Pengaruh Perilaku Anchoring and Adjustme

THE EFFECT OF ANCHORING AND ADJUSTMENT BIAS AND
CONSERVATISM BIAS ON INVESTMENT DECISION MAKING

Agista Rully Saraswati
Universitas Negeri Malang
agistarully@ymail.com
ABSTRACT: The aim of the study is to define the effect of anchoring and adjustment also
conservatism behavioral bias into investment decision making based on risk tolerance and
corporate image. The study used primary data which is taken from online questionnaire. The
sample of the study is 40 investors joined in online groups spread in different cities in Indonesia.
The sample are conducted using simple random sampling method. The data type of the study is
quantitative data which is measured by Likert scale. Hypothesis trial is done by using canonical
correlation technique. The result of the study shows that anchoring and adjustment behavior has
significant positive effect with 99.9% accommodation level into investors' risk tolerance,
meanwhile conservatism behavior has negative effect into investors' risk tolerance. On the other
hand, anchoring and adjustment also conservatism behavior has no effect or correlation between
them and investment decision making based on corporate image. The writer suggest larger sample
to be examined for future research. The limitation of the research is the size of the sample which
is sufficient but not enough to be generalized.
Key words: Behavioral finance, Efficient Market Hypothesis, anchoring and adjustment,
conservatism bias, Investment Decision.

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh dan hubungan perilaku bias
anchoring and adjustment dan conservatism bias terhadap pengambilan keputusan investasi
berdasarkan toleransi risiko dan citra perusahaan. Penelitian ini menggunakan data primer yang
didapatkan dari jawaban kuesioner online. Sampel penelitian ini ialah 40 investor yang tergabung
dalam forum online yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sampel dikumpulkan
menggunakan metode simple random sampling. Data dalam penelitian ini berjenis kualitatif yang
dikuantitatifkan dengan menggunakan skala Likert sebagai pengukuran respon. Pengujian
hipotesis penelitian dilakukan dengan teknik korelasi kanonik. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perilaku anchoring and adjustment berpengaruh positif signifikan dengan tingkat
akomodasi 99.9% terhadap toleransi risiko investor, sementara itu perilaku conservatism
berpengaruh negatif terhadap toleransi risiko investor. Di sisi lain, perilaku anchoring and
adjustment dan conservatism bias tidak berpengaruh atau memiliki hubungan kuat dengan
pengambilan keputusan berdasarkan citra perusahaan. Peneliti menyarankan agar dalam penelitian
selanjutnya sampel yang digunakan lebih banyak dan konstruk instrument penelitian yang
dibangun lebih valid serta akurat. Keterbatasan penelitian ini adalah pada sampel penelitian yang
hanya didapatkan dari forum online.
Kata kunci: Behavioral finance, Hipotesis Pasar Efisien, anchoring and adjustment, conservatism
bias, keputusan investasi.

Teori keuangan tradisional yang selama ini diakui mengasumsikan bahwa para investor

adalah pengambil keputusan yang rasional. Para investor digambarkan memiliki kemampuan
mengidentifikasi dan mengolah informasi secara tepat sehingga memperoleh pilihan portofolio
yang optimal. Teori keuangan tradisional mengesampingkan faktor heuristik psikologi investor
yang sewajarnya terdapat pada investor. Padahal investor tidak hanya menggunakan perhitungan
matematis tapi juga menggunakan insting mereka dalam melakukan pemilihan investasi dan
diversifikasi portofolio.
Penelitian ranah behavioral finance di Indonesia sendiri juga masih jarang ditemui,
khususnya di Universitas Negeri Malang. Penelitian behavioral finance lebih banyak dilakukan
oleh peneliti luar negeri, sehingga peneliti ingin menangkap fenomena behavioral finance di pasar
modal Indonesia yang merupakan emerge market. Selain itu sedikitnya penelitian untuk
menginvestigasi karakteristik behavioral bias dalam pengambilan keputusan investasi, peneliti
melakukan studi di ranah behavioral finance dengan tujuan menjawab anomali yang terjadi dalam
pasar efisien.
Efficient market hypothesis (EMH) yang dicetuskan oleh Fama (1970) ialah teori yang
menjelaskan terbentuknya harga sebuah sekuritas sebab adanya informasi baru yang direspon oleh
investor. Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga
keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat
untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang
tersedia, maka kondisi pasar disebut dengan pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara
teori pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien yang

mencoba menjelaskan bagaimana pasar memroses informasi untuk menuju posisi ekuilibrium
yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut juga sebagai efisiensi pasar secara informasi
(infomationally efficient market) yaitu reaksi pasar terhadap informasi yang tersedia.
Berdasarkan teori behavioral finance yang dicetuskan oleh Bodie, Kane dan Marcus (2009)
menjelaskan bahwa bahwa investor tidak selalu memproses data dengan benar sehingga
menciptakan probabilitas distribusi yang salah terhadap prediksi imbal balik masa depan. Pompian
(2012:3) menjelaskan bahwa anchoring and adjustment bias terjadi ketika investor dituntut untuk
mengestimasi sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Secara otomatis investor tersebut akan
menetapkan sebuah default number atau anchor (penjangkaran) sebagai dasar inisiasi estimasinya.
Investor akan menyesuaikan hasil estimasinya berada sedikit di atas atau di bawah nilai anchor
tersebut. Johnsson, dkk (2002) mengemukakan pula bahwa perilaku anchoring merujuk pada
proses pengambilan keputusan ketika penilaian kuantitatif dibutuhkan dan penilaian ini
terpengaruh oleh sugesti pribadi investor. Leuermann (2012) dalam penelitiannya Essays on Risk
Preferences and Behavioral Finance menguji preferensi pemilihan risiko (risk averse atau risk
taker) berdasarkan hubungan antargenerasi (Ayah dan anak). Secara tidak langsung hal ini juga
mengungkapkan keterkaitan conservatism bias dengan toleransi terhadap risiko.
H1
: Sikap anchoring and adjustment dan conservatism bias berpengaruh positif terhadap
pengambilan keputusan investasi berdasarkan toleransi risiko investor.
Menurut teori behavioral finance yang dibahas oleh Ackert & Deaves (2010), individu

cenderung terpengaruh oleh kenyamanan yang pernah mereka dapatkan seperti dalam
conservatism bias. Thaler (dalam Puspitaningtyas, 2012) berpendapat bahwa perilaku investor
tidak hanya berhubungan dengan landasan teori keuangan dan hukum ekonomi yang ada tetapi
cenderung dipengaruhi dan/atau berdasarkan faktor psikologi. Pompian (2012) menjelaskan dalam
bukunya bahwa Conservatism bias adalah sebuah proses mental dimana seseorang bergantung
atau terpaku pada pandangannya terdahulu atau prediksinya atas sesuatu untuk mendapatkan

informasi baru. Perilaku ini menyebabkan investor lebih suka mengandalkan pengalaman masa
lalu untuk mengatasi masalah sejenis yang terjadi saat ini daripada mengumpulkan informasi baru
untuk menanggulangi masalah tersebut. Meskipun pilihan yang berdasarkan pengalaman masa lalu
tidak sepenuhnya bagus, investor yang memiliki perilaku konservatisme akan kukuh pada
pendapatnya.
Subash (2012) meneliti peran behavioral finance dalam pengambilan keputusan investasi
(Role of Behavioral Finance in Portfolio Investment Decisions) dengan menggunakan variabel
anchoring bias. Hasil penelitian Subash menunjukkan bahwa investor dipengaruhi secara
signifikan oleh perilaku bias dalam melakukan keputusan investasi. Bias anchoring sendiri lebih
banyak terjadi pada investor berusia yang lebih muda. Hal ini menunjukkan bahwa investor dengan
usia lebih muda cenderung menetapkan standar angka terhadap suatu investasi berdasarkan citra
perusahaan yang telah mereka kenal. Triono (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Faktor Psikologi Terhadap Perilaku Investor dan Jenis Investasi dengan variabel perilaku irasional

investor. Meski secara eksplisit tidak menggunakan variabel conservatism, Triono menggunakan
variabel considering the past dan familiarity yang karakteristiknya mirip dengan variabel
conservatism bias. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor kedekatan (considering the past
dan familiarity) mempengaruhi probabilitas investor untuk lebih memilih investasi saham daripada
obligasi. Dan investor akan memilih saham yang memiliki harga tinggi dimana mereka asumsikan
saham dengan harga yang tinggi merupakan saham perusahaan dengan citra yang baik.
H2
:Sikap anchoring and adjustment dan conservatism bias berpengaruh positif terhadap
pengambilan keputusan investasi berdasarkan citra perusahaan.

METODE
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah perilaku anchoring dan conservatism
bias yang termasuk dalam set variabel independen (X1, X2) yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap toleransi risiko dan citra perusahaan sebagai set variabel dependen (Y1, Y2).
Conservatism bias adalah perilaku investor yang lebih suka mengandalkan pengalaman masa lalu
untuk mengatasi masalah sejenis yang terjadi saat ini daripada mengumpulkan informasi baru
untuk menanggulangi masalah tersebut. Anchoring and adjustment merupakan cara pribadi
investor dalam mengestimasi probabilitas sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Investor
tersebut akan menetapkan sebuah default number atau anchor (penjangkaran) sebagai dasar
inisiasi estimasinya. Pengambilan keputusan investor merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

perilaku atau faktor psikologi investor. Pengambilan keputusan investor merupakan
kecenderungan investor untuk memilih keputusan investasi berdasarkan penilaian tertentu. Dalam
penelitian ini, pengambilan keputusan investasi dikerucutkan berdasarkan dua faktor, yakni faktor
toleransi risiko dan faktor citra perusahaan yang dijadikan sebagai subvariabel dependen penelitian
ini.
Pengukuran variabel independen dan dependen dalam penelitian ini dilakukan dengan
penggunaan skala interval, yakni skala Likert. Jogiyanto (2008) menyatakan bahwa skala Likert
digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam 5 poin atau 7 poin skala dengan interval yang
sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval. Akan tetapi dalam
penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert genap yang menyisihkan kategori tengah.
Adapun tujuan penghilangan kategori tengah atau netral adalah untuk mengurangi sikap keraguan
dan ketidakjelasan respon dari responden (Widhiarso, 2010).

Perilaku bias investor berupa anchoring dan conservatism diukur dengan menggunakan
daftar pertanyaan dari Pompian (2012), Ackert & Deaves (2010), dan Subash (2012) serta
pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti sendiri sebanyak 15 butir pertanyaan untuk masingmasing perilaku. Pengambilan keputusan investor berdasarkan toleransi risiko dan citra
perusahaan diukur menggunakan daftar pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti sendiri
sebanyak 10 butir pertanyaan untuk masing-masing faktor. Adapun kisi-kisi pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner penelitian disajikan dalam tabel 1.1 berikut:
No.


Variabel Penelitian

1.

Anchoring and
Adjustment

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Kuesioner
Indikator
1. Dalam berinvestasi, investor lebih mempercayai perhitungan
yang dilakukan sendiri daripada orang lain. (Subash, 2012)
2. Investor percaya bahwa prediksi yang dilakukannya akurat
karena kecukupan data yang dimiliki di masa lalu. (Subash,
2012)
3. Investor percaya bahwa keputusan investasi mereka selalu
tepat.
4. Investor dapat mengantisipasi kerugian karena prediksi yang
mereka lakukan. (Subash, 2012)
5. Investor melakukan prediksi berdasarkan angka-angka yang

didapatkan dari masa lalu. (Pompian, 2012)
6. Investor menganggap perusahaan yang memiliki citra baik
akan menghasilkan keuntungan yang besar.
7. Investor menetapkan batasan khusus berupa angka untuk
mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi. (Pompian, 2012)
8. Investor lebih suka menetapkan standar angka ketika
mendapatkan informasi baru.

2.

Conservatism Bias

1. Dalam berinvestasi, investor memilih saham perusahaan
yang lebih dikenal atau diketahui oleh dirinya sendiri.
2. Dalam menentukan perusahaan tempat investor berinvestasi,
investor akan memilih perusahaan yang telah popular dan
dikenal masyarakat.
3. Dalam berinvestasi, investor memilih saham perusahaan
yang memiliki kinerja yang baik.


No.

Variabel Penelitian

Indikator
4. Dalam berinvestasi, investor memilih saham perusahaan
yang memiliki pangsa pasar yang baik.
5. Pengalaman atas kejadian masa lalu digunakan investor
sebagai dasar untuk berinvestasi.
6. Investor lebih mengingat kejadian masa lalu daripada
keuntungan atau kerugian yang didapatkan dari investasi
bersamaan dengan kejadian tersebut. (Pompian, 2012)
7. Terdapatnya informasi baru mengenai perusahaan disikapi
biasa saja oleh investor.
8. Terdapatnya informasi yang mempengaruhi pasar disikapi
biasa saja oleh investor.
9. Investor menghindari investasi pada perusahaan yang
memproduksi produk kurang popular.
10. Investor menghindari risiko investasi akibat pengalaman
masa lalu. (Ackert & Deaves, 2010)


Sumber: data diolah.
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh investor yang menanamkan investasi di pasar
modal Indonesia (BEI). Pemilihan populasi ini dilandasi alasan bahwa tidak terdapat asumsi
perbedaan perilaku investor berdasarkan lokasi atau daerah. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ialah simple random sampling, peneliti tidak menentukan kriteria
tertentu untuk mendapatkan sampel. Sampel yang diambil oleh peneliti didapatkan secara acak
dari komunitas investor dalam web resmi di internet, antara lain: StockBit, BEI5000, KlubSaham,
dan SahamTalk. Setelah menyebarkan kuesioner kurang lebih selama satu bulan, hanya didapatkan
40 responden.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang berupa
data kualitatif diangkakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam data subjek,
yaitu jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian. Data merupakan hasil ekstraksi laporan
personal responden yang diisikan pada kuesioner. Sumber data dalam penelitian ini didapatkam
langsung dari objek penelitian melalui kuesioner yang disebarkan kepada sampel sehingga data
penelitian merupakan data primer.
Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan oleh peneliti ialah metode survei
menggunakan instrumen kuesioner. Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis
korelasi kanonik untuk mendeteksi hubungan dua set variabel independen yakni perilaku bias

dengan set variabel dependen yakni pengambilan keputusan investasi.

HASIL ANALISIS
Tipe investor di Indonesia merupakan tipe investor risk taker dari hasil penelitian, 22 orang dari
40 responden (55%). 29 responden (72.5%) memilih menanamkan sahamnya pada jenis investasi
middle capitalization yang memiliki risiko lebih tinggi dari saham high cap (17.5%) dan sisanya
(10%) berinvestasi pada saham dengan risiko sangat tinggi yakni Low Cap.
Pengukuran validitas sebuah instrumen penelitian digunakan dengan pendekatan statistika,
yaitu melalui koefisien korelasi butir pertanyaan dengan skor total. Apabila koefisien korelasi butir
pertanyaan dengan skor total item lainnya ≥ 0.3610 (tabel r untuk jumlah sampel 30 dengan
signifikansi 0.05 dua arah) maka pertanyaan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengolahan
menggunakan korelasi pearson diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:
Tabel 1.2 Ikhtisar Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Variabel
Total Item Valid
Total Item tidak
Valid
Anchoring and adjustment
10
5
Conservatism Bias
9
6
Toleransi Risiko
6
4
Citra Perusahaan
8
2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.719

N of Items
33

Karena nilai cornbach-alpha 0.719 > 0.3610 maka dapat disimpulkan bahwa butir
pertanyaan kuesioner penelitian reliabel dengan tingkat reliabilitas tinggi karena nilai alpha > 0.7.
UJI ASUMSI
1. Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan melakukan analisis korelasi regresi linear dengan berturutturut menggunakan Toleransi Risiko (Y1) dan Citra Perusahaan (Y2) sebagai variabel dependen,
sedangkan variabel Anchoring and adjustment (X1) dan Conservatism Bias (X2) digunakan sebagai
variabel bebas. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1.3 Hasil Uji Linearitas
Variabel
R2
Signifikansi Keterangan
Toleransi Risiko (Y1)
0.130
0.000
Linear
Citra Perusahaan (Y2)
0.282
0.000
Linear
Anchoring and adjustment (X1)
0.185
0.006
Tidak Linear
Conservatism Bias (X2)
0.390
0.000
Linear
Sumber: data diolah
2. Normalitas
Uji normalitas terhadap keempat variabel dilakukan dengan plot distribusi normal dan uji
Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi 0.05. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut:

Variabel

Tabel 1.4 Hasil Uji Normalitas
KolmogorovAsymp. Sig (2Smirnov Z
tailed)
0.742
0.640
0.694
0.720
0.525
0.946

Keterangan

Toleransi Risiko (Y1)
Normal
Citra Perusahaan (Y2)
Normal
Anchoring
and
Normal
adjustment (X1)
Conservatism
Bias
0.553
0.920
Normal
(X2)
Sumber: data diolah
3. Homokesdatisitas
Uji asumsi homokesdatisitas didapatkan dari uji Levene. Adapun berdasarkan uji Levene
yang telah dilakukan untuk menguji homogenitas data didapatkan juga hasil sebagai berikut:
Tabel 1.5 Hasil Uji Homogenitas
Hubungan antarvariabel
Levene
Sig.
Keterangan
Statistics
Toleransi Risiko
1.122
0.390
Homogen
(Y1)
Anchoring and
adjustment (X1)
Citra Perusahaan
1.240
0.321
Homogen
(Y2)
Toleransi Risiko
2.570
0.025
Homogen
(Y1)
Conservatism Bias (X2)
Citra Perusahaan
1.196
0.342
Homogen
(Y2)
Sumber: data diolah
Dari data yang disajikan dalam tabel di atas, didapatkan nilai signifikansi masing-masing
variabel lebih dari 0.05 yang berarti bahwa variabel independen yakni anchoring and adjustment
dan conservatism bias dengan variabel dependen toleransi risiko dan citra perusahaan memiliki
varian yang sama.
Analisis Uji Korelasi Kanonik
Tabel 1.6 Nilai Eigen dan Korelasi Kanonik
Fungsi
Nilai Eigen
%
%
Kor. Kan
kumulatif
1
0.83340
99.99519 99.99519
0.67421
2
0.00004
0.00481
100
0.00633
Sumber: data diolah

Kor. Kan
Kuadrat
0.45456
0.00004

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 1.6 didapatkan korelasi kanonikal untuk
hubungan antara perilaku anchoring and adjustment dan conservatism bias terhadap toleransi
risiko investor sebesar 0.67421 dengan tingkat akomodasi sebesar 99.9%. Sementara korelasi
kanonikal untuk hubungan antara perilaku anchoring and adjustment dan conservatism bias
terhadap pengambilan keputusan berdasarkan citra perusahaan hanya sebesar 0.00633 dengan
tingkat akomodasi sebesar 0.004%. Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa fungsi
ke-1 lebih berarti dibandingkan fungsi ke-2 hal yang sama berlaku untuk nilai kuadrat korelasi
kanonik.
Tabel 4.10 Standardized Canonical Coefficients
Variat
Dimensi
Perilaku Bias
Anchoring and adjustment
-0.04409
Conservatism bias
-0.18602
Faktor Pengambilan Keputusan Investasi
Toleransi Risiko
-0.19869
Citra Perusahaan
-0.87814
Sumber: data diolah
Dari data yang disajikan dalam tabel di atas didapatkan korelasi kanonikal terkuat dari
variabel anchoring and adjustment (-0.044) dibandingkan variabel conservatism. Begitu pula pada
variat faktor pengambilan keputusan investasi, korelasi kanonik variabel toleransi risiko lebih kuat
(-0.19) daripada variabel citra perusahaan. Hal ini juga menjawab hipotesis bahwa nilai koefisien
kanonik ≠ 0 dari keempat variabel yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antarpasangan variabel kanonik.
PEMBAHASAN
Pengaruh Perilaku Anchoring and Adjustment dan Conservatism Bias pada Pengambilan
Keputusan Investasi berdasarkan Toleransi Risiko
Perilaku anchoring and adjustment dan conservatism bias memiliki hubungan yang
signifikan sebesar 83.4% (0.8334) dengan tingkat akomodasi hubungan kanonikal 99.9% terhadap
toleransi risiko investor. Sementara itu berdasarkan variat masing-masing, perilaku conservatism
bias memiliki pengaruh lebih lemah terhadap toleransi risiko investor daripada perilaku anchoring
and adjustment. Adapun faktor yang diduga menyebabkan perilaku anchoring and adjustment
berpengaruh kuat terhadap toleransi risiko antara lain: aspek psikografi (Suhari et al, 2011),
frekuensi trading/investasi (Ghazali dan Othman,2004), dan jenis investasi (Yohnshon, 2012).
Sementara itu pengaruh perilaku conservatism bias terhadap jenis toleransi risk averter seorang
investor dapat timbul dari beberapa faktor seperti: familiaritas, interaksi sosial, dan faktor warisan
genetik (Triono, 2010).
Hasil penelitian ini mendukung teori behavioral finance yang diungkapkan oleh Bodie, dkk
(2009) dan Pompian (2012) bahwa investor tidak selalu memproses informasi dengan benar
sehingga menciptakan probabilitas distribusi yang salah tentang prediksi expected return dan
cenderung menetapkan default number karena investor percaya dengan kemampuan prediksi dan
perhitungan mereka. Meski begitu temuan ini bertolak belakang dengan penelitian Johnsson, dkk

(2002) dalam penelitian ini perilaku anchoring and adjustment memiliki pengaruh yang lebih kuat
terhadap toleransi risiko investor sehingga investor cenderung menjadi overreact dan terlalu berani
mengambil keputusan investasi yang lebih berisiko.
Perilaku anchoring and adjustment berpengaruh positif pada toleransi risiko investor
sehingga investor yang memiliki perilaku anchoring and adjustment merupakan investor yang
berani mengambil risiko (risk taker). Sementara itu perilaku conservatism berpengaruh negatif
sehingga investor yang berperilaku conservatism ialah investor bertipe risk averse. Hal ini
menjawab anomali yang terjadi pasar efisien bahwa selain diserapnya informasi, investor juga
mengalami kesalahan pemrosesan informasi atau kesalahan kognitif.
Pengaruh Perilaku Anchoring and Adjustment dan Conservatism Bias pada Pengambilan
Keputusan Investasi berdasarkan Citra Perusahaan
Perilaku anchoring and adjustment dan conservatism bias memiliki hubungan sebesar
0.0004 yang didapatkan dari nilai eigen korelasi kanonik dengan tingkat akomodasi hubungan
kanonikal 0.004% terhadap pengambilan keputusan investasi berdasarkan citra perusahaan.
Bahkan hanya 22.5% responden (9 orang) yang menganggap citra perusahaan menjadi faktor
penting dalam penentuan keputusan investasi mereka.
Hasil penelitian ini berarti bahwa perilaku anchoring and adjustment maupun conservatism
bias memiliki hubungan yang sangat kecil terhadap pengambilan keputusan investasi berdasarkan
citra perusahaan. Citra perusahaan tidak memiliki keterkaitan cukup kuat dengan kriteria default
number yang timbul sebab perilaku anchoring and adjustment. Begitupun dengan perilaku
conservatism meskipun secara teori perilaku conservatism dapat ditandai melalui persepsi
investor. Oleh sebab itu citra perusahaan tidak termasuk ke dalam persepsi investor yang
digunakan sebagai faktor pengambilan keputusan seperti teori behavioral finance menurut
Pompian (2012) yang menyatakan bahwa conservatism merupakan sebuah ketergantungan
investor terhadap persepsi masa lalunya untuk mendapatkan informasi baru. Citra perusahaan juga
bukan merupakan tolak ukur yang kuat bagi investor untuk digunakan menjadi standar estimasinya
dalam perilaku anchoring and adjustment.
Temuan penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang disebutkan oleh Ackert &
Deaves (2010) yang menjelaskan bahwa individu cenderung terpengaruh oleh kenyamanan yang
pernah mereka dapatkan seperti dalam conservatism bias. Namun temuan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningtyas (2012) yang menyatakan bahwa investor
cenderung berperilaku rasional dan mempertimbangkan informasi ekonomi. Citra perusahaan
sendiri termasuk dalam informasi yang dipublikasikan dan dapat diserap pasar sehingga
mencerminkan harga sekuritas, sesuai dengan teori Hipotesis Pasar Efisien oleh Fama (1970).
PENUTUP
Berdasarkan rumusan masalah yang bertujuan untuk menguji pengaruh perilaku anchoring
and adjustment dan conservatism bias terhadap pengambilan keputusan investasi dan hasil
pengujian hipotesis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang
didapatkan: (1) Terdapat pengaruh positif perilaku anchoring and adjustment dan conservatism
bias terhadap pengambilan keputusan investasi berdasarkan toleransi risiko; (2) Terdapat pengaruh
negatif dan hubungan yang lemah dari perilaku anchoring and adjustment dan conservatism bias
terhadap pengambilan keputusan investasi berdasarkan citra perusahaan.
Beberapa kelebihan penelitian ini antara lain: (1) Penelitian ini merupakan perintis
penelitian dalam ranah behavioral finance di Universitas Negeri Malang, khususnya jurusan
Akuntansi; (2) Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi kanonik yang belum digunakan

dalam penelitian terdahulu sehingga dapat diketahui persentase keterkaitan variabel beserta bobot
variabel terhadap fungsi yang sedang diuji.
Terdapat pula keterbatasan penelitian sebagai berikut: (1) Sampel dalam penelitian ini
hanya didapatkan dari forum investor dunia maya seperti StockBit, BEI5000 dan KlubSaham
dibutuhkan observasi langsung dan wawancara terhadap investor yang diteliti; (2) Ditemukan hasil
yang tidak sesuai dengan hipotesis peneliti pada variabel citra perusahaan sehingga pada penelitian
selanjutnya dibutuhkan kajian lebih lanjut dengan variabel perilaku yang berbeda untuk
memastikan faktor citra perusahaan dapat menimbulkan perilaku bias yang berujung pada anomali
pasar; (3) Minimnya sumber rujukan penelitian yang membahas studi behavioral finance di
Indonesia cukup menyulitkan peneliti untuk mengembangkan kerangka teoretis penelitian; (4)
Instrumen penelitian (kuesioner sub variabel toleransi risiko) diduga memiliki validitas konstruk
yang lemah. Penelitian selanjutnya diharapkan agar peneliti membangun konstruk yang lebih
valid.
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, diperoleh beberapa saran yang dapat
diajukan yakni: (1) Investor diharapkan untuk dapat memproses informasi yang terdapat dalam
pasar secara cermat dan juga tidak terlalu mengandalkan perhitungan pribadi; (2) diharapkan
perusahaan dapat menilai perilaku investor yang menyalurkan dana bagi perusahaan mereka
dengan cara memberikan data yang riil serta memberikan informasi yang mencukupi agar investor
tertarik namun tak kehilangan rasionalitas; (3) Regulator diharapkan dapat memeriksa dan
menanggapi kondisi pasar ketika terjadi anomali akibat faktor psikologis investor. Regulator juga
diharapkan dapat mengelola faktor psikologis tersebut agar terbentuk pasar yang optimal; (4)
Penelitian selanjutnya juga dapat meneliti metode mana yang dapat digunakan untuk mengelola
pasar berdasarkan aspek psikologis investor.
DAFTAR PUSTAKA
___________.
2015.
Mengukur
Citra
dan
Reputasi
Perusahaan,
(http://jembatantiga.com/2015/01/mengukur-citra-dan-reputasi-perusahaan/)
Online
Diakses 17 September 2015.
___________. 2011. Corporate Image Index.
Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV Alvabeta: Bandung.
Ang, Robert. 1997. The Intelligent Guide to Indonesia Capital Market Edisi 1. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Baker, H. Kent and John Nofsinger. 2002. Behavioral Finance Investor, Corporations, and
Markets. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.
Bodie, Zvie, Alex Kane, Alan J. Marcus. 2014. Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Bringham&Houston.2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi 11. Jakarta: Salemba
Empat.
Brown, S and Warner. J. 1985. Using Daily Stock Return. Journal of Financial Economic 21: 161193.
De Bondt, W. 1993. Betting on Trends: Intuitive Forecasts of Financial Risk and Return.
International Journal of Forecasting, 9 No. 3: 335-371.
Dreman, David N. & Eric A. Lufkin. 2000. Investor Overreaction: Evidence That Its Basis Is
Psychological. Journal of Psychology and Financial Market, 1 (1): 61-75.

Fama, E.F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory & Empirical Work.Journal of
Finance, Vol. 25, No. 2. (Online), (http://dv1litvip.jstor.org/) diakses pada 23 Agustus
2015.
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition. Prentice Hall International.
Englewood Cliffs: New Jersey.
Fitrahadi, Isnaeni. 2012. Analisis Pendekatan Perilaku Terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010). Skripsi
tidak diterbitkan: Universitas Indonesia Depok.
Gachter, Simon, Eric J. Johnson and Andreas Herrmann. 2007. Individual Level Loss Aversion in
Riskless and Risky Choices. Centre for Decision Research and Experimental Economics
Discussion Paper No. 2007-02.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. BPFE.
Hawkins, et al. 2000. Consumer Behavior: Building Market Strategy. McGrow Hill Companies,
Inc.
Hsee, C, dan E.U Weber .1998. Cross-cultural Differences in Risk Perception, but Cross-cultural
Similarities in Attitudes towards Perceived Risk. Management Science, 44(9): 1205-1217.
Johnsson, Malena, Henrik Lindblom, Peter Platan. 2002. Behavioral Finance and The Change of
Investor Behavior During and After the Speculative Bubble at the End of the 1990s.
Master Thesis : Lund University.
Jones, Charles P. 2002. Investments Analysis and Management. John Wiley & Sons, Inc.
Kahneman, D and A. Tversky. 1979. Prospect Theory: An Analysis of Decision Under Risk.
Econometrica, 47: 263-291.
Kotler, Philip. 1987. Teknik dan Strategi Memasarkan Jasa Profesional. Intermedia: Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran (Principles of Marketing 7e).
Prehallindo: Jakarta.
Leuermann, Andrea. 2012. Essays on Risk Preferences and Behavioral Finance,
Online(http://archiv.ub.uni-heidelberg.de/volltextserver/14388/1/THESIS.pdf) diakses
pada 31 Agustus 2015.
Litner, John. 1998. The Valuation of Risk Assets and The Selection of Risky Investments in
Protfolios and Capital Budgets, Review of Economics and Statistics.
Massasya,
Elvyn
G.
2015.
Psikologi
Investasi,
Online
(http://print.kompas.com/baca/2015/05/31/Psikologi-Investasi) Diakses 28 September
2015.
McKay, Charles. 1841. Delusions of The Madness of Crowds. Harriman House Classics, p. 65-71.
Markowitz, H.M. 1952. Portfolio Selection. The Journal of Finance 7 (1): 77-91.

Nofsinger, John R. 2001. Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey. Prentice-Hall, Inc.
Pompian, Michael M. 2012. Behavioral Finance and Wealth Management-How to Build
Investment Strategies That Account for Investor Biases. New Jersey: Wiley Finance.
Putri, Melisa Riska dan Aldian Wahyu Ramadhan. 2015. BEI Khawatirkan Dampak Krisis Yunani,
Online
(http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/07/08/nr5hsh2-beikhawatirkan-dampak-psikologis-krisis-yunani) Diakses 28 September 2015.
Puspitaningtyas, Zahra. 2012. Perilaku Investor dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar
Modal. Artikel: Universitas Jember.
Rahayu, Juwita Trisna. 2013. Pengamat: Intervensi BI Perbaiki Psikologis Investor, Online
(http://www.antaranews.com/berita/379993/pengamat-intervensi-bi-perbaiki-psikologisinvestor) Diakses 28 September 2015.
Ricciardi, V. and H. K Simon. 2000. What is Behavioral Finance?. Business, Education and
Technology Journal Fall 2000.
Ritter, J.R. 2003. Differences Between European and American IPO Markets. European Financial
Management, 9 (4): 421-434.
Samuelson, William and Richard Zeckhauser. 1988. Status Quo Bias in Decisions Making. Journal
of Risk and Uncertainty 1(1): 7-59. Springer Science and Business Media.
Sekaran, Uma. 2002. Research Methods for Business: A Skill Building Approach (Fifth Edition).
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Sharpe, William F, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey. 1995. Investasi. Edisi Bahasa
Indonesia Keenam. Jakarta: Indeks.
Shefrin, Hersh. 2007. Behavioral Corporate Finance. International Edition. Singapore: McGrawHill.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Sjahrir. 1995. Analisis Bursa Efek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Statman, Meir. 2005. Normal Investors, Then and Now. Financial Analysts Journal (2): 31-37.
Subash, Rahul. 2012. Role of Behavioral Finance in Portfolio Investment Decisions: Evidence
from India. Thesis: Charles University of Prague.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisisa UII.

Taffler, Richard J. 2002. What Can We Learn From Behavioral Finance? (Part 2). Credit Control,
Vol. 23 No.3: 67-75.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Kanisius:
Yogyakarta.
Triono, Wahyudi Pujo. 2010. Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Perilaku Investor dan Jenis
Investasi. Skripsi tidak diterbitkan STIE Perbanas Surabaya.
Tristyanto. 2014. Analisis Perilaku Herding Berdasarkan Tipe Investor dalam Kepemilikan Saham
(Studi Kasus pada Saham LQ-45 Periode Januari 2009-Juni 2014). Skripsi tidak
diterbitkan: Universitas Diponegoro Semarang.
Widoatmodjo. 2011. Irasionalitas Investor dan Potensi Krisis Ekonomi. Artikel tidak diterbitkan:
Universitas Tarmanegara Jakarta.
Van Horne, James C & John M. Wachowiz, Jr. 1998. Fundamental of
Financial
Management/Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Vaughan .1997. Introduction to Social Psychology. Pearson Prentice Hall: Australia.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0