Upaya Meningkatkan Perilaku Masyarakat a

MAKALAH TEKNIK LINGKUNGAN DAN PENGELOLAAN AMDAL

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU MASYARAKAT
AKAN PENTINGNYA LINKUNGAN YANG BERSIH DAN
ASRI MELALUI KERJA BAKTI SOSIAL

Disusun Oleh:

JULIANDI ARIFIN
10581207614

TEKNIK SIPIL V.A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN

2016

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah Teknik lingkungan dan pengelolaan AMDAL yang berjudul “Perbandingan Upaya
Meningkatkan Perilaku Masyarakat akan Pentingnya Linkungan yang Bersih dan Asri
Melalui Kerja Bakti Sosial” tepat pada waktunya. Dan merupakan inovasi pembelajaran
untuk memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk
Mahasiswa pada umumnya. Lingkungan hidup, adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dan berhubungan timbal balik, yang mencakup wilayah dan komponenkomponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia. Pada mulanya masalah lingkungan
hidup merupakan masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari
proses natural. Proses natural ini terjadi tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tata
lingkungan itu sendiri dan dapat pulih kemudian secara alami (homeostasi). Akan tetapi,
sekarang masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah yang semata-mata
bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab yang sangat signifikan secara
variabel bagi peristiwa-peristiwa lingkungan. Oleh karena itu, persoalan-persoalan
lingkungan seperti krusakan sumber daya alam, penyusutan cadangan-cadangan hutan,
musnahnya berbagai spesies hayati, erosi, banjir, bahkan jenis-jenis penyakit yang
berkembang terakhir ini, diyakini merupakan gejala-gejala negatif yang secara dominan
bersumber dari faktor manusia itu sendiri.kami ingin mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada Dosen mata kuliah Teknik Lingkungan Dan Pengelolaan AMDAL atas
bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah

membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam
penyusunan makalah ini dapat teratasi. Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang
akan datang lebih baik lagi.
Billahi fii sabilillah fastabiqul khairat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Makassar, 03 Januari 2017
Penulis,
Juliandi Arifin

14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3

C. Tujuan penuliasan.......................................................................................3
BAB II PEMECAHAN MASALAH
A. Metode Pemecahan Masalah......................................................................4
B. Kerangka Pikir............................................................................................11
C. Pemecahan Masalah....................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. KEIMPULAN.............................................................................................13
B. SARAN.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan yang bersih dan asri merupakan dambaan bagi setiap warga masyarakat
yang menempati suatu pemukiman. Masalah-masalah yang kerap mengganggu kesehatan
warga suatu pemukiman sering kali berasal dari kurangnya kualitas kebersihan dari warga
dan lingkungannya.

Perilaku warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya untuk tetap bersih
memamg masih sering menjadi kendala tersendiri yang kerap mengganggu kesehatan suatu
lingkungan masyarakat. Perilaku bersih masyarakat memang masih cukup banyak dilakukan
oleh warga masyarakat, akan tetapi pada sebagian kecil warga masyarakat justru perilaku
bersih pada lingkungannya masih dirasakan sangat kurang.
Perilaku-perilaku yang tidak bersih dalam menjaga kesehatan lingkungan masyarakat
masih sering ditemukan sehingga menjadi masalah tersendiri pula untuk membentuk
kesadaran warga untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik. Belajar merupakan
kewajiban bagi setiap individu agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka
mmeningkatkan derajat kehidupan mereka. Termasuk dalam usaha meningkatkan kebersihan
lingkungan pemukiman dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan.
Kesadaran masyarakat perlu dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih
baik dengan memberikan kesadaran kolektif untuk bersama-sama menunjukkan perilaku
hidup bersih yang lebih baik. Upaya peningkatan perilaku hidup bersih masyarakat yang
lebih baik antara lain dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang
dapat membangkitkan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih untuk menciptakan
lingkungan hidup yang bersih dan asri.
Kegiatan bakti sosial selain bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan asri diharapkan dapat juga mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat, karena
melalui kegiatan bakti sosial ini antar warga masyarakat dapat melakukan aktifitas kegiatan

sosial secara bersama-sama yang secara tidak langsung terbina hubungan yang lebih erat dan
14

harmonis, yang pada akhirnya peningkatan perilaku hidup bersih masyarakat dapat
ditingkatkan.
Kegiatan bakti sosial yang dapat dilakukan adalah berupa kerja bakti di lingkungan
Rukun Tetangga (RT) yang diawali dengan kesadaran dari inividu masing-masing warga
dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing. Kegiatan bakti sosial
di lingkungan masyarakat berupa kegiatan pembuatan jalan umum yang lebih teratur dan
tertata dengan baik agar terlihat lebih asri, pengelolaan sampah secara baik, membuat tong
sampah untuk pemukiman warga, membersihkan saluran air dan lain-lain. Kegiatan bakti
sosial ini diharapkan bukan hanya dilakukan oleh aparat warga masyarakat tertentu saja, tapi
perlu partisipasi dan bantuan dari masyarakat secara umum baik moril maupun materil
sehingga kegiatan bakti sosial manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh warga masyarakat,
maka dengan demikian tujuan kegiatan bakti sosial ini terwujud dengan baik.
Perilaku hidup bersih yang selama ini terlihat di beberapa daerah masih dirasakan
kurang baik, lingkungan yang kurang bersih dan sehat tersebut antara lain terlihat dari :
1.

Selokan dilingkungan depan rumah masih terlihat kotor karena banyaknya


tumpukan

sampah sehingga menimbulkan genangan air.
2.

Tidak tersediannya tempat sampah yang layak, sehingga sampah sering terlihat bukan

pada tempatnya.yaitu tempat sampah, tapi bertebaran kemana-mana karena ditiup angin.
3.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berswadaya membuat jalan umum yang lebih

teratur dan tertata. Hal ini nampak masih banyak jalan kampung yang rusak, berlubang yang
membentuk kolam air.
Keadaan ini menunjukan bahwa perilaku hidup bersih masyarakat perlu
ditingkatkan agar menjadi lebih baik. Pada penelitian ini upaya yang hendak ditempuh adalah
melalui pelaksanaan kegiatan kerja bakti sosial sehingga dapat menciptakan lingkungan yang
bersih dan asri di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Dengan memperhatikan gejala-gejala dan fakta-fakta secara empiris yang terlihat di

lingkungan maka diupayakan agar perilaku hidup yang bersih dan asri warga masyarakat
perlu ditingkatkan melalui kegiatan kerja bakti sosial. Berdasarkan uraian latar belakang
masalah tersebut di atas maka judul yang diangkat adalah : ”Upaya Meningkatkan Perilaku
Masyarakat akan Pentingnya Linkungan yang Bersih dan Asri Melalui Kerja Bakti Sosial”.
14

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka Perumusan masalah ini adalah :
1.

Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perilaku warga masyarakat

akan pentingnya hidup bersih ?
2.

Bagaimana upaya meningkatkan perilaku hidup bersih yang asri ?

3.

Bagaimana ciri-ciri kondisi lingkungan yang bersih dan asri ?


4.

Bagaimana kerja bakti sosial dapat dilakukan pada masyarakat ?

5.

Bagaimana kerja bakti sosial dapat meningkatkan prilaku hidup masyarakat yang bersih

dan asri ?
6.

Bagaimana upaya meningkatkan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan asri

dilingkungan pemukiman ?

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana Upaya Meningkatkan Perilaku Masyarakat akan Pentingnya
Linkungan yang Bersih dan Asri Melalui Kerja Bakti Sosial


14

BAB II
PEMECAHAN MASALAH

A.

Metode Pemecahan Masalah

1.

Hakekat Perilaku Masyarakat Akan Pentingnya Lingkungan Bersih Dan Asri
Pengertian perilaku didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,yang berasal dari kata

Laku adalah : ”Perbuatan; Kelakuan; Cara menjalankan atau berbuat.”[1]
Suatu perbuatan seseorang yang berhubungan dengan keseharian-hariannya dalam kehidupan
bermasyarakat sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menilai perilaku
seseorang dapat dikatakan baik dan buruk. Perilaku adalah suatu perbuatan yang menjadi
suatu kebiasaan sehari-hari seseorang serta berkaitan dengan sikap yang dimiliki orang
tersebut.

Hal ini sebagaimana pendapat berikut, bahwa : ”Tingkah laku berupa perangai, akhlak dan
watak, merupakan alat batin dan panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan
buruk.” [2]
Seseorang dalam berperilaku jika mendasarkan pada perasaan, biasanya lebih
menonjolkan sisi emosi. Sedangkan berperilaku jika mendasarkan pada pikiran biasanya
lebih menonjolkan sisi logika. Namun demikian perilaku yang baik seyogyanya adalah
dengan berdasarkan pikiran dan perasaan sehingga dalam berperilaku seseorang terdapat
keseimbangan dalam perbuatannya.
Perilaku yang lebih baik dilakukan dengan kesadaran secara sengaja dan sadar dalam
melakukan perbuatan.
Kemudian daripada itu pendapat lain mengatakan :
”Perilaku merupakan keselarasan hidup moral manusia dengan alam manusia itu sendiri.
Perilaku itu dapat dicapai dengan kerja-kerja manusia yang tidak dipaksa yang dilaksanakan
dengan kebebasan berbuat dan diperbuat dengan sengaja.”[3]
Selanjutnya pendapat lainnya mengatakan: ”Perilaku merupakan ekspresi sikap
seseorang.sikap itu sudah terbentuk dalam dirinya karena berbagai tekanan atau hambatan
14

dari luar dalam dirinya. Artinya potensi reaksi yang sudah terbentuk dalam dirinya akan
muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya”[4]

Seberapa besar potensi yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu hal dari faktor dalam
diri orang tersebut yang sangat besar pengaruhnya terhadap terwujudnya perilaku. Perilaku
dapat terjadi secara berulang ulang yang sudah menjadi kebiasaan-kebiasaan orang tersebut.
Selanjutnya tentang perilaku pendapat lain mengatakan : ”Perilaku juga dirumuskan
sebagai proses belajar yang terjadi karena interaksi antara individu dan dunia sekitarnya.
Sebagai hasil interaksi maka jawaban yang terlihat dari seorang individu akan dipengaruhi
oleh hal-hal atau kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh individu tersebut maupun oleh
situasi masa kini.”[5]
Sebagaimana dijelaskan dari pendapat di atas mengatakan bahwa prilaku seseorang dapat
terbentuk dari hasil proses belajar dan juga pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan
keadaan lingkungan sekitarnya. Sehingga untuk dapat mewujudkan suatu prilaku sesuai
dengan yang diharapkan maka unsur pengetahuan dan pemahaman serta pengalaman adalah
hal yang harus dipehatikan.
Menurut pendapat berikut ini menyatakan bahwa masyarakat adalah :
Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidupdengan realitas-realitas baru
yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiridan berkembang menurut pola
perkembangan yang tersendir. Manusia diikat didalam kehidupan kelompok karena rasa
sosial serta merta dan kebutuhannya.”[6]
Sebagai makhluk sosial adalah dasar yang membentuk suatu masyarakat, kebutuhan
manusia akan kehadiran orang lain dalam hidupnya secara langsung menciptakan suatu
hubungan antar manusia. Secara langsung menciptakan suatu hubungan antar manusia.
Hubungan antar manusia mempunyai sistem dan pola-pola tertentu sehingga tiap-tiap
masyarakat akan berbeda satu sama lain baik dalam hal budaya,norma-norma serta adat
istiadatnya.
Menurut pendapat berikut ini menyatakan bahwa: ”Lingkungan sosial tempat seorang
individu atau sekelompok individu untuk melakukan hubungan sosial yang menyangkut
penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri,

14

mentaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan
sejenisnya.”[7]
Sedangkan pengertian bersih di dalam kamus bahasa Indonesia arti dari kata bersih
adalah bebas dari kotoran. jadi,perilaku bersih dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan untuk
hidup bersih bebas dari kotoran. Hidup bersih dan sehat merupakan bagian dari gerakan
yangyang dicanangkan oleh pemerintah sehingga hendaknya menjadi budaya masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa : ”Masyarakat adalah mencakup semua hubungan
dan kelompok dalam suatu wilayah.”[8]
Sosial yang dimaknai sebagai kumpulan anggota masyarakat yang mencakup semua
hubungan atau interaksi yang seharusnya mampu terbina melalui salah satunya adalah dengan
melaksanakan kegiatan bakti sosial.
Keterikatan manusia satu sama lain dalam hubungan sosial secara berkelompok merupakan
konsekuensi logis dari hakikat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Keterikatan ini
kemudian akan menumbuhkan suatu sistem dan identitas bersama.
Dari pada itu pendapat ini menyatakan : ” Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama.”[9]
Perihal perilaku bersih merupakan kebutuhan penting untuk kehidupan manusia
dalam upaya meningkatkan kesehatan kualitas hidup dan kelestarian lingkungan hidup bersih
akan membantu tercapainya kehidupan yang sehat karena bersih mengandung pengertian
bebas dari kotoran.
Untuk menanamkan perilaku bersih pada masyarakat antara lain dengan
membudayakan hidup bersih, sehingga pemerintah selalu mengingatkan masyarakat tentang
perlunya perilaku bersih. Disebutkan bahwa : ” Sasaran dalam budaya bersih adalah
terwujudnya budaya bersih bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan.”[10]
Perilaku bersih masyarakat ditunjukkan antara lain dengan menjaga lingkungan
terbebas dari segala sesuatu yang mencemari lingkungan terutama adalah sampah yang
berserakan. Perilaku bersih lebih khususnya lagi adalah perihal membersihkan lingkungan
14

dari segala sesuatu yang mengotori dan merusak keasrian, kelestarian dan keasrian
lingkungan alam maupun lingkungan ruang-ruang publik seperti taman, lapangan, dan jalanjalan umum.
Seharusnya disadari semua pihak bahwa yang paling besar memberikan dampak
negatif terhadap kebersihan adalah persoalan sampah. Sampah diyakini menjadi salah satu
faktor utama yang menjadi permasalahan dalam menciptakan lingkungan yang bersih.
Dinyatakan menurut pendapat berikut ini bahwa : ”Untuk menjaga lingkungan sekitar
agar tetap bersih, hal pertama yang harus dilakukan adalah jangan membuang sampah
dilingkungan sekitar kita.”[11]
Perilaku bersih masyarakat diusahakan dapat terwujud untuk mengurangi dampakdampak negatif yang mungkin ditimbulkan akibat problem utama kebersihan yang sering
mengganggu lingkungan yakni terutama mengenai masalah sampah-sampah yang menumpuk
dapat menyebabkan pencemaran tanah. Selain itu, sampah juga dapat menyebabkan
pencemaran air. Oleh sebab itu, warga masyarakat sebaiknya harus mencegah pencemaran
tersebut dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut, misalnya tidak membuang sampah
kesungai atau sebaiknya mengubur sampah agar menjadi kompos. Sampah yang ada dapat
juga didaur ulang sehingga lebih dapat bermanfaat.
Perilaku bersih juga dengan memperhatikan kebutuhan udara yang sehat terwujud
disekitar lingkungan masyarakat yang tentunya juga adalah hal yang terkait dengan perilaku
bersih masyarakat. Mencegah terjadinya pencemaran udara juga merupakan perilaku bersih
yang dapat melestarikan lingkungan sehat. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi pencemaran udara adalah dengan cara menanam pepohonan, menggunakan bahan
bakar yang tidak menimbulkan polusi, dan tidak membakar sampah secara berlebihan. Hal ini
dilakukan agar udara disekitar lingkungan menjadi bersih sehingga tidak mengganggu
pernapasan. Selain dapat menyaring udara, pepohonan juga berfungsi untuk menyimpan
cadangan air sehingga tanah tidak menjadi kering dan tandus. Dengan adanya pepohonan
suasana lingkungan akan menjadi sejuk dan asri.
Cara-cara tersebut di atas perlu dilakukan agar lingkungan sekitar dapat menjadi lebih
bersih, tidak terjadi banjir dan tidak menimbulkan bibit penyakit. perilaku-perilaku bersih
masyarakat dijelaskan diatas tadi adalah usaha atau cara yang dapat dilakukan untuk

14

melestarikan lingkungan dengan mengadakan pengelolaan sampah yang baik dan
penghijauan disetiap tempat yang rawan kerusakan lingkungan.
Perilaku bersih dapat disadarkan kepada warga masyarakat dengan sosialisasi tentang
hidup bersih yang sehat serta menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga lingkungan
untuk tetap bersih dan untuk terbiasa membebaskan dari perilaku membuang sampah
sembarangan.
Selain itu adanya, program bersih lingkungan dan program kali bersih juga dapat
menunjang kelestarian dan kesehatan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan selalu terjaga
akan berdampak baik bagi kehidupan warga masyarakat. Sebaliknya, jika warga masyarakat
tidak memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan dengan

berperilaku bersih, maka

kerusakan lingkungan akan berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian
lingkungan alam.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa hakikat perilaku
hidup bersih adalah perbuatan sehari-hari dalam menjaga diri sendiri dan lingkungan untuk
bebas dari sampah serta segala sesuatu yang dapat menghindarkan seseorang dan
lingkungannya dari kotoran dan berbagai macam penyakit yang mengganggu kesehatan.
2. Hakikat Kerja Bakti Sosial
Kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat seringkali dilakukan secara
bersama-sama karena kodrat manusia adalah hidup bersosialisasi.
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain dalam
kehidupannya. Sebagai makhluk sosial adalah dasar yang membentuk suatu masyarakat,
kebutuhan manusia akan kehadiran orang lain dalam hidupnya secara langsung menciptakan
suatu hubungan antar manusia. Secara langsung menciptakan suatu hubungan antar manusia.
Hubungan antar manusia mempunyai sistem dan pola-pola tertentu sehingga tiap-tiap
masyarakat akan berbeda satu sama lain baik dalam hal budaya, norma-norma serta adat
istiadatnya.
Kerja bakti sosial biasanya diselenggarakan berdasarkan asas kebutuhan bersama-sama di
mana kegiatan bakti sosial ini dilakukan untuk kepentingan bersama dan mendatangkan
manfaat bagi lingkungan.

14

Selanjut nya pendapat berikut ini memberi penjelasan bahwa :”Sosial pada hakikatnya adalah
merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat dan dalam proses ini
terkandung didalamnya, solidaritas, kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok.”[12]
Sosial yang dimaknai sebagai kumpulan anggota masyarakat yang mencakup semua
hubungan atau interaksi yang seharusnya mampu terbina melalui salah satunya adalah dengan
melaksanakan kegiatan bakti sosial.
Kerja bakti sosial diselenggarakan secara berkala dan dilakukan bersama-sama sehingga
kemudian keberhasilan penyelenggaraan kegiatan bakti sosial ini sangat bergantung kepada
partisipasi yang diberikan oleh warga masyarakat.

kegiatan bakti sosial yang sering

dilakukan di lingkungan antara lain adalah kerja bakti, bakti sosial dan kegiatan-kegiatan
sosial lainnya.
Selanjutnya dinyatakan menurut uraian pendapat di bawah ini yang
mengatakan bahwa :
”Kerja Bakti Sosial adalah sebagai kerja sama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari
individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persatuanpersatuan berupa konsensus nilai-nilai yang dijunjung tinggi bersama. Integrasi sosial hanya
akan terwujudbila individu-individuyang ada dalam suatu masyarakat menjauhkan diri dari
prasangka dan diskriminasi. Dengan demikian konflik-konflik yang mengancam eksistensi
masyarakat yang bersangkutan dapat dihindari.”[13]
Sebagaimana disebutkan pendapat tersebut diatas yang mengatakan bahwa sosial
dapat dimaknai sebagai proses kerjasama dalammencipatakn lingkungan yang nyaman dan
aman untuk ditinggali bagi kepenting bersama. Kegiatan bakti sosial diharapkan mampu
untuk mengikat warga anggota masyarakat untuk saling bekerjasama.
Daripada itu pendapat ini menyatakan : ” Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama.”[14]
Kemudian daripada itu dikatakan : ”Setiap warga masyarakat wajib menjaga lingkungan
sekitarnya agar tetap bersih.tidak membuang sampah sembarangan merupakan contoh
kewajiban individu dalam masyarakat. Peran serta dalam kerja bakti wajib dilaksanakan

14

setiap warga masyarakat. Setiap individu wajibmenjaga fasilitas umum untukkepentingan
bersama.”[15]
Kerja bakti sosial merupakan bagian dari prestasi warga masyarakat dalm mendukung
terciptanya lingkungan yang bermanfaat bagi kepentingan bersama. Sebagaimana di sebutkan
uraian pendapat tetrsbut diatas yang mengatakan setiap individu secara langsung harus turut
ikut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Kemudian daripada itu pendapat di bawah ini mengatakan bahwa: ”Kata sosial berarti
hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang berlainlainan, misalnya:
a.

Keluarga.

b.

Sekolah

c.

Organisasi, dan sebagainya.”[16]
Selanjutnya pendapat berikut ini mengatakan : ”Kata sosial berarti hubungan antar

manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang berlain-lainan, misalnya
keluarga, sekolah, organisai, dan sebagainya.”[17]
Kegitan bakti sosial ini dilaksanakan secara berkala atau menurut dari hasil kesepakatan
diantara warga masyarakat. Kegiatan bakti sosial ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku
hidup bersih.
Dengan demikian diharapkan dengan semakin seringnya kegiatan bakti sosial dilakukan oleh
warga masyarakat maka kemudian nantinya akan bisa menciptakan lingkungan masyarakat
yang nyaman untuk ditinggali.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa hakikat kegiatan bakti
sosial adalah penyelenggaraan macam-macam aktifitas secara bersama-sama dengan seluruh
warga masyarakat dalam melakukan upaya menjaga dan melestarikan serta membina
hubungan diantara warga masyarakat.

14

B. Kerangka Pikir
Perilaku hidup bersih merupakan kebiasaan yang ditunjukan dengan menerapkan pola hidup
sehat atau menjaga lingkunga agar tetap menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Perilaku hidup bersih antara lain adalah tindakan untuk tidak membuang sampah
sembarangan, menjaga selokan air tetap mengalir, penciptaan lingkungan asri dan nyaman.
Perilaku-perilaku seperti itu dibutuhkan bagi warga yang hidup bermasyarakat dipemukiman.
Dengan memperhatikan hal tersebut, maka perilaku hidup bersih sangat penting untuk selalu
terwujudkan dengan baik pada kebiasaan-kebiasaan warga masyarakat disuatu pemukiman.
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan perilaku hidup bersih sangat diperlukan agar
selalu dilakukan pembinaan. Upaya yang dapat dilakukan adalah salah satunya dengan
pelaksanaan kegiatan bakti sosial. Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang mengupayakan
untk terbentuknya kerja sama diantara warga masyarakat agar secara bersama-sama menjaga
lingkungan.
Kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan secara berkala atau menurut dari hasil kesepakatan
diantara warga masyarakat. Kegiatan bakti sosial ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku
hidup bersih. Masyarakat karena dapat memberikan kesadaran untuk terbiasa melakukan
perbuatan-perbuatan yang menjaga kebersihan lingkungan. Perilaku hidup bersih dapat
ditingkatkan dengan semakin baiknya penyelenggaraan kegiatan bakti sosial. Maka dengan
demikian diharapkan dengan melaksanakan kegiatan bakti sosial kemudian dapat menjadi
salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku hidup bersih.
Berdasarkan kerangka pikir tersebut diatas maka penelitian ini hendak difokuskan pada
pembahasan mengenai bagaimana upaya meningkatkan perilaku hidup bersih melalui
kegiatan bakti sosial dikampung Karang Asem Timur Citeureup.

C. Teknik Pemecahan Masalah
14

Upaya meningkatkan perilaku hidup bersih melalui kegiatan bakti sosial antara lain
adalah dapat dilakukan dengan :
1. Menyelenggarakan usaha penyuluhan-penyuluhan atau peneranganpenerangan kepada
warga masyarakat yang dilakukan bekerjasama dengan instansi pemerintahan daerah di
bidang kebersihan lingkungan sehingga dapat menambah pemahaman dan kesadaran yang
lebih baik bagi warga masyarakat untuk berperilaku bersih.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan kerja bakti bersama yang dilakukan secara rutin minimal
satu bulan sekali pada masing-masing wilayah lingkungan rukun warga (RW) dengan
berkoordinasi antar pengurus rukun tetangga dalam memobilisasi partisipasi warga
pemukiman.
3. Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada warga desa pada tingkatan lingkungan
Rukun Tetangga (RT) ataupun lingkungan Rukun Warga (RW) yang dapat dilakukan berupa
semacam lomba kebersihan antar lingkungan desa warga pada setiap peringatan hari-hari
besar nasional.
4. Mengupayakan terbentuknya semacam satuan tugas kebersihan di lingkungan wilayah
rukun warga yang bertugas mengawasi dan mengarahkan perilaku hid up bersih warga
masyarakat dengan memberikan sanksi-sanksi tertentu sesuai aturan dan ketentuan yang
disepakali dalam musyawarah atau rembug warga.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut di atas maka dapat dinyatakan bahwa upaya
meningkatkan perilaku hidup bersih melalui kegiatan bakti sosial telah mendapatkan hasil
yang baik.

BAB III
14

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian maka kesimpulan dari upaya meningkatkan perilaku hidup
bersih melalui kegiatan bakti sosial di adalah sebagai berikut :
Upaya meningkatkan perilaku hidup bersih melalui kegiatan bakti sosial dapat dilakukan
dengan mengadakan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan, penyuluhan atau
penerangan tentang perilaku hidup bersih dan membentuk satuan tugas kebersihan serta
mengadakan perlombaan kebersihan lingkungan untuk mengapresiasi perilaku hidup bersih
warga pemukiman.
Upaya meningkatkan perilaku hidup bersih melalui kegiatan bakti sosial dapat berhasil
dengan baik apabila pengurus lingkungan pada satu lingkungan bisa saling berkoordinasi
dalam setiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan membersihkan lingkungan pemukiman
sehingga memperbesar partisipasi aktif warga dalam kegiatan tersebut.

B. Sasaran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut diatas maka saran yang hendak disampaikan
adalah terutama kepada :
1. Hendaknya dapat mengelola koordinasi yang baik antar pengurus masing-masing daerah
guna mensinergikan kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya meningkatkan prilaku hidup bersih
warga dapat berjalan dengan baik dan berhasil.
2. Hendaknya dapat turut berpartisipai aktif dalam setiap kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh pengurus di lingkungan daerah

dengan menyumbangkan tenaga,

pikiran, dukungan moril maupun sokongan materill sebagai wujud nyata dalam
menunjukkan prilaku hidup bersih yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

14

Alyachemy.blogspot.co.id/2013/10/skripsi-lingkungan-bab-1-sampai-bab5.html?m=1

14

Dokumen yang terkait

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Strategi Meningkatkan Nasabah Pada Bmt Usaha Mulya Pondok Indah

10 95 68

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1