BAB I LATAR BELAKANG (8)

Exploitation Report

BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Perusahaan
Prinsip pemanfaatan sumberdaya mineral yang bersifat ”non
renewable resources” haruslah

memenuhi kaidah konservasi

mineral. Hal ini karena sifat sumberdaya tersebut yang tidak
terbaharukan, sehingga sekali diambil, maka bahan galian tersebut
tidak dapat diciptakan kembali di lokasi tersebut. Oleh sebab itu,
pemanfaatan

yang

efektif

dan


efsien

merupakan

keharusan bagi pengelolaan kegiatan penambangan.

suatau
Kegiatan

penambangan yang berlangsung efektif, efsien dan mengacu
kepada produktiftas kerja yang tinggi dengan menjunjung nilainilai keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan pertambangan
yang

optimal,

akan

dapat


dicapai

dengan

penyusunan

perencanaan kegiatan penambangan yang memenuhi kaidah yang
baik dan benar. Oleh sebab itu, kegiatan perencanaan tambang
harus dibuat sebaik mungkin dan harus selalu dilakukan evaluasi
dari waktu ke waktu, sehingga tercapai optimalisasi kegiatan
penambangan itu sendiri.
Melihat pasar dan persaingan yang semakin tinggi pada bidang
usaha Penambangan Mineral Non Logam, maka H. Endang
Kuswan melakukan penambangan pada tahun 2010, setelah
keputusan Bupati Bandung Barat No : 545 / Kep.156-Pert/2010
tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
Kepada H. Endang Kuswan Seluas 3 Hektar

1.2 Luas Pembebasan Lahan
Lahan yang berada dilokasi area konsesi H. Endang Kuswan

seluruhnya merupakan lahan Milik H. Endang Kuswan Seluas 3 Ha
yang ditumbuhi Oleh Ilalang.

Exploitation Report

Gambar 1.1
Peta Lokasi IUP H. Endang Kuswan

Exploitation Report

BAB II
RENCANA INFRASTRUKTUR
Kegiatan pembangunan dan pembuatan infrastruktur merupakan
bagian

dari

awal

infrastruktur

kegiatan

kegiatan

sangat

penambangan.

berperan

penambangan.

penting

Rencana

Dalam

untuk


infrastruktur

hal

ini

mendukung
yang sudah

dibuat dan dalam proses perencanaan, diantaranya adalah :
a. Jalan Akses dan Jalan tambang (Mine Road)
b. Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase
c. Konstruksi bangunan pendukung
2.1.

Jalan Akses dan Jalan Tambang (Mine Road)
Jalan akses utama lokasi kegiatan berada tepat di tepi

Jalan Pataruman yang menghubungkan Kabupaten Bandung
Barat dengan Kabupaten Bandung tepatnya ± 2 km dari Patrol.

Kondisi jalan menuju lokasi berkonstruksi tanah dan pasir dengan
perkerasan. Panjang jalan ini kurang lebih 200 meter dan
memiliki lebar berkisar 12 meter.
Jalan tambang adalah jalan dalam lokasi penambangan
yang berfungsi sebagai jalur mobilisasi alat produksi yang dibuat
bertahap sesuai kemajuan penambangan. Jalan ini memiliki lebar
±

6

meter

dengan

konstruksi

semi

permanen


dengan

perkerasan.
2.2.

Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase
Kolam penampungan lumpur akan dibuat seluas ± 100 m 2

yang digunakan untuk mengurangi pelumpuran dan bahaya
erosi. Saluran drainase bersifat non-permanen menggunakan

Exploitation Report

material

tanah

urugan

yang


berada

di

sekitar

lokasi

penambangan, dan saluran ini dibuat sepanjang jalan dalam
lokasi kegiatan termasuk jalan tambang. Saluran drainase
berguna sebagai saluran dari kolam penampungan dan menjaga
arah aliran air atau lumpur dari tambang.
Pemeliharaan saluran drainase dan kolam penampungan
dilakukan

dengan

pengerukan


dan

penguatan

dinding-

dindingnya. Kegiatan ini direncanakan seiring dengan kemajuan
tambang dan pemeliharaan jalan tambang yang

di jadwalkan

setiap ± 3 bulan.
2.3.

Konstruksi Bangunan Pendukung
Fasilitas pendukung kegiatan penambangan H. ENDANG

KUSWAN digolongkan menjadi 2 (dua) tipe yaitu konstruksi yang
bersifat permanen dan yang fleksibel.
Tabel 2.1

Komponen Lahan Penambangan

N

Komponen Lahan

o.
1

Kantor (Gudang &

2

Bengkel)

3

Luas
(m2)
100


Keterangan
Eksis

10

Eksis

Mushola & MCK

500

Eksis

4

Stock pile

500

Eksis

5

Dumping Area

600

Rencana

6

Jalan tambang

700

Eksis +

7

Saluran drainase

1.000

Rencana

8

Areal terbuka (tidak

150

Eksis

Luasditambang)
Lahan Total

3.560

Infrastruktur yang dimaksud bersifat permanen, hanya
selama kegiatan pertambangan berlangsung dan prasarana ini
yaitu kantor, pos penjagaan, bengkel dan gudang. Sedangkan
lahan yang bersifat fleksibel dan dapat sewaktu-waktu berpindah

Exploitation Report

sesuai kemajuan kegiatan penambangan, lokasi penampungan
galian tambang (stock pile), tempat sementara penimbunan
tanah penutup (dumping area).

BAB III
PRE MINING ATAU PERSIAPAN PENAMBANGAN

3.1

Perhitungan Sumberdaya Bahan Galian dan Umur

Tambang
3.1.1. Perhitungan Sumberdaya
Perhitungan besarnya sumberdaya yang ada di lokasi
penyelidikan dilakukan dengan beberapa tahapan dan asumsi; di
antaranya adalah sebagai berikut :
i) Dasar perhitungan adalah Peta Batas Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang merupakan peta
topograf hasil pengukuran lapangan dengan skala 1:1000.
Lokasi objek penyelidikan yang merupakan lokasi kegiatan
pertambangan, dibagi menjadi 3 bagian pokok yaitu :
1. Lokasi penambangan sumberdaya/bahan galian tanah urug
yang terletak pada elevasi/kontur/ketinggian antara 722 –
777 m dpl.
2. Lokasi

konstruksi

sarana

penunjang

kegiatan

penambangan, seperti; kantor, bengkel, unit pengolahan
dan lain-lain, terletak pada ketinggian antara 710 – 715 m
dpl.
3. Jalan akses tambang, lahan ini merupakan fasilitas umum
yang merupakan tanggung jawab H. ENDANG KUSWAN

Exploitation Report

sebagai Pemrakarsa kegiatan dalam pemeliharaannya.
Jalan ini terletak pada ketinggian antara 685 – 710 m dpl.
ii) Pengukuran luas dilakukan manual dan pengolahan datanya
dibantu menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
iii) Teknik perhitungan menggunakan rumusan volume kerucut
terpancung.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dihitung
volume tanah penutup dan sumberdaya tanah urug yang
tersedia di lahan H. ENDANG KUSWAN seluas 3 Ha Hasil
Perhitungan Didapat Sumberdaya Sebesar 1.217.691 m3
Tabel 3.1
Peta koordinta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
H. ENDANG KUSWAN
Koordinat (UTM)

Nomor

3.2.

Patok

X

Y

H

P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12

778551
778583
778485
778458
778404
778342
778387
778433
778488
778521
778542
778551

9231004
9230986
9230944
9230956
9230958
9231058
9231122
9231164
9231164
9231136
9231050
9231004

726
725
777
774
759
744
740
736
734
728
725
726

Pembuatan Batas Patok KP dan Front Kerja
Pematokan terhadap batas konsesi merupakan langkah

awal dan tahap paling penting dalam kegiatan persiapan
penambangan.

Hal

ini

dimaksudkan

agar

dalam

kegiatan

eksplorasi ataupun eksploitasi tidak keluar dari batas kekuasan
penambangan. Untuk front kerja penambangan itu sendiri

Exploitation Report

dibatasi dengan patok, agar area penambangan sesuai dengan
rencana tambang yang sudah dimodelkan serta diperhitungkan.

Exploitation Report

3.3. Land Clearinng
Area land clearing dilakukan pada wilayah yang dijadikan
blok penambangan dan infrastruktur pada lahan yang sudah
bebas. Total area yang sudah di land clearing pada wilayah
konsesi H. Endang Kuswan ± 3 Ha.

Foto 3.1
Area Yang Di Land Clearing dan Area Infrastruktur

3.4

Umur Tambang
Dasar

cadangan

perhitungan
yang

dapat

umur

tambang

ditambang

dan

adalah
rencana

volume
produksi

penambangan. Dengan asumsi bahwa kegiatan penambangan
yang

direncanakan

akan

berproduksi

sebanyak

450

m3

(LCM)/hari (dasar penentuan akan diuraikan dalam laporan studi
kelayakan dan perencanaan tambang), maka umur tambang
adalah 20 Tahun yang diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut :


Target pembongkaran total

= 450

m3 / hari = 12.600 m3 / Bulan


Total Cadangan 1.217.691 m3 (LCM)



Sehingga Umur Tambangnya Menjadi

1.217.691m3 / 12.600 m3 Per Bulan = 9 Tahun

Exploitation Report

Exploitation Report

3.5

Faktor-Faktor Produksi

3.5.1.

Kemantapan Lereng

Kestabilan lereng merupakan salah satu permasalahan
yang harus dihadapi dalam merencanakan suatu aktivitas
penambangan yang aman dan optimum. Banyak pertimbangan
dalam mendisain suatu lereng agar tercapai kondisi bukaan yang
aman.
Kemantapan

lereng

memerlukan

suatu

kajian

yang

kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk
diukur. Tetapi hal ini dapat disederhanakan dengan menerapkan
suatu metode yang memenuhi kaidah-kaidah penambangan
yang

benar.

Sistem

penambangan

berjenjang/trap

(bench

system) yang dimaksud didasarkan pada Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 555 K.MPE.26/1985 tentang
Keselamatan Kerja Pertambangan Umum, dengan spesifkasi
sebagai berikut :


Tinggi jenjang/tebing individu maksimal 6 m.



Studi kemantapan/stabiltas lereng harus dibuat jika
tinggi jenjang individu >15 m.
Lebar lantai jenjang minimal 1,5 kali tinggi jenjang


atau

disesuaikan

dengan

kebutuhan

manuver

alat-alat

tambang sehingga dapat bekerja dengan aman dan harus
dilengkapi dengan tanggul pengaman pada tebing yang
terbuka.


Kemiringan

maksimal

jenjang

individu

700,

sedangkan jenjang keseluruhan 450.


Kedalaman

pertambangan

disesuaikan

kondisi topograf, hidrologi dan rencana reklamasi.
3.6. Peralatan Tambang

dengan

Exploitation Report

Sebelum

dilakukan

kegiatan

pembangunan

sarana

penunjang dan kegiatan operasi penambangan itu sendiri, perlu
dilakukan pengadaan alat-alat kegiatan. Mempertimbangkan
peralatan yang digunakan rata-rata merupakan alat berat yang
berukuran besar, maka perlu direncanakan secara matang
pengadaan/mobilisasinya. Alat berat yang akan dimobilisasi yaitu
alat-alat mekanis khususnya untuk kegiatan penambangan yang
antara lain adalah :
- Alat unuk membersihkan lahan seperti bulldozer
- Alat gali muat seperti exavator back hoe
- Alat angkut seperti truk jungkit (dump truck).

Jenis Alat

Tabel 3.2
Peralatan Tambang
Tipe
Kapasit

Exavator Back Hoe
Dump Truck
Generating Set

3.7

CAT-320
Colt

as
0,8 m3
8 m3

Diesel
Mitsubis

150 PK

Unit
2
1

hi

1

Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang diserap dalam kegiatan ini berjumlah
total 14 orang yang terdiri atas tenaga kerja borongan/harian
dan

tetap

yang

mana

diberdayakan

pula

pada

tahap

pengembangan dan tahap reklamasi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketrampilan tenaga
kerja adalah :
o

Pelatihan, seperti kegiatan pelatihan perlu dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan para kerja
dan pengawasan kerja.

o

Tingkat

gaji

pekerja,

adalah

besarnya

tingkat

pendapatan kerja sangat mempengaruhi tingkat efsiensi kerja

Exploitation Report

Tabel 3.4 Tenaga Kerja
Tingkat Pendidikan
S1
SD
SMU
1

Jabatan
Kepala Tambang

3.2.4.

Wakil

-

-

1

Ka.Tambang

-

2

-

Operator Alat

-

2

-

Mekanik/Teknisi

6

-

-

Pegawai
Total

2
8

4

2

Kondisi Kerja

Kondisi kerja mempengaruhi penilaian efsiensi kerja,
sehingga perlu diperhatikan beberapa komponen sebagai berikut
:
Manajemen,

o

adalah

cara

pengaturan

pekerjaan

meliputi :


Perencanaan,

baik

untuk

jangka

panjang

maupun

jangka pendek yang akan memberikan pelaksanaan kerja
yang teratur dan terarah.


Pelaksanaan kerja, yang dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pada rencana kerja disusun dengan baik



Pengawasan kerja, untuk menilai apakah pelaksanaan
suatu pekerjaan sudah sesuai dengan rencana pengaturan
kerja yang diberikan. Dengan adanya pengawasan kerja
yang baik,

maka segala bentuk penyimpangan kerja.

Dilakukan koreksi dengan segera dan diarahkan pada
rencana semula.


Evaluasi

kerja,

diperlukan

pelaksanaan

suatu

pekerjaan

untuk
dan

menilai

hasil

kekurangannya.

Berdasarkan hasil laporan dan evaluasi kerja tersebut
dilakukan usaha perbaikan.

Exploitation Report

Keadaan medan kerja, keadaan tempat bekerja

o

mempengaruhi efektiftas pekerjaan, semakin berat medan
kerja yang dihadapi semakin banyak kesulitan yang harus
diatasi begitu pula sebaliknya
Kemampuan kerja, kemampuan pekerja maupun alat

o

pendukung sangat memberikan andil yang cukup besar dalam
efsiensi kerja.
Lama waktu kerja yang diperlukan dalam pekerjaan

o

berpengaruh terhadap produksi maupun kemampuan kerja
karyawan serta alat bantu pekerjaan, maka dalam hal ini
diperlukan sinkronisasi dalam kedua hal tersebut untuk
memenuhi target yang dibebankan.
3.2.5.

Efisiensi Kerja

Efsiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif
dengan waktu yang tersedia. Waktu efektif adalah waktu yang
digunakan untuk menghasilkan produksi saja, sedangkan waktu
produksi yang digunakan untuk kegiatan non-produkif dianggap
sebagai hambatan.
Untuk mengetahui waktu efektif perlu diketahui waktu
kerja penambangan (berdasarkan jadwal yang ditentukan).
Waktu kerja penambangan ditentukan berdasarkan target
produksi yang telah ditetapkan. Kegiatan yang akan dilakukan
memiliki waktu kerja per hari + 8 jam dengan jumlah hari kerja
adalah 28 hari per bulan.
Tabel 3.5
Jadwal Jam Kerja Penambangan

Exploitation Report

No
1
2
3
4
5
6

Senin - Sabtu
Waktu
(menit)
8.00
0
08.00 - 08.15
15
08.15 - 12.00
285
12.00 - 13.00
60
13.00 - 15.30
90
15.30 - 16.00
30

Kegiatan
Masuk Kerja
Persiapan kerja
Kerja Produktif
Istirahat
Kerja Produktif
Persiapan Pulang

Jum'at
Waktu
(menit)
8.00
08.00 - 08.15
15
08.15 - 11.30
255
11.30 - 13.00
90
13.00 - 15.30
90
15.30 - 16.00
30

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat diketahui :
- Waktu kerja yang tersedia = 480 menit
- Waktu kerja efektif

= (285 + 90) x 5 + (255 + 90)
6
= 370 menit

Sedangkan untuk menghitung besarnya efsiensi kerja digunakan
persamaan :
We
E

=

x 100 %

Wt
= 75 %
Keterangan : E

= Efsiensi kerja, %

We = Waktu kerja efektif, menit
Wt = Waktu kerja yang tersedia, menit

3.2.8. Target Produksi
Target

produksi

H.

ENDANG

KUSWAN

terhadap

penambangan bahan galian pasirnya, sangat dipengaruhi oleh
kemampuan alat produksi (gali-muat) yang digunakan yaitu
excavator back hoe (Komatssu PC-000) sebanyak 2 (dua) unit.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan hasil peritungan
ekonomi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa, maka dapat
target

produksi

penambangan

dengan

sebelumnya

Exploitation Report

memperhitungkan

kehilangan-kehilangan

selama

proses

produksinya, diperoleh volume target produksi penambangan
sebesar 11.250 m3 (LCM)/bulan atau 135.000 m3 (LCM)/tahun.
3.4. Jalur dan Jarak Hauling
Jalur hauling atau pengangkutan batubara dari Pit ke jalan raya
yang terdekat adalah 1,2 km dari front kerja. ( peta Terlampir )

Foto 3.2
Kegiatan Penambangan

Exploitation Report

BAB IV
BLOK PROSPEK PENAMBANGAN
4.1. Cadangan Terukur
Cadangan Terukur IUP Operasi Produksi H. Endang Kuswan
Dihitung Menggunakan Software Sistem Informasi Geografs
Dengan Perhitungan Cut and Fill Volumetric Menggunakan
Metode Penampang, Cadangan Terukur IUP H. Endang Kuswan
adalah Sebesar 1.217.651 ( Gambar 4.1 )

Gambar 4.1
Perhitungan Cadangan Terukur H. Endang Kuswan

Exploitation Report

BAB V
PRODUKSI DAN KEMAJUAN
5.1.

Kemajuan Tambang
Kemajuan Tambang Dimodelkan sesuai dengan kapasitas

produksi

dan

dibuat

blok

dan

stripe

yang

dilakukan

penambangan dari arah selatan ke utara, hal ini dilakukan
karena akses yang terdekat menuju mine out adalah bagian
selatan

IUP

H.

Endang

Kuswan,

hal

ini

dilakukan

untuk

mengurangi fuel cost karena jika dilakukan getting dari arah lain
maka diperlukan pembukaan jalan baru. Model sequencing ini di
design untuk kapasitas produksi tambang sebesar 450 M3 / Hari
yang akan habis dijadwalkan selama 9 ( sembilan ) tahun.

Exploitation Report

Gambar 5.1
Peta Sequencing Penambangan IUP H. Endang Kuswan

BAB V
KESIMPULAN
1. Cadangan

yang

menggunakan

1.217.651

terukur

sistem

berdasarkan

informasi

geografs

hasil

pemodelan

adalah

sebesar

M3 yang dihitung dengan menggunakan metode

penampang.
2. Dengan Kapasitas Produksi sebesar 450 M 3 / Hari atau sekitar

11.250 M3
3. Dengan Kapasitas Produksi 11.1250 M3 / bulan maka umur

tambang akan berakhir pada tahun ke 9 ( sembilan )