MAKALAH EVALUASI PROSES HASIL BELAJAR FI

MAKALAH EVALUASI PROSES HASIL BELAJAR FISIKA

KETERKAITAN ASSESMENT DAN
EVALUASI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok II







Dwi Finta Sari

(4153121016)
Febrianto Bayu Anggara Saputra
(4152121018)
Hadijah Ramalia
(4151121025)
Ika Rayani Zega
(4153121025)
Indah Kesuma Putri
(4151121028)

JURUSAN FISIKA
1

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini membahas
Keterkaitan Assement dan Evaluasi.

Tugas makalah ini merupakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proses
Hasil Belajar Fisika. Dalam proses menyelesaikan makalah ini kami mendapat berbagai
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kritik konstruktif sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Medan, 29 agustus 2017
Kelompok II

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR··································································2
DAFTAR ISI·············································································3
BAB I PENDAHULUAN······························································4
1.1 Latar Belakang·······························································4
1.2 Rumusan Masalah···························································4

1.3 Tujuan·········································································4
BAB II PEMBAHASAN·······························································5
2.1 Pengertian pengukuran Assesment dan evaluasi ························5
2.2 Tujuan Assesment····························································6
2.3 Ciri-ciri umum dari Assesment·············································7
2.4 Pengukuran dan evaluasi····················································7
2.5 Pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan······························8
2.6 Hubungan tes, pengukuran Assesment dan evaluasi····················9
BAB III PENUTUP····································································11
Kesimpulan·······································································11
DAFTAR PUSTAKA··································································12

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi seorang guru atau calon guru keahlian menilai hasil pembelajaran sama
pentingnya dengan pekerjaan mengajar itu sendiri. Jika hanya mampu mengajar tanpa mampu
mengajar tanpa mampu membuat penilaian atau mengavaluasi hasilnproses belajar mengajar

tersebut dengan tepat merupakan keahlian yang tanggung dalam profesi seorang guru.
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
benchmarking, dan penilaian program.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian asesmen?
b. Apa itu pengertian evaluasi?
c. Bagaimana hubungan antara asesmen dengan evaluasi?
d. Bagaimana perbedaan antara asesmen dengan evaluasi?
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian asesmen
b. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
c. Untuk mengetahui hubungan antara asesmen dengan evaluasi
d. Untuk mengetahui perbedaan antara asesmen dengan evaluasi

4

BAB II
PEMBAHASAN
KETERKAITAN ASSESMENT DAN EVALUASI


2.1Pengertian Pengukuran, Assesment, Dan Evaluasi
Pengukuran dapat didefenisikan sebagai suatu pekerjaan dengan menggunakan alat
ukur berdasarkan ukuran baku tertentu di dalam menentukan harga yang diukur dengan cara
membandingkannya dengan ukuran baku tersebut, misalnya luas tanah, suhu tubuh,
keberhasilan siswa, tingkat pemahaman siswa, sikap terhadap suatu kondisi dan sebagainya.
Assess berasal dari bahasa Perancis yaitu “assidire” yang berarti “to sit beside”
(duduk di samping), yang mempunyai makna

mengenal perkembangan masing-masing

individu dari dekat (Herman, et al., 1992). Jadi dalam asesmen, guru tidak hanya melakukan
penilaian, akan tetapi melihat proses kemajuan belajar siswa, sehingga guru dengan mudah
dapat memberikan bantuan secara individual kepada masing-masing siswa yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran. Asesmen merupakan proses mengumpulkan informasi yang
biasanya digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang nantinya akan
dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait oleh asesor (Anonim, 2010). Asesmen menurut
Dariyanto (2010:130) adalah suatu proses untuk menyimpulkan hasil pengukuran melalui
analisis yang sistematis dengan menggunakan kriteria seperti baik, buruk, cocok tidak cocok
sesuai dengan penilaian kriteria masing-masing.

Langkah dari suatu assesment adalah :
1. Membandinkan suatu hasil ukur dengan hasil ukur lain yang sejenis
2. Menyimpulkan hasil perbandingan
3. Menetapkan hasil secara kualitatif
Proses yang dimulai dengan pengukuran dan dilanjutkan dengan proses penilaian,
disebut “Evaluasi”.

Tujuan Dan Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
a. Ditinjau dari siswa
5

1). Merupakan umpan balik bagi siswa, seberapa jauh pengetahuan telah dikuasai
selama proses belajar
2). Merupakan umpan balik bagi orang tua atau wali tentang kemampuan anakanaknya.
3). Dasar untuk merencanakan tahapan belajar selanjutnya.
b. Ditinjau dari pihak guru, untuk mengetahui:
1). Tepat tidaknya materi yang telah diberikan kepada siswa
2). Tepatnya tidaknya metode yang telah dilakukan selama proses
3). Maju tidaknya materi yang telah diserap oleh siswa

4). Sampai seberapa jauh kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa
5). Ketepatan alat evaluasi yang telah digunakan
6). Dasar untuk penempatan siswa
7). Remediasi siswa
8). Penelitian tindakan kelas
Fungsi Evaluasi
a. Berfungsi sebagai penyeleksi/selektif
1). Berhasil tidaknya siswa di dalam belajar
2). Lulus tidaknya siswa di dalam belajar
3). Berfungsi sebagai penyeleksi/selektif
4). Diberi tidaknya siswa suatu penghargaan.

2.2 Tujuan Assesment
Adapun tujuan asesmen kebutuhan dilakukan menurut Sumardi & Sunaryo (2006)
adalah:
1. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak
saat ini.

6


2. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak.

2.3 Ciri-ciri Umum Dari Assesment
Ciri-ciri Umum Dari Assesment adalah:
1. Dilakukan secara tidak langsung, misalnya, orang mengukur kepandaian siswa
dengan menugaskan orang tersebut mengerjakan sekumpulan soal pada ujian dengan
materi tertentu sesuai bidang kepandaian yang diukur.
2. Ukuranyya kuantitatif, dalam artian berwujud angka-angka yang dapat diolah secara
matematis untuk kepentingan tertentu
3. Unit satuannya tetap menurut perjanjian, m isalnya : rentang skor 1-4, 0-10, 0-100, 1500, dan sebagainya.
4. Bersifat relatif, dalam artian hasilnya diperbandingkan terhadap suatu patokan yang
telah bersifat disepakati.

2.4 Pengukuran dan evaluasi
pengambilan keputusan evaluasi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria
sehingga berikut akan dibahas mengenai pengukuran, criteria, dan evaluasi.
1. Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat

ukurnya dan kemudian menerakan angka menurut sistem aturan tertentu. Dalam pendidikan
cara ini diadaptasi untuk mengumpulkan data. Objektivitas dapat dicapai karena pengumpul
data mengambil jarak dengan objek yang diukur dan menyerahkan wewenang pengukuran
kepada alat ukur. Dalam pengumpulan data hasil belajar misalnya, pengukuran dilakukan atas
siswa menggunakan tes hasil belajar sebagai alat ukur.
2. Kriteria
Penilaian (evaluation) adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran
dan kriteria tertentu. Pengambilan keputusan belum dapat dilakukan hanya atas dasar hasil
pengukuran. Interpres interpretasi terhadap hasil pengukuran hanya dapat bersifat evaluatif
apabila disandarkan pada suatu norma atau criteria. Kriteria diperlukan untuk menjadi
penentu agar hasil pengukuran berarti. Hasil pengukuran itu baru dapat digunakan untuk
mengambil keputusan setelah dibandingkan dengan kriteria tertentu.
7

3. Eevaluasi
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Penelitian adalah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria yang ditetapkan. Pengukuran dilakukan untuk
tujuan pengambilan keputusan dalam penilaian. Selanjutnya mengambil keputusan untuk
memilih benda yang paling berat berdasarkan hasil pengukuran merupakan kegiatan
penilaian. Program pengajaran dievaluasi untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran

yang telah direncanakan dapat dicapai. Tanpa evaluasi sulit untuk memperoleh informasi
apakah program sudah berlangsung dengan baik. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana hasil dari proses kegiatan dapat mencapai tujuannya. Evaluasi dapat dilakukan
atas hasil atau proses. Dalam evaluasi hasil pemeriksaan dilakukan hanya atas produk untuk
melihat kesesuaian produk dengan rencana yang ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dalam
evaluasi proses, pemeriksaan dilakukan atas seluruh komponen dan proses pembelajaran
sehingga mencapai hasil belajar tertentu.

2.5 Pengukuran dan Evaluasi dalam Pendidikan
Evaluasi dilakukan atas program pendidikan. Oleh karena itu, untuk membahas
mengenai.
1. Tujuan
Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan evaluasi hasil belajar menyangut
naib akademi siswasehingga kesalahan pengambilan akan merugikan siswa. Untuk itu
pengambilan keputusan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati agar hasil belajar
mempunyai makna bagi usaha belajar siswa. Pengukuran menyediaan data yang menjadi
landasan pengambilan keputusan demi evaluasi. Untuk itu pengukuran dilakukan sebelum
evaluasi agar pengambilan keputusan dilakukan secara tepat karena mempunyai landasan
kuat yang mendasarinya.
2. Fungsi

Pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi
penempatan, seleksi, diagnostic dan pengukur keberhasilan.
Sumber Asesmen
Ada empat macam sumber asesmen yang dapat digunakan yaitu : interview, tes,
observasi dan life record.
1. Interview
Interview merupakan dasar dalam asesmen dan merupakan sumber yang sangat
luas. Ada beberapa kelebihan interview antara lain:
a. Merupakan hal biasa dalam interaksi sosial sehingga memungkinkan untuk
mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal atau non verbal individu bersamasama.

8

b. Tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus dan dapat dilakukan
dimanapun juga.
c. Mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Klinisi bebas untuk melakukan
inquiry (pendalaman) terhadap topik pembicaraan yang mungkin dapat membantu
proses asesmen.
2. Tes
Seperti interview, tes juga memberikan sampel perilaku individu, hanya saja dalam
tes stimulus yang direspon klien lebih terstandardisasikan daripada interview. Bentuk tes
yang sudah standar tersebut membantu untuk mengurangi bias yang mungkin muncul selama
proses asesmen berlangsung. Respon yang diberikan biasanya dapat diubah dalam bentuk
skor da dibuat analisis kuantitatif. Hal itu membantu klinisi untuk memahami klien. Skor
yang didapat kemudian diinterpretasi sesuai dengan norma yang ada.
3.Observasi
4. Life record
Asesmen yang dilakukan melalui data-data yang dimiliki seseorang baik berupa ijazah
sekolah, arsip pekerjaan, catatan medis, tabungan, buku harian, surat, album foto, catatan
kepolisian, penghargaan, dan sebagainya.

2.6 Hubungan Tes, Pengukuran, Assesment dan Evaluasi
Tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi seperti
yang sudah dikemukakan di atas. Namun semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia
pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang erat.
Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat utama
yang digunakan untuk melalui proses pengukuran penilaian dan evaluasi. Pengukuran dan
penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan. Pengukuran dilaksanakan
terlebih dahulu yang menghasilkan skor dan dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan
penilaian. Antara asesmen dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat yang
digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan asesmen lebih bersifat
9

kualitatif. Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang
nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya.
Ruang lingkup asesmen lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen
atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan asesmen biasanya dilakukan dalam
konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam
suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.
Evaluasi dan asesmen lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes
merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada
gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik,
sedangkan evaluasi dan asesmen lebih bersifat kualitatif. Keputusan asesmen tidak hanya
didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan
wawancara.

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asesmen merupakan proses mengumpulkan informasi yang biasanya digunakan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang nantinya akan dikomunikasikan kepada
pihak-pihak terkait oleh asesor.
Proses yang dimulai dengan pengukuran dan dilanjutkan dengan proses penilaian,
disebut “Evaluasi”.
Hubungan antara asesmen dengan evaluasi yaitu antara asesmen dan evaluasi
sebenarnya memiliki persamaan yaitu

keduanya mempunyai pengertian menilai atau

menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan
datanya juga sama. Evaluasi dan asesmen lebih bersifat kualitatif. Pada hakikatnya keduanya
merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang
lingkup asesmen lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau
aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan asesmen biasanya dilakukan dalam konteks
internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu
sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi
dan asesmen lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes
merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.

11

DAFTAR PUSTAKA
Betty dan Ratna. 2013. Evaluasi Proses Hasil Belajar Fisika. Medan : UNIMED PRESS
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta : Pustaka elajar
http://eprints.ung.ac.id/4803/5/2012-1-86204-131409130-bab2-29082012060719.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032ANA_RATNAWULAN/pengertian_asesmen.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/
196105011986011-ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelajaran/
Evaluasi_Pembelajaran__Makalah_.pdf
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwiZ85T2_fvVAhWJPo8KHSX2
BgwQFggpMAA&url=http%3A%2F%2Fwsilfi.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads
%2Ffiles%2F15002%2FKonsep%2BDasar.pdf&usg=AFQjCNE5iAtpe48jEjqcbNSEc0e07M6UA

12