BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Struktur Modal - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Ef

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan kombinasi proporsi utang dan modal dalam
memenuhi kebutuhan pendanaan sebuah perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya.Menurut Syahrial (2008, hal. 179) ”Struktur modal merupakan
perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari hutang jangka
pendek yang bersifat permanen dan hutang jangka panjang dengan modal sendiri
yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.” Menurut Sartono (2001:25),
yang dimaksud dengan struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang
jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan
saham biasa. Struktur keuangan adalah perimbangan antara utang dengan modal
sendiri. Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan. Sedangkan Bringham dan Gapenski (2003) dalam Rodoni dan Ali
(2014 : 129), menjelaskan struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan
dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah engan cara
menggunakan hutang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.
Struktur modal menunjukkan tentang keputusan pendanaan dalam sebuah
perusahaan. Kebutuhan pendanaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun

eksternal. Pendanaan internal berasal modal pemilik dan laba ditahan. Sedangkan
pendanaan eksternal berasal dari utang dan penerbitan saham baru.Oleh sebab itu,

17

struktur modal menyatakan adanya hubungan campuran antara hutang dan modal
sendiri dalam struktur keuangan jangka panjang (Sadalia, 2010 : 131).
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana secara
internal, maka akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar.
Akan tetapi, tidak semua perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya sendiri.
Sehingga apabila hal tersebut terjadi maka perlu dipertimbangkan penggunaan
modal

dari

luar

perusahaan

yakni


hutang.

Perusahaan

harus

mampu

mempertimbangkan proporsi hutang dan modal sendiri yang optimal agar dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting
dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan.
2.1.2 Sumber Pendanaan Perusahaan
Untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat dilihat dari segi
sumber pendanaan perusahan. Jika kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai
aktivitas yang bersifat jangka pendek maka akan lebih baik jika diambil dari yang
bersumber pengeluaran jangka pendek (short term expenditures) dan jika untuk
membiayai aktivitas jangka panjang maka akan lebih baik jika diambil dari yang
bersumber pengeluaran jangka panjang (long term expenditure).
Menurut Irham Fahmi (2014 : 186), sumber pendanaan terbagi atas 2 jenis,

yaitu:
1. Sumber dana untuk pengeluaran jangka pendek.
Adapun sumber-sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai
pengeluaran jangka pendek terdiri atas:

18

a. Pinjaman perbankan yang bersifat jangka pendek.
b. Hutang dagang.
c. Factoring. Factoring merupakan suatu kondisi dimana sebuah
perusahaan membutuhkan dana dan memiliki piutang, dimana
selanjutnya piutang tersebut dijual kepada suatu lembagayang siap
menampung dan mau menerima untuk membayarnya seperti lembaga
keuangan dan sejenisnya.
d. Letter of Credit (L/C). Letter of credit merupakan janji tertulis dari
bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada
perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah terpenuhi.
e. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan.
2. Sumber dana untuk pengeluaran jangka panjang.
Adapun sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai pengeluaran

jangka panjang adalah:
a. Penjualan obligasi, merupakan salah satu jenis surat berharga yang
memiliki masa waktu yang panjang sekitar 5 sampai 10 tahun.
b. Hutang perbankan yang bersifat jangka panjang. Perusahaan dapat
meminjam dari perbankan untuk jangka waktu 10 sampai 15 tahun.
Bambang Riyanto(2001 : 227), menjelaskan sumber dana dalam struktur
modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Modal asing atau hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang yang memiliki jangka waktu
umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini

19

padaumumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan
(ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal
untuk keperluan tersebutmeliputi jumlah yang besar.
Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari:
a. Hutang hipotik (mortgage)
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin
denganaktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).

b. Obligasi (bond)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa
perusahaanmeminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dalam jangkawaktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran
kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang
dibelanjai dengan pinjaman obligasitersebut dan dari keuntungan.
2. Modal atau ekuitas sendiri terdiri dari:
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber
intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan yaitu laba
ditahan, sedangkan sumber ekstern berasal dari modal saham yang berasal
dari pemilik perusahaan.
a. Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan
dimana modal saham terdiri dari:

20

(i)Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya dalam
posisi paling dalam pembagian dividend an ha katas kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Syahyunan,
2013 : 41).
(ii) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa. Persamaan terhadap
obligasi yakni adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
dividennya tetap, dan memiliki hak tebus serta dapat dipertukarkan
dengan saham biasa.
Persamaan terhadap saham biasa yakni mewakili kepemilikan
ekuitas, tidak memiliki tanggal jatuh tempo, serta membayar
dividen (Syahyunan, 2013 : 41)
b. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan
sebagaideviden. Penyisihan laba ditahan dilakukan berdasarkan
kebutuhan perusahaan dan atas persetujuan pemegang saham
perusahaan.

21


2.1.3Teori Struktur Modal
2.1.3.1 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori struktur modal modern pertama kali dikemukakan oleh Profesor
Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller pada tahun 1958, yang selanjutnya
disebut dengan teori MM. Teori MM dibagi kedalam dua bagian yaitu teori MM
tanpa pajak dan teori MM dengan pajak.
1) Teori MM – Tanpa Pajak
Dalam teori MM tanpa pajak dijelaskan bahwa struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan dengan memiliki beberapa asumsi, diantaranya:
a. Tidak terdapat agency cost.
b. Tidak ada pajak.
c. Investor dapat berhutang dengan suku bunga yang sama dengan
perusahaan.
d. Investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen mengenai
prospek perusahaan di masa depan.
e. Tidak ada biaya kebangkrutan
f. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh
penggunaan dari utang.
g. Para investor adalah price-takers.

h. Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar.
Teori MM tanpa pajak menyatakan dua preposisi yang dikenal sebagai
preposisi MM tanpa pajak yaitu (Syahyunan, 2013:60) :


Preposisi I
“Jika tidak ada pajak nilai perusahaan tidak tergantung pada struktur
modal (menggunakan hutang atau tidak). Hal ini terjadi karena nilai
perusahan yang menggunakan hutang sama dengan perusahaan yang
tidak menggunakan hutang akibat kemungkinan munculnya proses
arbitrase.Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai
investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit.”



Preposisi II
“Penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan, karena
keuntungan dari biaya hutang yang lebih kecil ditutup dengan naiknya

22


biaya modal sendiri yang diinginkan pemilik akibat meningkatnya
risiko yang disebabkan meningkatnya penggunaan hutang.”

2) Teori MM – Dengan Pajak
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis karena kenyataannya
peraturan pemerintah mengharuskan pembayaran pajak bagi setiap perusahaan.
Oleh sebab itu, pada tahun 1963, MM menerbitkan lanjutan teori mengenai
adanya efek pajak (Bringham dan Houston, 2006 : 37). Dalam teori MM dengan
pajak juga terdapat 2 (dua) preposisi, yaitu:


Preposisi I
“Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai perusahan yang
tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga
hutang. Implikasinya adalah pembiayaan dengan hutang sangat
menguntungkan dan struktur modal optimal adalah penggunaan seratus
persen hutang.”




Preposisi II
“Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya
hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan
dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi
teori tersebut adalah sebaiknya perusahaan menggunakan hutang
sebanyak-banyaknya.”

2.1.3.2 Teori Pendekatan Miller
Merton Miller pada tahun 1976 mengajukan suatu teori struktur modal
yang meliputi pajak untuk penghasilan pribadi berupa pajak penghasilan dari
saham dan pajak penghasilan dari obligasi (Syahyunan, 2013 : 64)
Kesimpulan yang dikemukakan Miller (Bringham dan Houston, 2006 : 37)
yaitu:
a. Dapat dikurangkannyabunga untuk tujuan pajak menguntungkan
pengggunaan pembiayaan dengan hutang.

23

b. Perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari

saham menguntungkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada
saham sehingga menguntungkan penggunaan pembelanjaan dengan
ekuitas.

2.1.3.3Trade-off Theory
Menurut trade-off theory yang dikemukakan oleh Myers (2001) dalam
Syahyunan (2013:69) bahwa “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat
tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama
dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”. Biaya kesulitan keuangan
adalah biaya kebangkrutan (bankcruptcy cost) atau reorganization, dan biaya
keagenan (agency costs) yang meningkat akibat turunnya kredibilitas suatu
perusahaan.
Dalam kenyataannya, jarang perusahaan menggunakan hutang 100 persen.
Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa pemegang saham mendapat
keuntungan dari pajak keuntungan modal yang lebih rendah. Lebih penting lagi,
perusahaan membatasi penggunaan hutang untuk menekan biaya-biaya yang
berkaitan dengan kebangkrutan.

2.1.3.4Agency Cost Theory
Dalam agency cost theory dikemukakan bahwa di perusahaan terjadi
konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang hutang versus
pemegang saham. Jika hutang meningkat maka konflik diantara keduanya akan
semakin meningkat, karena potensi kerugian yang akan diterima pemegang

24

hutang akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang hutang akan
semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan dapat
dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat,
menambah jumlah akuntan, dan sebagainya) dan bisa juga dalam bentuk kenaikan
tingkat bunga. Dalam situasi lain pihak manajemen sebagai agen perusahaan juga
dapat terlibat konflik dengan pemegang saham. Apabila manajemen tidak
memiliki saham di perusahaan, maka keterlibatan manajer akan semakin
berkurang. Hal tersebut mengakibatkan manajer seringkali mengambil keputusan
yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham(Hanafi, 2004 : 316). Oleh
sebab itu, pemegang saham dapat melakukan pengawasan melalui perjanjian agen,
pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan pengambilan keputusan tertentu
kapada manajemen.

2.1.3.5Signaling Theory
Menurut Brigham and Houston (2001:40), isyarat (signal) adalah suatu
tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk kepada
investor mengenai bagaimana cara pandangmanajemen terhadap prospek
perusahaan. Ross (1977) dalam Hanafi (2004 : 316) mengembangkan model
dimana struktur modal merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke
pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin harga saham meningkat, ia dapat mengkomunikasikan hal
tersebut kepada investor.
Investor yang ingin membeli saham sebuah perusahaan, akan berusaha
mencari tahu informasi perusahaan tersebut secara mandiri. Informasi tingkat

25

profitabilitas merupakan sebuah signal positifbagi investor bahwa perusahaan
tersebut masih mampu menghasilkan laba yang pada akhirnya besar kemungkinan
pembagian deviden yang cukup besar. Namun disisi lain, apabila suatu
perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka
harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti
memberikan sinyal negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun
prospek perusahaan cerah.
Peluang pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi signal bagi investor
karena jika perusahaan mempunyai peluang pertumbuhan yang tinggi berarti
menandakan bahwa perusahaan akan menghasilkan return yang tinggi.Perusahaan
dengan prospek yang menguntungkan akan menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain-lain, yakni
dengan menggunakan hutang. Penggunaan hutang juga dapat menjadi signal
positif apabila perusahaan memiliki likuiditas yang tidak terlalu rendah sehingga
dianggap mampu membayar operasional jangka pendek. Hutang juga menjadi
signal

positif

yang

mendakan

bahwa

perusahaan

sedang

melakukan

pengembangan usaha dan masih diberi kepercayaan untuk meminjam dari kreditur
menandakan bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik dimata kreditur.

2.1.3.6Pecking Order Theory
Teori ini dikenalkan oleh Gordon Donaldson berdasarkan penelitiannya
pada tahun 1961. Teori Pecking Order menunjukkan bahwa perusahaan yang
mempunyai keuntungan atau profitabilitas yang tinggi ternyata menggunakan
hutang yang lebih rendah. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya sumber

26

pendanaan internal yang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Teori ini
tidak mengindikasikan target struktur modal, namun lebih menjelaskan urutanurutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan
tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan
investasi. Jika ada kesempatan berinvestasi, maka perusahaan akan mencari dana
untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan memulai dengan
menggunakan dana internal, hutang dan sebagai pilihan terakhir adalah
menerbitkan saham (Hanafi, 2004 : 314).
Secara spesifik, berdasarkan pecking order theory, perusahaan mampunyai
urutan (hierarki) preferensi dalam pemilihan sumber dana, yaitu:
a. Perusahaan lebih memilih meggunakan pendanaan internal. Dana internal
diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan
b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada
perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari
perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen
konstan.
c. Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), digabung dengan
fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi,
akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaaan akan lebih
besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu,
dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar,
perusahaan akan membayar hutang atau membeli syurat berharga. Jika kas

27

tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau
menjual surat berharga.
d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat
berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akan memulai
dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi
konvertibel, selanjutnya memilih saham preferen dan terakhir saham biasa.

2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
2.1.4.1Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaansangat penting dalam menentukan keputusan struktur
modal sebuah perusahaan. Seftianne dan Handayani (2011) menjelaskan bahwa
Ukuran perusahaanmenggambarkan besar kecilnyaperusahaan dapat ditinjau dari
lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan
dapat ditentukan berdasarkan total aset dan tingkat penjualan. Perusahaan yang
memiliki ukuran yang besar dipandang lebih memiliki ketahanan saat menghadapi
fluktuasi ekonomi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini
disebabkan kebutuhan akan struktur modal dapat segera terpenuhi jika perusahaan
ingin melakukan investasi.
Menurut Sartono (2001 : 249) perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding
dengan perusahaan kecil sehingga memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula.
Perusahaan dengan ukuran besar lebih terdiversifikasi, sehingga mengurangi
risiko kebangkrutan dan akan lebih mudah mendapatkan akses mendapatkan
pinjaman, sehingga semakin besar kesempatannya untuk menghimpun dana yang

28

lebih cepat dan mempunyai kesempatan peminjaman yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini diakibatkan karena perusahaan
yang besar akan membutuhkan dana yang relatif besar, oleh karena itu dengan
saham yang tersebar luas, perusahaan lebih berani dalam ekspansi perusahaan
dengan penggunaan pinjamannya dalam bentuk hutang.
2.1.4.2Growth Opportunity
Growth Opportunity (kesempatan bertumbuh) adalah kesempatan yang
dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk
melakukan investasi dimasa mendatang (Brigham & Weston, 2005 : 457). Growth
oportunity pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahan dan suatu
harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan (manajemen) maupun
pihak

eksternal

(investor

dan

kreditur).Growth

opportunitymerupakan

kemampuan perusahaan dalam meningkatkan size perusahaan, yang dapat
diproksikan dengan peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan.Hal ini dapat
dilakukan jika perusahaan memiliki peningkatan aktiva maupun penjualan yang
stabil. Peluang bertumbuh tersebut menjadi tidak berarti ketika terjadi penurunan
aktiva atau penjualan yang negatif. Seftiannee dan Handayani (2011) menjelaskan
bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity yang tinggi merupakan
perusahaan yang mempunyai kesempatan dalam mengembangkan bisnisnya di
pasar. Menurut Sartono (2001 : 87), growth opportunitydapat diukur dengan
menggunakan rasio pasar. Salah satu rasio pasar yang sering digunakan ialah
market to book ratio yang mengukur perbandingan harga pasar ekuitas dengan
nilai buku ekuitas perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tingginya rasio pasar

29

menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi
pada masa mendatang.Signaling theorydalam Hanafi (2004 : 316), menjelaskan
bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh)
yang tinggi merupakan sinyal bagi investor untuk menanamkan investasi di
perusahaan tersebut. Berdasarkan Signalling Theorydalam Bringham dan Houston
(2001 : 36), perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan
bertumbuh)yang tinggi akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain termasuk
penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya
perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh) yang
rendah akan cenderung untuk menjual sahamnya yang berarti mencari investor
baru untuk berbagi kerugian.Growth opportunity (kesempatan bertumbuh) dapat
diartikan sebagai pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Perusahaan dengan kesempatan
bertumbuh yang tinggi akan cenderung mencari pendanaan baru untuk
memanfaatkan kondisi baik perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Oleh
sebab itu, struktur modal akan tergantung pada growh opportunity (kesempatan
bertumbuh) yang dimiliki perusahaan.
2.1.4.3Likuiditas
Likuiditas

merupakan

kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi

kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Syahyunan, 2013 : 92).
Bringham dan Houston (2001 : 38) menjelaskan bahwa likuiditas yang tinggi
menunjukkan bahwa terdapat aset lancar terutama arus kas bebas yang besar. Hal

30

ini menunjukkan bahwa tersedia dana internal yang cukup untuk mendanai
aktivitas operasional sehari-hari perusahaan. Sesuai dengan Pecking Order theory,
maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan dana internal tersebut
untuk pembiayaan perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi
jumlah hutang secara keseluruhan dalam struktur modal. Perusahaan harus
mampu menjaga tingkat likuiditas agar tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah. Hal
ini penting untuk menjaga kepercayaan investor maupun kreditor dalam
memberikan pendanaan bagi kegiatan operasional perusahaan.
Menurut Irham Fahmi (2014 : 187), perusahaan dapat mengambil hutang
jangka panjang dan jangka pendek sesuai kebutuhan untuk mendanai proyek
ekspansi usahanya. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas likuiditas
perusahaan. Penggunaan dana dengan cara tersebut bertujuan untuk :
a. Memperlancar angsuran pembayaran agar selalu tepat waktu.
b. Mampu terus melaksanakan pengerjaan proyek (continuity project)
sehingga tidak mengalami kendala dan berbagai permasalahan lainnya.
c. Menghindari timbulnya black list di perbankan karena terlambat
membayar atau tidak mampu melunaskan pinjaman.

2.1.4.4Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2001 : 122). Perusahaan dengan profitabilitas tinggi menggunakan
hutang yang relatif kecil.Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor
penting dalam menentukan kebutuhan pendanaan (Sartono, 2001: 248). Dengan

31

laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan
sebelum menggunakan hutang.
Hal ini sesuai dengan pecking order theory dalam Husnan dan Pudjiastuti
(2011 : 276) yang lebih memilih penggunaan dana internal sebagai sumber
pendanaan yang berasal dari laba ditahan pada perusahaan.Penggunaan dana
internal seperti laba ditahan memiliki kelebihan yakni berbiaya murah
dibandingkan dengan menggunakan dana eksternal seperti hutang. Selain itu
profitabilitas yang tinggi memungkinkan bagi perusahaan untuk membayar
hutang.Oleh sebab itu profitabilitas merupakan sebuah ukuran penting dalam
menentukan struktur modal perusahaan.Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian
yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal (Bringham dan
Houston, 2001 : 40).

2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu baik dari dalam dan luar negeri yang
dijadikan sebagai sumber referensi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

No

Peneliti
(tahun)

1.

Wimelda
dan
Marlinah
(2013)

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Teknik
Analisis
Data
Variabel-Variabel Dependen :
Regresi
yang
Struktur
linier
Mempengaruhi
Modal
berganda
Struktur Modal
Independen:P
pada Perusahaan
rofitabilitas,
Likuiditas,
Publik Sektor
Non-Keuangan
Ukuran

Hasil Penelitian

Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan,
Risiko Bisnis,
Kepemilikan
Manajerial dan
Struktur Aset
berpengaruh

32

2.

Jamal,
Geetha,
Mohidin,
M.A.Kari
m, Thien
Sang dan
Yvonne
Chang
(2013)

3.

Yuli
Pengaruh
Setyaning Profitabilitas,
sih (2012) Struktur Aktiva,
Ukuran
Perusahaan,
Growth
Opportunity dan
Operating
Leverage
terhadap Struktur
Modal pada
Perusahaan
Properti yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 20062010
Niken
Pengaruh Firm
Juniati
Size, Growth
(2010)
Opportunity,
Liquidity, dan
Profitability
terhadap Struktur
Modal
Perusahaan
(Studi Kasus pada

4.

Capital Structure
Decisions:
Evidence from
Large Capitalized
Companies in
Malaysia

Perusahaan
Risiko Bisnis
Growth
Opportunity,
Kepemilikan
Manajerial,
Struktur
Aktiva,Divide
n, Investasi,
dan
Kepemilikan
Institusional.
Dependen :
Regresi
Capital
Linier
Structure
Berganda
Independen:P
rofitability,Ta
ngibility
Likuidity, and
Firm Size

Dependen :
Struktur
Modal
Independen:P
rofitabilitas,
Struktur
Aktiva,
Ukuran
Perusahaan,
Growth
Opportunity,
Operating
Leverage

Regresi
linier
berganda

Dependen :
Struktur
Modal
Independen:
Pengaruh
Firm Size,
Growth
Opportunity
Liquidity, dan

Regresi
linier
berganda

signifikan terhadap
struktur modal.
Likuiditas,growth
Opportunity,
Dividen, Investasi
dan Kepemilikan
Institusional tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.

Profitability,
Tangibility, dan
Liquidity
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap Struktur
Modal. Firm Size
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Structure Modal
Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.
Struktur aktiva,
ukuran perusahaan,
growth opportunity
dan operating
leverage tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.

Secara parsial:
Firm size tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.
Growth opportunity
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.

33

PerusahaanPerusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
tahun 2003-2007)

Profitability

5.

Faiza
Saleem,
Bisma
Rafique,
dan
Qaisar
Mehmood
(2013)

TheDeterminatio
n of Capital
Structure of Oil
and Gas Firms
listed On
KarachiStockExc
hangein Pakistan.

Dependen :
Capital
Structure
(leverage)
Independen :
Firm Size,
Tangibility of
Assets,
Profitability,
and Growth.

Regresi
linier
berganda

6.

Andi
Kartika
(2010)

Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
pada perusahaan
Manufaktur yang
Go Public di BEI.

Dependen:
Struktur
modal
Independen :
risiko bisnis
(bussines
risk), struktur
aktiva
(tangibility of
assets),
profitabilitas
(profitability)
dan ukuran
perusahaan
(firm size)

Regresi
linier
berganda

7.

Azlan
Hafitz
(2011)

Pengaruh Firm
Size, Growth
Opportunity,

Dependen :
Struktur
modal

Regresi
linier
berganda

Liquidity
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.
Profitability tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.
Secara simultan:
firm size, growth
opportunity,
liquidity, dan
profitability secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.
Firm size,
berpengaruh positif
terhadap Capital
Structure
(Leverage).
Sedangkan
tangibility of assets
dan profitability
growth berpengaruh
negatif terhadap
capital structure
(leverage).
Hasil pengujian
variabel independen
risiko bisnis tidak
berpengaruh
terhadap struktur
modalnya.
Sedangkan variabel
independen yang
lain yaitu struktur
aktiva, profitabilitas,
dan ukuran
perusahaan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
struktur modal .
Secara parsial :
Liquidity dan
profitabilityberpenga

34

Liquidity dan
Profitability
terhadap Struktur
Modal pada
Perusahaan
Otomotif yang
Terdaftar di BEI.

8.

9.

10.

Damayant Pengaruh
i (2013)
Struktur Aktiva,
Ukuran
perusahaan,
peluang
bertumbuh, dan
Profitabilitas
terhadap Struktur
Modal
(Studi
pada perusahaan
farmasi
yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
Rabiah
Determinants of
Capital Structure
Abdul
of
Malaysian
Wahab,
Property
M.Sabri,
Developers
Moh
Amin,
dan
Khairuddi
n Yusop
(2012)

Seftianee
dan
Handayan
i (2011)

Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
pada Perusahaan
Publik
Sektor

Independen :
Growth
Opportunity,
Liquidity dan
Profitability

Regresi
linier
berganda

Dependen:
Regresi
Capital
linier
structure
berganda
Independen :
Profitability,
non-debt tax
shield,
tangibility of
firm, growth
opportunity,
dan liquidity
Dependen:
Struktur
Modal
Independen :
Profitabilitas,
Likuiditas,

Regresi
linier
berganda

ruh negatif dan
signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan firm size
dan growth
opportunity tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal
Secara simultan :
Firm Size, Growth
Opportunity,
Liquidity dan
Profitability
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.
Secara parsial
maupun simultan,
struktur aktiva,
ukuran perusahaan,
peluang bertumbuh,
dan profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.

Profitability
dan
tangibility of firm
berpengaruh
signifikan terhadap
capital structure.
Sedangkan non-debt
tax shield, growth
opportunity
dan
liquidity
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
capital structure.
Profitabilitas,
Likuiditas,Risiko
Bisnis, Kepemilikan
Manajerial,
dan
Struktur
Aktiva
tidak berpengaruh

35

Manufaktur.

Ukuran
Perusahaan,
Risiko Bisnis
,Growth
Opportunity,
Kepemilikan
Manajerial
dan Struktur
Aktiva

signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan Ukuran
Perusahaan
dan
Growth opportunity
berpengaruh
signifikan terhadap
struktur modal.

Sumber : Berbagai jurnal dan skripsi

2.3 Kerangka Konseptual
Struktur

modal

merupakan

keputusan

pendanaan

dengan

mempertimbangkan bauran penggunaan hutang dan ekuitas sendiri. Sedangkan
Menurut Sartono (2001:225), yang dimaksud dengan struktur modal merupakan
perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka
panjang, saham preferen dan saham biasa. Keputusan struktur modal akan sangat
mempengaruhi kondisi finansial perusahaan. Oleh sebab itu pertimbangan
beberapa faktor dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,growth opportunity,
likuiditas dan profitabilitas perlu diperhatikan dalam menentukan struktur modal
perusahaan.
Ukuran perusahaan (firm size)merupakan salah satu faktor yang
menentukan

komposisi

struktur

menjelaskan bahwa perusahaan

modal

perusahaan.

Sartono

(2001:249)

besar yang sudah well-established memiliki

kemudahan dalam memperoleh modal dipasar modal dibandingkan dengan
perusahaan kecil, sehingga perusahaan akan cenderung mencari tambahan modal
dan meningkatkan penggunaan hutang dalam struktur modalnya.Hal ini
disebabkan perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah mencari modal baru
bagi perusahaan dengan cara memperoleh kredit atau hutang dibanding dengan
36

perusahaan kecil karena dianggap memiliki ketahanan finansial yang kuat. Hal ini
juga sesuai dengan Signalling Theorydalam Hanafi (2004 : 316)yang menjelaskan
bahwa ukuran perusahaan yang besar merupakan signal positif bagi kreditur untuk
memberikan

pinjaman.

Perusahaan-perusahaan

besar

dianggap

memiliki

ketahanan finansial yang baik sehingga mampu menanggung tingkat hutang yang
lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil
Growth Opportunity (kesempatan bertumbuh) adalah kesempatan yang
dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk
melakukan investasi dimasa mendatang (Brigham & Weston, 2005 : 457)..
Menurut Sartono (2001 : 87), growth opportunitydapat diukur dengan
menggunakan rasio pasar. Salah satu rasio pasar yang sering digunakan ialah
market to book ratio yang mengukur perbandingan harga pasar ekuitas denngan
nilai buku ekuitas perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tingginya rasio pasar
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi
pada masa mendatang.Berdasarkan Signaling Theorydalam Hanafi (2004 : 316),
perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh) yang
tinggi merupakan sinyal bagi investor untuk tetap mempertahankandana investasi
di perusahaan tersebut. Hal ini juga sesuai dengan Signalling Theorydalam
Bringham dan Houston (2001 : 36), dimana perusahaan yang memiliki growth
opportunity (kesempatan bertumbuh) yang tinggi akan mencoba menghindari
penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan
cara-cara lain termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal
yang normal. Sebaliknya perusahaan yang memiliki growth opportunity

37

(kesempatan bertumbuh) yang rendah akan cenderung untuk menjual sahamnya
yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian.Semakin meningkatnya
growth opportunity yang ditandai denganpeningkatan penjualan menyebabkan
perusahaan membutuhkan penambahan modal. Sedangkan para kreditur dalam
memberikan pinjaman cenderung melihat prospek peningkatan penjualan sebagai
pertimbangannya. Semakin tinggi tingkat growth opportunity maka semakin
mudah bagi perusahaan mendapatkan dana dalam bentuk hutang.Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh (growth
opportunity) berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Likuiditas

merupakan

kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu(Syahyunan, 2013 : 92).
Likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat aset lancar yang tinggi
termasuk arus kas bebas yang besar. Jumlah arus kas bebas yang besar
mengindikasikan adanya dana yang menganggur yang tidak dioptimalkan oleh
manajer perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tersedia dana internal yang
cukup untuk mendanai aktivitas operasional sehari-hari perusahaan(Bringham dan
Houston, 2001 : 38). Sesuai dengan Pecking Order Theorydalam Husnan dan
Pudjiastuti (2011 : 276), maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan
dana internal tersebut untuk pembiayaan perusahaan. Hal ini menyebabkan
perusahaan mengurangi jumlah hutang secara keseluruhan dalam struktur
modal.Hal ini berarti menunjukkan bahwa likuiditasberpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.

38

Profitabilitasmerupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
(Sartono, 2001 : 122). Perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang
besar akan mempunyaisumber pendanaan internal yang lebih besar pula sehingga
ini akan mempengaruhikeputusan struktur modal atau pendanaan suatu
perusahaan

yaitu dimana didalammembiayai

kegiatan usahanya,

seperti

mengembangkan produk atau kebutuhanmelakukan pembiayaan investasi,
memungkinkan perusahaan untuk cenderungmemilih menggunakan modal sendiri
yaitu dari dana internalnya terlebih dahulu,seperti laba ditahan daripada
menggunakan dana eksternal atau dana yang berasal daripihak luar yaitu hutang
sehingga tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaanrelatif rendah serta akan
memperkecil resiko timbulnya kebangkrutan dan biaya modal/hutang yang
tinggi.Penggunaan dana internal memiliki kelebihan yakni berbiaya murah
dibandingkan dengan menggunakan dana eksternal seperti hutang. Selain itu
profitabilitas yang tinggi memungkinkan bagi perusahaan untuk membayar
hutang. Hal ini sejalan dengan Pecking Order Theory dalamHusnan dan
Pudjiastuti (2011 : 276) yangmengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai
pendanaan internal terlebih dahulu sebelum memutuskan penggunaan pendanaan
eksternal. Hal ini bisa diartikan sebagai hubungan yang signifikan antara
profitabilitas dengan struktur modal perusahaan.

39

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka model kerangka konseptual di tunjukkan pada gambar 2.1.

Ukuran Perusahaan (𝑋𝑋1 )
Growth Opportunity (𝑋𝑋2 )
Struktur Modal (Y)
Likuiditas (𝑋𝑋3 )

Profitabilitas(𝑋𝑋4 )

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah ukuran perusahaan,
growth opportunity, likuiditasdanprofitabilitasberpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.

40

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 72 116

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 50 96

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 59 85

Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

4 50 73

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas - Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return saham - Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Telah GO Publik Dan Terdaftar DI BEI Tahun 2010-2013

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal - Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri D

0 0 27

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11