Pentingnya Ilmu dan Memperbaiki Pemahama

Makalah
NUSHUS DAKWAH
DOSEN : DR.ARAI ZAKARIA, MA
Meme

Perbaiki tradisi keilmuan
Penyusun
CHAIRIL SULAIMAN
NIM : 4120150017

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’YYAH
JAKARTA
20015

Pendahuluan

Islam sebagai sumber dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah ta’ala adalah
pandangan hidup yang bukan saja diperuntukkan bagi kesejahteraan dan kebahagiaan ummat
Islam melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam yang bersumber dari kebenaran
ilahiyah baik yang terkandung dalam ayat-ayat al Qur’an dan sunnah Rasulullah saw adalah
petunjuk jalan segala zaman. Demikian pula Islam mengatur hubungan manusia dengan

sesamanya, dengan Tuhannya dan dengan alam lingkungannya.
Sebagai agama yang menjadi rahmatan lil ‘alamin, maka tujuan hidup, baik sebagai
individu maupun anggota masyarakat adalah dalam rangka merealisasikan kebenaran ajaran
Allah tersebut baik dalam skala pribadi maupun bermasyarakat dalam segala aspeknya.
Kunci kepribadian masyarakat Islam adalah akidah, syari’at dan akhlak Islam. Jika
akidah memberikan arah tujuan pergerakan masyarakat, syari’at memberikan batasan-batasan
cara maupun metode menempuh arah tujuan tersebut dengan benar maka akhlak menghiasi
jalan menempuh tujuan tersebut sehingga indah dan menyenangkan.
Da’wah Islam yang di bawa oleh Rasulullah saw adalah mata rantai terakhir dari
perjalanan da’wah yang panjang untuk mengajak manusia bertakwa dan mentauhidkan Allah
ta’ala. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,

‫ ك ننمثنإل نرججلل بنننى بني بتتا نفأ نبحنسن نجه‬،‫إإ نن " نمثنإلي نونمثننل ال نن بإبنياإء إمبن نقببإلي‬
،‫جنعنل ال نناجس ي نجطوجفونن إبإه‬
‫ نف ن‬،‫ إإ نلا نمبوإضنع ل نإبن نلة إمبن نزاإوي نلة‬،‫نوأ نبجنمل نجه‬
‫ نفأ نننا‬:‫ت نهإذإه الل نإبن نجة؟ نقانل‬
‫ نوينجقوجلونن نه نلا جوإضنع ب‬،‫نوينبعنججبونن ل نجه‬

‫الل نإبن نجة نوأ نننا نخاإتجم الن نإبإنيينن‬
“Perumpamaanku dan nabi-nabi sebelumku seperti seseorang yang membangun suatu rumah

lalu dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu
bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu
manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata; ‘Duh seandainya ada

orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini”. Beliau bersabda: ”Maka akulah
labinah itu dan aku adalah penutup para nabi”.1

Sayyid Quthb menuliskan,
“Masyarakat Islam tidak tidak dapat hadir secara sederhana dalam menegakkan kaidahkaidah keyakinan (syahadat) dalam hati individu-individu muslim sebanyak apapun jumlah
mereka, tanpa mereka menjadi sebuah kelimpok yang aktif, serasi dan bekerjasama dan
bekerja di bawah kepemimpinan sendiri terbebas dari kepemimpinan jahiliyyah”2

Pentingnya Ilmu dan Memperbaiki Pemahaman Agama
Tidak dapat dipungkiri dalam Islam, Ilmu memiliki tempat yg sangat tinggi dalam
Islam. Dalam Quran, dijelaskan ganjaran orang yg belajar dan memiliki ilmu:
Al-Qur’an Al-Mujadalah ayat 11: “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman
dari kalian dan orang yang diberi ilmu beberapa derajat dan Allah Maha Waspada dengan
apa-apa yang kamu kerjakan”.
Rasullulahpun mengatakan bahwa: “Barangsiapa yang mencari ilmu keluar rumah,
maka akan dimudahkan ia jalan menjuju surga.”

Ilmu, dalam arti kata berarti:”Mengenal sesuatu atas seluruh aspeknya.” Ulama
membagi menjadi ilmu agama (fardu ain) dan ilmu dunia (fardu kifayah) semisal ilmu
peralatan perang, ilmu kesehatan, ilmu pertanian, ilmu perdagangan, dst.
Rasullulah mengatkan: “Sesungguhnya agama ini tidak akan bisa menolong padanya
kecuali orang yang menguasai atas seluruh aspeknya.” Maksudnya untuk memperjuangkan
Islam harus tahu aspeknya terlebih dahulu.
1 Bukhari, 1422 H, Shahih al Bukhari, Beirut : Daar Thuq an Najah ,

4/186, hadits no.3535.
2 Sayyid Quthb, tt, Ma’alim fi athThariq, Beirut: Daar asy Syuruq, hal.51

Mengapa demikian?
1. Dasar Amal adalah Ilmu
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.

Karena

pendengaran, penglihatan dan qolbu (akal), semua itu akan diminta pertanggung
jawabannya.” (Al Isra ayat 36) menunjukkan dasar suatu amal atau ibadah adalah ilmu.
Bahkan diperintahkan untuk mempunyai ilmu terlebih dahulu sebelum melakukan amal atau

ibadah. Dan larangan melakukan sesuatu tanpa dasar ilmunya.
Rasullulah mengatakan: “Dan janganlah kamu mengerjakan Apa-apa yang tidak tahu
ilmunya “, dan Jumhur Ulama mengatakan, “Ilmu itu petunjuk atau pembimbing amal.”
Maka jika ilmu itu keliru maka dasar amal kita juga menjadi salah, motivasi amal bisa salah.
Artinya, amal ibadah yg tidak dibimbing oleh ilmu akan menjadi ngawur atau merugikan.
Umar bin Abdul Aziz ra (dikutip dalam bab Ilmu, Imam Bukhori) mengingatkan: ”Siapa saja
yg beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ia timbulkan lebih banyak dari
pada kebaikannya.” Beliau juga memperingatkan tentang kerusakan agama: “Ilmu agama
tidak rusak kecuali keterangannya sudah samar/tidak tepat.”
2. Ilmu merupakan Dasar dari Motivasi
Sabda Nabi: “Innamal a’malu bin niat” sebab adanya perbuatan (amal) adalah niat.
Seseorang akan memetik hasilnya seseuai dengan niatnya.
Ibn Taimiyah mengatakan:”Niat itu mengikuti Ilmu” artinya niat, motivasi atau tujuan
yang baik hanya bisa dibentuk atau dibangun oleh ilmu. Atau dengan pengetahuan agama yg
benar dan menyeluruh.
Salah satu yang sangat penting adalah melaksanakan ilmu dengan amal dan ikhlas
menjalankannya.

Cendikiawan muslim Indonesia, Adian Husaini, dalam disertasi nya


mengatakan:”Salah satu ciri tradisi keilmuan Islam adalah menyatukan antara ilmu dan amal,
antara ilmu dan akhlak. Maka di dalam Islam, jika ada ilmuwan/Ulama yg fasik atau rusak
amalnya, dia tidak diterima sebagai bagian dari ulama Islam. Para imam mahzab adalah
orang - orang yang berilmu dan berakhlak tinggi.” Jadi ilmu tidak sekedar sesuatu yg berdiri
sendiri, ia menuntut akan aplikasinya.

Kita berpuasa dengan niat apa? Tentunya dengan niat agar bertaqwa. Jadi dalam
berpuasa kita berniat untuk membangun karakter yang paling hebat, yaitu manusia yang
bertaqwa. Sudah kah kita mencapai karakter itu? Tahukah kita makna bertaqwa? Lalu
apakah cirri- ciri (Key Performance Index) dari orang bertaqwa? Kalau kita tidak tahu,
bagaimana kita bisa mencapai sasaran itu? Kalau kita sendiri tidak paham, bagaimana kita
bisa membangun karakter diri? Lalu bagaimana dengan karakter keluarga kita? Karakter
masyarakat kita? Karakter bangsa kita?
Salah satu makna Taqwa, yang disebut oleh Umar ra, adalah “…melakukan persiapan
atau perencanaan dari setiap perkara, dari perjalanan (hidup ini), dan akan berhati - hati atau
bersungguh- bersungguh dalam melaksanakannya dan menyelamat diri dari duri (dosa) .”
Dosa apakah gerangan? Yang paling utama, adalah “terpelihara dari penyakit batin yaitu
syahwat atau hawa nafsu (yang negatif)”
Sedangkan ciri - ciri dari orang bertaqwa adalah Akhlakul Karimah. Ini adalah yang
tampak kepermukaan. Mulut kita menghindar dari menyalahi, mengkritik, mengomeli

orang. Mulut kita memberikan penghargaan yg tulus atas prestasi orang. Tersenyum.
Memberikan hadiah kepada kakak/adik (silaturahmi), “Sesungguhnya yang terbaik di antara
kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Adakah ciri – cirri itu tampak pada diri kita? Akankah kita menjadi orang yg bertakwa?
3. Manfaat Ilmu adalah dunia akhirat:
“Siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka dapat di capai dengan ilmu, Siapa
menghendaki kehidupan akhirat juga dicapai dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan akhirat keduanya dapat di capai dengan ilmu.”
Kita mengenal doa sapujagat: Robbana atina fidunya hasanah, wafil akhiroti hasanah,
waqina adzab bannar. Apa saja sih “kebaikan dunia dan akhirat?”. Menurut Ibnu Katsir,
kebaikan dunia adalah: 1. Rumah yang luas, yg mampu menampung banyak orang tanpa
berdesak-berdesakan, 2. Kendaraan yg nyaman, 3 Istri/Suami yg sholehah/sholeh yg
mendukung pada perkara - perkara akhirat,4. Tetangga yang baik, 5. Kesehatan, 6. Ilmu yg
manfaat, 7. Pekerjaan yg baik, 8. Rizki yg luas, 9. Nama yangg baik.(popularitas baik).

Kebaikan di akhirat, 1. Selamat pada kubur, pada waktu dibangkitkan, pada waktu kiamat, 2.
Hitungan yang mudah, 3. Masuk dalam Surga.
Semuanya memerlukan ilmu; misalnya memilih pasangan: kedepankan akhlak dan
ketaqwaannya, daripada wajah, kekayaan, keturunan yang bersangkutan. (sesuai dengan
hadis). Atau misalnya, pekerjaan. Rasullulah mengatakan: “Perbaikilah cara-cara kalian

mencari dunia, maka kalian akan mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang kalian
kerjakan.”bahkan Sayyid Quthb mengatakan dalam kitab nya akan penting nya pemahaman
masyarakat akan ilmu.
Sayyid Quthb menuliskan dalam Ma’alim fith Thariq,
“Di atas kaidah dan manhaj Islam masyarakat di tegakkan, menjadi landasan bagi
hubungan-hubungan antar individu-individu dalam kelompok dan terikat atas aqidah ini.
Tidak lain tujuan utamanya adalah membangkitkan semangat kemanusiaan bagi manusia,
mengembangkan, membuatnya menjadi kokoh, dan menjadi factor yang paling berpengaruh
diantara semua aspek dalam kehidupan manusia.”3
Tahapan ini merupakan tahapan yang progresif bagi soliditas masyarakat Islam.
Berdasarkan Islam mereka selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, etika,
tradisi dan faham hidupnya. Tujuan hidupnya sangat jelas, ibadah, kerja keras dan bahkan
jiwanya ditujukan kepada Allah. Sehingga setiap individu dalam masyarakat Islam tidak akan
pernah terjerat pada nilai-nilai palsu atau bekerja tanpa nilai yang hakiki yaitu mencari
keridhaan Allah.
Kembali kepada kemurnian pemahaman, ibadah serta nilai-nilai perjuangan adalah jalan
yang seharusnya ditempuh oleh masyarakat muslim. Hilangnya ashobiyah, tidak ada dosa
warisan dan setiap orang bertanggung jawab terhadap amal masing-masing, perintah taat
hanya pada kebenaran memberikan batasan yang jelas dan lugas akan posisi kemuliaan dalam
Islam. Bahwa kemuliaan dalam Islam bukanlah karena nasab, dan dapat diraih dengan upaya

normal manusia serta kemuliaan diukur dengan ketakwaan menginspirasi semangat ibadah
dan pengorbanan.
4. Merupakan Sebaik-baiknya Ibadah
3 Sayyid Quthb, loc.cit.

Mengkaji ilmu adalah suatu ibadah yg tidak tertandingi, bahkan sama atau lebih dari jihad
fisabillilah:
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk mendalami
pengetahuan agama mereka, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya.” (At Taubah ayat 122).
Nabi bersabda kepada Abu Dzar, “Ya Abu Dzar, engkau keluar di waktu pagi, untuk
belajar 1 ayat [masih belum diamalkan] lebih dahsyat pahalanya dari pada sholat 100 rokaat.
Andai kata engkau berangkat pagi untuk belajar 1 bab, diamalkan atau tidak, itu jauh lebih
dahsyat dibandingkan sholat 1,000 rokaat.”
“Satu kali anda menghadiri majlis ilmu akan lebih banyak pahala dari pada sholat 1,000
rokaat.” (sekitar sholat 24 jam terus menerus).
“(Kepada) orang yang mengkaji agama, maka akan meminta ampun seluruh mahluk di bumi
sampai-sampai seluruh ikan dilautan juga meminta maaf.”
Abu Hurairah: “Andaikata aku duduk 1 jam untuk memahami ilmu untuk

mempelajari ilmu-ilmu syariah lebih aku sukai dari pada bergadang untuk mendapatkan
malam Lailatul Qadr.”
Imam Syafei: “Mengkaji ilmu lebih penting dari pada sholat tahajud.”
Oleh sebab itu Jumhur ulama,mengatakan: “Mengkaji ilmu agama adalah sebaik baiknya ibadah.”
5. Pada akhir zaman, mengkaji ilmu lebih penting daripada beramal
Khususnya akhir zaman, Rasullulah saw memperingatkan:”Kalian (para sahabat)
aalah orang yg hidup pada zaman banyak fuqoha (orang ahli agama), sedikit pembaca Quran
(sedikit yg sekedar baca Quran), dan sedikit khutoba (penceramah; lebih banyak beramal),
sedikit org yg bertanya masalah agama (umumnya para sahabat paham agama), dan banyak
yang bisa memberi ilmu agama. Maka melakukan amal, pada kondisi yang seperti itu, lebih
baik beramal daripada mencari ilmu.

Tetapi akan datang pada manusia sedikit fuqoha (orang ahli agama), banyak
penceramah, banyak yg hafal Quran tapi sedikit yg bisa beri ilmu agama degan benar, dan
banyak yg bertanya tentang agama. Maka pada kondisi yg seperti itu, mengkaji ilmu lebih
baik/penting dari pada beramal. “ (Hadis Tabrani).
Kesimpulan
Untuk kebangkitannya kembali masyarakat Islam menghadapi tugas berat yang perlu
keikhlasan dan kerjasama semua kelompok pejuang da’wah. Kemunduran ummat Islam yang
disebabkan bertumpuknya persoalan intern dan ekstern memerlukan upaya yang bersungguhsungguh. Sehingga harus dikerjakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan,

terwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Hal pertama yang perlu dilakukan dari kebangkitan kembali masyarakat Islam adalah
menjelaskan tuntutan kalimat la ilaha illallah serta membebaskan masyarakat dari
penghambaan kepada selain Allah. Upaya propaganda, penyiaran dan penyebaran kabarkabar gembira tentang Islam harus dilakukan seiring dengan upaya pendidikan, pengkaderan
dan pelimpahan tanggung jawab da’wah bersama.

Terakhir adalah berupaya menjadikan Islam sebagai landasan dalam prilaku individu
maupun hubungan antar sesama, dalam pengertian ini adalah kekuatan aqidah, keadilan
syari’at, dan keindahan akhlaq terjelma dalam masyarakat Islam.
.

Daftar Pustaka
Bukhari, 1422 H, Shahih al Bukhari, Beirut : Daar Thuq an Najah , 4/186, hadits no.3535.
Sayyid Quthb, tt, Ma’alim fi athThariq, Beirut: Daar asy Syuruq, h. 46.
Muhammad Quthb, 1413 H, La Ilaha Ilallah Aqidatun wa Syari’atun wa Minhaju Hayatin,
Mesir : Darul Wathan, h.18.
Sayyid Quthb, op.cit, h.51
Hasan al Banna, tt, Majmu’ah Rasail al Imam Hasan al Banna, Mesir : Daar ad Da’wah, h.
134.


S urat

- surat Hayati ... (Kasih tak sampai..)

10 Juli 2011 pukul 0:45

(1)
“seseorg yg memburu cinta,adalah laksana memburu kijang di rimba belantara.Bertambah
diburu bertambah jauh dia lari.Akhirnya tersesat dalam rimba,tak bias pulang lagi.”

“Sembah Dia dengan khusyuk,ingat Dia di waktu kita senang,supaya Dia ingat pula kepada
kita di waktu kita sengsara.
Dialah yang akan membimbing tanganmu.
Dialah yang akan menunjukkan haluan hidupmu kepadamu.
Dialah yg akan menerang jalan yg gelap.Jgn takut mhadapi cinta.
Ketahuilah bahwa Allah yg menjadikan matahari dan memberi chy.
Allah yg menjdkan bunga dan memberinya wangi.
Allah yg mjadikan tubuh dan memberikan nyawa.
Allah yg menjadikan mata dan memberinya penglihatan.
Maka Allah pulalah yg menjadikan hati dan memberinya cinta.

Jika hatiku diberiNya nikmat pula dengan cinta sebagaimana hatiku,marilah kita pelihara
nikmat itu sebaik-baiknya,kita jaga dan kita pupuk,kita pelihara supaya jgn dicabut tuhan
kembali.Cinta adalah iradat Tuhan,dikirimnya ke dunia supaya tumbuh. Kalau dia
diletakkan di atas tanah yg lekang dan tandus,tumbuhnya akan menyeksa org lain. Kalau dia
dg kepada hati yg keruh dan kepada budi yg rendah,dia akan membawa kerosakan.Tetapi
jika dia hinggap kepada hati yg suci, dia akan mewarisi kemuliaan, keikhlasan, dan taat
kepada Ilahi…”

”cinta tak bergantung kepada wang.Kalau dua org yg bercinta dapat bertemu,kesenangan
dan ketenteraman pikiran,itulah wang,itulah kekayaan,lebih dr gelang mas,dukuhberlian,pakaian cukup.Itulah kesenangan yg tak lekang dipanas,tak lapuk dihujan.”

”Nikmat Ilahi adalah disekeliling tiap-tiap insan,ada di dusun,ada di kota, ada di gunung,
dan ada dilurah, ada didataran dan ada di lautan.Tetapi nafsu tiada merasa puas, atau tidak
ingat nikmat yg dikelilingnya itu;dia hanya melihat kekurangannya.Kurangannya.Yang
senantiasa diperhatikan ialah nikmat yg ada ditempat lain, dan yg di tgn org lain.Kelak kalu
dia ada kesempatan pindah ke tempat yg dilihatnya itu,dia menyesal dan dia teringat
pulang,iaitu pada hari yg tiada berguna padanya penjelasan lagi…”

”Lihat anak-anak muda zaman sekarang,yg nangis tersedu-sedu meminta belas kasihan
perempuan,mau dia berkorban,sengsara,hina,hanyalah mencari apa yg disebut cinta.Salah
persangkaan yg xdemikian,hai Guru muda.Cinta bukan mengajar kita lemah tetapi
membangkit kekuatan.Cinta bukan melemahkan semangat ,tetapi membangkit semangat…”

”Jika hatinya dikecewakan,dia akan tunjukkan dihadapannya dan dihadapan suaminya
bahwa jika maksudnya terhalang di sini, pada pasal lain tidak terhalang. Lantaran
kekalahan itu dia ambil jalan lain, dia maju dalam politik, mengarang syair,dalam
mengarang buku,dalam perjuangan hidup, sehingga dia naik ke atas puncak yg tinggi, yg
perempuan itu wajib melihatnya dgn menengada dari bawah.Dgn itu,biar hatinya sendiri
hancur dalam kekecewaan yg pertama,maka org byklah yg mengambil hasilnya..”

”cinta yg suci adalah laksana setitis embun yg turun dr langit ke atas bumi Allah ini.Jika
sekiranya bumi yg menerimanya itu subur.Maka tumbuh di atasnya beraneka warna bungabunga yg harum semerbak.Menanamkan damai, aman,sentosa,insaf,rasa percaya kepada
diri sendiri.Dlm hal begini,embun ’cinta’ yg setitis itu membawa manusia yg dititknya ke
maya pada yg mulia.Tetapi jika dia jatuh ke bumi yg tak subur,yg tandus dan penuh batubatu,tidak ada yg akan tumbuh disana,lain dr sirih memanjat batu,kuning daunnya,lemah
gagangnya.Org itu menjadi putus asa, pencemburu kpd sama manusia, hilang kepercayaan
kpd nikmat yg tersimpan di dlm hidup.Atau menjadi seorg pembenci,kurang percaya,kadangkadang pendendam dan sakit hati…”

(2)

Pergantungan jiwaku,Zainuddin!

Ke mana lagi langit tempatku bernaung,setelah engkau hilang pula drpdku,Zainudin.Apakah
artinya hidup ini bgku kalau engkau pun terus memupus namaku dr hatimu!

Sungguh besar sekali harapanku hendak hidup dekatmu.akan berkhidmat kpdmu dgn
segenap daya dan upaya, supaya mimpi yg telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa
makbul. Supaya dapat segala kesalahan yg besar-besar yg telah kuperbuat terhadap kpd
dirimu saya tebusi.tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya mjadi cita-cita,sebab engkau
sendiri yg menutupkan pintu di hadapanku: saya kau larang masuk,sebab engkau hendak
mencurahkan segala dendam kesakitan yg telah sekian lama bersarang didalam hatimu.yg
selalu menghambat-hambat perasaan cinta yg suci.Lantaran membalas dendam itu, engkau
ambil suatu keputusan yg maha kejam,engkau renggutkan tali pengharapanku,padahal pada
tali itu pula pengharapanmu sendiri tergantung.Sebab itu percayalahlah,Zainudin.bahwa
hukuman ini bukan mengenai diriku seorg,bukan ia menimpa kan kecelaka kepadaku
saja,tetapi kpd kita berdua.Karena saya percaya bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.

Zainudin! Kalau saya tak ada,hidupmu tidak juga beruntung,
percayalah!

Di dalam jiwaku ada suatu kekayaan besar yang engkau sangat perlu kepadanya,
dan kekayaan itu belum pernah kuberikan kepada org lain, walaupun kepada Aziz, ialah
kekayaan cinta. Saya tahu bahwa engkau kekurangan itu. Saya merasa bahwa saya sanggup
memberimu bahagia pada tiap-tiap saat hidupmu,yang tiada seorg perempuan agaknya yg
sanggup menandingi saya di dalam alam ini dalam kesetiaan memegangnya,sebab sudah
lebih dahulu digiling oleh sengsara dan kedukaan,dipupuk dgn air mata dan penderitaan.
Dan kalau sedianya engkau kabulkan, kalau sedianya engkau terima kedatanganku, saya
pun tidak meminta upah dan balasan dari engkau.Upah yg saya harapkan hanya dr Dia,
Allah Yg Maha Esa , supaya engkau diberiNya bahagia,dihentikannya aliran air matamu yg
telah mengalir sekian lama.Upahku yg kedua, yg saya harapkan daripadaNya,hanyalah
supaya saya dpt hidup dekatmu,laksana hidupnya sebatang rumput sarut di bawah lindungan
pohon beringin dengan aman dan sentosa,dipuput oleh angin pagi yg lembut gemulai…

Zainuddin!..Mengapa engkau tak suka memaafkan kesalahanku? Demi Allah! Saya
sudah insaf,bahwa tidak ada seorg pun yg pernah sy cintai didalam alam ini,melainkan
engkau seorg.Tidah pernah beroleh tenteram diriku setelah aku coba hidup dgn org lain.Org
yg telah mengecewakan hatimu itu,yg sekarang telah insaf dan telah menghukum dirinya
sendiri,meskipun dia sanggup memperoleh tubuhku,dia selamanya belum sanggup
memperoleh hatiku.Karenaa hatiku telah untukmu sejak saya kenal akan dikau.

Kalau sekiranya engkau maafkan kesalahanku,engkau lupakan kebebalan dan
kecongkakan ninik mamakku,kalau…kalu sekiranya maafmu memberi izin mimpimu sendiri
terkabul; kalau sedianya semuanya itu kejadian,engkau akan beroleh seorg perempuan yg
masih suci batinnya,suci jiwanya,belum pernah disentuh org lain,hatinya belum pernah
dirampas org, yg tidak bedanya dengan ’Permatamu yg Hilang’ dan dgn gadis Batipuh yg
engkau cintai dua dan tiga tahun yg lalu, yg gambarnya tergantung di kamar mu!

Piala kecintaan terletak dihadapan kita, penuh dgn madu hayat nikmat ilahi.Air
madu itu telah tersedia di dalamnya utk kita minum berdua,biar isinya menjadi kering, dan
setelah kering kita telah boleh pulang ke alam baqa dgn wajah yg penuh senyuman,kita mati
dgn bahagia sebagaimana hidup telah bahagia.Tiba-tiba dgn tidak merasa kasihan,engkau
sepakkan piala itu dgn kakimu,sehingga terjatuh,isinya tertumpah habis, pialanya
pecah.Lantaran itu, baik saya atau engkau sendiri,meskipun akan masih tetap hidup, akan
hidup bagai bayang-bayang layaknya.Dan kalau kita mati, kita akan menutup mata dengan
penuh was-was dan penyesalan.

Apa sebab engkau begitu kejam, tak mau memberi maaf kesalahanku?Padahal telah
lebih dahulu bertimpa-timpa azab sengsara ke atas diriku lantaran mungkir ku! Kelihatan
oleh matamu sendiri bagaimana saya dan suamiku menjadi pengemis di waktu
kayamu,menumpang di rumahmu utk mmperlihatkan bagaimana sengsaraku lantaran tak
jadi bersuami dgn engkau.Hilang…hilang semuanya.Hilang suami yg kusangka dpt
memberiku bahagia.Hilang kesenagan dan mimpi yg ku harap-harapkan.Setelah semuanya
kuderita,harus kudengar pula dr mulutmu sendiri kata penyesalan,membongkar kesalahan
yg lama, yg mmg sudah nyata kesalahan,yg oleh Tuhan sendiripun kalau kita bertobat
kepadaNya,walaupun bagaimana besar dosa,akan diampuniNya.

Adakah engkau tahu, hai Zainuddin,siapakah perempuan yang duduk di kamar
tulismu kemarin itu? Yang engkau beri kata pediih,kata pnyesalan, kata engkau bongkar
kesalahannya dan kedosaaannya, yg engkau remukkan jiwanya dgn tiada peduli?

Perempuan itu tidak lain dari satu bayang-bayang yg telah hilang segenap
semangatnya,yg telah habis seluruh kekuatannya,tidak berdaya upaya lagi,habis kekuatan
pansainderanya dan perasaannya; matanya melihat, tetapi tak bercahaya, telinga
mendengar, tetapi tiada ia mafhum lagi apa yg didengarnya.

Yang tinggal hanya tubuhnya,batinnya sudah tak berkekuatan
lagi…

Inilah dia perempuan yg engkau sakiti itu.Itulah perempuan yang engkau timbang
sengsaranya dan ratapnya.Engkau ulurkan kepadanya tanganmu yg kuat dan kuasa,engkau
tikam dia dgn keris pembalasan,mengenai sudut jantungnya, terpancar darah dan akan tetap
mengalir sampai sekering-keringnya, mengalir bersamaan dgn jiwanya..
Inilah perempuan yg engkau sakiti itu!

Tetapi sungguhpun demikian pembalasan yg engkau timpakan ke atas
pundakku,kesalahanmu telah ku ampuni,telah kuhabisi, telah kumaafkan. Sebabnya ialah
lantaran saya cinta akan engkau.Dan Karena saya tahu bahawasanya yg demikian engkau
lakukan adalah lantaran cinta juga.Cuma satu pengharapan yg penghabisan,heningkan
hatimu kembali,sama-sama kita habisi kekecewaan yg sudah-sudah,ampuni saya,maafkan
saya,letakkan saya kembali dalam hatimu menurut letak yg bermula,cintai saya kembali
sebagaimana cintaku kepadamu dan jgn saya dilupakan…

Engkau suruh saya pulang ke kampungku dan engkau berjanji akan membantuku
sekuat tenagamu sampai saya bersuami pula.

Zainudin! Apakah artinya harta dan perbantuan itu bagiku, kalau bukan dirimu yang
ada dekatku?
Saya turutkan permintaan itu, saya akan pulang .Tetapi, percayalah Zainudin bahwa
saya pulang ke kampungku, hanya dua yang ku nantikan: pertama kedatangan mu kembali,
menurut janjiku yang bermula,yaitu akan menunggumu, biar berbilang tahun,biar berganti
musim. Dan yg kedua ialah menunggu maut,biar saya mati dgn meratapi keberuntungan yg
hanya bergantung di awang-awang itu.

Selamat tinggal, Zainudin! Selamat tinggal, wahai org kucintai di dunia ini! Seketika
saya meninggalkan rumah mu, hanya namamu yg tetap jadi sebutan ku. Dan agaknya kelak,
engkaulah yg akan terpatri dalam doaku,bila saya menghadapTuhan di akhirat…

Mana tahu,umur di tgn Allah! Jika saya mati dahulu, dan masih sempat engkau
ziarah ke tanah pusaraku,bacakan doa di atasnya,tanamkan di sana daun puding panca
warna dari bekas tanganmu sendiri,untuk jadi tanda bahwa di sanalah terkubur seorg
perempuan muda, yg hidupnya penuh dgn penderitaan dan kedukaaan dan matinya remuk
rindu dan dendam..

Mengapa suratku ini banyak membicakan mati?Entahlah, Zainudin, saya sendiri pun
heran, seakan-akan kematian itu telah dekat datangnya.Kalau ku mati dahulu daripadamu,
jgn engkau berduka hati, melainkan sempurnakan permohonan doa kepada Tuhan, mogamoga jika banyak benar halangan pertemuan kita di dunia, terlapanglah pertemuan kita di
akhirat, pertemuan yang tidak akan diakhiri lagi oleh maut dan tidak dipisahkan oleh rasam
basi manusia…

Selamat tinggal, Zainudin, dan biarlah penutup surat ini ku ambil perkataan yg
paling enak ku ucapkan di mulut ku dan agaknya entah dgn itu ku tutup hayatku di samping
menyebut kalimat syahadat, yaitu : Aku cinta akan engkau, dan kalau ku mati, adalah
kematianku di dalam mengenangkan engkau…”

.Sambutlah salam dari:
Hayati

Sepenggal surat-surat Hayati, dalam..
~TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK~
by Hamka

Ikutin sandiwara MP3 di H44

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2