Makalah Tujuan Pendidikan Langkah Merumu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat fundamental dalam
pelaksanaan pendidikan. Hal tersebut karena tujuan pendidikan akan berpengaruh terhadap
penentuan tujuan pembelajaran dan menentukan ke arah mana anak didik itu dibawa.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang
didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi
sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat
tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan
menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas,
dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses
penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti
agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu
tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai dasar yang sangat penting dalam setiap
peradaban bangsa.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu tujuan pendidikan?
2. Apa saja macam-macam tujuan pendidikan?
3. Bagaimana langkah-langkah merumuskan tujuan pembelajaran.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam tujuan pendidikan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah merumuskan tujuan pembelajaran.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tujuan Pendidkan ((‫تعريف أهداف التربية‬
Tujuan pendidikan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, disadari dan
dijadikan sasaran oleh setiap tenaga pendidik, masyarakat, pemerintah, tenaga kependidikan
dan stakeholder lainnya yang melaksanakan pendidikan.1 Oleh sebab itu memahami tujuan
pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kita ketahui.
Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikannya ialah ketentraman. Sedangkan
menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh, dan
tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya.2
Menurut Moh. Matsna dan Raswan, tujuan pendidikan dan pembelajaran adalah
pernyataan spesifik yang tertulis dan merupakan kehendak dari beberapa pihak yang

berkepentingan termasuk dari pemerintah, lembaga atau yayasan, anak-anak dan orang tua,
serta para stakeholder yang ber kepentingan tentang perilaku yang hendak dicapai untuk
menggambarkan hasil belajar.3
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta
didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni
bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Dalam
konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang menempati
kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu memahami dengan
baik tujuan pendidikan.4
Adapun karakteristik yang harus dimiliki tujuan pendidikan dan pembelajaran adalah
pertama, harus berupa pernyataan bukan pertanyaan. Kedua, sifat pernyataannya harus
spesifik jangan jangan berbentuk pernyataan umum. Ketiga, tertulis bukan tersimpan di
dalam file atau masih dalam pikiran manusia atau hanya berupa ucapan yang belum tertulis.
Keempat, merupakan kehendak orang berkepentingan dengan pendidikan dan pembelajaran
dalam hal ini tujuan harus dirumuskan dengan bersama-sama, bukan kehendak satu pihak dan
mengabikan kehendak yang lain. Kelima, harus berbentuk perilaku yang bisa dilihat oleh
1

Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal, 81.

2
Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta 1991) hal.
99.
3
Moh. Matsna, dan Raswan, Op.cit., hal. 82.
4
M. Suardi, Pengantar pendidikan teori dan aplikasi. (Jakarta : PT Indeks 2010)
hal, 7.

2

mata. Dan keenam, perilaku tersebut harus dihasilkan dari proses pembelajaran yang didesain
dengan baik bukan hasil di luar pembelajaran atau bahkan kebetulan.5
B. Macam-macam Tujuan Pendidikan (‫)أنواع أهداف التربوية‬
Pada umumnya tujuan pendidikan terbagi ke dalam empat jenis yaitu, tujuan nasional
(tujuan umum), tujuan institusional (lembaga), tujuan kurikuler (mata pembelajaran), dan
tujuan instruksional (pembelajaran).
1.

Tujuan Nasional/Tujuan Umum (‫)اههداف الوطنية‬

Menurut Erikunto dalam Moh. Matsna dan Raswan, setiap negara tentu mempunyai

cita-cita tenteng warga negaranya yang akan diarahkan. Cita-cita tersebut dimanifestasikan
dalam bentuk tujuan pendidikan. Cita-cita bangsa Indonesia adalah terbentuknya manusia
pancasila bagi seluruh warga negaranya. Tujuan pendidikan telah disejajarkan dengan citacita tersebut. Semua institusi atau lembaga pendidikan harus mengarahkan segala kegiatan di
sekolah/madrasahnya bagi pencapaian tujuan itu. Inilah yang disebut tujuan umum
pendidikaan secar eksplisit tertera dala Garis Besar Haluan Negara (GBHN).6
Tujuan nasional ialah tujuan umum pendidikan nasional yang mengandung rumusan
kualifikasi umum yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti
dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu.7
Di Indonesia rumusan tujuan pendidikan nasional terdiri dari empat diantaranya
adalah8 pertama, Tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan UU Nomor IV tahun 1950 bab II
adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat
dan tanah air.
Kedua, menurut TAP MPRS No.II tahun 1960 yaitu Tujuan pendidikan ialah
mendidik anak kearah terbentuknya manusia yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab
atas terselenggaranya masyarakat sosialis indonesia, yang adil dan makmur material dan
spiritual.
Ketiga,


menurut TAP MPR No. IV tahun 1973 yaitu “membentuk manusia

pembangunan ber-pancasila dan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,
5

Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal, 82.
6
Ibid., hal, 83.
7
Suwarno. 1992. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 52.
8
Moh. Matsna, dan Raswan, Op.cit., hal. 84.

3

memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggug
jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan sesama

manusia sesuai ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945”
Keempat, menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II
pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”9
Nampaknya tujuan pendidikan nasional Indonesia yang terbaru adalah yang ada dalam
Sisdiknas, UU No. 20 tahun 2003. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Permendiknas no. 54
tahun 2013 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah. Sampai kini belum ada dokumen
baru tentang tujuan pendidikan nasional Indonesia.10
2.

Tujuan Institusional/Lembaga (‫)اههداف المعسسية‬
Menurut Arikunto dalam Moh. Matsna dan Raswan, tujuan institusional merupakan

tujuan dari masing-masing institusi atau lembaga. Menurut sanjaya dalam Moh. Matsna dan
Raswan, tujuan institusional merupakan kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap peserta

didik setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu. Ia merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
atau tujuan umum yang biasa dirumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang
pendidikan.11
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga pendidikan atau
satuan pendidikan tertentu. Tiap lembaga pendidikan memiliki tujuannya masing-masing
yang berbeda satu sama dengan yang lainnya dan yang sesuai dengan karakteristik lembaga
tersebut.12
9

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II
pasal 3.
10
Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal. 85.
11
Ibid., hal. 85
12
M. Suardi, Pengantar pendidikan teori dan aplikasi, (Jakarta : PT Indeks, 2010)
hal, 7.


4

Pada Sekolah Dasar, pendidikan berfungsi memberikan bekal dasar pengembangan
kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan di tingkat menegah pertam dengan membekali
sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Kemudian untuk sekolah menengah dapat dibagi
menjadi sekolah menengah umum dan kejuruan. Sekolah menengah umum befungsi
berfungsi mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan tahap berikutnya, sedangkan menegah
kejuruan mendidik anak untuk memasuki lapangan pekerjaan sesuai dengan pendidikan
kejuruan yang diikuti, atau melanjutkan ke pendidikan keahlian pada tingkat pendidikan
tinggi.13
3.

Tujuan Kurikuler (‫)اهداف المناهج الدراسية‬
Menurut Sanjaya dalam Moh. Matsna dan Raswan, tujuan kurikuler merupakan

kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang
tertentudalam suatu lembaga pendidikan.14
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program studi, bidang studi,

dan mata pelajaran tertentu yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan
kurikuler berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan, yang
dikaitkan dengan bidang studi bersangkutan.15
Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan materi bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah
seperti yang dikutip Moh. Matsna dan Raswan dari permenag no. 2 tahun 2008 sebagai
berikut16 :
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun
tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa,yakni menyimak (istima’),
berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa
asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber
ajaran Islam.

13

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers,
2011), hal. 65.
14
Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal, 86.

15
M. Suardi, Pengantar pendidikan teori dan aplikasi. (Jakarta : PT Indeks 2010)
hal, 7.
16
Moh. Matsna, dan Raswan, Op.cit., hal. 86-87.

5

c. Mengembangkan pemahaman tentangsaling keterkaitan antara bahasa dan budaya
serta memperluas cakrawalabudaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan
memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
4.

Tujuan instruksional (‫)اههداف التعليمية‬
Moh. Matsna dan Raswan mengutip beberapa pendapat mengenai pengertian tujuan

instruksional diantaranya menurut Arikunto, tujuan instruksional adalah tujuan yang
menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh
peserta didik sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalambentuk tingkah
laku (behavior yang dapat diamati dan diukur). Berikutnya menurut Sagala, tujuan

pembelajaran juga merupakan suatu upaya pendidik atau guru dalam hubungannya dengan
tugas-tugasnya membina peserta didik seperti peningkatan kemampuan baca peserta didik,
melatih keterampilan tangan peserta didik, menumbuhkan sikap disiplin, dan percaya diri
peserta didik. Karena arah tujuan pembelajaran modern kini lebih menitik beratkan kepada
peserta didik. Selanjutnya menurut Ibrahim dn Saodih, tujuan pembelajran merupakan titik
awal yang sangat penting dalam perencanaan proses pembelajaran.17
Tujuan ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Tujuan instruksional umum berisi kualifikasi yang merupakan
pernyataan hasil belajar yang diharapkan dimiliki oleh si terdidik setelah mengikuti pelajaran
dalam pokok bahasan tertentu. Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran lebih
lanjut dari tujuan instruksional umum, dinyatakan dalam rumusan sekhusus-khususnya,
sehingga tujuan tersebut mudah dinilai dan tidak menimbulkan salah tafsir.18
Menurut Sukardi dalam Moh. Matsna dan Raswan, menjelaskan tentang macam
tujuan instrusional yaitu :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU) (‫ )أهههداف التعليم العمة‬yaitu merupakan tujuan yang
dinyatakan dalam batasan umum dan guna mengarahkan keberadaan tjuan belajar yang
lebih spesifik. Tujuan ini memberi arahan kepada guru misal dalam menentukan metode
dan cara melakukan evaluasi.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ((‫ أهههداف التعليم الخاصة‬dimaknai sebagai tujuan dalam
proses pembelajaran yang dinyatakan dengan menggunakan kata kerja operasional drngan
beberapa indukator pencapaian, seperti spesifik, dapat diobservasi dan diukur. Dengan

17
18

Ibid., hal 87.
Suwarno. Pengantar Umum Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 1992) hal 53.

6

tujuan instuksional khusus guru dapat membedakam peserta didik yang sudah paham dan
yang belum paham.19
C. Lingkup Tujuan
Moh. Matsna dan Raswan mengutip dari berbagai sumber menyatakan bahwa, dilihat
dari kawasan (domain) atau bidang yang dicakup, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas:
a. Tujuan Kognitif ((‫ اههههداف المعرفية‬yaitu tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan
perilaku peserta didik dalam aspek berfikir. Menurut Benjamin Bloom ada 6 tingkatan
dalam domain kognitif yang berlaku juga untuk tujuan-tujuan dalam domain ini, yaitu:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
b. Tujuan Psikomotor ((‫ اههداف النفسحركي‬merupakan tujuan yang banyak berkenaan dengan
aspek motorik atau gerak dari peserta didik. Menurut Elizabeth Simson, domain
psikomotor terbagi atas 7 kategori, yaitu: persepsi, kesiapan (mental, fisik maupun
perasaan), respons terbimbing, mekanisme (respon fisik yang dipelajari dan telah menjadi
kebiasaan), respons yang kompleks (pemberian respon yang cukup rumit dengan terampil
dan efisien), adaptasi (menyesuaikan respon dengan situasi yang baru), dan organisasi
(kemampuan menampilkan dalam arti menciptakan perilaku yang baru). Tahapan dalam
psikomotor bukan merupakan hirarki sebagaimana pada ranah kognitif (Uno 2011:44).
c. Tujuan Afektif (‫ )اهأداف للوجدانية‬merupakan tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek
perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik. Menurut krathwool, Bloom, dan
Mansia, domain afektif terdiri dari lima kategori, yaitu: penerimaan (kesediaan menerima
dan menaruh perhatian pada nilai tertentu), pemberian respon (reaksi terhadap nilai
tertentu), penghargaan (kecendrungan menghargai nilai tertentu), pengorganisasian
(membentuk konsep tentang nilai serta menyusunya dalam diri individu), dan
karakterisasi (mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga menjadi watak).20
D. Langkah-langkah Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan perilaku hasil belajar yang diharapkan dimiliki para
peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan jenjang terbawah dari rentetan tujuan dalam pendidikan. Tujuan ini merupakan
tujuan yang hendak dicapai dalam setiap bagian materi yang pembelajaran yang akan
19

Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal, 88.
20
Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal, 89-90.

7

diajarkan. Tujuan ini menjawab apa yang harus dicapai oleh peserta didik pada satuan bahan
atau waktu tertentu, tujuan ini akan menunjang keberhasialn yang ada di atasnya, yaitu tujuan
kurikuler dan tujuan mata pelajaran.21
Terdapat 3 langkah dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap pertama adalah
memahami sumber, yaitu peserta didik, masyarakat dan konten. Tahap kedua adalah
merumuskan standar kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dengan memperhatikan
landasan sosiologi. Tahap terakhir adalah merumuskan kompetensi dasar (KD).(Ahmadi dan
Amri 2010:100) Rumusan tujuan instruksional umum (TIU) masih bersifat luas dan umum,
belum dinyatakan dalam bentuk perilaku yang dikehendaki dan jumlahnya tidak banyak.
(Soekartawi, dkk 1995:37)22
TIU adalah tujuan pembelajaran (instruksional) yang sifatnya masih umum dan harus
dijelaskan

menjadi

TIK.

TIU

menggunakan

kata

kerja

non-operasional

dalam

mengembangkannya, sementara TIK menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
dan diamati. Contoh kata kerja non-operasional yang biasa digunakan dalam menyusun TIU
adalah mengetahui, memahami, mengerti, mengerti sekali, menghargai , percaya,
memperdalam, menikmati, memerangi. Sementara contoh kata kerja operasional untuk
membuat TIK adalah menyebutkan, menjelaskan, mencontohkan, meringkas dll.23 Contoh
TIU dan TIK adalah sebagai berikut24 :
TIU : Peserta didik memahami konsep mubtada.
TIK : 1. Peserta didik dapat menjelaskan penegrtian mubtada.
2. Peserta didik dapat menjelaskan syarat-syarat mubtada.
3. Peserta didik dapat menjelaskan tanda-tanda mubtada.
4. Peserta didik dapat memberi contoh kalimat yang mengandung

mubtada.

Contoh Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah “Peserta didik memahami konsep
mubtada”. Dalam kurikulum KBK dan KTSP, TIU sepadan dengan SK dan KD berikut
adalah contoh TIU kelas IV, semester 1 dalam kurikulum KTSP sebagai berikut:
STANDAR KOMPETENSI
1. Menyimak

No.
1.1

KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi bunyi huruf
hijaiyah dan ujaran ( kata, kalimat )
tentang ‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬

21

Ibid., hal 95
Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN
Jakarta Press, 2015) hal, 102.
23
Ibid., hal. 98.
24
Ibid., hal. 89.
22

8

STANDAR KOMPETENSI
Memahami informasi lisan melalui
kegiatan mendengarkan dalam bentuk
paparan atau dialoq tentang perkenalan,
alat-alat madrasah dan profesi
2. Berbicara

No.
1.2

KOMPETENSI DASAR
Menemukan makna atau gagasan
dari wacana lisan sederhana tentang
‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬

2.1

Mengungkapkan informasi secara lisan
dalam bentuk paparan atau dialoq
tentang perkenalan, alat-alat madrasah
dan profesi
3. Membaca

2.2

Melakukan dialog sederhana tentang
‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬
Menyampaikan informasi secara
lisan dalam kalimat sederhana
tentang
‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬
Melafalkan huruf hijaiyah, kata,
kalimat dan wacana tertulis tentang
‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬
Menemukan makna, gagasan atau ide
wacana tertulis tentang
‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬

3.1

Memahami wacana tertulis dalam bentuk
paparan atau dialog tentang perkenalan,
alat-alat madrasah dan profesi

3.2

4. Menulis

4.1

Menuliskan kata, ungkapan, dan teks
fungsional pendek sederhana tentang
perkenalan, alat-alat madrasah dan
profesi

Menyalin kata, kalimat dan
menyusun kata menjadi kalimat
sempurna tentang
‫ التعارف‬،‫ اهأوات المدرسية‬،‫المهنة‬
Tema-tema tersebut diatas menggunakan
pola kalimat yang meliputi
‫علم‬/‫ اسم مفرأ‬+ ‫اسم إشارة‬
dan
(‫ نحن‬،‫ هي‬،‫ هو‬،‫ت‬
ِ ‫ أن‬،‫ أنت‬،‫ضمائر )أنا‬
+ ‫علم‬/‫مؤنث‬/‫اسم مفرأ مذكر‬

Sementara dalam K.13 TIU-nya sepadan dengan KI-KD, berikut adalah contoh KIKD Bahasa Arab untuk peserta didik SMA peminatan Imu-ilmu Bahasa dan Budaya sebagai
berikut:
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
Menghayati dan mengamalkan ajaran Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari
agama yang dianutnya
bahasa Arab sebagai bahasa pengantar komunikasi
internasional yang diwujudkan dalam semangat
belajar.
Menghayati dan mengamalkan perilaku Menunjukan perilaku santun dan peduli dalam
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan
(gotong royong, kerjasama , toleran, guru dan teman.
damai), santun, responsif dan pro-aktif Menunjukan perilaku jujur, disiplin, percaya diri,
dan menunjukan sikap sebagai bagian dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
dari solusi atas berbagai permasalahan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
dalam berinteraksi secara efektif Menunjukan perilaku tanggung jawab, peduli,
dengan lingkungan sosial dan alam kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan
serta dalam menempatkan diri sebagai komunikasi fungsional.
9

cerminan
dunia.

bangsa

dalam

pergaulan Menunjukan perilaku santun, antusias, ekspresif,
interaktif, kerjasama, dan imajinatif dalam
menghargai budaya dan karya sastra.
Memahami, menerapkan, menganalisis Memahami
cara
menyapa,
berpamitan,
pengetahuan
faktual,
konseptual, mengucapkan terima kasih, meminta maaf,
prosedural berdasarkan rasa ingin meminta izin, instruksi dan memperkenalkan diri
tahunya tentang ilmu pengetahuan, serta cara meresponnya terkait topik identitas diri
teknologi, seni, budaya, dan humaniora (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi al
dengan baik.
madrasah)
dengan
memperhatikan
unsur
kebahasaan, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban tekait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah struktur teks dan unsur
budaya yang sesuai konteks penggunanya.
Memahami cara memberitahu dan menayakan
tentang fakta, perasaan dan sikap, serta meminta
dan menawarkan barang dan jasa terkait topik
indntitas diri (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah
(al hayat fi al madrasah) dengan memperhatikan
unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya
yang sesuai konteks penggunanya.
Memahami secara sederhana unsur kebahasaan,
struktur teks dan unsur budaya dari teks terkait
topik identitas diri (al ta’aruf) dan kehidupan
sekolah (al hayat fi al madrasah) yang sesuia
dengan konteks penggunaannya.
Memahami secara sederhana unsur kebahasaan
dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk
ranah konkret dan ranah abstrak terkait merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan,
dengan pengembangan dari yang ucapan terimakasih, dan permintaan maaf,
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, meminta izin, instruksi terkait topik identitas diri
dan mampu menggunakan metoda (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi al
sesuai kaidah keilmuan.
madrasah)
dengan
memperhatikan
unsur
kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara
benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana tentang
cara memberitahu dan menanyakan fakta,
perasaan dan sikap, serta meminta dan
menawarkan barang dan jasa terkait topik identitas
diri (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi
al madrasah) dengan memperhatikan unsur
10

kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara
benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk
mengungkapkan identitas diri (al ta’aruf) dan
kehidupan sekolah (al hayat fi al madrasah)
dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur
teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai
konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai
dengan unsur kebahasaan dan budaya yang
terdapat dalam karya sastra.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan dan
pembelajaran adalah pernyataan spesifik yang tertulis dan merupakan kehendak dari beberapa
pihak yang berkepentingan termasuk dari pemerintah, lembaga atau yayasan, anak-anak dan
orang tua, serta para stakeholder yang ber kepentingan tentang perilaku yang hendak dicapai
untuk menggambarkan hasil belajar. Jika dilihat secara hierarki tujuan pendidikan terbagi ke
dalam empat jenis yaitu, tujuan nasional (tujuan umum), tujuan institusional (lembaga),
tujuan kurikuler (mata pembelajaran), dan tujuan instruksional (pembelajaran). Jika dilihat
dari kawasan (domain) atau bidang yang dicakup, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas
tujuan kognitif, tujuan psikomotor dan tujuan afektif.
Adapun tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam melaksanakan
pembelajaran. Apabila pendidik tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran, maka
kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan arah yang jelas dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan pembelajaran terdapat 3 tahap. Tahap pertama
adalah memahami sumber, yaitu peserta didik, masyarakat dan konten. Tahap kedua adalah
merumuskan standar kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dengan memperhatikan
landasan sosiologi. Tahap terakhir adalah merumuskan kompetensi dasar (KD).
11

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991.
Matsna, Moh dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1, Ciputat : UIN Jakarta
Press, 2015.
M, Sardiman. A, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
Suardi, M, Pengantar pendidikan teori dan aplikasi,Jakarta : PT Indeks, 2010.
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1992.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3.

12

13