BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum - Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana pemerintah dengan tujuan melayani umum, perpustakaan dirancang untuk masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran terbuka tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras,pekerjaan. Perpustakaan umum memberikan layanan informasi yang masyarakat butuhkan,dan tempat rekreasi intelektual untuk anak-anak.

  Menurut Reitz dikutip oleh Hasugian (2009), “perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat”.

  Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri-ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.

  2. Dibiayai oleh biaya umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat, biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Dana ini dikemukakan kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan umum, karena berasal dari umum maka perpustakaan harus terbuka untuk umum.

  3. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referral artinya jasa memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat cuma-cuma artinya tidak perlu biaya untuk menjadi anggota, namun hal ini semata-mata karena alasan administratif belaka, bukanlah prinsip utama. (Sulistyo-Basuki 1993,46). Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa perpustakaan umum lebih menekankan tugasnya untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk umum.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

  Perpustakaan merupakan pusat informasi dimana bahan-bahan perpustakaan dikumpul, diolah, dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengguna. Perpustakaan umum biasanya mengelompokkan objek menjadi 4 yaitu : 1.

  Pendidikan Perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorang / kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.

  2. Informasi Perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh pengetahuan manusia.

  3. Kebudayaan Perpustakaan merupakan pusat kehidupan, kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.

  4. Rekreasi Perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediankan bahan bacaan.

  (Sulistyo-Basuki 1991,48) Adapun Manifesto Perpustakaan Umum unesco yang dikutip oleh (Sulistyo Basuki

  1993,46) menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu : 1.

  Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

  2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama, informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang hangat dalam

  3. Membantu warga mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tesebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.

  4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

  Dari uraian di atas, dapat diketahui tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum mempunyai fungsi antara lain yaitu sebagai mediator bagi pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi, berikut ini beberapa pendapat dari para pakar mengenai pengertian fungsi perpustakaan umum. Menurut (Yusuf 1996,23) fungsi perpustakaan umum adalah : 1.

  Fungsi Informatif Segala informasi yang di miliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat, sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.

  2. Fungsi Edukatif Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang memanfaatkanya, termasuk anggota masyarakat yang belum sempat menggunakan.

  3. Fungsi Rekreatif Koleksi yang disediakn perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan , artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan- perpustakaan perguruan tinggi. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan maupun usianya sehingga sumber informasi yang di sediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut.

  Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu membantu masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya.

  Menurut (Sutarno 2006,68) peranan suatu perpustakaan berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan antara lain:

  1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi, dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara

  3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

  4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.

  5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya, dan pengalamannya.

  6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

  7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan, dan mengembangkan sumber informasi, dan ilmu pengetahuan.

  8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

  9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

  10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.

  11. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, pelayahgunaan obat-obat terlarang, dan indispliner. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum dapat berperan aktif

2.2 Persepsi

  Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam penglihatan seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkunganya sebagai contoh, apabila seseorang tertarik untuk melihat lawan jenis yang melintas di depannya, terjadi suatu proses penilaian terhadap orang tersebut dengan berbagai ciri dan sikap yang ditunjukkan.

  Menurut Suwarno (2009: 52),” persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti”.

  Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang di alami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang diterimanya, kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Terkait dengan hal itu,

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003), Persepsi adalah kesan seseorang terhadap objek prestasi tertentu yang dipengaruhi faktor internal, yaitu perilaku yang berada dibawah kendali pribadi dan faktor eksternal, yaitu perilaku yang dipengaruhi oleh situasi diluarnya.

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek yang terdapat didalam penglihatan seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkungan sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

  Arisandy (2004,26) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi, faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi,situasi individu yang mempersepsi diri, dan pengamatan terhadap orang. menyebabkan terjadinya persepsi, yaitu: 1.

  Perhatian Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian tidak semua stimulus yang ada disekitar kita dapat ditangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada suatu atau 2 objek yang menarik kita.

2. Kebutuhan

  Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi,baik itu kebutuhan menetap

  3. Kesedian Harapan seseorang terhadap stimulus yang menarik agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.

  4. Sistem Nilai Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang/masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu yaitu meliputi objek yang di persepsi, situasi, individu yang mempersepsi (preceiver). Persepsi diri dan pengamatan terhadap orang lain. Dengan adanya faktor tersebut mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, perhatian, kebutuhan, kesedian, dan sistem nilai.

2.3 Kualitas layanan Perpustakaan

  Kualitas merupakan ciri dan karakter dari suatu lembaga yang mampu memberikan kepuasaan atau memenuhi kebutuhan. Gaspers (1997, 12) menyatakan bahwa: Pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasaan pengguna produk. Delapan dimensi pengukuran yaitu: 1. kinerja (Performance). Kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang memiliki merek, atribut-atribut yang dapat diukur, aspek-aspek kinerja individu.

  2. Keseragaman Produk (Features), Features suatu produk biasanya diukur secara kualitas suatu jasa. Dengan demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakter fleksibilitas agar dapat menyelesaikan diri dengan permintaan besar.

  3. Kehandalan (Reliability). Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keadaan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk.

4. Kesesuaian (Conformance), dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu

  termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantipasi dan beberapa kesalahan lain.

  5. Daya Tahan/ Ketahanan (Durability) ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai jumlah kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas.

  6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability), dimensi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas tetapi juga waktu sebelum produk disimpan penjadwalan pelayanan, proses komunikasi dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya.

  7. Estetika (Aesthetic) estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau.

  Jadi estetika merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen.

  8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribuk produk dan jasa.

  Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi keinginan semua pihak baik iti produsen, konsumen, dan yang lain yang berhubungan dengan produk dan jasa. Dengan kualitas pelayanan perpustakaan seperti kinerja, keseragaman prosuk, kesesuaian, daya tahan, kemampuan pelayanan, estetika, kualitas yang dipersepsikan, kehandalan, daya tangkap, asuransi, dan empati yang baik dan ramah akan memberikan dampak positif bagi masyarakat pengguna, yaitu pengguna akan merespon apa yang telah diberikan oleh perpustakaan demi kepuasaan pengguna.

2.3.1 Dimensi Kualitas Pelayanan

  

tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Kelima indikator tersebut

  dijadikan 5 dimensi untuk mengukur dan menilai suatu kualitas pelayanan, yaitu: 1.

  Reability atau kehandalan yaitu kemampuan perpustakaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sifat yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. kepada perpustakaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi (Communication), kredibiltas (Credibility), keamanan (Security), kompetensi (Competence), dam sopan santun (Courtesy).

  3. Responsiveness atau daya tanggap yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (Responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

  4. Emphaty yaitu memberikan perhatian tulus dan bersifat individual atau pribadi yang memberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perpustakaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

  5. Tangibles atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perpustakaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perpustakaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa seperti tampilan gedung, fasilitas fisik pendukung, perlengkapan dan penampilan kerja. (Zethmal, Parasuraman dan Berry dalam Lupiyoadi 2001,148).

  Dengan melihat teori di atas bahwa untuk mengetahui kualitas atau tidaknya suatu pelayanan di suatu perpustakaan dapat diukur dengan cara melihat persepsi penggunanya. “Suatu persepsi akan muncul apabila seseorang memberikan penilaian, pengamatan, dan mempertimbangkan tersebut diperoleh melalui pengenalan stimulasi yang ditanggap” (Indrawijaya 1999,40). Karakteristik layanan pengguna yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain:

  1. koleksi a.

  Kuantitas, berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

  b.

  Kualitas, berkaitan dengan mutu, kemuktahiran, kelengkapan koleksi.

2. Fasilitas

  b.

  Kenyaman memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain.

  3. Sumber daya manusia a.

  Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna.

  b.

  Tanggung jawab dalam melayani pengguna perpustakaan.

  c.

  Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna.

  d.

  Profesional, profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang bersifat SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah ditengah kesulitan.

  4. Layanan Perpustakaan a.

  Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

  b.

  Akurasi layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperti komputer. Mengacu pada pendapat para pakar diatas, maka kualitas layanan dalam penelitian ini berarti penilaian pemakai perpustakaan sebagai konsumen terhadap layanan yang mereka terima dalam mendapatkan informasi yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan, yang meliputi beberapa aspek seperti (1). Kehandalan (Reability), (2). Jaminan (Assurance), (3). Daya Tanggap (Responsiveness), (4). Empati (Emphaty), (5). Bukti Langsung (Tangibles).

2.3.2 Peningkatan Kualitas Pelayanan

  Untuk memperoleh suatu bentuk kepuasaan pelayanan yang sesuai dengan harapan pengguna maka diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan. Dengan berpegang pada perpustakaan sehingga terciptanya hubungan yang ideal.

  Menurut Kurniawati (2007,5): ada dua metode untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan yaitu:

  1. Melalui peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), yakni dengan diikut sertakannya petugas dalam berbagai pendidikan, kegiatan, dan keterampilan.

  2. Melalui peningkatan sarana dan prasarana, yaitu peningkatan semua barang atau perlengkapan yang disediakan perpustakaan.

  Sementara itu menurut Dwijati (2006,61), ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan untuk meningkatkan kualitas jasa layanan di perpustakaan antara lain: 1.

  Penambahan koleksi baru baik maupun jurnal dalam bentuk digital.

  2. Meningkatkan kerjasama layananan antar perpustakaan.

  3. Mengembangkan jasa layanan baru berupa paket informasi atau informasi terbaru menurut subjek tertentu.

  4. Meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan teknologi informasi dalam menunjang layanan.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan banyak cara yang harus dilakukan diantaranya dengan meningkatkan kerjasama layanan, menambah koleksi serta mengembangkan jasa layanan baru di perpustakaan.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas suatu layanan, faktor-faktor biasanya muncul akibat beberapa hal, sebagaimana yang dikemukakan oleh Murtiningsih (2006,2-3) bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah sebagai berikut: 1.

  Faktor Kesadaran Faktor Kesadaran berfokus pada individu yang melakukan suatu tugas atau pekerjaan, kesadaran pada kualifikasi pekerjaan, resiko yang dihadapi, konsumen yang ditangani dan cakupan tugas penting akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

  2. Faktor Aturan Aturan biasanya menurut hal-hal yang mengikat dan merupakan patokan dalam langsung kepada orang, maka masalah manusia dan sifat kemanusiaannya harus menjadi pertimbangan utama.

  3. Faktor Organisasi Organisasi pelayanan pada dasarnya berbeda dengan organisasi pada umumnya meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam penerapannya karena sasaran pelayanan ditujukan kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak yang multi komplek.

  4. Faktor Keterampilan dan Kemampuan merupakan keadaan yang mengambarkan kondisi seseorang dari sisi tinjauan baik skill maupun fisik dapat melakukan atau pekerjaan sesuai dasar ketentuan yang berlaku.

5. Faktor Sarana Pelayanan

  Bahwa kualitas pelayanan yang tinggi harus didukung oleh sarana pelayanan yang lengkap. Sarana berfungsi untuk menciptakan keakuratan dan kehandalan serta kejelasan informasi yang seharusnya dicatat yang hasil ahkir bermuara pada efisiensi dan efektivitas pelayanan.

  Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa faktor-fktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan salah satunya adalah faktor kesadaran yang melakukan suatu tugas atau pekerjaan, kesadaran pada kualifikasi pekerjaan, dan resiko.

2.4 Pengertian Pelayanan Pengguna Perpustakaan

  Pelayanan pengguna merupakan salah satu kegiatan yang utama di Perpustakaan, layanan ini merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan pengguna sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Citra perpustakaan terutama ditentukan oleh pendapat masyarakat pengguna. Reputasi perpustakaan didasarkan atas jasa yang diberikan kepada pengguna. Setiap perpustakaan yang besar atau kecil,harus memperhatikan hubungan dengan masyarakat pengguna.

  Direktoral Jenderal Perguruan Tinggi (2004,53) menyatakan bahwa Pelayanan pengguna merupakan layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemanfaatan koleksi tersebut. Pelayanan pengguna ini bertujuan agar perpustakaan dapat menggunakan bahan perpustakaan dengan mudah, cepat, dan

  Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pelayanan pengguna merupakan kegiatan yang memberikan jasa kepada pengguna secara baik, benar, dan tepat agar para pengguna merasakan kepuasan.

2.4.1 Tujuan Pelayanan Pengguna

  Bahan pustaka yang banyak tetapi tidak terpakai oleh siapa pun dengan alasan apa pun, merupakan kekeliruan yang besar. Pelayanan yang diberikan dengan memperhatikan Melayani pengguna untuk memperoleh bahan pustaka yang mereka perlukan, agar pengguna mengetahui apa yang ada di perpustakaan maupun kegiatan-kegiatan perpustakaan yang lain, misalnya kegiatan promosi perpustakaan”.

  Pelayanan pengguna ini bertujuan mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati. Perkembangan dari pelayanan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh kemampuan perpustakaan tersebut dalam memberikan pelayanan dan kelengkapan koleksi yang dimiliki, semakin lengkap koleksi yang dimiliki, semakin besar pula kemungkinan untuk dapat meningkatkan penggunaan koleksi.

  2.5 Pengguna Perpustakaan Umum Pengguna yang menjadi objek layanan adalah masyarakat pengguna perpustakaan.

  adapun kelompok tersebut,adalah yang sesuai dengan fungsi perpustakaan yang bersangkutan, kecuali perpustakaan umum yang memang harus melayani pengguna dari semua lapisan masyarakat. Pengguna perpustakaan umum sangat beragam, hal ini sesuai dengan fungsi perpustakaan umum yang melayani masyarakat mulai dari tingkat persiapan sekolah hingga Perguruan tinggi, peneliti dan umum. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Panduan penyelenggaraan perpustakaan umum (1992,92) bahwa “mengingat fungsinya sebagai perpustakaan umum, maka penggunanya terdiri dari berjenis-jenis lapisan masyarakat yang memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda terhadap bahan pustaka yang diinginkan”.

  Dengan keberagaman pengguna pada perpustakaan umum, maka dibutuhkan perbandingan dengan proporsional antara jumlah koleksi dan ruangan dengan jumlah pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi.

  2.6 Layanan Perpustakaan Umum

  Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting dari semua kegiatan di perpustakaan dinyatakan tutup. Bahkan ketika perpustakaan ditutup, tugas pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta terbebas dari pekerjaan, pustakawan di bagian pelayanan masih harus melakukan statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu (terutama bagi perpustakaan yang belum menerapakan otomasi perpustakaan), melakukan pengrakan (Shelving) dan lain-lain. Walaupun bagian pelayanan ini merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan pemakai dan mungkin dianggap bagian yang paling penting, namun setiap perpustakaan harus menyadari bahwa kelancaran layanan perpustakaan satunya kegiatan perpustakaan namun merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain.

  Menurut Sutarno (2006,90) “Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang memberikan layanan yang baik sebagaimana di kehendaki oleh pemakai dalam pemberian informasi”.

  Sedangkan menurut Darmono (2001,134), “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang akan datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkan”.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa layanan perpustakaan adalah segala bentuk aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaannya, layanan perpustakaan juga merupakan tujuan ahkir semua kegiatn yang dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin.

2.7 Sistem Pelayanan Perpustakaan

  Pada dasarnya perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik. Sistem layanan yang lazim digunakan ada dua jenis yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup (closes access).

  Menurut Yusuf (1995,135) ,“ Sistem layanan perpustakaan dikenal dengan istilah sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup”. Menurut Lasa (1994,6), untuk menentukan sistem pelayanan yang paling tepat digunakan maka perpustakaan harus menperhatikan :

1. Jumlah dan kualitas tenaga yaitu tenaga yang terampik dan terdidik telah tersedia demi kelancaran tugas –tugas kepustakawanan.

  Faktor ruangan yaitu luas sempitnya ruangan yang dimiliki perpustakaan tersebut.

  3. Jumlah koleksi yaitu beserta kecilnya koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut apakah sebanding dengan jumlah pengguna, jumlah rata-rata peminjaman tiap hari, jangka waktu pinjam yang diperbolehkan. Dari uraian diatas dapat dijelaskan, bahwa penentuan sistem yang akan digunakan didasarkan pada keadaan yang ada pada perpustakaan yang bersangkutan adalah penting, sebab menyangkut kesiapan dari perpustakaan itu sendiri untuk menerapakan sistem yang akan dijalankan.

2.7.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access )

  Sistem terbuka adalah suatu cara memungkinkan pengguna untuk masuk keruang koleksi untuk memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Untuk itu pengguna harus mengetahui sistem pengelompokkan buku yang dianut oleh perpustakaan.

  Menurut Soeatminah ( 1992,130 ) sistem pelayanan terbuka adalah Suatu sistem pelayanan yang memperbolehkan penunjang perpustakaan masuk keruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka pustaka yang mengambilnya dari tempat menyimpan untuk dibaca ditempat atau dibawa pulang. Keuntungan sistem ini adalah : 1.

  Kartu –kartu katalog tidak segara rusak, karena sedikit yang menggunakannya pada umumnya mereka langsung menuju rak buku untuk memilih sendiri.

  2. Menghemat tenaga, dalam sisitem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang telah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

  3. Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak.

  4. Akan segera ketahui judul buku yang sedang dipinjam, nama dan alamat peminjam.

  5. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka saat itu pula ia dapat memilih judul lain yangb relevan.

  6. Kecil kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam. Kelemahannya sistem ini adalah : 1.

  Frekuensi kerusakan besar.

  2. Memerlukan ruangan yang lebih luas,sebab letak satu rak dengan lain memerlukan jarak yang longgar.

  3. Susunan buku menjadi tidak teratur, oleh karena itu pustakawan harus sering 4.

  Pemula yang datang keperpustakaan umum mencari buku sering binggung.

2.7.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Closed Access )

  Sistem tertutup adalah salah satu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan yang diinginkan. Koleksi yang ingin dipinjam harus terlebih dahulu melihat melalui katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambil oleh petugas, setelah pengguna mencatat nomor buku yang akan dipinjamkannya. Dalam sistem ini peran katalog sangat penting. memilih pustaka yang ingin dipinjamnya melalui katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat meminta kepada petugas untuk mengambilnya” Keuntungan sistem ini adalah : 1.

  Daya tampung lebih banyak,karena jajaran rak satu dengan rak yang lain lebih dekat.

  2. Susunan buku ini akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

  3. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem pelayanan terbuka.

  4. Tidak memerlukan meja baca diruang koleksi. Kelemahannya sistem ini adalah : 1.

  Banyak tenaga yang terserap dibagian sirkulasi ini.

  2. Terdapat sejumlah koleksi bahan pustaka tidak pernah dipinjam.

  3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam.

  4. Antrian peminjaman dan pengembalian buku di bagian ini sering berlebihan,keadaan ini membuang waktu.

2.8 Jenis- Jenis Pelayana Pengguna Perpustakaan

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi

  Bagian sirkulasi merupakan bagian termasuk unit readers service yang bertugas memberikan service kepada pembaca. Sehingga bagian sirkulasi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan pengguna atau pengunjung yang selalu terus berkembang. Kelancaran proses pelayanan ini tergantung kepada hal-hal berikut : 1.

  Sistem peminjaman yang dipilih 2. Petugas yang terampil Peraturan peminjaman yang jelas

  Layanan peminjaman mengikuti azas sebagai berikut : 1.

  Layanan dilakukan dengan cepat dan tepat 2. Prosedur yang ditempuh mudah dan sederhana 3. Kepuasaan pengguna atas pelayanan, harus diperhatikan 4. Pencatatan peminjaman dengan tertib dan teratur

  Menurut Lasa (1994,1), “ Pelayanan sirkulasi adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan pengguna koleksi perpustakaan dengan tepat

  Syahrial – Pamuntjak (2000,97) menyatakan bahwa, “ Pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan pengederan koleksi perpustakaan baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun dibawa ke luar perpustakaan kegiatan ini didukung oleh administrasi peminjaman yang diatur dengan efisien dan mudah untuk dijalankan”.

  Sedangkan menurut Darmono (2001,141), “ layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang di miliki perpustakaan “. Pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan sirkulasi dinyatakan Sulistyo-

  Basuki (1991,257) yaitu sebagai berikut : 1.

  Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan 2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman 4.

  Menarik denda dengan buku yang terlambat dikembalikan 5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum di kembalikan pada waktunya 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang / rusak 7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman 8. Membuat statistik peminjaman 9. Peminjaman antar perpustakaan 10.

  Mengawasi urusan penitipan tas dan segala milik pengunjung perpustakaan 11. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman

  Sedangkan fungsi dari pelayanan sirkulasi menurut Noerhayati (1998,190 ) adalah : 1.

  Melayani pendaftaran anggota 2. Melayani peminjaman dan pengembalikan buku-buku 3. Menarik denda bagi anggota-anggota yang terlambat dalam mengembalikan buku- 4.

  Penagihan buku-buku 5. Memberikan surat keterangan bebas pinjam 6. Membuat laporan harian 7. Bertanggung jawab atas kerapian buku-buku di rak

  Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut di atas, maka bagian pelayanan sirkulasi melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Menerima bahan pustaka dari bagian penggatalogan

  4. Melakukan pendaftaran peminat / pengguna bahan pustaka 5.

  Melayani calon / anggota perpustakaan 6. Melayani pengguna perpustakaan 7. Melayani peminjaman dan penagihan 8. Mengenakan denda pada anggota 9. Secara berkala meneliti dan mengumpulkan bahan pustaka yang rusak untuk diperbaiki

  10. Membuat laporan tertulis dan statistik secara berkala 11.

  Menyampaikan laporan kepada kepala perpustakaan Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut : 1.

  Keanggotaan 2. Peminjaman 3. Pengembalian 4. Perpanjangan 5. Penagihan 6. Pemberian sanksi 7. Surat keterangan bebas pinjam 8. Statistik pengunjung

  Pelayanan sirkulasi terdiri dari peminjaman, perpanjangan, penagihan, pemberian sanksi, dan surat keterangan bebas pustaka. Faktor utama yang perlu mendapat perhatian dalam menjalankan pekerjaan pelayanan sirkulasi ini adalah terciptanya hubungan yang baik antara petugas dan pengunjung, suasana tenang, sikap yang ramah dan suka membantu serta tidak lekas bosan sehingga pengunjung perpustakaan merasa senang berkunjung

2.8.1.1 Keanggotaan

  Setiap perpustakaan memiliki persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan dan perpustakaan boleh menentukan siapa saja yang boleh menjadi pihak atau pengguna perpustakaan, serta persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi. Perpustakaan perlu melalukan pencatatan dalam keanggotaan untuk memudahkan peminjaman. Untuk menjalankan peminjaman dengan lancar dan teratur,perlu diadakan administrasi pendaftaran anggota perpustakaan. Setiap pengunjung/pengguna perpustakaan dapat meminjam bahan anggota harus terlebih dahulu mengisi blanko pendaftaran menjadi anggota dan sebelum mengisi calon anggota harus membaca tata tertib yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh petugas. Kemudian mengisi kartu permintaan menjadi anggota dengan nama, alamat, pekerjaan, dan tanggal permintaan diajukan. Setelah mengisi data dengan lengkap dan telah memenuhi syarat maka petugas perpustakaan mencetak kartu perpustakaan dan mengaktifkan permintaan anggota perpustakaan tersebut.

2.8.1.2 Peminjaman

  Seperti yang diketahui tidak semuanya pengguna perpustakaan mempunyai waktu yang cukup untuk membaca diperpustakaan. Hal ini membuat pihak perpustakaan membuat kebijakan dengan memberikan kesempatan bagi pegguna untuk meminjam bahan pustaka untuk dibawa pulang. Dilatarbelakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu menyediakan jasa peminjaman bagi pengguna.

  Menurut jangka waktunya, prosedur peminjaman bahan pustaka dibedakan tiga macam :

  1. Peminjaman biasa, misalnya 1 sampai dengan 2 minggu.

  2. Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 sampai 3 hari 3.

  Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai satu semester. Prosedur peminjaman bahan pustaka adalah sebagai berikut : 1.

  Pengguna menunjukkan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan 2. Petugas memberi tanda tangan pengenal pengguna 3.

  a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langka ketiga berlangsung sebagai berikut:

1. Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi 2.

  Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir sebagai berikut :

  1. Pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang telah dipilihnya.

  2. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku yang tersimpan pada katalog buku

  3. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali

  4. Petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggal kembali

  6. Petugas menyusun kartu buku dalam kota sebagai berikut :

  a. Membuat tanggal kembali bahan perpustakaan

  b. Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut kode bahan pustaka

  7. Petugas menyusun kartu peminjaman dalam kotak kartu pinjam menurut sama nama pengguna, kemudian menurut urutan.

  2.8.1.3 Pengembalian Buku

  Pengembalian bahan pustaka merupakan kelanjutan dari kegiatan peminjaman. Bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada waktunya. Apabila batas waktu dari peminjaman bahan pustaka telah habis maka peminjam wajib mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Dalam mengembalikan bahan pustaka, disesuaikan dengan prosedur sistem pengembalian pada masing-masing perpustakaan. Petugas harus melihat keadaan buku tersebut apakah dalam keadaan baik atau tidak. Hal ini erat hubungannya dengan keterbatasan jumlah buku yang dimiliki perpustakaan.

  Sjahrial–Pamuntjak (2000,97), menyatakan prosedur pengembalian buku adalah “Pada waktu buku dikembalikan oleh peminjam,petugas memeriksa apakah buku masih dalam keadaan baik. Kalau keadaan baik, tidak rusak dan tidak ada halaman yang hilang, maka berdasarkan tanggal kembali yang tertera dalam buku, kartu buku diambil dari kotak buku yang sedang dipinjam. Pada kartu buku itu dan kartu anggota itu distempel “ kembali “ atau tanda buku/ nama anggota dicoret. Kartu buku dimasukkan kedalam kantong buku, dan kartu anggota dikembalikan. Jika digunakan bon peminjaman, kedua bon (yang disusun pada tanggal kembali dan yang disusun pada nomor buku) dikeluarkan dan diberi tanda “kembali”. Buku sekarang dapat dikembalikan ke tempatnya di rak buku”.

  2.8.1.4 Perpanjangan

  Perpanjangan bahan pustaka adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah bahas waktu pengembalian memperpanjang masa pinjaman merupakan izin untuk memperpanjang peminjaman bahan pustaka setelah habis masa pinjamnya dengan ketentuan tidak ada pengguna lain yang ingin meminjam bahan pustaka tersebut. Biasanya perpanjangan dapat dilakukan hanya satu kali.

  Depdikbud Dirjen Dikti (1994,59), menyatakan bahwa“memperpanjang masa pinjam adalah izin untuk memperpanjang masa pinjam buku setelah habis masa pinjamnya diberikan

  Pada umumnya setiap perpustakaan dalam memperpanjang bahan pustaka dapat dilakukan dengan mencatat pada kartu dan slip pengembalian yaitu dengan stempel tanggal kembali menyerahkan buku tersebut kepada peminjam.

  2.8.1.5 Penagihan

  Apabila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka tepat waktunya, maka pihak perpustakaan mempunyai tugas untuk mengadakan penagihan. Hal ini dilakukan agar peminjam mengingat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Penagihan bahan pustaka biasanya dilakukan untuk keterlambatan pengembalian yang melebihi batas waku. Penagihan dapat dilakukan dengan surat maupun lisan. Penagihan dengan surat diperlukan nama lengkap dan alamat peminjam. Dalam surat penagihan dicantumkan identitas bahan perpustakaan yang akan ditagih, tanggal batas pengembalian dan jumlah denda yang harus dibayar. Dengan adanya penagihan bahan pustaka maka perpustakaan dapat mengetahui koleksi apa saja yang telah dipinjam dan belum dikembalikan kepada perpustakaan, sehingga perpustakaan dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai seperti pemberian sanksi.

  2.8.1.6 Pemberian Sanksi

  Pemberian sanksi adalah suatu kegiatan pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pemeriksaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna serta pemberian sankasi atas pelanggaran tersebut. Berat ringannya sanksi tergantung pada jenis pelanggarannya. Oleh karena itu sanksi berupa denda, peringatan pergantian dan sanksi administrasi. Sanksi yang diberikan biasanya bersifat mendidik agar para pengguna menyadari bahwa bahan pustaka tersebut juga diperlukan oleh orang lain. Biasanya samksi yang diberikan kepada setiap pengguna yang melakukan pelanggaran seperti : 1.

  Terlambat mengembalikan bahan pustaka 2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak Menghilangkan bahan pustaka 4. Melanggar tata tertib perpustakaan

  2.8.1.7 Statistik Pengunjung

  Setiap perpustakaan selayaknya mengumpulkan data statistik sebagai bahan informasi bagi kemajuan perpustakaan yang bersangkutan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai aktifitas dan kesibukan bagian pelayanan kepada pengunjung, perlu dikumpulkan data tentang pekerjaan dibagian ini. Pada setiap harinya jumlah pengunjung, jumlah bahan pustaka yang dipinjam, dan jumlah anggota baru dicatat pada tabel statistik harian, dan pada ahkir

2. Jumlah anggota seluruhnya 3.

  Jumlah buku yang dipinjam, terperinci menurut perihal 4. Jumlah pengunjung di ruang baca

  Dengan adanya statistik ini maka akan diketahui berapa banyak pengunjung yang akan datang dan meminjam buku diperpustakaan tersebut, bersama dengan statistik tahuanan dari bagian lain, semua data dikumpulkan untuk menjadi inti pembahasan dalam laporan kepala perpustakaan mengenai aktivitas selama tahun ini.

2.8.2 Layanan Referensi

  Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini menitikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memanfaatkan sumber- sumber rujukan yang dimiliki perpustakaan.

  Darmono (2001,141), menyatakan bahwa: Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat.

  Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007,103), menyatakan bahwa : Pelayanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.

  Selain pendapat di atas Yusuf (1996,145) menyatakan bahwa “Layanan referensi di perpustakaan umum ditujukan untuk keperluan konsultasi,bahan rujukan, dan informasi umum yang dikaitkan dengan aspek pembangunan nasional daerah”.

  Layanan referensi merupakan layanan rujukan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi Menurut Sumardji (1993,29) kegiatan yang dilakukan pada pelayanan referensi antara lain adalah :

  1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan/ referensi (reference books), bila diperlukan dengan berbagai keterangan seperlunya secara lisan kepada para anggota perpustakaan yang bersangkutan.

2. Melayani permintaan foto copy yang diajukan oleh para anggota perpustakaan,

  3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan, syarat-syarat tertentu.

  4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali (reshelving) koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota.

  5. Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi. Sebagai pustakawan bagian layanan referensi,pustakawan tersebut harus mampu melayani pengguna yang memerlukan koleksi referensi, melayani permintaan penelusuran informasi dan melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh pengguna serta membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi.

2.9.3 Layanan Audiovisual

  Selain pelayanan sirkulasi dan layanan referensi, pelayanan audiovisual juga dapat digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam meningkatkan daya ingat pengguna perpustakaan melalui bahan pustakaan audiovisual disamping bahan bacaan yang ada di perpustakaan.

  Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi: Buku pedoman (2004,90) dikemukakan “pelayanan audiovisual adalah kegiatan melayankan bahan audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya”.

  Dalam melaksanakan pelayanan audiovisual ada tujuan yang harus dicapai. Tujuan penyelenggaraan layanan audiovisual menurut Sulistyo-Basuki(1993,180) adalah sebagai berikut : Menyediakan media untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian,dan rekreasi.

  2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan.

  3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.

  4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual di samping bahan bacaan.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan audiovisual merupakan suatu layanan yang terdapat di perpustakaan yang dapat memotivasi pengguna untuk memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan.

2.9.4 Layanan Terbitan Berseri

  Terbitan berseri merupakan suatu terbitan yang berisi informasi berita aktual,berita keilmuan serta kejadian-kejadian yang berhubungan dengan sosial ekonomi, teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, yang pada umumnya diminati oleh masyarakat.

  Menurut Saleh (1996,26) terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut : 1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang.

  2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terharu dalam bidang tertentu.

  3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang.

  4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.

  Sedangkan dalam buku perpustakaan perguruan tinggi: Buku pedoman (2004,49) dinyatakan bahwa : Dalam mengadakan terbitan berseri, perpustakaan hendaknya mengikuti petunjuk, yakni : (1) Melanggan terbitan berkala (majalah atau jurnal) yang penting bagi semua bidang studi,(2) secara selektif melanggan terbitan berkala umum yang bernilai penelitian atau yang dibutuhkan sivitas akademika.

2.9.5 Layanan Bimbingan Pengguna