BAB I LATAR BELAKANG (8)
Exploitation Report
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang Perusahaan
Prinsip pemanfaatan sumberdaya mineral yang bersifat ”non
renewable resources” haruslah
memenuhi kaidah konservasi
mineral. Hal ini karena sifat sumberdaya tersebut yang tidak
terbaharukan, sehingga sekali diambil, maka bahan galian tersebut
tidak dapat diciptakan kembali di lokasi tersebut. Oleh sebab itu,
pemanfaatan
yang
efektif
dan
efsien
merupakan
keharusan bagi pengelolaan kegiatan penambangan.
suatau
Kegiatan
penambangan yang berlangsung efektif, efsien dan mengacu
kepada produktiftas kerja yang tinggi dengan menjunjung nilainilai keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan pertambangan
yang
optimal,
akan
dapat
dicapai
dengan
penyusunan
perencanaan kegiatan penambangan yang memenuhi kaidah yang
baik dan benar. Oleh sebab itu, kegiatan perencanaan tambang
harus dibuat sebaik mungkin dan harus selalu dilakukan evaluasi
dari waktu ke waktu, sehingga tercapai optimalisasi kegiatan
penambangan itu sendiri.
Melihat pasar dan persaingan yang semakin tinggi pada bidang
usaha Penambangan Mineral Non Logam, maka H. Endang
Kuswan melakukan penambangan pada tahun 2010, setelah
keputusan Bupati Bandung Barat No : 545 / Kep.156-Pert/2010
tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
Kepada H. Endang Kuswan Seluas 3 Hektar
1.2 Luas Pembebasan Lahan
Lahan yang berada dilokasi area konsesi H. Endang Kuswan
seluruhnya merupakan lahan Milik H. Endang Kuswan Seluas 3 Ha
yang ditumbuhi Oleh Ilalang.
Exploitation Report
Gambar 1.1
Peta Lokasi IUP H. Endang Kuswan
Exploitation Report
BAB II
RENCANA INFRASTRUKTUR
Kegiatan pembangunan dan pembuatan infrastruktur merupakan
bagian
dari
awal
infrastruktur
kegiatan
kegiatan
sangat
penambangan.
berperan
penambangan.
penting
Rencana
Dalam
untuk
infrastruktur
hal
ini
mendukung
yang sudah
dibuat dan dalam proses perencanaan, diantaranya adalah :
a. Jalan Akses dan Jalan tambang (Mine Road)
b. Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase
c. Konstruksi bangunan pendukung
2.1.
Jalan Akses dan Jalan Tambang (Mine Road)
Jalan akses utama lokasi kegiatan berada tepat di tepi
Jalan Pataruman yang menghubungkan Kabupaten Bandung
Barat dengan Kabupaten Bandung tepatnya ± 2 km dari Patrol.
Kondisi jalan menuju lokasi berkonstruksi tanah dan pasir dengan
perkerasan. Panjang jalan ini kurang lebih 200 meter dan
memiliki lebar berkisar 12 meter.
Jalan tambang adalah jalan dalam lokasi penambangan
yang berfungsi sebagai jalur mobilisasi alat produksi yang dibuat
bertahap sesuai kemajuan penambangan. Jalan ini memiliki lebar
±
6
meter
dengan
konstruksi
semi
permanen
dengan
perkerasan.
2.2.
Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase
Kolam penampungan lumpur akan dibuat seluas ± 100 m 2
yang digunakan untuk mengurangi pelumpuran dan bahaya
erosi. Saluran drainase bersifat non-permanen menggunakan
Exploitation Report
material
tanah
urugan
yang
berada
di
sekitar
lokasi
penambangan, dan saluran ini dibuat sepanjang jalan dalam
lokasi kegiatan termasuk jalan tambang. Saluran drainase
berguna sebagai saluran dari kolam penampungan dan menjaga
arah aliran air atau lumpur dari tambang.
Pemeliharaan saluran drainase dan kolam penampungan
dilakukan
dengan
pengerukan
dan
penguatan
dinding-
dindingnya. Kegiatan ini direncanakan seiring dengan kemajuan
tambang dan pemeliharaan jalan tambang yang
di jadwalkan
setiap ± 3 bulan.
2.3.
Konstruksi Bangunan Pendukung
Fasilitas pendukung kegiatan penambangan H. ENDANG
KUSWAN digolongkan menjadi 2 (dua) tipe yaitu konstruksi yang
bersifat permanen dan yang fleksibel.
Tabel 2.1
Komponen Lahan Penambangan
N
Komponen Lahan
o.
1
Kantor (Gudang &
2
Bengkel)
3
Luas
(m2)
100
Keterangan
Eksis
10
Eksis
Mushola & MCK
500
Eksis
4
Stock pile
500
Eksis
5
Dumping Area
600
Rencana
6
Jalan tambang
700
Eksis +
7
Saluran drainase
1.000
Rencana
8
Areal terbuka (tidak
150
Eksis
Luasditambang)
Lahan Total
3.560
Infrastruktur yang dimaksud bersifat permanen, hanya
selama kegiatan pertambangan berlangsung dan prasarana ini
yaitu kantor, pos penjagaan, bengkel dan gudang. Sedangkan
lahan yang bersifat fleksibel dan dapat sewaktu-waktu berpindah
Exploitation Report
sesuai kemajuan kegiatan penambangan, lokasi penampungan
galian tambang (stock pile), tempat sementara penimbunan
tanah penutup (dumping area).
BAB III
PRE MINING ATAU PERSIAPAN PENAMBANGAN
3.1
Perhitungan Sumberdaya Bahan Galian dan Umur
Tambang
3.1.1. Perhitungan Sumberdaya
Perhitungan besarnya sumberdaya yang ada di lokasi
penyelidikan dilakukan dengan beberapa tahapan dan asumsi; di
antaranya adalah sebagai berikut :
i) Dasar perhitungan adalah Peta Batas Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang merupakan peta
topograf hasil pengukuran lapangan dengan skala 1:1000.
Lokasi objek penyelidikan yang merupakan lokasi kegiatan
pertambangan, dibagi menjadi 3 bagian pokok yaitu :
1. Lokasi penambangan sumberdaya/bahan galian tanah urug
yang terletak pada elevasi/kontur/ketinggian antara 722 –
777 m dpl.
2. Lokasi
konstruksi
sarana
penunjang
kegiatan
penambangan, seperti; kantor, bengkel, unit pengolahan
dan lain-lain, terletak pada ketinggian antara 710 – 715 m
dpl.
3. Jalan akses tambang, lahan ini merupakan fasilitas umum
yang merupakan tanggung jawab H. ENDANG KUSWAN
Exploitation Report
sebagai Pemrakarsa kegiatan dalam pemeliharaannya.
Jalan ini terletak pada ketinggian antara 685 – 710 m dpl.
ii) Pengukuran luas dilakukan manual dan pengolahan datanya
dibantu menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
iii) Teknik perhitungan menggunakan rumusan volume kerucut
terpancung.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dihitung
volume tanah penutup dan sumberdaya tanah urug yang
tersedia di lahan H. ENDANG KUSWAN seluas 3 Ha Hasil
Perhitungan Didapat Sumberdaya Sebesar 1.217.691 m3
Tabel 3.1
Peta koordinta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
H. ENDANG KUSWAN
Koordinat (UTM)
Nomor
3.2.
Patok
X
Y
H
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
778551
778583
778485
778458
778404
778342
778387
778433
778488
778521
778542
778551
9231004
9230986
9230944
9230956
9230958
9231058
9231122
9231164
9231164
9231136
9231050
9231004
726
725
777
774
759
744
740
736
734
728
725
726
Pembuatan Batas Patok KP dan Front Kerja
Pematokan terhadap batas konsesi merupakan langkah
awal dan tahap paling penting dalam kegiatan persiapan
penambangan.
Hal
ini
dimaksudkan
agar
dalam
kegiatan
eksplorasi ataupun eksploitasi tidak keluar dari batas kekuasan
penambangan. Untuk front kerja penambangan itu sendiri
Exploitation Report
dibatasi dengan patok, agar area penambangan sesuai dengan
rencana tambang yang sudah dimodelkan serta diperhitungkan.
Exploitation Report
3.3. Land Clearinng
Area land clearing dilakukan pada wilayah yang dijadikan
blok penambangan dan infrastruktur pada lahan yang sudah
bebas. Total area yang sudah di land clearing pada wilayah
konsesi H. Endang Kuswan ± 3 Ha.
Foto 3.1
Area Yang Di Land Clearing dan Area Infrastruktur
3.4
Umur Tambang
Dasar
cadangan
perhitungan
yang
dapat
umur
tambang
ditambang
dan
adalah
rencana
volume
produksi
penambangan. Dengan asumsi bahwa kegiatan penambangan
yang
direncanakan
akan
berproduksi
sebanyak
450
m3
(LCM)/hari (dasar penentuan akan diuraikan dalam laporan studi
kelayakan dan perencanaan tambang), maka umur tambang
adalah 20 Tahun yang diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut :
Target pembongkaran total
= 450
m3 / hari = 12.600 m3 / Bulan
Total Cadangan 1.217.691 m3 (LCM)
Sehingga Umur Tambangnya Menjadi
1.217.691m3 / 12.600 m3 Per Bulan = 9 Tahun
Exploitation Report
Exploitation Report
3.5
Faktor-Faktor Produksi
3.5.1.
Kemantapan Lereng
Kestabilan lereng merupakan salah satu permasalahan
yang harus dihadapi dalam merencanakan suatu aktivitas
penambangan yang aman dan optimum. Banyak pertimbangan
dalam mendisain suatu lereng agar tercapai kondisi bukaan yang
aman.
Kemantapan
lereng
memerlukan
suatu
kajian
yang
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk
diukur. Tetapi hal ini dapat disederhanakan dengan menerapkan
suatu metode yang memenuhi kaidah-kaidah penambangan
yang
benar.
Sistem
penambangan
berjenjang/trap
(bench
system) yang dimaksud didasarkan pada Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 555 K.MPE.26/1985 tentang
Keselamatan Kerja Pertambangan Umum, dengan spesifkasi
sebagai berikut :
Tinggi jenjang/tebing individu maksimal 6 m.
Studi kemantapan/stabiltas lereng harus dibuat jika
tinggi jenjang individu >15 m.
Lebar lantai jenjang minimal 1,5 kali tinggi jenjang
atau
disesuaikan
dengan
kebutuhan
manuver
alat-alat
tambang sehingga dapat bekerja dengan aman dan harus
dilengkapi dengan tanggul pengaman pada tebing yang
terbuka.
Kemiringan
maksimal
jenjang
individu
700,
sedangkan jenjang keseluruhan 450.
Kedalaman
pertambangan
disesuaikan
kondisi topograf, hidrologi dan rencana reklamasi.
3.6. Peralatan Tambang
dengan
Exploitation Report
Sebelum
dilakukan
kegiatan
pembangunan
sarana
penunjang dan kegiatan operasi penambangan itu sendiri, perlu
dilakukan pengadaan alat-alat kegiatan. Mempertimbangkan
peralatan yang digunakan rata-rata merupakan alat berat yang
berukuran besar, maka perlu direncanakan secara matang
pengadaan/mobilisasinya. Alat berat yang akan dimobilisasi yaitu
alat-alat mekanis khususnya untuk kegiatan penambangan yang
antara lain adalah :
- Alat unuk membersihkan lahan seperti bulldozer
- Alat gali muat seperti exavator back hoe
- Alat angkut seperti truk jungkit (dump truck).
Jenis Alat
Tabel 3.2
Peralatan Tambang
Tipe
Kapasit
Exavator Back Hoe
Dump Truck
Generating Set
3.7
CAT-320
Colt
as
0,8 m3
8 m3
Diesel
Mitsubis
150 PK
Unit
2
1
hi
1
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diserap dalam kegiatan ini berjumlah
total 14 orang yang terdiri atas tenaga kerja borongan/harian
dan
tetap
yang
mana
diberdayakan
pula
pada
tahap
pengembangan dan tahap reklamasi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketrampilan tenaga
kerja adalah :
o
Pelatihan, seperti kegiatan pelatihan perlu dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan para kerja
dan pengawasan kerja.
o
Tingkat
gaji
pekerja,
adalah
besarnya
tingkat
pendapatan kerja sangat mempengaruhi tingkat efsiensi kerja
Exploitation Report
Tabel 3.4 Tenaga Kerja
Tingkat Pendidikan
S1
SD
SMU
1
Jabatan
Kepala Tambang
3.2.4.
Wakil
-
-
1
Ka.Tambang
-
2
-
Operator Alat
-
2
-
Mekanik/Teknisi
6
-
-
Pegawai
Total
2
8
4
2
Kondisi Kerja
Kondisi kerja mempengaruhi penilaian efsiensi kerja,
sehingga perlu diperhatikan beberapa komponen sebagai berikut
:
Manajemen,
o
adalah
cara
pengaturan
pekerjaan
meliputi :
Perencanaan,
baik
untuk
jangka
panjang
maupun
jangka pendek yang akan memberikan pelaksanaan kerja
yang teratur dan terarah.
Pelaksanaan kerja, yang dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pada rencana kerja disusun dengan baik
Pengawasan kerja, untuk menilai apakah pelaksanaan
suatu pekerjaan sudah sesuai dengan rencana pengaturan
kerja yang diberikan. Dengan adanya pengawasan kerja
yang baik,
maka segala bentuk penyimpangan kerja.
Dilakukan koreksi dengan segera dan diarahkan pada
rencana semula.
Evaluasi
kerja,
diperlukan
pelaksanaan
suatu
pekerjaan
untuk
dan
menilai
hasil
kekurangannya.
Berdasarkan hasil laporan dan evaluasi kerja tersebut
dilakukan usaha perbaikan.
Exploitation Report
Keadaan medan kerja, keadaan tempat bekerja
o
mempengaruhi efektiftas pekerjaan, semakin berat medan
kerja yang dihadapi semakin banyak kesulitan yang harus
diatasi begitu pula sebaliknya
Kemampuan kerja, kemampuan pekerja maupun alat
o
pendukung sangat memberikan andil yang cukup besar dalam
efsiensi kerja.
Lama waktu kerja yang diperlukan dalam pekerjaan
o
berpengaruh terhadap produksi maupun kemampuan kerja
karyawan serta alat bantu pekerjaan, maka dalam hal ini
diperlukan sinkronisasi dalam kedua hal tersebut untuk
memenuhi target yang dibebankan.
3.2.5.
Efisiensi Kerja
Efsiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif
dengan waktu yang tersedia. Waktu efektif adalah waktu yang
digunakan untuk menghasilkan produksi saja, sedangkan waktu
produksi yang digunakan untuk kegiatan non-produkif dianggap
sebagai hambatan.
Untuk mengetahui waktu efektif perlu diketahui waktu
kerja penambangan (berdasarkan jadwal yang ditentukan).
Waktu kerja penambangan ditentukan berdasarkan target
produksi yang telah ditetapkan. Kegiatan yang akan dilakukan
memiliki waktu kerja per hari + 8 jam dengan jumlah hari kerja
adalah 28 hari per bulan.
Tabel 3.5
Jadwal Jam Kerja Penambangan
Exploitation Report
No
1
2
3
4
5
6
Senin - Sabtu
Waktu
(menit)
8.00
0
08.00 - 08.15
15
08.15 - 12.00
285
12.00 - 13.00
60
13.00 - 15.30
90
15.30 - 16.00
30
Kegiatan
Masuk Kerja
Persiapan kerja
Kerja Produktif
Istirahat
Kerja Produktif
Persiapan Pulang
Jum'at
Waktu
(menit)
8.00
08.00 - 08.15
15
08.15 - 11.30
255
11.30 - 13.00
90
13.00 - 15.30
90
15.30 - 16.00
30
Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat diketahui :
- Waktu kerja yang tersedia = 480 menit
- Waktu kerja efektif
= (285 + 90) x 5 + (255 + 90)
6
= 370 menit
Sedangkan untuk menghitung besarnya efsiensi kerja digunakan
persamaan :
We
E
=
x 100 %
Wt
= 75 %
Keterangan : E
= Efsiensi kerja, %
We = Waktu kerja efektif, menit
Wt = Waktu kerja yang tersedia, menit
3.2.8. Target Produksi
Target
produksi
H.
ENDANG
KUSWAN
terhadap
penambangan bahan galian pasirnya, sangat dipengaruhi oleh
kemampuan alat produksi (gali-muat) yang digunakan yaitu
excavator back hoe (Komatssu PC-000) sebanyak 2 (dua) unit.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan hasil peritungan
ekonomi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa, maka dapat
target
produksi
penambangan
dengan
sebelumnya
Exploitation Report
memperhitungkan
kehilangan-kehilangan
selama
proses
produksinya, diperoleh volume target produksi penambangan
sebesar 11.250 m3 (LCM)/bulan atau 135.000 m3 (LCM)/tahun.
3.4. Jalur dan Jarak Hauling
Jalur hauling atau pengangkutan batubara dari Pit ke jalan raya
yang terdekat adalah 1,2 km dari front kerja. ( peta Terlampir )
Foto 3.2
Kegiatan Penambangan
Exploitation Report
BAB IV
BLOK PROSPEK PENAMBANGAN
4.1. Cadangan Terukur
Cadangan Terukur IUP Operasi Produksi H. Endang Kuswan
Dihitung Menggunakan Software Sistem Informasi Geografs
Dengan Perhitungan Cut and Fill Volumetric Menggunakan
Metode Penampang, Cadangan Terukur IUP H. Endang Kuswan
adalah Sebesar 1.217.651 ( Gambar 4.1 )
Gambar 4.1
Perhitungan Cadangan Terukur H. Endang Kuswan
Exploitation Report
BAB V
PRODUKSI DAN KEMAJUAN
5.1.
Kemajuan Tambang
Kemajuan Tambang Dimodelkan sesuai dengan kapasitas
produksi
dan
dibuat
blok
dan
stripe
yang
dilakukan
penambangan dari arah selatan ke utara, hal ini dilakukan
karena akses yang terdekat menuju mine out adalah bagian
selatan
IUP
H.
Endang
Kuswan,
hal
ini
dilakukan
untuk
mengurangi fuel cost karena jika dilakukan getting dari arah lain
maka diperlukan pembukaan jalan baru. Model sequencing ini di
design untuk kapasitas produksi tambang sebesar 450 M3 / Hari
yang akan habis dijadwalkan selama 9 ( sembilan ) tahun.
Exploitation Report
Gambar 5.1
Peta Sequencing Penambangan IUP H. Endang Kuswan
BAB V
KESIMPULAN
1. Cadangan
yang
menggunakan
1.217.651
terukur
sistem
berdasarkan
informasi
geografs
hasil
pemodelan
adalah
sebesar
M3 yang dihitung dengan menggunakan metode
penampang.
2. Dengan Kapasitas Produksi sebesar 450 M 3 / Hari atau sekitar
11.250 M3
3. Dengan Kapasitas Produksi 11.1250 M3 / bulan maka umur
tambang akan berakhir pada tahun ke 9 ( sembilan )
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang Perusahaan
Prinsip pemanfaatan sumberdaya mineral yang bersifat ”non
renewable resources” haruslah
memenuhi kaidah konservasi
mineral. Hal ini karena sifat sumberdaya tersebut yang tidak
terbaharukan, sehingga sekali diambil, maka bahan galian tersebut
tidak dapat diciptakan kembali di lokasi tersebut. Oleh sebab itu,
pemanfaatan
yang
efektif
dan
efsien
merupakan
keharusan bagi pengelolaan kegiatan penambangan.
suatau
Kegiatan
penambangan yang berlangsung efektif, efsien dan mengacu
kepada produktiftas kerja yang tinggi dengan menjunjung nilainilai keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan pertambangan
yang
optimal,
akan
dapat
dicapai
dengan
penyusunan
perencanaan kegiatan penambangan yang memenuhi kaidah yang
baik dan benar. Oleh sebab itu, kegiatan perencanaan tambang
harus dibuat sebaik mungkin dan harus selalu dilakukan evaluasi
dari waktu ke waktu, sehingga tercapai optimalisasi kegiatan
penambangan itu sendiri.
Melihat pasar dan persaingan yang semakin tinggi pada bidang
usaha Penambangan Mineral Non Logam, maka H. Endang
Kuswan melakukan penambangan pada tahun 2010, setelah
keputusan Bupati Bandung Barat No : 545 / Kep.156-Pert/2010
tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
Kepada H. Endang Kuswan Seluas 3 Hektar
1.2 Luas Pembebasan Lahan
Lahan yang berada dilokasi area konsesi H. Endang Kuswan
seluruhnya merupakan lahan Milik H. Endang Kuswan Seluas 3 Ha
yang ditumbuhi Oleh Ilalang.
Exploitation Report
Gambar 1.1
Peta Lokasi IUP H. Endang Kuswan
Exploitation Report
BAB II
RENCANA INFRASTRUKTUR
Kegiatan pembangunan dan pembuatan infrastruktur merupakan
bagian
dari
awal
infrastruktur
kegiatan
kegiatan
sangat
penambangan.
berperan
penambangan.
penting
Rencana
Dalam
untuk
infrastruktur
hal
ini
mendukung
yang sudah
dibuat dan dalam proses perencanaan, diantaranya adalah :
a. Jalan Akses dan Jalan tambang (Mine Road)
b. Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase
c. Konstruksi bangunan pendukung
2.1.
Jalan Akses dan Jalan Tambang (Mine Road)
Jalan akses utama lokasi kegiatan berada tepat di tepi
Jalan Pataruman yang menghubungkan Kabupaten Bandung
Barat dengan Kabupaten Bandung tepatnya ± 2 km dari Patrol.
Kondisi jalan menuju lokasi berkonstruksi tanah dan pasir dengan
perkerasan. Panjang jalan ini kurang lebih 200 meter dan
memiliki lebar berkisar 12 meter.
Jalan tambang adalah jalan dalam lokasi penambangan
yang berfungsi sebagai jalur mobilisasi alat produksi yang dibuat
bertahap sesuai kemajuan penambangan. Jalan ini memiliki lebar
±
6
meter
dengan
konstruksi
semi
permanen
dengan
perkerasan.
2.2.
Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase
Kolam penampungan lumpur akan dibuat seluas ± 100 m 2
yang digunakan untuk mengurangi pelumpuran dan bahaya
erosi. Saluran drainase bersifat non-permanen menggunakan
Exploitation Report
material
tanah
urugan
yang
berada
di
sekitar
lokasi
penambangan, dan saluran ini dibuat sepanjang jalan dalam
lokasi kegiatan termasuk jalan tambang. Saluran drainase
berguna sebagai saluran dari kolam penampungan dan menjaga
arah aliran air atau lumpur dari tambang.
Pemeliharaan saluran drainase dan kolam penampungan
dilakukan
dengan
pengerukan
dan
penguatan
dinding-
dindingnya. Kegiatan ini direncanakan seiring dengan kemajuan
tambang dan pemeliharaan jalan tambang yang
di jadwalkan
setiap ± 3 bulan.
2.3.
Konstruksi Bangunan Pendukung
Fasilitas pendukung kegiatan penambangan H. ENDANG
KUSWAN digolongkan menjadi 2 (dua) tipe yaitu konstruksi yang
bersifat permanen dan yang fleksibel.
Tabel 2.1
Komponen Lahan Penambangan
N
Komponen Lahan
o.
1
Kantor (Gudang &
2
Bengkel)
3
Luas
(m2)
100
Keterangan
Eksis
10
Eksis
Mushola & MCK
500
Eksis
4
Stock pile
500
Eksis
5
Dumping Area
600
Rencana
6
Jalan tambang
700
Eksis +
7
Saluran drainase
1.000
Rencana
8
Areal terbuka (tidak
150
Eksis
Luasditambang)
Lahan Total
3.560
Infrastruktur yang dimaksud bersifat permanen, hanya
selama kegiatan pertambangan berlangsung dan prasarana ini
yaitu kantor, pos penjagaan, bengkel dan gudang. Sedangkan
lahan yang bersifat fleksibel dan dapat sewaktu-waktu berpindah
Exploitation Report
sesuai kemajuan kegiatan penambangan, lokasi penampungan
galian tambang (stock pile), tempat sementara penimbunan
tanah penutup (dumping area).
BAB III
PRE MINING ATAU PERSIAPAN PENAMBANGAN
3.1
Perhitungan Sumberdaya Bahan Galian dan Umur
Tambang
3.1.1. Perhitungan Sumberdaya
Perhitungan besarnya sumberdaya yang ada di lokasi
penyelidikan dilakukan dengan beberapa tahapan dan asumsi; di
antaranya adalah sebagai berikut :
i) Dasar perhitungan adalah Peta Batas Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang merupakan peta
topograf hasil pengukuran lapangan dengan skala 1:1000.
Lokasi objek penyelidikan yang merupakan lokasi kegiatan
pertambangan, dibagi menjadi 3 bagian pokok yaitu :
1. Lokasi penambangan sumberdaya/bahan galian tanah urug
yang terletak pada elevasi/kontur/ketinggian antara 722 –
777 m dpl.
2. Lokasi
konstruksi
sarana
penunjang
kegiatan
penambangan, seperti; kantor, bengkel, unit pengolahan
dan lain-lain, terletak pada ketinggian antara 710 – 715 m
dpl.
3. Jalan akses tambang, lahan ini merupakan fasilitas umum
yang merupakan tanggung jawab H. ENDANG KUSWAN
Exploitation Report
sebagai Pemrakarsa kegiatan dalam pemeliharaannya.
Jalan ini terletak pada ketinggian antara 685 – 710 m dpl.
ii) Pengukuran luas dilakukan manual dan pengolahan datanya
dibantu menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
iii) Teknik perhitungan menggunakan rumusan volume kerucut
terpancung.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dihitung
volume tanah penutup dan sumberdaya tanah urug yang
tersedia di lahan H. ENDANG KUSWAN seluas 3 Ha Hasil
Perhitungan Didapat Sumberdaya Sebesar 1.217.691 m3
Tabel 3.1
Peta koordinta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
H. ENDANG KUSWAN
Koordinat (UTM)
Nomor
3.2.
Patok
X
Y
H
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
778551
778583
778485
778458
778404
778342
778387
778433
778488
778521
778542
778551
9231004
9230986
9230944
9230956
9230958
9231058
9231122
9231164
9231164
9231136
9231050
9231004
726
725
777
774
759
744
740
736
734
728
725
726
Pembuatan Batas Patok KP dan Front Kerja
Pematokan terhadap batas konsesi merupakan langkah
awal dan tahap paling penting dalam kegiatan persiapan
penambangan.
Hal
ini
dimaksudkan
agar
dalam
kegiatan
eksplorasi ataupun eksploitasi tidak keluar dari batas kekuasan
penambangan. Untuk front kerja penambangan itu sendiri
Exploitation Report
dibatasi dengan patok, agar area penambangan sesuai dengan
rencana tambang yang sudah dimodelkan serta diperhitungkan.
Exploitation Report
3.3. Land Clearinng
Area land clearing dilakukan pada wilayah yang dijadikan
blok penambangan dan infrastruktur pada lahan yang sudah
bebas. Total area yang sudah di land clearing pada wilayah
konsesi H. Endang Kuswan ± 3 Ha.
Foto 3.1
Area Yang Di Land Clearing dan Area Infrastruktur
3.4
Umur Tambang
Dasar
cadangan
perhitungan
yang
dapat
umur
tambang
ditambang
dan
adalah
rencana
volume
produksi
penambangan. Dengan asumsi bahwa kegiatan penambangan
yang
direncanakan
akan
berproduksi
sebanyak
450
m3
(LCM)/hari (dasar penentuan akan diuraikan dalam laporan studi
kelayakan dan perencanaan tambang), maka umur tambang
adalah 20 Tahun yang diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut :
Target pembongkaran total
= 450
m3 / hari = 12.600 m3 / Bulan
Total Cadangan 1.217.691 m3 (LCM)
Sehingga Umur Tambangnya Menjadi
1.217.691m3 / 12.600 m3 Per Bulan = 9 Tahun
Exploitation Report
Exploitation Report
3.5
Faktor-Faktor Produksi
3.5.1.
Kemantapan Lereng
Kestabilan lereng merupakan salah satu permasalahan
yang harus dihadapi dalam merencanakan suatu aktivitas
penambangan yang aman dan optimum. Banyak pertimbangan
dalam mendisain suatu lereng agar tercapai kondisi bukaan yang
aman.
Kemantapan
lereng
memerlukan
suatu
kajian
yang
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk
diukur. Tetapi hal ini dapat disederhanakan dengan menerapkan
suatu metode yang memenuhi kaidah-kaidah penambangan
yang
benar.
Sistem
penambangan
berjenjang/trap
(bench
system) yang dimaksud didasarkan pada Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 555 K.MPE.26/1985 tentang
Keselamatan Kerja Pertambangan Umum, dengan spesifkasi
sebagai berikut :
Tinggi jenjang/tebing individu maksimal 6 m.
Studi kemantapan/stabiltas lereng harus dibuat jika
tinggi jenjang individu >15 m.
Lebar lantai jenjang minimal 1,5 kali tinggi jenjang
atau
disesuaikan
dengan
kebutuhan
manuver
alat-alat
tambang sehingga dapat bekerja dengan aman dan harus
dilengkapi dengan tanggul pengaman pada tebing yang
terbuka.
Kemiringan
maksimal
jenjang
individu
700,
sedangkan jenjang keseluruhan 450.
Kedalaman
pertambangan
disesuaikan
kondisi topograf, hidrologi dan rencana reklamasi.
3.6. Peralatan Tambang
dengan
Exploitation Report
Sebelum
dilakukan
kegiatan
pembangunan
sarana
penunjang dan kegiatan operasi penambangan itu sendiri, perlu
dilakukan pengadaan alat-alat kegiatan. Mempertimbangkan
peralatan yang digunakan rata-rata merupakan alat berat yang
berukuran besar, maka perlu direncanakan secara matang
pengadaan/mobilisasinya. Alat berat yang akan dimobilisasi yaitu
alat-alat mekanis khususnya untuk kegiatan penambangan yang
antara lain adalah :
- Alat unuk membersihkan lahan seperti bulldozer
- Alat gali muat seperti exavator back hoe
- Alat angkut seperti truk jungkit (dump truck).
Jenis Alat
Tabel 3.2
Peralatan Tambang
Tipe
Kapasit
Exavator Back Hoe
Dump Truck
Generating Set
3.7
CAT-320
Colt
as
0,8 m3
8 m3
Diesel
Mitsubis
150 PK
Unit
2
1
hi
1
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diserap dalam kegiatan ini berjumlah
total 14 orang yang terdiri atas tenaga kerja borongan/harian
dan
tetap
yang
mana
diberdayakan
pula
pada
tahap
pengembangan dan tahap reklamasi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketrampilan tenaga
kerja adalah :
o
Pelatihan, seperti kegiatan pelatihan perlu dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan para kerja
dan pengawasan kerja.
o
Tingkat
gaji
pekerja,
adalah
besarnya
tingkat
pendapatan kerja sangat mempengaruhi tingkat efsiensi kerja
Exploitation Report
Tabel 3.4 Tenaga Kerja
Tingkat Pendidikan
S1
SD
SMU
1
Jabatan
Kepala Tambang
3.2.4.
Wakil
-
-
1
Ka.Tambang
-
2
-
Operator Alat
-
2
-
Mekanik/Teknisi
6
-
-
Pegawai
Total
2
8
4
2
Kondisi Kerja
Kondisi kerja mempengaruhi penilaian efsiensi kerja,
sehingga perlu diperhatikan beberapa komponen sebagai berikut
:
Manajemen,
o
adalah
cara
pengaturan
pekerjaan
meliputi :
Perencanaan,
baik
untuk
jangka
panjang
maupun
jangka pendek yang akan memberikan pelaksanaan kerja
yang teratur dan terarah.
Pelaksanaan kerja, yang dilaksanakan sesuai dengan
pedoman pada rencana kerja disusun dengan baik
Pengawasan kerja, untuk menilai apakah pelaksanaan
suatu pekerjaan sudah sesuai dengan rencana pengaturan
kerja yang diberikan. Dengan adanya pengawasan kerja
yang baik,
maka segala bentuk penyimpangan kerja.
Dilakukan koreksi dengan segera dan diarahkan pada
rencana semula.
Evaluasi
kerja,
diperlukan
pelaksanaan
suatu
pekerjaan
untuk
dan
menilai
hasil
kekurangannya.
Berdasarkan hasil laporan dan evaluasi kerja tersebut
dilakukan usaha perbaikan.
Exploitation Report
Keadaan medan kerja, keadaan tempat bekerja
o
mempengaruhi efektiftas pekerjaan, semakin berat medan
kerja yang dihadapi semakin banyak kesulitan yang harus
diatasi begitu pula sebaliknya
Kemampuan kerja, kemampuan pekerja maupun alat
o
pendukung sangat memberikan andil yang cukup besar dalam
efsiensi kerja.
Lama waktu kerja yang diperlukan dalam pekerjaan
o
berpengaruh terhadap produksi maupun kemampuan kerja
karyawan serta alat bantu pekerjaan, maka dalam hal ini
diperlukan sinkronisasi dalam kedua hal tersebut untuk
memenuhi target yang dibebankan.
3.2.5.
Efisiensi Kerja
Efsiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif
dengan waktu yang tersedia. Waktu efektif adalah waktu yang
digunakan untuk menghasilkan produksi saja, sedangkan waktu
produksi yang digunakan untuk kegiatan non-produkif dianggap
sebagai hambatan.
Untuk mengetahui waktu efektif perlu diketahui waktu
kerja penambangan (berdasarkan jadwal yang ditentukan).
Waktu kerja penambangan ditentukan berdasarkan target
produksi yang telah ditetapkan. Kegiatan yang akan dilakukan
memiliki waktu kerja per hari + 8 jam dengan jumlah hari kerja
adalah 28 hari per bulan.
Tabel 3.5
Jadwal Jam Kerja Penambangan
Exploitation Report
No
1
2
3
4
5
6
Senin - Sabtu
Waktu
(menit)
8.00
0
08.00 - 08.15
15
08.15 - 12.00
285
12.00 - 13.00
60
13.00 - 15.30
90
15.30 - 16.00
30
Kegiatan
Masuk Kerja
Persiapan kerja
Kerja Produktif
Istirahat
Kerja Produktif
Persiapan Pulang
Jum'at
Waktu
(menit)
8.00
08.00 - 08.15
15
08.15 - 11.30
255
11.30 - 13.00
90
13.00 - 15.30
90
15.30 - 16.00
30
Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat diketahui :
- Waktu kerja yang tersedia = 480 menit
- Waktu kerja efektif
= (285 + 90) x 5 + (255 + 90)
6
= 370 menit
Sedangkan untuk menghitung besarnya efsiensi kerja digunakan
persamaan :
We
E
=
x 100 %
Wt
= 75 %
Keterangan : E
= Efsiensi kerja, %
We = Waktu kerja efektif, menit
Wt = Waktu kerja yang tersedia, menit
3.2.8. Target Produksi
Target
produksi
H.
ENDANG
KUSWAN
terhadap
penambangan bahan galian pasirnya, sangat dipengaruhi oleh
kemampuan alat produksi (gali-muat) yang digunakan yaitu
excavator back hoe (Komatssu PC-000) sebanyak 2 (dua) unit.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan hasil peritungan
ekonomi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa, maka dapat
target
produksi
penambangan
dengan
sebelumnya
Exploitation Report
memperhitungkan
kehilangan-kehilangan
selama
proses
produksinya, diperoleh volume target produksi penambangan
sebesar 11.250 m3 (LCM)/bulan atau 135.000 m3 (LCM)/tahun.
3.4. Jalur dan Jarak Hauling
Jalur hauling atau pengangkutan batubara dari Pit ke jalan raya
yang terdekat adalah 1,2 km dari front kerja. ( peta Terlampir )
Foto 3.2
Kegiatan Penambangan
Exploitation Report
BAB IV
BLOK PROSPEK PENAMBANGAN
4.1. Cadangan Terukur
Cadangan Terukur IUP Operasi Produksi H. Endang Kuswan
Dihitung Menggunakan Software Sistem Informasi Geografs
Dengan Perhitungan Cut and Fill Volumetric Menggunakan
Metode Penampang, Cadangan Terukur IUP H. Endang Kuswan
adalah Sebesar 1.217.651 ( Gambar 4.1 )
Gambar 4.1
Perhitungan Cadangan Terukur H. Endang Kuswan
Exploitation Report
BAB V
PRODUKSI DAN KEMAJUAN
5.1.
Kemajuan Tambang
Kemajuan Tambang Dimodelkan sesuai dengan kapasitas
produksi
dan
dibuat
blok
dan
stripe
yang
dilakukan
penambangan dari arah selatan ke utara, hal ini dilakukan
karena akses yang terdekat menuju mine out adalah bagian
selatan
IUP
H.
Endang
Kuswan,
hal
ini
dilakukan
untuk
mengurangi fuel cost karena jika dilakukan getting dari arah lain
maka diperlukan pembukaan jalan baru. Model sequencing ini di
design untuk kapasitas produksi tambang sebesar 450 M3 / Hari
yang akan habis dijadwalkan selama 9 ( sembilan ) tahun.
Exploitation Report
Gambar 5.1
Peta Sequencing Penambangan IUP H. Endang Kuswan
BAB V
KESIMPULAN
1. Cadangan
yang
menggunakan
1.217.651
terukur
sistem
berdasarkan
informasi
geografs
hasil
pemodelan
adalah
sebesar
M3 yang dihitung dengan menggunakan metode
penampang.
2. Dengan Kapasitas Produksi sebesar 450 M 3 / Hari atau sekitar
11.250 M3
3. Dengan Kapasitas Produksi 11.1250 M3 / bulan maka umur
tambang akan berakhir pada tahun ke 9 ( sembilan )