Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

UNVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA 1

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN

KEMAMPULABAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

NILA PERMATA HATI SIMBOLON 050502081

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Nila Permata Hati Simbolon (2009). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kemampulabaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Properti dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing, Dra. Lisa Marlina, MSi. Ketua Departemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. T. M. Chairal Abdullah, SE, MBA (Penguji I) dan DR. Khaira Amalia, MBA, AK (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada sektor properti dan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian ini digunakan Ukuran Perusahaan dan rasio Net

Profit Margin serta variabel dummy. Periode penelitian dimulai dari tahun

2004-2007. Hipotesis yang dikemukakan adalah ada pengaruh Ukuran Perusahaan dan

Net Profit Margin terhadap Debt to Equity Ratio pada perusahaan properti dan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Equity Ratio pada perusahaan properti dan manufaktur adalah analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi individual (uji statistik t) dengan α = 5%. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 13.0 for Windows. Hasil uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan dan rasio Net Profit Margin serta variabel dummy mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap Debt to

Equity Ratio. Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat

signifikansi yang lebih kecil dari α (0,000<0,05).

Hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Debt to Equity

Ratio dimana tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05 sedangkan variabel bebas

yang lain yaitu Net Profit Margin dan variabel dummy tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Debt to Equity Ratio.


(3)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala kasih, berkat, dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi manajemen pada fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang terhebat dalam kehidupan penulis, yaitu kedua orang tua tercinta: Abidin Simbolon dan Tumiar Samosir yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, bantuan, material serta doa yang tak pernah hentinya kepada peneliti.

Peneliti selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Jurusan yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini

4. Ibu Dra. Haida Jasin, SE, MSi selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama masa perkuliahan.


(4)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah begitu sabar dalam memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, kritik dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak T. M. Chairal Abdullah, SE, MBA selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu DR. Khaira Amalia, MBA, AK selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasanya selama masa perkuliahan: Bang Jum, Kak Dani, Kak Vina dan Kak Susi.

9. Kedua adik tercinta: Fernandez dan Tolopan yang merupakan sumber inspirasi, motivasi, dan selalu memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih buat doanya yang tak pernah henti kepada peneliti.

10.Semua my famz: ompung, tulang dan nantulang, amang boru dan bou, bapa tua dan mama tua, dan semua sepupu-sepupu. Terima kasih selama ini sudah memberi semangat, dorongan serta doa kepada peneliti.

11.Sahabat-sahabat Da BFL: Elma, Clara, Putri, Corry, Asrani, Dyan. Terima kasih buat semua bantuan, dukungan serta semangat kepada peneliti sampai skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

12.Teman-teman di Manajemen 2005: Yoseph, Hary Rapilo, Nurul, Tia, Stefany, Ayen, Krisman, Corry, Leo Bamz, Dinda, Tova, Dona, Maria, Sarah, Ika, Etenk, Teguh Mikha, Aron, Okta, Alfa, Denari, Denil, Rene, Fika, Hanny, Lidya, Ester, Irma, dan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.


(5)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

13.Kakak-kakak senior: Kak Maria, Kak Nova, Kak Rike dan Kak Rebecca. Terima kasih buat semua ilmu tentang mengolah data menggunakan SPSS dan menganalisisnya.

14.Adik-adik junior: Imel, Fitri, Indah, Musa, Patrick, Aulia dan Prima. Terima kasih atas motivasi, semangat dan dukungan kepada peneliti.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Maret 2009 Peneliti


(6)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATAPENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metode Penelitian ... 10

1. Batasan Operasional ... 10

2. Definisi Operasional ... 11

3. Populasi dan Sampel ... 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

5. Jenis Data ... 16

6. Metode Pengumpulan Data ... 16

7. MetodeAnalisis Data ... 17

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu... 22

B. Pengertian Struktur Modal ... 23

1. Komponen Struktur Modal... 24

2. Kebijakan Struktur Modal ... 24

3. Indikator Struktur Modal... 25

C. Teori Struktur Modal ... 26

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Idonesia ... 33

B. Perkembangan Bursa Efek Indonesia ... 35


(7)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Variabel yang mempengaruhi Struktur Modal ... 40

1. Deskripsi Nilai Variabel Ukuran Perusahaan ... 44

2. Deskripsi Nilai Variabel Kemampulabaan ... 48

3. Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio ... 52

B. Regresi Linear Berganda ... 56

C. Pengujian Hipotesis ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... viii


(8)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Perusahaan Properti .... 13

Tabel 1.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Perusahaan Manufaktur ... 13

Tabel 1.3 Nama Emiten Properti ... 13

Tabel 1.4 Nama Emiten Manufaktur... 14

Tabel 1.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin-Watson... 19

Tabel 3.1 Profil Perusahaan Properti dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ... 37

Tabel 4.1 Rata-rata Ukuran Perusahaan, Kemampulabaan dan Debt to Equity Ratio Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 40

Tabel 4.2 Rata-rata Ukuran Perusahaan, Kemampulabaan dan Debt to Equity Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 41

Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Ukuran Perusahaan Emiten Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 44

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Ukuran Perusahaan Emiten Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 45

Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Kemampulabaan Emiten Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 48

Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kemampulabaan Emiten Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 49

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Debt to Equity Ratio Emiten Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 52

Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Debt to Equity Ratio Emiten Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi ... 56

Tabel4.10 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (sebelum perbaikan) ... 60

Tabel 4.11 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (sesudah perbaikan) ... 62

Tabel 4.12 Collinearity Statistic ... 62

Tabel 4.13 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 63

Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi ... 64

Tabel 4.15 Uji Glejser ... 66

Tabel 4.16 ANOVA(b) (Uji f) ... 67


(9)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 9 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable (DER) ... 58

Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable (DER) ... 59 Gambar 4.3 Histogram Dependent Variable (LNDER) ... 61 Gambar 4.4 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable (LNDER) ... 61 Gambar 4.5 Scatterplot Dependent Variable (LNDER) ... 65


(10)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan situasi perekonomian dunia dalam melakukan kegiatan ekonomi terjadi tanpa batas negara. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu melakukan manajemen yang baik yaitu tentang produksi, sumber daya manusia, pemasaran maupun keuangan. Pada hakekatnya manajemen keuangan menyangkut keseimbangan financial di dalam perusahaan yakni keseimbangan antara aktiva dan pasiva yang dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan kualitatif pasiva akan menentukan struktur keuangan dan modal perusahaan (Masidonda, 2001 dalam Harahap 2004).

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam aktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang digunakan untuk beroperasi atau mengembangkan usahanya. Pemenuhan dana ini bisa bersumber dari dana sendiri maupun dengan utang, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana baik dari dalam maupun luar negeri (khususnya dana jangka panjang) bagi perusahaan. Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang


(11)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

diharapkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional

Pasar modal Indonesia sebagai salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual (emiten) dan pembeli (investor) dana-dana jangka panjang yang disebut efek. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan oleh suatu lembaga yang disebut bursa efek. Bursa efek sebagai lembaga pendukung pasar modal telah ikut berperan dalam menunjang perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada dalam satu negara. Melalui bursa efek, perusahaan dimungkinkan untuk mencari alternatif penghimpunan dana selain melalui perbankan. Perusahaan yang akan melakukan ekspansi dapat memperoleh dana tidak hanya dalam bentuk kredit perbankan tetapi juga dalam ekuitas. Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas.

Keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan (keputusan struktur modal), yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang jangka panjang, saham preferen, saham biasa dan laba ditahan yang harus digunakan oleh perusahaan. Jika rasio utang yang sesungguhnya berada di bawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal perlu dilakukan dengan menggunakan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, saham mungkin perlu digunakan (Brigham dan Houston, 2001:5).

Besar (ukuran perusahaan) dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin


(12)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mengawali seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal oleh masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji dan Sularto,2007:54).

Kebijakan utang perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan terdapat hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan rasio utang (Sujoko dan Ugy Soebiantoro, 2007:45). Ukuran perusahaan juga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh dalam struktur modal suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun.

Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanam kembali dalam perusahaan maupun di tempat lain (Sundjaja & Barlian, 2002:340). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham & Houston, 2001:40).

Struktur modal merupakan keputusan penting mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur struktur modal tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio.


(13)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Industri properti sangat digemari oleh masyarakat karena harga tanah yang cenderung naik. Hal ini disebabkan supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk. Selain itu, harga tanah bersifat

rigid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah

tersebut.

Properti merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor yang mana investasi di sektor ini merupakan investasi jangka panjang dan properti merupakan aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan sebagai jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan, oleh karena itu perusahaan properti mempunyai struktur modal yang tinggi.

Sektor properti merupakan sektor yang paling rentan dalam industri makro terhadap fluktuasi suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang pada akhirnya akan mempengaruhi pada daya beli masyarakat sehingga saham sektor ini cenderung berfluktuatif bila dibandingkan dengan harga saham pada sektor lain. Sektor properti merupakan salah satu sektor yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Suku bunga bank yang cenderung menurun, serta meningkatnya konsumsi akan gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan perumahan menjadi pemicu bergairahnya lagi sektor properti. Berdasarkan data yang diperoleh melalui Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), peningkatan sektor properti terus berlanjut sejak tahun 2003 dengan kapitalisasi sebesar Rp.49,3 triliun.

Peningkatan ini terus berlanjut pada tahun 2004 dengan pertumbuhan nilai kapitalisasi mencapai 28% dari kapitalisasi properti tahun 2003. Sedangkan pada tahun 2005, pertumbuhan nilai kapitalisasi bisnis properti yang mencakup


(14)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran dan rumah toko mencapai 11% dari Rp. 63 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp.70 triliun pada tahun 2005.

Sektor industri manufaktur merupakan sektor yang cukup berprospek untuk kegiatan berinvestasi. Hal tersebut terlihat bahwa industri manufaktur nasional yang memiliki peluang tumbuh di atas laju pertumbuhan ekonomi. Upaya penigkatan produktivitas nasional tidak terlepas dari upaya meningkatkan produktivitas sektor ekonomi, termasuk di dalamnya sektor industri manufaktur.

Krisis ekonomi yang berawal dari tahun 1997/1998 yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 350% mengakibatkan terjadinya peningkatan yang tajam pada utang dalam struktur modal perusahaan yang pada saat itu banyak melakukan pendanaan modal asing. Kondisi ini menunjukkan manufaktur yang dibanggakan pada saat itu karena industri mengalami penurunan profitabilitas, sementara jumlah utang yang harus dibayar mengalami peningkatan. Sektor manufaktur juga merupakan sektor yang memiliki ragam perusahaan yang paling bervariasi di Bursa Efek Indonesia, sehingga sektor ini menghasilkan variasi profitabilitas.

Produktivitas industri manufaktur pada saat ini memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menentukan tingkat produktivitas nasional di Indonesia. Perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan sangat erat kaitannya dengan kemampuan manajemen dalam menetukan kebijakan pendanaan (financial

policy). Inti dari kebijakan pendanaan adalh memilih apakah menggunkan utang

atau ekuitas untuk mendanai investasi dan operasi perusahaan, yang disebut juga dengan struktur modal.


(15)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Keputusan pendanaan penting dan langsung mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan, maka dilakukan kajian empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, khususnya perusahaan properti dan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Dengan demikian perlu dikaji fenomena ini lebih lanjut menganalisis pengaruh ukuran perusahaan dan kemampulabaan terhadap struktur modal pada perusahaan properti dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah Ukuran Perusahaan dan Kemampulabaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2003:47), kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.

Manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan secara efektif dan efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat mengoptimalkan


(16)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (teori trade-off) dan meminimalkan biaya modal (Astuti, 2004:138).

Besar (ukuran perusahaan) dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mengawali seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal oleh masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007:5A).

Semakin besar ukuran ukuran suatu perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh utang sehingga struktur modal akan meningkat (Sujoko dan Ugy Soebiantoro, 2007:45).

Perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil dikarenakan dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba yang ditahan. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian kebutuhan dana dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham & Houston, 2001:40), sehingga kemampulabaan berpengaruh terhadap struktur modal.

Struktur modal merupakan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisis utang jangka panjang, saham preferen, saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Utang dan ekuitas adalah dua kelompok utama dari


(17)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

kewajiban perusahaan, dimana kreditor dan pemegang saham merupakan investor perusahaan. Manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari dalam maupun luar perusahan. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Dalam perhitungan struktur modal yang digunakan adalah rasio utang-ekuitas (debt-to-equity ratio) yang merupakan perbandingan antara utang jangka panjang (longterm bebt) dengan ekuitas saham biasa (common stock).

Gambar 1.1 menunjukkan tentang pengaruh ukuran perusahaan dan kemampulabaan terhadap struktur modal berdasarkan konsep-konsep teori yang telah diuraikan.

Gambar 1. 1: Kerangka Konseptual

Sumber : Heribertus Kurniawan, 2004 (diolah)(2008)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2003:51).

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa :

Ukuran Perusahaan (X1)

Kemampulabaan (X2)

Struktur Modal (Y)


(18)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

“Ukuran Perusahaan dan Kemampulabaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis ada pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kemampulabaan terhadap struktur modal pada perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Fakultas ekonomi USU

Penelitian ini diharapkan bermanfaat memeberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga hasilnya menjadi lebih sempurna khususnya mengenai struktur modal.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pola pikir tentang pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kemampulabaan terhadap struktur modal pada perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar di di Bursa Efek Indonesia.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional


(19)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

a. Perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Data laporan keuangan tersedia berturut–turut untuk laporan tahun 2004– 2007 pada sektor industri properti di Bursa Efek Indonesia.

c. Variabel–variabel yang diteliti mempengaruhi struktur modal adalah ukuran perusahaan dan kemampulabaan.

2. Definisi Operasional

a. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal yang dirumuskan dengan Debt to Equity Ratio. Rasio utang-ekuitas adalah perbandingan anatara utang jangka panjang (long term debt) dengan ekuitas saham biasa (stock equity) (Warsono, 2003:235). Secara matematis, rasio utang-ekuitas dapat diformulasikan sebagai berikut :

Rasio Utang-Ekuitas =

Biasa Saham Ekuitas

Panjang Jangka

Utang

b. Variabel Bebas (independent variable)

Faktor–faktor yang memepengaruhi strukur modal adalah Ukuran Perusahaan dan Kemampulabaan.

1. Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan len (Ln) dari total aktiva (Sujoko dan Ugy Soebiantoro, 2007:45).


(20)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Rumus : Ukuran Perusahaan (size) = Ln (Total Aktiva)

2. Kemampulabaan atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola laba. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil karena kebutuhan pendanaan perusahaan kecil dapat dipenuhi dari dana yang dihasilkan dari internal (Brigham & Houston, 2001:40).

Rumus:

Sales ofit Net

in M ofit

Net Pr arg = Pr

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti dan menufaktur yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sampai 2007 minimal telah terdaftar selama 4 tahun dari tahun 2004 yang berjumlah 177 perusahaan yang terdiri dari 35 perusahaan properti dan 142 perusahaan manufaktur. Seluruh populasi diambil sebagi sampel dengan memenuhi beberapa kriteria.

Adapun kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

1 Perusahaan properti dan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya setiap tahun dan telah diaudit dari tahun 2004 sampai dengan 2007.

2 Perusahaan properti dan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007 (tidak pernah di-suspend).


(21)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

3 Emiten yang memiliki kemampulabaan (NPM) yang positif.

Tabel 1.1

Jumlah Sampel Perusahaan Properti Berdasarkan Karakteristik Populasi

No. Karakteristik populasi Jumlah

1. Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode

sejak tahun 2004 sampai dengan 2007 35

2. Perusahaan properti go public yang pernah di-suspend (10) 3. Perusahaan properti yang tidak mempublikasikan

laporan keuangan 2004-2007 (4)

4. Perusahaan properti yang memiliki NPM yang negatif (9)

Jumlah Populasi Sasaran Perusahaan Properti 12

Sumber :

Tabel 1.2

Jumlah Sampel Perusahaan Manufaktur Berdasarkan Karakteristik Populasi

No. Karakteristik populasi Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak

tahun 2004 sampai dengan 2007 142

2. Perusahaan manufaktur go public yang pernah

di-suspend (23)

3. Perusahaan manufaktur yang tidak

mempublikasikan laporan keuangan 2004-2007 (9) 4. Perusahaan manufaktur yang memiliki NPM

negatif (49)

Jumlah Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur 61

Sumber :

Berdasarkan karakteristik penarikan sampel tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 12 perusahaan properti dan 61 perusahaan manufaktur, yaitu :


(22)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 1.3 Nama Emiten Properti

No Kode

Emiten Nama Emiten Tanggal Listing

1 CTRA PT. Ciputra Development Tbk 28-Maret-1994

2 CTRS PT.Ciputra Surya Tbk 15 Januari 1989

3 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk 2-Nov-94

4 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism Development Tbk 11 Desember 2000 5 JRPT PT. Jaya Real Properti Tbk 29-Juni-1994 6 LAMI PT.Lamicitra Nusantara Tbk 16 Juli 2001

7 LPCK Pt. Lippo Cikarang Tbk 24 Juli 1997

Lanjutan

Tabel 1.3 Nama Emiten Properti

8 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk 28-Juni-1996

9 PUPD PT.Pudjiadji Prestige Tbk 18-Nov-94

10 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk 9-Okt-1989

11 SIIP PT. Suryainti Permata Tbk 8-Jan-98

12 SMRA PT. Sumareccon Agung Tbk 7 Mei 1990

Sumber :

Tabel 1.4

Nama Emiten Manufaktur

No Kode

Emiten Nama Emiten Tanggal Listing

1 AQUA PT. Aqua Golden Mississi Tbk 1 Maret 1990

2 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984

3 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk 11 Mei 1993 4 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994

5 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 4-Sep-90

6 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 15 Desember 1981 7 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 11-Jun-97

8 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk 14 Februari 2000

9 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 2 Juli 1990

10 RMBA PT. Bentoel Internasional Inv Tbk 5 Maret 1990

11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 27 Agustus 1990

12 RDTX PT. Roda Vivatex Tbk 14 Mei 1990

13 INDR PT. Indorama SynteticsTbk 3 Agustus 1990 14 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 22 Januari 1998

15 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 24 Maret 1982


(23)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

17 FASW PT. Fajar Surya wisesa Tbk 19 Desember 1994

18 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 3 Oktober 1994

19 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 8 Mei 1995

20 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk 30-Nov-01

21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 21 Juli 1997

22 SOBI PT. Sorini Agro Asia corporindo Tbk 3 Agustus 1992

23 UNIC PT. Unggul Indah Cahya Tbk 6-Nov-89

24 EKAD PT. Ekadharma Internasional 14 Agustus 1990 25 AKPI PT. Argha Karya Prima Inds Tbk 18 Desember 1992

26 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 5-Nov-90

27 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk 3 Juni 1994

28 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 2 Juli 1990

29 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 5 Desember 1989

Lanjutan

Tabel 1.4

Nama Emiten Manufaktur

30 ALMI PT. Alumindo Light Mertal Inds Tbk 2 Januari 1997 31 BTON PT. Benonjaya Manunggal Tbk 18 Juli 2001

32 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 28-Nov-89

33 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 4 Agustus 1989

34 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 4 Juni 1990

35 LION PT. Lion Metal Works Tbk 20 Agustus 1993

36 TIRA PT. Tira Austenite Tbk 27 Juli 1993

37 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 17 Juli 2001 38 IKAI PT. Intikeramik Alamasri Tbk 4 Juni 1997 39 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 30 Oktober 1990 40 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 21 Januari 1991

41 ASGR PT. Astra Graphia Tbk 15-Nov-89

42 MTDL PT. Metrodata elecronics Tbk 9-Apr-90

43 MLPL PT. Multipolar Tbk 6-Nov-89

44 ASII PT. Astra Internasional Tbk 4-Apr-90

45 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 15 Juni 1998

46 GTJL PT. Gajah Tunggal Tbk 8 Mei 1990

47 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 13 Februari 1995

48 INTA PT. Intraco Penta Tbk 23-Agust-1993

49 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 9 Juni 2005

50 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 9-Sep-66

51 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 16 Mei 1995

52 UNTR PT. United Tractors Tbk 19-Sep-89

53 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 29 Maret 1983


(24)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

55 MERK PT. Merck Tbk 23 Juli 1981

56 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 16 Oktober 2001

57 SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk 8 Juni 1990 58 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk 17 Juni 1994

59 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 30-Sep-93

60 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 27 Juli 1995

61 UNVR PT.Unilever Indonesia Tbk 11 Januari 1982

Sumber :

4. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa efek Indonesia melalui media internet dengan situs sampai bulan Maret 2009.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui internet, buku–buku referensi, surat kabar, dan jurnal–jurnal penelitian yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id.

6. Metode Pengumpulan Data

Menurut Hasan (2002:83) pengumpulan data adalah pecatatan peristiwa-peristiwa atau hasl-hal atau keterangan-keterangan atau karakterisrik-karakteristik sebagian arau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.

Pengumpulan data pendukung berupa penelitian terdahulu, laporan yang dipublikasikan serta pendapat para ahli yang bersumber dari buku-buku teks untuk


(25)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

mendapat gambaran yang akan diteliti, laporan keuanga yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id.

7. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing–masing variabel terkait yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) berdasarkan rumus hitung yang telah dikemukakan sebelumnya.

b. Analisis Regresi Linear Berganda 1. Analisis Uji Model

Untuk mengetahui pengaruh variabel–variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan model regresi linear berganda yaitu :

Yi = a + b1 X1 + b 2X2 + e

Dimana :

Yi = Struktur modal

X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Kemampulabaan

a = Konstanta

b1,2 = Koefisien Regresi Variabel X1,2,3

e = standart error 2. Koefisien Determinasi

Nilai Adjusted R Square pada menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted


(26)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena

menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model maka R square akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi model (Situmorang et al, 2008: 112).

3. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah data distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis

Kolmogrov-Smirnov. Apabila diperoleh nilai signifikan uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari (>) 0,05 maka data dinyatakan

normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke


(27)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homokedasitas. Cara mendekteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka terjadi gejala heterokedasitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi sebagai berikut : jika nilai tolerance < 0,5 atau nilai Varians Inflation

Factor (VIF) > 5 untuk setiap variabel bebas. Hubungan linear antar

variabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. 4. Uji Autokolerasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada t-1 (periode sebelumnya). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari auto korelasi.

Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi,maka digunakan model statistik dari D-W (Durbin-Watson) dengan ketentuan sebagai berikut:


(28)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 1.4

Kriteria Pengambilan Keputusan

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL

Tidak ada autokorelasi positif No decision dL≤ d ≤ dU

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dL < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-dU≤ d ≤ 4-dL

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak dU < d < 4-dU Sumber : Situmorang, dkk (2008: 86)

Keterangan : dL = batas bawah

dU = batas atas

4. Pengujian Hipotesis

Setelah model regresi berganda memenuhi syarat uji asumsi klasik, dilaukan pengujian hipotesis.

1. Uji–F (uji pengaruh serempak)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian :

H0 : bi = 0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 = minimal satu dari b ≠ 0 ; artinya terdapat pengaruh yang

signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada

tingkat signifikan ( ) = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah :


(29)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung > Ftabel

2. Uji–t (uji pengaruh parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dilakukan menggunakan uji statistik t (2 sisi), bentuk pengujian :

H0 : bi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H1 : bi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini nilai t-hitung akan dibandingkan dengan t-tabel pada tingkat signifikan ( ) = 5 %.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah Terima H0 bila t-tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel


(30)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

G. Penelitian Terdahulu

Kurniawan (2004), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Internal dan Pengaruhnya terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” menggunakan 97 perusahaan dengan tahun penelitian 1997 sampai dengan 2001, yang menjadi pokok masalah dalam penelitian tersebut adalah apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan (size), risiko bisnis (business risk), pertumbuhan aktiva (growth of asset), kemampulabaan (profitability), dan struktur kepemilikan (ownership structure), terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size), risiko bisnis (business risk), pertumbuhan aktiva (growth of asset), kemampulabaan (profitability), dan struktur kepemilikan (ownership structure ) berpengaruh positif secara simultan terhadap struktur modal. Secara parsial seluruh variabel bebas berpengaruh secara


(31)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

signifikan terhadap struktur modal kecuali variabel kemampulabaan (profitability) yang tidak berpengaruh secara signifikan.

Rakhmawati (2008), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” menggunakan 18 perusahaan dengan tahun penelitian 2001 sampai dengan 2005, yang menjadi pokok masalah dalam penelitian tersebut adalah apakah terdapat pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, petumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan pajak terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, struktur aktiva, petumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan pajak terhadap struktur modal berpengaruh positif secara simultan terhadap struktur modal. Secara parsial hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh secara positif terhadap stuktur modal sedangkan variabel lain tidak terbukti berpengaruh secara signifikan.

Pengertian Struktur Modal

Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur kruangan (financial structure). Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan, struktur modal tidak memasukkan unsur kewajiban lancar (current liabilities) (Warsono, 2003:235).


(32)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara utang, saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modal, sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (Astuti, 2004:138).

Komponen Struktur Modal

Struktur modal perusahaan dapat dilihat dari sisi pasiva neraca. Komponen struktur modal perusahaan secara umum terdiri dari tiga komponen, yaitu : 1) Utang jangka panjang (longterm debt)

Utang jangka panjang adalah utang yang masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari satu tahun. Komponen utang jangka panjang yang berasal dari utang ini biasanya terdiri dari: utang hipotek (mortgage), obligasi (bond), dan bentuk utang jangka panjang lainnya seperti pinjaman jangka panjang dari bank.

2) Saham preferen (preferred stock)

Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan utang jangka panjang. 3) Ekuitas saham biasa (common stock equity)


(33)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan investor, yang pemegangnya memiliki klaim residual atas laba dan kekayaan perusahaan.

Kebijakan Struktur Modal

Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber jangka panjang yang digunakan perusahaan (Warsono, 2003:235). Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian (Brigham & Houston, 2001:5) :

1) Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham

2) Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan

Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan (expexted rate of retun) akan menaikkan harga saham tersebut. Karena itu, struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.

Indikator Struktur Modal

Struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator, yaitu : 1) Rasio utang (debt ratio)

Rasio utang adalah perbandingan antara utang total dengan aktiva total. Secara matematis, rasio utang dapat diformulasikan sebagai berikut :

Rasio Utang =

Total Aktiva

Total Utang


(34)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Semakin tinggi rasio utang suatu perusahaan mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung para pemegang saham biasa semakin tinggi.

2) Rasio utang-ekuitas (debt-to-equity ratio)

Rasio utang-ekuitas (debt-to-equity ratio) adalah perbandingan antara utang jangka panjang (longterm bebt) dengan ekuitas saham biasa (stock

equity). Secara matematis, rasio utang ekuitas dapat diformulasikan

sebagai berikut :

Rasio Utang Ekuitas =

SahamBiasa Ekuitas

Panjang Jangka

Utang

Semakin tinggi rasio utang-ekuitas mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi. Rasio utang-ekuitas inilah yang lebih sering digunakan sebagai indikator struktur modal, baik oleh para teoritis maupun para praktisi dibandingkan rasio utang.

Teori Stuktur Modal

Sumber pendanaan di sebuah perusahaan dibagi dua bagian, yaitu : pendanaan internal dan pendanaan eksernal. Pendanaan internal yaitu pendanaan yang diperoleh dari laba yang ditahan. Sedangkan pendanaan eksternal adalah pendanaan yang dapat diperoleh dari para kreditur atau disebut utang. Struktur modal selalu dihubungkan dengan nilai perusahaan.


(35)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Teori-teori yang berhubungan dengan struktur modal, antara lain : teori

irrelevent, teori keagenan, teori trade-off, teori free cash flow dan teori pecking order (Keown, 2000 :556-558) :

1. Teori Trade-off (Trade-off Theory)

Menurut teori trade-off, setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya, yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan dari pendanaan dengan utang, sebab pada posisi itu nilai perusahaan menjadi maksimum. Menurut teori trade-off, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan target struktur modal optimal perusahaan adalah keuntungan dari pajak, biaya tekanan financial dan biaya keagenan. Selain itu teori trade-off menjelaskan bahwa posisi struktur modal optimal perusahaan terletak pada titik dimana nilai perusahaan maksimum, dan dimana biaya modal minimum. Struktur modal optimal adalah suatu kesimbangan optimal antara risiko dengan pengembalian yang dapat memaksimumkan harga saham.

2. Teori Free Cash Flow (Free Cash Flow Theory)

Menjelaskan bahwa “teori free cash flow” memprediksi bahwa penambahan utang akan menurunkan kas, oleh karena itu memaksa manajer untuk lebih memperhatikan kinerja dari sumber daya yang ada.

Pandangan teori ini menyatakan bahwa pada saat perusahaan membutuhkan dana, pemegang saham lama lebih suka menerbitkan utang baru daripada menerbitkan ekuitas, sebab persyaratan pembayaran bunga utang akan memaksa manajer bertindak sejalan dengan kepentingan pemegang saham. Pada pembayaran utang tetap, penyalahgunaan utang investor berisiko


(36)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

terhadap kegagalan pembayaran utang yang menyebabkan kepailitan perusahaan.

3. Teori Keagenan (Agency Theory)

Konflik yang sering terjadi pada perusahaan besar adalah antara pemegang saham dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan. Misalnya ekspansi yang mengakibatkan risiko perusahaan menjadi lebih besar daripada perkiraan kreditur. Jika investasi ini berhasil, maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham karena bunga atas utang bersifat tetap, ditentukan atas risiko asset lama. Tetapi jika ekspansi gagal, maka kreditur harus turut menanggung kerugian tersebut. 4. Teori Irrelevan (Irrelevan Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Modligiani dan Miller (1958) yang menyatakan bahwa “sejauh pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan utang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan”.

5. Teori Pecking Order (Pecking Order Theory)

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal daripada eksternal dan menjelaskan bahwa mengapa perusahaan-perusahaan yang profitabel umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal ini bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt


(37)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Perusahaan yang profitabel akan cenderung mempunyai utang yang lebih besar karena dua hal, yaitu : dana internal tidak cukup dan utang merupakan sumber eksternal yang disukai.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan oleh perusahaan ketika mengambil keputusan mengenai struktur modal adalah (Bringham & Houston, 2001:39), yaitu :

1. Stabilitas Penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri.

2. Struktur Aktiva

Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakaan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi, sedangkan perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak demikian.


(38)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan akan mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil.

4. Tingkat Pertumbuhan

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Lebih jauh lagi, biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat utang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan utang. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan kenyataan bahwa semakin besar perusahaan, maka ada kecenderungan menggunakan pinjaman yang lebih besar pula. Namun pada saat yang sama perusahaan tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan utang.

5. Profitabilitas

Seringkali pengamatan menunjukkan perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tnggi atas investasi menggunkan uang yang relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat menguntungkan memeang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat pengembaliannya tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.


(39)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Bunga merupakan beban yaang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak perusahaan maka makin besar manfaat penggunaan utang.

7. Pengendalian

Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai saham lebih dari 50%) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Bagaimana pun, jika posisi manajemen sangat rawan, situasi pengendalian perusahaan akan dipertimbangkan.

8. Sikap Manajemen

Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi dari pada struktur modal lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat. Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif dari pada manajemen lainnya sehingga menggunakan sejumlah utang yang lebih kecil dari pada rata-rata perusahaan dalam industri yang bersangkutan sementara manajemen lain lebih cenderung menggunakan banyak utang dalam usaha mengejar laba yang lebih tinggi.


(40)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur modalnya dengan pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima.

10.Kondisi Pasar

Kondisi pasar dan obligasi mengalami perubahan jangka panjang dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal.

11.Kondisi Internal Perusahaan

Kondisi internal perusahaan juga sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkannya. Misalnya, andaikan suatu perusahaan baru saja menyelesaikan program litbangnya dan perusahaan tersebut meramalkan laba yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Namun kenaikan laba tersebut belum diantisipasi oleh investor karena belum tercermin dalam harga saham. Perusahaan ini tidak ingin menerbitkan, ia lebih menyukai pembiayaan dengan utang sampai kenaikan laba tersebut terealisasi dan tercermin pada saham biasa, melunasi utang dan kembali pada struktur modal yang ditargetkan.

12.Fleksibilitas Keuangan

Seorang manajer pendanaan yang pintar mengemukakan bahwa perusahaan dapat memperoleh banyak uang dari keputusan penganggaran barang modal dan keputusan operasi yang baik dibanding dari keputusan pendanaan yang


(41)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

baik. Tujuan utama manajer pendanaan adalah selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.

Semua hal ini secara bersama-sama mendorong perusahaan untuk mempertahankan fleksibilitas keuangan yang jika dilihat dari sudut pandang operasional berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai.

H. Hubungan Variabel terhadap Struktur Modal 1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun yasng diukur dengan Ln dari total aktiva.

Semakin besar ukuran perusahaan yang dimiliki perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh utang sehingga struktur modal akan meningkat.

2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan

untuk mengukur laba bersih dibandingkan dengan penjualan yang dimiliki perusahaan. Apabila rasio NPM perusahaan besar maka menunjukkan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik, karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktifitas penjualannya, sehingga digunkan investor dalam mengambil keputusan membeli saham emiten tersebut.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil karena kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba yang ditahan.


(42)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.


(43)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.

Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa awal tahun 1939. Bursa Efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga akibat terjadinya perang dunia ke dua tahun 1942, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.

Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek di Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul tahun 1976 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Danareksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan Paket Deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Paket


(44)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 Juli 1992. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya semakin ramai dan kompleks. Hal ini menyebabkan sistem perdagangan manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai. Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Sistem yang baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan dibanding dengan sistem perdagangan manual.

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) kemudian bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.

B. Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia, dan keadaan pun semakin menunjukkan bahwa efek/ saham semakin banyak peminatnya, dilihat dari kapitalisasinya yang terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Investasi di pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan.

Investasi di pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. terjadinya alokasi


(45)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

dana yang efisien. Saat ini investasi dalam bentuk portofolio(obligasi, saham, atau surat berharga lainnya) lebih menarik karena dianggap memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dan relatif tidak membutuhkan perizinan yang rumit. Investasi portofolio yang paling marak Indonesia selama kurun waktu 2001 hingga 2008 adalah investasi di pasar modal. Pada tahun 2001, IHSG berada pada level 470.23 dan pada akhir tahun 2007 berada pada 2745.83 atau naik sebesar 483.93 persen, jika di rata-rata pertahunnya sebesar 69.13 persen

Dewan Direksi BEI

Erry Firmansyah : Direktur Utama

M. S. Sembiring : Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha

Guntur Pasaribu : Direktur Perdagangan Fixed Income dan

Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan Justitia Tripurwasani : Direktur Pengawasan

Eddy Sugito : Direktur Pencatatan

Bastian Purnama : Direktur Teknologi Informasi Sihol Siagian : Direktur Administrasi

Dewan Komisaris BEI

Bacelius Ruru : Komisaris Utama

Panda Putu Raka : Komisaris

Fathiah Helmi : Komisaris


(46)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Lily Widjaja : Komisaris

Mustofa : Komisaris

Mardiasme : Komisaris

Sumber :

C. Profil Perusahaan

Tabel 3.1 berikut menunjukan profil perusahaan secara ringkas. Tabel ini akan memperlihatkan, tahun berdiri, serta tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia dari masing-masing emiten yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 3.1

Profil Perusahaan Properti dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

No Kode

Emiten Nama Emiten

Tanggal Berdiri

Tanggal

Listing Bisnis

1 CTRA PT. Ciputra Development Tbk 22-Okt-81 28-Mar-94 Properti dan

Real Estate

2 CTRS PT.Ciputra Surya Tbk 1-Mar-89 15-Jan-89 Properti dan


(47)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

3 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk 29-Des-1972 2-Nov-94 Properti dan

Real Estate

4 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism

Development Tbk 14-Mei-1991 11-Des-00

Properti dan Real Estate

5 JRPT PT. Jaya Real Properti Tbk 25-Mei-1979 29-Jun-94 Properti dan

Real Estate

6 LAMI PT.Lamicitra Nusantara Tbk 29-Jan-88 16-Juli-01 Properti dan

Real Estate

7 LPCK Pt. Lippo Cikarang Tbk 20-Juli-1987 24-Jul-97 Properti dan

Real Estate

8 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk 15-Okt-1990 28-Jun-96 Properti dan

Real Estate

9 PUPD PT.Pudjiadji Prestige Tbk 11-Sep-80 18-Nov-94 Properti dan

Real Estate

10 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk 20-Sep-82 9-Okt-89 Properti dan

Real Estate

11 SIIP PT. Suryainti Permata Tbk 14-Feb-98 8-Jan-98 Properti dan

Real Estate

12 SMRA PT. Sumareccon Agung Tbk 26-Nov-97 7-Mei-90 Properti dan

Real Estate

13 AQUA PT. Aqua Golden Mississi Tbk 23 Feb 73 1-Mar-90 Makanan dan

Minuman

14 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 15 Juni 70 27-Feb-84 Makanan dan

Minuman

15 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk 19 Juni 78 11-Mei-93 Makanan dan

Minuman

16 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 14-Agust-90 14-Jul-94 Makanan dan

Minuman

17 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 17-Feb-77 4-Sep-90 Makanan dan

Minuman

18 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 3-Jun-29 15-Des-81 Makanan dan

Minuman

19 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 26-Jan-90 11-Jun-97 Makanan dan

Minuman

20 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk 22-Des-73 14-Feb-00 Makanan dan

Minuman

21 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 2-Nov-91 2 Juli 90 Makanan dan

Minuman

22 RMBA PT. Bentoel Internasional Inv Tbk 19-Jan-79 5-Mar-90 Rokok

23 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 26 Juni 58 27-Agus-90 Rokok

24 RDTX PT. Roda Vivatex Tbk 27-Sep-80 14 Mei 90 Textile dan

Garmen

25 INDR PT. Indorama SynteticsTbk 3-Apr-74 3-Agus-90 Textile dan

Garmen Lanjutan

Tabel 3.1

Profil Perusahaan Properti dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

26 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 22-Des-87 22-Jan-98 Textile dan

Garmen

27 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 15-Okt-31 24 Mar 82 Alas Kaki

28 TIRT PT.Tirta Mahakam Resource Tbk 21-Apr-81 13 Des 81 Kayu &

Pengolahannya

29 FASW PT. Fajar Surya wisesa Tbk 13 Juni 87 19 Des 94 Pulp & Kertas

30 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 28-Nov-77 3 Okt 94 Kimia &

Sejenisnya

31 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 15 Jan 79 8 Mei


(48)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

32 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk 15-Sep-88 30-Nov-01 Kimia &

Sejenisnya

33 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 18 Jan 51 21 Juli 97 Kimia &

Sejenisnya

34 SOBI PT. Sorini Agro Asia corporindo

Tbk 7 Feb 83 3 Agus 92 Kimia

35 UNIC PT. Unggul Indah Cahya Tbk 7-Apr-93 6-Nov-89 Kimia

36 EKAD PT. Ekadharma Internasional 20-Nov-81 14 Agus

90 Kimia

37 AKPI PT. Argha Karya Prima Inds Tbk 7 Maret 1980 18 Des 92 Plastik &

Kemasan

38 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 30 Okt 75 5-Nov-90 Plastik &

Kemasan

39 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk 7 Juni 1985 3 Juni

1994

Plastik & Kemasan

40 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 23-Nov-79 2 Juli 1990 Plastik &

Kemasan

41 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa

Tbk 16 Jan 85 5 Des 89 Semen

42 ALMI PT. Alumindo Light Mertal Inds

Tbk 26 Juni 1978 2 Jan 97

Logam & Sejenisnya

43 BTON PT. Benonjaya Manunggal Tbk 27 Feb 95 18 Juli

2001

Logam & Sejenisnya

44 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 23 Agus 83 28-Nov-89 Logam &

Sejenisnya

45 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 18 Juli 1973 4 Agus 89 Logam &

Sejenisnya

46 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 14 Des 1982 4 Juni

1990

Logam & Sejenisnya

47 LION PT. Lion Metal Works Tbk 16 Agus 72 20 Agus

93

Logam & Sejenisnya

48 TIRA PT. Tira Austenite Tbk 8-Apr-74 27 Juli

1993

Logam & Sejenisnya

49 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 22 Feb 1993 17 Juli

2001

Keramik, Porselen & Kaca

50 IKAI PT. Intikeramik Alamasri Tbk 26 Juni 1991 4 Juni

1997

Keramik, Porselen & Kaca

51 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 11 Juli 1997 30 Okt

1990

Keramik, Porselen & Kaca

52 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 23 Juli 1981 21 Jan

1991 Kabel

53 ASGR PT. Astra Graphia Tbk 31 Okt 1975 15-Nov-89 Elektronika

54 MTDL PT. Metrodata elecronics Tbk 17 Feb 1983 9-Apr-90 Elektronika

Lanjutan

Tabel 3.1

Profil Perusahaan Properti dan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

55 MLPL PT. Multipolar Tbk 4 Des 1975 6-Nov-89 Elektronika

56 ASII PT. Astra Internasional Tbk 20 Feb 1957 4-Apr-90 Otomotif &

Komponennya

57 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 20-Sep-91 15 Juni

1998

Otomotif & Komponennya

58 GTJL PT. Gajah Tunggal Tbk 24 Agus 51 8 Mei

1990

Otomotif & Komponennya


(49)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

59 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 28-Nov-88 13 Feb

1995

Otomotif & Komponennya

60 INTA PT. Intraco Penta Tbk 10-Mei-1975

23-Agust-93

Otomotif & Komponennya

61 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 20 Juni 1988 9 Juni

2005

Otomotif & Komponennya

62 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 19 Jan 1976 9-Sep-66 Otomotif &

Komponennya

63 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 24 Juli 1980 16 Mei

1995

Otomotif & Komponennya

64 UNTR PT. United Tractors Tbk 19-Okt-1972 19-Sep-89 Otomotif &

Komponennya

65 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk 8 Juli 1970

29 Mar

1983 Farmasi

66 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 23 Jan 1969 4 Juli 2001 Farmasi

67 MERK PT. Merck Tbk 14 Okt 1970 23 Juli

1981 Farmasi

68 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 27-Nov-76 16 Okt

2001 Farmasi

69 SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk 7 Maret 1972 8 Juni

1990 Farmasi

70 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk 20 Mei 1970 17 Juni

1994 Farmasi

71 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 5-Nov-69 30-Sep-93

Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga

72 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 14 Mar 1978 27 Juli

1995

Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga

73 UNVR PT.Unilever Indonesia Tbk 5 Des 1993 11 Jan

1982

Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD), (08 Februari 2009, diolah)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


(1)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

FASW

1.46

1.69

1.91

1.88

AKRA

0.78

0.86

1.09

1.57

BUDI

3.75

3.76

2.9

1.31

CLPI

0.57

0.84

1.05

1.29

LTLS

1.97

2.1

2.43

2.76

SOBI

0.6

0.67

0.72

0.69

UNIC

1.5

1.22

1.43

1.13

EKAD

0.18

0.37

0.13

0.3

AKPI

1.44

1.41

1.36

1.32

IGAR

0.6

0.42

0.44

0.65

SIMA

0.41

0.53

0.57

0.89

TRST

1

1.2

1.07

1.13

INTP

1.1

0.87

0.59

0.54

ALMI

1.68

1.1

1.1

2.07

BTON

0.25

0.12

0.31

0.35

CTBN

0.19

0.7

1.13

0.87

JPRS

0.89

0.25

0.06

0.07

LMSH

1.45

0.99

0.86

1.12

LION

0.22

0.23

0.25

0.33

TIRA

1.52

1.37

2.33

2.14

ARNA

1.01

1.1

1.5

1.68

IKAI

6.97

5.78

2.27

1.27

TOTO

3.88

2.93

2.24

2.01

IKBI

0.41

0.62

0.58

0.4

ASGR

0.72

0.82

0.82

0.98

MTDL

1.42

1.42

1.73

1.79

MLPL

3.05

2.39

3.63

2.92

ASII

1.18

1.11

1.41

1.17

AUTO

0.62

0.71

0.57

0.48

GJTL

2.76

2.68

2.41

2.63

HEXA

1.25

2.1

2.48

2.65

INTA

4.73

1.81

1.68

1.72

MASA

0.85

0.95

0.99

0.36

SMSM

0.71

0.61

0.53

0.57

TURI

2.67

3.02

3.24

3.06

UNTR

1.17

1.58

1.44

1.26

SQBI

0.5

0.5

0.71

0.82

KAEF

0.44

0.39

0.45

0.48

MERK

0.3

0.21

0.2

0.2

PYFA

2.99

2.54

0.27

0.34

SCPI

29.75

70.3

-68.98

42.15

TSPC

0.2

0.26

0.23

0.23

TCID

0.19

0.19

0.11

0.14

MRAT

0.19

0.14

0.1

0.11


(2)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

LAMPIRAN II

REGRESI

Coefficients

a

-2.735

1.334

-2.051

.041

1.509

.475

.175

3.178

.002

-.290

.047

-.365

-6.224

.000

-.452

.159

-.168

-2.850

.005

(Constant)

LNSIZE

LNNPM

SEKTOR

Model

1

B

Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Dependent Variable: LNDER

a.

Model Summary

b

.403

a

.162

.153

.89819

1.966

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), LNNPM, LNSIZE, SEKTOR

a.

Dependent Variable: LNDER

b.

ANOV A

b

44.360

3

14.787

18.329

.000

a

229.114

284

.807

273.474

287

Regres sion

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean S quare

F

Sig.

Predic tors: (Constant), SEK TOR, LNSIZE, LNNP M

a.

Dependent Variable: LNDER

b.

Coefficientsa

-2.735 1.334 -2.051 .041

-.452 .159 -.168 -2.850 .005 .845 1.183 1.509 .475 .175 3.178 .002 .972 1.029 -.290 .047 -.365 -6.224 .000 .857 1.167 (Constant) SEKTOR LNSIZE LNNPM Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: LNDER a.


(3)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

CHART

Sebelum di Ln kan

10 5

0 -5

-10

Regression Standardized Residual 200

150

100

50

0

Frequency

Mean = 2.44E-16 Std. Dev. = 0.995 N = 292

Dependent Variable: DER Histogram


(4)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

Dependent Variable: DER

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Setelah di LN kan

6 4

2 0

-2 -4

Regression Standardized Residual 60

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 1.79E-15 Std. Dev. = 0.996 N = 243

Dependent Variable: LNDER Histogram


(5)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

Dependent Variable: LNDER


(6)

Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

4 3

2 1

0 -1

-2 -3

Regression Standardized Predicted Value

6

4

2

0

-2

-4

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

Dependent Variable: LNDER

Scatterplot


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 27 94

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KEMAMPULABAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 21