BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat dari Alang-Alang dengan Metode Peleburan Alkali dengan Kapasitas 3.000 Ton/Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asam Oksalat

  Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis dengan hidrolisis sianogen pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan logam, penyamakan kulit dan produksi kobalt. Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya (Kirk Othmer, 2007).

  Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai karbon yang lurus yang mempunyai rumus molekul C

  2 H

  2 O 4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer, 2007).

  2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat

  Asam oksalat dihidrat (C H O .2H O)

  2

  2

  4

  

2

   Berwarna putih, berbentuk kristal dan tidak berbau

  o

  : 101,5 C  Melting point

  

3

   Densitas : 1,653 gr/cm

  O

  ∆Hf (18 

  C) : -1422 kJ/mol  Berat molekul : 126 gr/mol

  o

   pH : 1 (10 g/l H

  2 O, 20

  C)  Tidak berbau  Hidroskopis

  2.1.2 Kegunaan Asam Oksalat

  Asam oksalat merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan pada industri sebagai berikut :  Sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari kerak.

  II-1

   Sebagai bahan peledak  Sebagai bahan pembuatan zat warna  Sebagai bahan analisa laboratorium  Sebagai bahan dalam industri lilin  Sebagai bahan kimia dalam fotografi.

2.2 Tanaman Alang-alang

  Alang-alang atau Imperata Cylindrica adalah tanaman liar dan merupakan tanaman pengganggu pertanian yang merisaukan karena sifatnya yang mudah dan cepat berkembang biak, di berbagai tempat terlebih di tempat yang tanahnya subur dapat mencapai ketinggian 1,0

  • – 2,0 meter.

Gambar 2.1. Alang alang

  Klasifikasi tanaman alang-alang adalah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Divisi : Liliopsida Kelas : Poales Famili : Poaceae Genus : Imperata Species : Imperata Cylindrica Di beberapa daerah di Indonesia alang-alang dikenal dengan nama ilalang.

  Alang-alang merupakan tumbuhan menahun dan tumbuh liar di lahan terbuka atau sedikit terlindung, seperti ladang atau perkebunan. Alang-alang banyak terdapat di pulau Jawa dengan ketinggian tempat tumbuh dari 0-2700 mdpl (Djauhariya dan Hernani, 2009). Alang-alang dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Alang-alang dapat menurunkan pH tanah.

  Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitritifikasi menunjukkan korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang (Santoso, 1990).

2.3 Sifat-sifat Bahan Utama

2.3.1 Sifat Bahan Utama

A. Alang-alang

  Bereaksi dengan kalsium oksalat membentuk asam oksalat (C

  C  Titik didih : 270 C

  o

  C  Melting Point : 10,49

  o

  Sifat Fisika  Berupa cairan kental tidak berwarna/jernih  Berat Molekul : 98,08 g/mol  Spesifik Gravity : 1,839 pada 14,5

  2 O)

  2 O 4 .2H

  2 H

  C. Asam Sulfat (H

  Komposisi Alang-alang :  Abu : 5,42 %  Silika : 3,6 %  Lignin : 18,12 %  Pentosan : 28,58 %  Alfa Selulosa : 44,28%

  C) 17,6/ gr/l

  o

   Higroskopis  Kelarutan : Air dingin (10

  3 Sifat Kimia :

  C)  Density : 2.126 gr/cm

  o

  F(21,1

  o

  Sifat Fisika :  Putih berbentuk kristal  Berat molekul : 74,1 gr/mol  Spesifik Gravity : 2.130 pada 70

  2 (Kalsium Hidrosida) Dalam proses bereaksi dengan selulosa membentuk calcium oksalat.

  B. Ca(OH)

2 SO 4 )

  Sifat Kimia  Korosif  Termasuk asam kuat  Dapat bereaksi dengan berbagai macam campuran organik untuk produksi yang berguna  Dapat melarutkan logam  Merupakan pengoksidasi kuat  Bersifat higroskopis

D. CaSO H O 4.

2 Merupakan limbah hasil reaksi pembentukan asam oksalat pada reaktor asam oksalat.

  Sifat Fisika  Berat Molekul : 171,1798 g/mol

  : 2,32  Spesifik Gravity

  o

   Kelarutan : 0,92 pada 100 g H

  2 O (15

  C) Sifat Kimia

   Keras, berupa serbuk putih pada waktu kering, berbentuk paste putih ketika tercampur air.

E. CaC O (Kalsium oksalat )

  2

4 Merupakan hasil reaksi intermediet dari keseluruhan proses untuk

  2-

  mengikat (C

  2 O 4 ) dari reaksi pembentukan kalsium oksalat pada reaktor

  kalsium oksalat, setelah C H O direaksikan dengan Ca(OH)

  5

  10

  5

  2 Sifat Fisika

   Berat Molekul : 176,18

  o

   Spesifik Gravity : 1,55 pada 20 C

  o

   Kelarutan : 5 pada 5 C

  o

  : 45,5 pada 80 C  Boiling Point : 1200  30 Sifat Kimia  Larut Dalam air

2.4 Pembuatan Asam Oksalat

1. Oksidasi Karbohidrat

  2 H

  5

  2 O

  V

  Dalam pembuatan asam oksalat dengan proses ini bahan dasarnya mengandung 60 % larutan glukosa. Temperatur pada proses ini perlu dikontrol dan dijaga. Untuk menghindari terjadinya oksidasi asam oksalat menjadi karbondioksida, maka ditanggulangi dengan penambahan asam sulfat. Kemurnian produk akhir adalah 99 % dengan konversi asam oksalat pada proses ini adalah 63

  Produksi asam oksalat dengan oksidasi karbohidrat masih dapat dikembangkan karena banyaknya bahan baku seperti limbah pertanian (Kirk- Othmer, 2007).

  2 O Glukosa Asam Nitrat As.Oksalat N.oksida Nitro oksida Nitrit Air

  2 O + 9NO 2 + 30H

  

2 O

4 + 3NO + 9N

  15C

  Asam Oksalat dapat disintesis dengan beberapa metode yaitu :

  3

  12 O 6 + 30HNO

  6 H

  5C

  Reaksi :

  C dengan katalis vanadium pentoksida (Kirk Othmer, 2007).

  o

  ini bahan yang digunakan adalah bahan yang banyak mengandung karbohidat, misalnya tepung. Dimana tepung yang digunakan biasanya adalah tepung jagung, tepung gandum, tepung ubi jalar atau tepung yang lainnya dan bisa juga menggunakan gula atau mollases. Ketika digunakan bahan baku seperti selulosa maka harus dihidrolisa terlebih dahulu dengan asam sulfat, sehingga menjadi monosakarida. Glukosa ini kemudian dioksidasi dengan asam nitrat pada temperatur 63-85

  dextrin dan selulosa dengan menggunakan asam nitrat. Biasanya untuk proses

  Cara ini ditemukan oleh “Scheele” pada tahun 1776. Asam oksalat diproduksi dengan mengoksidasi karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, starch,

  • – 65 %. Prosesnya dapat dilakukan secara batch maupun kontinyu (Kirk Othmer, 2007).

  H O 2 Proses CO 2 Asam

Nitrat

Fe 2 (SO4) 3 Absorber CO Air H SO 2 4 CO 2 NO 2 CO Glukosa starch

Proses Proses Oksidasi

  Hidrolisa Glukosa Recycle mother liquor Asam Oksalat mother liquor Proses Pemisahan Proses Proses Mother Liquor dari Penkristalan

  Evaporasi Asam Oksalat asam oksalat Kristal asam oksalat Proses Pelarutan kembali kristal Asam Mother Liquor Oksalat Asam Oksalat mother liquor Proses Penkristalan

  Proses Pemisahan kembali asam Mother liquor yang oksalat terikut dari kristal asam oksalat

  Proses Pengeringa asam Oksalat Produk asam oksalat 99 %

Gambar 2.3. Proses Oksidasi Glukosa dengan Asam Nitrat

2. Proses Etilen Glikol

  Dalam proses ini etilen glikol dioksidasi dalam campuran 30-40 % asam sulfat dan asam nitrat 20-25 % dengan 0,001-0,1 % vanadium pentoksida pada

  o

  suhu 50-70 C untuk menghasilkan asam oksalat lebih dari 93 % (Kirk Othmer, 2007).

  Proses ini telah dikembangkan di Jepang oleh Mitsubishi Gas Chemical yang memproduksi 12.000 Ton/tahun asam oksalat. Etilen Glikol teroksidasi

  o

  dengan konsentrasi 60 % asam nitrat pada 0,3 MPa (43,5 psi), 80 C dengan oksigen. Inisiator seperti NaNO

  2 dapat membantu menghasilkan oksida

  nitrogen dan promotor seperti senyawa vanadium atau asam sulfat yang digunakan untuk mempercepat reaksi oksidasi. Yield asam oksalat yang dihasilkan adalah 90 % (Kirk Othmer, 2007).

  Reaksi berlangsung sesuai persamaan reaksi berikut (CH OH) + 4NO (COOH) + 4NO +

  2

  2

  2

  2

  2H

2 O

  Etilen Glikol Nitrit As.Oksalat N.Oksida Air

  4NO + 2O

  2

  4NO

  N.oksida Oksigen N.oksida

  Keseluruhan: (CH OH) + 2O (COOH) + 2H 2 O

  2

  2

  2

  2 E.Glikol Oksigen As.Oksalat Air H O 2 Proses Absorber

  Asam nitrat Fe (SO ) 2 4 2 NO 2 Ethylene Glikol Proses Oksidasi Etilen Glikol Asam

  Oksalat Recycle mother liquor mother liquor Proses

  Proses Pemisahan Proses Penkristalan mother liquor dari Asam

  Evaporasi Asam Oksalat

  Oksalat Kristal Asam Oksalat Proses Pelarutan kembali kristal Asam

  Oksalat Mother Proses Proses Pemisahan

  Liquor Penkristalan Mother liquor yang kembali asam terikut dari kristal Asam Kristal As. oksalat Oksalat

  Oksalat Proses pengeringan Asam oksalat

  Produk Asam Oksalat 99 %

Gambar 2.4. Proses Oksidasi Etilen Glikol dengan Asam Nitrat

3. Proses Propilen

  Pembuatan asam oksalat dengan oksidasi propylene, menggunakan gas bersih dari stok umpan pada operasi cracking minyak bumi. Pada proses propilen, propilen dioksidasi oleh asam nitrat melalui 2 tahap: Tahap pertama propilen direaksikan dengan NO cair untuk menghasilkan produk antara

  2

  berupa asam α-nitrotolactid yang selanjutnya dioksidasi pada temperatur tinggi untuk menghasilkan asam oksalat (Kirk Othmer, 2007).

  Rhone-Poulenc (Prancis) mengembangkan sebuah versi modifikasi dari proses pembuatan asam oksalat atau asam laktat, atau keduanya dari propilen. Pada tahun 1978, 65.000 ton/tahun asam oksalat diproduksi di seluruh dunia dengan proses ini, Pada 1990-an proses ini dioperasikan hanya oleh Rhone- Poulenc (Kirk Othmer, 2007).

  Reaksi oksidasi Rhone-Poulenc seperti persamaan reaksi berikut: CH CH=CH + 3HNO CH CHCOOH + 2NO + 2H O

  3

  2

  3

  3

  2 ONO

  2 Propilen As.Nitrat α-nitrolactid N.oksida

  CH

  3 CHCOOH + 5/2 O 2 (COOH) 2 + CO 2 + HNO 3 + H

  2 O

  ONO

2 As.Oksalat K.Dioksida N.oksida Air

  α-nitrolactid Oksigen o

  Pada langkah pertama, propylene dicampurkan pada 10-40 C dengan asam nitrat, konsentrasi dijaga pada 50-75 w% dan perbandingan rasio molar untuk propilena 0,01-0,5 hingga terkonversi menjadi asam

  α-nitratolactic dan asam laktat. Pada tahap kedua asam α-nitratolactic teroksidasi oleh oksigen

  o

  dengan adanya katalis pada 45-100 C untuk menghasilkan asam oksalat dihidrat. Secara keseluruhan dengan konsentrasi propylene lebih besar dari 90% untuk menghasilkan konversi propylene 77,5% (Kirk Othmer, 2007).

4. Proses Dialkil Oksalat

  • CuCl

  Pd + 2CuCl

  )2

  2CO + 2ROH + ½ O2 (COOR

  Overall

  2 O Cu(II) klorida As.Klorida Oksigen Cu(II) klorida Air

  2

  2 Cl

  2

  Cu

  2 Paladium Cu,Klorida Pd.Kloridda Cu(II) klorida

  2 Cl

  2 PdCl 2 + Cu

  2 (COOR) 2 + 2HCl + Pd Karbon D Alkohol Pd.Klorida Dialkil Oksalat As.Klorida Paladium

  2CO + 2 ROH + PdCl

  dalam system redoks dengan persamaan reaksi berikut :

  2

  2

  Sintesis pertama yang dilaporkan dengan menggunakan contoh PdCl

  Asam oksalat dihasilkan dengan hidrolisis diester asam oksalat dengan gas CO dengan produk samping alkohol. Pada tahun 1978 UBE Industries (Jepang) mengkomersialisasikan proses dua-langkah ini (Kirk Othmer, 2007).

  Liquid NO 2 Gambar 2.5. Proses Oksidasi Propilen Glikol

  Asam Oksalat Alfa Nitrolactic Acid Propylene 100 %

  Pengeringan Asam Sulfat Asam Oksalat Air

  Kristalisasa Proses Penyaringan H 2 SO 4 dari asam oksalat Proses

  Proses Oksidasi Pertama Proses

  Proses Kondensasi Proses oksidasi kedua

  • 2HCl + ½ O2 2 Cu
  • H

2 Cl

  • H2O
Karbon D Alkohol Oksigen Dialkil Oksalat Air

  (COOR)

  2 + H2O (COOH) 2 + 2ROH

Dialkil Oksalat Air As.Oksalat Alkohol

5. Proses Peleburan Alkali

  Pembuatan asam oksalat dengan proses peleburan alkali menggunakan bahan baku yang mengandung selulosa tinggi seperti serbuk gergaji, sekam, tongkol jagung, dan lain-lain. Bahan ini dilebur dengan calcium hidroksida pada suhu 240

  • – 285ºC. Produk ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat untuk membentuk asam oksalat.

  Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: (C

6 H

  10 O 5 )n + 3n Ca(OH) 2 + 6,5n O

  2 Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen

   CaC

  2 O 4 + nCa(CH

  3 COO) 2 + n(HCOOCa)+9H

  2 O+4CO

  2 Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida

  CaC

  2 O 4 + H

  2 SO

4  (COOH)

2 + CaSO

  4 Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat

  Konversi yang diperoleh dari proses ini kurang dari 45 % dengan kemurnian produk sebesar 60 % (Isti Azra, dkk., 2011).

  Proses Proses Pemasakan Bahan Baku

  Proses Penyaringan Pendinginan dengan NaOH Proses

  CaCl 2 Pengkristalan H2SO 4 Kristal Asam

Gambar 2.6. Proses Peleburan Alkali

  Oksalat 6.

  Fermentasi Glukosa

  Asam oksalat dapat dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi gula dengan menggunakan jamur (seperti Aspergillum atau Penicillium) sebagai pengurainya. Produk yang diperoleh kemudian disaring, diasamkan dan dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya dengan evaporator dan hasilnya dikristalkan. Kemudian dilakukan pengeringan untuk memisahkan produk dengan airnya. Hasil dari asam oksalat tergantung dari nutrient (nitrogen) yang ditambahkan.

  Air Air Proses pengendapan Persiapan Proses hasil fermentasi fermentasi fermentasi

  Mollases nutrient Ca(OH) 2 H SO Asam 2 4 Endapan Oksalt

  

Proses pemisahan gypsum Proses Proses

gypsum dari asam pembentukan pengambilan oksalat asam oksalat asam oksalat Ca Oksalat dari asam sitrat

  CaSO 4 Proses Proses Air pengeringan

  Pemekatan asam oksalat Asam Oksalat Produk asam oksalt 99 %

Gambar 2.7. Proses Fermentasi Glukosa

7. Metode Baru

  Banyak upaya telah dilakukan untuk mensintesis asam oksalat dengan reduksi elektrokimia karbon dioksida baik dengan elektrolit cair maupun tidak cair, misalnya, asam oksalat dibuat dari CO sebagai garam Zn yang dalam sel

  2

  terbagi atas Zn anoda dan katoda stainless steel di asetonitril yang mengandung (C

  4 H 9 )

4 NClO 4 dengan efesiensi lebih besar dari 90 % (Kirk Othmer, 2007).

Tabel 2.1 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesa Asam

  Oksalat

   Prosesnya memerlukan biaya yang cukup mahal dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

  7. Metode Baru  Efisiensi proses yang sangat tinggi (>90%).

   Prosesnya yang cukup panjang yaitu gula difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan jamur aspergillus atau penicillium.

   Bahan utama yang berasal dari karbohidrat mudah didapat.

  6. Fermentasi Glukosa

   Asam oksalat yang dihasilkan tidak terlalu besar (yield < 45 %).

  4 .

  dan H

  2

   Proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan penambahan Ca(OH)

   Bahan yang digunakan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, dll.

  5. Proses Peleburan Alkali

   Menggunakan proses yang kompleks.

  4. Proses Dialkil Oksalat

   Menggunakan proses yang cukup sulit.

  3. Proses Propilen  Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield 75 %).

   Menggunakan bahan baku yang mahal, yaitu etilen glikol.

  2. Etilen Glikol  Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield > 90 %).

  .

  2 O 5 /Fe 3+

  V

   Diperlukan katalis tertentu yaitu

   Bahan bakunya mahal seperti tepung tapioka, tepung jagung dan lain- lain.

   Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield 63-65 %).

  1. Oksidasi Karbohidrat

  Metode Keuntungan Kerugian

2 SO

2.5 Deskripsi Proses

  Berdasarkan metode proses pembuatan asam oksalat, dipilih salah satu yaitu proses peleburan alkali. Dengan alasan bahan yang digunakan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, disamping itu proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan penambahan Ca(OH)

  2 ,

  dan H SO 2 4 .

  Dalam pembuatan asam oksalat dihidrat dengan proses peleburan alkali ini, terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Proses Pembentukan Natrium Oksalat (Peleburan Alkali)

  Alang-alang yang mengandung selulosa tinggi dan larutan Ca(OH)

  2 dengan

  konsentrasi 50% dengan perbandingan 1:1,5 dialirkan ke dalam reaktor dimana

  o

  operasi berlangsung pada suhu 98

  C. Didalam reaktor terjadi reaksi antara alang- alang dan larutan Ca(OH)

  2 Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

  (C

  6 H

  10 O 5 )n + 3n Ca(OH) 2 + 6,5n O

  2 Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen

   CaC

  2 O 4 + nCa(CH

  3 COO) 2 + n(HCOOCa)+9H

  2 O+4CO

  2 Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida

  2. Proses Pemisahan I

  Sebelum masuk pada proses pemisahan, bahan yang keluar dari reaktor terlebih didinginkan. Pada proses pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan filtrat yang mengandung kalsium oksalat.

  3. Proses Pengasaman

  Setelah hasilnya masuk pada tahap pengasaman dengan menggunakan asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : CaC

  2 O 4 + H

  2 SO

  

4 C

  2 H

  2 O 4 + CaSO

  4 Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat

4. Proses Pemisahan II

  Asam oksalat dan kalsium sulfat dipisahkan hingga memperoleh asam oksalat sebagai filtat.

  5. Proses Evaporasi I

  Pada proses evaporasi ini filtrat yang berupa asam oksalat dipekatkan kemudian dialirkan menuju tahap kristalizer.

  6. Proses Kristalizer

  Asam oksalat dari evaporator dialirkan menuju kristalizer untuk didinginkan sampai 30

  o

  C hingga terbentuknya kristal dihidrat. Kemudian asam oksalat dialirkan menuju proses pemisahan.

  7. Proses Pemisahan III

  Pada tahap ini bertujuan memisahkan kristal dari mother liquornya (yang berupa asam oksalat yang tidak mengkristal, H

  2 O dan impurities

PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI

  TK-01 5 1 Unit Asam Asetat WP SC CTWR RC-01 BP-01 BC-01 1 30 3 30 TK-03 1 BE-02 FP-01 EV-01 C-02 CF-01 BP-02 SC-04 SC-05 FC STEAM CWT FC G-01 BP-03 22 ALIRAN MASSA NO KETERANGAN TEMPERATUR ( oC ) FC TC 1 2 3 4 5 TEMPERATUR CONTROLLER FLOW CONTROLLER SIMBOL 9 NO SIMBOL KETERANGAN 10 CWT WP STEAM SC CTWR COOLING WATER RETURN (TOWER) 8 7 K-01 6 STEAM CONDENSATE WATER PROCESS STEAM COOLING WATER TOWER SC-01 VS-01 SC-02 RV-01 BE-01 UTILITAS 25 CF-01 Centrifuge 1 23 C-02 Cooler 1 22 EV-01 Evaporapor 1 21 P-01 Pompa 1 20 BP-01 Bak Penampung 1 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 1 12 11 11 18 C-01 Cooler 1 19 FP-01 Ftlter Prees 1 1 12 11 11 16 TP-03 Tangki Penampung H2SO4 1 17 R-02 Reaktor Asam Oksalat 1 15 BE-02 Bucket Elevator 1 14 RVF-01 Rotary Vacuum Filter 1 13 SC-03 Screw Conveyor 1 12 VS-01 Vibrating Screen 1 11 SC-02 Screw Conveyor 1 10 TP-01 Tangki Pendingin 1 9 BC-01 Bucket Conveyor 1 8 SC-01 Screw Conveyor 1 7 R-01 Reaktor Kalsium Oksalat 1 6 TK-02 Tangki Penampung Oksigen 1 5 TK-01 Tangki Penampung Ca(OH)2 50% 1 4 BC-01 Belt Conveyor 1 3 BP-01 Tangki Penampung Alang-alang 1 2 RC-01 Rotary Cutter Knife 1 30 BP-03 Bak Penampung 1 29 VS-02 Vibrating Screen 1 28 BM-01 Ball Mill 1 27 SC-04 Screw Conveyor 1 1 G-01 Gudang Bahan Baku KETERANGAN JUMLAH 1 No KODE 26 BP-02 Bak Penampung 1 24 K-01 Kristalizer CasO4 (Gypsum) 1 SC-03 BP-01 P-01 Humus VS-02 G-02 C-01 BM-01 TK-02 R-01 32 G-02 Gudang Produk 1 31 SC-05 Screw Conveyor FC 1 TEKANAN (Atm) TP-01 9 1 98 6 1 30 11 1 35 13 1 35 12 1 35 17 1 34,6 16 1 34,6 15 1 25 1 18 30 19 1 80 20 1 55 54,6 21 1 54,6 25 1 100 26 1 100 27 1 55 28 1 30 30 1 30 29 1 30 33 1 30 32 1 30 34 1 FC 30 R-02 FC TC 2 1 30 1 1 30 7 1 98 8 1 98 10 1 35 14 1 35 23 1 54 ,6 24 1 54,6 31 1 FC 30 TC TC FC TC

  Skala : Tanpa Skala Nama : Andrew Faguh Sitanggang NIM : 120425002 Nama : Dr. Ir. Iriany, MSi NIP : 19640613 199003 2 001 Diperiksa / Disetujui Digambar Tanggal Tanda Tangan DIAGRAM ALIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN KAPASITAS 3.000 TON/TAHUN PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 3 1 30 Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

26

27 28 29 30 31 32 33 1055,815 1055,815 1055,815 34 Selulosa 1055,815 Abu 129,235 129,235 129,235 129,235 Silika 85,839 85,839 85,839 85,839 Lignin 432,054 432,054 432,054 432,054 Pentosan 681,463 681,463 681,463 681,463 Ca(OH) O 2 1788,305 1064,876 1064,876 1064,876 1064,876 1058,902 5,974 1058,902 1057,880 1,022 CaC 2 677,807 2 O Ca(CH 4 417,112 417,112 417,112 417,112 417,112 414,772 2,340 414,772 414,772 3 COO) Ca(HCOO) 2 514,873 514,873 514,873 514,873 514,873 512,533 2,340 512,533 512,038 0,495 H 2 423,630 423,630 423,630 423,630 423,630 420,741 2,888 420,741 420,335 0,406 CO 2 O 1788,305 2316,213 2316,213 2316,213 2316,213 2316,213 2303,219 12,993 2303,219 103,693 2404,688 2,224 1956,290 1959,012 1959,012 1955,260 3,752 1955,260 1955,260 1663,199 292,060 292,060 185,091 5,094 179,997 5,094 5,145 0,051 5,094 Humus 1328,591 1328,591 1328,591 1328,591 1328,591 1328,591 2 573,529 C 2 H 2 O 4 291,637 291,637 291,078 0,559 291,078 291,078 291,078 291,078 23,655 0,651 23,004 0,651 0,658 0,007 0,651 CH 3 COOH 0,376 0,376 0,375 0,001 0,375 0,375 0,375 HCOOH 0,288 0,288 0,287 0,001 0,287 0,287 0,287 CaSO 4 63,905 63,905 443,426 H 2 SO 4 383,433 443,426 443,426 63,783 0,122 63,783 63,783 63,783 Impuritis 64,445 64,445 2,394 62,051 2,394 1,774 0,018 1,756 C 2 H 2 O 4 .2H 2 O 374,393 370,649 3,744 370,649 375,038 3,750 371,287 Jumlah 2384,407 2384,407 2384,407 2384,407 3576,610 677,807 6638,824 5000,419 6065,295 6065,295 6065,295 4710,168 1355,127 4710,168 103,693 4394,941 418,920 2339,723 2758,643 2758,643 2310,783 447,860 2310,783 2310,783 1663,199 647,584 647,584 647,584 378,788 268,796 378,788 382,614 3,826 378,788 Universitas Sumatera Utara