Analisa Sumber Dan Penggunaan Modal Kerj
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA MEDAN SKRIPSI MINOR DIAJUKAN OLEH : PUTRI MITASARI 052101143 KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MINOR
NAMA
: PUTRI MITASARI
NIM
PROGRAM STUDI
: DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL SKRIPSI MINOR : ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA MEDAN
Tanggal : …………........2008 Dosen Pembimbing
(Dra.Magdalena Sibarani M.Si) NIP. 132 208 839
Tanggal : …………........2008 Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS) NIP. 131 417 461
Tanggal : …………........2008
Dekan
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)
NIP. 131 285 985
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala kemurahan dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi minor ini guna memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekomomi Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul skripsi minor yang telah penulis kemukakan “Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Surya Meubel Medan”. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan bekerja keras dalam menyusun skripsi minor ini. Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penulisannya.
Selama dalam tahap penulisan skripsi minor ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS selaku Ketua Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dra.Magdalena Sibarani M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberi pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi minor ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen khususnya pada Program Studi Diploma III Keuangan yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
6. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi, terutama Kak Nur yang telah banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis.
7. Bapak pimpinan dan seluruh karyawan PT. Coca Cola Distribution Indonesia Medan.
8. Ayahanda H. OK. Syahril dan Ibunda Gimah yang telah banyak memberikan dukungannya baik moril maupun materil, dan doa yang tiada henti. Putri sayang kalian.
9. Buat kakak–kakak (Ivath,Titi’,Erni,Eni) dan abang-abang (Darma, Mawan, Jaka) yang banyak memberikan dukungan. Kepada penulis. Makasih ya.
10. Special Thanks to Rudy Kuswandi, makasih atas bantuannya dan dukungannya selama ini, moga kamu bakal slalu sabar ngadapi putri ya….
11. Sobat-sobatku……. Aida (jangan suka ngeyel), Eka (thanks to spiritnya), Eya (don’t worry, mesih ada yang lain kok), Mba’ Fiti(Thanks To persahabatannya), Mumutz( be U’r self z), Rika(langgeng ya ma do’inya), Risa, Tiwie,widiya(Thanks Support’y slama ini, kapan neh jalan-jalan lagi….), Arif, Benny, Juni, Rudolf, Moga persahabatan kita abadi n bakal tetap slalu kompak.
12. Untuk teman-teman Group C D3 Keuangan dan seluruh anak – anak keuangan yang tidak dapat disebutkan moga sukses ya…
13. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Medan, Juni 2008 Penulis
Putri Mitasari
F. Menentukan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja …... ………..41
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI ……………………...................45
BAB IV :
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….49
A. Kesimpulan …………………………………………………49
B. Saran………………………………………………………… 51 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. ………..53
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Neraca. PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2004…..32 Tabel 2. Neraca. PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2005…..33 Tabel 3. Neraca. PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2006 .....34 Tabel 4. Laporan Laba Rugi PT. Coca Cola Distrubution
Periode 31 Desember 2004 ………………………………… …………35 Tabel 5. Laporan Laba Rugi PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2005 ………………………………… …………35 Tabel 6. Laporan Laba Rugi PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2006 ………………………………… …………36 Tabel 7. Laporan Perubahan Modal Kerja PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2004 – 31 Desember 2005 ……………..……….37 Tabel 8. Laporan Perubahan Modal Kerja PT. Coca Cola Distrubution Periode 31 Desember 2005 – 31 Desember 2006.……………..……….38 Tabel 9. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. Coca Cola Distrubution
Periode 31 Desember 2004 – 31 Desember 2005……………..……….39 Tabel 10. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. Coca Cola Distrubution
Periode 31 Desember 2005 – 31 Desember 2006.……………..……….39 Tabel 11. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Coca Cola Distrubution
Periode 31 Desember 2004 – 31 Desember 2005……………..……….40 Tabel 12. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Coca Cola Distrubution
Periode 31 Desember 2005 – 31 Desember 2006.……………..………40
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu berusaha menerapkan sistem pengolahan data yang baik dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk yang lengkap dan sistematis. Adapun manfaat laporan keuangan bagi perusahaan adalah untuk memberikan informasi mengenai data-data keuangan dari suatu organisasi atau perusahaan yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat pertimbangan pengambilan keputusan yang sangat penting bagi manajer atau pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu laporan mengenai sumber dana yang diperoleh sebagai modal kerja dan penggunaan dalam satu periode tertentu. Laporan ini digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mengolah modal kerja yang ada. Dengan penggunaan modal kerja yang lebih efisien dan efektif dapat dicapai laba semaksimal mungkin untuk memperluas jaringan usaha atau ekspansi.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja bermanfaat bagi pihak intern dan ekstern perusahaan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pentingnya analisa Laporan sumber dan penggunaan modal kerja bermanfaat bagi pihak intern dan ekstern perusahaan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pentingnya analisa
“Analisa Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada PT Coca Cola Distribution Indonesia Medan”.
B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi minor ini adalah “Apakah pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerja pada PT Coca Cola Distribution Indonesia sudah efisien”.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui bagaimana PT. Coca Cola Distribution Indonesia mengelola sumber dan penggunaan modal kerja
2. Untuk mengetahui apakah manjemen PT. Coca Cola Distribution Indonesia telah cukup efisien dalam menggunakan modal kerja. Manfaat Penelitian :
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam pengambilan keputusan terutama dalam mengelola modal kerja dimasa yang akan datang.
2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang sumber dan penggunaan modal kerja dan melihat penerapannya dalam perusahaan,
3. Bagi pihak lain, Sebagai bahan informasi atau perbandingan mengenai analisa sumber dan penggunaan modal kerja bagi peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian selanjutnya.
D. Metode Penelitian
Dalam skripsi minor ini, metode penelitian penulis terdiri dari :
1. Lokasi Penelitian Perusahaan yang menjadi lokasi penulis adalah PT Coca Cola Distribution Indonesia di Jl. Medan – Belawan km 14 Martubung Medan.
2. Sumber Data Data yang digunakan dalam skripsi minor ini diperoleh melalui :
a. Library Research ( Penelitian Kepustakaan ) Penelitian yang dilakukan melalui perpustakaan dengan membaca literatur seperti buku kuliah dan buku bacaan yang relevan dengan yang penelitian.
b.Field Research ( Penelitian Lapangan ) Penelitian yang dilakukan pada objek penelitian secara langsung, dalam hal ini penulis langsung melakukan penelitian ke PT Coca Cola Distribution Indonesia.
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dan informasi yang diperlukan penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Pengamatan ( Observasi ) yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung sehingga dapat a. Pengamatan ( Observasi ) yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung sehingga dapat
b.Wawancara ( Interview ) Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara langsung dengan objek penelitian melalui pimpinan dan karyawan yang berkepentingan.
4. Metode Analisa Metode analisa yang akan digunakan dalam skripsi minor ini adalah metode analisa deskriptif yaitu merumuskan , mengumpulkan dan mengkasifikasikan data kemudian mengembangkan dengan landasan teoritis untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang masalahnya.
BAB II PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA
A. Profil Perusahaan
PT. Coca Cola Distibution Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri. Perusahaan tersebut bertekad untuk memberikan nilai terbaik bagi pemegang saham dengan menjadi perusahaan minuman bebas alkohol terdepan dalam pasar minuman global. Berbagai merk dari The Coca Cola Company merupakan tumpuan keberhasilan perusahaan dalam memuaskan konsumen dan pelanggan, dengan memberikan layanan dan produk yang bermutu melalui orang – orang yang berdedikasi tinggi.
Dan sesuai akte pendirian maka perusahaan ini mempunyai data – data sebagai berikut : Nama Perusahaan
: PT. Coca Cola Distibution Indonesia
Alamat : Jl. Medan – Belawan Km. 14 Medan – Martubung Luas Tanah 2 : + 51.353 M
A.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Coca Cola mulai diperdagangkan di Indonesia tahun 1932 oleh De Nederlands Indische meneraal water Fabriek Jakarta dibawah manajemen Bernie
Vonings dari Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan dan masuknya para pemegang saham dari Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesia Beverages Limitid (IBL). Pada tahun 1971 IBL menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan Jepang dan membentuk PT. Djaya Beverages Bottling Company (DBBC).
PT. Coca Cola Distribution Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (Join Venture) antara perusahaan- perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca Cola di dunia.
Di Sumatera Utara, perusahaan Coca Cola mulai dirintis pada tahun 1972 oleh PT. Brasseries d’el Indonesia, yang merupakan perusahaan milik Perancis. Produk andalan perusahaan ini sebenarnya adalah Bir, sedangkan Coca Cola, Sprite dan Fanta adalah produk sampingan. Tahun 1980, PT. Brasseries d’el Indonesia diambil alih oleh PT. Multi Bintang Indonesia yang juga merupakan perusahaan minuman Bir terkenal di Indonesia.
Karena ingin berkonsentrasi pada produk utama Bir, PT. Multi Bintang Indonesia merelokasi pabriknya ke Tangerang dan menjual pabrik pembotolan Coca Cola Medan kepada PT. Pan Java Bottling Company pada tanggal 2 Mei 1994. PT. Pan Java Bottling Company sendiri didirikan pada 1 November 1974 dan memiliki 4 pabrik pembotolan Coca Cola di Indonesia.
Karena perkembangan perusahaan yang begitu cepat maka pada tahun 1992, perusahaan ini melakukan kerja sama dengan Coca Cola Amatil Limited
Australia (CCA) dan sejak itu PT. Pan Java Bottling Company berubah namanya menjadi PT. Coca Cola Pan Java.
Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, pada tanggal 1 Januari 2000, kesepuluh perusahaan pembotolan dan distribusi Coca Cola yang berada di bawah bendera perusahaan Coca Cola Amatil Limited, Australia, berubah namanya menjadi PT. Coca Cola Bottling untuk perusahaan pembotolan dan PT. Coca Cola Amatil Indonesia untuk perusahaan distribusi yang berpusat di Jakarta.
Adapun sembilan distribusi Sales Center di Sumatera Utara antara lain :
1. Medan ( Jl. Medan-Belawan Km. 14 Martubung )
2. Medan Selatan ( Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 11,5 No.29 )
3. Tebing Tinggi ( Jl. Sudirman 8D Tebing Tinggi )
4. Pematang Siantar ( Jl. A. Yani No. 102-104 P. Siantar)
5. Rantau Prapat ( Jl. H. Adam Malik Kel. Aek. Matio Rantau Prapat )
6. Kisaran ( Jl. A. Yani No.34 Kisaran)
7. Padang Sidempuan ( Jl. Silindit Km. 1,5 Desa Aek Tuhul P. Sidempuan )
8. Kabanjahe ( Jl. Nabung Surbakti No. 101 Kabanjahe )
9. Sibolga ( Jl. Padang Sidempuan Desa Sibuluan 1 Pandan Sibolga )
A.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan pelanggan. (Madura, 2001; 2) Untuk dapat melaksanakan pengawasan yang baik diperlukan adanya struktur organisasi. Struktur Organisasi pada dasarnya mengidentifikasikan Perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan pelanggan. (Madura, 2001; 2) Untuk dapat melaksanakan pengawasan yang baik diperlukan adanya struktur organisasi. Struktur Organisasi pada dasarnya mengidentifikasikan
PT. Coca Cola Distribution Indonesia adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam industri minuman ringan, yang dikepalai oleh seorang General Manager sebagai pimpinan perusahaan. Bentuk struktur organisasi PT. Coca Cola adalah berbentuk garis, dimana pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah terstruktur dengan jelas sesuai jabatannya masing-masing dari atas kebawah.
Adapun struktur organisasi PT.Coca Cola Distribution Indonesia Medan adalah sebagai berikut :
General Manager
Secretary
Purchasing Manager
Purchasing Officer
Cold Drink Eq.officer
HR Finance Sales Center Tech Operation IS Manager
Manager Manager Manager Manager
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Setiap bagian di dalam organisasi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian PT. Coca Cola Distribution Indonesia Medan adalah sebagai berikut :
1. General Manager
General Manager merupakan unit fungsional tertinggi dilingkungan wilayah kerjanya yang bertanggung jawab atas penetapan tujuan dan merumuskan kebijaksanaan perusahaan secara umum. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab General Manager yaitu :
a. Melaksanakan koordinasi tugas setiap bagian yang berada dibawah General Manager sesuai dengan struktur kerja yang telah ditetapkan.
b. Mengendalikan dan mengevaluasi produksi dari segi biaya, mutu dan waktu secara berkala.
c. Mengambil keputusan dan kebijaksanaan sehubungan dengan arah dan sasaran yang ingin dicapai.
d. Mengupayakan terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dari pihak-pihak luar ataupun pihak-pihak didalam perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan tugasnya.
e. Membuat peraturan-peraturan intern perusahaan yang tidak bertentangan dengan perusahaan.
2. Secretary
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari secretary yaitu:
a. Menyiapkan laporan bulanan bagi General Manager.
b. Mengarsip surat-surat masuk dan keluar.
c. Menyelenggarakan surat menyurat dan mengatur semua janji General Manager.
d. Menyiapkan dan menghadiri rapat serta membuat laporan hasil rapat dan kemudian menyebarkannya.
e. Bertanggung jawab kepada General Manager.
3. Purchasing Manager
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Purchasing Manager yaitu:
a. Mengkoordinir setiap pembelian yang dibutuhkan oleh requesting.
b. Mengadakan negoisasi dengan supplier.
c. Mempersiapkan barang sesuai dengan spesialisasi yang telah ditentukan.
d. Bertanggung jawab kepada General Manager.
4. Purchasing Officer
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab Purchasing Officer yaitu:
a. Membantu Purchasing Manager melaksanakan tugas pengadaan barang, bahan baku, barang teknik dan keperluan material lainnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
b. Membuat laporan bulanan kepada manajemen yang memberikan informasi jumlah pembelian yang dilakukan pada bulan laporan, barang yang telah diterima dan barang yang belum diterima.
c. Bertanggung jawab kepada Purchasing Manager.
5. Cold Drink Equipment Officer
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab Cold Drink Equipment officer yaitu:
a. Mengelola dan melakukan pelaporan peralatan cold drink dan fountain, baik keadaan maupun jumlah persediaan yang ada.
b. Mengusulkan permintaan bagi penambahan yang disesuaikan dengan budget serta memonitor pelaksanaannya.
c. Membantu dan bertanggung jawab terhadap pencapaian target penjualan khususnya penempatan cold drink dan fountain sehingga memenuhi target yang ditetapkan.
d. Bertanggung jawab kepada General Manager.
6. Finance Manager
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab Finance Manager yaitu:
a. Membantu pencapaian sasaran keuangan perusahaan dengan mempersiapkan laporan secara tepat waktu.
b. Membantu General Manager mengumpulkan atau menyusun data untuk rancangan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pelaksanaan pembukuan dan keuangan perusahaan.
d. Mengembangkan dan mendukung kebutuhan sarana dan prasarana informasi bagi departemen lain.
e. Memeriksa dan menganalisa data atau laporan keuangan perusahaan.
f. Bertanggung jawab kepada General Manager.
7. Human Resource (HR) Manager
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab HR Manager yaitu:
a. Merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam perusahaan.
b. Merencanakan penerimaan dan pemberhentian karyawan.
c. Mengadakan pengawasan terhadap karyawan.
d. Bertanggung jawab kepada General Manager.
8. Sales Center Manager
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab Sales Center Manager yaitu:
a. Bertanggung jawab bagi tercapainya target penjualan perusahaan
b. Menentukan dan meramalkan target keuntungan perusahaan
c. Memberikan data-data departemen yang dipimpinnya jika dibutuhkan oleh departemen lain.
d. Membuat rencana penjualan selama tiga tahun untuk kebutuhan rencana strategi.
e. Bertanggung jawab terhadap General Manager.
9. Information Service (IS) Manager
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab IS Manager yaitu:
a. Menyusun strategi perusahaan dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan sistem teknologi informasi.
b. Bertanggung jawab terhadap perawatan jaringan komputer dan sistem komunikasi.
c. Mengembangkan pengetahuan dan keahlian karyawan dibidang komputer dan melaksanakan beberapa pelatihan yang dibutuhkan.
d. Bertanggung jawab kepada General Manager.
10. Tehnical Operation Manager
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pada bagian teknik dan produksi.
b. Mengawasi dan mengkoordinir setiap bagian yang ada dibawahnya.
c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan/penyimpangan yang terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan.
B. Pengertian Laporan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
Dana merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Pada saat perusahaan menarik dana yang diperlukan, maka pimpinan perlu mengetahui untuk berapa lama dana tersebut akan dipergunakan, sebab keterkaitan dana menentukan berapa besar modal dan bunga yang harus dibayar. Sumber dana jika ditinjau dari asalnya maka dibagi atas dua, yaitu sumber dana intern dan ekstern.
Menurut Sahyunan ( 2004:126), sumber dana intern adalah : “ jumlah dana yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri, yang dapat berupa : laba Menurut Sahyunan ( 2004:126), sumber dana intern adalah : “ jumlah dana yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri, yang dapat berupa : laba
Dan sumber dana yang terbaik adalah laba bersih setiap tahun dan dana ini diharapkan pimpinan perusahaan akan bertambah. Dan sumber dana ekstern adalah dana yang didapat oleh perusahaan yang berasal dari luar, seperti pinjaman dari kreditur yaitu hutang obligasi, hutang jangka panjang dan hipotik.
Sumber dana itu diperoleh dari kegiatan yang sering terjadi dalam dunia usaha. Namun pihak manajemen perlu mengetahui sumber modal yang lebih menguntungkan yaitu lebih kecil biaya daripada modal agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau likuiditas.
B. 1. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam Konsep Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar hutang dan lain-lain. Kekurangan uamg tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek, sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan.
Terdapat tiga konsep pengertian modal kerja (Sahyunan, 2004; 37) yaitu:
a. Konsep kuantitatif
Berdasarkan konsep kuantitatif, modal kerja merupakan jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Berbagai komponen aktiva lancar yang memiliki kualitas yang berbeda-beda tidak mendapat perhatian konsep kuantitatif.
b. Konsep Kualitatif
Konsep ini mengutamakan kualitas modal kerja suatu badan usaha atau perusahaan. Modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan selisih jumlah aktiva lancar setelah dikurangi dengan hutang lancar pada suatu periode waktu tertentu.
c. Konsep Fungsional
Konsep fungsional menekankan pada aspek fungsi modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Fungsi modal kerja menurut Manullang (2005:15) adalah sebagai
berikut:
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya adanya kerugian karena debitur tidak membayar hutang, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga mendapatkan potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki “Credit Standing” yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya penilaian bank dan para kreditur akan kelayakan perusahaan untuk memperoleh kredit. Perusahaan juga dapat mengatasi peristiwa yang tidak terduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumen.
6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan bagi pelanggannya.
7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, supplies yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam masa resesi.
Peningkatan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau dijual atau karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal. Penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik dan dibeli atas utang jangka panjang dan modal naik. Sumber dan penggunaan dana dalam modal kerja sama seperti dalam sumber dan penggunaan dan dalam bentuk kas.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja merupakan suatu laporan yang menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja, perubahan pos-pos sumber dan penggunaan modal kerja serta posisi akhir modal kerja pada tahun periode tertentu.
Modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:
a. Pendapatan Bersih Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Tetapi sebagian dari modal ini harus digunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan yaitu berupa biaya penjualan dan biaya administrasi. Jadi pendapatan yang merupakan sumber modal kerja adalah pendapatan bersih dan jumlah modal kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisa laporan perhitungan laba rugi perusahaan.
b. Keuntungan dan Penjualan Surat-Surat Berharga Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual, dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan surat- surat berharga menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos “Surat-Surat Berharga” menjadi pos “Kas”. Keuntungan yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya bila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
c. Penjualan Aktiva Tetap, Investasi Jangka Panjang, Dan Aktiva Tidak Lancar Lainnya
Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang, dan aktiva lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.
d. Penjualan Obligasi Dan Saham Serta Kontribusi Dana Para Pemilik
Hutang hipotik, obligasi, dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya beban bunga disamping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.
e. Dana Pinjaman Dari Bank Dan Pinjaman Jangka pendek Lainnya Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancar, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat, atau kebutuhan jangka pendek lainnya.
f. Kredit Dari Supplier atau Trade Creditor Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, supplies, dan jasa-jasa yang biasa dibeli secara kredit atau wesel bayar. Apabila perusahaan f. Kredit Dari Supplier atau Trade Creditor Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, supplies, dan jasa-jasa yang biasa dibeli secara kredit atau wesel bayar. Apabila perusahaan
Penggunaan - penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
a. Kerugian operasional perusahaan Operasional perusahaan menimbulkan kerugian yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja. Kondisi ini dapat diketahui melalui laporan perhitungan laba – rugi pada suatu periode.
b. Pembelian Aktiva Tetap Guna keperluan peningkatan produksi atau penjualan, perusahaan membeli aktiva tetap yang baru untuk menggantikan aktiva tetap yang lama dan hal ini berakibat pada penggunaan dana atau modal kerja perusahaan.
c. Kerugian penjualan surat berharga jangka pendek Apabila penjualan surat berharga jangka pendek mengalami kerugian ( nilai jual lebih rendah daripada nilai perolehan) maka akan berakibat kerugian bagi perusahaan. Untuk menutupi kerugian inilah perusahaan menggunakan modal kerja.
d. Pembeliaan Obligasi Apabila pembelian obligasi berakibat menambah modal kerja, maka pembelian obligasi oleh perusahaan akan berakibat penggunaan atau mengurangi modal kerja. Demikian pula halnya apabila perusahaan d. Pembeliaan Obligasi Apabila pembelian obligasi berakibat menambah modal kerja, maka pembelian obligasi oleh perusahaan akan berakibat penggunaan atau mengurangi modal kerja. Demikian pula halnya apabila perusahaan
e. Prive Pengambilan uang untuk keperluan pribadi oleh pemilik perusahaan yang berakibat berkurangnya modal kerja. Disamping menggunakan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja, adapula pemakaian aktiva lancar yang tidak mengurangi modal kerja maupun jumlah aktiva lancar, misalnya :
• Pembelian efek secara tunai • Pembelian barang-barang dagangan atau bahan-bahan lainya
secara tunai. • Perubahan suatu bentuk piutang lainya, misalnya dari piutang
dagang menjadi piutang wesel.
B. 2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam Konsep Kas
Manajer keuangan suatu perusahaan harus mempertanggungjawabkan sumber peralihan dana dan bagaimana dana digunakan. Total penggunaan dana harus sama dengan total sumber dana.
Menurut Abdullah (2005:78), laporan sumber dan penggunaan dana (kas) adalah “laporan yang menggambarkan ringkasan sumber dan penggunaan dana (kas) perubahan pos-pos sumber dan penggunaan kas serta posisi akhir kas pada suatu akhir periode tertentu.”
Laporan ini disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Berkurangnya aktiva lancar selain kas, dapat berupa : • Berkurangnya piutang dan hasil pembayarannya masuk kedalam
kas. • Berkurangnya persediaan karena terjualnya barang-barang
sehingga hasil penjualan masuk kedalam kas.
b. Berkurangnya aktiva tetap Berkurangnya aktiva tetap dapat terjadi karena : • Dijual dan hasil penjualan aktiva tetap akan menambah kas. • Berkurangnya depresiasi, depresiasi ini merupakan sumber dana
yang berarti menambah kas.
c. Bertambahnya hutang-hutang Bertambahnya hutang jangka pendek maupun jangka panjang yang merupakan sumber dana.
d. Bertambahnya modal Penjualan saham baru misalnya akan menambah kas dan merupakan sumber dana.
e. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan Adanya laba ditahan, yang merupakan sumber dana dan tambahan yang memperbesar kas.
Sebaliknya perubahan yang mengakibatkan akan memperkecil kas merupakan penggunaan dana yang ditandai dengan :
a. Bertambahnya aktiva lancar selain kas Bertambahnya aktiva lancar ini mungkin disebabkan pembelian barang, dan pembelian jelas membutuhkan dana.
b. Bertambahnya aktiva tetap Dapat terjadi karena pembelian sehingga telah terjadi penggunaan dana dalam pembelian tersebut.
c. Berkurangnya hutang Berarti telah terjadi pembayaran hutang sehingga jumlah kas akan berkurang akibat pembayaran tersebut.
d. Berkurangnya modal Hal ini dapat terjadi karena perusahaan mengambil kembali saham- saham yang tertanam, dan ini berarti berkurangnya dana yang merupakan penggunaan dana.
e. Pembayaran deviden
Deviden dibayarkan dari laba netto setelah pajak. Adanya pembayaran ini jelas merupakan penggunaan dana.
f. Adanya kerugian dari operasi perusahaan Terjadinya kerugian, yang berarti perusahaan harus menutupi kerugian tersebut sehingga mengurangi dana yang ada.
C. Jenis – Jenis Modal Kerja
Modal kerja dapat dibedakan menjadi dua jenis (Sahyunan, 2004; 39) yaitu :
a. Modal kerja Permanen (Permanent Woking Capital)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran suatu usaha. Tanpa adanya modal kerja ini akan mengakibatkan operasi perusahaan akan berhenti. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan atas : • Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
• Modal Kerja Normal (Normal Working capital) Modal kerja normal adalah modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi normal secara dinamis.
b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang penggunaannya selalu mengalami perubahan sesuai dengan keadaan. Modal kerja ini dapat dibedakan atas ; • Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja ini jumlahnya berubah- ubah disebabkan karena fluktuasi musiman
• Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
• Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya adanya pemogokan buruh , banjir, perubahan ekonomi yang mendadak, dan sebagainya.
D. UNSUR–UNSUR MODAL KERJA
Unsur-unsur yang ada dalam modal kerja terdiri dari :
1. Kas
Kas merupakan harta yang paling lancar dalam suatu perusahaan yang berupa uang tunai, baik yang ada dalam perusahaan maupun di bank. Setiap perusahaan selalu membutuhkan kas untuk membiayai aktivitas usahanya. Oleh karena itu setiap perusahaan harus mempunyai persediaan uang kas, sebab perusahaan akan mengalami kesulitan atau tidak dapat menjalankan Kas merupakan harta yang paling lancar dalam suatu perusahaan yang berupa uang tunai, baik yang ada dalam perusahaan maupun di bank. Setiap perusahaan selalu membutuhkan kas untuk membiayai aktivitas usahanya. Oleh karena itu setiap perusahaan harus mempunyai persediaan uang kas, sebab perusahaan akan mengalami kesulitan atau tidak dapat menjalankan
Ada tiga motif memegang kas yaitu :
a. Motif Transaksi (transaction Motive) Motif Transaksi yaitu motif memegang kas untuk merencanakan pembayaran barang (bahan baku) dan gaji. Motif ini memungkinkan perusahaan untuk menjalankan operasi sehari-hari seperti melakukan pembelian dan penjualan yang berhubungan dengan likuiditas, karena itu juga disebut motif likuiditas.
b. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive) Motif berjaga-jaga yaitu motif memegang kas untuk melindungi perusahaan dari ketidakmampuan memenuhi kebutuhan akan kas. Motif ini berhubungan dengan ramalan atau proyeksi dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Bila ramalan cukup baik maka lebih sedikit kas yang dibutuhkan untuk menjaga keadaan darurat. Kas dibutuhkan lebih banyak jika perusahaan tidak dapat mencari pinjaman dalam waktu singkat untuk menutupi kebutuhan kas dengan segera. Motif ini dapat dipenuhi dengan memiliki aktiva yang dapat diuangkan.
c. Motif Spekulasi (Speculative Motive) Motif spekulasi yaitu motif memegang kas untuk memanfaatkan dana yang tidak digunakan guna mencari keuntungan secara tepat dengan memanfaatkan peluang yang tidak diduga.
2. Piutang
Piutang merupakan bagian dari aktiva lancar yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan kebijaksanaan penjualan kredit. Dengan adanya piutang ini berarti perusahaan telah menanam atau menginvestasikan modalnya yang diberikan pada pihak lain. Investasi dalam piutang merupakan bagian dari modal kerja.
Pimpinan perusahaan dalam melakukan manajemen piutang harus dapat menentukan jumlah piutang yang seimbang antara perolehan laba dan resiko. Perolehan laba dapat meningkat apabila manajer keuangan memperlunak persyaratan penjualan kredit. Namun hal itu juga akan menimbulkan berbagai biaya seperti perlunya menambah pegawai pada unit yang mengurus dan mengawasi administrasi kredit, meningkatnya biaya bunga pinjaman yang terkait dengan piutang. Oleh karena itu manajer keuangan harus mengupayakan agar perolehan laba meningkat karena penjualan kredit dapat menutup kenaikan berbagai biaya tersebut.
3. Surat-Surat Berharga
Surat berharga adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
Kelebihan dana yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk membeli surat-surat berharga. Pembelian ini dilakukan dengan tujuan untuk penjagaan likuiditas atau memperoleh pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga tersebut.
E. LAPORAN KEUANGAN
E.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut. (Sundjaja, 2002; 68)
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan serta ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain masyarakat dan pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan.
Kreditur menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali hutang dan bunganya. Pemilik perusahaan menggunakan data keuangan perusahaan untuk menaksir kondisi Kreditur menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali hutang dan bunganya. Pemilik perusahaan menggunakan data keuangan perusahaan untuk menaksir kondisi
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan merupakan pendukung dalam operasi perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Neraca
Neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan modal pada suatu saat tertentu Isi laporan neraca yaitu:
1) Harta (Aktiva) Harta atau aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah menjadi uang. Dalam penyajiannya didalam neraca, aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu: • Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang kas atau uang tunai baik dijual atau Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang kas atau uang tunai baik dijual atau
• Aktiva Tidak Lancar atau Aktiva Tetap Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur penggunaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang, yaitu yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran perusahaan.
2) Pasiva Pasiva merupakan kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada waktu tertentu. Berdasarkan jangka waktu pengembaliannya atau pelunasannya hutang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: • Hutang Lancar atau Hutang Jangka Pendek
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun sejak neraca disusun.
• Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
3) Modal Modal adalah dana yang bersumber dari pemilik perusahaan, yang disebut juga sebagai modal sendiri. Modal dapat diartikan juga sebagai 3) Modal Modal adalah dana yang bersumber dari pemilik perusahaan, yang disebut juga sebagai modal sendiri. Modal dapat diartikan juga sebagai
b. Perhitungan Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan jumlah penerimaan, biaya, dan laba yang dapat direalisasikan perusahaan selama satu periode tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Tujuan dari penyusunan perhitungan laporan laba rugi adalah untuk mengukur perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan, dan juga dapat menjelaskan bagaimana pertumbuhan atau pengurangan aktivitas yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang.
c. Laporan Laba Ditahan
Didalam sebuah perusahaan, disamping disajikan laporan laba rugi juga perlu disajikan laporan yang memperlihatkan perubahan laba yang ditahan. Laba yang ditahan adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan tidak semuanya dibagikan kepada para pemilik (pemegang saham) sebagai dividen tetapi sebagian akan ditahan dan ditanamkan kembali dalam perusahaan untuk berbagai keperluan.
d. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan bagian dari suatu laporan keuangan sebagai pelengkap, yang tujuannya memberikan informasi
mengenai berbagai perubahan perkiraan-perkiraan aktiva dan passiva untuk satu periode tertentu, yang umumnya satu tahun. Laporan ini merupakan ikhtisar perubahan sumber dan penggunaan modal kerja yang memperlihatkan dari mana sumber-sumber modal kerja diperoleh dan bagaimana penggunaan dan penggeluaran modal yang dilakukan. Untuk menganalisa hal tersebut, maka diperlukan neraca pada dua tahun berturut-turut sehingga penambahan dan penurunan suatu perkiraan pada neraca dapat diketahui dari suatu periode keperiode berikutnya yang akan memberikan dampak pada modal kerja. Berdasarkan uraian-uraian tentang laporan keuangan tersebut, maka berikut ini dilampirkan laporan keuangan pada PT. Coca Cola Distribution Indonesia untuk periode tahun 2004, 2005 dan tahun 2006:
Tabel 1 PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA MEDAN NERACA PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam ribuan rupiah)
KETERANGAN 2004
Aktiva Lancar Kas
464.000 Surat Berharga
3.500.000 Piutang Usaha
11.000.000 Persediaan
41.964.000 Aktiva Tetap Mesin
Total Aktiva Lancar
18.000.000 Akumulasi Penyusutan
(1.575.000) Gedung
16.050.000 Akumulasi Penyusutan
(1.495.000) Tanah
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva 83.444.000
PASIVA
Hutang Lancar Hutang Dagang
2.680.500 Hutang Wesel
4.680.000 Hutang Gaji
13.267.000 Hutang Jangka Panjang Obligasi Jangka Panjang
Total Hutang Lancar
32.336.500 Modal Modal Saham
4.310.000 Surplus Modal
Laba ditahan 32.130.500
Total Pasiva 83.444.000
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Tabel 2 PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA MEDAN NERACA PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam ribuan rupiah)
KETERANGAN 2005
Aktiva Lancar Kas
478.500 Surat Berharga
3.802.500 Piutang Usaha
12.837.000 Persediaan
44.625.000 Aktiva Tetap Mesin
Total Aktiva Lancar
18.945.000 Akumulasi Penyusutan
(1.755.000) Gedung
16.335.000 Akumulasi Penyusutan
(1.545.000) Tanah
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva 87.105.000
PASIVA
Hutang Lancar Hutang Dagang
2.790.000 Hutang Wesel
4.815.000 Hutang Gaji
13.725.000 Hutang Jangka Panjang Obligasi Jangka Panjang
Total Hutang Lancar
33.311.100 Modal Modal Saham
Surplus Modal 1.800.000 Laba ditahan
Total Pasiva 87.105.000
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Tabel 3 PT COCA COLA DISTRIBUTION INDONESIA MEDAN NERACA PER 31 DESEMBER 2006
(Dalam ribuan rupiah)
KETERANGAN 2006
Aktiva LancarQ Kas
450.000 Surat Berharga
3.825.000 Piutang Usaha
13.050.000 Persediaan
45.000.000 Aktiva Tetap Mesin
Total Aktiva Lancar
21.945.000 Akumulasi Penyusutan
(2.565.000) Gedung
16.875.000 Akumulasi Penyusutan
(1.815.000) Tanah
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva 90.000.000
PASIVA
Hutang Lancar Hutang Dagang
2.700.000 Hutang Wesel
4.950.000 Hutang Gaji
13.950.000 Hutang Jangka Panjang Obligasi Jangka Panjang
Total Hutang Lancar
33.930.000 Modal Modal Saham
Surplus Modal 1.800.000 Laba ditahan
Total Pasiva 90.000.000
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Tabel 4 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2004
Dalam Ribuan Rupiah) ( Keterangan
Penjualan 84.700.430 Harga pokok penjualan
71.423.670 Laba kotor
13.276.760 Total biaya operasi
867.652 NI sebelum Deviden Preferen
3.528.900 Deviden Preferen
120.000 NI tersedia untuk saham biasa
3.408.900 Deviden saham biasa
1.650.000 Penambahan pada laba ditahan
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Tabel 5 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 2005
Penjualan 90.000.000 Harga pokok penjualan
Laba kotor 16.668.000 Total biaya operasi
1.926.100 NI sebelum Deviden Preferen
3.953.900 Deviden Preferen
120.000 NI tersedia untuk saham biasa
3.833.900 Deviden saham biasa
1.740.000 Penambahan pada laba ditahan
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Tabel 6 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2006
(Dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan 2006
Penjualan 102.659.760 Harga pokok penjualan
84.000.000 Laba kotor
18.659.760 Total biaya operasi
2.119.660 NI sebelum Deviden Preferen
3.811.100 Deviden Preferen
120.000 NI tersedia untuk saham biasa
3.691.100 Deviden saham biasa
1.820.000 Penambahan pada laba ditahan
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia)
Tabel 7 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA PER 31 DESEMBER 2004 - 31 DESEMBER 2005
(Dalam Ribuan Rupiah)
PERUBAHAN MODAL KERJA KETERANGAN
NERACA
BERTAMBAH BERKURANG AKTIVA LANCAR
Surat Berharga
Piutang Usaha
Total Aktiva lancar
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Dagang
109,500 Hutang Wesel
135,000 Hutang Gaji
213,500 Total Hutang Lancar
Modal Kerja
2,661,000 458,000 Penambahan Modal Kerja
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia (diolah))
Tabel 8 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA PER 31 DESEMBER 2005 - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Ribuan Rupiah)
PERUBAHAN MODAL
KERJA KETERANGAN
NERACA
BERTAMBAH BERKURANG AKTIVA LANCAR
28,500 Surat Berharga
22,500 Piutang Usaha
168,000 Total Aktiva lancar
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Dagang
Hutang Wesel
135,000 Hutang Gaji
180,000 Total Hutang Lancar
Modal Kerja
493,500 343,500 Penambahan Modal Kerja
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia (diolah))
Tabel 9 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM ARTIAN KAS
PER 31 DESEMBER 2004 - 31 DESEMBER 2005
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber Penggunaan
Laba Bersih 3,953,900 Pembayaran Deviden 1,740,000 Bertambahnya Depresiasi Mesin
180,000 Bertambahnya Surat Berharga 302,500 Bertambahnya Depresiasi Gedung
50,000 Bertambahnya Piutang 1,837,000 Bertambahnya Hutang Wesel
135,000 Bertambahnya Persediaan 507,000 Bertambahnya Hutang Gaji
945,000 Bertambahnya Hutang dagang
213,500 Bertambahnya Mesin
109,500 Bertambahnya Gedung 285,000 Bertambahnya Obligasi
Total Sumber Dana
Total Penggunaan Dana 5,616,500
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia (diolah))
Tabel 10 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM ARTIAN KAS
PER 31 DESEMBER 2005 - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber Penggunaan
Laba Bersih 3,811,100 Pembayaran Deviden 1,820,000 Bertambahnya Depresiasi Mesin
810,000 Bertambahnya Surat Berharga 22,500 Bertambahnya Depresiasi Gedung
270,000 Bertambahnya Piutang 213,000 Bertambahnya Hutang Wesel
135,000 Bertambahnya Persediaan 168,000 Bertambahnya Hutang Gaji
3,000,000 Bertambahnya Obligasi
180,000 Bertambahnya Mesin
618,900 Bertambahnya Gedung 540,000 Berkurangnya Kas
28,500 Berkurangnya Hutang Dagang 90,000
Total Sumber Dana
Total Penggunaan Dana 5,853,500
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia (diolah))
Tabel 11 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM ARTIAN MODAL
PER 31 DESEMBER 2004 - 31 DESEMBER 2005
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber Penggunaan
1,740,000 Bertambahnya Kas
Laba Bersih
3,953,900 Pembayaran Deviden
945,000 Bertambahnya Depresiasi Mesin
14,500 Bertambahnya Mesin
180,000 Bertambahnya Gedung 285,000 Bertambahnya Depresiasi Gedung
50,000 Bertambahnya Modal Kerja 2,203,000 Bertambahnya Obligasi
Total Sumber Dana
Total Penggunaan Dana 5,173,000
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia (diolah))
Tabel 12 PT. COCA COLA DISTRUBUTION INDONESIA LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM ARTIAN MODAL
PER 31 DESEMBER 2005 - 31 DESEMBER 2006
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber Penggunaan
Laba Bersih
1,820,000 Bertambahnya Depresiasi Mesin
3,811,100 Pembayaran Deviden
810,000 Bertambahnya Mesin
Bertambahnya Depresiasi Gedung 270,000 Bertambahnya Gedung 540,000 Bertambahnya Obligasi
618,900 Bertambahnya Modal Kerja 150,000
Total Sumber Dana
Total Penggunaan Dana 5,510,000
(Sumber: PT. Coca Cola Distribution Indonesia (diolah))
F. MENENTUKAN BESARNYA KEBUTUHAN MODAL KERJA
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus diperhitungkan secara tepat agar kebutuhan modal kerja itu dapat disediakan dalam jumlah yang sesuai. Modal kerja yang terlalu besar akan mengakibatkan terjadinya pengangguran dana, sebaliknya modal kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi.
Dalam menghitung kebutuhan modal kerja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja tersebut yaitu:
1. Besar kecilnya kegiatan perusahaan Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat bergantung hanya pada satu sumber saja.
2. Kebijakan penjualan
Bagi perusahaan yang menjual secara kredit tentu memerlukan jumlah modal kerja yang lebih besar daripada perusahaan yang menjual secara tunai.
3. Kebijakan persediaan Semakin sering persediaan diganti (dijual dan dibeli kembali) maka kebutuhan modal kerja yang akan ditanamkan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien.
4. Kebijakan likuiditas Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan dengan menahan uang kas atau menciptakan saldo kas minimal.
2. Kebijakan pembelian Bagi perusahaan yang melakukan pembelian dengan kredit akan memerlukan modal kerja yang lebih kecil. Meskipun demikian perlu dipertimbangkan biaya kreditnya.