Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, GROWTH OPPORTUNITY, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

RUDI HARIANTO JUNAEDY SIAGIAN 110502196

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, GROWTH OPPORTUNITY, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODALPADA

PERUSAHAANPROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal baik secara parsial maupun serempak pada perusahaan Property dan Real Estate yang di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari laporan keuangandan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian.

Metode pengumpulan data dilakukan melaluistudi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal,dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan keuangan dan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan property dan real estate yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia, dan secara parsial menunjukkan variabel ukuran perusahaan dan growth opportunity berpengaruh positifdan tidak signifikan terhadap struktur modal.Variabel likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hasil uji koefisien determinasi (R2) adalah 0,267 yang menunjukkan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 26,7%.

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, Likuiditas, Profitabilitas dan Struktur Modal


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FIRM SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY, AND PROFITABILITY TO CAPITAL STRUCTURE

OF LISTED COMPANIES PROPERTY AND REAL ESTATE ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of firm size, growth opportunity, liquidity and profitability to capital structureboth partially andsimultaneoustly. The type of this research is quantitative research and the data which was used for this research is secondary data which came from financial report and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) were published by Indonesia Stocks Exchange, references of books, magazines, internet and the other science literatures related to the research.

The methods used for the data collection are through the documentation study to collect supporting data from the literature, journals and reference books to get an idea of the issues, and to gather relevant secondary data from a annual report which were published by Indonesia Stock Exchange. The methods used for data analysis are descriptive analysis and multiple linear regression.

The result of this research shows that firm size, growth opportunity, liquidity and profitability simultaneously have a significant influence to the capital structure of property and real estate companies that arelistedinthe Indonesia Stock Exchange, and partially firm size and growth opportunity have positif influence but do not significantly affect the capital structure. Liquidity has negative influence and significantly affect the capital structure. While profitability has negative influence and also do not significantly affect capital structure. The coefficient determination (R2) is 0,267 which shows that independent variables can explain the dependent variable equal to 26,7%.

Key Words : Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability and Capital Structure


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, Likuiditas dan Profitabilitas terhadapStruktur Modal pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi ini merupakan persembahan terindah buat orang tua tercinta Binsar Siagian dan Tianur Damanik yang senantiasa mendoakan, mencukupi segala kebutuhan dana, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak selaku Dosen Pembaca penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Kakak saya Florencia Septyani Siagian, SE dan adik-adik saya Dolly Siagian dan Chrisdo Siagianyang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan serta selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman dan kakak kelompok rohani saya : Kak Maria, Cherry dan Vito yang selalu berbagi dalam suka dan duka selama perkuliahan.

9. Teman-teman di manajemen 2011: Christine, Erni, Lupiana, Fitri, Gaum, Rizal, Simon, Andi, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatuyang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan doa selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, April 2015 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 15

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Manfaat Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

2.1 Landasan Teori ... 17

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 17

2.1.2 Sumber Pendanaan Perusahaan ... 18

2.1.3Teori Struktur Modal ... 22

2.1.3.1Teori Pendekatan Modigliani dan Miller… 22 2.1.3.2Teori Pendekatan Miller ... 23

2.1.3.3Trade-off Theory ... 24

2.1.3.4Agency Cost Theory ... 24

2.1.3.5Signaling Theory ... 25

2.1.3.6Pecking Order Theory ... 26

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 28

2.1.4.1 Ukuran Perusahaan ... 28

2.1.4.2Growth Opportunity ... 29

2.1.4.3Likuiditas ... 30

2.1.4.4Profitabilitas ... 31

2.2Penelitian Terdahulu ... 32

2.3Kerangka Konseptual ... 36

2.4Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

3.3 Batasan Operasional ... 41

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.4.1 Variabel Independen ... 42

3.4.2Variabel Dependen ... 44

3.5 Populasi dan Sampel ... 45


(7)

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.8 Teknik Analisis Data ... 47

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif ... 47

3.8.2Analisis Regresi Berganda ... 48

3.8.3Uji Asumsi Klasik ... 48

3.8.3.1 Uji Normalitas ... 49

3.8.3.2Uji Heterokedatisitas ... 50

3.8.3.1 Uji Multikolinearitas ... 51

3.8.3.1 Uji Autokorelasi ... 51

3.8.4Goodness of Fit Model ... 52

3.8.4.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji F) ... 52

3.8.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 53

3.8.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 55

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Property dan Real Estate di Indonesia ... 56

4.2 Hasil Penelitian ... 70

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 70

4.2.2Uji Asumsi Klasik ... 73

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 73

4.2.2.2Uji Heterokedastisitas ... 75

4.2.2.3Uji Multikolinieritas ... 77

4.2.2.4Uji Autokorelasi ... 78

4.2.3Analisis Regresi Berganda ... 79

4.2.4Goodness of Fit Model ... 81

4.2.4.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji F) ... 81

4.2.4.2Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 82

4.2.4.3Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 83

4.3 Pembahasan ... 84

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1Kesimpulan ... 89

5.2Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Perusahaan Property dan Real Estate dengan Aset

Terbesar ... 10

1.2 Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, dan DAR Perusahaan Property dan Real Estate ... 12

1.3 Likuiditas, Profitabilitas dan DAR Perusahaan Property dan Real Estate ... 14

2.1 Penelitian Terdahulu ... 32

3.1Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 45

3.2Sampel Penelitian ... 46

3.3Kriteria Pengambilan Kepurtusan Uji Autokorelasi ... 52

4.1Statistik Deskriptif ... 70

4.2Hasil Uji Kolmogaorav-Smirnov ... 75

4.3Hasil Uji Glejser ... 77

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

4.5 Hasil UjiDurbin-Watson ... 78

4.6Hasil Analisis Regresi Berganda ... 79

4.7Uji F 81 4.8 Uji t 82 4.9Uji Koefisien Determinasi... 83


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 40

4.1 Histogram ... 74

4.2 Normal P-Plot ... 74


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman 1Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate ... 92 2Data Hasil Penelitian ... 93 3Hasil Olahan SPSS ... 98


(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, GROWTH OPPORTUNITY, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODALPADA

PERUSAHAANPROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal baik secara parsial maupun serempak pada perusahaan Property dan Real Estate yang di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari laporan keuangandan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian.

Metode pengumpulan data dilakukan melaluistudi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal,dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan keuangan dan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan property dan real estate yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia, dan secara parsial menunjukkan variabel ukuran perusahaan dan growth opportunity berpengaruh positifdan tidak signifikan terhadap struktur modal.Variabel likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hasil uji koefisien determinasi (R2) adalah 0,267 yang menunjukkan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 26,7%.

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, Likuiditas, Profitabilitas dan Struktur Modal


(12)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FIRM SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY, AND PROFITABILITY TO CAPITAL STRUCTURE

OF LISTED COMPANIES PROPERTY AND REAL ESTATE ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of firm size, growth opportunity, liquidity and profitability to capital structureboth partially andsimultaneoustly. The type of this research is quantitative research and the data which was used for this research is secondary data which came from financial report and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) were published by Indonesia Stocks Exchange, references of books, magazines, internet and the other science literatures related to the research.

The methods used for the data collection are through the documentation study to collect supporting data from the literature, journals and reference books to get an idea of the issues, and to gather relevant secondary data from a annual report which were published by Indonesia Stock Exchange. The methods used for data analysis are descriptive analysis and multiple linear regression.

The result of this research shows that firm size, growth opportunity, liquidity and profitability simultaneously have a significant influence to the capital structure of property and real estate companies that arelistedinthe Indonesia Stock Exchange, and partially firm size and growth opportunity have positif influence but do not significantly affect the capital structure. Liquidity has negative influence and significantly affect the capital structure. While profitability has negative influence and also do not significantly affect capital structure. The coefficient determination (R2) is 0,267 which shows that independent variables can explain the dependent variable equal to 26,7%.

Key Words : Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability and Capital Structure


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam sektor yang sejenis. Hal ini mendorong setiap perusahaan untuk terus meningkatkan kapasitas usahanya melalui pengembangan usaha secara bertahap maupun ekspansi usaha secara besar-besaran agar dapat mempertahankan eksistensinya. Dengan demikian, semakin meningkat pula kebutuhan pendanaan perusahaan untuk memperluas operasionalnya. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Sumber pendanaaan internal diantaranya modal sendiri dan laba ditahan. Sedangkan sumber pendanaan eksternal diperoleh melalui hutang kepada kreditur dan penerbitan saham.

Pada umumnya pemilik perusahaan menyerahkan tugas dan wewenang menjalankan kegiatan operasional perusahaan kepada seorang manajer. Manajer memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan dengan baik melalui pengambilan keputusan yang tepat dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal keuangan perusahaan, manajer keuangan harus mampu menentukan keputusan keuangan perusahaan melalui manajemen keuangan yang terencana.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2011:6), manajemen keuangan dalam kegiatannya harus mengambil beberapa keputusan yang disebut dengan fungsi manajemen keuangan, yaitu penggunaan dana atau keputusan


(14)

investasi,memperoleh dana atau keputusan pendanaan,dan pembagian laba atau kebijakan dividen.

Keputusan investasiakan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Keputusan investasi dilakukan perusahaan dalam operasionalnya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakni perusahaan menanamkan investasinya yang mempunyai prospek menjanjikan juga dengan mengamati periode dari investasi tersebut, sehingga tingkat likuiditas perusahaan juga pada tingkat yang optimal. Sebaliknya keputusan pendanaan dan kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2011:6). Keputusan pendanaan adalah keputusan yang dibuat perusahaan dalam mendapatkan pendanaannya yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa, melalui pertimbangan dari biaya dana tersebut dan jangka waktu dari dana tersebut.Dana yang diperoleh melalui keputusan pendanaanharus mampu digunakan secara optimal oleh manajemen perusahaan melalui keputusan investasisehingga dapat menghasilkan imbal hasilyang melebihi biaya modal sehingga menghasilkan laba bagi perusahaan. Kondisi ini memungkinkan perusahaan melaksanakan kebijakan dividen yakni pembagian dividen bagi pemegang saham atas laba yang dihasilkan perusahaan setelah dikurangi laba ditahan. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahan yakni memakmurkan dan mensejahterahkan pemegang saham.

Perbandingan pendanaan hutang dengan modal pada sisi pasiva merupakan struktur modal sebuah perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting


(15)

dalam pengambilan keputusan mengenai pendanaan perusahaan. Bringham dan Gapenski (2003) dalam Rodoni dan Ali (2014 : 129), menjelaskan struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan cara menggunakan hutang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.Keputusan struktur modal langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001 : 47). Tugas manajer keuangan yaitu menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Manajer keuangan harusmengusahakan agar perusahaan memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Keputusan yang salah mengenai struktur modal dapat menimbulkan posisi keuangan yang berbahaya dan akhirnya mengakibatkan kebangkrutan.

Beberapa perusahaan lebih menyukai penggunaan ekuitas sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan. Hal ini akan meminimalisir besarnya biaya modal dari hutang yang akan membebani perusahaan pada masa mendatang. Akan tetapi, apabila jumlah ekuitas perusahaan tidak cukup untuk mendanai kegiatan perusahaan, maka kebijakan pendanaan dari hutang dapat menjadi alternatif bagi perusahaan. Penggunaan hutang dengan biaya tetap yakni bunga pada dasarnya akan menimbulkan dampak positif berupa penghematan dalam pembayaran pajak, karena bunga dapat diperhitungkan sebagai biaya. Dengan adanya penghematan pajak maka posisi aktiva perusahaan yakni kas akan menjadi lebih baik. Hal ini mendorong kemampuan likuiditas perusahaan semakin baik. Namun disisi lain,


(16)

penggunaan hutang yang terlalu besar akan menimbulkan risiko kebangkrutan apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang di kemudian hari (Syahyunan, 2013 : 59).

Beberapa teori mengenai struktur modal yaitu Trade-Off Theoryyang dikemukakan oleh Myers (1977) dan Pecking Order Theory yangdikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Husnan dan Pudjiastuti (2011:275). Dalam teori Trade-Off, penggunaan alternatif sumber danaperusahaan didasarkan pada cost dan benefit-nya antara biaya modal dankeuntungan penggunaan hutang yaitu, biaya kebangkrutan dan keuntungan pajak.Sedangkan berdasarkan Pecking Order Theory, penentuan struktur modal perusahaan didasarkan pada keputusan struktur modalsecara hierarki dimulai dari dari sumber dana dengan biaya termurah dengan sumber pendanaanterdiri atas laba, hutang, dan saham.

IrhamFahmi(2014 : 178) menyebutkan bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan variabel pengukuran yang terkait struktur modal. Ukuran DAR digunakan untuk melihat perbandingan hutang dengan ekuitas sendiri. Apabila DAR > 0,5 maka perusahaan menggunakan hutang lebih besar dibandingkan dengan ekuitas sendiri. Sedangkan apabila DAR < 0,5 maka perusahaan menggunakan hutang lebih kecil dibandingkan ekuitas sendiri.

Keputusan struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Sartono (2001 : 248), para manajer perlu mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan struktur modal yaitu tingkat penjualan, struktur aset, peluang pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba, perlindungan pajak, skala perusahaan dan ekonomi makro. Hal yang sama juga dikemukakan


(17)

Bringham dan Houston (2001 : 39-41), yakni faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal diantaranya adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage perusahaan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, likuiditas dan peringkat utang, kondisi pasar, kondisi internal, dan fleksibilitas keuangan.

Dalam penelitian ini tidak semua faktor yang mempengaruhi struktur modal akan dibahas. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, hanya beberapa faktor yang akan dibahas yaitu ukuran perusahaan, growth opportunity, likuidita, dan profitabilitas.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal. Sartono Agus (2001 : 249) menjelaskan bahwa perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal hutang karena memiliki fleksibilitas keuangan yang lebih besar. Sehingga, semakin besar ukuran perusahaan maka, semakin besar dana yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya. Pemenuhan dana tersebut salah satunya bersumber dari luar perusahaan dalam bentuk hutang. Peluang perusahaan besar dalam mendapatkan pinjaman lebih mudah dibandingkan perusahaan kecil, karena para kreditor menganggap perusahaan besar memiliki ketahanan finansial yang baik sehingga akan lebih mudah memperoleh laba dalam jumlah yang besar dan dapat melakukan pengembalian kepada kreditor. Oleh karena itu, ukuran perusahaan sangat mempengaruhi para keditor untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan.Hal ini berdampak pada semakin bertambahnya hutang dalam struktur modal perusahaan tersebut.


(18)

Growth Opportunity (kesempatan bertumbuh) adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk melakukan investasi dimasa mendatang (Brigham & Weston, 2005 : 457).Growth opportunitybertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian maupun dalam industri dan pasar yang dapat diukur dengan rasio pasar perusahaan yang tinggi maka semakin tinggikesempatan tumbuh perusahaan sehingga menggunakan tingkat utang yang besardalam struktur modal. Damayanti (2013), dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin meningkatnya peluang pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang menyebabkan perusahaan membutuhkan penambahan modal. Sedangkan para kreditur dalam memberikan pinjaman cenderung melihat prospek ataupeluang pertumbuhan perusahaan tersebut sebagai pertimbangannya. Sehingga semakin tinggi tingkat peluang pertumbuhan perusahaan maka semakin mudah bagi perusahaan mendapatkan dana dalam bentuk hutang.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Syahyunan, 2012 : 92). Bringham dan Houston (2001 : 38) menjelaskan bahwa likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat aset lancar terutama arus kas bebas yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa tersedia dana internal yang cukup untuk mendanai aktivitas operasional sehari-hari perusahaan. Sesuai dengan Pecking Order theorydalam Husnan dan Pudjiastuti (2011 : 276), maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan dana internal tersebut untuk pembiayaan perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah hutang secara keseluruhan dalam


(19)

struktur modal. Current Ratio (CR) yang menjadi salah satu rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Perusahaan akan membatasi manajer untuk menambah hutang yang tidak perlu dengan tujuan mengurangi biaya kebangkrutan dan menjaga kesehatan finansil perusahaan. A.Abdul Jamal, et al (2013), dalam penelitiannya menjelaskan perusahaan dengan likuiditas memiliki akumulasi aset lancar yang tinggi dan arus kas masuk yang besar yang dapat digunakan untuk mendanai operasional perusahaan. Hal ini penting untuk menjaga tingkat likuiditas agar tetap stabil. Disisi lain, apabila nilai rasio likuiditas terlalurendahmaka menunjukkan adanya peningkatan risiko bagi kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajiban jangka pendek sekaligus sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset maupun laba bagi modal sendiri (Sartono, 2001 : 122). Pengukuran profitabilitasdapat yang diproksikan dengan rasio ROA yakni mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal (Bringham dan Houston, 2001 : 40).

Perusahaan sektor property dan real estate adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan gedung-gedung fasilitas umum seperti


(20)

perumahan, gedung perkantoran, swalayan, dan apartemen. Sektorproperty dan real estate merupakan salah satu sektor yang cukup stabil pertumbuhannya sekitar 20% – 30% pertahun. Walaupun terjadi krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang berdampak pada krisis ekonomi global tahun 2008, dampaknya tidak terlalu terasa pada sektor property dan real estate tanah air, meskipun diakui ada pengurangan pertumbuhan. Pertumbuhan pasar property dan real estate pada 2015 mendatang diprediksi mencapai 10 persen hingga 15 persen. Meski tetap tumbuh positif, namun lebih rendah dari pencapaian 2012 dan 2013 yang berada pada kisaran 20 persen hingga 30 persen. (www.kompas.com). Setelah krisis ekonomi global perusahan propertydan real estate berusaha bangkit kembali dan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.

Selain itu, industri sektor property dan real estatejuga merupakan salah satu usaha yang hampir dapat dipastikan tidak akan pernah mati dan akan terus bertumbuh karena kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat memenuhinya. Kebutuhan properti akan terus meningkat khususnya di daerah perkotaan, hal ini disebabkan melonjaknya jumlah penduduk sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan kota sebagai pusat perekonomian. Namun disisi lain, sektor property dan real estate merupakan sektor yang bersifat sulit diprediksi dan memiliki risiko yang tinggi. Pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahun 2012 sebesar 6,23% terjadi pertumbuhan yang sangat drastis pada sektor property dan real estate sebesar 35%. Sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78% yang berimbas pada melambatnya pertumbuhan sektor property dan real


(21)

estate menjadi 30%. Industri sektor property dan real estatepada umumnya menggunakan pembiayaan dari kredit perbankan, sedangkan perusahaaan beroperasi menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan. Hal ini menunjukkan perusahaan memiliki likuiditas yang rendah karena aset tanah dan bangunan tidak dapat dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang singkat.

Peristiwa buble property pada tahun 2014 di beberapa kota besar seperti Jakarta, Depok, Bekasi dimana terjadi kelebihan penawaran (oversupply) produk property dan real estate. Peristiwa ini ditandai dengan meningkatnya harga property secara signifikan sebesar 30% akibat ulah para spekulan tanah. Hal ini berdampak pada penurunan penjualan sebesar 15%. Penurunan penjualan mengakibatkan perusahaan sektor property dan real estate mengalami tekanan khususnya pada struktur modalnya akibat penurunan sumber pendanaan yang tertahan oleh minimnya penjualan karena konsumen cenderung menunda pembelian atau bersifat wait and see sampai harga mengalami penurunan.

Persaingan dalam industri propertydan real estatejuga sangat kompetitif. Perusahaan propertydan real estate berlomba-lomba meluncurkan kluster baru dan proyek baru.Komposisi besar aset perusahaan juga sangat menentukan keberhasilan perusahaan untuk tetap mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Pada September 2013, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan persyaratan kredit yakni aturan loan to value (LTV) sebesar 30% yang membatasi plafon pinjaman kredit pemilikan rumah melalui kredit maksimal sebesar 70% dari nilai jual rumah. Akibatnya perusahaan akan melakukan back-up kepada konsumen melalui pemberian keringanan pembayaran cicilan kredit perumahan. Hal ini


(22)

dapat dilakukan apabila perusahaan ditopang oleh kemampuan aset yang cukup besar. Beberapa perusahaan property dan real estatedengan nilai aset terbesar pada tahun 2013 mengalami fluktuasi komposisi struktur modal yang bervariasi dalam mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan kompetitornya seperti terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Perusahaan Propertydan Real Estate dengan Nilai Aset Terbesar (dalam satuan jutaan rupiah)

No Kode Nama Perusahaan Total Aset

1 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk 31300362

2 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk 22572159

3 CTRA PT. Ciputra Development Tbk 20114871

4 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk 14428083

5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk 13659137

Sumber : Idx.co.id (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa masing-masing aset kelima perusahaan property dan real estate cukup bervariatif dan beberapa diantaranya tidak terlalu jauh berbeda. PT. Lippo Karawaci Tbk merupakan prusahaan dengan aset terbesar, lalu PT. Bumi Serpong Damai Tbk, PT. Ciputra Development Tbk, PT. Alam Sutera Realty Tbk dan terakhir PT. Summarecon Agung Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan diantara perusahaan property dan real estate sangat tinggi.

Peran kota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan juga mendorong pertumbuhan daerah-daerah pendukung perkotaan. Sehingga lambat laun juga akan terjadi pengembangan pusat bisnis, pembangunan infrastruktur dan perumahan penduduk dari pusat kota ke daerah sekitarnya yang menyebabkan permintaan akan perumahan di Indonesia juga terus meningkat. Oleh sebab itu perusahaan property dan real estate memanfaatkan peluang tersebut dan


(23)

melakukan ekspansi pembangunan properti ke kota-kota besar lainnya selain Jakarta. Khususnya saat peristiwa buble property pada tahun 2008 dan 2014 mengakibatkan terjadinya kejenuhan pada pasar property dan real estate di daerah Jabodetabek.

Para manajer perusahaan tersebut dituntut dapat mencari sumber pendanaan baru yang sesuai dengan kemampuan finansial perusahaan dan memiliki biaya modal yang relatif tidak terlalu tinggi. Sumber pendanaan dengan pertimbangan manfaat dan biaya modal yang terencana akan menghindari perusahaan dari masalah kesulitan keuangan pada masa mendatang sehingga menghambat perusahaan dalam mengembangkan rencana bisnisnya termasuk melakukan ekspansi.Kepercayaan investor dan kreditor ditentukan oleh reputasi perusahaan yang tercermin pada kondisi finansial perusahaan. Penentuan sumber pendanan tersebut tentu harus mempertimbangkan apakah menggunakan hutang, ekuitas sendiri melalui pemegang saham lama dan penerbitan saham baru. Hal ini mendorong dilakukannya pengambilan keputusan struktur modal yang paling optimal baik melalui penambahan modal atau menata kembali struktur modalnyasehingga dapat mendukung kegiatan ekspansi masing-masing perusahaan yang semakin meningkat. Untuk menentukan struktur modal yang optimal, maka manajer keuangan perusahaan melakukan restruktursasi pada sumber pendanaan sehinggamengakibatkan komposisi struktur modal yang diukur dengan debt to asset ratio (DAR) tidak konsisten antara perbandingan penggunaan hutang dan ekuitas sendiri.


(24)

Beberapa gambaran fluktuasi struktur modal dengan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang sudah dijelaskan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, dan DAR Perusahaan Property dan Real Estate(dalam persen)

KODE Ukuran Perusahaan Growth Opportunity

Struktur Modal (DAR)

2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013

LPKR 16.72 17.03 17.26 1,62 2,01 1,48 0,48 0,54 0,55

BSDE 16.36 16.63 16.93 2,08 1,84 1,68 0,35 0,37 0,41

CTRA 16.26 16.53 16.82 1,07 1,43 1,16 0,34 0,44 0,51

ASRI 15.61 16.21 16.48 2,95 2,49 1,58 0,54 0,57 0,63

SMRA 15.91 16.2 16.43 3,44 3,59 2,38 0,69 0,65 0,66

Sumber : Idx.co.id (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas terlihat bahwa seluruh perusahan mengalami peningkatan aset (ukuran) namun peluang pertumbuhan (growth opportunity) yang berfluktusi. Pada PT. Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) terjadi kenaikan aset. Namun selain adanyapeningkatan ukuran aset, perusahaan tersebut memiliki growth opportunity yang meningkat pada tahun 2012 namun menurun drastis pada tahun 2013. Hal ini berdampak pada struktur modal perusahaan dimana pada tahun 2011 lebih dominan menggunakan ekuitas (DAR<0,5) beralih menggunakan utang yang lebih besar (DAR>0,5) pada tahun berikutnya. Sementara pada PT. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) terjadi peningkatan aset (ukuran) namungrowth opportunitycenderung mengalami penurunan. Hal ini mempengaruhi struktur modal dimana walaupun terjadi peningkatan utang namun tetap lebih dominan menggunakan ekuitas yakni DAR<0,5. PT. Ciputra Development Tbk (CTRA) juga terjadi peningkatan aset (ukuran) dan growth


(25)

opportunity. Namun terjadi pergeseran struktur modal pada tahun 2011-2012 yang menggunakan ekuitas sendiri namun tahun 2013 beralih dominan menggunakan utang.PT. Alam Sutera Realty (ASRI), walaupun terjadi peningkatan aset (ukuran), perusahaan tersebut mengalami penurunan growth opportunity. Hal ini mengakibatkan fluktuasi dominasi utang dan ekuitas dalam struktur modalnya. selama tahun 2012 memiliki ukuran aset yang semakin meningkat namun terjadi penurunan utang tahun 2012 dan kembali lebih banyak menggunakan hutang pada tahun 2013. Sedangkan PT Summarecon Agung (SMRA), selainterjadi peningkatan aset (ukuran), terjadi pula peningkatan dan penurunan growth opportunityyang berdampak pada penurunan DAR namun tetap lebih dominan menggunakan hutang dalam struktur modalnya.

Selain ukuran perusahaandan growth opportunity, dalam penelitian ini juga menguji pengaruh variabel lain yakni likuiditasyang diukur dengan current ratio (CR)dan profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Perusahaan dengan likuiditasyang tinggi dapat mendukung aktivitas operasional perusahaan untuk jangka pendek. Hal ini dikarenakan adanya dukungan kemampuan perusahaan apabila sewaktu-waktu harus melakukan pembayaran utang jangka pendeknya sehingga perusahaan dapat melakukan penambahan pendanaan dalam struktur modal lebih terncana. Sedangkan profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampulabaan perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba yang tinggi maka akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan lebih menggunakan dana internal daripada eksternal untuk pendanaan perusahaan pada masa mendatang. Hal ini sesuai dengan Pecking


(26)

Order Theory yang menyatakan penggunaaan dana internal lebih diutamakan baru selanjutnya apabila tidak mencukupi maka dapat menggunakan dana eksternal berupa hutang. Namunmasih terdapat ketidakkonsistenan profitabilitas dan likuiditasdalam mempengaruhi keputusan struktur modal. Hal ini terlihat seperti pada Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

Likuiditas,Profitabilitasdan DAR Perusahaan Property dan Real Estate (dalam persen)

KODE Likuiditas (CR) Profitabilitas (ROA) Struktur Modal (DAR) 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013

LPKR 6.04 5.6 4.96 4.46 5.32 5.09 0,48 0,54 0,55

BSDE 1.97 1.74 2.67 7.91 8.82 12.87 0,35 0,37 0,41

CTRA 2.37 1.56 1.35 4.28 5.65 7.03 0,34 0,44 0,51

ASRI 0.98 1.23 0.75 10.03 11.11 6.6 0,54 0,57 0,63

SMRA 1.37 0.12 1.28 4.8 7.28 8.02 0,69 0,65 0,66

Sumber : Idx.co.id (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa pada PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terjadi kecenderungan penurunan likuiditas (CR) dan peningkatan profitabilitas (ROA) yang berdampak pada DAR yang semakin meningkat dimana penggunaan ekuitas yang dominan pada tahun 2011 perlahan mulai beralih menggunakan utang pada tahun 2012 dan 2013. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengalami kenaikan CR dan ROA yang mempengaruhi peningkatan utang dalam struktur modalnya namun tetap lebih dominan menggunakan ekuitas sendiri. Hal yang berbeda terjadi pada PT. Ciputra Development Tbk (CTRA) dimana penurunan CR dan kenaikan ROA mengakibatkan peningkatan penggunaan utang dalam struktur modalnya. Sementara pada PT Aslam Sutera Realty Tbk (ASRI) terjadi kenaikan dan penurunan CR dan ROA secara


(27)

berturut-turut mengakibatkan kenaikan dan penurunan ekuitas sendiri dalam struktur modal. Lalu pada PT. Summarecon Agung terjadi penurunan dan kenaikan CR disertai kenaikan ROA mempengaruhi struktur modal sehingga mengalami penurunan dan kenaikan DER namun tetap dominan menggunakan utang.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk malakukan penelitian yang diberi judul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, Likuiditas dan Profitabilitasterhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:Apakah ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh secara signifikanterhadap struktur modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitasbaik secara parsialmaupun serempak terhadap struktur modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(28)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan khususnya sektorproperty dan real estatedalam hal pengambilan keputusan dalam menentukan proporsi utang dan ekuitas sendiri dalam struktur modal sebagai sumber pendanaan perusahaan sehingga pihak manajemen dapat mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.

2. Bagi pihak eksternal ( investor, kreditur, dan pihak lain)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi atau pemberian kredit dengan mempertimbangkan struktur modal perusahaan. 3. Bagi peneliti

Penelitian ini menambah dan memperdalam pengetahuan peneliti mengenai analisis pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability terhadap struktur modal perusahaan khususnya perusahaan property dan real estate.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai topik ini dan memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan struktur modal.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan kombinasi proporsi utang dan modal dalam memenuhi kebutuhan pendanaan sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.Menurut Syahrial (2008, hal. 179) ”Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari hutang jangka pendek yang bersifat permanen dan hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.” Menurut Sartono (2001:25), yang dimaksud dengan struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur keuangan adalah perimbangan antara utang dengan modal sendiri. Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Sedangkan Bringham dan Gapenski (2003) dalam Rodoni dan Ali (2014 : 129), menjelaskan struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah engan cara menggunakan hutang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.

Struktur modal menunjukkan tentang keputusan pendanaan dalam sebuah perusahaan. Kebutuhan pendanaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun eksternal. Pendanaan internal berasal modal pemilik dan laba ditahan. Sedangkan pendanaan eksternal berasal dari utang dan penerbitan saham baru.Oleh sebab itu,


(30)

struktur modal menyatakan adanya hubungan campuran antara hutang dan modal sendiri dalam struktur keuangan jangka panjang (Sadalia, 2010 : 131).

Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana secara internal, maka akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar. Akan tetapi, tidak semua perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya sendiri. Sehingga apabila hal tersebut terjadi maka perlu dipertimbangkan penggunaan modal dari luar perusahaan yakni hutang. Perusahaan harus mampu mempertimbangkan proporsi hutang dan modal sendiri yang optimal agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan.

2.1.2 Sumber Pendanaan Perusahaan

Untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat dilihat dari segi sumber pendanaan perusahan. Jika kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai aktivitas yang bersifat jangka pendek maka akan lebih baik jika diambil dari yang bersumber pengeluaran jangka pendek (short term expenditures) dan jika untuk membiayai aktivitas jangka panjang maka akan lebih baik jika diambil dari yang bersumber pengeluaran jangka panjang (long term expenditure).

Menurut Irham Fahmi (2014 : 186), sumber pendanaan terbagi atas 2 jenis, yaitu:

1. Sumber dana untuk pengeluaran jangka pendek.

Adapun sumber-sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai pengeluaran jangka pendek terdiri atas:


(31)

a. Pinjaman perbankan yang bersifat jangka pendek. b. Hutang dagang.

c. Factoring. Factoring merupakan suatu kondisi dimana sebuah perusahaan membutuhkan dana dan memiliki piutang, dimana selanjutnya piutang tersebut dijual kepada suatu lembagayang siap menampung dan mau menerima untuk membayarnya seperti lembaga keuangan dan sejenisnya.

d. Letter of Credit (L/C). Letter of credit merupakan janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah terpenuhi. e. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan.

2. Sumber dana untuk pengeluaran jangka panjang.

Adapun sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai pengeluaran jangka panjang adalah:

a. Penjualan obligasi, merupakan salah satu jenis surat berharga yang memiliki masa waktu yang panjang sekitar 5 sampai 10 tahun.

b. Hutang perbankan yang bersifat jangka panjang. Perusahaan dapat meminjam dari perbankan untuk jangka waktu 10 sampai 15 tahun. Bambang Riyanto(2001 : 227), menjelaskan sumber dana dalam struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1. Modal asing atau hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang adalah hutang yang memiliki jangka waktu umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini


(32)

padaumumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebutmeliputi jumlah yang besar.

Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari: a. Hutang hipotik (mortgage)

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin denganaktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).

b. Obligasi (bond)

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaanmeminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangkawaktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasitersebut dan dari keuntungan.

2. Modal atau ekuitas sendiri terdiri dari:

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan yaitu laba ditahan, sedangkan sumber ekstern berasal dari modal saham yang berasal dari pemilik perusahaan.

a. Saham

Saham adalah tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan dimana modal saham terdiri dari:


(33)

(i)Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya dalam posisi paling dalam pembagian dividend an ha katas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Syahyunan, 2013 : 41).

(ii) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Persamaan terhadap obligasi yakni adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap, dan memiliki hak tebus serta dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

Persamaan terhadap saham biasa yakni mewakili kepemilikan ekuitas, tidak memiliki tanggal jatuh tempo, serta membayar dividen (Syahyunan, 2013 : 41)

b. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagaideviden. Penyisihan laba ditahan dilakukan berdasarkan kebutuhan perusahaan dan atas persetujuan pemegang saham perusahaan.


(34)

2.1.3Teori Struktur Modal

2.1.3.1 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori struktur modal modern pertama kali dikemukakan oleh Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller pada tahun 1958, yang selanjutnya disebut dengan teori MM. Teori MM dibagi kedalam dua bagian yaitu teori MM tanpa pajak dan teori MM dengan pajak.

1) Teori MM – Tanpa Pajak

Dalam teori MM tanpa pajak dijelaskan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dengan memiliki beberapa asumsi, diantaranya:

a. Tidak terdapat agency cost. b. Tidak ada pajak.

c. Investor dapat berhutang dengan suku bunga yang sama dengan perusahaan.

d. Investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan.

e. Tidak ada biaya kebangkrutan

f. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari utang.

g. Para investor adalah price-takers.

h. Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar.

Teori MM tanpa pajak menyatakan dua preposisi yang dikenal sebagai preposisi MM tanpa pajak yaitu (Syahyunan, 2013:60) :

• Preposisi I

“Jika tidak ada pajak nilai perusahaan tidak tergantung pada struktur modal (menggunakan hutang atau tidak). Hal ini terjadi karena nilai perusahan yang menggunakan hutang sama dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang akibat kemungkinan munculnya proses arbitrase.Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit.”

• Preposisi II

“Penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan, karena keuntungan dari biaya hutang yang lebih kecil ditutup dengan naiknya


(35)

biaya modal sendiri yang diinginkan pemilik akibat meningkatnya risiko yang disebabkan meningkatnya penggunaan hutang.”

2) Teori MM – Dengan Pajak

Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis karena kenyataannya peraturan pemerintah mengharuskan pembayaran pajak bagi setiap perusahaan. Oleh sebab itu, pada tahun 1963, MM menerbitkan lanjutan teori mengenai adanya efek pajak (Bringham dan Houston, 2006 : 37). Dalam teori MM dengan pajak juga terdapat 2 (dua) preposisi, yaitu:

• Preposisi I

“Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai perusahan yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasinya adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan struktur modal optimal adalah penggunaan seratus persen hutang.”

• Preposisi II

“Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi teori tersebut adalah sebaiknya perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya.”

2.1.3.2 Teori Pendekatan Miller

Merton Miller pada tahun 1976 mengajukan suatu teori struktur modal yang meliputi pajak untuk penghasilan pribadi berupa pajak penghasilan dari saham dan pajak penghasilan dari obligasi (Syahyunan, 2013 : 64)

Kesimpulan yang dikemukakan Miller (Bringham dan Houston, 2006 : 37) yaitu:


(36)

b. Perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham menguntungkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada saham sehingga menguntungkan penggunaan pembelanjaan dengan ekuitas.

2.1.3.3Trade-off Theory

Menurut trade-off theory yang dikemukakan oleh Myers (2001) dalam Syahyunan (2013:69) bahwa “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”. Biaya kesulitan keuangan adalah biaya kebangkrutan (bankcruptcy cost) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat turunnya kredibilitas suatu perusahaan.

Dalam kenyataannya, jarang perusahaan menggunakan hutang 100 persen. Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa pemegang saham mendapat keuntungan dari pajak keuntungan modal yang lebih rendah. Lebih penting lagi, perusahaan membatasi penggunaan hutang untuk menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan.

2.1.3.4Agency Cost Theory

Dalam agency cost theory dikemukakan bahwa di perusahaan terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang hutang versus pemegang saham. Jika hutang meningkat maka konflik diantara keduanya akan semakin meningkat, karena potensi kerugian yang akan diterima pemegang


(37)

hutang akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang hutang akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan sebagainya) dan bisa juga dalam bentuk kenaikan tingkat bunga. Dalam situasi lain pihak manajemen sebagai agen perusahaan juga dapat terlibat konflik dengan pemegang saham. Apabila manajemen tidak memiliki saham di perusahaan, maka keterlibatan manajer akan semakin berkurang. Hal tersebut mengakibatkan manajer seringkali mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham(Hanafi, 2004 : 316). Oleh sebab itu, pemegang saham dapat melakukan pengawasan melalui perjanjian agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan pengambilan keputusan tertentu kapada manajemen.

2.1.3.5Signaling Theory

Menurut Brigham and Houston (2001:40), isyarat (signal) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk kepada investor mengenai bagaimana cara pandangmanajemen terhadap prospek perusahaan. Ross (1977) dalam Hanafi (2004 : 316) mengembangkan model dimana struktur modal merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin harga saham meningkat, ia dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor.


(38)

profitabilitas merupakan sebuah signal positifbagi investor bahwa perusahaan tersebut masih mampu menghasilkan laba yang pada akhirnya besar kemungkinan pembagian deviden yang cukup besar. Namun disisi lain, apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan sinyal negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

Peluang pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi signal bagi investor karena jika perusahaan mempunyai peluang pertumbuhan yang tinggi berarti menandakan bahwa perusahaan akan menghasilkan return yang tinggi.Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain-lain, yakni dengan menggunakan hutang. Penggunaan hutang juga dapat menjadi signal positif apabila perusahaan memiliki likuiditas yang tidak terlalu rendah sehingga dianggap mampu membayar operasional jangka pendek. Hutang juga menjadi signal positif yang mendakan bahwa perusahaan sedang melakukan pengembangan usaha dan masih diberi kepercayaan untuk meminjam dari kreditur menandakan bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik dimata kreditur.

2.1.3.6Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan oleh Gordon Donaldson berdasarkan penelitiannya pada tahun 1961. Teori Pecking Order menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan atau profitabilitas yang tinggi ternyata menggunakan hutang yang lebih rendah. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya sumber


(39)

pendanaan internal yang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Teori ini tidak mengindikasikan target struktur modal, namun lebih menjelaskan urutan-urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Jika ada kesempatan berinvestasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan memulai dengan menggunakan dana internal, hutang dan sebagai pilihan terakhir adalah menerbitkan saham (Hanafi, 2004 : 314).

Secara spesifik, berdasarkan pecking order theory, perusahaan mampunyai urutan (hierarki) preferensi dalam pemilihan sumber dana, yaitu:

a. Perusahaan lebih memilih meggunakan pendanaan internal. Dana internal diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada

perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen konstan.

c. Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar hutang atau membeli syurat berharga. Jika kas


(40)

tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga.

d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, selanjutnya memilih saham preferen dan terakhir saham biasa.

2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 2.1.4.1Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaansangat penting dalam menentukan keputusan struktur modal sebuah perusahaan. Seftianne dan Handayani (2011) menjelaskan bahwa Ukuran perusahaanmenggambarkan besar kecilnyaperusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total aset dan tingkat penjualan. Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar dipandang lebih memiliki ketahanan saat menghadapi fluktuasi ekonomi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini disebabkan kebutuhan akan struktur modal dapat segera terpenuhi jika perusahaan ingin melakukan investasi.

Menurut Sartono (2001 : 249) perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil sehingga memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Perusahaan dengan ukuran besar lebih terdiversifikasi, sehingga mengurangi risiko kebangkrutan dan akan lebih mudah mendapatkan akses mendapatkan pinjaman, sehingga semakin besar kesempatannya untuk menghimpun dana yang


(41)

lebih cepat dan mempunyai kesempatan peminjaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini diakibatkan karena perusahaan yang besar akan membutuhkan dana yang relatif besar, oleh karena itu dengan saham yang tersebar luas, perusahaan lebih berani dalam ekspansi perusahaan dengan penggunaan pinjamannya dalam bentuk hutang.

2.1.4.2Growth Opportunity

Growth Opportunity (kesempatan bertumbuh) adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk melakukan investasi dimasa mendatang (Brigham & Weston, 2005 : 457). Growth oportunity pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahan dan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan (manajemen) maupun pihak eksternal (investor dan kreditur).Growth opportunitymerupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan size perusahaan, yang dapat diproksikan dengan peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan.Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki peningkatan aktiva maupun penjualan yang stabil. Peluang bertumbuh tersebut menjadi tidak berarti ketika terjadi penurunan aktiva atau penjualan yang negatif. Seftiannee dan Handayani (2011) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity yang tinggi merupakan perusahaan yang mempunyai kesempatan dalam mengembangkan bisnisnya di pasar. Menurut Sartono (2001 : 87), growth opportunitydapat diukur dengan menggunakan rasio pasar. Salah satu rasio pasar yang sering digunakan ialah market to book ratio yang mengukur perbandingan harga pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tingginya rasio pasar


(42)

menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi pada masa mendatang.Signaling theorydalam Hanafi (2004 : 316), menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh) yang tinggi merupakan sinyal bagi investor untuk menanamkan investasi di perusahaan tersebut. Berdasarkan Signalling Theorydalam Bringham dan Houston (2001 : 36), perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh)yang tinggi akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh) yang rendah akan cenderung untuk menjual sahamnya yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian.Growth opportunity (kesempatan bertumbuh) dapat diartikan sebagai pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Perusahaan dengan kesempatan bertumbuh yang tinggi akan cenderung mencari pendanaan baru untuk memanfaatkan kondisi baik perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Oleh sebab itu, struktur modal akan tergantung pada growh opportunity (kesempatan bertumbuh) yang dimiliki perusahaan.

2.1.4.3Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Syahyunan, 2013 : 92). Bringham dan Houston (2001 : 38) menjelaskan bahwa likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat aset lancar terutama arus kas bebas yang besar. Hal


(43)

ini menunjukkan bahwa tersedia dana internal yang cukup untuk mendanai aktivitas operasional sehari-hari perusahaan. Sesuai dengan Pecking Order theory, maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan dana internal tersebut untuk pembiayaan perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah hutang secara keseluruhan dalam struktur modal. Perusahaan harus mampu menjaga tingkat likuiditas agar tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan investor maupun kreditor dalam memberikan pendanaan bagi kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Irham Fahmi (2014 : 187), perusahaan dapat mengambil hutang jangka panjang dan jangka pendek sesuai kebutuhan untuk mendanai proyek ekspansi usahanya. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas likuiditas perusahaan. Penggunaan dana dengan cara tersebut bertujuan untuk :

a. Memperlancar angsuran pembayaran agar selalu tepat waktu.

b. Mampu terus melaksanakan pengerjaan proyek (continuity project) sehingga tidak mengalami kendala dan berbagai permasalahan lainnya. c. Menghindari timbulnya black list di perbankan karena terlambat

membayar atau tidak mampu melunaskan pinjaman.

2.1.4.4Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001 : 122). Perusahaan dengan profitabilitas tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil.Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan kebutuhan pendanaan (Sartono, 2001: 248). Dengan


(44)

laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.

Hal ini sesuai dengan pecking order theory dalam Husnan dan Pudjiastuti (2011 : 276) yang lebih memilih penggunaan dana internal sebagai sumber pendanaan yang berasal dari laba ditahan pada perusahaan.Penggunaan dana internal seperti laba ditahan memiliki kelebihan yakni berbiaya murah dibandingkan dengan menggunakan dana eksternal seperti hutang. Selain itu profitabilitas yang tinggi memungkinkan bagi perusahaan untuk membayar hutang.Oleh sebab itu profitabilitas merupakan sebuah ukuran penting dalam menentukan struktur modal perusahaan.Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal (Bringham dan Houston, 2001 : 40).

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu baik dari dalam dan luar negeri yang dijadikan sebagai sumber referensi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Peneliti

(tahun)

Judul Penelitian Variabel Teknik

Analisis Data

Hasil Penelitian

1. Wimelda dan Marlinah (2013) Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Non-Keuangan Dependen : Struktur Modal Independen:P rofitabilitas, Likuiditas, Ukuran Regresi linier berganda Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Kepemilikan Manajerial dan Struktur Aset berpengaruh


(45)

Perusahaan Risiko Bisnis Growth Opportunity, Kepemilikan Manajerial, Struktur Aktiva,Divide n, Investasi, dan Kepemilikan Institusional. signifikan terhadap struktur modal. Likuiditas,growth Opportunity, Dividen, Investasi dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2. Jamal, Geetha, Mohidin, M.A.Kari m, Thien Sang dan Yvonne Chang (2013) Capital Structure Decisions: Evidence from Large Capitalized Companies in Malaysia Dependen : Capital Structure Independen:P rofitability,Ta ngibility Likuidity, and Firm Size Regresi Linier Berganda Profitability, Tangibility, dan Liquidity

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal. Firm Size berpengaruh positif signifikan terhadap Structure Modal 3. Yuli

Setyaning sih (2012) Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Growth

Opportunity dan Operating Leverage terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010 Dependen : Struktur Modal Independen:P rofitabilitas, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, Operating Leverage Regresi linier berganda Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Struktur aktiva, ukuran perusahaan, growth opportunity dan operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

4. Niken Juniati (2010)

Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability terhadap Struktur Modal Perusahaan Dependen : Struktur Modal Independen: Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity Regresi linier berganda Secara parsial: Firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap


(46)

Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2003-2007)

Profitability Liquidity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Profitability tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara simultan: firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 5. Faiza

Saleem, Bisma Rafique, dan Qaisar Mehmood (2013) TheDeterminatio n of Capital Structure of Oil and Gas Firms listed On

KarachiStockExc hangein Pakistan.

Dependen : Capital Structure (leverage) Independen : Firm Size, Tangibility of Assets, Profitability, and Growth. Regresi linier berganda Firm size, berpengaruh positif terhadap Capital Structure

(Leverage). Sedangkan

tangibility of assets dan profitability growth berpengaruh negatif terhadap capital structure (leverage). 6. Andi

Kartika (2010) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI.

Dependen: Struktur modal Independen : risiko bisnis (bussines risk), struktur aktiva (tangibility of assets), profitabilitas (profitability) dan ukuran perusahaan (firm size) Regresi linier berganda Hasil pengujian variabel independen risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modalnya.

Sedangkan variabel independen yang lain yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran

perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal . 7. Azlan

Hafitz (2011)

Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Dependen : Struktur modal Regresi linier berganda

Secara parsial : Liquidity dan profitabilityberpenga


(47)

Liquidity dan Profitability terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI.

Independen : Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability

ruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan firm size dan growth

opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Secara simultan : Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 8. Damayant

i (2013) Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Regresi linier berganda Secara parsial maupun simultan, struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

9. Rabiah Abdul Wahab, M.Sabri, Moh Amin, dan Khairuddi n Yusop (2012) Determinants of Capital Structure of Malaysian Property Developers Dependen: Capital structure Independen : Profitability, non-debt tax shield, tangibility of firm, growth opportunity, dan liquidity

Regresi linier berganda

Profitability dan tangibility of firm berpengaruh

signifikan terhadap capital structure. Sedangkan non-debt tax shield, growth opportunity dan liquidity tidak berpengaruh

signifikan terhadap capital structure. 10. Seftianee

dan Handayan i (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Dependen: Struktur Modal Independen : Profitabilitas, Regresi linier berganda Profitabilitas, Likuiditas,Risiko Bisnis, Kepemilikan Manajerial, dan Struktur Aktiva


(48)

Manufaktur. Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis ,Growth Opportunity, Kepemilikan Manajerial dan Struktur Aktiva

signifikan terhadap struktur modal.

Sedangkan Ukuran Perusahaan dan Growth opportunity berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal.

Sumber : Berbagai jurnal dan skripsi

2.3 Kerangka Konseptual

Struktur modal merupakan keputusan pendanaan dengan mempertimbangkan bauran penggunaan hutang dan ekuitas sendiri. Sedangkan Menurut Sartono (2001:225), yang dimaksud dengan struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Keputusan struktur modal akan sangat mempengaruhi kondisi finansial perusahaan. Oleh sebab itu pertimbangan beberapa faktor dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas perlu diperhatikan dalam menentukan struktur modal perusahaan.

Ukuran perusahaan (firm size)merupakan salah satu faktor yang menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Sartono (2001:249) menjelaskan bahwa perusahaan besar yang sudah well-established memiliki kemudahan dalam memperoleh modal dipasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga perusahaan akan cenderung mencari tambahan modal dan meningkatkan penggunaan hutang dalam struktur modalnya.Hal ini disebabkan perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah mencari modal baru bagi perusahaan dengan cara memperoleh kredit atau hutang dibanding dengan


(49)

perusahaan kecil karena dianggap memiliki ketahanan finansial yang kuat. Hal ini juga sesuai dengan Signalling Theorydalam Hanafi (2004 : 316)yang menjelaskan bahwa ukuran perusahaan yang besar merupakan signal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Perusahaan-perusahaan besar dianggap memiliki ketahanan finansial yang baik sehingga mampu menanggung tingkat hutang yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil

Growth Opportunity (kesempatan bertumbuh) adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk melakukan investasi dimasa mendatang (Brigham & Weston, 2005 : 457).. Menurut Sartono (2001 : 87), growth opportunitydapat diukur dengan menggunakan rasio pasar. Salah satu rasio pasar yang sering digunakan ialah market to book ratio yang mengukur perbandingan harga pasar ekuitas denngan nilai buku ekuitas perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tingginya rasio pasar menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi pada masa mendatang.Berdasarkan Signaling Theorydalam Hanafi (2004 : 316), perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh) yang tinggi merupakan sinyal bagi investor untuk tetap mempertahankandana investasi di perusahaan tersebut. Hal ini juga sesuai dengan Signalling Theorydalam Bringham dan Houston (2001 : 36), dimana perusahaan yang memiliki growth opportunity (kesempatan bertumbuh) yang tinggi akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya perusahaan yang memiliki growth opportunity


(50)

(kesempatan bertumbuh) yang rendah akan cenderung untuk menjual sahamnya yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian.Semakin meningkatnya growth opportunity yang ditandai denganpeningkatan penjualan menyebabkan perusahaan membutuhkan penambahan modal. Sedangkan para kreditur dalam memberikan pinjaman cenderung melihat prospek peningkatan penjualan sebagai pertimbangannya. Semakin tinggi tingkat growth opportunity maka semakin mudah bagi perusahaan mendapatkan dana dalam bentuk hutang.Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh (growth opportunity) berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu(Syahyunan, 2013 : 92). Likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat aset lancar yang tinggi termasuk arus kas bebas yang besar. Jumlah arus kas bebas yang besar mengindikasikan adanya dana yang menganggur yang tidak dioptimalkan oleh manajer perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tersedia dana internal yang cukup untuk mendanai aktivitas operasional sehari-hari perusahaan(Bringham dan Houston, 2001 : 38). Sesuai dengan Pecking Order Theorydalam Husnan dan Pudjiastuti (2011 : 276), maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan dana internal tersebut untuk pembiayaan perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah hutang secara keseluruhan dalam struktur modal.Hal ini berarti menunjukkan bahwa likuiditasberpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


(51)

Profitabilitasmerupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. (Sartono, 2001 : 122). Perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang besar akan mempunyaisumber pendanaan internal yang lebih besar pula sehingga ini akan mempengaruhikeputusan struktur modal atau pendanaan suatu perusahaan yaitu dimana didalammembiayai kegiatan usahanya, seperti mengembangkan produk atau kebutuhanmelakukan pembiayaan investasi, memungkinkan perusahaan untuk cenderungmemilih menggunakan modal sendiri yaitu dari dana internalnya terlebih dahulu,seperti laba ditahan daripada menggunakan dana eksternal atau dana yang berasal daripihak luar yaitu hutang sehingga tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaanrelatif rendah serta akan memperkecil resiko timbulnya kebangkrutan dan biaya modal/hutang yang tinggi.Penggunaan dana internal memiliki kelebihan yakni berbiaya murah dibandingkan dengan menggunakan dana eksternal seperti hutang. Selain itu profitabilitas yang tinggi memungkinkan bagi perusahaan untuk membayar hutang. Hal ini sejalan dengan Pecking Order Theory dalamHusnan dan Pudjiastuti (2011 : 276) yangmengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal terlebih dahulu sebelum memutuskan penggunaan pendanaan eksternal. Hal ini bisa diartikan sebagai hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan struktur modal perusahaan.


(52)

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual di tunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditasdanprofitabilitasberpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Growth Opportunity (�2) Likuiditas (�3)

Profitabilitas(�4)

Struktur Modal (Y) Ukuran Perusahaan (�1)


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Rochaety,dkk., 2009:17). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara empat variabel independen terhadap satu variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, jurnal ilmiah, dan literatur lainnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengansitus

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Desember2014sampai dengan bulan Maret 2015.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(54)

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1. Variabel bebas (independent variabel), yang terdiri dari ukuran

perusahaan, growth opportunity, likuiditasdanprofitabilitas.

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu struktur modal perusahaan property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Objek penelitian ini adalah perusahaan propertidan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2013.

c. Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013, data kinerja perusahaan, data laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode penelitian. dan data pendukung lainnya.

3.4Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Independen

1. Ukuran Perusahaan(X1)

Ukuran perusahaanmerupakan besarnya aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Ukuran perusahaandalam penelitian ini dihitung dengan diproksikan dengan nilai logaritma dari total aset(Wimelda dan Marlina,2013).


(55)

2. Growth opportunity (X2)

Growth opportunity(kesempatan bertumbuh) didefinisikan sebagai kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk melakukan investasi dimasa mendatang.Perusahaan yang mempunyai kesempatan dalam mengembangkan bisnisnya di pasarsehingga mendorong perusahaan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada melalui investasi yang memiliki prospek yang tinggi untuk menghasilkan laba pada masa mendatang. Growth opportunity dalam penelitian ini menggunakan proksi market to book equity ratio (Wimelda dan Marlina,2013) :

Growth opportunity=

Equity of

Value Book

Equity of

Value Market

3. Likuiditas(X3)

Likuiditasmerupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Likuiditasdalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio(Syahyunan, 2013 : 92).

Likuiditas (current ratio)=

Lancar Hutang

Total

Lancar Aktiva


(56)

4. Profitabilitas(X4)

Profitabilitasmerupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Profitabilitasdalam penelitian ini diproksikan dengan rasio return on asset (ROA) . Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan labadari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2001 : 122-123).

Profitabilitas (ROA) =

aktiva Total

pajak setelah Laba

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel terikat atau dependent variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal merupakan kombinasi perbandingan penggunaan hutang dan ekuitas sendiri dalam memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan. Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to asset ratio (DAR). Rasio ini menunjukkan jumlah aktiva atau modal perusahaan yang didanai oleh hutang (Sadalia, 2010 : 62).

Struktur modal(DAR) =

Aset Total

Hutang Total


(1)

Data Profitabilitas

No

Kode

Profitabilitas

2009

2010

2011

2012

2013

1 ASRI

0,0264 0,0633 0,1003 0,1111 0,0617

2 BAPA

0,0666 0,0930 0,0398 0,0282 0,0286

3 BKSL

0,0009 0,0173 0,0258 0,0359 0,0567

4 BSDE

0,0331 0,0337 0,0792 0,0884 0,1289

5 COWL 0,0660 0,0315 0,0864 0,0392 0,0250

6 CTRA

0,0159 0,0275 0,0429 0,0565 0,0703

7 CTRP

0,0203 0,0406 0,0391 0,0538 0,0578

8 CTRS

0,0252 0,0334 0,0565 0,0619 0,0715

9 DART

0,0094 0,0105 0,0149 0,0420 0,0371

10 DILD

0,0120 0,0762 0,0259 0,0329 0,0438

11 DUTI

0,0479 0,0565 0,0815 0,0933 0,1010

12 GMTD 0,0441 0,0768 0,1008 0,0715 0,0702

13 GPRA

0,0237 0,0297 0,0363 0,0430 0,0799

14 JRPT

0,0741 0,0804 0,0849 0,0856 0,0886

15 KIJA

0,0051 0,0186 0,0583 0,0538 0,0133

16 KPIG

0,0612 0,0780 0,0273 0,0534 0,0393

17 LAMI

0,0206 0,0315 0,0926 0,0655 0,0888

18 LPCK

0,0166 0,0391 0,1262 0,1437 0,1532

19 LPKR

0,0320 0,0325 0,0318 0,0998 0,0536

20 MDLN 0,0013 0,0180 0,0293 0,0567 0,2541

21 MKPI

0,1421 0,1446 0,1510 0,1422 0,1288

22 PWON 0,0422 0,0642 0,0659 0,1013 0,1222

23 SMRA

0,0375 0,0380 0,0480 0,0728 0,0802

24 SCBD

0,0698 0,0220 0,0209 0,0195 0,3161

25 BCIP

0,0517 0,0972 0,0101 0,0278 0,0756

26 PLIN

0,0660 0,1135 0,0196 0,0594 0,0081

27 PUDP

0,0244 0,0479 0,0873 0,0585 0,0719


(2)

Hasil Olahan SPSS

1. Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Uk_Perusahaan 135 11.81 17.26 14.8084 1.29422 Growth_Opportunity 135 .13 6.32 1.5299 1.13045 Likuiditas 135 .2478 11.939 2.03661 1.750822 Profitabilitas 135 .0009 .3161 .060433 .0447855 Struktur_Modal 135 .0594 .7931 .423040 .1634489 Valid N (listwise) 135

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 135

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .13781558 Most Extreme Differences Absolute .055

Positive .053

Negative -.055

Test Statistic .055

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .133 .077 1.726 .087

Uk_Perusahaan -.001 .005 -.011 -.122 .903 Growth_Opportunity -.006 .006 -.087 -.934 .352

Likuiditas .002 .004 .055 .603 .548

Profitabilitas -.090 .153 -.053 -.588 .558 a. Dependent Variable: Absut

c. Uji Multikolinieritas

d. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .538a .289 .267 .1399198 1.930

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Likuiditas, Uk_Perusahaan, Growth_Opportunity b. Dependent Variable: Struktur_Modal

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .384 .140 2.743 .007

Uk_Perusahaan .008 .010 .063 .822 .413 .918 1.089 Growth_Opportu

nity .015 .012 .101 1.267 .207 .863 1.159 Likuiditas -.048 .007 -.512 -6.641 .000 .921 1.086 Profitabilitas -.071 .278 -.020 -.257 .797 .946 1.057 a. Dependent Variable: Struktur_Modal


(5)

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .384 .140 2.743 .007

Uk_Perusahaan .008 .010 .063 .822 .413

Growth_Opportunity .015 .012 .101 1.267 .207 Likuiditas -.048 .007 -.512 -6.641 .000 Profitabilitas -.071 .278 -.020 -.257 .797 a. Dependent Variable: Struktur_Modal

4. Goodness of Fit Model

a. Uji Signifikansi Serempak (Uji-F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.035 4 .259 13.214 .000b

Residual 2.545 130 .020

Total 3.580 134

a. Dependent Variable: Struktur_Modal

b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Likuiditas, Uk_Perusahaan, Growth_Opportunity

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .384 .140 2.743 .007

Uk_Perusahaan .008 .010 .063 .822 .413

Growth_Opportunity .015 .012 .101 1.267 .207 Likuiditas -.048 .007 -.512 -6.641 .000 Profitabilitas -.071 .278 -.020 -.257 .797 a. Dependent Variable: Struktur_Modal


(6)

c. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .538a .289 .267 .1399198

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Likuiditas, Uk_Perusahaan, Growth_Opportunity


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 3

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10