Alat Teknik Pengukuran Kualitas Secara K
Alat Teknik Pengukuran Kualitas Secara Kualitatif
Alat Teknik Pengukuran Kualitas Secara Kualitatif (Attribute Control Chart)
1.Pendahuluan
Kualitas atau mutu adalah ukuran tingkat kesesuaian barang atau jasa dengan standar
atau spesifikasi yang telah ditentukan atau ditetapkan. Ada dua cara menggambarkan ukuran
mutu atau kualitas yaitu dengan variabel dan atribut. Variabel adalah karakteristik kualitas
suatu produk yang dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue).
Contohnya panjang, berat, temperatur, dll. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas
suatu produk dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi atau persyaratan
tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik atau buruk. Seperti produk
cacat atau produk baik, dll.
Stastitical Quality Control (SQC) atau Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) adalah
ilmu yang mempelajari tentang teknik atau metode pengendalian kualitas berdasarkan prinsip
atau konsep statistik, meliputi pengumpulan, presentasi, analisis dan interpretasi data yang
dihasilkan selama kegiatan pengendalian kualitas. SQC menentukan apakah suatu proses
stabil dari waktu ke waktu, atau sebaliknya bahwa proses terganggu karena telah dipengaruhi
oleh special cause. Peta kendali statistik (control chart) yang sering juga disebut Shewhart
chart atau process-behaviour chart digunakan untuk memberikan definisi operasional suatu
special cause tersebut. Control chart adalah metode statistik untuk menggambarkan adanya
variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas) hasil produksi yang diinginkan. Adapun
fungsi Control chart yaitu dapat dibuat batas-batas dimana hasil produksi menyimpang dari
ketentuan, dapat diawasi dengan mudah apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak, dan
bila terjadi banyak variasi atau penyimpangan suatu produk dapat segera menentukan
keputusan apa yang harus diambil. Macam-macam variasi atau penyimpangan dari mutu
(kualitas) adalah variasi dalam objek, variasi antar objek, dan variasi yg ditimbulkan oleh
perbedaan waktu produksi. Variasi dalam objek misalnya kehalusan dari salah satu sisi dari
suatu produk tidak sama dengan sisi yang lain, lebar bagian atas suatu produk tidak sama
dengan lebar bagian bawah, dll. Variasi antar objek misalnya suatu produk yang diproduksi
pada saat yang hampir sama mempunyai kualitas yang berbeda yang bervariasi. Variasi yg
ditimbulkan oleh perbedaan waktu produksi misalnya produksi pagi hari berbeda hasil
produksi siang hari.
Penyebab timbulnya variasi yaitu penyebab khusus dan penyebab umum. Penyebab umum
(Common Causes of Variation) bersifat berada di dalam batas kendali dan melekat pada
sistem, atau variasi yang terjadi karena sistem itu sendiri. Sedangkan penyebab khusus
(Special Causes of Variation) bersifat berada di luar batas kendali atau variasi yang terjadi
karena faktor dari luar sistem. Dalam suatu proses atau sistem umumnya terdapat interaksi
variabel-variabel sistem, misal manusia dan mesin, interaksi ini sering memunculkan
penyimpangan berupa hasil-hasil yang sifatnya Uncontrollable atau diluar kendali. Aturan
dasar SQC adalah common cause tidak perlu diidentifikasi dan special cause perlu
diidentifikasi dan dihilangkan. Namun bukan berarti common cause diabaikan, sebaliknya
menjadi fokus improvement proses untuk jangka panjang. Control chart dalam SQC
dibedakan menjadi dua jenis yaitu Variable Control Chart dan Attribute Control Chart.
Variable Control Chart merupakan alat teknik pengukuran kualitas secara kuantitatif.
Sedangkan Attribute Control Chart merupakan alat teknik pengukuran kualitas secara
kualitatif.
1.Variable Control Chart
a.X-chart
Berfungsi untuk memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal
dalam hal lokasinya (pemusatannya), apakah proses masih berada dalam batas-batas
pengendalian atau tidak, dan apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
b.R-chart
Berfungsi untuk memantau perubahan dalam hal penyebarannya, memantau tingkat
keakurasian atau ketepatan proses yang diukur dengan mencari
range dari sampel yang diambil.
c.X-chart dan S-chart ( Peta Kendali Rata-rata dan Standar Deviasi)
Berfungsi untuk mengukur tingkat keakurasian suatu proses
2.Attribute Control Chart
a.P-chart (Proportion defective control chart)
Berfungsi untuk mengetahui perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua
pengamatan, yaitu setiap produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak”
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).
b.NP-chart ( Number defective control chart)
Berfungsi untuk memonitor jumlah cacat, yaitu jumlah unit-unit yang tidak sesuai
(nonconforming units) dalam sebuah sampel
c.C-chart ( Defects per count/subgroup control chart)
Berfungsi untuk mengetahui banyaknya cacat dalam satu unit produk. Suatu produk
dikatakan cacat (defective) jika produk tersebut tidak memenuhi suatu syarat atau lebih.
Setiap kekurangan disebut defec. Setiap produk yang cacat bisa saja terdapat lebih dari satu
defec. (yang diperhatikan banyaknya cacat, bukan jumlah produk yang cacat).
d.U-chart ( Defects per unit control chart )
Berfungsi untuk mengetahui cacat per unit. U-chart relatif sama dengan c-chart.
Perbedaanya yaitu pada u-chart spesifikasi tempat dan waktu yang dipergunakan tidak harus
selalu sama, dan besarnya unit inspeksi perlu diidentifikasikan. Attribute Control Chart Data
atribut bersifat diskrit (discrete distribution). Data ini umumnya diukur dengan cara dihitung
menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis, sebagai
contoh:
1. jumlah cacat dalam satu batch produk
2. jenis kelamin (laki-laki/perempuan)
3. jenis warna cat (merah, gold, silver, hitam), dan lain-lain Sifat discrete distribution
memberi gambaran data atribut berbentuk bilangan cacah yang nilai data harus integer atau
tidak pecahan, dapat dihitung, dan terhingga. Pengukuran data atribut akan jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan pengukuran data variabel karena data diklasifikasikan
sebagai cacat atau tidak cacat berdasarkan perbandingan dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengklasifikasian ini tentunya menjadikan kegiatan inspeksi lebih ekonomis dan
sederhana. Sebagai contoh diameter poros dapat diperiksa dengan menentukan apakah akan
bisa melewati alat pengukur berupa jig atau template berlubang. Pengukuran ini tentunya
lebih cepat dan sederhana ketimbang mengukur diameter langsung dengan vernier caliper
atau mikrometer. Ketika jenis data yang diukur adalah data atribut, terdapat empat jenis peta
kendali yang dapat kita gunakan, yaitu:
1. Proportion defective control chart (P-chart)
2. Number defective control chart (NP-chart)
3. Defects per count/subgroup control chart (C-chart)
4. Defects per unit control chart (U-chart).
Pemilihan peta kendali ini tergantung apakah kita mau menghitung jumlah cacat per
item atau hanya menghitung cacat total. Jika kita hanya akan membedakan antara cacat atau
tidak cacat, maka kita menggunakan P-chart atau NP-chart. Namun jika kita menghendaki
analisis yang lebih mendalam, misal berapa banyak cacat pada semua item, maka kita
menggunakan C-chart atau U-chart. Pemilihan peta kendali yang tepat juga dipilih
berdasarkan pada apakah ada jumlah konstan di setiap subgrup peta kendali. Peta kendali
atribut umumnya membutuhkan ukuran sampel yang jauh lebih besar daripada peta kendali
variabel
2. P-chart P dalam p-chart berarti “proportion”, yaitu proporsi unit-unit yang tidak sesuai
(nonconforming units) dalam sebuah sampel. Proporsi sampel tidak sesuai didefinisikan
sebagai rasio dari jumlah unit-unit yang tidak sesuai (D) dengan ukuran sampel (n). Jika
mengasumsikan bahwa D adalah sebuah variabel random binomial dengan parameter p tak
diketahui, proporsi cacat dari masing-masing sampel yang di-plot-kan dalam peta kendali
adalah: selanjutnya varians dari statistik p adalah: Oleh karena itu, P-chart dibuat dengan
menggunakan sebagai garis pusat dengan batas kendali adalah:
Model P-chart di atas menggunakan pengukuran sampel konstan, yaitu ukuran sampel
(subgrup) selalu sama di setiap kali observasi. n Dpˆn pp)– p(1ˆ2 n p p p)1(3 p
Langkah-langkah pembuatan p-chart :
1.Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup besar (n > 30), kumpulkan banyaknya
subgrup (k) sedikitnya 20 –25 subgrup dan hitung nilai proporsi unit yang cacat dalam setiap
subgrup , yaitu :
pi = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
2.Hitung nilai rata-rata dari pi, yaitu dapat dihitung dengan
= total proporsi cacat/total inspeksi =
3.Hitung batas kendali dari p-chart :
4.Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau diluar pengendalian Contoh Soal Sebuah perusahaan ingin mengadakan
inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini. Perusahaan melakukan 25 kali observasi
dengan mengambil 50 buah sample untuk setiap kali observasi. Langkah-langkah membuat pchart yaitu :
1.Mengumpulkan data dan menghitung nilai proporsi unit yang cacat setiap subgrup
2.Menghitung nilai (rata-rata dari pi) yaitu pn p p p LCL )1(3n p p pUCL)1(3
pk p076,02590,1k pi p
Kegiatan (0)
Alat Teknik Pengukuran Kualitas Secara Kualitatif (Attribute Control Chart)
1.Pendahuluan
Kualitas atau mutu adalah ukuran tingkat kesesuaian barang atau jasa dengan standar
atau spesifikasi yang telah ditentukan atau ditetapkan. Ada dua cara menggambarkan ukuran
mutu atau kualitas yaitu dengan variabel dan atribut. Variabel adalah karakteristik kualitas
suatu produk yang dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue).
Contohnya panjang, berat, temperatur, dll. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas
suatu produk dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi atau persyaratan
tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik atau buruk. Seperti produk
cacat atau produk baik, dll.
Stastitical Quality Control (SQC) atau Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) adalah
ilmu yang mempelajari tentang teknik atau metode pengendalian kualitas berdasarkan prinsip
atau konsep statistik, meliputi pengumpulan, presentasi, analisis dan interpretasi data yang
dihasilkan selama kegiatan pengendalian kualitas. SQC menentukan apakah suatu proses
stabil dari waktu ke waktu, atau sebaliknya bahwa proses terganggu karena telah dipengaruhi
oleh special cause. Peta kendali statistik (control chart) yang sering juga disebut Shewhart
chart atau process-behaviour chart digunakan untuk memberikan definisi operasional suatu
special cause tersebut. Control chart adalah metode statistik untuk menggambarkan adanya
variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas) hasil produksi yang diinginkan. Adapun
fungsi Control chart yaitu dapat dibuat batas-batas dimana hasil produksi menyimpang dari
ketentuan, dapat diawasi dengan mudah apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak, dan
bila terjadi banyak variasi atau penyimpangan suatu produk dapat segera menentukan
keputusan apa yang harus diambil. Macam-macam variasi atau penyimpangan dari mutu
(kualitas) adalah variasi dalam objek, variasi antar objek, dan variasi yg ditimbulkan oleh
perbedaan waktu produksi. Variasi dalam objek misalnya kehalusan dari salah satu sisi dari
suatu produk tidak sama dengan sisi yang lain, lebar bagian atas suatu produk tidak sama
dengan lebar bagian bawah, dll. Variasi antar objek misalnya suatu produk yang diproduksi
pada saat yang hampir sama mempunyai kualitas yang berbeda yang bervariasi. Variasi yg
ditimbulkan oleh perbedaan waktu produksi misalnya produksi pagi hari berbeda hasil
produksi siang hari.
Penyebab timbulnya variasi yaitu penyebab khusus dan penyebab umum. Penyebab umum
(Common Causes of Variation) bersifat berada di dalam batas kendali dan melekat pada
sistem, atau variasi yang terjadi karena sistem itu sendiri. Sedangkan penyebab khusus
(Special Causes of Variation) bersifat berada di luar batas kendali atau variasi yang terjadi
karena faktor dari luar sistem. Dalam suatu proses atau sistem umumnya terdapat interaksi
variabel-variabel sistem, misal manusia dan mesin, interaksi ini sering memunculkan
penyimpangan berupa hasil-hasil yang sifatnya Uncontrollable atau diluar kendali. Aturan
dasar SQC adalah common cause tidak perlu diidentifikasi dan special cause perlu
diidentifikasi dan dihilangkan. Namun bukan berarti common cause diabaikan, sebaliknya
menjadi fokus improvement proses untuk jangka panjang. Control chart dalam SQC
dibedakan menjadi dua jenis yaitu Variable Control Chart dan Attribute Control Chart.
Variable Control Chart merupakan alat teknik pengukuran kualitas secara kuantitatif.
Sedangkan Attribute Control Chart merupakan alat teknik pengukuran kualitas secara
kualitatif.
1.Variable Control Chart
a.X-chart
Berfungsi untuk memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal
dalam hal lokasinya (pemusatannya), apakah proses masih berada dalam batas-batas
pengendalian atau tidak, dan apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
b.R-chart
Berfungsi untuk memantau perubahan dalam hal penyebarannya, memantau tingkat
keakurasian atau ketepatan proses yang diukur dengan mencari
range dari sampel yang diambil.
c.X-chart dan S-chart ( Peta Kendali Rata-rata dan Standar Deviasi)
Berfungsi untuk mengukur tingkat keakurasian suatu proses
2.Attribute Control Chart
a.P-chart (Proportion defective control chart)
Berfungsi untuk mengetahui perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua
pengamatan, yaitu setiap produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak”
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).
b.NP-chart ( Number defective control chart)
Berfungsi untuk memonitor jumlah cacat, yaitu jumlah unit-unit yang tidak sesuai
(nonconforming units) dalam sebuah sampel
c.C-chart ( Defects per count/subgroup control chart)
Berfungsi untuk mengetahui banyaknya cacat dalam satu unit produk. Suatu produk
dikatakan cacat (defective) jika produk tersebut tidak memenuhi suatu syarat atau lebih.
Setiap kekurangan disebut defec. Setiap produk yang cacat bisa saja terdapat lebih dari satu
defec. (yang diperhatikan banyaknya cacat, bukan jumlah produk yang cacat).
d.U-chart ( Defects per unit control chart )
Berfungsi untuk mengetahui cacat per unit. U-chart relatif sama dengan c-chart.
Perbedaanya yaitu pada u-chart spesifikasi tempat dan waktu yang dipergunakan tidak harus
selalu sama, dan besarnya unit inspeksi perlu diidentifikasikan. Attribute Control Chart Data
atribut bersifat diskrit (discrete distribution). Data ini umumnya diukur dengan cara dihitung
menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis, sebagai
contoh:
1. jumlah cacat dalam satu batch produk
2. jenis kelamin (laki-laki/perempuan)
3. jenis warna cat (merah, gold, silver, hitam), dan lain-lain Sifat discrete distribution
memberi gambaran data atribut berbentuk bilangan cacah yang nilai data harus integer atau
tidak pecahan, dapat dihitung, dan terhingga. Pengukuran data atribut akan jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan pengukuran data variabel karena data diklasifikasikan
sebagai cacat atau tidak cacat berdasarkan perbandingan dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengklasifikasian ini tentunya menjadikan kegiatan inspeksi lebih ekonomis dan
sederhana. Sebagai contoh diameter poros dapat diperiksa dengan menentukan apakah akan
bisa melewati alat pengukur berupa jig atau template berlubang. Pengukuran ini tentunya
lebih cepat dan sederhana ketimbang mengukur diameter langsung dengan vernier caliper
atau mikrometer. Ketika jenis data yang diukur adalah data atribut, terdapat empat jenis peta
kendali yang dapat kita gunakan, yaitu:
1. Proportion defective control chart (P-chart)
2. Number defective control chart (NP-chart)
3. Defects per count/subgroup control chart (C-chart)
4. Defects per unit control chart (U-chart).
Pemilihan peta kendali ini tergantung apakah kita mau menghitung jumlah cacat per
item atau hanya menghitung cacat total. Jika kita hanya akan membedakan antara cacat atau
tidak cacat, maka kita menggunakan P-chart atau NP-chart. Namun jika kita menghendaki
analisis yang lebih mendalam, misal berapa banyak cacat pada semua item, maka kita
menggunakan C-chart atau U-chart. Pemilihan peta kendali yang tepat juga dipilih
berdasarkan pada apakah ada jumlah konstan di setiap subgrup peta kendali. Peta kendali
atribut umumnya membutuhkan ukuran sampel yang jauh lebih besar daripada peta kendali
variabel
2. P-chart P dalam p-chart berarti “proportion”, yaitu proporsi unit-unit yang tidak sesuai
(nonconforming units) dalam sebuah sampel. Proporsi sampel tidak sesuai didefinisikan
sebagai rasio dari jumlah unit-unit yang tidak sesuai (D) dengan ukuran sampel (n). Jika
mengasumsikan bahwa D adalah sebuah variabel random binomial dengan parameter p tak
diketahui, proporsi cacat dari masing-masing sampel yang di-plot-kan dalam peta kendali
adalah: selanjutnya varians dari statistik p adalah: Oleh karena itu, P-chart dibuat dengan
menggunakan sebagai garis pusat dengan batas kendali adalah:
Model P-chart di atas menggunakan pengukuran sampel konstan, yaitu ukuran sampel
(subgrup) selalu sama di setiap kali observasi. n Dpˆn pp)– p(1ˆ2 n p p p)1(3 p
Langkah-langkah pembuatan p-chart :
1.Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup besar (n > 30), kumpulkan banyaknya
subgrup (k) sedikitnya 20 –25 subgrup dan hitung nilai proporsi unit yang cacat dalam setiap
subgrup , yaitu :
pi = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
2.Hitung nilai rata-rata dari pi, yaitu dapat dihitung dengan
= total proporsi cacat/total inspeksi =
3.Hitung batas kendali dari p-chart :
4.Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau diluar pengendalian Contoh Soal Sebuah perusahaan ingin mengadakan
inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini. Perusahaan melakukan 25 kali observasi
dengan mengambil 50 buah sample untuk setiap kali observasi. Langkah-langkah membuat pchart yaitu :
1.Mengumpulkan data dan menghitung nilai proporsi unit yang cacat setiap subgrup
2.Menghitung nilai (rata-rata dari pi) yaitu pn p p p LCL )1(3n p p pUCL)1(3
pk p076,02590,1k pi p
Kegiatan (0)