BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Gerai Marelan

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin

  modern, Perguruan tinggi di tuntut untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan setiap unsurnya termasuk mahasiswa sebagai elemen penting masa depan agar menjadi yang mandiri, kreatif dan solutif dalam menyikapi perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi. Ilmu pengetahuan sangat berperan penting karena ilmu pengetahuan akan bersifat teoritis dan tidak akan berkembang jika tidak di barengi dengan Praktek Kerja Lapangan Mandiri. Disamping itu, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya adalah perkembangan ilmu politik di Indonesia yang begitu cepat khususnya di bidang pemerintahan Daerah. Pembangunan nasioanl kegitan berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik material dan spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan khususnya dalam sektor perpajakan. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, disebutkan bahwa pemerintah daerah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang Dana Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan masyarakat di daerah dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Pendapatan Daerah digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan otonomi daerah yaitu hak, wewenang an kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus

  1 rumah tanngganya sendiri, pembangunan secara berkesinambungan, dan pelayanan pada masyarakat. Pajak Daerah merupakan pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang di atur dalam Undang - Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak provinsi terdiri dari: Pajak Kendaraan Bermotor 1.

  Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 2. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 3. Pajak Air Bawah dan Air Permukaan 4. Pajak Rokok

  Sedangkan Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari: 1.

  Pajak Hotel

  2. Pajak Restoran

  3. Pajak Hiburan

  4. Pajak Reklame

  5. Pajak Penerangan Jalan

  6. Pajak Parkir

  7. Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan

  8. Pajak Air Tanah

  9. Pajak Sarang Burung Walet

  10. Pajak Bumu Dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

  11. BPHTB Salah satu Pajak Daerah Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). PKB adalah Pajak Bagi Hasil pengelolaan atau pengutipannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi atau Cabang Dinas Provinsi yang berada di Daerah Kabupaten/Kota . Pada Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota pengelolaan pengutipan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur terkait dalam pengelolaannya. Pelaksanaan Pegutipan satu kantor ini dikenal dengan istilah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Keputusan pembentukan tentang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan Surat Keputusan Bersama Tiga Mentari yaitu Menhankam, Mentari Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Tahun 1976 yaitu : No. Pol Kep/13/XII 1976, Kep/MK/12/1976 tertanggal 28 September 1976 tentang Peningkatan Kerjasama Antara Daerah Provinsi, Komando Daerah Kepolisian dan Aparat Departemen Keuangan dalam rangka meningkatkan Pajak Kendaraan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Room Operation). Unsur terkait dan bertugas pada kantor SAMSAT tersebut adalah kepolisian sebagai pengelola administrasi kendaraan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) provinsi sebagai kas penerimaan pajak dan PT. Jasa Raharja sebagai klaim Jasa Raharja bagi pemilik kendaraan bermotor. Kantor SAMSAT sebagai pelaksana tugas membuat atau merancang konsepsi-konsepsi untuk memberdayakan segala kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas dalam Pajak Kendaraan Bermotor secara efektif. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka di sini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Mekanisme penerimaan dan

  

pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Sistem

Administrsi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Gerai Marelan”

  sebagai objek pajak yang menarik untuk di jadikan wadah Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

  B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakn oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrsi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas atau pihak instansi pemerintah dalam hal ini Dinas

  Pendapatan Daerah yang dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Adapun kegiatan yang menjadi tujuan dalam penelitian melaksanakn tujuan dalam penelitian melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), yaitu: 1.1.

  Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Marelan Dinas Pendapatan Sumatera Utara 1.2. Untuk Mengetahui data penerimaan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Marelan Dinas Pendapatan Sumatera

  Utara.

1.3. Untuk mengetahui upaya yang meningkatkan oleh SAMSAT Medan Marelan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

  1.4. Untuk mengetahui seberapa besar sanksi atau denda yang diterapakan oleh fiskus kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya dalam Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

2.1. Bagi Mahasiswa

  a. Untuk mrngetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan masalah-masalah apa saja yang dihadapi penulis pelaksanaan PKLM b. Mempelajari bentuk kerja tim dan bekerja sama, serta meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.

  c. Menambah motivasi untuk belajar mengetahui bagaimana situasi dunia kerja yang sebenernya dan menjadikan mahasiswa sebagai tenaga ahli yang siap bekerja.

  d. Mengetahui secara langsung praktek kerja yang sesungguhnya dan penanganan masalah yang di hadapi. e. Untuk meningkatakan komunikasi maupun pendekatan pada kantor Bersama Sistem Administrsi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Dinas pendapatan Daerah Sumatera Utara.

  2.2. Bagi Kantor SAMSAT Medan Marelan

  a. Membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah.

  b. Sebagai sarana dalam pengadaan pegawai atau sumber - sumber kemampuan dalam menciptakan ide baru untuk masa yang akan datang.

  c. Sebagai salah satu untuk menyebar luaskan informasi mengenai pajak kendaraan bermotor.

  d. Dapat mempromosikan image instansi serta mendorong loyalitas instansi.

  2.3 Bagi Universitas Sumatera Utara a.

  Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak Universitas dengan instansi Pemerintah khususnya Kantor SAMSAT Medan Marelan .

  b.

  Mempromosikan sumber daya manusia di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrsi Perpajakan.

  c.

  Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui bangku perkuliahan khususnya di budang perpajakan .

  d.

  Mengusahakan adanya umpan balik untuk revisi kurikulum.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

  Sebelum membahas mengenai pajak Kendaraan Bermotor lebih jauh, kita harus mengetahui definisi pajak. Adapun pengertian pajak ialah: Definisi pajak berdasarkan Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan,Pajak adalah kontrobusi Wajib Pajak Kepada Negara yang terutang oleh Orang pribadi dan Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –Undang, denan tidak mendapatkan imbalan

  secara langsung dan digunakan untik keperluan Negara sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (salemba Empat : 2010) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang – Undang (yang dapat di paksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (Kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

2. Fungsi Pajak

  Sebagaimana telah diketaui pada pengertian pajak , ada 2 (dua) fungsi pajak, yaitu:

  2.1 Fungsi Penerimaan (Budgeter )

Pajak yang berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk

  membiayai pengeluaran–pengeluaran pemerintah, contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

  2.2 Fungsi Mengatur

  Pajak yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi , contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minimum keras, sehingga konsumsi minimum keras dapat ditekan. Berdasarkan Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau Badan Kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang , yang dapat dipaksakan berdasarkan untuk membiayai penyelenggara pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

3.Pajak Kendaraan Bermotor

3.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

  Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih, beserta gandengannya yang digunakan di semua sejenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan tehnik, berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat – alat besar yang bergerak. Jadi Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan di Atas Air.

3.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor

  Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau penguasan kendaraan bermotor. Termasuk dalam objek PKB adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang diguanakan oleh semua jenis jalan darat, antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut, dan sarana olahraga dan rekreasi. Yang termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jeni jalan darat dan kendaraan bermoto yang di oprasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima GROSS TONNAGE) sampai dengan GT 7 (tujuh GROSS TONNAGE). Pelaksanaan Objek pajak Kendaraan Bermotor dikecualikan terhadap kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas air, yaitu: kereta api, kendaraan bermotor yang semata-mata yang di gunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara.

  a.

  Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan Negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasianal.

  b.

  Pabrikan atau importir Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk diperlukan, untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas biasa.

  c.

  Wisatawan Asing yang berda di daerah dalam wilayah Indonesia untuk waktu yang tidak lebih lama dari 90 (sembilan puluh) hari berturut-turut.

  d.

  Yang tidak digunakan, karena disegel dan disita oleh Negara e. Orang pribadi/badan atas Kendaraan Air di atas Air perintis.

  f.

  Badan usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki Kapal Pandu kapal Tunda untuk keperluan Keselamatan.

3.3 Subjek pajak Kendaraan Bermotor

  Subjek Pajak kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah: a.

  Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasa atau ahli warisnya.

  b.

  Untuk Badan adalah perpajakan diwakili oleh pengurus atau badan kuasa tersebut.

  

3.4 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Tarif Pajak, dan

Nilai Jual Pajak Kendaraan Bermotor

a. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

  Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB) dihitung sebagai perkalian dari dua unsure pokok, yaitu Nilai jual Kendaraan Bermotor (NJKB) dan bobot yang mencerminkan secara relative kadar kerusakan jalan dan pecemaran linkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

  DP PKB= Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot

  Nilai jual kendaraan Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendraan bermotor. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti:

  • Isi silindir dan/atau suatu daya.
  • Pengguanaan kendaraan bermotor • Jenis kendaraan bermotor.
  • Merek kendaraan bermotor.
  • Tahun Pembuatan kendaraan bermotor.
  • Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan.
  • Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.

  Bobot sebagaimana dimaksud di atas dihitung berdasarkan faktor- faktor, sebagai berikut:

  • Tekanan gandar.
  • Jenis bahan bakar kendaran bermotor.
  • Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

b. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

  Adapun Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berlaku sama pada setiap provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapakan dengan peraturan daerah provinsi. Sesuai peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Pasal 5 tarif PKB dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenis penguasaan kendaraan bermotor, yaitu sebesar: a.

  1.5% (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.

  b.

  1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum yaitu kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

  c.

  0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

3.5 Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

  Besarnya pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan PKB adaah sesuai denagn rumus berikut:

  Pajak terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x (NJKB X Bobot)

  

3.6 Saat Terutang Pajak, Masa Pajak , dan Wilayah pemungutan

Pajak Kendaraan Bermotor

  Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dua belas bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. PKB dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dua belas bulan kedepan. PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenagan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkungan wilayah administrasinya.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu: 1.

  Mengetahui tentang tata cara pelaksanaan pembayaran pajak Kendaraan Bermotor.

  2. Bentuk-bentuk sanksi ataupun denda yang akan dikenakan kepada pemilik kendaran bermotor.

  3. Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi oleh wajib pajak kendaraan bermotor (PKB) bagi warga yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor dilaksanakan dibagian pendaftaran.

  4. Masalah atau kekeliruan didalam pelaknaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan Prgram Studi Diploma III Administrsi Perpajakan yaitu:

  1. Tahapan Persiapan

  Pada tahap ini penulis akan melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan topik yang akan melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi dan izin serta konsultasi dengan pihak dosen.

  2. Studi Literatur

  Pada tahap ini penulis juga mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan Laporan Tugas Akhir.

  3. Observasi Lapangan

  Pada tahap ini juga penulis melakukan obsevasi secara langsung sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi penulis mencari data dan informasi pada Kantor Bersama Sistem administrasi Manunggal Satu Atap Medan Marelan. Serta mempelajari data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada dibahas yang akan dinantinya dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.

  4. Pengumpulan Data Pada setiap ini juga penulis melakukan pengumpulan data mengenai topik yang akan dibahas. Data primer di peroleh dari hasil wawancara dengan nara sumber yang berkompoten.

  5. Analisis Data dan Evaluasi

  Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis dan evaluasi sehingga data yang diperoleh saling mendukung dan akurat, dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriftif dan informatif.

F. Metode Pengumpulan Data

  Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas sebagai berikut:

  1. Wawancara (Interview)

  Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal satu Atap (SAMSAT) Medan Marelan.

  2. Pengamatan (Observation)

  Yaitu dengan melakukan pengamatan lansung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Bersama Sistem Administrsi Manunggal Satu atap (SAMSAT) Medan Marelan.

  3. Studi Dokumentasi

  Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang ada di kantor Bersama Administrsi manunggal satu Atap (SAMSAT) Medan Marelan.

G. Sistematika Penulisan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang

  yang menjadi pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

  

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK

KERJA LAPANGAN MANDIRI Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi

  penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam

  bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Marelan.

  

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI Dalam hal ini penulis juga menguraikan pengertian secara

  teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor serta peran dan upaya yang dilakukan Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Marelan untuk mengoptimalkan Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Medan.

  BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA Dalam hal ini penulis menganalisis dan mengevaluasi

  masalah yang di hadapi, mengenai masalah yang timbul dalam pajak Kendaraan Bermotor dan cara pemecahannya.

  BAB V : KESIMPULAN Bab ini meliputi kesimpulan dari uraian sebelumnya, di

  samping itu untuk di kemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.

Dokumen yang terkait

Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Gerai Marelan

15 197 58

Mekanisme Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Utara

6 114 57

Mekanisme Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pematangsiantar

6 90 74

Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Utara

7 76 58

Mekanisme Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

10 107 61

Mekanisme Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pematangsiantar

10 99 68

Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

3 73 57

Mekanisme Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) UPTD Pematangsiantar

2 35 76

Sosialisasi Politik Dalam Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Melalui Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Online

0 37 160

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

0 0 10