CONTOH PEMBUATAN WAFER PAKAN Bahan Perco

PENDAHULUAN
Limbah sayuran merupakan bahan - bahan hasil sampingan dari
kegiatan manusia, banyak mengandung bahan organik. Limbah
sayuran yang umumnya terdapat di pasar adalah: wortel, kubis,
kentang, klobot jagung, kecambah kacang ijo, daun bawang, sawi
hijau, daun seledri, daun kembang kol, bayam, kangkung, daun
singkong dan lainnya.
Selain memiliki kelebihan, limbah sayuran juga memiliki kelemahankelemahan diantaranya mudah busuk, voluminus (bulky) dan
ketersediaannya berfluktuasi. Untuk itu, perlu teknologi pengolahan
limbah sayuran agar menjadi pakan ternak yang berkualitas, tahan
simpan dan mudah disajikan pada ternak. Salah satu model pengolahan pakan yang bisa dilakukan yaitu dalam bentuk Wafer Pakan.

APAKAH ITU WAFER PAKAN?
Wafer pakan merupakan suatu bahan yang mempunyai dimensi
(panjang, lebar, dan tinggi)
dengan komposisi terdiri dari beberapa serat yang sama atau seragam (ASAE, 1994). Wafer pakan
yang berasal dari limbah sayuran merupakan pakan alternatif untuk
mengganti hijauan pakan pada saat musim kemarau. Bentuk pakan
tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah sayuran, sehingga
harganya murah.
Wafer pakan dibuat dengan menggunakan mesin pengepres

dengan bantuan panas dan tekanan. Komposisi zat makanan dibuat
menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat
disukai ternak (palatabel) dan dapat diberikan dengan maksimal
serta dapat mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau.

TUJUAN

Cara Pengolahan Wafer:

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Limbah Sayuran

1. Pisahkan jenis sayuran lakukan pencacahan
dengan
ukuran 2-3 cm (menggunakan chopper atau dipotong secara
manual).

Nilai Nutrisi (%)
Jenis
Sayuran


Klobot
Jagung
Kecambah
Tauge
Daun
Kembang
Kol
Daun
Seledri
Daun
Bawang

BK

Abu

PK

SK


LK

Beta-N

22.87

0.64

1.22

11.02

0.14

9.85

34.63

0.83


7.6

19.76

0.18

6.26

2. K er i n g k an
d en g an
s i n ar
m at ah ar i
at au
d ry e r .
Usahakan pada saat pengeringan bahan tersebut dibolak balik
agar pengeringannya maksimal dan
merata, selama waktu 5 –
10 hari hingga kadar airnya mencapai 15-17%.
3. Limbah sayuran yang telah kering digiling kasar.
4. Pencampuran sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan,

disertai dengan penambahan molases 5% hingga homogen.

54.92

6.21

15.14

10.4

1.92

21.25

15.09

3.99

2.18


2.74

0.05

6.13

15.29

1.71

4.34

3.57

0.03

5.64

9


1.82

2.91

1.52

0.04

2.71

Sawi
Hijau

5. Bahan yang telah dicampur sebanyak 400 gram dimasukkan
dalam cetakan dengan ukuran 20 x 20 x 1,5 cm, setelah itu
dilakukan pengempresan selama 10 menit dengan suhu 120ºC.
6. Pengkondisian lembaran wafer selama 24 jam,
udara terbuka (suhu kamar).

dibiarkan pada


Sumber: Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan
INTP 2009.
CONTOH PEMBUATAN WAFER PAKAN
Bahan Percobaan:

Bahan Baku Wafer

Komposisi (%)

Klobot Jagung

65

Kecambah Toge

25

Daun Brokoli
Total


10
100

Tujuan dari pemberian wafer adalah untuk meningkatkan kualitas
dan palatabilitas pakan.

Tabel 2. Kandungan Nutrien Pakan Percobaan
Bahan Baku

Wafer

Konsentrat

Rum put

Bahan Kering ( % )
Abu ( % )

89,15

7.14

85,79
9,6

92,30
8,55

Protein Kasar (% )

17.69

18,91

10.63

Serat Kasar (% )

41.40


14,37

36.78

Lapang

3816.16

2590

3751.98

KEUNGGULAN WAFER

Energi (cal/ g)
ADF ( % )

45.47

-

53,56

Bentuk wafer yang padat dan cukup ringkas diharapkan dapat :
(1) memudahkan dalam penanganan, pengawetan, penyimpanan,
transportasi, dan penanganan hijauan
lainnya, (2) memberikan
nilai tambah karena
memanfaatkan limbah pertanian dan
perkebunan, (3) menggunakan teknologi sederhana dengan energi
yang relatif rendah dan (4) menghemat biaya produksi sebesar
10 %.

NDF (% )

78.56

-

71,09

Keterangan: Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan
Fakultas Peternakan IPB (2011) .
Gambar : alat pengepres wafer pakan

Pemberian yang dilakukan pada percobaan kali ini diberikan dengan dua perlakuan:

ALUR PEMBUATAN WAFER PAKAN LIMBAH SAYURAN

Perlakuan A: Rumput + konsentrat
Perlakuan B: Wafer + konsentrat
Tabel 3. Keragaan analisa finansial usaha ternak kambing selama
75 hari pemeliharaan.
Uraian

Rumput + konsentrat
(A)

Limbah Sayuran

Sayuran dicacah 2-3 cm

Wafer + konsentrat (B)

Jemur 5-10 hari
INPUT
Rata2BB awal ternak, kg

14,93

15,06

Nilai ternak kambing, Rp

800.000

800.000

Penyusutan kandang,Rp

7.000

7.000

Hijauan yang
disabit/wafer, Rp

1,5x75xRp 500= 56.500

0,5x75xRp 3500= 131.250

Obat-obatan, Rp

5.000

5.000

0,2x75xRp 3000= 45.000

0,2x75xRp 3000= 45.000

Konsentrat,Rp
Tenaga kerja,Rp

56.250

56.250

Jumlah,Rp

969.750

1.044.500

Rata2BB akhir ternak, kg

19,14

24,62

Nilai ternak kambing, Rp

1.000.000

1.400.000

100.000

100.000

OUTPUT

Kotoran ternak,Rp
Jumlah, Rp

1.100.000

1.500.000

Keuntungan, Rp

130.250

455.500

Gross B/C ratio

1.13

1.44

Sumber: Puslitbang (Pusat Penelitain dan Pengembangan)

Sampai Kadar Air 15-17%

WAFER PAKAN
LIMBAH SAYURAN

Digiling Kasar

Pencampuran limbah sayuran sesuai dengan formulasi yang
telah ditentukan, disertai dengan penambahan molases 5%
hingga homogen

Lakukan pencetakan dengan ukuran 20 x 20 x 1,5 cm,
setelah itu dilakukan pengepresan selama 10 menit dengan
suhu 120ºC

Pengkondisian lembaran wafer selama 24 jam, dibiarkan
pada udara terbuka (suhu kamar).

Cara Pemberian Ke Ternak
Percobaan pemberian pada ternak kambing jantan lokal lepas
sapih, dengan pemberian pakan 2 (dua) kali sehari, yaitu:
pemberian pakan wafer pada pagi hari (06.00 WIB) dan pakan
konsentrat pada siang hari (12.00 WIB). Perbandingan konsentrat
(450 g) : Wafer pakan (500 g). Jumlah pakan yang akan diberikan
kepada ternak menggunakan pedoman NRC (1985) untuk
kambing penggemukan, yaitu bahan kering pakan yang diberikan
sebanyak 4,3% bobot badan.

Hasil Wafer yang telah jadi

Hasil kajian (2011), dengan pemberian wafer limbah sayuran
memberikan rataan pertambahan bobot badan harian kambing
sebesar 129,76 gram/ekor/hari.
Sumber Pustaka: Zaenab, Andi dan Yuli, Retnani. 2011. Wafer Limbah
Sayuran Pasar. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jakarta

DIREKTORAT PAKAN TERNAK
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2012