Audit Pengadaan Barang dan Jasa oleh Pihak III
AU DI T PEN GADAAN
BARAN G da n JASA
OLEH
PI H AK K E I I I
Disampaikan oleh;
Emharri Manda Nasution, SE, MM, CA.
Sentul, 3 Juni 2016
Peningkatan Kapasitas API
di Lingkungan Kemenristekdikti
dalam Melakukan APBJ
Agenda
Pokok
1. Gambaran Umum
Pengadaan Barang dan
Jasa Oleh Pihak III
2. Audit atas Pengadaan
Barang
3. Audit atas Pengadaan
Jasa Lainnya
4. Audit atas Pekerjaan
Konstruksi
5. Audit atas Pengadaan
Jasa Konsultansi
2
Sub Bahasan II;
AUDIT PENGADAAN BARANG
1. Sasaran Audit dalam Pengadaan
Barang
aspek
kewajaran
harga.
pemanfaatan
barang yang
diperoleh.
kesesuaian
spesifikasi.
Sasaran
Audit
ketepatan
kuantitas.
ketepatan
kualitas.
2. Penyusunan PKA Pengadaan Barang
Lamp 2
Lamp 3
Lamp 4
Lamp 5
Lamp 6
Lamp 7
• Aspek ketaatan thd ketentuan
perUUan yg berlaku
• Aspek kewajaran harga
• Aspek ketepatan kualitas,
• Aspek ketepatan kuantitas.
• Aspek ketepatan waktu,
• Aspek pemanfaatan hasil,
M
O
D
I
F
I
K
A
S
I
e
Pemanfaatan
Barang
d
Fisik
c
Spesifikasi
Teknis
b
Harga
a
Prosesdur Pemilihan
Penyedia Barang
Fokus Pengujian
PKA Aspek Ketaatan Thd Ketentuan
Perundang‐undangan Yang Berlaku
No
Fokus Pengujian
1. Persyaratan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Panitia/Pejabat
Pengadaan Barang/Jasa
Sasaran Audit
Menilai bahwa pejabat pembuat komitmen dan
panitia/pejabat pengadaan barang/jasa adalah
orang yang tepat sesuai dengan persyaratan
ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Prosedur Pelaksanaan Pemilihan a. Meyakinkan bahwa pendokumentasian
Penyedia Barang/Jasa
proses pengadaan telah dilakukan dengan
memadai.
b. Meyakinkan bahwa prosedur pemilihan
penyedia telah dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Meyakinkan bahwa penyedia yang akan
ditunjuk adalah penyedia yang memenuhi
syarat menurut ketentuan yang berlaku.
3. Kontrak PengadaanBarang/Jasa a. Meyakinkan bahwa isi kontrak pengadaan
barang/jasa termasuk supervisi
pelaksanaan kontrak telah sesuai dengan
ketentuan.
b. Memastikan uang muka yang diberikan
kepada penyedia B/J telah sesuai dengan
ketentuan.
PKA Aspek Kewajaran Harga
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1. Harga Kontrak Pengadaan Untuk memperoleh keyakinan bahwa
Barang
harga kontrak telah memenuhi syarat
paling menguntungkan dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta pajak
dan PNBP yang berkaitan dengan
pengadaan
barang/jasa
telah
dipungut atau disetor sesuai dengan
ketentuan.
PKA Aspek Ketepatan Kualitas
No
Fokus Pengujian
1. Kualitas Barang
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa kualitas
pengadaan barang/jasa yang telah
dilaksanakan
sesuai
dengan
persyaratan
(spesifikasi)
yang
ditetapkan dalam kontrak.
PKA Aspek Ketepatan Kuantitas
No
Fokus Pengujian
1. Kuantitas Barang
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa realisasi
kuantitas pengadaan barang/jasa
telah sesuai dengan kuantitas yang
ditetapkan
dalam
kontrak
dan
pembayaran telah dilakukan sesuai
dengan realisasi fisik/pekerjaan.
PKA Aspek Ketepatan Waktu
No
Fokus Pengujian
1. Ketapatan waktu
penerimaan Barang
Sasaran Audit
Untuk
meyakinkan
bahwa
penyelesaian pengadaan barang/jasa
telah sesuai atau tidak melampaui
jangka waktu yang ditetapkan dalam
kontrak dan addendum-nya.
PKA Aspek Pemanfaatan Hasil
Pengadaan
No
Fokus Pengujian
1. Pemanfaatan Barang
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa pengadaan
barang/jasa yang sedang atau telah
diselesaikan/ diserahkan, telah sesuai
dengan kebutuhan dan atau telah
dimanfaatkan
sebagaimana
seharusnya
a. Pengujian Prosedur Pemilihan
Penyedia Barang
Sasaran Audit untuk meyakinkan bahwa proses penetapan penyedia
barang sudah sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010,
auditor menguji langkah demi langkah prosedur pemilihan penyedia barang.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen dan bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
wawancara, konfirmasi, klarifikasi, uji dokumen, dan tracing.
b. Pengujian harga
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa harga barang yang diperoleh adalah
harga optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
auditor harus meyakini bahwa
HPS disusun secara keahlian
berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
untuk meyakini harga yang ditawarkan pemenang sudah
merupakan hasil evaluasi harga oleh ULP yg mencakup
koreksi aritmatik, pembandingan dengan HPS ,
pembandingan dengan penawar yang lain, dan/atau
negosiasi dengan penawar peringkat pertama.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen, bukti analisi dan bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
membandingkan harga kontrak dengan harga pasar pada saat
penandatanganan kontrak, konfirmasi, klarifikasi, dan tracing.
c. Pengujian Spesifikasi Teknis
c.1. Fokus pada Fisik Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa spesifikasi teknis barang yang
diterima telah sesuai dengan yang dipesan.
auditor menguji spesifikasi teknis yg mencakup al; dimensi, kapasitas, kinerja
atau kemampuan barang, masa guna , dan ramah lingkungan.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen, bukti analisis dan bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
membandingkan, pengujian/test, konfirmasi, dan cek.
c. Pengujian Spesifikasi Teknis
c.2. Fokus pada Dokumen Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang yang dibeli memiliki jaminan
dari distributor atau garansi pabrikan dan memiliki memiliki jaminan purna jual
auditor menguji dokumen terkait garansi dan jaminan purna jual.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
konfirmasi, wawancara dan cek.
d. Pengujian Fisik
d.1. Fokus pada kuantitas Barang
Sasaran Audit untuk meyakini keberadaan dan jumlah fisik barang yang
diadakan
auditor menghitung dan menguji kondisi fisik barang.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti fisik
Teknik audit yang dapat digunakan
inventarisasi
d. Pengujian Fisik
d.2. Fokus pada waktu serah terima Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang diterima tepat waktu pada
tempat yang disepakati sesuai kontrak
auditor meyakinkan bahwa barang yg diterima tidak mengalami
keterlambatan.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
klarifikasi dan trasir
d. Pengujian Fisik
d.3. Fokus pada identitas Barang
merek dan model, nomor produksi,
tanggal/bulan/tahun produksi,
pabrik pembuat, negara pembuat
Sasaran Audit untuk meyakini identitas barang yang diterima sesuai
dengan berita acara penerimaan barang.
auditor menguji identifikasi dari pabrik yang tertera pada barang atau kemasan
barang, SNI dan identitas lainnya
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
konfirmasi, tracing, dan cek fisik
e. Pengujian Pemanfaatan Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang yg diadakan benar2
dimanfaatkan untuk pelaksanaan tupoksi K/L/D/I sesuai dengan rencana
auditor meyakinkan bahwa barang yg diterima dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
cek/uji fisik, dan wawancara dengan pemakai
Sub Bahasan III;
Audit pengadaan j asa lainnya pada dasarnya
sama dengan audit pengadaan barang,
perbedaannya adalah barang secara f isik
mudah di ident if ikasi sedangkan j asa secara
f isik t idak mudah diident if ikasi, dalam hal ini
audit or bisa mengident if ikasi secara f isik
pr ovi der (penyedia j asa) dan hasil j asa dari
provider t ersebut .
Penahapan
audit pengadaan j asa
lainnya sama dengan penahapan
dalam audit at as barang.
Unt uk penet apan audit pra kont rak
prosesnya j uga sama dengan audit
prakont rak pengadaan barang.
Sub Bahasan IV;
AUDIT ATAS PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Tujuan pokok dalam audit
K
U
A
L
I
T
A
S
membuktikan
secara fisik bhw yg
telah digambar,
fisiknya benar2 ada,
dan telah dikerjakan
oleh penyedia.
meyakinkan
kewajaran harga
yang meliputi; harga
bahan, upah dan
pemakaian alat.
H
A
R
G
A
Identifikasi Risiko
TINGKAT
KEGIATAN PENGADAAN PEKERJAAN
RISIKO
KONSTRUKSI
TINGGI
SEDANG
RENDAH
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi yang kompleks,
berteknologi tinggi, dan digunakan untuk jangka waktu yang
lama (lebih dari 2 tahun), berdampak tinggi pd keselamatan
manusia (24 jam terus menerus ada manusianya).
Untuk pekerjaan konstruksi yang tidak komplek (sudah lazim
digunakan), berteknologi sedang, dan akan digunakan untuk
jangka waktu menengah (1 s.d. 2 tahun), berdampak
menengah pada keselamatan manusia (12 sampai dengan 24
jam dihuni manusia tidak terus menerus).
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi yang sederhana,
teknologi rendah, sudah pernah dilakukan berulangkali, dan
digunakan operasional instansi, kurang berdampak pada
keselamatan manusia (0 sampai dengan 12 jam
dihuni/digunakan manusia).
Pusdiklat Pengawasan BPKP
43
Pengujian Fisik Konstruksi
Sasaran Audit membuktikan secara fisik bahwa konstruksi yang telah
dituangkan dalam gambar jadi (as built drawing) benar-benar ada dan sesuai
spesifikasi teknis dalam kontrak
auditor harus mendapatkan dokumen shop drawing (gambar sebelum
bangunan dikerjakan) dan as built drawing (gambar stlh selesai dikerjakan).
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti fisik dan dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
Inventarisasi dan uji
Pengujian Spek Teknis Konstruksi
Sasaran Audit Untuk meyakini pemenuhan standar konstruksi yang berlaku
di Indonesia (seperti SNI)
auditor harus dibekali dgn kemampuan yang memadai untuk menganisis hasil
pengukuran yang telah dibuat penyedia/konsultan pengawas atau PPK.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti analisis
Teknik audit yang dapat digunakan
analisis
Pengujian Kewajaran Harga
Sasaran Audit Untuk meyakini kewajaran harga,
auditor harus menguji harga yang ditawarkan penyedia yang mencakup harga
bahan, harga upah, dan harga pemakaian alat.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
Konfirmasi harga yang berlaku pada saat penandatanganan kontrak.
Jika harga tersebut tidak diperoleh, auditor dpt menggunakan harga sekarang
yang disesuaikan menggunakan indeks pd tanggal penandatanganan kontrak.
1. Titik Kritis (Red Flag) dalam
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
aspek
kewajaran
harga.
pemanfaatan
barang yang
diperoleh.
ketepatan
kuantitas.
kesesuaian
spesifikasi.
Titik Kritis
Secara
Spesifik
ketepatan
kualitas.
1. Sasaran Audit dalam Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
ketidaktepatan
penggunaan
standar koefisien
dalam penyusunan
RAB;
spesifikasi/kualitas
bahan tidak sesuai
dengan yang
ditetapkan;
keterlambatan
penyelesaian
pekerjaan;
kemahalan harga
terutama bahan
dan pemakaian alat
yang digunakan;
kelebihan
perhitungan volume
fisik yg ditagihkan
pembayarannya
(kontrak harga
satuan);
adanya pengalihan
pekerjaan utama dari
penyedia kepada
pihak lain
(subkontraktor)
pekerjaan utama.
perbedaan asumsi
dalam penyusunan
spesifikasi teknis
maupun RAB dgn
kondisi lapangan;
kekurangan volume
pekerjaan;
2. Penyusunan PKA Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Lamp 2
Lamp 3
Lamp 4
Lamp 5
Lamp 6
Lamp 7
• Aspek ketaatan thd ketentuan
perUUan yg berlaku
• Aspek kewajaran harga
• Aspek ketepatan kualitas,
• Aspek ketepatan kuantitas.
• Aspek ketepatan waktu,
• Aspek pemanfaatan hasil,
M
O
D
I
F
I
K
A
S
I
e
Pemanfaatan
Hsl Konstruksi
d
Fisik
Konstruksi
c
Spek Teknis
Konstruksi
b
Harga
Konstruksi
a
Prosedur Pemilihan
Penyedia
Fokus Pengujian
PKA Aspek Ketaatan Thd Ketentuan
Perundang‐undangan Yang Berlaku
No
Fokus Pengujian
1. Persyaratan Pejabat
Pembuat Komitmen dan
Panitia/Pejabat Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
2. Prosedur Pelaksanaan
Pemilihan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi
3. Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Sasaran Audit
Menilai bahwa pejabat pembuat komitmen dan
panitia/pejabat pengadaan Pekerjaan Konstruksi
adalah orang yang tepat sesuai dengan persyaratan
ketentuan perundangan yang berlaku.
a. Meyakinkan bahwa pendokumentasian proses
pengadaan telah dilakukan dengan memadai.
b. Meyakinkan bahwa prosedur pemilihan
penyedia telah dilaksanakan sesuai ketentuan
yang berlaku.
c. Meyakinkan bahwa penyedia yang akan ditunjuk
adalah penyedia yang memenuhi syarat
menurut ketentuan yang berlaku.
a. Meyakinkan bahwa isi kontrak pengadaan
barang/jasa termasuk supervisi pelaksanaan
kontrak telah sesuai dengan ketentuan.
b. Memastikan uang muka yang diberikan kepada
penyedia B/J telah sesuai dengan ketentuan.
PKA Aspek Kewajaran Harga
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1. Harga Kontrak Pengadaan Untuk memperoleh keyakinan bahwa
Pekerjaan Konstruksi
harga kontrak telah memenuhi syarat
paling menguntungkan dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta pajak
dan PNBP yang berkaitan dengan
pengadaan pekerjaan konstruksi
telah dipungut atau disetor sesuai
dengan ketentuan.
PKA Modifikasian atas Harga Konstruksi
1) Dapatkan pedoman analisis Harga Satuan Pekerjaan
(HSP) yang terkait.
2) Lakukan pengujian atas kesesuaian penggunaan
standar koefisien dalam penyusunan RAB (HPS
maupun kontrak).
3) Dapatkan informasi harga pasar yang berlaku untuk
bahan, upah, dan biaya/sewa peralatan melalui;
a. konfirmasi penyedia di pasar,
b. harga kontrak pekerjaan sejenis, dan
c. asosiasi penyedia.
4) Lakukan perbandingan dengan harga bahan/upah/sewa
peralatan yang digunakan dalam kontrak pekerjaan
konstruksi yang diaudit.
PKA Aspek Ketepatan Kualitas
No
Fokus Pengujian
1. Kualitas pekerjaan
konstruksi
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa kualitas
pengadaan pekerjaan konstruksi
yang telah dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan (spesifikasi)
yang ditetapkan dalam kontrak.
PKA Modifikasian atas Spek Teknis
Konstruksi
1) Dapatkan data awal/asumsi yang dijadikan dasar dalam
pembuatan spesifikasi pekerjaan maupun perhitungan
volume pekerjaan yang dikontrakkan.
2) Lakukan pengecekan lapangan, apakah data
awal/asumsi tersebut masih relevan dengan kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
PKA Aspek Ketepatan Kuantitas
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1. Kuantitas Fisik Konstruksi Untuk meyakinkan bahwa realisasi
kuantitas
pengadaan
pekerjaan
konstruksi telah sesuai dengan
kuantitas yang ditetapkan dalam
kontrak dan pembayaran telah
dilakukan sesuai dengan realisasi
fisik/pekerjaan.
PKA Modifikasian atas Fisik Konstruksi
1) Dapatkan perhitungan kuantitas akhir dan gambar jadi
dan lakukan analisa atas perhitungan tsb.
2) Lakukan inventarisasi lapangan dan lakukan
perhitungan perhitungan/pengukuran volume pekerjaan
secara sampel.
3) Bandingkan dengan perhitungan volume pekerjaan
yang ditagih dan dibayar kepada penyedia pekerjaan
konstruksi.
4) Dapatkan dokumen/sertifikat hasil pengujian
spesifikasi/kualitas bahan/hasil pekerjaan dan lakukan
pembandingan dengan spesifikasi yang disyaratkan
dalam kontrak.
5) Apabila belum ada ...
PKA Modifikasian atas Fisik Konstruksi
6) Apabila belum ada dokumen/sertifikat hasil pengujian,
minta kepada PPK untuk mendapatkan hasil pengujian
tersebut dan lakukan analisis atas hasil pengujian tsb.
7) Dapatkan dan lakukan analisis atas laporan progres
pekerjaan.
8) Lakukan konfirmasi kepada masyarakat di sekitar lokasi
pekerjaan atas waktu penyelesaian pekerjaan.
9) Lakukan wawancara dengan pengawas lapangan untuk
mengetahui adanya pengalihan pekerjaan utama dari
penyedia kepada pihak lain (subkontraktor).
PKA Aspek Ketepatan Waktu
No
Fokus Pengujian
1. Ketapatan waktu
penerimaan hasil
pekerjaan konstruksi
Sasaran Audit
Untuk
meyakinkan
bahwa
penyelesaian pengadaan pekerjaan
konstruski telah sesuai atau tidak
melampaui jangka waktu yang
ditetapkan
dalam
kontrak
dan
addendum-nya.
PKA Aspek Pemanfaatan Hasil
Pengadaan
No
Fokus Pengujian
1. Pemanfaatan hasil
konstruksi
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa pengadaan
pekerjaan konstruksi yang sedang
atau telah diselesaikan/ diserahkan,
telah sesuai dengan kebutuhan dan
atau
telah
dimanfaatkan
sebagaimana seharusnya
Sub Bahasan V
AUDIT PENGADAAN JASA
KONSULTANSI
FOKUS AUDIT
Keberadaan
Fisik Penyedia
Penyedia
Jasa
Fisik Tenaga
Ahli
Prestasi kerja
Fokus
Kewajaran
Nilai
Pengadaan
Biaya
Langsung
Personil
Biaya
Langsung Non
Personil
Penyedia jasa konsultansi
Keberadaan Fisik Penyedia Jasa, diuji melalui;
• Kejelasan status perusahaan
• Pengalaman dalam melaksanakan kegiatan
sejenis
• Pengalaman melaksanakan di lokasi kegiatan
• Pengalaman manajerial dan fasilitas utama
• Kapasitas perusahaan jumlah tenaga ahli
tetap yg dipekerjakan oeh perusahaan.
Tujuan prosedur audit
• Meyakini lokasi perusahaan sesuai dengan
surat izin jasa konsultansi dan pengurus/
manajemennya tdk dalam pengawasan
pengadilan, tdk bangkrut dan tdk sedang
dihentikan kegiatan usahanya.
• Meyakini kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan, dengan menelaah
pengalaman yang dimilki atas pekerjaan
sejenis dan pada lokasi yang sama.
• Meyakini adanya kepastian tersedianya
tenaga ahli yang berpengalaman dan
mobilisasinya sesuai dgn jadwal dan
kebutuhan di lapangan.
Penyedia jasa konsultansi
Fisik Tenaga Ahli, diuji melalui;
• Tingkat pendidikan
• Pengalaman profesional
• Sertifikat keahlian
• Lain-lain sesuai yg dipersyaratkan dalam
KAK
Tujuan prosedur audit
• Meyakini kepastian status Tenaga Ahli
yang dimiliki perusahaan dan keterikatan
Tenaga Ahli tidak tetap dalam hubungan
kerja dgn perusahaan.
• Meyakini kemampuan Tenaga Ahli dalam
melaksanakan kegiatannya baik secara
formal maupun secara praktek.
• Meyakini integritas Tenaga Ahli dalam
mempertahankan profesionalitasnya.
Penyedia jasa konsultansi
Prestasi Kerja, diuji melalui;
• Pemahaman atas jasa layanan yang
tercantum dalam KAK
• Kualitas metodologi yang digunakan
• Fasilitas pendukung dalam melaksanakan
kegiatan yang diminta dalam KAK
• Gagasan baru yang diajukan.
• Hasil kerja yang diserahkan.
Tujuan prosedur audit
• Meyakini kualitas dari hasil kerja sesuai
dengan yang diatur dalam kontrak/perjanjian
dan telah memenuhi standar yang berlaku
• Meyakini laporan hasil pekerjaan secara
formal dan substansial telah sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak dan aturan yang
berlaku.
• Meyakini apakah semua hasil kerja telah
diserahterimakan kepada PPK dan PA/KPA.
• Meyakini hasil kerja telah dicatat dalam
SIMAK-BMN.
• Meyakini pemanfaatan dari hasil kerja.
EVALUASI KEWAJARAN HARGA
Kewajaran Biaya
Langsung Personil
• Maksimum 4 kali
gaji dasar bagi
tenaga ahli tetap
dan 2,5 kali
penghasilan bagi
tenaga ahli tidak
tetap.
• Didukung dengan
audit payroll dan
bukti pajak.
Kewajaran
Penugasan Tenaga
Ahli dan Pendukung
Perhitungan biaya
berdasarkan:
• 1 bulan dihitung
minimal 22 hari
kerja.
• 1 hari dihitung
minimal 8 jam kerja.
Kewajaran Biaya
Langsung Non
Personil
• Dasar penilaian
kewajaran adalah
HARGA PASAR
yang berlaku.
• At caost
(didukung bukti
pengeluaran)
Tujuan prosedur audit
• Meyakini peritungan biaya personil
dan non personil telah wajar atau
telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
• Meyakini realisasi biaya telah seuai
dengan pengeluaran yang riil dan
didukung dengan bukti yang
memenubi syarat bukti
pengertian
• Biaya Langsung Personil (Remuneration /
Billing Rate) adalah biaya langsung yang
diperlukan untuk pembayaran tenaga ahli
yang melaksanakan kegiatan/proyek yang
dibuat dengan mempertimbangkan harga
yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan
• Biaya Langsung Non Personil (Direct
Reimburseable Cost) adalah biaya
langsung yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan/proyek yang dibuat
dengan mempertimbangkan harga yang
wajar dan dapat dipertanggung-jawabkan
BIAYA LANGSUNG PERSONIL DAN NON
PERSONIL DALAM KONTEKS JENIS
KONSULTANSI
• Jasa konsultansi yang memiliki standar
output. Perhitungan total gabungan biaya
personil dan non personil dapat berdasarkan
proporsi (persentase) tertentu dari suatu nilai,
seperti perancanangan bangunan gedung,
pengawasan pekerjaan konstruksi, dll
• Jasa konsultansi yang tidak dapat
distandarkan (nonstandar). Perhitungan total
gabungan biaya personil dan non personil
didasarkan pada penggunaan tenaga ahli
dalam jangka waktu pelaksanaan kegiatan,
termasuk biaya-biaya yang timbul untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan
KOMPONEN BIAYA LANGSUNG
PERSONIL
Komponen Biaya Langsung Personil Tenaga
Ahli dalam Tim (Konsultan Perusahaan) :
1. Gaji dasar (basic salary)
2. Biaya umum (overhead cost)
3. Biaya sosial (social charge)
4. Keuntungan (profit)
5. Tunjangan penugasan
6. Biaya kompensasi lainnya
untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi
Besaran keuntungan (profit) maksimal 10%
KOMPONEN BIAYA LANGSUNG
PERSONIL (lanjutan)
Komponen Biaya Langsung Personil Tenaga
Ahli Perorangan (Konsultan Perorangan) :
1. Gaji dasar (basic salary)
2. Biaya sosial (social charge)
3. Tunjangan penugasan
untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi
Perpres 54 Tahun 2010 tentang
PBJ Pemerintah
HPS untuk jasa konsultansi terdiri dari komponen :
1. Biaya Langsung Personil (Remuneration)
2. Biaya Langsung Non Personil (Direct
Reimbursable Cost)
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Dimana : Biaya Langsung Personil didasarkan
pada harga pasar gaji dasar (basic salary) yang
terjadi untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi, serta telah memperhitungkan biaya
umum, biaya sosial, keuntungan, tunjangan
penugasan, dan biaya-biaya kompensasi lainnya
BARAN G da n JASA
OLEH
PI H AK K E I I I
Disampaikan oleh;
Emharri Manda Nasution, SE, MM, CA.
Sentul, 3 Juni 2016
Peningkatan Kapasitas API
di Lingkungan Kemenristekdikti
dalam Melakukan APBJ
Agenda
Pokok
1. Gambaran Umum
Pengadaan Barang dan
Jasa Oleh Pihak III
2. Audit atas Pengadaan
Barang
3. Audit atas Pengadaan
Jasa Lainnya
4. Audit atas Pekerjaan
Konstruksi
5. Audit atas Pengadaan
Jasa Konsultansi
2
Sub Bahasan II;
AUDIT PENGADAAN BARANG
1. Sasaran Audit dalam Pengadaan
Barang
aspek
kewajaran
harga.
pemanfaatan
barang yang
diperoleh.
kesesuaian
spesifikasi.
Sasaran
Audit
ketepatan
kuantitas.
ketepatan
kualitas.
2. Penyusunan PKA Pengadaan Barang
Lamp 2
Lamp 3
Lamp 4
Lamp 5
Lamp 6
Lamp 7
• Aspek ketaatan thd ketentuan
perUUan yg berlaku
• Aspek kewajaran harga
• Aspek ketepatan kualitas,
• Aspek ketepatan kuantitas.
• Aspek ketepatan waktu,
• Aspek pemanfaatan hasil,
M
O
D
I
F
I
K
A
S
I
e
Pemanfaatan
Barang
d
Fisik
c
Spesifikasi
Teknis
b
Harga
a
Prosesdur Pemilihan
Penyedia Barang
Fokus Pengujian
PKA Aspek Ketaatan Thd Ketentuan
Perundang‐undangan Yang Berlaku
No
Fokus Pengujian
1. Persyaratan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Panitia/Pejabat
Pengadaan Barang/Jasa
Sasaran Audit
Menilai bahwa pejabat pembuat komitmen dan
panitia/pejabat pengadaan barang/jasa adalah
orang yang tepat sesuai dengan persyaratan
ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Prosedur Pelaksanaan Pemilihan a. Meyakinkan bahwa pendokumentasian
Penyedia Barang/Jasa
proses pengadaan telah dilakukan dengan
memadai.
b. Meyakinkan bahwa prosedur pemilihan
penyedia telah dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Meyakinkan bahwa penyedia yang akan
ditunjuk adalah penyedia yang memenuhi
syarat menurut ketentuan yang berlaku.
3. Kontrak PengadaanBarang/Jasa a. Meyakinkan bahwa isi kontrak pengadaan
barang/jasa termasuk supervisi
pelaksanaan kontrak telah sesuai dengan
ketentuan.
b. Memastikan uang muka yang diberikan
kepada penyedia B/J telah sesuai dengan
ketentuan.
PKA Aspek Kewajaran Harga
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1. Harga Kontrak Pengadaan Untuk memperoleh keyakinan bahwa
Barang
harga kontrak telah memenuhi syarat
paling menguntungkan dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta pajak
dan PNBP yang berkaitan dengan
pengadaan
barang/jasa
telah
dipungut atau disetor sesuai dengan
ketentuan.
PKA Aspek Ketepatan Kualitas
No
Fokus Pengujian
1. Kualitas Barang
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa kualitas
pengadaan barang/jasa yang telah
dilaksanakan
sesuai
dengan
persyaratan
(spesifikasi)
yang
ditetapkan dalam kontrak.
PKA Aspek Ketepatan Kuantitas
No
Fokus Pengujian
1. Kuantitas Barang
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa realisasi
kuantitas pengadaan barang/jasa
telah sesuai dengan kuantitas yang
ditetapkan
dalam
kontrak
dan
pembayaran telah dilakukan sesuai
dengan realisasi fisik/pekerjaan.
PKA Aspek Ketepatan Waktu
No
Fokus Pengujian
1. Ketapatan waktu
penerimaan Barang
Sasaran Audit
Untuk
meyakinkan
bahwa
penyelesaian pengadaan barang/jasa
telah sesuai atau tidak melampaui
jangka waktu yang ditetapkan dalam
kontrak dan addendum-nya.
PKA Aspek Pemanfaatan Hasil
Pengadaan
No
Fokus Pengujian
1. Pemanfaatan Barang
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa pengadaan
barang/jasa yang sedang atau telah
diselesaikan/ diserahkan, telah sesuai
dengan kebutuhan dan atau telah
dimanfaatkan
sebagaimana
seharusnya
a. Pengujian Prosedur Pemilihan
Penyedia Barang
Sasaran Audit untuk meyakinkan bahwa proses penetapan penyedia
barang sudah sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010,
auditor menguji langkah demi langkah prosedur pemilihan penyedia barang.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen dan bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
wawancara, konfirmasi, klarifikasi, uji dokumen, dan tracing.
b. Pengujian harga
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa harga barang yang diperoleh adalah
harga optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
auditor harus meyakini bahwa
HPS disusun secara keahlian
berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
untuk meyakini harga yang ditawarkan pemenang sudah
merupakan hasil evaluasi harga oleh ULP yg mencakup
koreksi aritmatik, pembandingan dengan HPS ,
pembandingan dengan penawar yang lain, dan/atau
negosiasi dengan penawar peringkat pertama.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen, bukti analisi dan bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
membandingkan harga kontrak dengan harga pasar pada saat
penandatanganan kontrak, konfirmasi, klarifikasi, dan tracing.
c. Pengujian Spesifikasi Teknis
c.1. Fokus pada Fisik Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa spesifikasi teknis barang yang
diterima telah sesuai dengan yang dipesan.
auditor menguji spesifikasi teknis yg mencakup al; dimensi, kapasitas, kinerja
atau kemampuan barang, masa guna , dan ramah lingkungan.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti dokumen, bukti analisis dan bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
membandingkan, pengujian/test, konfirmasi, dan cek.
c. Pengujian Spesifikasi Teknis
c.2. Fokus pada Dokumen Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang yang dibeli memiliki jaminan
dari distributor atau garansi pabrikan dan memiliki memiliki jaminan purna jual
auditor menguji dokumen terkait garansi dan jaminan purna jual.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
konfirmasi, wawancara dan cek.
d. Pengujian Fisik
d.1. Fokus pada kuantitas Barang
Sasaran Audit untuk meyakini keberadaan dan jumlah fisik barang yang
diadakan
auditor menghitung dan menguji kondisi fisik barang.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti fisik
Teknik audit yang dapat digunakan
inventarisasi
d. Pengujian Fisik
d.2. Fokus pada waktu serah terima Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang diterima tepat waktu pada
tempat yang disepakati sesuai kontrak
auditor meyakinkan bahwa barang yg diterima tidak mengalami
keterlambatan.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
klarifikasi dan trasir
d. Pengujian Fisik
d.3. Fokus pada identitas Barang
merek dan model, nomor produksi,
tanggal/bulan/tahun produksi,
pabrik pembuat, negara pembuat
Sasaran Audit untuk meyakini identitas barang yang diterima sesuai
dengan berita acara penerimaan barang.
auditor menguji identifikasi dari pabrik yang tertera pada barang atau kemasan
barang, SNI dan identitas lainnya
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
konfirmasi, tracing, dan cek fisik
e. Pengujian Pemanfaatan Barang
Sasaran Audit untuk meyakini bahwa barang yg diadakan benar2
dimanfaatkan untuk pelaksanaan tupoksi K/L/D/I sesuai dengan rencana
auditor meyakinkan bahwa barang yg diterima dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan dan bukti dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
cek/uji fisik, dan wawancara dengan pemakai
Sub Bahasan III;
Audit pengadaan j asa lainnya pada dasarnya
sama dengan audit pengadaan barang,
perbedaannya adalah barang secara f isik
mudah di ident if ikasi sedangkan j asa secara
f isik t idak mudah diident if ikasi, dalam hal ini
audit or bisa mengident if ikasi secara f isik
pr ovi der (penyedia j asa) dan hasil j asa dari
provider t ersebut .
Penahapan
audit pengadaan j asa
lainnya sama dengan penahapan
dalam audit at as barang.
Unt uk penet apan audit pra kont rak
prosesnya j uga sama dengan audit
prakont rak pengadaan barang.
Sub Bahasan IV;
AUDIT ATAS PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Tujuan pokok dalam audit
K
U
A
L
I
T
A
S
membuktikan
secara fisik bhw yg
telah digambar,
fisiknya benar2 ada,
dan telah dikerjakan
oleh penyedia.
meyakinkan
kewajaran harga
yang meliputi; harga
bahan, upah dan
pemakaian alat.
H
A
R
G
A
Identifikasi Risiko
TINGKAT
KEGIATAN PENGADAAN PEKERJAAN
RISIKO
KONSTRUKSI
TINGGI
SEDANG
RENDAH
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi yang kompleks,
berteknologi tinggi, dan digunakan untuk jangka waktu yang
lama (lebih dari 2 tahun), berdampak tinggi pd keselamatan
manusia (24 jam terus menerus ada manusianya).
Untuk pekerjaan konstruksi yang tidak komplek (sudah lazim
digunakan), berteknologi sedang, dan akan digunakan untuk
jangka waktu menengah (1 s.d. 2 tahun), berdampak
menengah pada keselamatan manusia (12 sampai dengan 24
jam dihuni manusia tidak terus menerus).
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi yang sederhana,
teknologi rendah, sudah pernah dilakukan berulangkali, dan
digunakan operasional instansi, kurang berdampak pada
keselamatan manusia (0 sampai dengan 12 jam
dihuni/digunakan manusia).
Pusdiklat Pengawasan BPKP
43
Pengujian Fisik Konstruksi
Sasaran Audit membuktikan secara fisik bahwa konstruksi yang telah
dituangkan dalam gambar jadi (as built drawing) benar-benar ada dan sesuai
spesifikasi teknis dalam kontrak
auditor harus mendapatkan dokumen shop drawing (gambar sebelum
bangunan dikerjakan) dan as built drawing (gambar stlh selesai dikerjakan).
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti fisik dan dokumen
Teknik audit yang dapat digunakan
Inventarisasi dan uji
Pengujian Spek Teknis Konstruksi
Sasaran Audit Untuk meyakini pemenuhan standar konstruksi yang berlaku
di Indonesia (seperti SNI)
auditor harus dibekali dgn kemampuan yang memadai untuk menganisis hasil
pengukuran yang telah dibuat penyedia/konsultan pengawas atau PPK.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti analisis
Teknik audit yang dapat digunakan
analisis
Pengujian Kewajaran Harga
Sasaran Audit Untuk meyakini kewajaran harga,
auditor harus menguji harga yang ditawarkan penyedia yang mencakup harga
bahan, harga upah, dan harga pemakaian alat.
Bukti audit yang dibutuhkan untuk menguatkan simpulan audit
Bukti keterangan
Teknik audit yang dapat digunakan
Konfirmasi harga yang berlaku pada saat penandatanganan kontrak.
Jika harga tersebut tidak diperoleh, auditor dpt menggunakan harga sekarang
yang disesuaikan menggunakan indeks pd tanggal penandatanganan kontrak.
1. Titik Kritis (Red Flag) dalam
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
aspek
kewajaran
harga.
pemanfaatan
barang yang
diperoleh.
ketepatan
kuantitas.
kesesuaian
spesifikasi.
Titik Kritis
Secara
Spesifik
ketepatan
kualitas.
1. Sasaran Audit dalam Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
ketidaktepatan
penggunaan
standar koefisien
dalam penyusunan
RAB;
spesifikasi/kualitas
bahan tidak sesuai
dengan yang
ditetapkan;
keterlambatan
penyelesaian
pekerjaan;
kemahalan harga
terutama bahan
dan pemakaian alat
yang digunakan;
kelebihan
perhitungan volume
fisik yg ditagihkan
pembayarannya
(kontrak harga
satuan);
adanya pengalihan
pekerjaan utama dari
penyedia kepada
pihak lain
(subkontraktor)
pekerjaan utama.
perbedaan asumsi
dalam penyusunan
spesifikasi teknis
maupun RAB dgn
kondisi lapangan;
kekurangan volume
pekerjaan;
2. Penyusunan PKA Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Lamp 2
Lamp 3
Lamp 4
Lamp 5
Lamp 6
Lamp 7
• Aspek ketaatan thd ketentuan
perUUan yg berlaku
• Aspek kewajaran harga
• Aspek ketepatan kualitas,
• Aspek ketepatan kuantitas.
• Aspek ketepatan waktu,
• Aspek pemanfaatan hasil,
M
O
D
I
F
I
K
A
S
I
e
Pemanfaatan
Hsl Konstruksi
d
Fisik
Konstruksi
c
Spek Teknis
Konstruksi
b
Harga
Konstruksi
a
Prosedur Pemilihan
Penyedia
Fokus Pengujian
PKA Aspek Ketaatan Thd Ketentuan
Perundang‐undangan Yang Berlaku
No
Fokus Pengujian
1. Persyaratan Pejabat
Pembuat Komitmen dan
Panitia/Pejabat Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
2. Prosedur Pelaksanaan
Pemilihan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi
3. Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Sasaran Audit
Menilai bahwa pejabat pembuat komitmen dan
panitia/pejabat pengadaan Pekerjaan Konstruksi
adalah orang yang tepat sesuai dengan persyaratan
ketentuan perundangan yang berlaku.
a. Meyakinkan bahwa pendokumentasian proses
pengadaan telah dilakukan dengan memadai.
b. Meyakinkan bahwa prosedur pemilihan
penyedia telah dilaksanakan sesuai ketentuan
yang berlaku.
c. Meyakinkan bahwa penyedia yang akan ditunjuk
adalah penyedia yang memenuhi syarat
menurut ketentuan yang berlaku.
a. Meyakinkan bahwa isi kontrak pengadaan
barang/jasa termasuk supervisi pelaksanaan
kontrak telah sesuai dengan ketentuan.
b. Memastikan uang muka yang diberikan kepada
penyedia B/J telah sesuai dengan ketentuan.
PKA Aspek Kewajaran Harga
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1. Harga Kontrak Pengadaan Untuk memperoleh keyakinan bahwa
Pekerjaan Konstruksi
harga kontrak telah memenuhi syarat
paling menguntungkan dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta pajak
dan PNBP yang berkaitan dengan
pengadaan pekerjaan konstruksi
telah dipungut atau disetor sesuai
dengan ketentuan.
PKA Modifikasian atas Harga Konstruksi
1) Dapatkan pedoman analisis Harga Satuan Pekerjaan
(HSP) yang terkait.
2) Lakukan pengujian atas kesesuaian penggunaan
standar koefisien dalam penyusunan RAB (HPS
maupun kontrak).
3) Dapatkan informasi harga pasar yang berlaku untuk
bahan, upah, dan biaya/sewa peralatan melalui;
a. konfirmasi penyedia di pasar,
b. harga kontrak pekerjaan sejenis, dan
c. asosiasi penyedia.
4) Lakukan perbandingan dengan harga bahan/upah/sewa
peralatan yang digunakan dalam kontrak pekerjaan
konstruksi yang diaudit.
PKA Aspek Ketepatan Kualitas
No
Fokus Pengujian
1. Kualitas pekerjaan
konstruksi
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa kualitas
pengadaan pekerjaan konstruksi
yang telah dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan (spesifikasi)
yang ditetapkan dalam kontrak.
PKA Modifikasian atas Spek Teknis
Konstruksi
1) Dapatkan data awal/asumsi yang dijadikan dasar dalam
pembuatan spesifikasi pekerjaan maupun perhitungan
volume pekerjaan yang dikontrakkan.
2) Lakukan pengecekan lapangan, apakah data
awal/asumsi tersebut masih relevan dengan kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
PKA Aspek Ketepatan Kuantitas
No
Fokus Pengujian
Sasaran Audit
1. Kuantitas Fisik Konstruksi Untuk meyakinkan bahwa realisasi
kuantitas
pengadaan
pekerjaan
konstruksi telah sesuai dengan
kuantitas yang ditetapkan dalam
kontrak dan pembayaran telah
dilakukan sesuai dengan realisasi
fisik/pekerjaan.
PKA Modifikasian atas Fisik Konstruksi
1) Dapatkan perhitungan kuantitas akhir dan gambar jadi
dan lakukan analisa atas perhitungan tsb.
2) Lakukan inventarisasi lapangan dan lakukan
perhitungan perhitungan/pengukuran volume pekerjaan
secara sampel.
3) Bandingkan dengan perhitungan volume pekerjaan
yang ditagih dan dibayar kepada penyedia pekerjaan
konstruksi.
4) Dapatkan dokumen/sertifikat hasil pengujian
spesifikasi/kualitas bahan/hasil pekerjaan dan lakukan
pembandingan dengan spesifikasi yang disyaratkan
dalam kontrak.
5) Apabila belum ada ...
PKA Modifikasian atas Fisik Konstruksi
6) Apabila belum ada dokumen/sertifikat hasil pengujian,
minta kepada PPK untuk mendapatkan hasil pengujian
tersebut dan lakukan analisis atas hasil pengujian tsb.
7) Dapatkan dan lakukan analisis atas laporan progres
pekerjaan.
8) Lakukan konfirmasi kepada masyarakat di sekitar lokasi
pekerjaan atas waktu penyelesaian pekerjaan.
9) Lakukan wawancara dengan pengawas lapangan untuk
mengetahui adanya pengalihan pekerjaan utama dari
penyedia kepada pihak lain (subkontraktor).
PKA Aspek Ketepatan Waktu
No
Fokus Pengujian
1. Ketapatan waktu
penerimaan hasil
pekerjaan konstruksi
Sasaran Audit
Untuk
meyakinkan
bahwa
penyelesaian pengadaan pekerjaan
konstruski telah sesuai atau tidak
melampaui jangka waktu yang
ditetapkan
dalam
kontrak
dan
addendum-nya.
PKA Aspek Pemanfaatan Hasil
Pengadaan
No
Fokus Pengujian
1. Pemanfaatan hasil
konstruksi
Sasaran Audit
Untuk meyakinkan bahwa pengadaan
pekerjaan konstruksi yang sedang
atau telah diselesaikan/ diserahkan,
telah sesuai dengan kebutuhan dan
atau
telah
dimanfaatkan
sebagaimana seharusnya
Sub Bahasan V
AUDIT PENGADAAN JASA
KONSULTANSI
FOKUS AUDIT
Keberadaan
Fisik Penyedia
Penyedia
Jasa
Fisik Tenaga
Ahli
Prestasi kerja
Fokus
Kewajaran
Nilai
Pengadaan
Biaya
Langsung
Personil
Biaya
Langsung Non
Personil
Penyedia jasa konsultansi
Keberadaan Fisik Penyedia Jasa, diuji melalui;
• Kejelasan status perusahaan
• Pengalaman dalam melaksanakan kegiatan
sejenis
• Pengalaman melaksanakan di lokasi kegiatan
• Pengalaman manajerial dan fasilitas utama
• Kapasitas perusahaan jumlah tenaga ahli
tetap yg dipekerjakan oeh perusahaan.
Tujuan prosedur audit
• Meyakini lokasi perusahaan sesuai dengan
surat izin jasa konsultansi dan pengurus/
manajemennya tdk dalam pengawasan
pengadilan, tdk bangkrut dan tdk sedang
dihentikan kegiatan usahanya.
• Meyakini kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan, dengan menelaah
pengalaman yang dimilki atas pekerjaan
sejenis dan pada lokasi yang sama.
• Meyakini adanya kepastian tersedianya
tenaga ahli yang berpengalaman dan
mobilisasinya sesuai dgn jadwal dan
kebutuhan di lapangan.
Penyedia jasa konsultansi
Fisik Tenaga Ahli, diuji melalui;
• Tingkat pendidikan
• Pengalaman profesional
• Sertifikat keahlian
• Lain-lain sesuai yg dipersyaratkan dalam
KAK
Tujuan prosedur audit
• Meyakini kepastian status Tenaga Ahli
yang dimiliki perusahaan dan keterikatan
Tenaga Ahli tidak tetap dalam hubungan
kerja dgn perusahaan.
• Meyakini kemampuan Tenaga Ahli dalam
melaksanakan kegiatannya baik secara
formal maupun secara praktek.
• Meyakini integritas Tenaga Ahli dalam
mempertahankan profesionalitasnya.
Penyedia jasa konsultansi
Prestasi Kerja, diuji melalui;
• Pemahaman atas jasa layanan yang
tercantum dalam KAK
• Kualitas metodologi yang digunakan
• Fasilitas pendukung dalam melaksanakan
kegiatan yang diminta dalam KAK
• Gagasan baru yang diajukan.
• Hasil kerja yang diserahkan.
Tujuan prosedur audit
• Meyakini kualitas dari hasil kerja sesuai
dengan yang diatur dalam kontrak/perjanjian
dan telah memenuhi standar yang berlaku
• Meyakini laporan hasil pekerjaan secara
formal dan substansial telah sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak dan aturan yang
berlaku.
• Meyakini apakah semua hasil kerja telah
diserahterimakan kepada PPK dan PA/KPA.
• Meyakini hasil kerja telah dicatat dalam
SIMAK-BMN.
• Meyakini pemanfaatan dari hasil kerja.
EVALUASI KEWAJARAN HARGA
Kewajaran Biaya
Langsung Personil
• Maksimum 4 kali
gaji dasar bagi
tenaga ahli tetap
dan 2,5 kali
penghasilan bagi
tenaga ahli tidak
tetap.
• Didukung dengan
audit payroll dan
bukti pajak.
Kewajaran
Penugasan Tenaga
Ahli dan Pendukung
Perhitungan biaya
berdasarkan:
• 1 bulan dihitung
minimal 22 hari
kerja.
• 1 hari dihitung
minimal 8 jam kerja.
Kewajaran Biaya
Langsung Non
Personil
• Dasar penilaian
kewajaran adalah
HARGA PASAR
yang berlaku.
• At caost
(didukung bukti
pengeluaran)
Tujuan prosedur audit
• Meyakini peritungan biaya personil
dan non personil telah wajar atau
telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
• Meyakini realisasi biaya telah seuai
dengan pengeluaran yang riil dan
didukung dengan bukti yang
memenubi syarat bukti
pengertian
• Biaya Langsung Personil (Remuneration /
Billing Rate) adalah biaya langsung yang
diperlukan untuk pembayaran tenaga ahli
yang melaksanakan kegiatan/proyek yang
dibuat dengan mempertimbangkan harga
yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan
• Biaya Langsung Non Personil (Direct
Reimburseable Cost) adalah biaya
langsung yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan/proyek yang dibuat
dengan mempertimbangkan harga yang
wajar dan dapat dipertanggung-jawabkan
BIAYA LANGSUNG PERSONIL DAN NON
PERSONIL DALAM KONTEKS JENIS
KONSULTANSI
• Jasa konsultansi yang memiliki standar
output. Perhitungan total gabungan biaya
personil dan non personil dapat berdasarkan
proporsi (persentase) tertentu dari suatu nilai,
seperti perancanangan bangunan gedung,
pengawasan pekerjaan konstruksi, dll
• Jasa konsultansi yang tidak dapat
distandarkan (nonstandar). Perhitungan total
gabungan biaya personil dan non personil
didasarkan pada penggunaan tenaga ahli
dalam jangka waktu pelaksanaan kegiatan,
termasuk biaya-biaya yang timbul untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan
KOMPONEN BIAYA LANGSUNG
PERSONIL
Komponen Biaya Langsung Personil Tenaga
Ahli dalam Tim (Konsultan Perusahaan) :
1. Gaji dasar (basic salary)
2. Biaya umum (overhead cost)
3. Biaya sosial (social charge)
4. Keuntungan (profit)
5. Tunjangan penugasan
6. Biaya kompensasi lainnya
untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi
Besaran keuntungan (profit) maksimal 10%
KOMPONEN BIAYA LANGSUNG
PERSONIL (lanjutan)
Komponen Biaya Langsung Personil Tenaga
Ahli Perorangan (Konsultan Perorangan) :
1. Gaji dasar (basic salary)
2. Biaya sosial (social charge)
3. Tunjangan penugasan
untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi
Perpres 54 Tahun 2010 tentang
PBJ Pemerintah
HPS untuk jasa konsultansi terdiri dari komponen :
1. Biaya Langsung Personil (Remuneration)
2. Biaya Langsung Non Personil (Direct
Reimbursable Cost)
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Dimana : Biaya Langsung Personil didasarkan
pada harga pasar gaji dasar (basic salary) yang
terjadi untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi, serta telah memperhitungkan biaya
umum, biaya sosial, keuntungan, tunjangan
penugasan, dan biaya-biaya kompensasi lainnya