MAKALAH SISTEM ADMINSTRASI NEGARA INDONE

MAKALAH SISTEM ADMINSTRASI NEGARA INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur keharibaan Allah SWT atas limpahan rahmat kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
yang berjudul “ SISTEM ADMINISTRASI NEGARA YANG BERCIRIKAN
GOOD GOVERNANCE” sebagaimana ditugaskan Oleh Dosen Mata Kuliah
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA sebagai salah satu tugas
penunjang nilai akhir semester.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman sekelompok yang telah bekerja
sama dengan baik sehingga berbagai referensi kami dapatkan untuk menunjang
pembuatan makalah ini. Makalah kami ini berbicara tentang Sistem Administrasi
yang bercirikan Good Gavernance sebagaimana menjadi impian kita tentang
sebuah Negara yang mempunyai sistem administrasi yang bebas dari kepentingan
perorangan/kelompok, terbuka terhadap masyarakat, serta ada sebuah pelayanan
yang baik dan bersih dari KKN.
Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita dalam
membangun negeri ini. Pengetahuan untuk membuat kita semua yang baik
sehingga dapat bertukar pikiran dalam rangka menyampaikan ide-ide serta
gagasan-gagasan yang membangun.

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR
…………………………………………………………………..
1
DAFTAR
ISI
………………………………………………………………………….
2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………..
3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Good Governance ……………………………………………………..
4
B. Sistem Administrasi Negara yang bercirikan Good Governance
……………
6
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
……………………………………………………………………
10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara yang
mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan Negara dan pembangunan dengan mempraktekkan
good governance.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
Negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlunya pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan

pelayanan administrasi dapat berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan
bertanggung jawab serta bebas dari KKN.
Di dalam penyelenggaraan administrasi Negara, prinsip-prinsip GOOD

GOVERNANCE
berupa
akuntabilitas
(accountability),
transparansi
(transparency), keterbukaan (openness), dan aturan hukum (rule of law) dapat
diterapkan sehingga menjadikan pelayanan publik oleh lembaga-lembaga Negara
terhadap masyarakat tepat pada sasarannya.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi bahan kajian kami dari kelompok I dalam makalah ini ialah :
1. Konsep Good Governance
2. Sistem administrasi Negara yang bercirikan Good Governance

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP GOOD GOVERNANCE
1. Definisi Good Governance
Good Governance, dalam tinjauan kebahasaan, berarti tata laksana
pemerintahan yang baik, cita negara berdasarkan hukum, di mana masyarakatnya
merupakan self regulatory society. Kata Governance memiliki unsur kata kerja

yaitu governing yang berarti bahwa fungsi oleh pemerintah bersama instansi lain
(LSM, swasta dan warga negara) perlu seimbang atau setara dan multi arah
(partisipatif). Governance menunjukkan tata pemerintahan, penyelenggaraan
negara, atau pengelolaan (management) yang mengisyaratkan bahwa kekuasaan
tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah.
Adapun secara terminologis, dalam bahasa dan pemahaman masyarakat
termasuk di sebagian elit politik, istilah Good Governance seringkali dipahami
secara rancu. Untuk meluruskan pemahaman tersebut, setidaknya ada tiga
terminologi yang harus kita pahami dengan baik, yaitu Good Governance (tata
pemerintahan yang baik), Good Government (pemerintahan yang baik), dan Clean
Government (pemerintahan yang bersih).
Good Governance, menurut Bank Dunia (World Bank) adalah cara
kekuasaan digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi
untuk pengembangan masyarakat (The way state power is used in managing
economic and social resources for development of society). Sedangkan menurut
UNDP, Good Governance dimaknai sebagai praktik penerapan kewenangan

pengelolaan berbagai urusan penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi, dan
administratif di semua tingkatan.
Ada berbagai pemikiran tentang good governance menurut para ahli,

diantaranya
Bintoro Tjokroamidjojo mengatakan Good Governance ialah
penyelenggaran peerintahan yang amanah. Tata pemerintah yang baik (UNDP),
pengelolaan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (LAN) dan ada juga
yang mengartikan secara sempit sebagai pemerintahan yang bersih.
2. Tiga Pilar Good Governance
Good governance saat ini telah menjadi isu yang sangat penting seperti
halnya demokrasi dan hak asasi manusia. Sehingga begitu banyak konsep dan
definisi good governance yang ditulis dalam berbagai literatur dengan beragam
sudut pandang dan pendekatan. Namun semuanya tetap akan bermuara pada
penjelasan tentang bagaimana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakatnya.
Berbicara tentang good governance biasanya lebih dekat dengan masalah
pengelolaan manajemen pemerintahan dalam membangun kemitraan dengan stake
holder (pemangku kepentingan). Oleh karena itu, good governance menjadi
sebuah kerangka konseptual tentang bagaimana memperkuat hubungan antara
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam nuansa kesetaraan. Hubungan
yang harmonis dalam nuansa kesetaraan merupakan prasyarat yang harus ada.
Sebab hubungan yang tidak harmonis antara ketiga pilar tersebut dapat
menghambat kelancaran proses pembangunan.

Pelajaran yang dapat diambil dari contoh ini, untuk menjamin agar
pemerintah, perusahaan dan masyarakat memiliki hubungan yang setara sesuai
kerangka good governance, maka aturan harus ditegakkan (law enforcement),
keputusan harus dibuat tidak sembunyi-sembunyi (transparansi) dan alokasi
sumber daya alam/keuangan daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik (akuntabilitas).
3. Prinsip-Prinsip Good Governance
Tata laksana pemerintahan yang baik ini dapat dipahami dengan memberlakukan
delapan karakteristik dasarnya yaitu:
1) Partisipasi aktif
2) Tegaknya hukum
2) Transparansi
3) Responsif
4) Berorientasi akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat
5) Keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang.
6) Efektif dan ekonomis
7) Dapat dipertanggungjawabkan




Berlakunya karakteristik-karakteristik di atas biasanya menjadi jaminan untuk halhal di bawah ini.
Meminimalkan terjadinya korupsi




Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan
Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan dalam
pengambilan keputusan.

Selain itu, salah satu ukuran tercapainya derajat Good Governance adalah
tercapainya suatu pengaturan yang dapat diterima oleh sektor publik, sektor
swasta dan masyarakat madani dengan indikator sebagai berikut.
a. Pengaturan dalam sektor publik antara lain menyangkut keseimbangan kekuasaan
antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pembagian kekuasaan ini juga
berlaku antara pemerintah pusat dan daerah.
b. Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan bersama, termasuk
mengatur perusahaan dalam negeri besar maupun kecil, perusahaan multinasional,
koperasi dan sebagainya.
c. Masyarakat madani mencapai kesepakatan bersama guna mengatur kelompokkelompok yang berbeda seperti kelompok agama, kelompok olahraga, kelompok

kesenian, dan sebagainya.
B.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA YANG BERCIRIKAN GOOD
GOVERNANCE
Dalam system administrasi Negara atau sering disebut dengan
Administrasi Publik, dewasa ini Konsep Good Governance telah dipakai juga.
Penyelenggaran administrasi Negara yang kurang mencerminkan pelayan prima
sehingga diperlukan reformasi administrasi Negara dalam rangka mewujudkan
birokrasi yang benar-benar melayani masyarakat dengan pelayanan yang
berkwalitas, transparansi, akuntabilitas publik, dan diciptakan pengelolaan
pemeritahan yang bersih bebas dari KKN.
Menurut Agus Dwiyono (2006: hal 20) bahwa pelayanan publik selama ini
menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan
lembaga non pemerintah. Dalam ranah ini telah terjadi pergumulan yang sangat
intensif antara pemerintah dengan warganya, baik buruknya governance dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sangat dirasakan oleh warga masyarakatnya.
Dalam system administrasi Negara, ada bebarapa komponen penting
dalam good governance yaitu Pemerintah (governance), rakyat (citizen) atau civil
Society dan usahawan (business). Ketiga komponen ini mempunyai tata hubungan

yang sama dan sederajat. Bila ketiga komponen ini tidak terjalin hubungan yang
baik maka aka nada ketidakseimbangan dalam pelayanan.
Pemerintah melalui Lembaga-lembaga Negara berfungsi memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Lembaga-lembaga Negara ini sebagai subsistem
dari system administrasi Negara Indonesia. Sehingga adanya interaksi dengan
pihak swasta ataupun masyarakat haruslah terjalin dengan baik.
Dalam wujudnya, good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan
Negara yang solid dan bertanggung jawab serta efesien dan efektif, dengan
menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara ketiga domain : Negara,
sector swasta, dan masyarakat (society). Oleh karena itu, good governance
meliputi system administrasi Negara, maka upaya mewujudkan good governance

juga merupakan upaya melakukan penyempurnaan pada system administrasi
Negara yang berlaku pada suatu Negara secara keseluruhan.
Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik, konsep Good
Governance dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigm baru ilmu
administrasi publik. Paradigm baru ini menekan pada peranan manejer publik
(state) melalui lembaga-lembaga Negara agar memberikan pelayanan yang
berkwalitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi manajerial
terutama sekali mengurangi campur tangan control yang dilakukan pemerintah

pusat,
Tujuan administrasi Negara sendiri berupaya untuk mewujudkan
penyelenggaran Negara yang mampu menyediakan public goods and service yang
disebut dengan Governance serta kepemerintahan yang baik (good governance).
Selain itu, pelayanan yang baik dari lembaga-lembaga Negara dalam rangka
mencapai efektivitas dan efesiensi pelayanan publik.
Di sisi lain, konsepsi Good Governance secara komprehensif terdiri dari
10 prinsip yang ditetapkan secara kontinyu dan konsisten dalam penata-laksanaan
sebuah pemerintahan. Maka dapat dikatakan bahwa sebuah sistem administrasi
Negara yang good governance bilamana dalam penerapannya berpedoman pada
prinsip-prinsip Good Governance.
1. Partisipasi
Dalam hal ini, warga memiliki hak dan mempergunakannya untuk menyampaikan
pendapat dan bersuara dalam proses perumusan kebijakan publik, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Penegakkan Hukum
Keberadaan rules of law mewujudkan adanya penegakkan hukum yang adil bagi
semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
3. Transparansi

Demokrasi sebagai sebuah sistem pemerintahan bersandar pada partisipasi
populis, konstitusionalisme bersandar pada disclosure dan keterbukaan tentang
berbagai persoalan politik. Dalam pengertian ini, konstitusionalisme merupakan
prasyarat bagi berhasilnya demokrasi, karena masyarakat tidak dapat
berpartisipasi secara rasional dalam pemerintahan kecuali mereka diinformasikan
dengan cukup tentang bagaimana cara kerjanya, kecuali jika mereka cukup tahu
tentang cara kerjanya. (Al Chaidar, 1419 H: 266).
4. Kesetaraan
Pemerintah memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu perkara yang dapat mempercepat
peningkatan kesejahteraan masyarakat, menurut Basri (1998: 225), adalah
pengembangan kelembagaan yang menopang peningkatan dinamika
perekonomian yang semakin sehat sehingga bisa menekan biaya transaksi.

Keberhasilan menekan biaya transaksi akan memperkukuh keunggulan komparatif
bangsa.
5. Daya Tanggap (Responsibilitas)
Responsibilitas suatu pemerintahan menuntut adanya upaya untuk meningkatkan
kepekaan para penyelenggara pemerintah terhadap aspirasi masyarakat tanpa
terkecuali.
6. Wawasan Ke Depan
Pengelolaan masyarakat hendaknya dimulai dengan visi, misi, dan strategi yang
jelas. Dengan ini, pembangunan dan pengembangan kualitas daerah akan
berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan mengikut-sertakan warga dalam
seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut
bertanggung jawab terhadap kemajuan daerahnya.
7. Akuntabilitas (Pertanggung-jawaban)
Good Governance akan senantiasa meningkatkan akuntabilitas para pengambil
keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
8. Pengawasan
Good Governance dari sisi pengawasan (controlling) selalu berusaha untuk
meningkatkan daya pengawasan terhadap penyelenggaraan administrasi Negara
dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat
luas. Artinya, hal ini harus mendorong terlibatnya warga dalam mengontrol
kegiatan pemerintah, termasuk parlemen.
9. Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi dan efektivitas menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung
jawab. Indikatornya anatara lain pelayanan mudah, cepat, tepat, dan murah.
10. Profesionalisme
Profesionalisme menunjukkan adanya upaya peningkatan dalam eksistensi
kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberi
pelayanan yang mudah, cepat, dan tepat dengan biaya yang terjangkau.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami paparkan sebelumnya, maka dapat kami
simpulkan bahwa:
Good governance merupakan tata kelolah pemerintahan yang baik
sehingga menghasilkan good government (pemerintahan yang baik) serta Clean
Governance (pemerintahan yang bersih.
Menurut kelompok kami, Good governance berarti pengelolaan
pemerintah yang mengedepankan publik service yang mampu menghasilkan
pemerintahan yang baik serta pemerintahan yang bersih.
Ada tiga komponen utama dalam penyelenggaraan administrasi Negara
yang good governance yaitu Pemerintah (lembaga-lembaga Negara), warga
Negara/masyarakat serta Pihak Swasta.
Dalam mewujudkan sebuah sistem administrasi yang bercirikan good
governance bukanlah hal yang mudah. Namun bilamana adanya itikad yang baik
Pemerintah sebagai Pelayan/abdi masyarakat, Masyarakat dan pihak sebagai yang
dilayani. Bila ketiga komponen ini berjalan seimbang maka impian kita untuk
mewujudkan sistem administrasi Negara yang good governance dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sedarmayanti, Dra. M.Pd. 2003. Good Governance (Keperintahan Yang Baik)
Dalam Rangka Otonomi Daerah. PT. Mandar Maju. Bandung
H. Surjadi, M.Si. Drs. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. PT. Refika
Aditama. Bandung.
Miftha Thoha, Prof. Dr. MPA. 2002. Birokrasi Politik di Indonesia. PT RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
http//google.com//