Penerapan Business System Planning Untuk

PENERAPAN BUSINESS SYSTEM PLANNING UNTUK MENDUKUNG PERANCANGAN DATA
WAREHOUSE BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(Studi Kasus : BAPPEDA Kota Tasikmalaya)
Irham Rachmatullah Hermawan¹, Aradea², Husni Mubarok³
Teknik Informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Email : ¹irham.r.h@gmail.com, ²naradipa@yahoo.com, ³unie2k@gmail.com
ABSTRAK
Sistem Informasi bagi sebuah instansi yang berkembang dapat membawa dampak positif dalam
kebutuhan informasi yang dibutuhkan pemakai. Langkah pertama dalam membangun sistem informasi adalah
membuat perencanaan. Salah satu metodologi dalam perencanaan membuat sistem informasi adalah penyusunan
rencana strategis dilakukan dengan memanfaatkan metodologi Business System Planning (BSP). Metodologi ini
berkaitan dengan upaya bagaimana sistem informasi seharusnya distrukturkan., diintegrasikan, dan
diimplementasikan oleh organisasi dalam jangka panjang. Selanjutnya metodologi ini akan diterapkan dalam
perancangan data warehouse Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Perancangan data
warehouse ini difokuskan pada perancangan arsitektur data warehouse yang berfokus pada penyediaan data
sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi perencanaan di BAPPEDA. Data warehouse ini dirancang
dengan menerapkan Nine-Step Methodology dari Kimball sehingga data dapat terintegrasi dan mendukung
informasi yang bersifat global yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai solusi dari permasalahan
yang ada. Data warehouse, menjadikan data instansi yang tersebar menjadi terintegrasi dan ringkas untuk
membantu pengguna menganalisis data yang ada untuk pengambilan keputusan yang bersifat strategis secara
cepat dan tepat.

Kata Kunci : Arsitektur Data dan Informasi, Business System Planning, Data Warehouose
ABSTRACT
Information system for a growing agency can have a positive impact on the needs of users of the
information needed. First step in building an information system is planning. One of the methodologies in the
planning to make information systems are done with strategic planning methodologies utilizing Business System
Planning (BSP). This methodology deals with how information systems efforts should be structured, Integrated,
and implemented by the organization in the long run. Furthermore this methodology will be applied in the
design of data warehouse Regional Development Planning Board (BAPPEDA). The design of data warehouse is
focused on designing data warehouse architecture that focuses on the provision of data so as to meet the
information needs of planning in BAPPEDA. The data warehouse is designed to implement the Nine - Step
Methodology of Kimball so that data can be integrated and support the global nature of information that can be
viewed from different angles as the solution of existing problems. Data warehouse, making the data scattered
agencies into an integrated and concise to help users analyze existing data for strategic decision making quickly
and accurately.
Keyword : Data Architecture and Information, Business System Planning, Data Warehouose
I.

PENDAHULUAN
Meningkatnya kebutuhan terhadap data dan
informasi yang dijalankan oleh setiap organisasi

merupakan pendorong untuk lebih meningkatkan
pemanfaatan sistem informasi untuk menunjang
kegiatan yang ada didalam organisasi tersebut.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Tasikmalaya dalam memenuhi
kebutuhan informasinya sehari-hari, dengan
database yang ada ternyata kurang mampu untuk
mendukung proses analisis dan pengambilan
keputusan terutama dibidang kesekretariatan.
Adapun penyebabnya adalah sistem yang tidak
terintegrasi, juga karena banyaknya jumlah data
yang harus dikelola, sulitnya mendapatkan jenis atau
bentuk laporan yang diinginkan, serta waktu

yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi
instansi cenderung lama.
Mengingat pentingya pengembangan suatu
sistem informasi yang sesuai dengan sasaran dan
tujuan, maka dilakukan penelitian mengenai
Penerapan Business System Planning Untuk

Mendukung Perancangan Data Warehouse Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (studi kasus :
BAPPEDA Kota Tasikmalaya). Dalam penelitian
ini, digunakan metodologi Business System Planning
(BSP).
II. LANDASAN TEORI
A. Business System Planning
Metodologi
Business
System
Planning
dikembangkan oleh perusahaan IBM pada tahun

1

1980-an. Metodologi ini berkaitan dengan upaya
bagaimana
sistem
informasi
seharusnya

distrukturkan, diintegrasikan dan diimplementasikan
oleh organisasi dalam jangka panjang (surendro,
2009).
Dalam metodologi Business System Planning
terdapat tahapan yang harus dilakukan, seperti pada
gambar 1.

4.
5.

6.
7.
8.

9.

Gambar 1. Pendekatan perencanaan sistem informasi
secara umum (Surendro, 2009)
Dari gambaran tahapan metodologi di atas,
dapat dideskripsikan masing-masing tahapan sebagai

berikut (Surendro, 2009) :
1. Mendefinisikan Tujuan Bisnis
Tahapan ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi
tujuan bisnis organisasi sebagai landasan dalam
menstraslasikan ke strategi sistem informasi.
2. Mendefinisikan Proses Bisnis
Aktifitas yang diperlukan dalam tahapan ini adalah
melakukan identifikasi terhadap semua proses bisnis
yang berkaitan dengan system informasi yang akan
dibuat.
3. Mendefinisikan Kelas Data
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasi
kelas
data
dalam
rangka
membangun database dengan redudansi yang
minimum dan memungkinkan penambahan sistem
tanpa mengubah database.

4. Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Tahapan ini untuk menggambarkan sistem informasi
yang akan diterapkan, secara umum rancangan
arsitektur informasi.
B. Data Warehouse
Menurut Inmon, data warehouse adalah koleksi
data yang mempunyai sifat berorientasi subjek
terintegrasi, time variant, dan bersifat tetap dari
koleksi data dalam mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen (Inmon, 2002).
Terdapat empat karakteristik data warehouse
yaitu :
1. Subject Oriented
2. Integrated
3. Non Volatile
4. Time Variant
C. Metodologi Perancangan Data Warehouse
Menurut Kimball ada 9 tahap metodologi
dalam perancangan data warehouse, yaitu:
1. Memilih Proses (Choosing The Process)

2. Memilih Grain (Choosing The Grain)
3. Mengidentifikasi dan Memilih Dimensi
yang Sesuai (Identifying and Conforming the
Dimensions)

Memilih Fakta (Choosing the Facts)
Menyimpan Perhitungan Awal dalam Tabel
Fakta (Storing Pre-calculations in the Facts
Table)
Melengkapi Tabel Dimensi (Rounding Out the
Dimensions Tables)
Memilih Durasi dari Basis Data (Choosing the
Duration of the Database)
Menelusuri Perubahan dari Dimensi secara
Perlahan
(Tracking
Slowly
Changing
Dimensions)
Menentukan Prioritas dan Tipe dari Query

(Deciding The Query Priorities and The Query
Modes)

III. METODOLOGI
A. Studi Pustaka
Aktifitas ini bertujuan untuk mengetahui
informasi tentang BAPPEDA dan dukungan
pemrosesan data dikumpulkan dan dipelajari lebih
lanjut untuk kebutuhan perancangan. Serta membaca
literatur seperti buku standar, buku referensi,
Peraturan Mentri, Peraturan Daerah dan lain-lain
yang berfungsi untuk membuat kompilasi dan
klasifikasi data.
B. Identifikasi Tujuan Bisnis
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) merupakan suatu badan yang bertugas
untuk membuat perencanaan dan pembangunan
daerah yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna meningkatkan kesejahteraan

sosial dalam suatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu.
C. Identifikasi Proses Bisnis
Proses bisnis didefinisikan sebagai kelompok
keputusan yang secara logis terkait dan aktivitas
yang diperlukan untuk mengelola sumber daya
bisnis. Proses bisnis ini memberikan sebuah dasar
untuk mendefinisikan arsitektur informasi yang
diperlukan, menentukan ruang lingkupnya, dan
menetapkan prioritas untuk pengembangannya.
1.

Proses BAPPEDA
Aktivitas-aktivitas utama yang terdapat di
BAPPEDA yaitu :
a. RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah)
b. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah)
c. Rentra SKPD (Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah)
d. RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah)
e. Renja SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja
Peranngkat Daerah)
f. Evalausi Perencanaan Pembangunan Daerah

2

2.

Siklus hidup sumber daya
Sebuah siklus hidup terdiri dari empat tahap
yaitu Kebutuhan, Akuisisi, Pengelolaan, dan
Disposisi. Contoh yang akan diambil ialah Fungsi
bisnis RPJPD, kebutuhan fungsi bisnis ini ialah
penyusunan rancangan RPJPD. Akuisisinya
pembentukan tim penyusun, penyusunan agenda
kerja
dan
perumusan

rancangan
awal.
Pengelolaannya diantaranya persiapan musrenbang,
penyelenggaraan musrenbang. Untuk disposisinya
terdapat berita acara musrenbang rancangan akhir,
penetapan rancangan perencanaan. Dan untuk
tahapan lima fungsi bisnis lainnya tidak jauh
berbedadengan fungsi RPJPD.
3. Hubungan Proses Dengan Organisasi
Terdapat enam matriks proses/organisasi yang
ada pada BAPPEDA diantaranya matriks proses
RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja
SKPD. Dari keenam matriks tersebut diambil satu
matriks untuk dijadikan sebagai contoh, berikut
matriks proses/organisasi RPJPD :

Tabel 1. Kelas Data BAPPEDA (Lanjutan)
Fungsi
Kelas Data

Kelas Data

Bisnis

RKPD

Renja
SKPD

Evaluasi

1.Data Tim Penyusun RKPD
2.Data Agenda Kerja Tim
RKPD
3.Data RPJMD Provinsi
4.Data RKPD Provinsi
5.Data RPJMD Kota
6.Data Evaluasi RPJMD
7.Data Statistik

8.Data Evaluasi RKPD
9.Data Kertas Kerja
10.Data Musrenbang
11.Data Berita Acara
Musrenbang RKPD
12.Data Rancangan Akhir
RKPD
13.Data RKPD

1.Data Tim Penyusun Renja
SKPD
2.Data Agenda Kerja Tim
Renja SKPD
3.Data RKPD Kota
4.Data Renstra Kota
5.Data Evaluasi RKPD

6.Data Evaluasi Renja SKPD
7.Data Kertas Kerja
8.Data Rancangan Akhir
Renja SKPD
9.Data Berita Acara Forum
SKPD
10.Data Renja SKPD

1.Data Hasil Evaluasi

2.Data Laporan Evaluasi

E. Mendefinisikan Arsitektur Informasi
Langkah-langkah
dalam
mengembangkan
arsitektur informasi seperti terlihat pada gambar 3.
Dan 4..
1. Area antara proses dengan kelompok kelas data
2. Identifikasi Aliran Data
Tabel 2. Keterangan Nomor Gambar

Gambar 2. Matriks Proses/Organisasi Proses RPJPD
D. Identifikasi Kelas Data
Rincian kelas data dari fungsi utama BAPPEDA
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kelas Data BAPPEDA
Fungsi
Kelas Data

Kelas Data

Bisnis

RPJPD

RPJMD

Renstra
SKPD

1.Data Tim Penyusun RPJPD
2.Data Agenda Kerja Tim
RPJPD
3.Data RPJPN
4.Data RPJMN
5.Data RPJMD Provinsi
6.Data Statistik
7.Data Evaluasi RPJPD

8.Data Kertas Kerja
9.Data Musrenbang
10.Data Berita Acara
11.Musrenbang RPJPD
12.Data Rancangan Akhir
RPJPD
13.Data RPJPD

1.Data Tim PenyusunRPJMD
2.Data Agenda Tm RPJMD
3.Data RPJPD Kota
4.Data RPJMD Provinsi
5.Data Statistik
6.Data Evaluasi RPJMD
7.Data Kerja Kertas

8.Data Musrenbang
9.Data Berita Acara
Musrenbang RPJMD
10.Data Rancangan Akhir
RPJMD
11.Data RPJMD

1.Data Tim Penyusun Renstra
SKPD
2.Data Agenda Tim Renstra
SKPD
3.Data RPJMD Provinsi
4.Data RPJMD Kota
5.Data Statistik
6.Data Evaluasi

7.Data Kertas Kerja
8.Data Musrenbang
9.Data Berita Acara
Musrenbang
10.Data Rancangan Akhir
Renstra SKPD
11.Data Renstra SKPD

3

Gambar 3. Penentuan area antara proses dengan kelompok kelas data
z

Gambar 4. Aliran Data

4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Arsitektur Informasi
Untuk memenuhi kebutuhan implementasi
arsitektur informasi kedalam basis data fisik, maka
dibuat pemodelan ER Diagram seperti dapat dilihat
pada gambar 13.

b.

c.

d.

2.
a.

b.
Gambar 5. Entity Relationship Diagram
B. Arsitektur Data Warehouse
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
arsitektur data warehouse yang cocok digunakan
adalah data warehouse terpusat (Centralized Data
Warehouse).
Berikut ini gambaran rancangan data warehouse
yang diusulkan kepada BAPPEDA :

c.

d.

Gambar 6. Arsitektur Data Warehouse BAPPEDA
Perancangan Data Warehosue
Membuat data warehouse diperlukan metode
untuk membuat perancangan data warehouse
menjadi teratur. Metode perancangan data
warehouse yang digunakan didasarkan pada
metodologi sembilan tahap (nine-step methodology).
C.

1.

Memilih Proses
Berdasarkan pada ruang lingkup yang ada di
BAPPEDA, maka beberapa proses yang akan
digunakan dalam data warehouse yaitu :
a. Persiapan

3.

Dokumen tim penyusun dengan data nama tim
penyusun, waktu. Dan dokumen agenda kerja
dengan data nama kegiatan dan waktu.
Pengumpulan Data dan Informasi
Dokumen referensi dengan data jenis referensi,
waktu. Kedua dokumen statistik dengan data
nama statistik, waktu, checklist statistik. Dan
dokumen yang ketiga ialah dokumen evaluasi
dengan data nama evaluasi, waktu, dan
checklist evaluasi.
Aktifitas
Dokumen kertas kerja dengan data jenis kertas
kerja, waktu. Kedua dokumen musrenbang
dengan data nama anggota, waktu. Dan
dokumen yang ketiga ialah dokumen berita
acara musrenbang dengan data nama berita
acara, waktu.
Pengesahan
Dokumen rancangan akhir dengan data jenis
rancangan, waktu. Dan dokumen pengesahan
dengan data jenis perencanaan, waktu.
Memilih Grain
Persiapan
tim penyusun (RPJPD, RPJMD, Renstra
SKPD, RKPD, Renja SKPD) dan agenda kerja
tim (RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD)
Pengumpulan Data informasi
Referensi RPJPN, RPJMN, RPJMD Provinsi,
Statistik (RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD,
RKPD), Hasil Evaluasi (RPJPD, RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD), RPJPD,
RPJMD, RKPD, Renstra SKPD.
Aktifitas
Kertas kerja (RPJPD, RPJMD, RKPD, Renja
SKPD), musrenbang (RPJPD, RPJMD, Renstra
SKPD, RKPD, Renja SKPD), berita acara
musrenbang (RPJPD, RPJMD, RKPD, Renja
SKPD).
Pengesahan
Rancangan akhir (RPJPD, RPJMD, Renstra
SKPD, RKPD, Renja SKPD).

Mengidentifikasi dan Memilih
yang Sesuai
a. Dimensi Nama Tim
b. Dimensi Nama Kegiatan
c. Dimensi Waktu
d. Dimensi Jenis Referensi
e. Dimensi Nama Statistik
f. Dimensi Checklist Statistik
g. Dimensi Nama Evaluasi
h. Dimensi Checklis Evaluasi
i. Dimensi Jenis Kertas Kerja
j. Dimensi Nama Anggota
k. Dimensi Berita Acara
l. Dimensi Jenis Rancangan
m. Jenis Perencanaan

Dimensi

5

4. Memilih Fakta
a. Persiapan
Fakta tim penyusun dan Fakta agenda kerja tim
b. Pengumpulan data informasi
Fakta Referensi, Fakta Statistik, dan Fakta
Hasil Evaluasi
c. Aktifitas
Fakta kertas kerja, fakta musrenbang, fakta
berita acara musrenbang.
d. Pengesahan
Fakta rancangan akhir dan fakta penetapan

l.

Dimensi Jenis Rancangan terdapat atribut
jenisRancanganID, KdJenisRancangan,
JenisRancangan
m. Jenis Perencanaan terdapat atribut
JenisPerencanaanID, KdJenisPerencanaan,
JenisPerencanaan
7. Memilih Durasi dari Basis Data
Berdasarkan kebutuhan Durasi dari data
BAPPEDA yang dimasukan kedalam data
warehouse sebagai berikut :
Tabel 3. Tabel Durasi database BAPPEDA

Menyimpan Perhitungan Awal dalam Tabel
Fakta
Didalam tabel fakta terdapat kalkulasi awal
terhadap data. Berikut tabel fakta BAPPEDA :
a. Tabel Fakta_Tim_Penyusun
b. Tabel Fakta_Agenda_Kerja
c. Tabel Fakta_Referensi
d. Tabel Fakta_Statistik
e. Tabel Fakta_Evaluasi
f. Tabel Fakta_Kertas_Kerja
g. Tabel Fakta_Berita_Acara
h. Tabel Fakta_Rancangan_Akhir
i. Tabel Fakta_Penetapan

Database

Database
ada
sejak
tahun

Data yang
masuk ke
data
warehouse

Data
Dalam
data
warehouse

Perencanaan
Pembangunan

2005

2005 – 2025

20 Tahun

5.

6.

Melengkapi Tabel Dimensi
Dalam tahap ini melakukan penambahan atribut
untuk masing-masing dimensi untuk dijadikan
deskripsi agar dapat dipahami oleh pengguna.
a. Dimensi Nama Tim terdapat atribut TimID,
KdTim, NamaTim.
b. Dimensi Nama Kegiatan terdapat atribut
kegiatanID, KdKegiatan, NamaKegiatan,
TempatKegiatan.
c. Dimensi Waktu terdapat atribut waktuID,
periode, tanggal, bulan, tahun.
d. Dimensi Jenis Referensi terdapat atribut
ReferensiID, KdReferensi, JenisReferensi,
SumberReferensi
e. Dimensi Nama Statistik terdapat atribut
StatistikID, KdStatistik, NamaStatistik.
f. Dimensi Checklist Statistik terdapat atribut
CStatistikID, KdStatistik, Target,
PersentaseRealisasi.
g. Dimensi Nama Evaluasi terdapat atribut
EvaluasiID, KdEvaluasi, NamaEvaluasi.
h. Dimensi Checklis Evaluasi terdapat atribut
CEvaluasiID, KdCEvaluasi, TargetCapaian,
PersentaseRealisasiCapaian.
i. Dimensi Jenis Kertas Kerja terdapat atribut
JKertasKerjaID, KdJKertasKerja,
AnalisisDAerah, ArahKebijakan,
MasalahDaerah.
j. Dimensi Nama Anggota terdapat atribut
anggotaID, NamaAnggota, Alamat,
JenisKelamin, Status.
k. Dimensi Berita Acara terdapat atribut
BeritaAcaraID, KdBeritaAcara,
NamaBeritaAcara, HasilBahasan,
HasilKesepakatan, NArasumber.

8.

Melacak Dimensi Yang berubah
Pembentukan record baru untuk setiap
perubahan baru untuk memantau perubahan yang
terjadi dalam dimensi. Berikut adalah contoh
penerapannya :
Tabel 4. Data pada Dimensi Pegawai sebelum
berubah
Pegaw
aiID
1
2

KdPegawai

NamaPegawai

Jabatan

0000000001
0000000002

Maldini Palli
Indra Thohir

Sekretasis
Bendahara

JenisKela
min
Pria
Pria

Tabel 5. Data pada Dimensi Pegawai sebelum
berubah
Pegaw
aiID
1
2
3

KdPegawai

NamaPegawai

Jabatan

0000000001
0000000002
0000000002a

Maldini Palli
Indra Thohir
Indra Bakhtiar

Sekretasis
Bendahara
Bendahara

JenisKela
min
Pria
Pria
Pria

9.

Menentukan Prioritas dan Tipe dari Query
Tahapan yang dilakukan pada tahap ini ialah
mempertimbangkan pengaruh pada perancangan
fisikal, seperti keberadaan dari ringkasan dan
penjumlahan.
Tabel 6. Tabel ETL
Pelaku ETL
Database
Admnistrator

Dilakukan setiap
1 tahun sekali

Keterangan
Proses ETL
Diawasi Oleh DBA

Tabel 7. Tabel Backup
Pelaku Backup
Database
Admnistrator

Dilakukan setiap
1 tahun sekali,
sebelum proses
ETL dilakukan

Keterangan
Backup data
warehouse
dilakukan untuk
menanggulangi
proses ETL yang
gagal

D. Skema Galaxy
Bentuk skema yang dipilih ialah kumpulan
skema bintang yang disebut dengan skema galaxy.
Pemilihan dari skema ini berdasarkan pada table
fakta yang lebih dari satu table fakta.

6

Berikut gambar skema galaxy BAPPEDA
secara keseluruhan :
4.

dimensi yang selanjutnya diterapkan dalam
bentuk skema bintang dan dijelaskan pada
metadata.
Data warehouse yang dirancang mempermudah
dalam pencarian data yang bersifat history dan
menghasilkan informasi perencanaan secara
tepat, lengkap, dan akurat.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
ini diantaranya :
1. Perencanaan pembangunan sistem informasi
BAPPEDA yang telah dibangun dapat dijadikan
acuan untuk pembangunan sistem informasi
yang sesuai dengan fungsinya.
2. Ruang lingkup data warehouse tidak hanya
pada lingkup perencanaan, tapi dapat diperluas
hingga mencakup seluruh bidang BAPPEDA.
3. Menentukan dan membuat aplikasi data
warehouse yang sesuai dengan tingat
kemampuan BAPPEDA.
4. Data warehouse yang sudah dibangun dapat
dikembangkan untuk aplikasi aplikasi sistem
pendukung keputusan lainnya, seperti data
mining, decision support system maupun
Intelligent Business yang dapat digunakan
sesuai kebutuhan bisnis.

Gambar 7. Skema Galaxy
E. Metadata
Metadata berisi struktur tabel yang terdapat
dalam data warehouse, mulai dari nama tabel, nama
field, tipe data, ukuran field, proses yang dikerjakan,
serta tabel sumber. Dalam proses pemindahan data
tabel, metadata terdapat 3 jenis proses yaitu :
a. Create adalah pembuatan nilai baru dimana
sebelumnya tidak ada didalam OLTP.
b. Copy adalah proses mengambil data dari OLTP
tanpa adanya perubahan terhadap data.
c. Transform adalah proses pemanggilan data dari
OLTP dengan adanya perubahan yang
dilakukan terhadap data yang diambil.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
maka diperoleh kesimpulan diantaranya adalah
sebagi berikut :
1. Diperoleh suatu perencanaan sistem informasi
dari komponen bisnis perencanaan BAPPEDA
menggunakan Bussiness System Planning(BSP).
2. Diperoleh suatu ER Diagram yang selanjutnya
digunakan
untuk
mendukung
dalam
perancangan data warehouse.
3. Berdasarkan pada metodologi tersebut dapat
diperoleh 10 buah tabel fakta dan 14 buah tabel

VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Aradea. 2007. Diktat Konsep Perancangan
Basis Data, Tasikmalaya : Fakultas Teknik
Universitas Tasikmalaya.
2. Aristi, Gea. 2012. Penerapan Business System
Planning Untuk Perencanaan Pembangunan
system Informasi Akademik. Skripsi, Tidak
Diterbitkan. Tasikmalaya : Fakultas Teknik
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
3. Gustiarahman, Irfan. 2006. Data Warehouse,
Jakarta.
4. Inmon, W.H. (2005). Building Data warehouse,
4th Edition. John Wiley& Sons, Canada.
5. Kimball,R.,Merz, R (1998). The Data
Warehouse Lifecycle Toolkit. Expert Methods
for Designing, Developing and Deploying Data
Warehouses. Wiley Computer Publishing,
Canada.
6. Supriyatna, Adi. 2012. Perancangan Data
Warehouse Pada Perpustakaan Bina Sarana
Informatika, Skripsi, Tidak Diterbitkan. Jakarta
: STMIK Nusa Mandiri
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 Tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Berita Negara RI Tahun 2010 Nomor 517
8. Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana
Induk Sistem Informasi, Bandung : Informatika

7