Teknologi Mikrokontroller Sebagai Sistem Server Pengendali Rumah (Home Automation System) Pada Jaringan Intranet (1)
1
Teknologi Mikrokontroller Sebagai Sistem Server Pengendali Rumah
(Home Automation System) Pada Jaringan Intranet
Microcontroller Technology as a Home Automation Server System at Intranet Wireless Network
Setya Ardhi 1*, Hari Sutiksno2
Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Jl. Ngagel Jaya Tengah 73-77 Surabaya 60284
[email protected] ; [email protected]
Abstrak:
Sistem Home Automation banyak berkembang, dimana sistem ini banyak membantu dalam pengawasan, perencanaan, dan pengendalian segala peralatan yang kita perlukan dalam rumah sendiri. Ditambah dengan kemampuan telekomunikasi yang mendukung sistem tersebut, sehingga sistem ini terintegrasi mulai dari telekomunikasi, didukung oleh sistem pengendali dari mikrokontroller terhadap peralatan yang diperlukan serta perangkat lunak atau software yang mendukung, sehingga tercipta Internet Of Things (IoT). Sistem Home Automation dengan Internet Of Things dimana dipadukan dengan Metode Manajemen Otomatis dari rumah cerdas adalah dengan menjalankan berbagai pengendalian sebagai hasil dari algoritma pemrosesan internal yang mengontrol rumah misalnya kontrol suhu, kontrol pencahayaan, melakukan penjadwalan. Setelah secara teknis didapatkan Metode Manajemen Otomatis kemudian dibantu dengan Metode Pengumpulan Data baik dengan melakukan metode observasi, eksperimental dan wawancara. Dengan sistem ini didapatkan sebuah Aplikasi dan Sistem Website pada Internet dengan HTML dan disinkronisasi dengan Server Utama pada Mikrokontroller Arduino Severino dalam mengendalikan sensor – sensor seperti Sensor PIR ( Passive infra Red) untuk mengetahui keberadaan Penghuni, Sensor Suhu dan Kelembaban Ruangan, Sensor Gas untuk kebocoran, Pengendali Lampu, Pengendali Pendingin Ruangan, Pengendali Pencahayaan Ruangan serta adanya penjadwalan dengan Waktu yang berada di Internet disinkron dengan RTC (Real Time Clock), dan juga laporan email secara otomatis kepada pengguna sistem tersebut.
Kata kunci : System Home Automation, IoT, Server, Arduino Severino, Website
Abstract :
Home Automation Systems improved a lot, where the system is a lot of help in monitoring, planning, and control all the equipment we need in. With telecommunications capabilities that support the system, so the system is integrated from telecommunications, supported by the control systems of the microcontroller to the necessary equipment and software, or software that supports, so as to create Internet Of Things (IOT). Home Automation system with Internet Of Things which combined with Automated Management Method of intelligent home is to run a variety of control as a result of internal processing algorithms which control the house for example, temperature control, lighting control, do the scheduling. After technically obtained Automated Management Methods and then assisted with data collection methods both
(2)
2
to perform the method of observation, experimental and interviews. With this system obtained an Application and System Website on the Internet with HTML and synchronized with the Primary Server on a microcontroller Arduino Severino in controlling the sensor - sensors such as sensor PIR (Passive Infra Red) to determine the presence Occupants, Sensor Temperature and Humidity Room, Gas Sensor for leaks , light Controller, Controller Conditioning, Control Lighting room and scheduling with time being on the Internet synchronized with RTC (Real time Clock), and also automatically email reports to users of the system.
Keywords : System Home Automation, IoT, Server, Arduino Severino, Website
1. PENDAHULUAN
Teknologi yang lagi berkembang seperti Smart Home (SH) atau rumah pintar atau
lebih kenalnya smart home automation telah menjadi fitur dari penulisan fiksi ilmiah
selama bertahun-tahun , tetapi hanya menjadi praktis sejak awal abad ke 20 setelah pengenalan listrik yang luas ke dalam rumah , dan majunya teknologi Informasi [1], [2].
Teknologi pada sekarang ini semakin bertambah canggih, dimana setiap tahun bermunculan penemuan teknologi baru dari banyak peneliti dari berbagai perusahaan teknologi. Teknologi yang baru diciptakan tidak akan berarti apabila tanpa perangkat keras yang dapat deprogram atau yang dikenal dengan embedded system, dimana sistem
tersebut merupakan kombinasi antara perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (Software) menurut Michael Barr dan Anthony Massa (2006).
Berkembang kemudian dengan adanya interaksi antar manusia dengan mesin dan disini khususnya interaksi manusia dengan mesin yang lebih dikenal Human Connectitivity Interaction (HCI). Sejak adanya penemuan teknologi terhadap komputer
dan alat komunikasi seperti alat selular mulai berkembang menjadi hubungan manusia dengan device tersebut dan internet atau yang lebih dikenal dengan Internet of Things
(IoT). Menurut analisa McKinsey Global Institute, internet of things adalah sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara independen.
Dari kedua perkembangan tersebut baik dengan menggunakan Embedded System dipadukan dengan Internet Of Things bisa diaplikasikan dalam mendesain
(3)
3
pengendali rumah dengan sistem embedded yang dipadukan dengan informasi yang dapat diberikan melalui informasi di WEB yang dilewati pada jaringan wireless.
Pertama kali " rumah kabel " dibangun oleh penggemar Amerika selama tahun 1960-an , tetapi dibatasi oleh teknologi pada waktu itu. Istilah " rumah pintar " pertama kali diciptakan oleh American Association of pembangun rumah pada tahun 1984 [3] . Dengan penemuan mikrokontroler , biaya kontrol elektronik jauh lebih cepat dan selama tahun 1990 otomasi rumah bangkit untuk menonjol [1]. Meskipun minat otomatisasi rumah , pada akhir tahun 1990-an tidak ada serapan luas - dengan sistem seperti masih dianggap domain dari penggemar atau orang kaya [2].
Paper ini ditujukan untuk mendesain Sistem Otomasi Rumah berbasis Web melalui jaringan wireless pada Jaringan Intranet(OR-JI), dimana Otomasi Rumah ini pada skala kecil atau dibuat prototype mewakili rumah sesungguhnya, kemudian rumah tersebut yang dikontrol adalah keberadaan apakah ada orang di rumah tersebut atau tidak, kemudian pengontrollan lampu rumah, pengontrollan suhu rumah, monitoring daya yang diserap oleh rumah tersebut, hingga keamanan kebocoran gas elpiji dan api yang berada di rumah.
2. Teknologi Mikrokontroller Sebagai Web Server
Pada bab ini akan menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan mikrokontroller sebagai web server, dimana pada umumnya dan pada dasarnya mikrokontroller sebagai input – output dalam sebuah pengendalian tetapi juga bisa dipakai dalam pengendalian web server [5]. Sebelum teknologi Arduino berkembang pemrograman jaringan pada mikrokontroller cukup sulit kemudian dengan adanya modul arduino disertai dengan adanya Ethernet library pemrograman jaringan menjadi lebih mudah. Pada fungsi
Arduino Library Ethernet arduino telah menyediakan berbagai method dan beberapa protokol (HTTP,TCP,UDP) yang memungkinkan program sketch menjadikan arduino sebagai client atau server. Beberapa cara komunikasi Arduino pada jaringan Ethernet yaitu seperti Arduino sebagai web server, kemudian Arduino sebagai client web server (berfungsi spt google crome ,IE atau mozilla), dan juga Client – server dgn protokol TCP, arduino bisa diset sebagai client atau servernya Client – server dgn protokol UDP , arduino bisa diset sebagai client atau servernya.
(4)
4
Berikut ini pemakaian HTTP transaction yaitu dimana proses request sebuah web client dan respon sebuah web server, web Client meminta halaman index.html dari webserver www.example.com yang bisa terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Transaksi HTTP & Arduino Sebagai Web Server
Proses pengontrolan dan pengambilan data melalui jaringan ethernet yg paling mudah adalah Arduino dijadikan sebagai web server dan bisa meminta atau mengeset data lewat web client. Arduino ethernet (atau Arduino dgn ethernet shield ) sebagai Web Server. Pada percoban ini Pc akan menghubungi alamat web server arduino yg telah di set menggunakan web client spt google crome, mozilla atau IE.Header Respon dari web server dari arduino yg akan kita buat seperlunya saja yaitu “HTTP/1.1 200 OK Content-type:text/html;” diikuti oleh kode Html yg akan dikirim ke client yang bisa dilihat pada gambar 2.
3. Sistem Otomasi Rumah Melalui Jaringan Intranet (OR-JI)
Sistem otomasi rumah melalui jaringan intranet dimana pada artikel dibagi menjadi beberapa bagian sub bab, dimana pada sub bab ini akan dijelaskan beberapa sistem pendukung otomasi rumah tersebut, missal perancangan rumah, instalasi listrik rumah dan pemasangan beban dan sistem keamanan yang tersedia, monitoring atau pengawasan terhadap sistem ini dan sistem akses internet.
3.1 Sistem Perancangan Denah Rumah.
Perancangan denah rumah ini dimana dibuat atau dirancang secara sederhana dengan mengikuti denah rumah pada umumnya, dimana denah rumah tersebut memiliki teras halaman depan, kamar tidur utama, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur anak, dapur, hingga kamar mandi. Secara intalasi listrik ini memakai 1 phase, dan beban yang
(5)
5
dipakai hanya sebatas resistif seperti lampu, kemudian beban induktif yaitu motor pompa dan motor penggerak kanopi. Perancangan ini bisa dilihat pada gambar 4. Denah rumah.
Gambar 2. Denah Rumah dan Pemasangan Beban dan Sensor
Pembuatan maket ini dalam bentuk sederhana dan menggunakan skala 1:100 dengan ukuran maket 1 x 1 Meter atau bila dikonversikan, adalah rumah dengan luas 10 x 10 Meter. Maket ini terdiri atas satu lantai yang berisi ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Pada pembuatan sistem home automation ini, dilengkapi dengan 6 titik lampu, 1 buzzer, beberapa sensor seperti sensor gas, sensor suhu, sensor hujan dan PIR sensor. Peletakan dari lampu-lampu dan sensor pada ruang-ruang maket digambarkan pada gambar 1. Pada bagian teras / halaman depan terdapat sebuah motor servo yang nantinya digunakan untuk menggerakan kanopi apabila terdeteksi adanya hujan pada sensor hujan YL-38. nantinya kanopi akan digerakkan dengan menggunakan sebuah motor servo. Motor servo berada pada bagian sebelah ujung kiri. Setiap sirip dari penutup kanopi akan dihubungkan dengan menggunakan kawat. Sehingga nantinya apabila servo bergerak melawan arah jarum jam, maka kanopi akan terbuka, sebaliknya apabia servo bergerak searah dengan jarum jam, maka kanopi akan menutup, yang bisa dilihat pada gambar 2.
3.2 Sistem Otomasi Rumah dan Kontrol Jaringan
Pada sub bab ini akan menjelaskan sistem dalam pengontrollan dan monitoring rumah dan keamanan, dimana sistem ini berfungsi untuk mematikan dan menyalakan lampu, kemudian mematikan dan menyalakan motor kanopi untuk panas dan hujan, keamanan tegangan dan arus yang tersedia di rumah, mengamankan gas bocor di rumah. Maka
(6)
6
pada gambar 3, akan diberi gambaran sistem otomasi rumah dengan menggunakan jaringan wireless dan pemakaian sensor – sensor tersebut.
USER Wireless router
ON Masukan pasword
wireless router Terhubung dengan
Wireless router
ENC28J60
Arduino Request
halaman web Kontrol lampu,
kanopi, Dll
Sensor gas Sensor suhu Sensor PIR Send E-mail
Sensor hujan RTC NTP
Gambar 3. Diagram blok penggunaan sistem otomasi rumah
Penjelasan dari blok diagram pada gambar 3 menggambarkan dimana pemakai akan menyalakan sistem jaringannya melalui sebuah alat wireless router dan memasukan
identitas jaringan dan password, dan setelah itu user atau pemakai akan menyalakan aplikasi berbasis internet seperti Internet Explorer, Mozilla, atau Google Chrome. Setelah terhubung dengan jaringan wireless, maka sistem tersebut akan mengakses program server yang berada di embedded system yang dipakai oleh Arduino. Kemudian dari Arduino tersebut akan mengakses jaringan melalui jaringan Ethernet yaitu menggunan ENC28J60 dimana jaringan Ethernet ini akan melakukan request atau permintaan dari halaman WEB dan melakukan permintaan untuk pengontrollan lampu dan permintaan kanopi. Di sisi lain Arduino juga akan melakukan permintaan dari bebarapa sensor seperti sensor hujan, sensor gas, sensor PIR, sensor suhu ruangan, dan juga secara waktu atau penanggalan menurut timer dari RTC (Real Time Clock) dan
juga menggunakan penanggalan berbasis internet atau web.
Secara ilustrasi untuk blok diagram dari jaringan wireless bisa digambarkan pada gambar 4, dimana access point atau terminal pusat pada 3G/4G Router TL-MR3420 dimana terhubung dengan internet dengan ADSL atau terhubung 3G USB Modem dan
(7)
7
nantinya jaringan tersebut akan dikirim ke komputer atau alat selular yang lainnya, dimana sistem tersebut diambil dari topologi yang diambil dari buku Guide to wireless sensor networks [4].
Gambar 4. Diagram blok jaringan sistem wireless 3.3 Sistem Monitoring dan Kontrol Komponen di Dalam Rumah
Pada sub bab ini akan menjelaskan bagaimana mengontrol dan pengawasan yang di lakukan dalam sebuah rumah agar proses sistem otomasi rumah dapat berjalan dengan baik baik dari kontrol dan sistem keamanan lainnya
3.3.1 Kontrol Lampu
Pada pengontrollan lampu tersebut bisa dilihat pada gambar 1 dimana terdapat 7 titik pusat pencahayaan, lampu-lampu tersebut bisa dikendalikan secara otmatis baik melalui jaringan wireless atau pun dilakukan secara manual dengan switch atau stop kontak yang terhubung antara lampu dan sumber listrik dari PLN. Lampu tersebut akan dikendalikan dengan komponen Relay yang akan dihubungkan dengan sistem kontrol dari Arduino atau Sistem Benam (Embedded System) yang telah dibuat. Sistem kendali lampu tersebut bisa dikendalikan dengan on/off secara langsung atau dilakukan secara penjadwalan.
3.3.2 Kontrol Sensor
Pada pengontrollan sensor-sensor tersebut dikendalikan juga oleh sistem kendali dimana pada rumah tersebut dipasang beberapa sensor seperti Sensor Suhu menggunakan LM
(8)
8
35 atau pun bisa dipasang dengan sensor suhu lainnya seperti DHT 11 sensor kelembaban dan suhu, dimana sensor tersebut akan dikirim secara tegangan analog dan diterima oleh sistem kendali dengan mengkonversi tegangan tersebut ke digital atau lebih dikenal Analog to Digital Conversion (ADC). Kemudian ada sensor PIR (Passive
Infra Red) atau sensor yang menandai keberadaan seseorang dimana sensor tersebut dipakai untuk sistem keamanan apabila ada orang – orang yang tidak diinginkan. Untuk sensor keamanan gas apabila terjadi kebocoran menggunakan sensor gas yaitu Sensor MQ-5 dimana sensor tersebut bisa mendeteksi asap/smoke, kemudian gas elpiji ataupun
gas karbondioksida, sensor ini dipakai untuk sistem keamanan rumah apabila terjadi kebakaran ataupun kebocoran gas. Sedangkan sensor yang dipakai untuk menandai adanya hujan adalah dengan sensor YL-38 dimana sensor tersebut biasanya menggunakan lempengan tembaga ataupun foil dimana apabila ada hujan atau air nantinya sensor tersebut akan terhubung atau short, dan akan memberi penanda ke
sistem kendali bahwa adanya hujan di rumah tersebut dan akan menjalankan motor penggerak dalam membuka kanopi atau menutup kanopi.
3.3.3 Sistem Monitoring
Sistem pengawasan tersebut dimana dibuat program interface atau penghubung dengan
internet berbasis web yaitu dengan menggunakan HTML seperti Mozilla, Google Chrome, ataupun web yang lain.
(9)
9
Program tersebut akan dihubungkan dengan sistem kendali sebagai webserver yang
dimana Arduino akan mengendalikan secara keseluruhan baik menyalakan secara
realtime atau pun secara penjadwalan seluruh sensor dan kontrol beban dan bisa terlihat
pada gambar 7 menampilkan tampilan halaman web secara keseluruhan.
4. Hasil dan Pembahasan Sistem Otomasi Rumah Melalui Jaringan Intranet
Pada bab ini akan dipaparkan hasil uji coba dari sistem otomasi rumah ini dimana nantinya akan dilihat hasil uji coba kontrol lampu, kemudian hasil uji coba dari setiap sensor, dan hasil report dari email yang dikirim dari sistem kendali ke pengguna.
4.1 Kontrol Lampu
Pada sistem Home Automation ini jumlah titik penerangan adalah 6 titik lampu. Untuk dapat mengatur penyalaan lampu, ketika tombol pada tabel switch ditekan dalam hal ini tombol yang ditekan adalah tombol ruang tamu maka URL yang semula hanya tertulis “192.268.0.200”
Tabel percobaan lampu secara menyeluruh
No Test Lampu Kondisi Lampu Uji Coba 1 Lampu Ruang Tamu On/off Bisa 2 Lampu Ruang Tengah On/off Bisa 3 Lampu Kamar 1 On/off Bisa 4 Lampu Kamar 2 On/off Bisa 5 Lampu Dapur On/off Bisa 6 Lampu kamar mandi On/off Bisa
4.2 Sensor PIR
Pada uji coba sensor PIR akan dibahas mulai dari keadaan awal halaman web dalam keadaan siaga lalu sensor PIR mendeteksi adanya gerakan dan pemberitahuan akan diberikan pada tabel Time & Sensor Notification di halaman web dan E-mail bahwa alarm telah berbunyi akan langsung dikirimkan.
(10)
10
4.3 Sensor Gas MQ-5
Untuk uji coba sensor suhu Sensor gas MQ-5 akan dilakukan metode yang sama dengan dua sensor sebelumnya yaitu mulai dari keadaan awal halaman web dalam keadaan siaga, lalu sensor diberikan gas yang berasal dari korek api kemudian pemberitahuan akan diberikan pada tabel Time & Sensor Notification di halaman web dan E-mail bahwa telah terjadi kebocoran gas. dan alarm akan dibunyikan.
Gambar 9. E-mail pemberitahuan terjadinya kebocoran gas dan pemakaian button
5. Kesimpulan dan saran
Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil uji coba pada sistem Home Automation. Kecepatan pada jaringan internet sedikit berpengaruh pada saat memuat halaman web dikarenakan halaman web memuat live time dan
gambar-gambar untuk tombol. Kesimpulan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji coba penggunaan sistem Home Automation berbasis web bisa membantu pengguna yang menggunakan system konvesional dimana bisa membantu pengontrolan alat rumah tangga baik lampu ataupun alat rumah tangga lainnya, bisa melakukan penjadwalan terhadap alat rumah tangga, dan bisa memberi informasi status alat rumah tangga yang dikontrolnya .
(11)
11
2. Berdasarkan hasil Uji Coba alat penelitian ini memiliki kemampuan untuk mengontrol beban lampu sebanyak 6 titik dengan beban total berkisar maksimal 200 Watt.
3. Berdasarkan hasil Uji Coba alat penelitian ini memiliki kemampuan respon PIR optimal hingga 4 Meter dengan arah keberadaan yang dideteksi dari 40 derajat hingga 90 derajat dari posisi sensor.
4. Berdasarkan hasil Uji Coba dengan membandingkan sensor suhu LM 35 dengan alat referensi lain yaitu thermometer Krisbow memiliki perbedaan suhu sebesar 1 hingga 2 derajat.
Daftar Pustaka
[1] Gerhart and James, Home automation and wiring, New York:McGraw Hill, 1999, pp. xiii
[2] Blackham, Alan. Ethernet_test, http://alanesq.com/arduino/ethernet_test.txt, Jan
2014.
[2] 2F. K. Aldrich, "Smart Homes: Past, Present and Future", Inside the Smart Home , Harper and Richard (ed.),Springer, 2003, pp. 18-19.
[3]R. Harper,"Inside the Smart Home: Ideas, Possibilities and Methods," in Inside the Smart Home, Harper and Richard (eds.), Springer, 2003, pp. 1
[4] S. Misra, I. Woungang, S.C. Misra, Guide to wireless sensor networks, London: Springer-Verlag; 2009.
[5] Sampurna. 1996. Belajar Sendiri Membuat Home Page dengan HTML. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
[6] Suryadi MT. 1997. TCP/IP dan Internet Sebagai Jaringan Komunikasi Global. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
(1)
6
pada gambar 3, akan diberi gambaran sistem otomasi rumah dengan menggunakan jaringan wireless dan pemakaian sensor – sensor tersebut.
USER Wireless router ON Masukan pasword wireless router Terhubung dengan Wireless router ENC28J60 Arduino Request halaman web Kontrol lampu, kanopi, Dll Sensor gas Sensor suhu Sensor PIR Send E-mail Sensor hujan RTC NTP Gambar 3. Diagram blok penggunaan sistem otomasi rumah
Penjelasan dari blok diagram pada gambar 3 menggambarkan dimana pemakai akan menyalakan sistem jaringannya melalui sebuah alat wireless router dan memasukan
identitas jaringan dan password, dan setelah itu user atau pemakai akan menyalakan aplikasi berbasis internet seperti Internet Explorer, Mozilla, atau Google Chrome. Setelah terhubung dengan jaringan wireless, maka sistem tersebut akan mengakses program server yang berada di embedded system yang dipakai oleh Arduino. Kemudian dari Arduino tersebut akan mengakses jaringan melalui jaringan Ethernet yaitu menggunan ENC28J60 dimana jaringan Ethernet ini akan melakukan request atau permintaan dari halaman WEB dan melakukan permintaan untuk pengontrollan lampu dan permintaan kanopi. Di sisi lain Arduino juga akan melakukan permintaan dari bebarapa sensor seperti sensor hujan, sensor gas, sensor PIR, sensor suhu ruangan, dan juga secara waktu atau penanggalan menurut timer dari RTC (Real Time Clock) dan
juga menggunakan penanggalan berbasis internet atau web.
Secara ilustrasi untuk blok diagram dari jaringan wireless bisa digambarkan pada gambar 4, dimana access point atau terminal pusat pada 3G/4G Router TL-MR3420 dimana terhubung dengan internet dengan ADSL atau terhubung 3G USB Modem dan
(2)
7
nantinya jaringan tersebut akan dikirim ke komputer atau alat selular yang lainnya, dimana sistem tersebut diambil dari topologi yang diambil dari buku Guide to wireless sensor networks [4].
Gambar 4. Diagram blok jaringan sistem wireless 3.3 Sistem Monitoring dan Kontrol Komponen di Dalam Rumah
Pada sub bab ini akan menjelaskan bagaimana mengontrol dan pengawasan yang di lakukan dalam sebuah rumah agar proses sistem otomasi rumah dapat berjalan dengan baik baik dari kontrol dan sistem keamanan lainnya
3.3.1 Kontrol Lampu
Pada pengontrollan lampu tersebut bisa dilihat pada gambar 1 dimana terdapat 7 titik pusat pencahayaan, lampu-lampu tersebut bisa dikendalikan secara otmatis baik melalui jaringan wireless atau pun dilakukan secara manual dengan switch atau stop kontak yang terhubung antara lampu dan sumber listrik dari PLN. Lampu tersebut akan dikendalikan dengan komponen Relay yang akan dihubungkan dengan sistem kontrol dari Arduino atau Sistem Benam (Embedded System) yang telah dibuat. Sistem kendali lampu tersebut bisa dikendalikan dengan on/off secara langsung atau dilakukan secara penjadwalan.
3.3.2 Kontrol Sensor
Pada pengontrollan sensor-sensor tersebut dikendalikan juga oleh sistem kendali dimana pada rumah tersebut dipasang beberapa sensor seperti Sensor Suhu menggunakan LM
(3)
8
35 atau pun bisa dipasang dengan sensor suhu lainnya seperti DHT 11 sensor kelembaban dan suhu, dimana sensor tersebut akan dikirim secara tegangan analog dan diterima oleh sistem kendali dengan mengkonversi tegangan tersebut ke digital atau lebih dikenal Analog to Digital Conversion (ADC). Kemudian ada sensor PIR (Passive
Infra Red) atau sensor yang menandai keberadaan seseorang dimana sensor tersebut dipakai untuk sistem keamanan apabila ada orang – orang yang tidak diinginkan. Untuk sensor keamanan gas apabila terjadi kebocoran menggunakan sensor gas yaitu Sensor MQ-5 dimana sensor tersebut bisa mendeteksi asap/smoke, kemudian gas elpiji ataupun
gas karbondioksida, sensor ini dipakai untuk sistem keamanan rumah apabila terjadi kebakaran ataupun kebocoran gas. Sedangkan sensor yang dipakai untuk menandai adanya hujan adalah dengan sensor YL-38 dimana sensor tersebut biasanya menggunakan lempengan tembaga ataupun foil dimana apabila ada hujan atau air nantinya sensor tersebut akan terhubung atau short, dan akan memberi penanda ke
sistem kendali bahwa adanya hujan di rumah tersebut dan akan menjalankan motor penggerak dalam membuka kanopi atau menutup kanopi.
3.3.3 Sistem Monitoring
Sistem pengawasan tersebut dimana dibuat program interface atau penghubung dengan
internet berbasis web yaitu dengan menggunakan HTML seperti Mozilla, Google Chrome, ataupun web yang lain.
(4)
9
Program tersebut akan dihubungkan dengan sistem kendali sebagai webserver yang
dimana Arduino akan mengendalikan secara keseluruhan baik menyalakan secara
realtime atau pun secara penjadwalan seluruh sensor dan kontrol beban dan bisa terlihat
pada gambar 7 menampilkan tampilan halaman web secara keseluruhan.
4. Hasil dan Pembahasan Sistem Otomasi Rumah Melalui Jaringan Intranet
Pada bab ini akan dipaparkan hasil uji coba dari sistem otomasi rumah ini dimana nantinya akan dilihat hasil uji coba kontrol lampu, kemudian hasil uji coba dari setiap sensor, dan hasil report dari email yang dikirim dari sistem kendali ke pengguna.
4.1 Kontrol Lampu
Pada sistem Home Automation ini jumlah titik penerangan adalah 6 titik lampu. Untuk dapat mengatur penyalaan lampu, ketika tombol pada tabel switch ditekan dalam hal ini tombol yang ditekan adalah tombol ruang tamu maka URL yang semula hanya tertulis “192.268.0.200”
Tabel percobaan lampu secara menyeluruh
No Test Lampu Kondisi Lampu Uji Coba
1 Lampu Ruang Tamu On/off Bisa
2 Lampu Ruang Tengah On/off Bisa
3 Lampu Kamar 1 On/off Bisa
4 Lampu Kamar 2 On/off Bisa
5 Lampu Dapur On/off Bisa
6 Lampu kamar mandi On/off Bisa
4.2 Sensor PIR
Pada uji coba sensor PIR akan dibahas mulai dari keadaan awal halaman web dalam keadaan siaga lalu sensor PIR mendeteksi adanya gerakan dan pemberitahuan akan diberikan pada tabel Time & Sensor Notification di halaman web dan E-mail bahwa alarm telah berbunyi akan langsung dikirimkan.
(5)
10
4.3 Sensor Gas MQ-5
Untuk uji coba sensor suhu Sensor gas MQ-5 akan dilakukan metode yang sama dengan dua sensor sebelumnya yaitu mulai dari keadaan awal halaman web dalam keadaan siaga, lalu sensor diberikan gas yang berasal dari korek api kemudian pemberitahuan akan diberikan pada tabel Time & Sensor Notification di halaman web dan E-mail bahwa telah terjadi kebocoran gas. dan alarm akan dibunyikan.
Gambar 9. E-mail pemberitahuan terjadinya kebocoran gas dan pemakaian button
5. Kesimpulan dan saran
Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil uji coba pada sistem Home Automation. Kecepatan pada jaringan internet sedikit berpengaruh pada saat memuat halaman web dikarenakan halaman web memuat live time dan
gambar-gambar untuk tombol. Kesimpulan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji coba penggunaan sistem Home Automation berbasis web bisa membantu pengguna yang menggunakan system konvesional dimana bisa membantu pengontrolan alat rumah tangga baik lampu ataupun alat rumah tangga lainnya, bisa melakukan penjadwalan terhadap alat rumah tangga, dan bisa memberi informasi status alat rumah tangga yang dikontrolnya .
(6)
11
2. Berdasarkan hasil Uji Coba alat penelitian ini memiliki kemampuan untuk mengontrol beban lampu sebanyak 6 titik dengan beban total berkisar maksimal 200 Watt.
3. Berdasarkan hasil Uji Coba alat penelitian ini memiliki kemampuan respon PIR optimal hingga 4 Meter dengan arah keberadaan yang dideteksi dari 40 derajat hingga 90 derajat dari posisi sensor.
4. Berdasarkan hasil Uji Coba dengan membandingkan sensor suhu LM 35 dengan alat referensi lain yaitu thermometer Krisbow memiliki perbedaan suhu sebesar 1 hingga 2 derajat.
Daftar Pustaka
[1] Gerhart and James, Home automation and wiring, New York:McGraw Hill, 1999, pp. xiii
[2] Blackham, Alan. Ethernet_test, http://alanesq.com/arduino/ethernet_test.txt, Jan
2014.
[2] 2F. K. Aldrich, "Smart Homes: Past, Present and Future", Inside the Smart Home , Harper and Richard (ed.),Springer, 2003, pp. 18-19.
[3]R. Harper,"Inside the Smart Home: Ideas, Possibilities and Methods," in Inside the Smart Home, Harper and Richard (eds.), Springer, 2003, pp. 1
[4] S. Misra, I. Woungang, S.C. Misra, Guide to wireless sensor networks, London: Springer-Verlag; 2009.
[5] Sampurna. 1996. Belajar Sendiri Membuat Home Page dengan HTML. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
[6] Suryadi MT. 1997. TCP/IP dan Internet Sebagai Jaringan Komunikasi Global. Jakarta : PT Elex Media Komputindo