Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa

  Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa AGENDA INDONESIA KE DEPAN

  

Revitalisasi

Visi dan Karakter Bangsa

Agenda Indonesia Ke Depan

Tim Perumus

  Penasehat : Prof. Dr. H. A. Syafii Maarif, M.A.

  Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A. Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc. Ketua : Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Sekretaris : Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. Anggota : dr. H. Sudibyo Markus, MBA

Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A.

  Dr. H. Anwar Abbas, M.M. Drs. H. Said Tuhuleley Dr. Rizal Sukma Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Prof. Dr. Bahtiar Effendy Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, M.A.

  

Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc.

Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP.

Prof. Dr. H. Zainuddin Maliki

Prof. H. Ahmad Jainuri, M.A., Ph.D.

  

Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, M.S.

Dra. Hj. Siti Noorjannah Djohantini, M.M., M.Si. Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan, M.Ag.

Muhammad Fadhil Hasan, Ph.D.

  Cetakan pertama, Mei 2009 Cetakan kedua, Juni 2009 Cetakan ketiga, Januari 2011 Cetakan keempat, Desember 2013 Cetakan kelima, Agustus 2015 (Edisi Muktamar Ke-47) Diterbitkan oleh : Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dicetak oleh : Percetakan Muhammadiyah GRAMASURYA Jl. Pendidikan No. 88 Sonosewu Yogyakarta Telp.: 0274 - 377102, Faks.: 0274 - 413 364

PENGANTAR

  Alham dulillahi Rabbil ‘Alam in. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dengan senant iasa mengharap Ridha Allah dan berikht iar menyiarkan risalah dakw ah Islam unt uk membangun kejayaan bangsa, akhirnya Pimpinan Pusat M uhammadiyah dapat menyelesaikan salah sat u amanat Tanw ir di Bandar Lam pung t ahun 2009 yait u m erum uskan konsep “ Revit alisasi Visi dan Karakter Bangsa: Agenda Indonesia Ke Depan” sebagaimana t ersaji dalam buku ini. Naskah dalam buku ini merupakan hasil kerja t im yang dit unjuk oleh Pimpinan Pusat M uhammadiyah atas mandat Tanw ir dan telah mendapat pengesahan dalam Pleno Pimpinan Pusat M uhammadiyah pada t anggal 21 April 2009 di Jakart a.

  Tanw ir M uhammadiyah di Bandar Lampung p ad a t an ggal 8 s/ d 11 Rab i u l Aw w al 1430 H b er t ep at an t an ggal 5 s/ d 8 M ar et 2009 m en gam an at kan kep ad a Pi m p i n an Pu sat M uhammadiyah unt uk merumuskan konsep visi dan kar akt er b an gsa. Per u m u san ko n sep t er seb u t m erupakan t indaklanjut dari pem bahasan dalam sidang Tanw ir yang mengusung tema “ M embangun Visi dan Karakter Bangsa”. Tanw ir tersebut dibuka oleh Presiden R.I., Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, dan dit ut up oleh Wakil Presiden, Drs. H. M . Jusuf Kalla, yang secara khusus m em berikan apresiasi yang t inggi terhadap tema Tanw ir.

  M u h am m ad i yah m em an d an g b ah w a p er u m u san ko n sep vi si d an kar akt er b an gsa m er upakan agenda pent ing dan st r at egis unt uk melihat dan memproyeksikan masa depan Indonesia. M uham m adiyah berpandangan bahw a Indonesia sesungguhnya memiliki pot ensi dan peluang unt uk menjadi bangsa dan negara yang maju, adil, makmur, berdaulat , dan berm art abat di hadapan bangsa- bangsa lain. Nam un unt uk m er aih posisi yang unggul t ersebut memerlukan langkah-langkah perubahan yang t erencana dan sist emat ik, di ant aranya melalui st r at egi r evi t al i sasi . St r at egi r evi t al i sasi yan g dipandang pent ing bagi per jalanan Indonesia ke depan ialah menyangkut visi dan karakt er bangsa sebagaimana naskah berikut ini.

  Dalam naskah “ Revit alisasi Visi dan Karakt er Bangsa: Agenda Indonesia Ke Depan” ini t erkandung pokok-pokok pikiran tentang (1) penegasan kembali cit a-cit a nasional ke dalam visi kebangsaan, (2) i d en t i f i kasi p er m asal ah an f u n d am en t al d al am bidang-bidang st r at egis bangsa, (3) agenda dan st rat egi perubahan melalui revit alisasi, (4) kualit as m anusia Indonesia yang berkarakt er kuat sebagai pelaku dan sasaran perubahan dalam pembangunan yang sist emik, dan (5) prasyarat kemajuan dalam mewujudkan visi dan pembangunan karakt er bangsa.

  Kami berharap naskah “ Revit alisasi Visi dan Karakt er Bangsa: Agenda Indonesia Ke Depan” ini menjadi sumbangan pemikiran yang berharga unt uk kem aj u an b an gsa, m eski p u n m asi h j au h d ar i sempurna. Akhirnya semoga Allah SWT senant iasa melimpahkan berkah-Nya unt uk bangsa t ercint a ini.

  Yogyakarta, 26 Rabiul Akhir 1430 H

  22 April 2009 M Pimpinan Pusat M uhammadiyah

  Ket ua Umum, Sekret aris Umum,

  

Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin Drs. H. A. Rosyad Sholeh

  DAFTAR ISI

  HAL JUDUL __________________________________ i TIM PENYUSUN _________________________________ ii PENGANTAR __________________________________ iii DAFTAR ISI __________________________________ vii

  BAB I. PENDAHULUAN ________________________

  1 BAB II. CITA-CITA NASIONAL ___________________

  5 BAB III. PERMASALAHAN _______________________

  9 A. Politik _____________________________ 10

  1. Kerancuan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan _____________________ 10

  2. Kelembagaan negara yang tidak efektif _ 11

  3. Sistem kepartaian yang tidak mendukung 12

  4. Berkembangnya pragmatisme politik ___ 13

  B. Ekonomi ___________________________ 14

  1. Paradigma ekonomi yang tidak konsisten

  15

  2. Struktur ekonomi dualistis ____________ 16

  3. Kebijakan fiskal yang belum mandiri ____ 17

  4. Sistem keuangan dan perbankan yang tidak memihak _____________________ 17

  5. Kebijakan perdagangan dan industri yang liberal ____________________________ 18

  C. Sosial Budaya _______________________ 18

  1. Memudarnya rasa dan ikatan kebangsaan

  19

  2. Disorientasi nilai keagamaan __________ 21

  3. Memudarnya kohesi dan integrasi sosial _ 21

  4. Melemahnya mentalitas positif ________ 22

  

BAB IV. REVITALISASI __________________________ 23

A. Revitalisasi Politik _____________________ 28 B. Revitalisasi Ekonomi ___________________ 33 C. Revitalisasi Sosial Budaya _______________ 38

BAB V. KARAKTER BANGSA ____________________ 41

BAB VI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS _____________ 49

  1. Kepemimpinan Reformatif ______________ 49

  2. Good Governance _____________________ 51

  3. Trust atau Kepercayaan _________________ 52

  

BAB VII. PENUTUP _____________________________ 55

B A B I PENDAHULUAN

  Berkat rahm at Allah Yang M aha Kuasa dan melalui perjuangan yang t idak kenal menyerah dari seluruh kekuatan rakyat , Indonesia berhasil meraih kemerdekaan pada 17 Agust us 1945. Para pendiri bangsa kem udian bersepakat m em bent uk Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan b er f al saf ah Pan casi l a. Den gan kem er d ekaan t er b u kal ah p i n t u ger b an g u n t u k m ew u j u d kan Indonesia sebagai Negara yang merdeka, berdaulat , adil, dan makmur sebagaimana cit a-cit a nasional yang t erkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

  Indonesia set elah merdeka lebih 60 t ahun t elah banyak meraih kemajuan di bidang polit ik, ekonomi, sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini dit unjukkan dengan per kem bangan dem okrasi, peningkat an pendapat an perkapit a, penguat an int egrasi sosial, pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan. Kemajuan t ersebut juga dit andai oleh pengakuan int er nasional. St am ina spir it ual dan i n t el ekt u al b an gsa i n i t i d akl ah kal ah b i l a dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Namun energi yang positif itu sampai batas tertentu terbuang sia-sia kar en a ket id aksu n ggu h an d an b er b agai kesalahan kolekt if, yang terkait dengan melemahnya visi dan karakt er bangsa.

  Kekaburan visi dan kelemahan karakter bangsa m en j ad i b eb an n asi o n al yan g b er at ket i ka berakumulasi dengan berbagai persoalan int ernal yang kompleks di tubuh bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran, kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar negeri, dan perilaku elit e yang t idak m enunjukkan ket eladanan selaku negaraw an. Beban nasional semakin berat dengan adanya faktor eksternal seperti intervensi kepentingan asing dan dampak krisis global dalam berbagai aspek kehidupan. Akibat nya bangsa ini secara pelan t api past i kehilangan daya tahan dan kemandiriannya. Jika keadaan t er sebut di biar kan m enj adi gum palan m asalah yang besar m aka Indonesia t idak hanya kehilangan peluang unt uk t umbuh menjadi bangsa d an n egar a yan g su kses m en gu ki r kej ayaan peradaban, t et api sebaliknya akan semakin t erpuruk di hadapan bangsa-bangsa lain. M uhammadiyah sebagai bagian yang menyat u d en gan d enyu t n ad i keb an gsaan san gat berkepent ingan unt uk melihat bangsa dan negara Indonesia mempunyai masa depan yang maju, adil, m akm ur, berdaulat , dan berm art abat di t engah- t engah pergaulan dunia yang semakin membuana. Berdasarkan kenyataan di atas Sidang Tanwir M uham- m adiyah di Bandar Lam pung, 5-8 M ar et 2009, merumuskan langkah-langkah kongkret dan st rategis unt uk melakukan revit alisasi visi dan karakt er bangsa sebagaimana t erkandung dalam naskah ini.

  Dalam naskah “ Revit alisasi Visi dan Karakt er Bangsa” ini terkandung pokok-pokok pikiran tentang (1) penegasan kembali cit a-cita nasional ke dalam visi keb an gsaan , (2) id en t if i kasi p er m asalah an fundament al dalam bidang-bidang st rat egis bangsa, (3) agenda dan strategi perubahan melalui revitalisasi, (4) kualit as manusia Indonesia yang berkarakt er kuat seb agai p el aku d an sasar an p er u b ah an d al am pem bangunan yang sist em ik, dan (5) pr asyar at kemajuan dalam mewujudkan visi dan pembangunan karakt er bangsa. Dengan revit alisasi visi dan karakt er bangsa dapat dicapai akselerasi kemajuan bangsa t erut ama dalam lima t ahun mendat ang.

  

B A B I I

CITA-CITA NASIONAL

  Proklamasi 1945 merupakan fase baru bagi In d o n esi a m en j ad i b an gsa m er d eka. Den gan kemerdekaan it u bangsa Indonesia secara berdaulat menent ukan nasib dan masa depannya sendiri yang dimanifest asikan dalam rumusan cit a-cit a nasional sebagaim ana t erm akt ub dalam Pem bukaan UUD 1945, yait u t erw ujudnya (1) Negara Indonesia yang merdeka, bersat u, berdaulat , adil, dan makmur; (2) Per ikehidupan kebangsaan yang bebas; dan (3) Pemerint ahan Negara Indonesia unt uk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, m em ajukan kesejaht eraan um um , m encerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketert iban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian ab ad i, d an kead ilan so sial b agi selu r u h r akyat In d o n esi a. Ci t a-ci t a n asi o n al yan g l u h u r i t u merupakan pengejawantahan semangat kebangsaan dan kemerdekaan, sekaligus sebagai nilai dan arah ut ama perjalanan bangsa dan negara.

  Pem b en t u kan Negar a In d o n esi a sel ai n m en en t u kan ci t a-ci t a n asi o n al j u ga u n t u k m en egaskan kep r i b ad i an b an gsa seb agai m an a t ercermin dalam Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan perjanjian luhur dan konsensus nasional yang m engikat selur uh bangsa. Dalam f al saf ah d an i d eo l o gi n egar a t er kan d u n g ci r i keindonesiaan yang memadukan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan (humanisme religius). Nilai-nilai t ersebut t ercermin dalam hubungan individu dan masyarakat , kerakyatan dan permusyawaratan, serta keadilan dan kemakmuran.

  Cit a-cit a nasional dan falsafah bangsa yang ideal it u per lu dit ransfor m asi kan ke dalam visi nasional dan karakt er yang dapat diw ujudkan ke dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kait an ini diper lukan r evit alisasi visi dan karakt er bangsa. Visi nasional dan karakt er bangsa dalam rentang lima tahun ke depan perlu diarahkan pada t ercapainya (1) penguat an nilai dan kult ur dem okrasi, (2) t ercipt anya ket ahanan ekonom i n asi o n al , ser t a (3) p en gu at an n i l ai -n i l ai d an kepribadian bangsa yang kokoh. Revitalisasi visi dan karakt er bangsa lim a t ahun ke depan t ersebut diproyeksikan unt uk mew ujudkan Indonesia sebagai b an gsa d an n egar a yan g m aj u , ad i l , m akm u r, berdaulat , dan berm art abat di hadapan bangsa- bangsa lain.

  

B A B I I I

PERMASALAHAN

  Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat , dan bermart abat . Hal it u didukung oleh sejum lah f akt a posit if yang dim iliki bangsa ini.

  

Pertama , posisi geopolit ik yang sangat st rat egis.

Kedua , kekayaan alam dan keanekaragaman hayat i.

Ket iga , jum lah penduduk yang besar. Keempat ,

  kemajemukan sosial budaya. Namun modal dasar dan potensi yang besar itu tidak dikelola dengan optimal dan sering disia-siakan sehingga bangsa ini kehilangan banyak momentum untuk maju dengan cepat, sekaligus menimbulkan masalah yang kompleks.

  Dengan menghargai sejumlah kisah sukses di sejum lah bidang kehidupan sepert i keberhasilan dalam dem okrasi, pem ulihan krisis ekonom i, dan resolusi konflik di sejumlah daerah; diiakui bahw a In- donesia hingga saat ini masih menghadapi berbagai m asalah nasional yang kom pleks. Di ant aranya masalah polit ik, ekonomi, dan sosial-budaya yang m em er l u kan p r i o r i t as d an p er h at i an u n t u k dipecahkan.

  A . A . A . A . A . Po l i t i k Po l i t i k Po l i t i k Po l i t i k Po l i t i k

  Per kem b an gan p o l i t i k n asi o n al r el at i f m enggem bir akan t er ut am a di bidang st abilit as- keam anan dan dem okrasi. Hal ini dit andai oleh peningkatan part isipasi polit ik, kebebasan pers dan berekspresi, sert a penegakan hukum dan hak asasi manusia. Kenyataan ini telah menempatkan Indonesia sebagai negara demokrat is t erbesar set elah India dan Amerika Serikat .

  M eskipun demikian, capaian-capaian di at as masih disert ai sejumlah masalah yang memerlukan penyelesaian secara sungguh-sungguh. Di ant aranya sebagai berikut :

  

1 . 1 . Kerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahan Kerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahan

1 . 1 . 1 . Kerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahan Kerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahan Kerancuan sistem k etatanegaraan dan pemerintahan

  M enur ut UUD 1945, Indonesia adalah negara kesat uan dengan sist em pemerint ahan presidensial. Salah sat u ciri negara kesat uan adalah adanya hubungan yang kuat ant ara pusat dan daerah, dengan st rukt ur dan kewenangan yang jelas. Dalam kenyataannya, watak kesat uan dan presidensial ini dibayangi oleh praktik-praktik p o l i t i k yan g t i d ak ko n si st en . Pem b er i an kewenangan yang terlalu luas kepada daerah, kecuali bidang moneter, luar negeri, pertahanan, agam a, dan per adilan t elah m engabur kan hubungan pusat -daerah.

  Per ubahan ini sem akin nam pak ket ika diberlakukan sist em pem ilihan kepala daerah secar a langsung. Dengan it u, secar a hukum , kepala daerah bertanggung jaw ab kepada rakyat pemilih. Gubernur, Walikot a, dan Bupat i t idak bertanggung jawab kepada dan bukan merupakan b aw ah an Pr esid en , ap alagi M en t er i Dalam Negeri. Dalam kont eks inilah sebenarnya sistem ket at anegaraan yang diprakt ekan cender ung m en gan u t asas f ed er al i sm e. Hal t er seb u t menganggu polakerja dan kinerja pemerintahan pusat dalam hubungannya dengan daerah.

  2 . Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f 2 . 2 . Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f 2 . 2 . Kel em bag aan n eg ar a y an g t i dak ef ek t i f

  Reformasi polit ik disert ai oleh perubahan- perubahan pada lembaga-lembaga negara yang fungsi dan kewenangannya tumpang tindih. Pada t at aran eksekut if t idak t erjadi perkem bangan yan g b er ar t i , kecu al i b esar nya p o s-p o s kem en t er i an yan g m enyu l i t kan ko o r d i n asi kebijakan. Akibat nya, pemerintah t idak berjalan secara efekt if dan efisien.

  Di lembaga legislat if terjadi kesenjangan ant ara st rukt ur dan fungsi. Di sat u pihak t erdapat lembaga-lembaga sepert i DPR, DPD dan M PR. Di p i h ak yan g l ai n h an ya l em b aga DPR yan g berf ungsi sebagai pem buat Undang-Undang. M eskipun dipilih secar a langsung DPD t idak memiliki fungsi yang berart i sebagai represent asi kepent ingan daerah. Sementara it u M PR hanya memiliki fungsi t erbat as.

  Di lembaga yudikat if ket idakefekt ifan lebih b er kai t an d en gan l em ah n ya ki n er j a d al am p en egakan h u ku m . M ah kam ah Agu n g d an Kej aksaan Agung beser t a j aj ar annya m asih sangat rentan terhadap upaya penyuapan. Komisi Pemberantasan Korupsi masih terkesan tebang pilih. M ahkamah Konst it usi dalam kasus t ert ent u menangani kasus di luar kew enangannya.

  3 . 3 . Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g 3 . 3 . 3 . Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g Si st em k epar t ai an y an g t i dak m en du k u n g

  Ket er bukaan polit ik m elahir kan sist em mult ipart ai yang sangat liberal, dengan syarat mendirikan partai yang sangat longgar. Dalam kont eks ini Indonesia merupakan sat u-sat unya negara yang memiliki jumlah part ai polit ik yang sangat banyak. Dengan t idak adanya kekuatan p o lit ik yan g d o m in an , p r o ses p en gam b ilan keput usan baik pada t ingkat eksekut if maupun legislat if seringkali m engalam i t arik m enarik kepent ingan antara kekuatan-kekuat an polit ik dalam t ingkat yang cukup t inggi. Akibat nya biaya polit ik menjadi sangat mahal, disertai kompromi- ko m p r o m i p o l i t i k yan g d i d asar kan at as kepentingan-kepentingan sempit dan mendorong t erjadinya prakt ek polit ik uang.

  Sist em mult ipart ai yang sangat longgar it u berdampak pula pada rekruit men polit ik yang t idak selekt if dan t idak berkualit as. Pada akhirnya sem u a h al t er seb u t m en gh am b at p r o ses konsolidasi demokrasi dan menciderai prinsip merit okrasi.

  4 . 4 . 4 . Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k 4 . 4 . Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k Ber k em b a n g n y a p r a g m a t i sm e p ol i t i k

  Ket erbukaan dan sist em mult ipart ai yang t er lalu longgar ber dam pak lebih j auh pada perilaku polit ik yang semakin pragmat is. Para pelaku polit ik dengan mudah berpindah part ai at au mendirikan part ai baru sert a menjadikan polit ik bukan sebagai panggilan, t et api sebagai mat apencaharian. Pragmat isme polit ik t ersebut mendorong praktek-praktek kolutif antara pelaku polit ik dan pem ilik m odal. Perkem bangan ini m en i m b u l kan p er i l aku p o l i t i k yan g mengedepankan kepent ingan diri dan kelompok di atas kepent ingan bangsa dan negara.

  B. Ek on om i

  B. Ek on om i

  B. Ek on om i

  B. Ek on om i

  B. Ek on om i

  Dal am p em b an gu n an eko n o m i b anyak kemajuan yang telah diraih bangsa ini. Pert umbuhan ekonomi dan rata-rat a pendapatan perkapita terus meningkat . St abilitas makro ekonomi pun semakin t er p el i h ar a. Per h at i an p em er i n t ah t er h ad ap p er so alan eko n o m i m asyarakat sem akin nyat a dengan banyak dan beragam nya skem a program ekonomi yang dit ujukan unt uk masyarakat terutama golongan menengah-bawah.

  Namun demikian, t idak bisa dipungkiri bahw a berbagai kem ajuan ekonom i yang t ercerm in dari pert umbuhan dan stabilitas indikator makroekonomi sesungguhnya masih jauh dari memadai dan bias terhadap fakta-fakta ekonomi yang ada. Fondasi dan ket ahanan ekonom i Indonesia m asih lem ah dan rent an. Hal ini disebabkan orient asi pembangunan ekonomi yang lebih menekankan aspek pertumbuhan, bert umpu pada invest asi asing, ut ang luar negeri, dan konglomerasi. Kondisi demikian mengakibatkan hasil pem bangunan hanya dikuasai dan dinikm at i oleh sebagian kecil masyarakat , kesenjangan melebar, dan sendi-sendi kehidupan sosial-ekonom i nasional t umbuh t anpa akar yang kuat .

  Beberapa persoalan ekonom i nasional yang m endasar dan bersifat st rukt ural adalah sebagai berikut:

  1 . 1 . 1 . 1 . 1 . Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en Par adi gm a ek on om i y an g t i dak k on si st en

  Paradigma yang melandasi kebijakan dan program ekonom i m asih belum sepenuhnya m en gacu d an m en gan u t p ar ad i gm a perekonomian sebagaimana yang diamanahkan oleh UUD 1945. Banyak undang-undang yang bert ent angan dengan semangat dan subst ansi UUD 1945, seper t i UU M inyak dan Gas, UU M ineral dan Bat ubara, UU Penanaman M odal, dan UU Kelist rikan yang liberal dan jauh dari semangat UUD 1945, t erut ama Pasal 33.

  Seb agai aki b at n ya, p en gel o l aan sum ber daya alam belum m em ber i m anf aat o p t i m al u n t u k kesej ah t er aan m asyar akat . Berbagai kont rak di sektor pertambangan lebih banyak memberi keunt ungan finansial kepada kontraktor, terutama kontraktor asing, sementara m asyar akat sekit ar lebih banyak m ener im a dampak negat if. Pemerintah menerima manfaat yan g t i d ak seb an d i n g d en gan b i aya d an kerusakan lingkungan. Sement ara pengelolaan su m b er d aya al am t er b ar u kan j u ga m asi h m enghadapi berbagai persoalan akibat skala usaha dan infrast rukt ur yang t idak m em adai, produktifitas yang rendah, dan maraknya aktivitas ekonomi ilegal.

  2 . 2 . 2 . 2 . St r u k t u r ek on om i du al i st i s 2 . St r u k t u r ek on om i du al i st i s St r u k t u r ek on om i du al i st i s St r u k t u r ek on om i du al i st i s St r u k t u r ek on om i du al i st i s

  St rukt ur ekonomi dualist is masih menjadi ciri dominan perekonomian nasional. St rukt ur ini dit andai oleh penguasaan usaha besar oleh segelint ir orang t api memberi sumbangan besar terhadap PDB, dan usaha kecil-menengah oleh mayoritas rakyat tapi memberi kont ribusi yang relat if kecil t er hadap PDB. Di sisi lain usaha menengah yang biasanya menjadi ciri ekonomi modern belum t erbent uk dengan kuat . Adanya st rukt ur ekonomi yang dualist is ini menimbulkan kesenjangan pendapatan dan kepemilikan aset antar kelompok masyarakat , antar sektor modern dan t radisional, sert a ant ar daerah Jawa dan luar Jawa masih cukup lebar. St rukt ur ekonomi yang t impang tersebut menghasilkan pert umbuhan ekonomi yang t idak ber kualit as. Per t um buhan ekonom i ini lebih banyak dihasilkan dan dinikmat i oleh sekt or non-

  t radeable yang bersifat padat modal dan padat

  teknologi, namun rendah dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini m engakibat kan t et ap t ingginya t ingkat pengangguran dan kem iskinan, w alau ekonomi tumbuh cukup signifikan terutama dalam beberapa tahun terakhir.

  3 . Kebi j ak an f i sk al y an g bel u m m an di r i 3 . 3 . 3 . 3 . Kebi j ak an f i sk al y an g bel u m m an di r i Kebi j ak an f i sk al y an g bel u m m an di r i Kebi j ak an f i sk al y an g bel u m m an di r i Kebi j ak an f i sk al y an g bel u m m an di r i

  Kebijakan fiskal belum sepenuhnya mandiri d an b er p i h ak kep ad a kep en t i n gan r akyat , terutama kelompok miskin serta rentan t erhadap berbagai gejolak ekonomi. Hal ini disebabkan oleh ket ergant ungan yang besar kepada utang luar negeri dan penerimaan dalam negeri yang belum opt im al. Sebagai akibat nya, anggaran negara t i d ak b i sa b er f u n gsi secar a o p t i m al u n t u k membiayai pembangunan.

  

4 . 4 . Si st em k eu a n g a n d a n p er b a n k a n y a n g t i d a k 4 . 4 . 4 . Si st em k eu a n g a n d a n p er b a n k a n y a n g t i d a k Si st em k eu a n g a n d a n p er b a n k a n y a n g t i d a k Si st em k eu a n g a n d a n p er b a n k a n y a n g t i d a k Si st em k eu a n g a n d a n p er b a n k a n y a n g t i d a k

m em i h ak m em i h ak m em i h ak m em i h ak m em i h ak

  Sist em keuangan dan per bankan yang berlaku belum memihak sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Keadaan ini diperparah oleh rejim d evi sa b eb as yan g m en gaki b at kan si st em keuangan Indonesia rentan dan peka terhadap gejolak ekonomi dan keuangan dunia. Akibat nya belum terbangun sistem keuangan dan perbankan yan g st ab i l , ko ko h , am an , d an t er p er caya, sehingga belum berfungsi optimal dalam menjaga st ab i l i t as eko n o m i m au p u n m em b er i kan pelayanan yang adil bagi semua pelaku usaha.

  

5 . 5 . Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al

5 . 5 . 5 . Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al Kebijak an per dagangan dan industr i y ang liber al

  Kebijakan perdagangan dan indust ri masih berorient asi pada liberalisasi, kurang melindungi pr oduk dalam neger i, dan kur ang m em ber i dorongan pada pencipt aan nilai t ambah. Sebagai akibat nya indust ri dalam negeri kurang memiliki daya saing dan rent an t erhadap serbuan produk impor, serta cenderung mengekspor bahan baku dan barang set engah jadi. Lebih jauh dari it u kebijakan yang ada menyebabkan pert umbuhan sekt or indust ri manufakt ur rendah.

  C.

  C.

  C.

  C.

  Dalam bidang sosial-budaya Indonesia t elah m en cap ai b eb er ap a keb er h asi l an . Di b i d an g p en d i d i kan t er d ap at p en i n gkat an an ggar an pendidikan, peningkatan dan pemerataan kesempatan belajar, dan peningkatan prestasi anak-anak Indonesia di t ingkat r egional dan int er nasional. Di bidang p en egakan h u ku m t er d ap at keser i u san u sah a pem berant asan korupsi yang m em baw a im plikasi pada m or alit as publik, diser t ai lahir nya pr oduk perundang-undangan yang berpihak pada hak asasi manusia, perlindungan perempuan dan anak, sert a penegakan moral. Di bidang kehidupan beragama semakin meluas iklim dan kesadaran unt uk hidup rukun dalam kemajemukan. Dalam hubungan sosial m asi h cu ku p ku at b u d aya go t o n g r o yo n g d an semangat kebersamaan sebagaimana dit unjukkan ket ika menghadapi bencana alam.

  M eski p u n d em i ki an , m asi h b an yak p er m asal ah an so si al -b u d aya yan g p er l u mendapat kan pemecahan yang serius, di ant aranya sebagai berikut :

  1 . Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan 1 . 1 . Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan 1 . 1 . Mem u dar n y a r asa dan i k at an k eban gsaan

  M emudarnya rasa dan ikatan kebangsaan d it an d ai o leh m en gu at n ya p r im o r d ialism e, apat ism e dan individualism e. Prim ordialism e et nis/ kedaerahan, kelom pok, dan keagam aan m asi h b er kem b an g seb agai d am p ak d ar i kebebasan polit ik yang berlebihan dan fakt or eko n o m i . Sem en t ar a apat i sm e d an individualisme, yang melunt urkan nasionalisme t er j ad i aki b at gl o b al i sasi yan g m en d o r o n g penet rasi budaya asing yang t idak t er kelola dengan baik. Kebebasan polit ik yang berlebihan juga melahirkan egoisme dan oportunisme politik d i kal an gan el i t e m au p u n m assa yan g d i t u n j u kkan d en gan p er i l aku yan g l eb i h m en gu t am akan kep ent i n gan p ar t ai p o l i t i k daripada kepent ingan bangsa. Faktor ekonomi d ap at m en d o r o n g p r i m o r d i al i sm e yan g m em u d ar kan n asi o n al i sm e t er kai t d en gan perilaku keserakahan pihak yang diunt ungkan secara ekonomi sehingga cenderung t idak peduli pada masa depan bangsa dan rasa ket ert indasan pihak yang dirugikan sehingga cenderung t idak percaya t erhadap negara.

  M asalah lain yang t idak bisa diabaikan adalah gejala separat isme yang didorong oleh ket idakadilan sosial ekonom i dan gejala neo- f eodalism e yang m uncul dar i per ilaku yang m em b an ggakan kel o m p o k sen d i r i d i at as kelompok lain.

  2 . 2 . 2 . 2 . 2 . Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan Di sor i en t asi n i l ai k eagam aan

  Kehidupan beragama masih dihadapkan p ad a p ar ad o ks an t ar a m ar akn ya sem an gat keagamaan dengan kecenderungan sikap hidup p er m i si f, m at er i al i st i k, d an seku l er yan g ber law anan dengan nilai-nilai luhur agam a. Semangat keagamaan pada sebagian masyarakat tereduksi dalam formalisme yang kering makna spirit ual dan moral. Terdapat gejala lain ket ika dakw ah sering menjadi komoditas hiburan dan polit ik yang mengaburkan fungsi ot ent ik agama.

  Di sam p i n g i t u keb er agam aan b el u m sepenuhnya berfungsi sebagai fakt or int egrat if dalam mewujudkan kerukunan, kebersamaan, dan b u d aya ant i keker asan d al am ko n f i gu r asi kemajemukan bangsa.

  3 . Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al 3 . 3 . 3 . 3 . Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al Mem u dar n y a k oh esi dan i n t egr asi sosi al

  Berbagai bent uk t indak kekerasan dengan mot if yang sangat kompleks masih terus terjadi dalam kehidupan masyarakat . Bangsa Indonesia yang dikenal sant un, berubah menjadi bangsa yang kurang menghargai perbedaan dan mudah melakukan t indakan kekerasan. Berbagai bent uk perilaku menyimpang dan kriminalit as sepert i p enyal ah gu n aan n ar ko t i ka, p em b u n u h an , p el eceh an seksu al , p er d agan gan m an u si a, pornografi dan pengrusakan lingkungan hidup cenderung meningkat . Pranat a sosial yang luhur sepert i got ong royong dan saling menghormat i p er b ed aan sem aki n m el u r u h d al am t at a kehidupan sosial. Budaya pat riakhi masih kuat yang membaw a implikasi pada pandangan yang merendahkan harkat dan mart abat perempuan.

  4 . 4 . 4 . 4 . Mel em ah n y a m en t al i t as posi t i f 4 . M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f M el em ah n y a m en t al i t as posi t i f

  Dalam kehidupan m asyarakat t er dapat kecender ungan pelem ahan m ent alit as yang mencerminkan ment al bangsa yang lembek (soft

  nation). Kelemahan ment alit as t ersebut dit andai

  oleh kecenderungan sikap inlander, inferior, suka menerabas, perilaku inst ant , t idak disiplin, suka meremehkan masalah, t idak menghargai mut u, kurang bert anggung jaw ab, mudah mengingkari janji, dan t oleran t erhadap penyimpangan. Pada saat yang sama kurang berkembang perilaku yang posit if sepert i kerja keras, jujur, terpercya, cerdas, t an ggu n gj aw ab , m en gh ar gai ku al i t as, d an ment alit as yang unggul lainnya.

BAB VI REVITALISASI Per j al an an b an gsa In d o n esi a m en gal am i

  p er kem b an gan yan g d i w ar n ai d i n am i ka kesinambungan dan perubahan. Setelah merdeka, bangsa Indonesia m engalam i beberapa periode kekuasaan polit ik: Revolusi (1945-1949), Demokrasi Parlement er (1950-1959), Orde Lama (1959-1966), Orde Baru (1966-1998), dan Reformasi sejak t ahun 1998. Dalam perjalanan bangsa yang sarat dinamika it u selain muncul berbagai krisis dan permasalahan, pada saat yang sama terdapat kemajuan-kemajuan yang cukup berart i, sebagai hasil dari pembangunan nasional yang dilakukan pada set iap periode dan menjadi tonggak bagi perkembangan Indonesia ke depan.

  Pad a d u a d asaw ar sa p er t am a set el ah kemerdekaan dilakukan usaha-usaha pembangunan bangsa m elalui kebijakan Pem bangunan Sem est a Ber encana, t er m asuk pencanangan “ Nat ion and

  

Charact er Building” (Pem bangunan Bangsa dan

  Karakt er Bangsa). Namun karena dilanda berbagai gejolak politik nasional, maka program pembangunan nasional t ermasuk pembangunan karakt er bangsa, kemudian menjadi t erbengkalai. Pada periode ini hal yang posit if ialah perkem bangan dem okrasi yang cu ku p p o si t i f seb agai m an a kesu ksesan Pem i l u pertama tahun 1955, kendat i setelah it u t erjadi krisis polit i k nasional yang ber m uara pada kejat uhan pemerint ahan t ahun 1965.

  Pada m asa Or de Bar u dilet akkan st r at egi Pem b an gu n an Nasi o n al yan g t er en can a d an sist emat is melalui Pembangunan Lima Tahun dan Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun, termasuk di dalamnya isu pembangunan manusia Indonesia seut uhnya. Pada er a ini t er ut am a sekit ar sat u dasawarsa t erdapat kemajuan yang cukup posit if kh u su snya d al am p er t u m b u h an eko n o m i d an st abilit as nasional. Namun pogram pembangunan nasional yang cukup terencana itu kemudian tereduksi oleh ber bagai kebijakan polit i k yang ot or it ar ian diser t ai m unculnya m asalah-m asalah yang pelik sepert i ket impangan sosial, kemiskinan, utang luar n eger i , ko r u p si d en gan t u r u t an nya ko l u si d an nepot isme, dan persoalan-persoalan nasional lainnya yang kompleks. Pemerint ahan Orde Baru berakhir dengan hadirnya reformasi t ahun 1998.

  Reformasi 1998 merupakan babak baru bagi bangsa Indonesia unt uk belajar dari kesuksesan dan kegagalan Orde Lama maupun Orde Baru. Pada masa in i t elah d icap ai p er u b ah an -p er u b ah an p o sit if t er ut am a dalam per kem bangan dem o krat isasi, penegakan hak asasi m anusia, pem ber ant asan kor upsi, ot onom i daer ah, dan lain-lain. Nam un reformasi kehilangan arah karena kekuatan-kekuatan r ef or m is t elah m enyia-nyiakan peluang em as di t engah beban bangsa yang sarat masalah. Dengan menyadari nilai posit if yang dihasilkan reformasi dan kesadaran adanya masalah dan tantangan yang cukup berat , maka kini diperlukan penajaman-penajaman t er hadap visi r ef or m asi m aupun pem bangunan nasional di t ubuh bangsa ini.

  Ref o r m asi p er l u d i r an can g-b an gu n d an diintegrasikan ke dalam pembangunan nasional yang bersifat menyeluruh dan berkesinambungan, sehingga reformasi berada dalam arah dan jalur yang benar. Pem bangunan nasional dalam ber bagai bidang keh id u pan p er lu d i kem b an gkan d alam b in gkai p ar ad i gm a p em b an gu n an b er kel an j u t an yan g bermakna ( sust ainable development wit h meaning). Paradigma ini bert umpu pada prinsip pengembangan sumber daya manusia sebagai subjek pembangun- an, pemanfaat an sumberdaya alam secara produkt if dengan menjaga kelestarian, kebijakan ekonomi dan politik yang berpihak kepada kepentingan rakyat, serta menjunjung t inggi moralit as dan menjaga mart abat bangsa. Pada dasarnya pembangunan berkelanjut an yang bermakna merupakan upaya perbaikan dalam kehidupan manusia dengan menjaga keseimbangan an t ar a m at er i al d an sp i r i t u al , i n d i vi d u d an masyarakat .

  Dal am p er sp ekt i f Isl am , p ar ad i gm a p em b an gu n an b er kel an j u t an yan g b er m akn a m engandung spirit bahw a pem bangunan apapun perspekt if dan st rat eginya haruslah membaw a pada

  (ishlah) at au kemajuan dan t idak boleh

  perbaikan

  (fasad) atau menghancurkan (QS Al-Baqarah

  merusak [2]: 11), membawa pada kemakmuran di muka bumi

  Hud [11]: 61), membawa kebaikan hidup bagi

  (QS manusia dengan nilai-nilai Ilahiah yang penuh makna

  Al-Anfal [8]: 24), dan menjadi rahmat bagi semesta

  (QS

  Al-Anbiya [21]: 107). Dengan paradigma

  alam (QS pembangunan berkelanjutan yang bermakna itu, maka usaha pembangunan benar-benar dapat membaw a kebaikan bagi seluruh penduduk dan lingkungan yang berada di sekitarnya secara berkesinambungan dari sat u generasi ke generasi berikut nya. Pembangunan yan g d em i ki an j u ga m en gan d u n g d i m en si keseimbangan dan keterpaduan yang penuh makna dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

  Bagi Indonesia dalam lim a t ahun ke depan diperlukan revitalisasi polit ik, ekonomi, dan sosial- budaya sebagai mat arant ai dari revit alisasi visi dan karakt er bangsa, yakni sebagai berikut : (1) Dalam kehidupan polit ik diperlukan penguatan nilai dan budaya demokrasi ke arah pemantapan si st em ket at an egar aan d an p em er i n t ah an pr esidensial, efekt ivit as f ungsi kelem bagaan negara (eksekut if, legislat if, dan yudi kat if ), rasionalisasi sistem kepartaian, dan penegakan et ika polit ik. (2) Dalam kehidupan ekonomi diperlukan penguatan eko n o m i n asi o n al yan g d i ci r i kan d en gan tercipt anya st rukt ur ekonomi yang adil, mandiri, berdaya saing, dan memihak kepada rakyat demi tercapainya kemakmuran bangsa. (3) Dalam kehidupan so sial budaya diper lukan penguat an rasa kebangsaan, keber-agam a-an yan g t r an sf o r m at i f, i n t egr asi so si al , d an penanaman nilai-nilai kepribadian yang kuat dan berkarakter. A . A . A . Rev i t al i sasi Pol i t i k A . A . Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k Rev i t al i sasi Pol i t i k

  Kehidupan polit ik nasional t elah menunjukkan kemajuan yang berarti terutama dalam perkembangan demokrasi. Unt uk penguatan kehidupan polit ik yang demokrat is perlu dilakukan beberapa hal st rat egis sebagai berikut :

  Per t am a, penyederhanaan jum lah part ai

  . Kehadiran part ai polit ik dalam jumlah yang

  politik

  san gat b esar m en j ad i ken d al a u t am a d al am m encipt akan sist em presidensial yang kokoh dan kiner ja pem er int ahan yang efekt if. Hal ini akan sem akin nam pak khususnya ket ika t idak sat upun partai memiliki kekuatan polit ik dominan. Sit uasi ini memaksa pemerintah melakukan kompromi-kompromi d en gan car a m en gako m o d asikan kep ent in gan - kepent ingan partai-partai polit ik yang berbeda, dan bahkan bert ent angan. Kenyat aan ini mengakibat kan p r o ses p em b u at an d an p elaksan aan keb ij akan memerlukan w akt u lebih lama.

  Jumlah part ai yang banyak sebenarnya hanya lazim dalam sebuah negara yang menganut sist em pem er int ahan par lem ent er. Dalam ko nt eks ini, keberadaan part ai polit ik yang sangat banyak it u m erupakan anom ali dalam sist em pem erint ahan p r esi d en si i l yan g d i an u t . At as d asar i t u , penyederhanaan jumlah part ai polit ik merupakan suat u keharusan.

  M eski demikian, hal ini hendaknya dilakukan secara dem okrat is dan m enurut undang-undang. Selama ini elect roral t hreshold dipandang sebagai at uran yang mampu mengurangi jumlah part ai secara cukup berart i. Akan t et api, karena t idak dilakukan secar a ket at d an su n ggu h -su n ggu h , d en gan menerapkan ambang bat as yang sesuai, maka jumlah part ai polit ik t et ap besar hingga kini.

  Agenda penyederhanaan jumlah part ai polit ik dilakukan melalui pemberlakuan elect oral t hreshold secara ketat dan sungguh-sungguh dengan ketent uan part ai-part ai polit ik yang t idak berhasil melampaui ambang bat as (1) t idak boleh mengikut i pemilu, (2) t idak boleh diubah m enjadi part ai baru, dan (3) pengurus dan pengelola partai tidak boleh mendirikan part ai baru. Di sam ping it u angka am bang bat as dinaikkan menjadi 5%.

  Kedua, pengefekt ifan st rukt ur dan fungsi

kelembagaan negara . Sist em per w akilan yang

  berlaku saat ini m engandung kesenjangan ant ara st r u kt u r d an f u n gsi. M en u r u t u n d an g-u n d an g, lembaga parlemen yang ada menganut sist em t iga kamar, yait u M PR, DPD, dan DPR. Akan tetapi, hanya lembaga DPR yang memiliki fungsi membuat undang- undang dan mengontrol pemerintah. M PR, yang sering dianggap sebagai lembaga t ert inggi negara, hanya m em punyai fungsi dan kew enangan yang sangat t erbat as sepert i melakukan amandemen t erhadap UUD. Sement ara it u, lembaga DPD t idak memiliki kew enangan apapun kecuali m em ber i usul at au m asukan kepada DPR sebagai pem buat undang- undang.

  Unt uk it u, diperlukan ketegasan sikap di dalam menent ukan sist em legislat if sesuai dengan peran dan fungsi yang dibut uhkan. Dalam hal ini, perlu dilakukan pemilihan yang t egas ant ara sist em sat u kamar (t erdiri hanya DPR) at au dua kamar (t erdiri dari DPR dan DPD), m asing-m asing dengan t ugas dan kew en an gan yan g j el as. Ji ka M PR m asi h i n gi n d ip er t ah an kan , m aka lem b aga t er seb u t h an ya bersifat ad hoc, yait u ket ika DPR dan DPD bersidang bersama-sama, dan bukan lembaga yang mempunyai st rukt ur organisasi yang permanen.

  Di bidang eksekut if, jumlah departemen dan kem ent rian negara m asih sangat banyak. Sam pai t ingkat t er t ent u, f ungsi dar i lem baga-lem baga t ersebut bersifat t umpang t indih. Kondisi ini sering menyulit kan koordinasi, dan bahkan menjadi sumber inefisiensi. Unt uk it u diperlukan kemauan polit ik yang ku at d ar i p en yel en ggar a n egar a u n t u k m en yed er h an akan j u m l ah d ep ar t em en d an kem en t r i an n egar a sesu ai d en gan keb u t u h an berdasarkan prinsip efisiensi.

  Ket i ga, perum usan ulang hubungan

pemerintah pusat dengan daerah . Pemilihan kepala

  daerah secara langsung m em baw a konsekuensi- konsekuensi t ert ent u t erhadap hubungan ant ara pem erint ah pusat dengan daerah. Karena kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat , maka menurut undang-undang hanya bert anggung jaw ab kepada yang memilih. Dalam kaitan ini, gubernur, bupat i, dan walikota bukan merupakan bawahan dari pemerintah pusat .

  Si t u asi d em i ki an ku r an g sesu ai d en gan sem angat dan pr insip negara kesat uan di m ana kepala daerah merupakan perwakilan atau perpan- jangan kekuasaan atau kewenangan dari pemerintah pusat . Agar bangunan negara kesat uan tetap kokoh m aka h u b u n gan p u sat d en gan d aer ah h ar u s diformulasikan ulang. Hal ini dapat dilakukan ant ara lain dengan (1) merevisi UU t ent ang ot onomi daerah, (2) menempatkan gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah yang diangkat oleh pemerintah pusat, (3) bupat i/ walikota walaupun dipilih langsung oleh rakyat t et api dalam hal-hal t ert ent u yang bersifat st rat egis dan berskala nasional merupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari pemerint ah pusat .

  Dengan jumlah propinsi, kabupaten dan kota yang sudah cukup banyak, pemilihan kepala daerah bisa menjadi perist iw a yang sering t erjadi. Hal ini tent u mempunyai implikasi polit ik dan ekonomi yang t idak kecil. Tanpa pengat uran dan pengelolaan yang benar, hal ini dapat menimbulkan kejenuhan polit ik dan pemborosan ekonomi yang sangat besar. Unt uk it u, diperlukan kebijakan m orat orium pem ekaran d aer ah d i sat u p i h ak, d an p en yam aan w akt u penyelenggaraan pemilihan kepala daerah di pihak lain.

  Keem pat , pengem bangan et ika dan

pendidikan polit ik . Dem o kr at i sasi t el ah

  mengembalikan hak dan kewenangan masyarakat , khususnya yang berkait an dengan kebebasan dan part isipasi polit ik. Akan tetapi, kebebasan polit ik yang ber lebihan –sebagai akibat dar i ot or it ar ianism e politik yang berkepanjangan—telah menimbulkan hal- hal yang negat if, sepert i memudarnya loyalitas dan keset iaan, dan sem akin m enguat nya sem angat oportunisme.

  Karena it u diperlukan pengembangan et ika dan pendidikan polit ik bagi elit dan warga negara sebagai upaya membent uk perilaku dan t indakan polit ik yang baik dan bertanggungjawab. Pengembangan etika dan pendidikan polit ik dapat dilakukan melalui jalur-jalur formal atau non formal dengan melibat kan kekuatan- kekuatan sosial dalam masyarakat .

  B . Rev i t al i sasi Ek on om i B . B . B . B . Rev i t a l i sa si Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i Rev i t a l i sa si Ek on om i

  Pembangunan ekonomi nasional didasarkan pad a p ah am d em o krasi eko n o m i seb agaim an a t ercant um dalam UUD 1945. Paham ini dimaksudkan unt uk melahirkan sist em ekonomi dengan ciri-ciri sebagai berikut : (a) pem enuhan kebut uhan dasar ( basic needs) manusia yang menjamin rasa aman, (b) pert umbuhan yang adil, merat a, dan bermakna ( shared growt h wit h meaning), (c) orient asi pada su m b er d aya ( r esour ce-based econom y), (d ) penguat an negara sebagai pelaku dalam mengat asi berbagai kegagalan pasar dan ket impangan sosial; dan (e) ekonomi yang terbuka dan terintegrasi secara global dengan t et ap berdaulat .

  Perwujudan sist em t ersebut mensyarat kan hal- hal sebagai berikut : (a) pengakuan pent ingnya peran n egar a d al am m en gat u r al o kasi su m b er d aya eko n o m i , sel ai n p asar d an m asyar akat ; (b ) keberpihakan ( affirmat ive act ion) pemerintah guna mew ujudkan st rukt ur ekonomi yang lebih sehat dan kuat ; (c) part isipasi yang luas dari masyarakat dalam keselur uhan proses ekonom i; (d) kesam aan visi selur uh st akeholders bangsa dalam m enghadapi tantangan dan persoalan ekonomi; dan (e) tata kelola pemerint ahan yang baik ( good governance) dalam pembangunan ekonomi.

  Agenda revitalisasi ekonomi dalam lima tahun mendatang mencakup aspek-aspek st rategis sebagai berikut.

  Pert ama, menguatkan sistem ekonomi yang

sesuai dengan UUD 1945 . Agenda t ersebut dilakukan

  m el al u i p en yu su n an u n d an g-u n d an g t en t an g demokrasi ekonomi sebagaimana diamanat kan oleh UUD 1945. Di sam ping it u perlu dilakukan revisi t erhadap undang-undang yang t idak sejalan dengan semangat UUD 1945 sepert i UU M inyak dan Gas, UU Kelist rikan, UU M ineral dan Bat ubara. Ket iadaan at uran perundang-undangan yang sesuai dengan sem an gat yan g t er kan d u n g d al am UUD 1945 merupakan penyebab ut ama penyimpangan sist em ekonomi nasional saat ini yang berdampak pada t idak terciptanya keadilan dan pemerataan.