apa yang bisa mereka lakukan
dan itu cenderung terkait dengan penyelenggaraan operasional hotel.
Sedangkan seperti dijabarkan tadi bahwa keterlibatan mereka dalam
pengelolaan desa Pancasari sebagai KDTWK secara langsung belum ada
mengingat kebijakan yang dibuat oleh pemerintahbelum tersosialisasi
dengan baik.
3. Keterlibatan Pemerintah
Pemerintah sebagai penyelenggara pariwisata adalah terlibat penuh
dalam pengambilan kebijakan. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan
penuh memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan di
suatu daerah. Untuk itu pemerintah dalam membuat suatu kebijakan
sebaiknya mampu menjalankan kebijakan tersebut yang melibatkan
masyarakat sebagai komponen utama dalam suatu pembangunan.
Pemerinah provinsi Bali telah menetapkan desa Pancasari sebagai
Daerah Tarik Wisata Khusus. Namun disayangkan adalah pemerintah dari
desa Pancasari sendiri belum bisa mandiri untuk mencang pembangunan
dan mengelola desanya sebagai daerah yang membangunan kegiatan

9

wisata. Hal ini menunjukkan pemerintah daerah khususnya ruang lingkup
desa pancasari masih bergantung dengan Pemerintah Provinsi.

2.4 Strategi Pengelolaan Pembangunan Desa Pancasari sebagai Kawasan
Daerah Tujuan Wisata Khusus dengan menggunakan analisis SWOT
Dalam penentuan strategi pengelolaan pembangunan Desa Pancasari
sebagai Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK), terlebih dulu
diidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, dan peluang yang dimiliki, serta
ancaman yang mungkin terjadi dalam penjabaran SWOT sederhana.
Berdasarkan hasil dari identifikasi itulah maka ditentukan strategi pengelolaan
pembangunan yang tepat untuk desa Pancasari sebagai KDTWK.
1. Potensi-potensi yang Menjadi Kekuatan yang Dimiliki oleh Desa
Pancasari
Desa Pancasari memiliki potensi alam dan potensi spiritual yang
sangat bagus untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata. Potensi alam yang
dimiliki desa Pancasari lebih menonjol dibandingkan wisata spiritualnya
karena lebih banyak potensi alam yang dapat dikembangkan dan dijadikan
daya tarik wisata khusus di daerah tersebut Potensi alam adalah sebagai
kekuatan yang dimiliki desa Pancasari. Panorama danau Buyan sangatlah
indah yang dikelilingi oleh hutan dengan beraneka ragam pohon. Berbagai
macam aktivitas dapat dilakukan di danau tersebut, seperti memancing,
keliling dengan perahu bebek atau pun hanya sekedar duduk menikmati
udara yang segar dipinggir danau. Di daerah sekitar danau Buyan yang
dimasuki melalui desa Dasong juga dapat digunakan sebagai tempat
berkemah yang sangat asri dan luas. Daya tarik wisata lainnya yang bisa
dinikmati di desa Pancasari adalah suasana pedesaan yang masih sangat
terasa. Alam desa Pancasari masih sangat alami. Bercocok tanam, bertani
dan juga nelayan masih menjadi kegiatan sehari-hari sebagai sumber mata
pencaharian desa setempat. Daya tarik lainnya yang dapat dinikmati di
desa ini adalah hutannya. Hutan yang masih alami dengan berbagai jenis
tanaman langka yang ada di dalamnya dapat menjadi tempat untuk
berekreasi, perkemahan hingga wisata pendidikan.

10

Selain itu, desa Pancasari juga memiliki beberapa kelebihan yang
menjadi kekuatan dari kawasan wisata tersebut. Sarana dan prasarana
pariwisata yang ada di kawasan tersebut juga sudah mendukung, seperti
misalnya sarana akomodasi sudah tersedia, sarana prasarana seperti air,
listrik dan telekomunikasi juga sudah tersedia. Aksesibilitas menuju
kawasan tersebut juga mudah dan kendaraan umum pun sudah tersedia.
Kepercayaan-kepercayaan mengenai filosofi Hindu masih sangat kental
disana. Kesenian-kesenian yang sarat nilai budaya juga masih dijalankan
oleh penduduk setempat, contohnya tari-tarian. Kegiatan ritual keagamaan
yang terkait dengan kehidupan mereka juga masih dilaksanakan, seperti
misalnya upacara untuk kesuburan pertanian mereka dan lainnya.
2. Faktor-faktor yang Menjadi Kelemahan Desa Pancasari
Walaupun memiliki potensi-potensi yang menjadi kekuatan, Desa
Pancasari juga memiliki beberapa permasalahan yang menjadi kelemahan
dari desa tersebut. Seperti dikatakan tadi bahwa desa Pancasari memiliki
kondisi alam yang masih alami yang menjadi daya tarik, seperti danaunya,
hutan dan lingkungannya. Namun demikian penataan dari kawasan
tersebut masih kurang. Dapat dilihat dari fasilitas-fasilitas yang tersedia di
kawasan tersebut, seperti misalnya sarana toilet yang secara kasat mata
sangat tidak memenuhi syarat. Tempat sampah yang tersedia juga masih
sangat minim sehingga kebersihan di kawasan tersebut belum bisa
ditangani dengan baik. Jalan menuju tempat wisata pun masih perlu
perbaikan, seperti jalan menuju danau daerah perkemahan. Jalan menuju
area itu sangat rusak bahkan saat musim hujan akan lebih susah untuk
dilalui.
Mengenai fasilitas-fasilitas pariwisata yang tersedia di kawasan ini,
ada beberapa akomodasi yang pengelolaannya masih kurang dari sisi
pemasarannya. Sehubungan dengan sumber daya manusia SDM yang
berkecimpung dalam dunia pariwisata ini bisa dibilang masih relatif
rendah. Kesiapan penduduk setempat untuk berpariwisata juga masih

11

kurang. Ini disebabkan karena pembinaan yang kurang dari pemerintah
serta keterlibatan mereka dalam kegiatan pariwisata di kawasan tersebut
3. Faktor-faktor Peluang yang Bisa Menjadikan Desa Pancasari sebagai
DaerahTujuan Wisata yang Diminati Wisatawan
Beberapa faktor pendukung yang dapat menjadikan peluang bagi desa
Pancasari untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yang diminati oleh
para wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca
negara. Jika dilihat dari perkembangan ekonomi saat ini, kegiatan
pariwisata sepertinya masih menjadi sektor industri yang diandalkan.
Kondisi alam dan lingkungan yang masih alami memberikan nilai lebih
terhadap para wisatawan. Mereka bisa menikmati pemandangan alam yang
susah mereka nikmati di negara asal mereka. Melihat fenomena seperti ini,
desa Pancasari yang memiliki kondisi alam yang masih alami serta
perilaku penduduk yang masih sarat akan budaya tentu memiliki peluang
untuk menjadi salah satu kawasan wisata yang dapat menarik wisatawan
untuk berkunjung. Faktor pendukung lainnya yang juga dapat menjadi
peluang adalah adanya kemajuan teknologi yang memudahkan orang dari
manapun untuk mengakses suatu daerah. Peluang ini dapat digunakan
untuk mempromosikan desa Pancasari sebagai kawasan wisata yang
memiliki daya tarik berbeda.
Kemajuan teknologi di bidang komunikasi juga memberikan
kemudahan semua orang untuk berkomunikasi dimana saja terutama bagi
wisatawan mancanegara dan pengelola pariwisata. Desa Pancasari yang
sudah dilengkapi sarana komunikasi yang baik. Kestabilan keadaan politik
pemerintahan juga menjadi sebuah peluang untuk dapat berkosentrasi
membangun desa Pancasari sebagai sebuah kawasan daerah tujuan wisata
khusus. Terlebih lagi penyelenggaraan daerah yang diselenggarakan secara
otonomi

memberikan

peluang

bagi

Kabupaten

Buleleng

untuk

membangun industri pariwisatanya.
Terkait dengan keunikan yang dimiliki oleh desa Pancasari, maka desa
ini sangat memiliki peluang untuk dibangun sedemikian rupa sehingga
menjadi kawasan wisata idola wisatawan.
12

4. Faktor Luar yang Dapat Menjadi Ancaman dalam Pembangunan
Desa Pancasari sebagai KDTWK
Faktor yang datang tidak hanya dapat menjadi peluang tetapi juga
dapat menjadi sebuah ancaman. Perkembangan pariwisata dunia pada
umumnya dan Bali pada khususnya terus mengalami kemajuan. Setiap
daerah berlomba membangun kawasan wisata dengan berbagai kreatifitas
dan keunikan yang bertujuan untuk menarik perhatian wisatawan. Bahkan
penyedia jasa pariwisata mampu membangun kawasan atau daya tarik
wisata yang menyediakan jasa yang sama dengan kawasan atau daya tarik
wisata di daerah lain. Ini menyebabkan terjadinya persaingan di industri
pariwisata yang berbuntut pada konflik sosial dan ekonomi. Sebagai
contoh akibat dari persaingan tersebut adalah adanya kecenderungan
meniru atau menjiplak suatu konsep pembangunan di suatu kawasan
wisata.
Penyelenggaraan pemerintah yang masih belum jelas kebijakannya.
Sebagai contoh penetapan desa Pancasari sebagai Kawasan Daya Tarik
Wisata Khusus (KDTWK). Penetapan kawasan strategis tersebut
ditetapkan oleh Pemerintah Tingkat I yang dituangkan dalam RTRW
propinsi Bali. Pemerintah Kabupaten Buleleng sebagai penanggung jawab
atas

keberlangsungan

desa

tersebut

semestinya

membuat

suatu

perencanaan mengacu terhadap penetapan desa Pancasari sebagai
KDTWK yang selanjutnya disosialisasikan kepada semua stakeholder
penyelenggaraan pariwisata di desa tersebut. Sehingga arah kebijakan
menjadi jelas dan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
2.5 Program Pengelolaan
Dibuat beberapa program nyata untuk menuju desa Pancasari sebagai
kawasan daerah tujuan wisata khusus. Program-program tersebut dipaparkan
berdasarkan strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT.

13

1. Program Pengelolaan dari Strategi SO (Strength Oppurtunity)
1) Program Inventarisasi Daya Tarik
Inventarisasi ini sebaiknya dilakukan secara terkoordinasi dengan
stakeholder untuk menemukan kesepakatan potensi daya tarik wisata yang
mana yang membutuhkan pengelolaan. Seperti kegiatan memancing yang
ada di danau Buyan. Dalam hasil pengamatan, terdapat dua tempat
berbeda untuk memancing namun dengan pengelolaan yang berbeda.
2) Pengelolaan Potensi Wisata dengan Melihat Peluang yang ada dengan
Berwawasan Lingkungan
KDTWK adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam
geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang
didalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi,
ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata secara terbatas serta
aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam
perwujudan kepariwisataan, namun pengembangannya sangat dibatasi
untuk lebih diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan
hidup. Jika dilihat keadaan KDTWK saat ini, apa yang perlu dilakukan
hanyalah penataan. Penataan dilakukan untuk memperindah lagi apa yang
sudah ada. Seperti, penataan fasilitas umum yang ada di sekitar obyek,
kebersihan, serta kejelasan pengelolaan dari kawasan tersebut.
3) Memudahkan Aksesibilitas
Kemudahan aksesibilatas menuju suatu lokasi pariwisata sangat
penting. Ini terkait untuk mempermudah wisatawan mengunjungi suatu
destinasi. Ini dimulai kemudahan alat transportasi menuju lokasi ini hingga
perbaikan sarana jalan menuju lokasi.
4) Memperbaiki Kesediaan Fasilitas Umum
WC umum yang ada di kawasan. Jika dilihat keadaannya masih jauh
dari standar WC umum untuk wisatawan. Baik dari segi kebersihan serta
kelengkapannya. Jalan menuju lokasi masih banyak perlu perbaikan begitu
juga dengan penyediaan lahan parkir

14

5) Penentuan Kebijakan-kebijakan terkait Penyelenggaraan Pariwisata
di

Kawasan

tersebut

yang

Melibatkan

Segenap

Komponen

Masyarakat Setempat
Keterlibatan masyarakat sebagai komponen utama pelaku pariwisata
penting untuk dipertimbangkan. Seperti hasil wawancara dengan beberapa
masyarakat setempat yang bertindak sebagai pelaku pariwisata langsung,
masih belum ada kejelasan peran antara para pelaku pariwisata di kawasan
tersebut.
2. Program Pengelolaan dari Strategi WO(Weaknesess Oppurtunity)
1) Penataan Kawasan Potensi
Harus dilakukan penataan yang lebih baik lagi pada masing-masing
daya tarik yang ada. Ini dimulai dari penataan fisik hingga pada sistem
pengelolaan yang jelas.
2) Perbaikan Sarana Jalan Menuju Lokasi
Melihat keadaan jalan menuju kawasan tersebut yang masih banyak
rusak maka perbaikan jalan harus dilakukan.
3) Menentukan Kebijakan-kebijakan Terkait dengan Penyelenggaraan
Pariwisata yang Dikoordinasikan dengan Para Stakeholder
Koordinasi antara para stakeholder dalam penentuan kebijakan terkait
dengan penyelenggaraan pariwisata sangat penting dilakukan. Ini
menghindari terjadinya konflik-konflik dalam berlangsungnya kegiatan
pariwisata di kawasan tersebut.
4) Memberikan Pengarahan serta Pelatihan kepada Masyarakat
Setempat
Apabila kawasan sudah disiapkan tetapi masyarakat setempat belum
siap untuk berpariwisata maka ini juga akan percuma. Masyarakat sebagai
komponen terdepan yang secara langsung berinteraksi dengan wisatawan
sangat perlu diberikan pengarahan dan pelatihan agar mampu berinteraksi
dengan benar sehingga dapat memberikan kesan yang baik terhadap
wisatawan yang berkunjung.

15

3. Pengelolaan dari Strategi ST (Strength Threats)
1) Mengoptimalkan Segala Fasilitas, Sarana dan Prasaran
Bertujuan untuk membuat para wisatawan tertarik untuk berkunjung
dan merasa nyaman disana. Membuat kemasan wisata yang menarik serta
memiliki fasilitas lengkap sesuai kebutuhan pasar.Ini dimulai dengan
mengadakan perbaikan ataupun menambah fasilitas pariwisata sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Pelatihan Bagi Seluruh Pelaku Pariwisata
Perlu diadakan suatu pelatihan dan koordinasi yang baik kepada
seluruh komponen masyarakat baik selaku pelaku langsung dalam
kegiatan pariwisata ataupun tidak. Ini perlu dilakukan untuk menciptakan
kondisi dan situasi yang kondusif dalam penyelenggaraan kegiatan
pariwisata di kawasan wisata ini. Apabila dalam suatu kegiatan pariwisata,
penyelenggaranya atau pelakunya saja masih belum terkoordinasi maka
bagaimana bisa dapat menberikan situasi dan kondisi yang bagus terhadap
wisatawan yang berkunjung.
3) Menciptakan Situasi yang Aman serta Mempromosikannya
Situasi aman sangat perlu diciptakan pada suatu kawasan wisata. Ini
untuk memberikan kenyamanan pada wisatawan yang berkunjung ke
kawasan tersebut. Untuk itu sangat penting diciptakannya situasi aman
serta menunjukkan ke dunia luar melalui iklan atau pemberitaan bahwa
keadaan di kawasan wisata ini aman.

4. Program Pengelolaan dari Strategi WT (Weaknesses Threats)
1) Membuat Produk-Produk Wisata
Membuat produk-produk pariwisata yang variatif namun tetap
berpedoman pada konsep pengelolaan KDTWK. Produk-produk wisata
tersebut bisa berkaitan dengan pendidikan, kehidupan sosial masyarakat
ataupun sekedar berekreasi atau piknik.

16

2) Mempromosikan Produk Wisata KDTWK
Setelah mengkemas berbagai produk wisata yang sesuai dengan
konsep pengelolaan KDTWK maka perlu diadakannya promosi. Promosi
kepada para pelaku pariwisata diluar daerah juga perlu dilakukan. Dengan
demikian kawasan wisata ini lebih dikenal. Seperti diketahui kawasan ini
belum terlalu dikenal oleh dunia luar. Padahal kawasan Pancasari ini
memiliki letak yang sangat strategis.

17

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penggunaan analisis SWOT sangat tepat untuk pembangunan
kepariwisataan di kawasan wisata Pancasari yang memiliki berbagai potensi
alam yang sangat bagus. Kawasan tersebut sangan cocok dijadikan Kawasan
Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK).
Keterlibatan stakeholder dalam hal ini pemerintah, pihak swasta dan
masyarakatterkait dengan penyelenggaraan pariwisata di kawasan ini masih
ada kekurangan kekurangan yang perlu ditutupi demi terselenggaranya
kegiatan pariwisata ini dengan baik. Kerja sama serta koordinasi yang baik
antara para stakeholder ini juga dibutuhkan untuk menghindari terjadinya
konfilk dalm penyelenggaraan kegiatan pariwisata di kawasan wisata Desa
Pancasari ini.
Strategi pengelolaan Desa Pancasari sebagai KDTWK meliputi strategi
SO (Strength Oppurtunity) menghasilkan inventarisasi daya tarik wisata yang
ada di desa Pancasari kemudian melakukan pengelolaan yang berwawasan
lingkungan, memaksimalkan kemudahan aksesibilitas dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi dan transportasi, mengoptimalkan ketersediaan fasilitas
umum serta membuat kebijakan-kebijakan terkait dengan penyelenggaraan
pariwisata,

melibatkan

masyarakat

setempat

dalam

mewujudkan

kepariwisataan. Strategi WO (Weaknesess Oppurtunity) menghasilkan
mengoptimalkan pengelolaan kawasan tersebut yang berwawasan lingkungan
dengan memaksimalkan potensi yang ada, perbaikan segala sarana dan
prasarana terkait dengan memudahkan aksesibilitas menuju kawasan,
mengoptimalkan koordinasi antara para stakeholder dalam menentukan
kebijakan terkait peningkatan kegiatan pariwisata, memberikan pengarahan
terhadap masyarakat untuk kesiapan mereka dalam berpariwisata. Strategi ST
(Strength Threats) menghasilkan memaksimalkan pengelolaan kawasan
dengan menonjolkan kekuatan yang ada serta mengelola segala fasilitas,
sarana dan prasarana kepariwisataan untuk memenuhi pasar, penentuan
kebijakan yang jelas terkait dengan pengelolaan pariwisata dengan segala

18

komponennya, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama
menciptakan situasi yang aman dan kondusif demi berlangsungnya kegiatan
pariwisata.

Strategi

WT

(Weaknesses

Threats),

menghasilkan:

mengoptimalkan daya tarik yang ada dan segala fasilitas pariwisata yang
tersedia untuk dapat menarik para wisatawaan, memudahkan aksesibilitas,
memaksimalkan keterlibatan pihak terkait dalam penyelenggaraan pariwisata,
memberikan pelatihan serta pengertian terhadap masyarakat mengenai
pentingnya kegiatan pariwisata tersebut untuk kesejahteraan mereka sendiri.

4.2 Saran
Pemerintah dan pihak swasta selaku pelaku pengelola pariwisata
seharusnya dapat memberikan konstribusi yang tepat untuk keberlangsungan
kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Dengan adanya pengelolaan desa
Pancasari sebagai KDTWK, masyarakat setempat sebaiknya mempersiapkan
diri dengan segala potensi yang mereka miliki. Masyarakat harus sadar akan
wisata dengan memanfaatkan dan mejaga potensi-potensi wisata yang mereka
miliki. Dalam proses pengelolaan kawasan tersebut masyarakat harus
mempromosikan potensi wisata yang ada dengan menggunakan teknologi
internet maupun media cetak agar lebih banyak wisatawan lagi yang tahu
tentang potensi wisata yag mereka miliki dan tertarik untuk berkunjung ke
desa Pancasari.

19

DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti Freddy. 1997. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta:
PY. Gramedia Pustaka Utama
www.pps.unud.ac.id>tesis>pdf_thesis Kamis, 12 November 2015, 21:35 Wita.
http://mustaminoka.blogspot.co.id/2015/06/apa-itu-swot.html Sabtu,14 November
2015, 24:00 Wita.
http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html
Sabtu,14 November 2015 , 23:11 Wita
www.seputarpengetahuan.com/2015/02/10-pengertian-strategi-menurutahlinya.htmlSabtu,14 November 2015, 23:25 Wita.

20