BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Perpustakaan Umum - Pengaruh Promosi Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum sebagai sarana pendidikan dan penyedia informasi dituntut untuk menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut Sutarno (2006, 43) :

  Perpustakaan umum adalah lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang, dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan lainnya. Sedangkan Hermawan (2006, 30) menyatakan bahwa: Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan didanai dengan dana masyarakat. Selain pendapat di atas dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 7495 : 2009 tentang Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, menyatakan bahwa: Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten/kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender. Dari beberapa uraian di atas, dapat diketahui bahwa Perpustakaan Umum adalah suatu lembaga pendidikan demokratis yang diselenggarakan dengan dana umum dalam memberikan layanan informasi dan sumber belajar sesuai kebutuhan serta melayani masyarakat akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan stratifikasinya. Hal ini menjelaskan bahwa siapa saja boleh memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Perpustakaan Umum dan mendapatkan pelayanan yang sama tanpa terkecuali.

2.1.1. Tujuan Perpustakaan Umum

  Suatu Lembaga diselenggarakan/didirikan harus memiliki tujuan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat berhasil dengan maksimal. Perpustakaan umum juga memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masayarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras, pekerjaan, serta layanan cuma-cuma bagi umum.

  Hermawan (2006, 31) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:

  1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan.

  2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari – hari.

  3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

  4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar.

  5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat. Sedangkan dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum

  (2006, 5-6) tujuan perpustakaan umum adalah : 1.

  Menciptakan dan menetapkan kebiasaan membaca anak-anak sejak usia dini.

  2. Mendukung baik pendidikan perorangan secara mandiri maupun pendidikan formal pada semua jenjang.

  3. Memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas pribadi.

  4. Menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak-anak dan orang muda.

  5. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi pada seni kesenian dan hasil-hasil penemuan ilmiah.

  6. Menyediakan akses kepada ekspresi-ekspresi kultural dari semua seni pentas.

  7. Mendorong terciptanya dialog antar budaya oleh karena keaneka ragaman budaya.

  8. Mengusahakan agar semua penduduk dapat akses kepada segala macam informasi yang tersedia untuk masyarakat.

  9. Memberikan layanan informasi yang sesuai kepada perusahaan- perusahaan, perkumpulan-perkumpulan dan kelompok-kelompok setempat yang memerlukan.

  10. Memberi kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan memakai komputer dan perangkat keras lainnya teknologi informasi.

  11. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan dan program-program pemberantasan buta huruf (“Literacy”) untuk semua kelompok usia, dan apabila dianggap perlu memprakarsai kegiatan-kegiatan ini. Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat serta berpartisipasi dalam kegiatan pemberantasan buta huruf, mendorong minat baca dan semangat belajar masyarakat untuk meningkatkan pendidikan dan swadaya masyarakat.

2.1.2. Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum sebagai suatu lembaga yang menyediakan akses informasi bagi semua anggota masyarakat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan literasi informasi memiliki fungsi dan tugas yang harus dilaksanakan oleh perpustakaan.

  Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 6-7) fungsi perpustakaan umum adalah:

  1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

  2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.

  3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

  4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

  5. Pendayagunaan koleksi.

  6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung di perpustakaan maupun yang menggunakan telpon, faximili dan lain-lain.

  7. Pemasyarakatan perpustakaan.

  8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

  9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya.

  10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.

  11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan. Berdasarkan uraian di atas mengenai fungsi perpustakaan umum, dapat diketahui bahwa perpustakaan umum berfungsi menyimpan, merawat, mengembangkan dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka serta menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Fungsi perpustakaan umum akan terlaksana dengan baik jika perpustakaan umum telah melakukan tugasnya dengan baik.

  Selanjutnya dalam SNI 7495 tahun 2009 tentang perpustakaan umum kabupaten/kota dinyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah:

  1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;

  2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup; 3.

  Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal; 4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat;

  5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;

  6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain serta berbagai situs web;

7. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan informasi; 8.

  Menyediakan fasilitas belajar dan membaca; 9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer; 10.

  Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan keliling. (Badan Standardisasi Nasional, SNI 7495 : 2009) Sedangkan menurut Sutarno (2006, 37) “Tugas perpustakaan umum memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi penelitian dan sebagai pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”.

  Dari beberapa uraian di atas, dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan sarana pendidikan dan pengembangan kreativitas diri, mendayagunakan koleksi serta memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar dan sebagai tempat melestarikan koleksi bahan pustaka.

2.2. Pelayanan Perpustakaan

  Pelayanan perpustakaan merupakan pemberian layanan kepada masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dengan mematuhi peraturan–peraturan yang telah ditetapkan serta prosedur yang ditentukan perpustakaan. Pada dasarnya perpustakaan yang baik dapat diukur keberhasilannya dalam menyajikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Kelengkapan fasilitas yang ada, besarnya dana yang disediakan, dan banyaknya tenaga pustakawan, tidak berarti apa-apa apabila perpustakaan tersebut tidak mampu menyediakan pelayanan yang baik.

  Layanan perpustakaan bertujuan memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan untuk keperluan pendidikan, penerangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan kebudayaan. Menurut Darmono (2001, 134) “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

  Sedangkan dalam SNI 7495: 2009 tentang perpustakaan umum kabupaten/kota dinyatakan bahwa “layanan perpustakaan adalah jasa yang di berikan kepada pengguna sesuai dengan misi perpustakaan”.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan dari pelayanan perpustakaan adalah menjelaskan, mengarahkan, dan membantu pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan secara optimal. Perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pengguna serta memiliki fasilitas yang memadai sehingga pengguna dapat merasa nyaman dan betah ketika berada di dalam ruangan perpustakaan. Layanan yang baik merupakan layanan yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pengguna, oleh karena itu diperlukan pembinaan layanan bagi setiap perpustakaan.

2.2.1. Sistem Layanan Perpustakaan

  Perpustakaan memiliki dua sistem layanan yaitu sistem layanan terbuka (Open Access) dan sistem layanan tertutup (Close Access). Kedua sistem pelayanan tersebut berhubungan dengan bagaimana cara perpustakaan memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menemukan dan memanfaatkan informasi yang dimiliki perpustakaan tersebut.

2.2.1.1. Sistem Layanan Terbuka

  Sistem layanan terbuka pada perpustakaan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya. Pengguna diizinkan masuk ke ruangan koleksi perpustakaan, memilih, serta mengambil bahan pustaka yang dibutuhkan. Dengan sistem ini, pengguna perpustakaan dapat melihat langsung koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya. Pengguna perpustakaan diperbolehkan untuk membaca koleksi perpustakaan ditempat atau meminjam koleksi perpustakaan tersebut.

  Menurut Darmono (2001, 139) “sistem layanan terbuka adalah sistem yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustaakan”. Sedangkan sistem layanan terbuka menurut Lasa (1994, 5) adalah “suatu layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk keruangan koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”.

  Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang dibutuhkan. Sehingga pengguna tidak perlu meminta bantuan pustakawan ataupun petugas perpustakaan untuk mencari koleksi yang diinginkan oleh pengguna tersebut. Hal ini biasa diterapkan oleh perpustakaan besar yang memiliki banyak koleksi.

  Sehubungan dengan hal diatas Darmono (2001, 140), mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan yang ditemukan apabila perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka. Adapun keunggulan dari sistem layanan terbuka tersebut yakni:

  1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

  2. Pemakai dilatih untuk dapat dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

  3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

  4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingg bisa diberikan tanggung jawab di bagian lain. Selain keunggulan di atas, sistem layanan terbuka ini juga mempunyai beberapa kelemahan seperti:

  1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau balau balau karena ketika mereka melakukan browsing.

  Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

  2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

  3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.

  4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

  Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pada sistem layanan terbuka yaitu pengguna akan merasa lebih puas dikarenakan diberi kemudahan dalam menemukan koleksi, jika koleksi yang dibutuhkan tidak tersedia maka pengguna dapat langsung mencari koleksi alternatif lain pada saat itu juga. Sedangkan kelemahan dari sistem ini yaitu berupa letak koleksi perpustakaan yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan urutannya, pengguna harus mengenal sistem pengelompokan buku yang dipakai oleh perpustakaan tersebut. Tanpa mengerti sistem pengelompokan buku, pengguna akan sulit menemukan bahan pustaka yang dicari. Sistem layanan terbuka juga membutuhkan keamanan yang lebih baik, karena kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar.

2.2.1.2. Sistem Layanan Tertutup

  Selain sistem layanan terbuka juga terdapat sistem layanan tertutup yang dilaksanakan oleh perpustakaan. Pada sistem layanan tertutup, pengguna tidak boleh langsung memilih buku yang dibutuhkan dari ruang koleksi, melainkan harus meminta bantuan kepada petugas untuk mengambilkan koleksi bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dilihat melalui daftar atau katalog yang tersedia pada perpustakaan tersebut kemudian dipilih oleh pengguna dengan mencatat kode buku atau identitas buku dan diberikan kepada petugas perpustakaan.

  Menurut Astono (2009, 94), bahwa: Pelayanan tertutup adalah sistem dimana pengguna tidak diijinkan memasuki ruang koleksi, sehingga apabila pengguna membutuhkan beberapa judul buku yang dikehendaki hanya dapat memilih melalui kartu buku dengan cara mencatat identitas buku yang dikehendaki tersebut untuk diberikan kepada petugas. Pendapat di atas mengemukakan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri informasi yang dibutuhkan pada ruangan koleksi melainkan harus dengan bantuan petugas perpustakaan. Koleksi yang dibutuhkan harus dicari melalui daftar atau katalog yang tersedia, kemudian pengguna mencatat data buku yang dibutuhkan dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi perpustakaan tersebut.

  Sistem layanan tertutup pada perpustakaan merupakan suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dilihat melalui daftar atau katalog yang tersedia, sedangkan koleksinya akan diambil oleh petugas. Jenis sistem layanan ini biasanya diterapkan pada perpustakaan yang memiliki koleksi sedikit atau perpustakaan khusus yang bersifat tidak untuk umum.

  Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari sistem layanan tertutup menurut Rahayuningsih (2007, 94) antara lain :

1. Keuntungan:

  a) Memungkinkan susunan rak dipersempit antara satu dengan lainnya sehingga menghemat ruang untuk menyimpan koleksi.

  b) Susunan koleksi di rak lebih teratur dan tidak mudah rusak karena yang mengambil dan mengembalikan adalah petugas.

c) Faktor kehilang dan kerusakan koleksi bisa diperkecil.

2. Kerugian:

  a) Petugas banyak mengeluarkan energi untuk melayani peminjaman.

  b) Prosedur peminjaman tidak bisa cepat (harus menunggu giliran dilayani bila antrian panjang) c) Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.

  d) Peminjaman sering tidak puas apabila koleksi yang dipinjam tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

   Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa keuntungan sistem layanan

  tertutup adalah koleksi akan tetap terjaga kerapiannya dan dapat meminimalisasi tingkat kehilangan koleksi bahan pustaka. Sedangkan kerugiannya adalah pelayanan yang diberikan membutuhkan waktu yang lama karena pengguna harus mencari dari daftar atau katalog kemudian mengantri dan menunggu petugas mengambil koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna.

2.2.2. Jenis-jenis layanan

  Ada beberapa jenis layanan di perpustakaan, diantaranya: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan audiovisual, dan layanan terbitan berseri.

  Seluruh jenis layanan tersebut akan dibahas pada pembahasan berikut.

2.2.2.1. Layanan Sirkulasi

  Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman koleksi yang diberikan untuk pengguna yang berhubungan dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan.

  Sutarno (2006, 93) menyatakan bahwa, “Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka berserta penyelesaian administrasinya”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan seperti peminjaman, pengembalian, serta penyelesaian administrasi bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.

  Lasa (2005, 213) menyatakan bahwa pelayanan sirkulasi bertujuan untuk: 1.

  Agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.

  2. Agar mudah diketahui identitas peminjaman buku yang dipinjam dan waktu pengembalian.

  3. Untuk menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang ditentukan.

  4. Untuk memperoleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan.

  5. Untuk mengontrol jika terdapat pelanggaraan. Untuk mencapai tujuan layanan sirkulasi tersebut, ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan unit pelayanan sirkulasi. Menurut Sulistyo - Basuki (1993, 257

  • 259), tugas yang harus dilakukan oleh bagian sirkulasi adalah sebagai berikut:

  1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.

  2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustakaan.

  3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman.

  4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan.

  5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya.

  6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.

  7. Bertanggungjawab atas segala berkas peminjaman.

  8. Membuat statistika peminjaman.

  9. Peminjam antar perpustakaan.

  10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.

  11. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman. Layanan sirkulasi bertugas untuk melakukan pengawasan kepada pengguna baik dalam peminjaman maupun pengembalian yang dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam peminjaman maupun pengembalian. Layanan sirkulasi juga bertugas untuk membuat kartu anggota perpustakaan. Selain itu, petugas pada layanan sirkulasi memiliki tanggung jawab atas segala berkas peminjaman serta membuat statistika peminjaman yang telah dilakukan. Tugas lain yang harus dilakukan oleh bagian sirkulasi menurut Sulistyo-Basuki adalah mengawasi kegiatan pengguna mulai dari masuk perpustakaan, melakukan penitipan barang, dan saat pengguna keluar dari perpustakaan.

2.2.2.2. Layanan Referensi Salah satu layanan yang ada di perpustakaan adalah layanan referensi.

  Perpustakaan menyediakan layanan referensi agar pengguna dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat.

  Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 38) dinyatakan bahwa “Layanan rujukan adalah kegiatan memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan dalam bentuk pemberian layanan rujukan cepat dan atau bimbingan pemakaian sumber rujukan”.

  Sedangkan Sutarno (2006, 89), “Layanan referensi merupakan layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di perpustakaan karena berbagai pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”.

  Sedangkan Rahayuningsih (2007, 103) berpendapat bahwa: Layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.

  Berdasarkan ketiga pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa layanan referensi merupakan kegiatan layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk memperoleh dan membantu pengguna dalam menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi seperti ensiklopedi, kamus, almanak, direktori, buku tahunan, dan sebagainya. Koleksi tersebut tidak boleh dipinjam tetapi hanya boleh baca di tempat. Pelayanan referensi juga memberikan bimbingan untuk menggunakan dan menemukan koleksi referensi bagi pengguna perpustakaan.

2.2.2.3. Layanan Audiovisual Layanan audiovisual juga merupakan bagian dari layanan di perpustakaan.

  Ada beberapa perpustakaan yang memiliki layanan ini karena koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas pada buku, terdapat juga koleksi audiovisual yang dikemas dalam bentuk cassette, VCD, DVD, dan bentuk elektronik lainnya. Menurut Siregar (2012, 1) “Kehadiran audiovisual ini memperkaya koleksi perpustakaan dan memungkinkan perpustakaan untuk memberikan layanan yang lebih bervariasi kepada pengguna”. Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa dengan adanya koleksi audiovisual perpustakaan dapat memberikan layanan yang beragam, kemasan informasi tersebut merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna untuk mendapatkan informasi melalui gambar dan suara.

  Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 90) mengemukakan bahwa “Pelayanan audiovisual adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya”.

  Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa layanan audiovisual adalah layanan koleksi multimedia yang digunakan oleh pengguna dengan bantuan perlengkapannya.

2.2.2.4. Layanan Terbitan Berseri

  Terbitan berseri atau terbitan berkala adalah terbitan (publikasi) yang memilki waktu/kala terbit tertentu, dengan jarak penerbitan yang yang tetap dan terbit terus menerus tanpa batas waktu tertentu. Sebagai sebuah sumber informasi, terbitan berseri memuat berbagai macam informasi ilmiah yang menggambarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Menurut Yulia (2010, 6.3) terdapat berbagai jenis terbitan berseri, antara lain: a.

  Majalah (magazine) b.

  Warta c. Buletin d.

  Jurnal (journal) e. Surat kabar f. Prosiding g.

  Buku tahunan Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007, 115-122), layanan terbitan berseri memiliki dua jenis yaitu:

  1. Layanan surat kabar dan tabloid

  a. Baca ditempat Surat kabar dan tabloid setelah selesai diolah dilayankan kepada pengguna agar segera dapat dibaca.

  b. Fotokopi Informasi dalam surat kabar dan tabloid dapat difotokopi sesuai dengan keperluan pengguna.

  c. Pemajangan Pemajangan surat kabar dapat dilakukan dengan berbagai media yaitu: 1) Kotak baca

  Tujuannya agar suarat kabar terjaga kebersihan dan kerapiannya serta dapat dibaca oleh banyak pengguna dalam satu waktu. 2) Rak pajang

  Tujuannya agar surat kabar yang disediakan untuk dibaca oleh pengguna tersedia dengan jumlah dan judul yang lebih banyak/ bervariasi. 3) Tongkat penjepit surat kabar

  Alat ini digunakan untuk menjepit surat kabar, sehingga surat kabar dalam satu terbitan dapat tetap terkumpul menjadi satu dan dapat langsung digunakan oleh pengguna.

  d. Penarikan Penarikan adalah aktivitas mengganti surat kabar atau tabloid yang dipajang dengan surat kabar yang baru.

  2. Layanan jurnal atau majalah

  a. Baca ditempat Jurnal atau majalah setelah selesai diolah dilayankan kepada pengguna agar segera dapat dibaca.

  b. Fotokopi Perpustakaan menyediakan layanan fotokopi untuk jurnal dan majalah yang diperlukan oleh pengguna.

  c. Pemajangan Untuk memudahkan pengguna menemukan jurnal atau majalah yang dibutuhkan koleksi jurnal dan majalah hendaknya disusun dengan system tertentu. Misalnya jurnal dan majalah disusun secara alfabetis menurut judul.

  d. Layanan penelusuran indeks artikel jurnal atau majalah

  Jurnal atau majalah hendaknya diusahakan agar sesegera mungkin dapat dimanfaatkan pengguna karena jurnal atau majalah memuat informasi terkini.

  e. Penarikan jurnal atau majalah Dilakukan bila sudah ada jurnal atau majalah terbaru yang diterima perpustakaan.

  Dari kedua pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa jenis layanan terbitan berseri adalah surat kabar, majalah, jurnal, tabloid, tebitan berseri, buletin, pamflet, ringkasan, laporan tahunan, leaflet, brosur dan warta singkat. Berdasarkan jenisnya, layanan terbitan berseri terbagi atas layanan surat kabar dan tabloid serta layanan jurnal atau majalah. Koleksi pada layanan terbitan berseri tidak bisa dipinjam ke luar gedung perpustakaan, koleksi hanya bisa baca ditempat dan difotokopi oleh pengguna.

2.3. Pemasaran

  Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan ataupun instansi pemerintah dikarenakan kegiatan pemasaran secara langsung berhubungan dengan konsumen.

2.3.1. Pengertian Pemasaran

  Pemasaran merupakan rangkaian kegiatan manajemen yang umumnya berkaitan dengan memasarkan produk yang nyata dan bersifat Profit Oriented.

  Menurut Sunarto (2006, 4) bahwa “Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

  Selain pendapat di atas, Assauri (2002, 5) menyatakan bahwa “Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”.

  Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi dan memuaskan individu dan kelompok melalui proses pertukaran produk yang bernilai.

2.3.2. Tujuan dan Fungsi Pemasaran

  Tujuan pemasaran adalah untuk menarik minat pelanggan produk, jasa yang ditawarkan, merubah pandangan organisasi dan produk/ jasa yang tersedia di dalamnya, dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

  Menurut Sastradipoera (2003, 10-11), terdapat delapan tujuan pemasaran antara lain:

  1. Untuk mencapai jumlah penjualan (sales volume) yang paling tepat sehingga terjadi hubungan arus barang atau jasa yang lancar antara manajemen produksi dan manajemen marketing.

  2. Untuk meraih pangsa pasar (market share), yaitu ukuran relatif bagian yang diperoleh suatu perusahaan atau merk dagang dari pasar keseluruhan yang ada pada suatu waktu tertentu, dengan cara yang paling efisien dan efektif.

  3. Untuk menaikkan tingkat pertumbuhan penjualan (sales growth rate) yang stabil dan dinamis.

  4. Untuk melakukan penetrasi pasar (market penetration), yaitu suatu upaya marketing agar meraih penjualan yang lebih banyak pada proses produk yang sedang berlangsung melalui kebijakan marketing yang lebih agresif, khususnya jika berhadapan dengan persaingan.

  5. Untuk mendapatkan rentabilitas (profitability) yang rasional, yang merupakan peluang untuk memperoleh laba dalam jangka waktu tertentu di waktu yang akan datang, atau hasil atas investasi (return on

  investment , ROI) yang layak, yang merupakan hubungan antara pendapatan yang diperoleh dan investasi yang dilaksanakan.

  6. Untuk meraih citra dan reputasi perusahaan (company image and

  reputation ) yang baik yang menjadi “muhibah” (goodwill) bagi perusahaan tersebut.

  7. Untuk melaksanakan pertanggung jawaban sosial (social

  responsibility ) sebagai suatu entitas dalam sistem sosial yang menyeluruh.

  8. Untuk mencari inovasi-inovasi baru (new innovation) agar dapat menciptakan produk baru. Sedangkan menurut Alma (2000, 5), tujuan utama pemasaran yaitu: “memberi kepuasan kepada konsumen. Maka istilah dan kegiatan pemasaran bukan saja milik industri, perdagangan, tapi kegiatan marketing meliputi marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing pribadi, marketing masjid, marketing non profit organisasi”. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tujuan pemasaran adalah mencapai jumlah penjualan, meraih pangsa pasar, menaikkan tingkat pertumbuhan penjualan, melakukan penetrasi pasar, mendapatkan rentabilitas yang rasional, meraih citra dan reputasi perusahaan, melaksanakan pertanggung jawaban sosial, mencari inovasi-inovasi baru, dan memberikan kepuasan kepada konsumen.

  Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemasaran harus melakukan fungsinya dengan baik. Menurut Kotler (2002, 559), fungsi pemasaran adalah:

  1. Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing serta pelaku dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.

  2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian.

  3. Mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan.

  4. Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran.

  5. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk sampai ke pelanggan akhir. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa fungsi pemasaran adalah mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, mengembangkan dan menyebarkan komunikasi, menanggung resiko pelaksanaan fungsi saluran pemasaran, serta mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk sampai ke pelanggan.

2.3.3. Tugas Pemasaran

  Keberhasilan pemasaran dipengaruhi dengan tugas pemasaran yang dilakukan. Tugas pemasaran dilakukan sesuai dengan keadaan-keadaan permintaan. Menurut Kotler ( 2001, 18-19), terdapat delapan keadaan permintaan yang menimbulkan delapan tugas pemasaran yang berbeda yaitu:

  1. Permintaan negatif: pasar dalam situasi permintaan negatif bila sebagian besar pasar tidak suka produk tertentu dan bahkan mau membayar asal terhindar dari produk itu. Tugas pemasaran adalah menganalisa mengapa pasar tidak menyukai produk, dan apakah program pemasaran rancang ulang produk, harga yang rendah, dan promosi yang positif dapat merubah kepercayaan dan sikap pasar.

  2. Tidak ada permintaan: konsumen yang dituju mungkin tidak tertarik atau tidak mengacuhkan produk itu. Jadi petani mungkin tidak tertarik terhadap suatu metode pertanian baru dan mahasiswa mungkin tidak tertarik pada mata kuliah bahasa asing. Tugas pemasaran ini adalah mencari cara menghubungkan manfaat produk dengan kebutuhan dan minat seseorang.

  3. Permintaan laten: banyak konsumen yang memiliki kebutuhan namun belum bisa dipenuhi oleh produk yang ada. Permintaan laten akan rokok yang tidak berbahaya, lingkungan yang aman, dan mobil yang lebih irit besar sekaligus. Tugas pemasaran adalah mengukur pasar serta mengembangkan barang dan jasa yang tepat untuk memenuhi permintaan itu.

4. Permintaan menurun: setiap organisasi, cepat atau lambat akan mengalami permintaan menurun untuk satu atau lebih produknya.

  Gereja mengalami penurunan umat, universitas mengalami penurunan pendaftar. Pemasar harus menganalisis penyebab penurunan pasar dan memutuskan apakah permintaan dapat dirangsang kembali dengan menemukan pasar sasaran baru, mengganti sifat produk atau mengembangkan komunikasi yang lebih efektif. Tugas pemasaran adalah membalikkan permintaan menurun dengan pemasaran ulang produk.

  5. Permintaan tidak teratur: banyak organisasi yang permintaannya bervariasi sehingga menyebabkan masalah kelebihan atau kekurangan kapasitas. Misalnya angkutan umum tidak cukup jumlahnya pada jam sibuk namun kosong di jam lain. Museum kekurangan pengunjung di hari kerja dan kelebihan pengunjung di akhir minggu. Tugas pemasaran dinamakan “synchromarketing”, adalah mengubah pola permintaan dengan pemberian harga, promosi, dan intensif lain yang fleksibel.

  6. Permintaan penuh: organisasi mengahadapi permintaan penuh, kalau mereka puas dengan volume usahanya. Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan ditengah berubahnya prefensi konsumen dan persaingan yang makin meningkat.

  7. Permintaan berlebih: Beberapa organisasi menghadapi lebih banyak dari pada yang mereka mau atau mampu melayani. Tugas pemasaran, disebut darmaketing, perlu menemukan cara untuk mengurangi permintaan secara sementara atau permanent. Darmaketing menyeluruh bertujuan mengurangi permintaan secara menyeluruh dengan menaikkan harga dan mengurangi promosi serta pelayanan.

  8. Permintaan produk tidak bermanfaat: produk yang tidak berfaedah akan mengundang usaha terorganisir untuk mengurangi pemakaiannya. Tugas pemasaran adalah membuat orang yang suka produk tersebut tidak lagi memakainya, dengan cara-cara seperti menyampaikan ketakutan, menaikkan harga dan mengurangi penyediaan.

  Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tugas pemasaran dilakukan sesuai dengan keadaan permintaanya seperti permintaan negatif, tidak ada permintaan, permintaan tersembunyi, permintaan menurun, permintaan yang tidak teratur, permintaan penuh, permintaan yang berlebihan, permintaan tidak sehat. Semua tugas pemasaran tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen yang berubah-ubah.

2.4. Promosi

  Kegiatan promosi dilakukan untuk menunjang kegiatan pemasaran dalam upaya memberitahukan atau menawarkan produk maupun jasa dengan tujuan untuk menarik calon konsumen agar membeli atau menggunakannya.

2.4.1. Pengertian Promosi

  Promosi perpustakaan adalah aktivitas memperkenalkan perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh setiap pengguna perpustakaan secara lebih terperinci. Lupiyoadi (2001, 108) mengemukakan bahwa “Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa”.

  Menurut Lamb (2001, 145), bahwa “Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon”.

  Sedangkan Mustafa (1996, 20) menyatakan bahwa “Promosi merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa”.

  Dari ketiga pendapat di atas dapat diketahui bahwa promosi merupakan salah satu bauran pemasaran dengan berbagai kegiatan untuk mengkomunikasikan manfaat dari suatu produk agar konsumen terpengaruh dan tertarik untuk mengenal dan tetap mengingat produk jasa tersebut.

2.4.2. Tujuan dan Tugas Promosi

  Berbagai macam kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu, begitu pula dengan kegiatan promosi perpustakaan. Promosi layanan perpustakaan merupakan suatu upaya untuk memberitahukan kepada mereka mengenal serta memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan. Menurut Suryadi (2006, 8) menyatakan bahwa “tujuan promosi adalah mengkomunikasikan, memberi pengetahuan, meyakinkan juga mengikat pikiran dan perasaan seseorang tentang suatu produk sehingga mereka mengakui produk tersebut dan mau menggunakannya”.

  Sedangkan menurut Mustafa (1996, 20) tujuan promosi adalah:

  1. Untuk menarik perhatian;

  2. Untuk menciptakan kesan;

  3. Untuk membangkitkan minat; 4. Untuk memperoleh tanggapan. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan promosi adalah mengkomunikasikan, mengenalkan, memberikan pengetahuan dan menciptakan kesan tentang fungsi perpustakaan agar masyarakat tertarik untuk menggunakan perpustakaan dengan semaksimal mungkin. Sehingga masyarakat mengetahui dan mengenal berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan yang dapat diperoleh langsung dengan cara membaca buku.

  Tujuan promosi di atas dapat tercapai jika suatu organisasi termasuk perpustakaan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Menurut Lamb (2001, 157), tugas promosi adalah sebagai berikut: 1.

  Promosi Informatif, yaitu: Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau atribut produk, menjelaskan bagaimana produk tersebut bekerja, menyarankan kegunaan baru suatu produk dan membangun citra suatu produk.

  2. Promosi Persuasif, yaitu: Mendorong perpindahan merek, merubah persepsi pelanggan atas atribut produk, mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang, dan merayu pelanggan untuk datang.

  3. Promosi Mengingatkan, yaitu: Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat ini, mengingatkan konsumen dimana untuk membeli produk tersebut dan mempertahankan kesadaran konsumen.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas promosi adalah menjelaskan, menyarankan, mempengaruhi, dan merubah persepsi pelanggan mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barang- barangnya.

2.4.3. Metode Promosi

  Promosi bidang perpustakaan sangat perlu dilakukan karena masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal manfaat suatu perpustakaan bagi dirinya. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu promosi, salah satunya adalah metode atau cara-cara promosi yang digunakan. Salah satu cara yang efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah dengan jalan mengadakan kegiatan perpustakaan yang melibatkan staf perpustakaan dan pengguna.

  Santoso (2009, 2) menyatakan bahwa beberapa macam kegiatan yang dapat dilakukan untuk promosi antara lain:

  1. Peningkatan diri para petugas perpustakaan dengan cara: a.

  Untuk berusaha tampil penuh percaya diri, b.

  Untuk berpandangan positif, c. Untuk berpakaian dengan sopan dan rapi.

  2. Pendekatan pada guru dilakukan dengan cara: a.

  Untuk proaktif, b.

  Untuk membuat daftar buku yang ada di perpustakaan berkenaan dengan tiap mata pelajaran dan diberikan kepada masing-masing guru sesuai dengan mata pelajarannya, c. Untuk meminta daftar buku yang diperlukan guru-guru dalam menunjang pengajaran mereka.

  3. Pendekatan dengan pihak pemimpin dengan cara: a.

  Untuk membuat perencanaan jangka pendek (1 tahun) yang berkualitas dengan argumentasi yang kuat dan diajukan kepada kepala sekolah, b. Untuk membuat laporan pembangunan perpustakaan secara periodik (perkuartal, persemeter, atau pertahun), c.

  Untuk mengajukan kepada kepala sekolah agar mewajibkan anak didik mengikuti kelas perpustakaan satu jam pelajaran dalam satu minggu.

  4. Memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan pengguna tercapai yaitu: a.

  Untuk memelihara penataan buku yang rapi agar buku mudah didapat, b.

  Untuk membiasakan diri agar biasa berdisiplin dengan waktu, c. Untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

5. Kegiatan penunjang perpustakaan yang lain adalah: a.

  Membuat poster, b.

  Membuat pamflet, c. Mengadakan pameran buku.

  Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan yang dapat dilakukan untuk promosi adalah meningkatkan kesadaran diri para petugas perpustakaan, pendekatan pada guru, pendekatan dengan pihak pemimpin, memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan pengguna tercapai, serta melakukan kegiatan membuat poster, pamflet, dan mengadakan pameran buku.

  Menurut Mustafa (1996, 28), dalam melakukan kegiatan promosi layanan perpustakaan, dikenal beberapa metode yaitu :

  1. Publikasi

  2. Iklan

  3. Kontak Perorangan

  4. Insentif

  5. Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas satu persatu pada uraian sebagai berikut:

2.4.3.1. Publikasi

  Salah satu metode promosi yang dapat digunakan oleh perpustakaan adalah publikasi. Publikasi merupakan suatu cara yang biasa digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada pengguna agar mereka menjadi tahu dan berminat terhadap produk atau layanan yang dipasarkan.

  Menurut Kotler dalam Baderi (2004, 13) bahwa “Publikasi adalah sejumlah informasi tentang seseorang barang atau organisasi yang disebar luaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor”. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutarno (2006, 102) menyatakan bahwa “Publikasi adalah melakukan kegiatan agar perpustakaan lebih dikenal oleh masyarakat luas (publik).”

  Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa publikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyebar luaskan sejumlah informasi ke masyarakat luas melalui media tanpa dipungut biaya. Contohnya suatu perpustakaan menerbitkan sebuah publikasi yang berisikan informasi mengenai sejarah, visi, misi, fasilitas dan layanan yang terdapat di perpustakaan tersebut agar pengguna lebih mengenal dan memahami perpustakaan.

2.4.3.2. Iklan

  Iklan merupakan salah satu metode promosi yang dapat ditempuh guna meningkatkan pemanfaatan layanan dan fasilitas perpustakaan. Menurut Lupiyoadi (2001, 138), bahwa “Iklan adalah bentuk komunikasi non-personal yang disajikan melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu”. Sedangkan Hardiman (2006, 52) menyatakan bahwa “Iklan merupakan materi yang dirancang untuk menarik perhatian publik, dengan tujuan agar mereka melakukan sesuatu yang ditawarkan, melalui berbagai media”.

  Dari kedua pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa iklan adalah suatu bentuk media komunikasi yang dirancang untuk menarik perhatian publik dengan tujuan agar mereka melakukan sesuatu yang ditawarkan, melalui berbagai media yang dibayar oleh sponsor.

2.4.3.3. Kontak Perorangan

  Promosi secara kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara wakil organisasi dengan pasar target. Promosi dengan kontak perorangan dapat diatur sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan, minat dan pribadi pemakai. Hal ini dikarenakan pengguna berhadapan langsung dengan pustakawan, sehingga terjadi keakraban yang membuat pengguna merasa nyaman untuk menyampaikan secara langsung keinginan dan kebutuhannya dan mendapat tanggapan langsung dari pustakawan tersebut.

  Menurut Nickles yang dikutip oleh Tjiptono (1997, 145), mengemukakan bahwa “Kontak perorangan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain”.

  Sedangkan Mustafa (1996, 28) menyatakan bahwa: Metode promosi dengan cara kontak perorangan merupakan metode promosi yang mendapat tanggapan lebih kuat dari pengguna dibandingkan dengan metode promosi lainnya. Hal ini disebabkan karena pertemuan langsung antara pustakawan dengan pengguna menyebabkan keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui dengan jelas oleh pustakawan.

  Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kontak perorangan adalah sebuah interaksi langsung antara pustakawan dan pengguna yang ditujukan untuk menciptakan keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui secara jelas dan pasti oleh pustakawan.

  2.4.3.4. Insentif

  Sarana yang lain untuk promosi adalah pemberian insentif. Pemberian insentif biasanya disebut sales promotion. Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Sehubungan dengan pemberian insentif Mustafa (1996, 31) menyatakan bahwa:

  Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai (uang atau bukan uang) sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu. Insentif biasanya diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak acuh, atau kurang suka terhadap penawaran suatu produk atau jasa. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemberian insentif dapat dilakukan oleh perpustakaan untuk memotivasi pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan beserta fasilitas dan layanan yang tersedia sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan pemanfaatan perpustakaan.

  2.4.3.5. Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan

  Dalam upaya menumbuhkan minat pengguna perpustakaan untuk mempergunakan fasilitas serta jasa layanan perpustakaan, perlu ditempuh suatu cara untuk menjaga suasana di lingkungan perpustakaan. Penataan ruangan perpustakaan dibuat lebih menarik sehingga memotivasi pengguna untuk datang ke perpustakaan.

  Menurut Soehadi (2001, 8) bahwa: Penciptaan suasana lingkungan perpustakaan adalah lingkungan perpustakaan (layout petunjuk furniture dll) yang mempengaruhi pandangan publik kepada layanan, jika atmosfir tidak begitu baik seperti layout yang membingungkan, furniture yang kotor, petunjuk yang tidak jelas, suasana yang ribut, maka konsumen akan segan untuk mengunjungi perpustakaan dan konsumen menganggap bahwa atmosfir yang buruk menggambarkan layanan yang buruk juga.