laporan Dasar Budidaya Tanaman Prodi Agr
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor
internal dan factor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada
benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan factor yang terdapat di
luar benih atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu media
tanam.
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat
ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap,
kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup.
Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya kita
menggunakan media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen
bagi tanaman. Penggunaan media yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang
optimal bagi tanaman.
1.2 Tujuan
- Dapat memahami pengertian media tanam
- Dapat memahami pengertian bahan tanam
- Dapat memahami macam-macam media tanam
- Dapat memahami pengertian perkecambahan
- Dapat memahami pengertian benih, bibit dan biji
- Dapat memahami macam-macam tipe perkecambahan
- Dapat memahami vegetatif dan generatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian media tanam
Media tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman
(Redaksi PS, 2007)
2.2 Pengertian bahan tanam
Bahan tanam adalah bagian tanaman yang di ambil dengan cara di stek
atau di cangkok untuk memperbanyak tanaman tersebut.
2.3 Fungsi Media Tanam
o Tempat tanaman berpijak dan berdiri tegaknya tanaman
o Memiliki kemampuan mengikat air dan menahan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman
o Memiliki aerasi dan drainase yang baik
o Dapat menjaga kelembaban di sekitar akar tanaman
o Tidak mudah rapuh atau lapuk
(Redaksi PS, 2007)
2.4 Macam-macam media tanam
2.4.1 Media tanam organik
o Kompos
Kompos adalah media tanam yang berasal dari proses fermentasi
tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun,
rumput, dan sampah kota. Kelebihan kompos mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah,
baik fisika, kimiawi, maupun biologis.
(Redaksi PS, 2007)
o Sekam
Sekam mengandung N 0,32 %, PO 15 %, KO 31 %, Ca 0,95% ,
dan Fe 180 ppm, Mn 80 ppm , Zn 14,1 ppm dan PH 6,8.
Karakteristik lain dari sekam adalah ringan (berat jenis 0,2 kg/l).
Sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, sehingga
dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif
(Wuryaningsih, 1996). Sekam mempunyai sifat yang mudah
mengikat air, tidak mudah menggumpal, harganya relatif murah,
bahannya mudah didapat, ringan, steril dan mempunyai porositas
yang baik (Prihmantoro dan Indriani, 2003).
o Serbuk Gergaji
Keunggulan menggunakan serbuk gergaji sebagai media tanam
yaitu :
Banyak tersedia, karena serbuk gergaji merupakan produk
sampingan dari industri pengolahan kayu non kertas.
Ringan.
Mudah dibentuk, hanya dengan menambahkan sedikit air
maka media serbuk gergaji mampu menyimpan air dalam
jumlah banyak.
Dapat menyimpan zat hara seperti halnya tanah.
Memiliki porositas yang cukup tinggi namun bisa diatur
kepadatannya hingga mencapai tingkat porositas dengan
mengatur rasio pemberian air.
Kekurangan media serbuk gergaji sebagai media tanam yaitu:
Mudah dijangkiti jamur sehingga dapat mematikan akar
tanaman akibat
aktivitas jamur yang dapat menghasilkan temperatur yang
tinggi.
Perlu pemantauan, karena ketika serbuk gergaji dalam
keadaan sangat kering, sifat granulanya akan muncuk
sehingga dapat mengurangi kemampuan dalam menyokong
akar tanaman.
(Anonim1, 2013)
2.4.2
Media tanam anorganik
o Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah.Sejauh ini, pasir dianggap
memadaidan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaianbenih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran
setek batangtanaman.Pasir memiliki pori berukuran besar
(makro) oleh karena itumudah basah dan cepat kering oleh
proses penguapan. Kohesidan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasirsangat kecil sehingga mudah terkikis
oleh air atau angin.Mediapasir lebih membutuhkan pengairan
dan pemupukan yang lebihintensif.Namun pasir memungkinkan
tanaman yang ditanam di media ini membuat perakaran yang
lebih luas karena pasir cenderung mudah ditembus oleh akar.
(Wiryanta, 2007)
2.5 Syarat media tanam yang baik
Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman
yang baik, yaitu sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang
tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan
atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman.
(Anonim2, 2013)
2.6 Pengertian perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio,
dimana tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan
berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan
ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai
kecambah.Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari
dalam biji.
(Kusfebriani dkk. , 2010)
2.7 Pengertian benih, biji dan bibit
a. Benih: biji yang telah diseleksi dan digunakan untuk tujuan
pertanaman/budidaya.
b. Biji: biji yang tidak diseleksi untuk ditanam atau untuk tujuan
konsumsi.
c. Bibit: bahan pertanaman yang aktif dalam keadaan vegetatif
(misalnya ubi kentang).
2.8 Macam-macam tipe perkecambahan
Hipogeal
Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan
plumula (daun lembaga) tertarik ke atas keluarmenembus kulit biji dan
muncul di atas tanah tetapi kotiledon relatif tetap posisinya di dalam
tanah.Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri, kacang tanah dan jagung.
Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di
bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga
(plumula) dankotiledon terangkat ke atas tanah.Perkecambahan tipe ini
misalnya terjadi padakacang hijau, biji buncis, dan biji jarak.
(Kusfebriani dkk. , 2010)
2.9 Pengertian perbanyakan vegetatif dan generatif
Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji disebut perbanyakan generatif.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ
vegetatif tanaman, misal stek batang, stek daun, stek akar, cangkok, okulasi,
grafting, dan kultur jaringan.
(Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)
2.10 Macam-macam perkembangan vegetatif
2.10.1 Secara alami
Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan
tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan atau anakan
tanaman baru. Contohnya yaitu :
a. UmbiLapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi.
Contohnya seperti bawang merah.
b. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat
penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada
di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru.Contoh
seperti jagung dan ketela rambak.
c. Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana
pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru.Misalnya seperti
tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.
d. Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang
tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alangalang, dll.
e. Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang
biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
f. Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan
induknya. Contohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan
lain sebagainya.
g. Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian
tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas
adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
2.10.2 Secara Buatan
Setek (cuttage), perbanyakan sengan memotong organ tanaman.
Setek dibedakan menjadi:
a. setek akar, pada jambu biji, sukun, costal batu .
b. stek daun, pada wijaya kusuma, cocor bebek.
c. stek batang, pada ketela pohon, panili, dadap, gamal dan lainlain.
d. Menempel (okulasi), mata tunas batang atas yang ditempelkan
pada batangbawah tanpa kayu (kulit dengan mata saja). Okulasi
banyak dilakukan padatanaman buah-buahan , seperti: mangga,
rambutan, durian, jeruk.
e. Menyambung (grafting), yaitu mata tunas dari batang atas
yangdisambungkan pada batang bawah masih mengandung kulit
dan kayu.Grating banyak diterapkan pada: kopi, kakao, sawo,
melinjo, duku, kembangkertas, dan lain-lain.
(Sudarka dkk. , 2009)
2.11 Keuntungan dan kerugian perbanyakan generatif dan vegetatif
Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah untuk penanaman,
tidak memerlukan wadah/tempat yang besar sehingga mudah
didistribusikan, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu.Benih juga
mudah dikembangkan menjadi individu baru yang unggul, misal benih
hibrida.
Kerugian perbanyakan generatif adalah biji sebagai penggabungan dari dua
gamet bisa mempunyai sifat yang tidak samadengan induknya.
Keuntungan penggunaan organ vegetatif sebagai bahan tanam adalah
tanaman baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Pada
perbanyakan cangkok, budding dan grafting, tanaman bisa langsung
memasuki fase reproduktif karena tidak memerlukan fase vegetatif.
Kerugian metode perbanyakan vegetative adalah memerlukan tempat/wadah
yang besar sehingga agak sulit dalam distribusi bibit.
2.12 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif dan
generatif
2.12.1 Faktor Intern:
dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian
kelembaban tinggi)
ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
2.12.2 Faktor Ekstern:
Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan
kelembaban yang tinggi)
Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan
cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)
Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan
yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan
terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan
kebusukan)
(Anonim3, 2011)
BAB III
BAHAN DAN METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan bahan
Alat
No.
1 Cetok
2
Nama alat
Ember
3 Tipe-x
4 Alat tulis
5 Penggaris
6 Kamera
Tabel 1 alat
Fungsi
Mengambil bahan tanam
Membawa dan memindahkan media
tanam, menyiram tanaman
Menulis keterangan pada polybag
Mencatat hasil pengamatan
Mengukur tinggi tanaman
Dokumentasi gambar
Bahan
No.
Nama alat
1 Tanah
2 Serbuk kayu
3 Sekam padi
4 Pupuk kandang
5 Pasir
6 Jagung
7 Kacang hijau
8 Sensivera
9 Pegangan
10 Ubi jalar
11 Polybag
12 Air
Tabel 2 bahan
Fungsi
Sebagai media tanam
Sebagai bahan tanam
Tempat media tanam
Menyiram tanaman
3.2 Cara kerja
Penanaman
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag
Memasukan media tanam ke dalam polybag sesuai dengan
keterangannya
Menanam bahan tanam sesuai dengan keterangannya
Vegetatif
Sansivera
Pegagan
Generatif
Ubi Jalar
Banih
Jagung
Benih
Kacang
Hijau
1. Jagung
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Memasukan setiap bahan tanam ke dalam masing-masing polybag dengan
membuat lubang pada media tanam satu ruas jari
Menanam benih jagung masing-masing 2 benih dalam setiap polybag
Menyiram dengan air setiap hari
Mengamati perkecambahan dan mengukur serta menghitung jumlah daun
jagung setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
2. Kacang Hijau
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Memasukan setiap bahan tanam ke dalam masing-masing polybag dengan
membuat lubang pada media tanam satu ruas jari
Memasukkan bahan tanam 3-4 benih ke dalam lubang, lalu menutupnya
dengan media tanam
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati perkecambahan dan mengukur serta menghitung jumlah daun
setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
3. Sansivera
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Mananam 1 daun sansivera yang telah dipotong kedalam setiap media
tanam yang berbeda
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati dan mengukur panjang serta tinggi daun setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
4. Ubi Jalar
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Mananam 1 batang ubi jalar pada setiap media tanam yang berbeda
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati dan mengukur panjang serta tinggi daun setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
5. Pegagan
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Mananam batang pegagan pada setiap media tanam yang berbeda
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati dan mengukur panjang, tinggi daun serta jumlah daun setiap 7
hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
3.3 Analisa Perlakuan
Kita melakukan penanam dengan menggunkan media tanam yang
berbeda. Pertama, kita siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Seperti cetok,
ember, polybag, sarung tangan plastik, kemudian media tanam yang terdiri
dari tanah, pasir, tanah+pasir, tanah+kompos, sekam, dan serbuk gergaji.
Bahan tanam yang akan ditanam ada 2 jenis yaitu bahan tanam generativ
(jagung dan kacang hijau) dan bahan tanam vegetatif (ubi jalar, sansivera dan
pegagang).
Setelah menyiapkan itu semua, kemudian mulai menyiapkan media
tanam dengan mengisi sebanyak 30 polybag. 5 polybag media tanam tanah, 5
polybag media tanam pasir, 5 polybag media tanam tanah+pasir, 5 polybag
media tanam tanah+kompos, 5 media tanam sekam dan 5 polybag media
tanam serbuk gergaji.ketika mengisi polybag jangan diisi penuh melainkan 5/4
dari tingginya. Selain itu saat menanam ubi jalar dan sansivera jangan lupa
dipotong dengan panjang 20 cm, tapi untuk sansivera dipotong dengan bentuk
V dibagian ujungnya. Setelah penanaman sudah selesai semua, jangan lupa
untuk menyiram setiap hari dan mengukur panjang, jumlah daun selama
seminggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Data Tanaman Jagung
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Tinggi Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
8,3
12,8
15,3
16,5
5,1
14
14,3
15
7,4
10
16,9
20,1
10,2
16
17,5
19,1
5,8
9,8
12,1
18,3
6,2
10,2
13,7
14
38 hst
20
15,3
25
22
19
16,4
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
3
4
5
5
3
3
3
3
3
4
5
5
3
5
5
6
3
3
3
4
3
3
3
3
38 hst
5
3
5
7
4
3
Tabel 3. Waktu Benih Berkecambah Berdasarkan Hari Pengamatan
Media
Tanah
Pasir
Saat Benih Berkecambah
10 hst
10 hst
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
10 hst
10 hst
10 hst
10 hst
Data Tanaman Kacang Hijau
Tabel 4. Tinggi Tanaman Kacang Hijau
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
1
1,2
1,5
2
-
Tinggi Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
7,3
10,5
14,8
17,7
5
5,3
7,4
8
5,2
9
14,9
16,3
7,1
11
17,3
18,9
4,3
5,3
-
38 hst
18
10,3
16,5
25
-
Tabel 5. Jumlah Daun Kacang Hijau
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
2
4
4
5
2
4
4
4
2
3
5
5
2
4
5
5
2
4
-
38 hst
6
4
5
7
-
Tabel 6. Waktu Benih Berkecambah Berdasarkan Hari Pengamatan
Media
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
Data Tanaman Ubi Jalar
Saat Benih Berkecambah
3 hst
3 hst
3 hst
3 hst
0 hst
10 hst
Tabel 7. Panjang Tanaman Ubi Jalar
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst 10 hst
6
12
8,5
16,2
7
11
9
16
6,8
9,5
10
14
Panjang Tanaman (cm)
17 hst
26 hst
31 hst
21,5
23,5
24,2
19,9
23,8
26,9
15,3
24
24,2
17,3
19,6
20,1
10
11,8
12,7
15
17,7
19
38 hst
24,5
27
25
21
13
19,1
Tabel 8. Jumlah Daun Ubi Jalar
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
7
6
6
6
2
8
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
8
14
16
16
5
8
9
9
9
18
19
20
7
14
19
19
2
6
11
16
10
14
17
17
38 hst
16
12
23
20
16
21
Data Tanaman Sansivera
Tabel 9. Panjang Tanaman Sansivera
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Panjang Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
-
38 hst
-
Data Tanaman Pegagan
Tabel 10. Panjang Tanaman Pegagan
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
1,2
12
12
1,7
8,2
Panjang Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
1,5
2
2,2
3,9
13
13,5
14
17
12,5
13
13,5
14
2
2,5
3,5
3,6
8,5
9
9
9,3
38 hst
4
17,4
15,4
4,5
10,3
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
1
2
3
5
3
5
7
7
4
4
9
12
1
2
3
4
2
2
3
3
38 hst
10
11
21
6
3
Tabel 11. Jumlah Daun Pegagan
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
1
2
3
1
1
Tabel 12. Jumlah Stolon Pegagan
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Jumlah Stolon (batang)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
1
1
4
4
-
38 hst
1
3
6
2
-
4.2 Pembahasan
A. Jagung
Jagung yang menggunakan media tanam tanah kompos pada 10-26
HST mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi daripada media tanam
lainnya. Pada 31 HST tinggi jagung pada media tanam tanah pasir justru lebih
tinggi daripada media tanam yang lain, yaitu 20,1 cm. Hanya berbeda 1 cm
dengan media tanam tanah kompos yang tingginya 19,1 cm. Kemudian pada
38 HST tinggi jagung menggunakan media tanam tanah pasir bertambah
menjadi 25 cm. Hasil tersebut jauh lebih tinggi di bandingkan media tanam
yang lain seperti tanah kompos (22cm), tanah (20cm), sekam (19cm), serbuk
gergaji (16,4cm), pasir (15,3cm). Dari data yang di dapat, tanah pasir lebih
optimal dalam pertumbuhan jagung karena adanya tekstur tanah dan pasir
yang di campur dalam satu wadah (pilybag) menyebabkan pengikatan partikel
air menjadi semakin besar, serta adanya bahan organik dan mineral dalam
tanah tersebut. Berbeda dengan media tanam yang lain seperti pasir yang
memiliki luas permukaan yang kecil bila dibandingkan dengan tekstur tanah.
Jadi bila di siram, media tanam pasir mengikat lebih kecil partikel air daripada
tanah. Serbuk gergaji dapat menyimpan banyak partikel air, karena kurangnya
pengawasan dalam menyiram serbuk gergaji maka sifat granula muncul yang
mengurangi kemampuan dalam menyokong akar tanaman (Anonim4, 2013).
Faktor diatas juga mempengaruhi jumlah daun yang tumbuh. Pada serbuk
gergaji dan pasir, jumlah daun tidak bertambah dari 10 HST hingga 38 HST
yakni 3 lembar daun saja, karena kurangya unsur organik dan mineral. Pada
media tanam tanah dan tanah pasir, jumlah daun meningkat pada 10 HST, 17
HST dan 26 HST, hingga pada 38 HST jumlah daun tidak mengalami
perubahan yakni tetap berjumlah 5 lembar daun, penyebabnya karena
kurangnya bahan organik dalam tanah. Lalu pada sekam jumlah daun 3 lembar
untuk 10-26 HST dan bertambah menjadi 4 lembar pada 31 HST hingga pada
38 HST tidak mengalami pertambahan jumlah daun, karena memiliki sirkulasi
udara yang tinggi menyebabkan penguapan terjadi lebih banyak
(wuryaningsih, 1996). Setelah itu pada tanah kompos mengalami perubahan
jumlah daun yang signifikan, yakni 3 lembar pada 10 HST meningkat menjadi
5 lembar pada 17 HST dan meningkat lagi pada 31 dan 38 HST yakni 6 dan 7
lembar daun. Hal ini karena tanah dapat menyimpan air layaknya serbuk
gergaji dan di tambah adanya kompos sebagai penyedia unsur hara bagi
tanaman jagung.
B. Kacang Hijau
Kacang hijau tumbuh dengan baik pada media tanam tanah dan tanah
kompos, hal ini terjadi karena adanya bahan organik dan mineral yang cukup
serta pengikatan partikel air yang baik pada tanah. Kompos yang mengadung
unsur hara menjadikan kacang hijau tumbuh lebih baik di bandingkan media
tanam yang hanya tanah saja. Kacang hijau pada sekam tidak dapat tumbuh,
hal yang sama pada serbuk gergaji, namun pada serbuk gergaji memiliki umur
yang pendek, yaitu pada periode 10 hst hingga 17 hst dengan jumlah daun
masing-masing 2 dan 4 lembar, setelah itu mati. Hal itu dapat terjadi karena
sekam memiliki sirkulasi udara yang tinggi (wuryaningsih,1996) dan serbuk
gergaji cepat kering jika disiram sehingga kemampuan dalam menyokong akar
tanaman berkurang akibat sifat granula yang muncul.
Hal tersebut juga berpengaruh pada jumlah daun yang tumbuh. Jumlah
daun pada tanah kompos terus mengalami peningkatan karena kompos mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah, baik fisika,
kimiawi, maupun biologis (redaksi ps, 2007).
C. Ubi Jalar
Pada media pasir, ubi jalar tumbuh dan berkembang dengan sangat
baik, pada 3 HST memang panjang tanaman berbeda jauh dengan media
serbuk gergaji, yaitu 8,5 cm untuk pasir dan 10 cm untuk serbuk kayu. Namun
pada 10 HST panjang ubi jalar hampir dua kali lipat, yaitu 16,2 cm (beda tipis
dengan tanah kompos). Pada 17 HST panjang ubi jalar di media tanah
mengungguli panjang pada media pasir, yaitu 21,5 cm untuk tanah dan 19,9
untuk pasir. Kemudian pada 26 HST panjang ubi jalar dengan media pasir
adalah 23,8 cm, 0,2 cm lebih sedikit pada media tanah pasir yaitu 24 cm. Ubi
jalar pada 31 HST memiliki panjang 26,9 cm dengan perbedaan yang jauh
dengan media tanam lain hingga pada 38 HST panjangnya pada media tanam
pasir mencapai 27 cm melebili yang lain.
Ubi jalar pada media pasir memang unggul dalam panjangnya, namun
jumlah daun lebih sulit tumbuh daripada ubi jalar lain yang di tanam pada
media tanam seperti tanah, tanah pasir, tanah kompos, sekam dan serbuk
gergaji.ini dikarenakan oleh faktor internal pasir yang memiliki sedikit bahan
organik dan memiliki pori-pori yang besar. Berbeda dengan media tanam
tanah pasir yang memiliki pori-pori yang merata dan bahan organik dari tanah
itu sendiri. Tanah memiliki pori-pori yang kecil sehingga air meresap dengan
perlahan namun tanah mengikat partikel air dengan kuat dengan kata lain
ketersediaan air bagi ubi jalar dapat tercukupi. Bila di tanah di campur
kompos, maka kompos akan memperbaiki sifat tanah baik fisika, kimiawi dan
biologis.
D. Sansivera
Sansivera yang di tanam pada media tanam tanah + kompos, tanah + pasir,
dan tanah tidak memiliki tunas yang tumbuh, namun pada media tanam
tersebut, sansivera memiliki akar. Panjang akar sansivera pada media tanam
tanah + kompos sekitar 7 cm, pada tanah + pasir 6 cm dan pada tanah 6 cm.
Sansivera yang di tanam pada media tanam pasir dan sekam tidak mengalami
perubahan pertumbuhan yang meningkat, justru sansivera tidak tumbuh
karena umumnya sansivera tumbuh di media tanam tanah.
E. Pegagan
Pegagan tumbuh di daerah yang lembab. Pegagan menghendaki kondisi
tanah yang lembab dan subur, kelembaban udara antara 70% - 90% dengan
rata-rata suhu udara antara 30 – 50oC. Tanaman ini akan tumbuh baik pada
intensitas cahaya 30 - 40% dan tingkat kemasaman tanahnetral antara 6-7
(Winarto dan Surbakti, 2003)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum yang telah dilakukan,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Media tanam dapat diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal
tanaman. Sebagai tempat tinggal yang baik, media tanam harus dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman
2. Pada dasarnya tanaman tumbuh di media tanah akan tetapi tanaman
juga bisa tumbuh di media lain seperti: Gel, Pasir, Kerikil, Pecahan
batu kerikil dll.
3. Faktor yang mendukung berfugsinya media tanam diantaranya, air dan
udara, unsur hara, kelembaban, cahaya, pH(drajat keasaman)
5.2 Saran
Jika akan menuju lahan hendaknya berdoa bersama terlebih dahulu, selain
meminta perlindungan Tuhan, hal ini juga dapat memperkuat solidaritas
baik antara praktikan dan juga antara praktikan dan asisten praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2013. Apa Manfaat Serbuk Gergaji Sebagai Media Tanam?.
http://id.answers.yahoo.com/question/index. Diakses pada tanggal
21 April 2015.
Anonim2. 2013. Pengaruh Penggosokan Benih dan Media Tanam Pada
Perkecambahan Benih Karet (Havea brassiliensis).
http://4m3one.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 April
2015.
Anonim3. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Vegetatif.
http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/perbanyakanvegetatif. Diakses pada tanggal 20 April 2015.
Kusfebriani, dkk. 2010. Perkecambahan dan Dormasi. Jakarta : FMIPA
Universitas Negeri Jakarta.
Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim
Untuk Hobi dan Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Redaksi PS. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Depok: Penebar
Swadaya.
Wiryanta, Bernardinus T. Wahyu. 2007. Media Tanam untuk Tanaman
Hias.Jakarta: Agromedia
Wuryaningsih, S. 1996. Pertumbuhan Beberapa Setek Melati pada Tiga
Macam Media. Jurnal Penelitian Pertanian. 5(3):50-57.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor
internal dan factor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada
benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan factor yang terdapat di
luar benih atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu media
tanam.
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat
ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap,
kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup.
Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya kita
menggunakan media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen
bagi tanaman. Penggunaan media yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang
optimal bagi tanaman.
1.2 Tujuan
- Dapat memahami pengertian media tanam
- Dapat memahami pengertian bahan tanam
- Dapat memahami macam-macam media tanam
- Dapat memahami pengertian perkecambahan
- Dapat memahami pengertian benih, bibit dan biji
- Dapat memahami macam-macam tipe perkecambahan
- Dapat memahami vegetatif dan generatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian media tanam
Media tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman
(Redaksi PS, 2007)
2.2 Pengertian bahan tanam
Bahan tanam adalah bagian tanaman yang di ambil dengan cara di stek
atau di cangkok untuk memperbanyak tanaman tersebut.
2.3 Fungsi Media Tanam
o Tempat tanaman berpijak dan berdiri tegaknya tanaman
o Memiliki kemampuan mengikat air dan menahan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman
o Memiliki aerasi dan drainase yang baik
o Dapat menjaga kelembaban di sekitar akar tanaman
o Tidak mudah rapuh atau lapuk
(Redaksi PS, 2007)
2.4 Macam-macam media tanam
2.4.1 Media tanam organik
o Kompos
Kompos adalah media tanam yang berasal dari proses fermentasi
tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun,
rumput, dan sampah kota. Kelebihan kompos mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah,
baik fisika, kimiawi, maupun biologis.
(Redaksi PS, 2007)
o Sekam
Sekam mengandung N 0,32 %, PO 15 %, KO 31 %, Ca 0,95% ,
dan Fe 180 ppm, Mn 80 ppm , Zn 14,1 ppm dan PH 6,8.
Karakteristik lain dari sekam adalah ringan (berat jenis 0,2 kg/l).
Sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, sehingga
dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif
(Wuryaningsih, 1996). Sekam mempunyai sifat yang mudah
mengikat air, tidak mudah menggumpal, harganya relatif murah,
bahannya mudah didapat, ringan, steril dan mempunyai porositas
yang baik (Prihmantoro dan Indriani, 2003).
o Serbuk Gergaji
Keunggulan menggunakan serbuk gergaji sebagai media tanam
yaitu :
Banyak tersedia, karena serbuk gergaji merupakan produk
sampingan dari industri pengolahan kayu non kertas.
Ringan.
Mudah dibentuk, hanya dengan menambahkan sedikit air
maka media serbuk gergaji mampu menyimpan air dalam
jumlah banyak.
Dapat menyimpan zat hara seperti halnya tanah.
Memiliki porositas yang cukup tinggi namun bisa diatur
kepadatannya hingga mencapai tingkat porositas dengan
mengatur rasio pemberian air.
Kekurangan media serbuk gergaji sebagai media tanam yaitu:
Mudah dijangkiti jamur sehingga dapat mematikan akar
tanaman akibat
aktivitas jamur yang dapat menghasilkan temperatur yang
tinggi.
Perlu pemantauan, karena ketika serbuk gergaji dalam
keadaan sangat kering, sifat granulanya akan muncuk
sehingga dapat mengurangi kemampuan dalam menyokong
akar tanaman.
(Anonim1, 2013)
2.4.2
Media tanam anorganik
o Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah.Sejauh ini, pasir dianggap
memadaidan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaianbenih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran
setek batangtanaman.Pasir memiliki pori berukuran besar
(makro) oleh karena itumudah basah dan cepat kering oleh
proses penguapan. Kohesidan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasirsangat kecil sehingga mudah terkikis
oleh air atau angin.Mediapasir lebih membutuhkan pengairan
dan pemupukan yang lebihintensif.Namun pasir memungkinkan
tanaman yang ditanam di media ini membuat perakaran yang
lebih luas karena pasir cenderung mudah ditembus oleh akar.
(Wiryanta, 2007)
2.5 Syarat media tanam yang baik
Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman
yang baik, yaitu sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang
tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan
atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman.
(Anonim2, 2013)
2.6 Pengertian perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio,
dimana tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan
berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan
ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai
kecambah.Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari
dalam biji.
(Kusfebriani dkk. , 2010)
2.7 Pengertian benih, biji dan bibit
a. Benih: biji yang telah diseleksi dan digunakan untuk tujuan
pertanaman/budidaya.
b. Biji: biji yang tidak diseleksi untuk ditanam atau untuk tujuan
konsumsi.
c. Bibit: bahan pertanaman yang aktif dalam keadaan vegetatif
(misalnya ubi kentang).
2.8 Macam-macam tipe perkecambahan
Hipogeal
Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan
plumula (daun lembaga) tertarik ke atas keluarmenembus kulit biji dan
muncul di atas tanah tetapi kotiledon relatif tetap posisinya di dalam
tanah.Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri, kacang tanah dan jagung.
Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di
bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga
(plumula) dankotiledon terangkat ke atas tanah.Perkecambahan tipe ini
misalnya terjadi padakacang hijau, biji buncis, dan biji jarak.
(Kusfebriani dkk. , 2010)
2.9 Pengertian perbanyakan vegetatif dan generatif
Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji disebut perbanyakan generatif.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ
vegetatif tanaman, misal stek batang, stek daun, stek akar, cangkok, okulasi,
grafting, dan kultur jaringan.
(Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)
2.10 Macam-macam perkembangan vegetatif
2.10.1 Secara alami
Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan
tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan atau anakan
tanaman baru. Contohnya yaitu :
a. UmbiLapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi.
Contohnya seperti bawang merah.
b. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat
penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada
di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru.Contoh
seperti jagung dan ketela rambak.
c. Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana
pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru.Misalnya seperti
tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.
d. Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang
tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alangalang, dll.
e. Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang
biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
f. Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan
induknya. Contohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan
lain sebagainya.
g. Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian
tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas
adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
2.10.2 Secara Buatan
Setek (cuttage), perbanyakan sengan memotong organ tanaman.
Setek dibedakan menjadi:
a. setek akar, pada jambu biji, sukun, costal batu .
b. stek daun, pada wijaya kusuma, cocor bebek.
c. stek batang, pada ketela pohon, panili, dadap, gamal dan lainlain.
d. Menempel (okulasi), mata tunas batang atas yang ditempelkan
pada batangbawah tanpa kayu (kulit dengan mata saja). Okulasi
banyak dilakukan padatanaman buah-buahan , seperti: mangga,
rambutan, durian, jeruk.
e. Menyambung (grafting), yaitu mata tunas dari batang atas
yangdisambungkan pada batang bawah masih mengandung kulit
dan kayu.Grating banyak diterapkan pada: kopi, kakao, sawo,
melinjo, duku, kembangkertas, dan lain-lain.
(Sudarka dkk. , 2009)
2.11 Keuntungan dan kerugian perbanyakan generatif dan vegetatif
Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah untuk penanaman,
tidak memerlukan wadah/tempat yang besar sehingga mudah
didistribusikan, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu.Benih juga
mudah dikembangkan menjadi individu baru yang unggul, misal benih
hibrida.
Kerugian perbanyakan generatif adalah biji sebagai penggabungan dari dua
gamet bisa mempunyai sifat yang tidak samadengan induknya.
Keuntungan penggunaan organ vegetatif sebagai bahan tanam adalah
tanaman baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Pada
perbanyakan cangkok, budding dan grafting, tanaman bisa langsung
memasuki fase reproduktif karena tidak memerlukan fase vegetatif.
Kerugian metode perbanyakan vegetative adalah memerlukan tempat/wadah
yang besar sehingga agak sulit dalam distribusi bibit.
2.12 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif dan
generatif
2.12.1 Faktor Intern:
dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian
kelembaban tinggi)
ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
2.12.2 Faktor Ekstern:
Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan
kelembaban yang tinggi)
Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan
cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)
Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan
yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan
terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan
kebusukan)
(Anonim3, 2011)
BAB III
BAHAN DAN METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan bahan
Alat
No.
1 Cetok
2
Nama alat
Ember
3 Tipe-x
4 Alat tulis
5 Penggaris
6 Kamera
Tabel 1 alat
Fungsi
Mengambil bahan tanam
Membawa dan memindahkan media
tanam, menyiram tanaman
Menulis keterangan pada polybag
Mencatat hasil pengamatan
Mengukur tinggi tanaman
Dokumentasi gambar
Bahan
No.
Nama alat
1 Tanah
2 Serbuk kayu
3 Sekam padi
4 Pupuk kandang
5 Pasir
6 Jagung
7 Kacang hijau
8 Sensivera
9 Pegangan
10 Ubi jalar
11 Polybag
12 Air
Tabel 2 bahan
Fungsi
Sebagai media tanam
Sebagai bahan tanam
Tempat media tanam
Menyiram tanaman
3.2 Cara kerja
Penanaman
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag
Memasukan media tanam ke dalam polybag sesuai dengan
keterangannya
Menanam bahan tanam sesuai dengan keterangannya
Vegetatif
Sansivera
Pegagan
Generatif
Ubi Jalar
Banih
Jagung
Benih
Kacang
Hijau
1. Jagung
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Memasukan setiap bahan tanam ke dalam masing-masing polybag dengan
membuat lubang pada media tanam satu ruas jari
Menanam benih jagung masing-masing 2 benih dalam setiap polybag
Menyiram dengan air setiap hari
Mengamati perkecambahan dan mengukur serta menghitung jumlah daun
jagung setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
2. Kacang Hijau
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Memasukan setiap bahan tanam ke dalam masing-masing polybag dengan
membuat lubang pada media tanam satu ruas jari
Memasukkan bahan tanam 3-4 benih ke dalam lubang, lalu menutupnya
dengan media tanam
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati perkecambahan dan mengukur serta menghitung jumlah daun
setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
3. Sansivera
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Mananam 1 daun sansivera yang telah dipotong kedalam setiap media
tanam yang berbeda
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati dan mengukur panjang serta tinggi daun setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
4. Ubi Jalar
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Mananam 1 batang ubi jalar pada setiap media tanam yang berbeda
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati dan mengukur panjang serta tinggi daun setiap 7 hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
5. Pegagan
Menyiapkan alat dan bahan
Menulis keterangan pada polybag yang akan digunakan dan mengisinya
dengan bahan tanam hingga 4/5 bagian (tanah, pasir, tanah + pasir, tanah +
pupuk kandang, sekam, dan serbuk gergaji)
Mananam batang pegagan pada setiap media tanam yang berbeda
Menyiram dengan air setiap seminggu sekali
Mengamati dan mengukur panjang, tinggi daun serta jumlah daun setiap 7
hari sekali
Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikannya
3.3 Analisa Perlakuan
Kita melakukan penanam dengan menggunkan media tanam yang
berbeda. Pertama, kita siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Seperti cetok,
ember, polybag, sarung tangan plastik, kemudian media tanam yang terdiri
dari tanah, pasir, tanah+pasir, tanah+kompos, sekam, dan serbuk gergaji.
Bahan tanam yang akan ditanam ada 2 jenis yaitu bahan tanam generativ
(jagung dan kacang hijau) dan bahan tanam vegetatif (ubi jalar, sansivera dan
pegagang).
Setelah menyiapkan itu semua, kemudian mulai menyiapkan media
tanam dengan mengisi sebanyak 30 polybag. 5 polybag media tanam tanah, 5
polybag media tanam pasir, 5 polybag media tanam tanah+pasir, 5 polybag
media tanam tanah+kompos, 5 media tanam sekam dan 5 polybag media
tanam serbuk gergaji.ketika mengisi polybag jangan diisi penuh melainkan 5/4
dari tingginya. Selain itu saat menanam ubi jalar dan sansivera jangan lupa
dipotong dengan panjang 20 cm, tapi untuk sansivera dipotong dengan bentuk
V dibagian ujungnya. Setelah penanaman sudah selesai semua, jangan lupa
untuk menyiram setiap hari dan mengukur panjang, jumlah daun selama
seminggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Data Tanaman Jagung
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Tinggi Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
8,3
12,8
15,3
16,5
5,1
14
14,3
15
7,4
10
16,9
20,1
10,2
16
17,5
19,1
5,8
9,8
12,1
18,3
6,2
10,2
13,7
14
38 hst
20
15,3
25
22
19
16,4
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
3
4
5
5
3
3
3
3
3
4
5
5
3
5
5
6
3
3
3
4
3
3
3
3
38 hst
5
3
5
7
4
3
Tabel 3. Waktu Benih Berkecambah Berdasarkan Hari Pengamatan
Media
Tanah
Pasir
Saat Benih Berkecambah
10 hst
10 hst
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
10 hst
10 hst
10 hst
10 hst
Data Tanaman Kacang Hijau
Tabel 4. Tinggi Tanaman Kacang Hijau
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
1
1,2
1,5
2
-
Tinggi Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
7,3
10,5
14,8
17,7
5
5,3
7,4
8
5,2
9
14,9
16,3
7,1
11
17,3
18,9
4,3
5,3
-
38 hst
18
10,3
16,5
25
-
Tabel 5. Jumlah Daun Kacang Hijau
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
2
4
4
5
2
4
4
4
2
3
5
5
2
4
5
5
2
4
-
38 hst
6
4
5
7
-
Tabel 6. Waktu Benih Berkecambah Berdasarkan Hari Pengamatan
Media
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
Data Tanaman Ubi Jalar
Saat Benih Berkecambah
3 hst
3 hst
3 hst
3 hst
0 hst
10 hst
Tabel 7. Panjang Tanaman Ubi Jalar
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst 10 hst
6
12
8,5
16,2
7
11
9
16
6,8
9,5
10
14
Panjang Tanaman (cm)
17 hst
26 hst
31 hst
21,5
23,5
24,2
19,9
23,8
26,9
15,3
24
24,2
17,3
19,6
20,1
10
11,8
12,7
15
17,7
19
38 hst
24,5
27
25
21
13
19,1
Tabel 8. Jumlah Daun Ubi Jalar
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
7
6
6
6
2
8
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
8
14
16
16
5
8
9
9
9
18
19
20
7
14
19
19
2
6
11
16
10
14
17
17
38 hst
16
12
23
20
16
21
Data Tanaman Sansivera
Tabel 9. Panjang Tanaman Sansivera
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Panjang Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
-
38 hst
-
Data Tanaman Pegagan
Tabel 10. Panjang Tanaman Pegagan
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
1,2
12
12
1,7
8,2
Panjang Tanaman (cm)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
1,5
2
2,2
3,9
13
13,5
14
17
12,5
13
13,5
14
2
2,5
3,5
3,6
8,5
9
9
9,3
38 hst
4
17,4
15,4
4,5
10,3
Jumlah Daun (lembar)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
1
2
3
5
3
5
7
7
4
4
9
12
1
2
3
4
2
2
3
3
38 hst
10
11
21
6
3
Tabel 11. Jumlah Daun Pegagan
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
1
2
3
1
1
Tabel 12. Jumlah Stolon Pegagan
Media Tanam
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kompos
Sekam
Serbuk gergaji
3 hst
-
Jumlah Stolon (batang)
10 hst 17 hst 26 hst 31 hst
1
1
4
4
-
38 hst
1
3
6
2
-
4.2 Pembahasan
A. Jagung
Jagung yang menggunakan media tanam tanah kompos pada 10-26
HST mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi daripada media tanam
lainnya. Pada 31 HST tinggi jagung pada media tanam tanah pasir justru lebih
tinggi daripada media tanam yang lain, yaitu 20,1 cm. Hanya berbeda 1 cm
dengan media tanam tanah kompos yang tingginya 19,1 cm. Kemudian pada
38 HST tinggi jagung menggunakan media tanam tanah pasir bertambah
menjadi 25 cm. Hasil tersebut jauh lebih tinggi di bandingkan media tanam
yang lain seperti tanah kompos (22cm), tanah (20cm), sekam (19cm), serbuk
gergaji (16,4cm), pasir (15,3cm). Dari data yang di dapat, tanah pasir lebih
optimal dalam pertumbuhan jagung karena adanya tekstur tanah dan pasir
yang di campur dalam satu wadah (pilybag) menyebabkan pengikatan partikel
air menjadi semakin besar, serta adanya bahan organik dan mineral dalam
tanah tersebut. Berbeda dengan media tanam yang lain seperti pasir yang
memiliki luas permukaan yang kecil bila dibandingkan dengan tekstur tanah.
Jadi bila di siram, media tanam pasir mengikat lebih kecil partikel air daripada
tanah. Serbuk gergaji dapat menyimpan banyak partikel air, karena kurangnya
pengawasan dalam menyiram serbuk gergaji maka sifat granula muncul yang
mengurangi kemampuan dalam menyokong akar tanaman (Anonim4, 2013).
Faktor diatas juga mempengaruhi jumlah daun yang tumbuh. Pada serbuk
gergaji dan pasir, jumlah daun tidak bertambah dari 10 HST hingga 38 HST
yakni 3 lembar daun saja, karena kurangya unsur organik dan mineral. Pada
media tanam tanah dan tanah pasir, jumlah daun meningkat pada 10 HST, 17
HST dan 26 HST, hingga pada 38 HST jumlah daun tidak mengalami
perubahan yakni tetap berjumlah 5 lembar daun, penyebabnya karena
kurangnya bahan organik dalam tanah. Lalu pada sekam jumlah daun 3 lembar
untuk 10-26 HST dan bertambah menjadi 4 lembar pada 31 HST hingga pada
38 HST tidak mengalami pertambahan jumlah daun, karena memiliki sirkulasi
udara yang tinggi menyebabkan penguapan terjadi lebih banyak
(wuryaningsih, 1996). Setelah itu pada tanah kompos mengalami perubahan
jumlah daun yang signifikan, yakni 3 lembar pada 10 HST meningkat menjadi
5 lembar pada 17 HST dan meningkat lagi pada 31 dan 38 HST yakni 6 dan 7
lembar daun. Hal ini karena tanah dapat menyimpan air layaknya serbuk
gergaji dan di tambah adanya kompos sebagai penyedia unsur hara bagi
tanaman jagung.
B. Kacang Hijau
Kacang hijau tumbuh dengan baik pada media tanam tanah dan tanah
kompos, hal ini terjadi karena adanya bahan organik dan mineral yang cukup
serta pengikatan partikel air yang baik pada tanah. Kompos yang mengadung
unsur hara menjadikan kacang hijau tumbuh lebih baik di bandingkan media
tanam yang hanya tanah saja. Kacang hijau pada sekam tidak dapat tumbuh,
hal yang sama pada serbuk gergaji, namun pada serbuk gergaji memiliki umur
yang pendek, yaitu pada periode 10 hst hingga 17 hst dengan jumlah daun
masing-masing 2 dan 4 lembar, setelah itu mati. Hal itu dapat terjadi karena
sekam memiliki sirkulasi udara yang tinggi (wuryaningsih,1996) dan serbuk
gergaji cepat kering jika disiram sehingga kemampuan dalam menyokong akar
tanaman berkurang akibat sifat granula yang muncul.
Hal tersebut juga berpengaruh pada jumlah daun yang tumbuh. Jumlah
daun pada tanah kompos terus mengalami peningkatan karena kompos mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah, baik fisika,
kimiawi, maupun biologis (redaksi ps, 2007).
C. Ubi Jalar
Pada media pasir, ubi jalar tumbuh dan berkembang dengan sangat
baik, pada 3 HST memang panjang tanaman berbeda jauh dengan media
serbuk gergaji, yaitu 8,5 cm untuk pasir dan 10 cm untuk serbuk kayu. Namun
pada 10 HST panjang ubi jalar hampir dua kali lipat, yaitu 16,2 cm (beda tipis
dengan tanah kompos). Pada 17 HST panjang ubi jalar di media tanah
mengungguli panjang pada media pasir, yaitu 21,5 cm untuk tanah dan 19,9
untuk pasir. Kemudian pada 26 HST panjang ubi jalar dengan media pasir
adalah 23,8 cm, 0,2 cm lebih sedikit pada media tanah pasir yaitu 24 cm. Ubi
jalar pada 31 HST memiliki panjang 26,9 cm dengan perbedaan yang jauh
dengan media tanam lain hingga pada 38 HST panjangnya pada media tanam
pasir mencapai 27 cm melebili yang lain.
Ubi jalar pada media pasir memang unggul dalam panjangnya, namun
jumlah daun lebih sulit tumbuh daripada ubi jalar lain yang di tanam pada
media tanam seperti tanah, tanah pasir, tanah kompos, sekam dan serbuk
gergaji.ini dikarenakan oleh faktor internal pasir yang memiliki sedikit bahan
organik dan memiliki pori-pori yang besar. Berbeda dengan media tanam
tanah pasir yang memiliki pori-pori yang merata dan bahan organik dari tanah
itu sendiri. Tanah memiliki pori-pori yang kecil sehingga air meresap dengan
perlahan namun tanah mengikat partikel air dengan kuat dengan kata lain
ketersediaan air bagi ubi jalar dapat tercukupi. Bila di tanah di campur
kompos, maka kompos akan memperbaiki sifat tanah baik fisika, kimiawi dan
biologis.
D. Sansivera
Sansivera yang di tanam pada media tanam tanah + kompos, tanah + pasir,
dan tanah tidak memiliki tunas yang tumbuh, namun pada media tanam
tersebut, sansivera memiliki akar. Panjang akar sansivera pada media tanam
tanah + kompos sekitar 7 cm, pada tanah + pasir 6 cm dan pada tanah 6 cm.
Sansivera yang di tanam pada media tanam pasir dan sekam tidak mengalami
perubahan pertumbuhan yang meningkat, justru sansivera tidak tumbuh
karena umumnya sansivera tumbuh di media tanam tanah.
E. Pegagan
Pegagan tumbuh di daerah yang lembab. Pegagan menghendaki kondisi
tanah yang lembab dan subur, kelembaban udara antara 70% - 90% dengan
rata-rata suhu udara antara 30 – 50oC. Tanaman ini akan tumbuh baik pada
intensitas cahaya 30 - 40% dan tingkat kemasaman tanahnetral antara 6-7
(Winarto dan Surbakti, 2003)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum yang telah dilakukan,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Media tanam dapat diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal
tanaman. Sebagai tempat tinggal yang baik, media tanam harus dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman
2. Pada dasarnya tanaman tumbuh di media tanah akan tetapi tanaman
juga bisa tumbuh di media lain seperti: Gel, Pasir, Kerikil, Pecahan
batu kerikil dll.
3. Faktor yang mendukung berfugsinya media tanam diantaranya, air dan
udara, unsur hara, kelembaban, cahaya, pH(drajat keasaman)
5.2 Saran
Jika akan menuju lahan hendaknya berdoa bersama terlebih dahulu, selain
meminta perlindungan Tuhan, hal ini juga dapat memperkuat solidaritas
baik antara praktikan dan juga antara praktikan dan asisten praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2013. Apa Manfaat Serbuk Gergaji Sebagai Media Tanam?.
http://id.answers.yahoo.com/question/index. Diakses pada tanggal
21 April 2015.
Anonim2. 2013. Pengaruh Penggosokan Benih dan Media Tanam Pada
Perkecambahan Benih Karet (Havea brassiliensis).
http://4m3one.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 April
2015.
Anonim3. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Vegetatif.
http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/perbanyakanvegetatif. Diakses pada tanggal 20 April 2015.
Kusfebriani, dkk. 2010. Perkecambahan dan Dormasi. Jakarta : FMIPA
Universitas Negeri Jakarta.
Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim
Untuk Hobi dan Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Redaksi PS. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Depok: Penebar
Swadaya.
Wiryanta, Bernardinus T. Wahyu. 2007. Media Tanam untuk Tanaman
Hias.Jakarta: Agromedia
Wuryaningsih, S. 1996. Pertumbuhan Beberapa Setek Melati pada Tiga
Macam Media. Jurnal Penelitian Pertanian. 5(3):50-57.