Sosialisasi Perdirjen Uji Coba Pembayaran dengan Kartu Kredit

  Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

  

SOSIALISASI:

“Uji Coba Pembayaran dengan Kartu Kredit

Dalam Rangka Penggunaan Uang

  

Persediaan”

Bekasi, 20 Desember 2018

  Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Uji Coba Nomor 17/PB/2017 Pembayaran dengan Kartu Kredit dalam rangka Penggunaan Uang Persediaan

1. Latar Belakang dan Tujuan Tujuan

  1. Meminimalisasi penggunaan uang tunai dalam transaksi keuangan

  Latar Belakang

  negara

  1. Kesepakatan Forum Harmonisasi antara

  2. Meningkatkan keamanan dalam

  Bank Indonesia dengan Menteri

  bertransaksi

  Keuangan tahun 2016 yang mendiskusikan pengembangan

  3. Mengurangi potensi fraud dari

  pembayaran secara cashless dalam

  transaksi secara tunai

  transaksi APBN

  4. Mengurangi cost of fund/idle cash

  2. Implementasi Inisiatif Strategis:

  dari penggunaan UP

  Pengelolaan Likuiditas Keuangan Negara dengan Instrumen Keuangan Modern

  3. Perlunya modernisasi sistem pembayaran APBN secara non tunai antara lain dengan menggunakan kartu kredit

  4. Milestone Kementerian Keuangan #2 Pilot project penggunaan kartu kredit/ pinjaman perbankan dalam dukungan belanja pemerintah

2. Penyempurnaan Mekanisme Pembayaran APBN

  Pada era 1950an, belanja pemerintah yang dilakukan unit teknis melibatkan instansi di Jawatan Perbendaharaan

  • Central Kantoor Voor de Comptabiliteit (CKC) Dalam perkembangan diubah menjadi Kantor Pusat Perbendaharaan Negara (KPPN). Kantor menerbitkan surat perintah bayar (Surat Perintah Membayar Uang/SPMU). Sampai dengan awal tahun 60an, terdapat 15 KPPN di seluruh Indonesia.
  • Landkassen - Kantor Kas Negara (KKN) menjalankan wewenang Bendahara Umum yang melaksanakan
  • Untuk pembayaran langsung, Bendaharawan Satuan Kerja mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP- LS) kepada KPKN.
  • Menindaklanjuti SPP-DU, KPKN menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada bendaharawan atas beban mata anggaran khusus. Sedangkan berdasarkan SPP- LS, KPKN menerbitkan SPM
  • Dengan berlakunya SPAN,

  • Pada masa tersebut, pola pembiayaan dana APBN dikenal dengan nama Beban Tetap dan Beban Sementara.

  pembayaran tunai belanja pemerintah.

  membayarkan secara tunai kepada Satuan Kerja.

  Pada permulaan tahun anggaran, bendaharawan Satuan Kerja mengajukan Surat Permintaan Pembayaran

penyediaan dana UYHD (SPP-

DU) kepada KPKN.

  kepada pihak yang berhak menerima pembayaran langsung tersebut.

  Terwujudnya single database dalam pengelolaan APBN, diimplementasikan dengan implementasi aplikasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) di seluruh KPPN.

  mekanisme pencairan dana berjalan secara elektronik dan terotomatisasi, Satuan Kerja menyampaikan SPM dan ADK kepada KPPN untuk kemudian di proses melalui Aplikasi SPAN dan secara otomatis penolakan dan persetujuan pembayaran atas tagihan tersebut akandisampaikan kepada email Satuan Kerja.

  1945 Jawatan Perbendaharaan 1950 1990 Direktorat Jenderal Anggaran 2004

  

Direktorat Jenderal

Anggaran

2012 2015 Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

  • Administratie Kantoor Voor de Landkassen atau dalam Bahasa Indonesia disebut Kantor Pengawas dan Tata Usaha Kas Negara (KPTUKN) menjalankan fungsi verifikasi Satuan kerja atau instansi mengajukan permintaan pembayaran kepada KPN dalam bentuk Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dengan melampirkan asli SKO beserta surat/bukti yang diperlukan.
  • Kemudian KPN menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). Ada bagian yang disebut carik giro SPM, yang dikirim ke Kantor Kas Negara (KKN).
  • Berdasarkan carik giro SPM tersebut, KKN
  • Setelah dana UYHD

    digunakan, baik sebagian

    maupun seluruhnya maka

    untuk mendapatkan dana

    UYHD lagi, bendaharawan

    Satuan Kerja menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan mengajukan SPM tersebut kepada KPPN dengan dilampiri dokumen yang dipersyaratkan.
  • Selanjutnya setelah melalui pengujian formal oleh KPKN, diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada bank operasional untuk melakukan pembayaran sejumlah nilai yang tertera di SP2D langsung ke rekening penerima.
  • Terjadi perubahan istilah Uang Yang Harus ipertanggungajawabkan (UYHD) menjadi Uang Persediaan (UP). Mekanisme pembayaran langsung masih tetap dilaksanakan.
  • Pemberian uang persediaan masih tetap dilaksanakan untuk belanja yang dilakukan secara tunai

3. Belanja APBN

  Pembayaran atas pengeluaran negara seharusnya secara non tunai langsung ke penerima, dalam keadaan tertentu Dapat dilakukan pembayaran secara tunai dengan menggunakan Uang Persediaan.

  Belanja Pemerinta h Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial Ke Rekening : Gaji,

  Tunjangan Ke Rekening : Biaya

  Pemeliharaan, Langganan Daya, Ke Rekening : >50 juta

  Ke Rekening : Penerima Bantuan Tunai : Uang

  Makan, Uang Lembur, Rp

  Tunai : Honor, Perjalanan Dinas, ATK, Konsumsi

  Rp Tunai : <50 juta

  Rp Tunai : Diterima tunai oleh penerima bantuan

  Rp

4. Konsep Kartu Kredit Pemerintah dalam Penggunaan Uang Persediaan

  Pembayaran dengan Uang Persediaan dapat digantikan dengan alat pembayaran non tunai berupa Kartu Kredit yang selama ini telah disediakan pihak Bank, sehingga dapat menekan jumlah UP yang beredar.

  Pembayaran Pembayaran Langsung kepada Langsung kepada Langsung Langsung Penerima Hak Penerima Hak (LS) (LS) Mekanisme Mekanisme Pembayara Pembayara n n Uang Uang Diselesaikan Diselesaikan Bendahara Bendahara Persediaan Persediaan dengan Kartu dengan Kartu Pengeluaran Pengeluaran (UP) (UP)

  Kredit Kredit Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka UP Corporate

  Corporate Corporate Card

  Card Card Belanja Belanja Barang Belanja Belanja barang

  

Belanja barang Belanja Barang

Keperluan Persediaan, Sewa, Operasional dan Operasional dan Keperluan Persediaan, Sewa,

  Perjadin

Pemeliharaan Non Operasional

  Non Operasional Perjadin Pemeliharaan Contoh: Contoh: Contoh: PPK, Pegawai/ PPK, Kasubag TU Pejabat Kasubag TU Pelaksana Perjadin

5. Jenis Kartu Kredit Pemerintah

  Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.

  Belanja Keperluan Operasional dipegang oleh Pelaksana Kegiatan (Contoh: PPK, Kasubag TU)

  Uang

Jamua

ATK Pemelihar

  Persedi

n

aan

  Belanja Keperluan dipegang oleh aan Perjalanan

  Pelaksana Perjadin Dinas

  (Contoh: Pegawai/Pejabat Pelaksana Perjadin) Penginap Tiket an

  6. Simulasi Penghematan UP/TUP...(1)

  Sebagian besar Satker menggunakan UP sampai dengan Rp500 Juta, hal tersebut berdampak langsung pada tingginya Dana yang harus disediakan pemerintah.

  No. Jumlah Uang Persediaan Jumlah Satker 1 s.d 500 juta 17.222 2 >500 s.d 1M 1.365 3 >1M s.d 5M

  234 4 >5M

  63 Jumlah 18.884

  Sumber: Monev Per 12 Maret 2018

  6. Simulasi Penghematan UP/TUP...(2)

  Jumlah Outstanding UP/TUP sebesar

  Rp7,66 Triliun Sumber: Monev Per 12 Maret 2018

OUTSTANDING UP

  Rp 7,52 Triliun Rp 134,91 Miliar Kewenangan Outstanding UP

  KP 5.877.974.627.989 KD 1.502.557.860.875 DK 99.697.690.700 TP 45.890.942.650 UB -

  Kewenangan Outstanding TUP KP 73.452.272.315 KD 50.645.530.270 DK 10.090.181.414 TP 730.955.000

  UB  - Jumlah 134.918.938.999

  6. Simulasi Penghematan UP/TUP...(3)

  Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah diharapkan dapat menekan jumlah UP/TUP yang dikuasai oleh Bendahara sehingga Dapat mengurangi cost of fund dari Pemerintah.

  Rp7.573.575.210. Total UP/TUP 899

18.88 Rp3.776.800.000.00

  Asumsi kas di Bendahara

4 Satker @ Rp200.000.000 Rp3.796.775.210.

  Potensi UP/TUP yang akan dikurangi

  899

  Seandainya utang yang dikurangi Asumsi suku bunga kredit

  8% Potensi UP/TUP yang akan Rp3.796.775.210 dikurangi

  .899 Rp303.742.016.87

7. Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Belanja Keperluan Operasioa nl Belanja Keperluan Operasioa nl

  Verifikasi oleh Bendahar a Verifikasi oleh Bendahar a Perjanjia n Kerja Sama antara Bank dengan Satker Perjanjia n Kerja Sama antara Bank dengan Satker Transaksi dengan Kartu Kredit oleh Pemegang Kartu Kredit Transaksi dengan Kartu Kredit oleh Pemegang Kartu Kredit Belanja Keperluan Perjadin Belanja Keperluan Perjadin Penerbita n Kartu Kredit oleh Bank Penerbita n Kartu Kredit oleh Bank Pengujian oleh PPK dan penerbitan SPBy Pengujian oleh PPK dan penerbitan SPBy

  Pertanggu ng jawaban Pertanggu ng jawaban Monitorin g dan Evaluasi Monitorin g dan Evaluasi Pendebita n Rekening Bendahar a Pengeluar an Pendebita n Rekening Bendahar a Pengeluar an Corporate Card

  Corporate Card Contoh: PPK, Kasubag TU

  Contoh: Pegawai/ Pejabat Pelaksana Perjadin

8. Mekanisme Pengujian dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah Transaks i dengan Kartu Kredit Transaks i dengan Kartu Kredit Tagihan Bank Tagihan Bank Penguji an oleh PPK Penguji an oleh PPK Bukti Transaksi Bukti Transaksi

  Disetuj ui? Disetuj ui? Tanggung jawab Pribadi Pemegang Kartu Kredit Tanggung jawab Pribadi Pemegang Kartu Kredit No SPBy SPBy Ye s Pendebit an Rekenin g Bendaha ra Pendebit an Rekenin g Bendaha ra Dalam hal sisa UP di rekening cukup tersedia Dalam hal sisa UP di rekening cukup tersedia Bank melakukan pendebitan berdasarkan surat substitusi Bank melakukan pendebitan berdasarkan surat substitusi SPP- GUP SPP- GUP Pertanggung jawaban UP SPM GUP/ GUP Nihil SPM GUP/ GUP Nihil SP2D GUP/ GUP Nihil SP2D GUP/ GUP Nihil Dispensas i UP >Rp50 JT Dispensas i UP >Rp50 JT SPP- GUP/ GUP Nihil SPP- GUP/ GUP Nihil Verifika si oleh Bendah ara Verifika si oleh Bendah ara

9. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Induk

  Penandatanganan PKS Induk secara simbolik/seremonial antara Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan dan Direktur Utama anggota HIMBARA yang disaksikan oleh Ibu Menteri Keuangan. PKS Induk berkaitan dengan Koordinasi Pengembangan Pelaksanaan Pembayaran dengan Kartu Kredit Pemerintah dalam rangka penggunaan Uang Persediaan.

  Point-Point PKS Induk DITJEN PERBENDAHARAAN KEMENKEU  Memastikan regulasi/peraturan terkait pembayaran dengan Kartu Kredit Pemerintah  Menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Satker yang ikut uji coba Kartu Kredit Pemerintah  Mensosialisasikan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah  Menyusun rancangan dan standarisasi PKS Satker  Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembayaran dengan Kartu Kredit Pemerintah

   Memastikan standardisasi pelayanan dalam hal percepatan HIMBARA penandatanganan PKS Satker di tingkat pusat dan daerah

   Memastikan standardisasi pelayanan dalam hal percepatan penerbitan Kartu Kredit Pemerintah di tingkat Pusat  Memastikan standardisasi pelayanan dalam hal penggunaan/ pembayaran Kartu Kredit Pemerintah di tingkat pusat dan daerah

10. Contoh Design Kartu Kredit Pemerintah dalam rangka Penggunaan Uang Persediaan SETNEG

  

KPK

PPATK KEMENKEU

11. Batasan Belanja (Limit) Kartu Kredit Pemerintah Limit

  1. Kartu Kredit untuk keperluan Perjalanan Dinas diberikan batasan belanja (limit) sebesar maksimal Rp20 juta per Kartu Kredit per bulan.

  2. Kartu Kredit untuk keperluan Belanja Operasional diberikan batasan belanja (limit) sebesar maksimal Rp50 juta per Kartu Kredit per bulan.

  Dalam hal terdapat keperluan belanja Perjalanan Dinas yang melebihi  Rp20 juta per bulan maka admin Kartu Kredit dapat meminta kenaikan limit sementara kepada bank penerbit Kartu Kredit. Selanjutnya, Admin kartu kredit agar segera mengembalikan limit ke jumlah limit normal setelah selesai melakukan perjalanan dinas. Dalam hal Satker memerlukan kenaikan limit secara permanen di atas  Rp50 juta untuk Kartu Kredit keperluan Belanja Operasional, KPA satker dapat meminta kepada bank mitra penerbit Kartu Kredit untuk menambah limit diatas Rp50 juta. Untuk Satker peserta uji coba pembayaran dengan Kartu Kredit Tahap I  dan Tahap II yang telah diterbitkan Kartu Kredit dengan limit di atas ketentuan, agar segera berkoordinasi dengan bank untuk melakukan penyesuaian limit.

12. Langkah – Langkah Pengamanan dari Customer

13. Keamanan Dalam Bertransaksi

  Untuk menjaga keamanan dalam penggunaan Kartu Kredit pengguna kartu diharapkan :

  Keamanan dalam transaksi di Merchant

   Tidak memberitahukan PIN kepada siapapun  Tidak membiarkan kartu di gesek dua kali di merchant  Tidak menyerahkan kartu kepada pelayan  Memastikan kartu digesek hanya pada mesin EDC  Memperhatikan notifikasi/sms dari bank setelah transaksi

  Keamanan dalam bertransaksi online

   Memastikan bahwa website yang dikunjungi merupakan website resmi biasanya situs resmi terdapat tulisan https: dengan gambar  Memastikan bahwa computer telah diinstal antivirus dan browser yang selalu di update  Tidak melakukan transaksi dengan menggunakan fasilitas koneksi wifi

  public

   Pastikan menerima notifikasi 6 angka rahasia dari bank sebelum melanjutkan transaksi

  Dalam hal kartu tidak sedang dipergunakan karena cuti, tugas belajar, tidak dalam posisi dinas dan lainnya, dalam rangka pengamanan agar :

1. Melakukan non aktif kartu kredit melalui admin kartu kredit

14. Biaya Penggunaan Kartu Kredit

  3. Biaya yang dikeluarkan karena

1. Biaya yang dibebaskan oleh

  kesalahan pengguna Bank

  a. Annual fee

  a. Biaya Kartu Hilang

  b. Biaya asuransi perjalanan b. Biaya penggantian PIN

  4. Biaya yang diwajibkan bank

2. Biaya yang bisa dihindari

  karena ketentuan dengan menggunakan e-

  a. Biaya materai

  banking

  b. Denda karena keterlambatan

  a. Biaya pencetakan billing pembayaran bulanan c. Bunga atas tunggakan/

  b. Biaya pembayaran tagihan tagihan yang terlambat dibayarkan

15. Pengenaan Pajak Atas Transaksi

  1. Saat ini pengaturan yang ada yaitu PMK 190 Tahun 2012 masih mewajibkan bendahara untuk melakukan pemotongan pajak atas transaksi yang menggunakan uang persediaan.

  2. Untuk transaksi pada mechant seperti Carrefour, informa dimana merupakan PKP sehingga transaksi sudah pasti termasuk pengenaan PPN 10% maka apabila dimungkinkan dimintakan faktur pajak dari merchant dimaksud.

  3. Apabila tidak memungkinkan maka transaksi di merchant yang bersangkutan pada saat dilakukan pembayaran meskipun sudah termasuk pajak dianggap sebagai transaksi nett nya sehingga atas belanja yang dilakukan ditambahkan lagi pembayaran PPN dan PPh yang mana selanjutnya disetorkan sendiri oleh pihak bendahara.

  4. Apabila merchant/penjual bukan PKP tetapi memiliki mesin EDC maka yang digesek di mesin EDC adalah transaksi yang sudah nett, PPN dan PPh tetap dipegang oleh bendahara untuk kemudian disetorkan dengan menggunakan NPWP bendahara.

16. Pembukuan Bendahara atas Transaksi Kartu Kredit

  1. Bendahara pada prinsipnya wajib untuk mencatatkan transaksi dengan menggunakan kartu kredit pada saat uang dari pengelolaan bendahara dikeluarkan.

  2. Dengan demikian pencatatan dilakukan pada saat bendahara akan mengeluarkan kas dari rekening bendahara dan memindahbukukan dengan menggunakan CMS kepada bank penerbit kartu kredit. Bendahara

  3. Bendahara mencatatkan pada pembukuan bendahara berdasarkan kwitansi yang diterima yang sudah ada akunnya sehingga dapat dibukukan ke LPJ bendahara. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Pemerintah Dalam Rangka Penggunaan Uang Persediaan

1. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

  Jumlah total Kementerian Negara/

  yang mengikuti uji coba Kartu Kredit

  Lembaga (K/L)

  dalam rangka penggunaan UP selama masa uji coba (dari bulan Oktober 2017 s.d Desember 2018) adalah 85 K/L, 447 Satker.

  No Nomor Tanggal Jumlah K/ Tahap Jumlah Satker . Kepdirjen Kepdirjen L

  29 September

  1 I 494/PB/2017

  4

  6 2017

  18 Desember

  2 II 648/PB/2017 1 215 2017 Satker Pelaksana Uji Coba Pembayaran Kartu Kredit dalam rangka penggunaan UP Berdasarkan Keputusan Direktur

  3 III 111/PB/2018

  19 Februari 2018

  42

  83 Jenderal Perbendaharaan

  4 IV 239/PB/2018

  16 April 2018

  14

  25

  5 V 379/PB/2018

  10 Juli 2018

  20

  46

  6 VI 542/PB/2018

  31 Oktober 2018

  43

  72

  22

2. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

  jumlah

  Dari total 375 Satker ,

  Satker yang sudah mengadakan PKS dengan bank selama masa uji coba dari bulan Oktober 2017 s.d Juli 2018 adalah sebanyak 199 Satker atau persentasenya sebesar 60,49% dari total Satker. Satker uji coba Tahap IV dan V belum menyampaikan laporan pelaksanaan uji coba pembayaran

  Persentase Satker Yang Telah Menandatangani Perjanjian Kerja Sama Per Tahapan

  dengan kartu kredit.

  • Data Juni dan Juli belum lengkap

  23

3. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

  selama masa uji coba dari bulan Oktober 2017 s.d Juli Kartu kredit yang telah diterbitkan

2018 adalah sebanyak 1.183 kartu. 654 kartu diterbitkan oleh BRI (55,3%), 430 kartu diterbitkan oleh Bank Mandiri (36,3%)

dan 99 kartu diterbitkan oleh BNI (8,4%). Selama masa uji coba, penerbitan kartu kredit banyak didominasi oleh bank yang

tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA).

  • Data Juni dan Juli belum lengkap

  24

4. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

  Berdasarkan jenis kartu kredit, batasan belanja (limit) kartu yang telah diterbitkan untuk keperluan Perjalanan Dinas Jabatan adalah Rp30.922.322.000,- dan untuk keperluan belanja Operasional, batasan belanja (limit) kartu adalah sebesar Rp26.240.300.000,-

  Total tagihan kartu kredit yang diterbitkan bank penerbit kartu kredit selama periode Oktober 2017 sampai dengan Mei 2018

  • Data Juni dan Juli belum lengkap

  Miliar

  Rp 36,9

  25

5. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Kemsetneg, KPK dan PPATK KEMSETNEG

  KPK PPATK

     Telah diterbitkan 44 kartu kredit Telah diterbitkan 367 kartu Telah diterbitkan Kartu Kredit dengan total limit/credit line dengan total limit sebesar Rp19 sebanyak 77 kartu dengan sebesar Rp15 miliar miliar total limit sebesar Rp2 miliar

     Bank Penerbit Kartu Kredit adalah Bank Penerbit Kartu Kredit Bank Penerbit Kartu Kredit BNI

adalah BRI

adalah Bank Mandiri

    Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp18,8 miliar, dengan rincian: sebesar Rp4,6 miliar, dengan rincian: SPM-GUP sebesar

   Total tagihan/penerbitan SPM-GUP Total tagihan/penerbitan

   Bulan Oktober 2017 sebesar  Bulan Desember 2017 sebesar

  Rp255,9 Juta Rp2,17 miliar

  Rp26.996.620

   Kartu Kredit  Nopember 2017 sebesar Rp4,98

   Januari 2018 sebesar dipergunakan untuk miliar

  Rp1.299.582.487 Perjalanan Dinas,

   Desember 2017 sebesar Rp3,67  Februari 2018 sebesar miliar pembelian bahan bakar,

  Rp3.314.386.963  Januari 2018 sebesar Rp5,19 pembelian ATK dan miliar

   Kartu Kredit dipergunakan untuk barang operasional

   Februari 2018 sebesar Rp2,79 Perjalanan Dinas, Tiket, Hotel, Tour & milar Travel, Resto

   Kartu Kredit dipergunakan untuk pembayaran hotel, pembelian tiket

  26 pesawat, jamuan, sewa kendaraan dan

DITJEN PERBENDAHARAAN KEMENKEU

BKF KEMENKEU

  27

  

6. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Ditjen Perbendaharaan, BKF dan

Setjen Kemenkeu

   Telah diterbitkan 17 kartu kredit dengan total limit yang diberikan Rp1,5 miliar  Bank Penerbit Kartu Kredit adalah BRI

   Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp560.295.473, dengan rincian:  Desember 2017 sebesar Rp26.996.620  Januari 2018 sebesar Rp210.928.184  Februari 2018 sebesar Rp322.370.669

   Kartu Kredit dipergunakan untuk pembelian Tiket, Hotel, dan Tour & Travel

   Telah diterbitkan kartu kredit sebanyak 14 kartu  Bank Penerbit Kartu Kredit adalah Bank Mandiri

   Total tagihan/penerbitan SPM- GUP sebesar Rp989 Juta  Kartu Kredit dipergunakan untuk Perjalanan Dinas, Pembelian ATK dan keperluan Operasional

  Pengaturan/Regulasi

Tentang Uji Coba Pembayaran

Dengan

  Kartu Kredit Dalam Rangka Penggunaan Uang Persediaan Pengaturan/Regulasi

Tentang Uji Coba Pembayaran

Dengan

  Kartu Kredit Dalam Rangka Penggunaan Uang Persediaan

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

  DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN Perdirjen Nomor PER-17/PB/2017

Tentang Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka

Penggunaan Uang Persediaan

  & Kepdirjen Nomor KEP-542/PB/2018 tentang Perubahan Kelima atas KEP-494/PB/2017 tentang Pelaksanaan Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka Penggunaan Uang Persediaan

  Direktorat Pelaksanaan Anggaran Sistematika Perdirjen Nomor PER-17/PB/2017

BAB I KETENTUAN UMUM BAB II RUANG LINGKUP BAB III PRINSIP-PRINSIP DASAR BAB IV ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGGUNA PELAKSANAAN UJI COBA KARTU KREDIT BAB V BAB VI PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT DAN SANKSI BIAYA DAN DENDA BAB VII BAB VIII MONITORING EVALUASI BAB IX KETENTUAN PENUTUP

   APBN

   KPA

   PPK

   PPSPM

   Bendahara Pengeluaran  Pemegang Kartu Kredit

   Kartu Kredit  Kartu Debit

   Bank Penerbit Kartu Kredit  Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit

   Surat Perintah Bayar  Surat Referensi, dll

  Pokok Pengaturan

  Pokok Pengaturan

BAB I KETENTUAN UMUM Definisi

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

   Pembayaran dengan Kartu Kredit dalam rangka penggunaan UP pada Satker Kementerian Negara/ Lembaga  Jenis Kartu Kredit yang digunakan yaitu Kartu Kredit Corporate (corporate card)

   Sebagai pelaksana ujicoba adalah

RUANG LINGKUP

  Satker K/L yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Perbendaharaan

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Prinsip Dasar  Jenis belanja barang yang dapat dibayar dengan Kartu Kredit:

  • Belanja barang operasional
  • Belanja barang non operasional
  • Belanja barang persediaan
  • Belanja sewa

BAB III

  • Belanja pemeliharaan

  PRINSIP-PRINSIP

  • Belanja barang perjadin jabatan

   Pembayaran dengan Kartu Kredit dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan UP di rekening Bendahara Pengeluaran

  DASAR

   Komponen belanja barang perjadin jabatan: o Biaya transpor o Biaya penginapan o Sewa kendaraan dalam kota Pokok Pengaturan Pokok

  Pengaturan Komponen

BAB III PRINSIP-PRINSIP DASAR

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Besaran Pembayaran

   Pembayaran belanja barang dengan Kartu Kredit kepada 1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

BAB III

  kecuali untuk pembayaran belanja barang perjalanan dinas jabatan PRINSIP-PRINSIP

   Pembayaran belanja barang tersebut di atas

  DASAR

  dapat melebihi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Tugas dan wewenang KPA, PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Pemegang Kartu Kredit, Bank Penerbit

BAB IV ORGANISASI DAN Kartu Kredit, Administrator MANAJEMEN PENGGUNA Kartu Kredit

   menetapkan Bank Penerbit Kartu Kredit  menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Penerbit Kartu Kredit  menetapkan surat keputusan Pemegang Kartu Kredit  menetapkan surat keputusan Administrator Kartu Kredit  menerbitkan Surat Referensi  menerbitkan Surat Perintah Pendebitan Rekening (SPPR)  menerbitkan Surat Peringatan kepada

  Pemegang Kartu Kredit  melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembayaran dengan Kartu Kredit, dan  menyusun Laporan Pelaksanaan Pembayaran dengan Kartu Kredit

  Pokok Pengaturan

  Pokok Pengaturan

  Kuasa Pengguna Anggaran

BAB IV ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGGUNA

  Muatan PKS Paling kurang memuat:

  a. ruang lingkup kerjasama penggunaan Kartu Kredit;

  

b. hak dan kewajiban Pemegang Kartu Kredit dan Bank

Penerbit Kartu Kredit;

c. tata cara penagihan dan pembayaran tagihan Kartu

Kredit;

d. jenis dan besaran denda, jenis dan besaran biaya

  (fee), tata cara perhitungan bunga atas keterlambatan pembayaran, pajak-pajak;

  e. penyelesaian perselisihan dan hukum yang berlaku;

  f. jangka waktu perjanjian;

  g. berakhirnya dan akibat pengakhiran perjanjian;

  

h. alamat dan wakil para Pemegang Kartu Kredit dan

Bank Penerbit Kartu Kredit; dan i. kerahasiaan informasi/data.

  Surat Referensi Surat Perintah Pendebitan Rekening Laporan Pelaksanaan Pembayaran Dengan Kartu

  Kredit

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Pejabat Pembuat Komitmen

   membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Bank Penerbit Kartu Kredit  mengusulkan nama Pemegang Kartu Kredit kepada KPA  menyampaikan surat permohonan penerbitan Kartu Kredit kepada Bank Peneribit Kartu Kredit  menguji tagihan/daftar sementara yang memuat rincian

  transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan  menerbitkan Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit

ORGANISASI DAN

   menerbitkan SPBy

   atas nama KPA menerbitkan SPPR

MANAJEMEN PENGGUNA

   membuat dan menandatangani SPP-GUP/GUP Nihil  membuat dan menandatangani surat penarikan Kartu

Kredit

 melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA, dan  menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan

  PPK dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Administrator Kartu Kredit

  Daftar Usulan Pemegang Kartu KRedit Daftar Pembayara n Tagihan Kartu Kredit

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Pejabat Penanda Tangan SPM

   memeriksa dan menguji SPP-GUP/GUP Nihil beserta dokumen pendukung, dan  menerbitkan SPM

BAB IV ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGGUNA

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Bendahara Pengeluaran  menguji SPBy

  meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:

   pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran  nilai tagihan yang harus dibayar  jadwal waktu pembayaran

   menguji ketersediaan dana yang bersangkutan

ORGANISASI DAN

  pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam

MANAJEMEN PENGGUNA

  penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit)

   memungut/memotong pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy dan menyetorkan ke kas negara, dan  melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy melalui pendebitan rekening Bendahara

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Pemegang Kartu Kredit  menandatangani Surat Pernyataan Pemegang Kartu Kredit  menggunakan Kartu Kredit untuk pembayaran belanja barang  mengumpulkan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran

   membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit/ Daftar Pengeluaran Riil

ORGANISASI DAN

  Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit, dan

MANAJEMEN PENGGUNA

   menyampaikan Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit/ Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit kepada PPK beserta tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran

  Surat Pernyataan

  Pemegang Kartu Kredit Petunjuk Pengisian Surat Pernyataan

  Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit Daftar Pengeluara n Riil Perjadin Dengan Kartu Kredit

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Bank Penerbit Kartu Kredit  melakukan verifikasi surat permohonan penerbitan Kartu Kredit dan Surat Referensi  menerbitkan surat pemberitahuan penolakan  menerbitkan Kartu Kredit  menerbitkan rekapitulasi penerbitan Kartu Kredit  menerbitkan tanda terima Kartu Kredit, dan

   menerbitkan tagihan/daftar sementara yang

ORGANISASI DAN

  memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan

MANAJEMEN PENGGUNA

  Penetapan Bank Penerbit Kartu Kredit dilakukan dengan mempertimbangkan di mana Rekening Bendahara Pengeluaran dibuka

  BAST Kartu Kredit

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Administrator Kartu Kredit

   pengaktifan/penonaktifan penggunaan Kartu Kredit  permintaan perubahan batas kredit kepada Bank Penerbit Kartu Kredit

   Monitoring penggunaan Kartu Kredit

   tugas lain yang ditetapkan oleh KPA

ORGANISASI DAN

  Pelaksanaan tugas Administrator Kartu Kredit

MANAJEMEN PENGGUNA

  dilakukan berdasarkan persetujuan KPA

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

   Isi Perjanjian Kerja Sama  Penetapan Pemegang Kartu Kredit  Penerbitan dan Penyerahan Kartu Kredit  Penggunaan Kartu Kredit  Penatausahaan bukti-bukti

   Penagihan dan penyelesaian tagihan

PELAKSANAAN UJI COBA

   Pembayaran tagihan

KARTU KREDIT

   Pertanggungjawaban/Penggantian UP

   ruang lingkup kerjasama penggunaan Kartu Kredit  hak dan kewajiban Pemegang Kartu Kredit dan Bank Penerbit Kartu Kredit  tata cara penagihan dan pembayaran tagihan Kartu Kredit

BAB V PELAKSANAAN UJI COBA KARTU KREDIT Perjanjian Kerja Sama Pokok Pengaturan Pokok Pengaturan

   jenis dan besaran denda, jenis dan besaran biaya (fee), tata cara perhitungan bunga atas keterlambatan pembayaran, pajak-pajak  penyelesaian perselisihan dan hukum yang berlaku  jangka waktu perjanjian  berakhirnya dan akibat pengakhiran perjanjian  alamat dan wakil para Pemegang Kartu Kredit dan Bank Penerbit Kartu Kredit, dan  kerahasiaan informasi/data

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Penetapan Pemegang Kartu Kredit  PPK menyampaikan Daftar Usulan Pemegang

  Kartu Kredit kepada KPA  KPA dapat menyetujui/menolak sebagian/ seluruhnya Daftar Usulan Pemegang Kartu Kredit

   Daftar Usulan Pemegang Kartu Kredit yang

PELAKSANAAN UJI COBA

  telah disetujui sebagian/seluruhnya ditetapkan dengan surat keputusan KPA

KARTU KREDIT

   Daftar Usulan Pemegang Kartu Kredit dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I – Format A.

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Penerbitan dan Penyerahan Kartu

Kredit

   KPA menerbitkan Surat Referensi yang memuat keterangan mengenai calon pemegang Kartu Kredit PPK menyampaikan surat permohonan penerbitan

   Kartu Kredit kepada Bank Penerbit Kartu Kredit dilampiri Surat Referensi

   Bank Penerbit Kartu Kredit melakukan verifikasi surat permohonan penerbitan Kartu Kredit dan

PELAKSANAAN UJI COBA

  Surat Referensi

KARTU KREDIT

   disertai rekapitulasi penerbitan Kartu Kredit dan tanda terima Kartu Kredit untuk diserahkan kepada PPK

  Bank Penerbit Kartu Kredit menerbitkan Kartu Kredit

   Dalam hal Bank Penerbit Kartu Kredit tidak menyetujui permohonan, Bank Penerbit Kartu Kredit menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada PPK. Surat Referensi dibuat sesuai dengan format

   sebagaimana tercantum dalam Lampiran I – Format

B.

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Penggunaan Kartu Kredit belanja keperluan perkantoran

    belanja pengadaan bahan makanan

   belanja bahan

   belanja barang persediaan barang konsumsi belanja sewa

   belanja barang persediaan pemeliharaan gedung

   BAB V dan bangunan

   belanja bahan bakar minyak dan pelumas (BMP)

PELAKSANAAN UJI COBA

  dan pelumas khusus non pertamina

KARTU KREDIT

   dan mesin

  belanja barang persediaan pemeliharaan peralatan

   tiket sewa kendaraan dalam kota, dan

    penginapan di hotel atau tempat menginap lainnya

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Penatausahaan Bukti-Bukti

   Pemegang Kartu Kredit mengumpulkan dokumen:  Tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan Bank Penerbit Kartu Kredit bulan berkenaan, dan  bukti-bukti pengeluaran.

   Pemegang Kartu Kredit membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit/Daftar Pengeluaran Riil

BAB V Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit

   Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit

PELAKSANAAN UJI COBA

  dibuat untuk pembayaran belanja selain Perjalanan Dinas

   Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit dibuat untuk pembayaran belanja Perjalanan Dinas  Penyampaian Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit dan/atau Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit kepada PPK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tagihan diterima atau daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan dicetak.

KARTU KREDIT

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Penagihan dan Penyelesaian Tagihan (1) PPK melakukan pengujian: 

   kebenaran perhitungan bukti-bukti pengeluaran  kebenaran perhitungan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan  kesesuaian perhitungan antara bukti pengeluaran dengan tagihan/daftar sementara yang memuat

  rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan, dan

PELAKSANAAN UJI COBA

   kesesuaian jenis belanja barang yang dapat KARTU KREDIT dibayarkan dengan Kartu Kredit.

   PPK mengesahkan sebagian/seluruhnya bukti-bukti pengeluaran dan menetapkan DPT Kartu Kredit Bukti-bukti pengeluaran yang disahkan oleh PPK meliputi  kuitansi/bukti pembelian.

   Kuitansi/bukti pembelian disertai dengan faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP). PPK dapat menolak sebagian/seluruh bukti-bukti  pengeluaran untuk disahkan apabila tidak memenuhi ketentuan

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Penagihan dan Penyelesaian Tagihan (2)

   PPK atas nama KPA menerbitkan dan menyampaikan SPBy dilampiri:  Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP)

   Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau

PELAKSANAAN UJI COBA

  dokumen pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan PPK, dan

KARTU KREDIT

   DPT Kartu Kredit yang telah ditetapkan oleh PPK.  SPBy disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.

   Berdasarkan SPBy, Bendahara Pengeluaran melakukan:  pengujian atas SPBy, dan  pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang diajukan dan menyetorkan ke kas negara

BAB V PELAKSANAAN UJI COBA KARTU KREDIT Pembayaran Tagihan (1) Pokok Pengaturan Pokok Pengaturan

   Pengujian atas SPBy meliputi:  meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK  pemeriksaan kebenaran atas hak tagih  pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran  pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode MAP (akun 6 digit).

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Pembayaran Tagihan (2)  Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy apabila telah memenuhi persyaratan pengujian.

   Apabila tidak memenuhi persyaratan untuk

PELAKSANAAN UJI COBA

  dibayarkan, Bendahara Pengeluaran KARTU KREDIT menolak SPBy yang diajukan.

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Pembayaran Tagihan (3)

   Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran dengan Kartu Kredit melalui pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran ke Bank Penerbit Kartu Kredit  Pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran dilakukan sejumlah tagihan yang harus dibayar

  sesuai Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit  Pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran

PELAKSANAAN UJI COBA

  menggunakan:

KARTU KREDIT

  o Layanan Perbankan Secara Elektronik o Cek/bilyet giro  Layanan Perbankan Secara Elektronik berupa: o Internet Banking, atau o Kartu Debit

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Pertanggungjawaban/Penggantian UP  PPK menerbitkan SPP-GUP/GUP Nihil setelah Bendahara Pengeluaran melakukan pendebitan  SPP-GUP/GUP Nihil disampaikan kepada PPSPM  Mekanisme penerbitan SPP-GUP/GUP Nihil dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam

  rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara

PELAKSANAAN UJI COBA

   PPSPM melakukan pemeriksaan dan pengujian SPP-

KARTU KREDIT

  GUP/GUP Nihil beserta dokumen pendukung yang disampaikan oleh PPK  Dalam hal pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung memenuhi ketentuan, PPSPM menerbitkan/menandatangani SPM.

   Mekanisme pengujian SPP dan penerbitan SPM dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.

   Kriteria yang termasuk dalam penyalahgunaan kartu kredit  Pengenaan sanksi yang berakibat pada penarikan kartu kredit  Penerbitan surat penarikan kartu kredit  Kondisi yang menyebabkan dilakukan penarikan kartu kredit Pokok Pengaturan

  Pokok Pengaturan

BAB VI PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT DAN SANKSI

  Pokok Pokok

  Pengaturan Pengaturan

  Kriteria penyalahgunaan Kartu Kredit (1)

   penggunaan Kartu Kredit untuk pembayaran belanja perjalanan dinas jabatan di luar komponen yang ditentukan  penggunaan Kartu Kredit dengan jumlah melebihi standar biaya perjalanan dinas jabatan yang dapat dibayarkan atas beban APBN

   penggunaan Kartu Kredit untuk pembayaran belanja barang selain perjalanan dinas jabatan tidak sesuai dengan

  spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen penerimaan barang/jasa dengan spesifikasi teknis yang

PENYALAHGUNAAN KARTU

  disebutkan dalam dokumen rencana kegiatan

KREDIT DAN SANKSI

   penggunaan Kartu Kredit oleh bukan Pemegang Kartu Kredit  kelalaian Pemegang Kartu Kredit dalam menyampaikan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran