Analisis wadi’ah mudarabah terhadap bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

ABSTRAK
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) dengan judul
“Analisis Wadi>‘ah Mud{a>rabah Terhadap Bonus Haji Gratis pada PT. Anugerah Nur
Nabawi Jombang”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan “bagaimana
aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang, dan bagaimana
analisis Wadi>‘ah Mud{a>rabah terhadap bonus haji gratis pada Anugerah Nur Nabawi
Jombang.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan selama proses penelitian ini
adalah dengan teknik kajian pustaka dan dokumentasi. Setelah data terkumpul data
diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif analisis dengan pola pikir induktif
yang berarti pola pikir yang bermula dengan fakta bonus haji gratis, kemudian
mendeskripsikan dan menganalisis dengan menguraikan prinsip umum wadi>‘ah
mud{a>rabah kemudian digunakan untuk menganalisa bonus haji gratis yang terjadi di
lapangan sehingga ditemukan suatu pengetahuan yang secara umum diakui
kebenarannya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa aplikasi bonus haji gratis yang ada
pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang telah sesuai dengan prinsip syariah atau
diperbolehkan, karena bonus haji gratis didapatkan dari hasil tabungan atau angsuran
setiap bulannya selama sepuluh tahun oleh calon jamaah haji yang kemudian
dikelola oleh pihak asuransi syariah yaitu Allianz untuk diinvestasikan. Analisis

wadi>’ah mud{ar> abah yang terdapat dalam bonus haji gratis juga telah sesuai dengan
prinsip syariah karena bonus yang diberikan kepada calon jamaah haji adalah hasil
dari tabungan yang investasikan sebagai investasi haji selama sepuluh tahun, itulah
yang disebut bonus haji gratis. Selain itu, uang tabungan atau angsuran
dikembalikan penuh sebelum pemberangkatan ibadah haji.
Dalam program bonus haji gratis sebaiknya diberitahukan secara real
pembagian nisbah bagi hasil dari pengelolaan investasi agar terdapat kejalasan
antara pembagian yang didapatkan calon jamaah haji, pihak PT. Anugerah Nur
Nabawi Jombang, dan pihak asuransi yaitu Allianz. Selain itu, agar tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap program bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi
Jombang.

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ..................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv
PENGESAHAN .......................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah ...................................................... 8
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
D. Kajian Pustaka .................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
F. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 11
G. Definisi Operasional .......................................................................... 12
H. Metode Penelitian .............................................................................. 13
I. Sistematika Pembahasan ................................................................... 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WADI abah ...................................................................... ……………24
BAB III BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR

NABAWI JOMBANG .................................................. …………..39
A. Sejarah PT. Anugerah Nur Nabawi ................................................... 39
B. Visi dan misi PT. Anugerah Nur Nabawi .......................................... 40
C. Struktur organisasi dan legalitas PT. Anugerah Nur Nabawi ........... 42
D. Produk-produk PT. Anugerah Nur Nabawi ....................................... 44
E. Aplikasi Bonus Haji Gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi .......... 44
BAB IV ANALISIS WADI abah ...................... 57
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 60
A. Kesimpulan ........................................................................................ 60
B. Saran .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Haji merupakan salah satu rukun Islam, yaitu rukun Islam kelima setelah
keempat rukun Islam yang lain yakni syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah
haji juga merupakan bagian dari syari’at bagi umat-umat dahulu, sebelum Islam;
bahkan dapat kita katakan, seumur dengan umat manusia, sebagaimana yang
dinukilkan oleh Al Khatib Al Syarbini, dalam al-mughni> al-muhta>j, bahwasanya
orang yang pertama kali melaksanakan ibadah haji ialah, Nabi Adam as, dan ia
melaksanakan haji selama empat puluh tahun dengan berjalan kaki dari India.1
Haji tidak hanya sekedar berkunjung ke tempat suci Mekkah melainkan
mengingatkan manusia pada bangunan ka’bah sebagai wujud kebesaran Allah
SWT, yang dapat dilihat manusia dan sekaligus berorientasi pada perubahan
dalam arti keyakinan pada diri seseorang, baik memandang dirinya maupun
mempertebal keimanan pada-Nya. Bahkan ibadah haji merupakan suatu
pengalaman rohani manusia yang sangat besar, dahsyat dan suatu perjalanan
rohani yang akan membatasi dirinya antara masa lalu, kini dan akan datang.2
Menurut Wahbah Zuhaili dalam kitabnya al-fiqh wa adillatuhu:

Muhammad Ja’far. Tuntunan Ibadat Zakat, Puasa & Haji, (Jakarta Pusat: Penerbit Kalam Mulia,
1997), 161.
2

M Majid Dien. Berhaji Dimasa Kolonial, ( Jakarta: CV Sejahtera, 2008), 20.
1

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

ْ ‫َا ْلق ْ ََم‬:ً‫ا ْلحجََلغَ َة‬
ََ‫َأ ََْهو‬،‫َق ْ ََ ْالك ْع ةََأ اءََا ْفعا ََم ْ ْوصة‬:‫عا‬
ً ‫شر‬
ْ َ.‫طلقًا‬
َ.َ ‫هيََالذَها‬:َ ‫ ال يا‬.َ ‫يا ََمكانََم ْ ْو ََفيَ منََم ْ ْو ََبف ْعلََم ْ ْو‬
َ ‫َهوََأ ْش ر ْالح‬:َ ‫َ ال َ منََ ْال ْ ْو‬.َ‫َا ْلك ْع ةََ عرفة‬:َ ‫ْال كانََ ْال َ ْ ْو‬
ََ‫ هي‬:‫ج‬
َ ‫َف‬، ‫لَف ْعلََ منََخا‬
ََ‫الطواف‬
َ ‫َ لك‬،‫َا ْلع ْشرََ ْاأ اء ََم ْنه‬،‫شوا ََ ََْ ْالق ْع ََ ْ ْالح َجة‬
َ

ْ
ْ
ْ
ً
ْ
َ
ْ
ْ
ََ ‫نَ ا‬
َ ‫َم‬:َ‫َ الوق ْوفََبعرفة‬،‫نَفجْ رََالنحْ رََإلىَاخرََالع ْ ر‬
َ ‫َم‬:َ ‫لَعن ََالج ْ ْو‬
َ ‫م‬
ْ
ْ
ْ
َ ‫ال‬
َ‫نَيأتيََمحْ ر ًما‬
َْ ‫َا‬:َ ‫َ الف ْعلََال ْ ْو‬.َ‫ش ْ سََي ْو ََعرفةََلطل ْوعََفجْ رََي ْو ََالنَحْ ر‬
3
.َ‫ْالحجََإلىَمكانََمعينة‬

Kata haji menurut bahasa adalah mempunyai tujuan secara mutlak/
bertujuan. Sedangkan secara istilah adalah pergi ke ka’bah untuk melaksanakan
suatu pekerjaan yang ditentukan, atau berkunjung ke suatu tempat pada waktu
yang ditentukan dengan pekerjaan yang ditentukan juga. Dalam hal ini
berkunjung adalah pergi ke suatu tempat yakni Ka’bah dan Arafah pada bulan
haji (shawwa>l, dhulqo’dah, dhulhijjah) dengan melakukan ihram yang disertai
dengan niat.
Haji secara lug{hawi (bahasa) adalah berziarah, berkunjung, atau berwisata
suci.4 Secara syar’i haji adalah mengunjungi Ka’bah di Makkah pada waktu
tertentu untuk mengerjakan amalan-amalan ibadah tertentu.5 Pada hakikatnya
haji adalah gambaran dua pemandangan, dan didalam setiap amalan ibadah haji
tersirat dua hakikat. Pertama, haji adalah gambaran pemandangan kematian dan
keadaan setelah mati. Kedua, gambaran yang menunjukkan perasaan cinta dan
rindu, dan gambaran mewarnainya ruh dengan kerinduan yang hakiki dan
kecintaan yang hakiki.6

Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh Islam Wa Adillatuhu, (Damaskus: Darur Fikr, 2008), 79.
Muhammad Sholikhin, Keajaiban Haji dan Umrah, ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013), 2.
5
Imam Jazuli, Buku Pintar Haji & Umrah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 53.

6
Syaikh Muhammad Zakariyya Rah.A, Hajinya Para Kekasih Allah, (Yogyakarta: Citra Media,
2007), 59.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Haji juga mengajarkan persatuan, keuniversalan dan makna keagamaan
yang lebih mendalam. Haji merupakan ibadah yang mengedepankan kebersamaan
kepada umat Islam. Dengan ibadah haji mereka dapat bertemu dan bersatu pada
tujuan beribadah kepada Allah SWT. Mereka pergi berbondong-bondong menuju
makkah al mukarramah.
Akan tetapi, Allah Yang Maha Bijak tidak mewajibkan haji dan umrah itu
kepada setiap muslim secara keseluruhan. Ada beberapa kriteria bagi orang yang
sudah terbebani untuk menjalankan perintah tersebut. Diantara kriterianya
adalah orang yang memiliki kemampuan, baik seacara finansial maupun stamina

tubuh yang kuat. Hal itu dijelaskan dalam firman Allah SWT:

َْ ‫ا‬
َ‫جََع يْق‬
َ ‫لَف‬
َ ‫نَك‬
َْ ‫لَضامرََيأَ َْت ْينََم‬
َ ‫ااَ علىَك‬
َ ً ‫نَفىَالنَا ََب ْالحجََيأَ َْت ْو ََ ج‬
artinya: “dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai unta
yang kurus, mereka datang dari segala penjuru yang jauh”. (QS. alHajj: 27)

Kewajiban haji bagi setiap kaum muslim terdapat dalam al-Qur’an Surat
An : 97

ََ‫نَ خلهََكانََآمنًاَ َلََعلىَالنَا ََحجََ ْال يْتََمنََاسْتطاع‬
َْ ‫فيهََآيا ََبينا ََمقا ََإبْراهيمََ م‬
َ َ‫ن‬
َ َ‫ََّغنيََعنََ ْالعال ين‬

ََ ‫نَكفرََفإ‬
َْ ‫إليْهََس يلَ م‬
artinya: “Melaksanakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Bait Allah (di Mekah).
Barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya
Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS.
Ali Imra>n: 97).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Ibadah haji membutuhkan persiapan yang matang serta kemampuan untuk
melaksanakannya. Selain persiapan niat yang benar-benar ingin beribadah, niat
ikhlas harus ada dalam diri manusia yang akan melaksanakan ibadah haji. Niat
ikhlas yaitu menyucikan niat untuk melakukan ibadah haji dan umrah hanya
karena mengharap ridha Allah SWT semata. Ikhlas ini sekaligus membersihkan
jiwa kita dari perasaan ingin pamer atau ingin melebihi orang lain atau untuk
kepentingan prestiqe (harga diri).7
Ibadah haji juga membutuhkan persiapan fisik yang matang untuk

melaksanakan rukun dan syarat ibadah haji seperti thawaf, sa’i, wukuf di Arafah,

jamarat, dan lain-lain. Agar kita dapat melaksanakan sesuai dengan syarat dan
rukun yang ada. Jika melaksanakan semua dengan keadaan kurang sehat tentunya
akan mengganggu kelancaran ibadah haji. Selain itu, syarat haji adalah hal yang
perlu dipenuhi sebelum mengerjakan ibadah haji. Apabila syarat tersebut belum
terpenuhi, ibadah haji tidak wajib dikerjakan. Sebaliknya, apabila syarat tersebut
sudah lengkap dan terpenuhi, seseorang sudah diwajibkan menunaikan ibadah
haji dan umrah.
Syarat wajib haji juga terdapat dalam kitab fath{ul qarit){ terhadap usia, barangkali ditengah penundaan niatnya
menjalankan ibadah haji itulah Allah SWT berkenan mencabut nyawanya,
sehingga ia tidak dihitung sebagai hamba Allah SWT yang meninggal dalam
keadaan muslim, na’u>dhu billa>h min dha>lik. Jadi, bagi umat Islam yang sudah
memiliki kemampuan finansial dan kesehatan, hendaknya berniat untuk
mendaftarkan diri untuk melaksanakan ibadah haji. Apalagi dalam sistem

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

perhajian di Indonesia dewasa ini ketika seorang mendaftarkan diri berhaji, orang
tersebut tidak bisa langsung berangkat pada tahun pendaftaran karena
keterbatasan kuota. Sehingga lebih baik sesegera mungkin mendaftarkan diri
walaupun mungkin secara finansial masih sedikit kurang. Sambil menanti
mendapat nomor porsi (tahun) keberangkatan, sebaiknya terus terus berusaha
untuk mengupayakan tambahan dana dari kekurangannya.9
Adanya teknologi modern maka ekonomipun berkembang menjadi modern
juga. Tidak ada alasan lagi bahwa dana menjadikan kendala untuk berangkat
ibadah haji. Hal ini dapat diwujudkan dengan salah satu program PT. Anugerah
Nur Nabawi Jombang. Dimana programnya adalah Haji plus yang akhirnya
mendapatkan bonus haji gratis. Program ini dapat digunakan sebagai solusi
untuk dapat melaksanakan ibadah haji dengan cara yang cukup mudah. Melalui
program ini seseorang mendapatkan kesempatan untuk berhaji secara gratis
dengan cara mendaftar dan mengikuti ketentuan yang telah ada pada PT.
Anugerah Nur Nabawi Jombang.
Bonus haji gratis diberikan kepada nasabah karena telah melakukan
kerjasama yang telah ditentukan oleh PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang
dengan tujuan untuk membantu dan meringankan orang-orang yang ingin
menunaikan ibadah haji tetapi terkendala oleh biaya. Bonus haji gratis disediakan
bagi calon jamaah haji sehingga dapat memudahkan biaya haji dengan
mengutamakan unsur atta>’wun, yakni tolong-menolong dengan menggunakan
akad tabungan.
9

Muhammad Sholikhin, Keajaiban Haji dan Umrah Mengungkap Kedahsyatan Pesona Ka’bah
dan Tanah Suci, (Jakarta: Erlangga, 2013), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Untuk memberikan bonus PT. Anugerah Nur Nabawi bekerja sama dengan
salah satu perusahaan asuransi, yang nantinya calon jamaah haji plus
menyerahkan angsuran biaya lalu dikelola oleh asuransi yang berupa investasi.
Uang yang digunakan untuk memberangkatkan dihasilkan

dari keuntungan

asuransi selama 10 tahun angsuran. Hal ini berbeda dengan program Kemeterian
Agama yang hanya menunggu 5-7 tahun kemudian mendapatkan porsi dan bisa
berangkat haji. Sedangkan dalam PT. Anugerah Nur Nabawi, calon jamaah haji
akan mendapat visa muassasah sehingga penentuannya sesuai dengan pihak PT/
travel dan pada PT. Anugerah Nur Nabawi ditentukan dengan sepuluh tahun
mengangsur.
Program yang terdapat dalam PT. Anugerah Nur Nabawi yaitu dengan
menggunakan sistem angsuran setiap bulannya. Nasabah menabung Rp.
1.000.000,- setiap bulannya selama 10 tahun, dengan total akhir mencapai Rp.
120.000.000,-. Dengan menabung biaya tersebut selama 10 tahun, maka sebelum
keberangkatan haji seluruh uang dengan total Rp. 120.000.000 dikembalikan
kepada nasabah dan nasabah akan berangkat haji di tahun ke-11 dengan gratis.10
Melalui program inilah seseorang dapat berangkat haji tanpa membayar,
Meskipun awalnya kita harus mengangsur atau lebih tepatnya menabung.
Namun, tidak dipungkiri jika program ini menimbulkan pertanyaan dari beberapa
masyarakat bagaimana bisa berangkat haji secara gratis dan juga melibatkan
bank konvensional untuk menerima angsuran biaya haji tersebut. Mereka akan

10

Ikhsan Effendi, wawancara, Jombang, 17 Desember 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

beranggapan bahwa uang yang digunakan untuk keberangkatan haji plus tersebut
uang hasil dari bunga bank selama kita menabung.
Dari sinilah penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya dalam
sebuah karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Analisis Wadi>‘ah mud{ara>bah
Terhadap Bonus Haji Gratis Pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi
dan memberi batasan masalah sebagai berikut:
1.

Apa itu bonus haji gratis.

2.

Bagaimana mekanisme bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi
Jombang.

3.

Sumber biaya bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

4.

Kepastian bonus haji gratis dan pemberangkatan jamaah haji pada PT>.
Anugerah Nur Nabawi Jombang.

5.

Program bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang yang
terbilang masih baru.

6.

Macam-macam produk pembiayaan haji PT>. Anugerah Nur Nabawi
Jombang.

7.

Produk pembiayaan haji plus PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang yang
berujung bonus haji gratis.
Dari identifikasi masalah tersebut. Maka penulis akan membatasi masalah

yang akan dikaji sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

1.

Aplikasi bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

2.

Analisis Hukum Islam terhadap bonus haji gratis yang dilakukan PT>.
Anugerah Nur Nabawi Jombang dengan menggunakan teori Wadi>’ah

Mud{ha>rabah.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah yang akan peneliti
bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi
Jombang?

2.

Bagaimana analisis wadi>’ah mud{ar> abah terhadap bonus haji gratis pada PT.
Anugerah Nur Nabawi Jombang?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas
bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian atau penelitian yang sudah ada11. Berawal dari kajian yang
ditulis oleh Siti Maftuchah (skripsi 2009) dengan judul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Pemberian Hadiah (Bonus) Dalam Simpanan Wadi>‘ah Di BMT Bina
Insan Mulia (BIMA) Muntilan Kabupaten Magelang.” Menjelaskan tentang
konsep pemberian hadiah (bonus) dalam simpanan wadi>‘ah
11

dengan

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis

Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

menggunakan metode Gebyar Promo BMT BIMA dimana anggota akan
mendapatkan hadiah (bonus) sebagai suatu insentif untuk menarik dana dari
masyarakat yang diasumsikan mempunyai kejanggalan dalam pemberian hadiah
(bonus) yang tidak semua anggota mendapatkannya. 12
Kedua, Siti Afidah (skripsi 2014) dengan judul “Analisis Hukum Islam
terhadap Praktek Pemberian Bonus pada Produk Simpanan Berkah Plus
(Deposito Mud{a>rabah) di BMT “Taruna Sejahtera” Jatisari, Mijen, Kota
Semarang). Menjelaskan Tentang

pemberian bonus kepada nasabah dalam

bentuk barang yakni (sepeda motor atau mobil) di dalam akad deposito

mud{a>rabah. Jenis bonus yang diberikan telah ditentukan dan teknis
penyerahannya dapat diberikan di awal, di tengah ataupun di akhir jatuh tempo
deposito sesuai dengan permintaan nasabah. Bonus yang diberikan BMT “Taruna
Sejahtera” kepada deposan tersebut merupakan bagi hasil. 13
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini mempunyai karakter
dan permasalahan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian
sebelumnya mengkaji tentang pemberian bonus yang didasarkan pada wadi>‘ah,

mud{a>rabah dan kesepakatan guna meningkatkan kinerja. Sedangkan dalam
penelitian skripsi kali ini peneliti akan fokus pada aplikasi bonus haji gratis yang
ada pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang menurut Hukum Islam yaitu

wadi>‘ah mud{ara>bah.

Siti Maftuchah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah (Bonus) Dalam Simpanan
Wadi>‘ah Di BMT Bina Insan Mulia (BIMA) Muntilan Kabupaten Magelang”., 2009.
13
Siti Afidah, “Analisis Hukum Islam terhadap Praktek Pemberian Bonus pada Produk
12

Simpanan Berkah Plus (Deposito Mud{ha>rabah) di BMT “Taruna Sejahtera” Jatisari, Mijen,
Kota Semarang)”, 2009.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi
Jombang.
2. Untuk mengetahui analisi wadi>‘ah mud{ara>bah terhadap bonus haji gratis pada
PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian di atas, maka
diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi
pembaca maupun penulis sendiri, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu:
1.

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau
menambah pengetahuan dalam pengembangan hukum Islam, khususnya
dalam bidang muamalah yang berkaitan dengan kegiatan bisnis berhubungan
dengan suatu bonus. Bahwa bonus haji gratis boleh dilakukan selama
memenuhi ketentuan Islam.

2.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang bonus haji yang akan diberikan oleh PT.
Anugerah Nur Nabawi pada masyarakat dengan ketentuan yang telah
ditentukan dan disepakati guna memenuhi rukun Islam serta, memudahkan
masyarakat dalam melakukan keberangkatan ibadah haji.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian
skripsi ini, yaitu “Analisis Wadi>‘ah mud{ara>bah Terhadap Bonus Haji gratis Pada

PT. Anugerah Nur Nabawi Diwek jombang”. Maka perlu dijelaskan beberapa
istilah yang berkenaan denan judul di atas.

Wadi>‘ah

:

Wadi>‘ah adalah akad atau kontrak antara dua
pihak yaitu antara pemilik barang dan kustodian
dari barang tersebut. Barang tersebut bisa saja
berharga atau memiliki nilai.14

Mud{ha>rabah

Mud{a>rabah adalah suatu produk finansial

:

syariah yang berbasis kemitraan (partnership).
Dalam akad Mud{a>rabah terdapat dua pihak
yang berjanji melakukan kerja sama dalam
suatu ikatan kemitraan yaitu s{ah> ib al-ma>l dan

mud{arib.15
Bonus haji gratis

:

hadiah yang diberikan kepada nasabah calon
jamaah haji plus PT. Anugerah Nur Nabawi
jombang karena telah mengikuti program haji
plus sesuai dengan ketentuan yang telah

Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), 351.
14

Ibid., 291.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

ditentukan.

H. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode
sebagai berikut:
1.

Jenis Penelitian\
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) bersifat
defkriptif analitik, yaitu memaparkan data-data yang ditemukan di lapangan
dan menganalisnya untuk mendapatkan kesimpulan yang benar dan akurat.
Dengan mengadakan suatu survei, kemudian penulis menggali teori-teori
yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan dan mencari
metode-metode serta teknik penelitian16. Data yang diperlukan sudah tertulis
atau diolah oleh orang lain atau suatu lembaga.

2.

Data yang dikumpulkan
Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka data
yang akan dikumpulkan sebagai berikut:
a.

Data tentang produk bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi
Jombang.

b.

Data tentang aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi
Jombang.

c.

Data tentang jumlah nasabah yang mengikuti program bonus haji gratis
PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

16

Moh. Nazir, Metode Penelitian, cet ke-3 (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 63.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

d.

Data tentang kepastian bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur
Nabawi Jombang.

3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini
sebagai berikut:
a.

Sumber Primer, data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk
laboratorium,17 yaitu sumber data yang pengambilannya diperoleh dari
hasil narasumber meliputi: (1) Data yang didapatkan peneliti dari hasil
wawancara dengan owner PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang, (2) Data
yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan tiga calon jamaah
haji plus PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

b.

Sumber Sekunder, hasil pengumpulan oleh orang lain dengan maksud
tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut
keperluan mereka. Sumber-sumer sekunder meliputi majalah, publikasi
dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi
seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survei18
serta dokumen tentang apa saja yang berhubungan dengan suatu bonus
haji gratis berdasarkan hukum Islam.

4. Teknik Pengumpulan Data

17
18

Nasution S, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 143.
Ibid., 143

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1) Wawancara (interview)
Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan
dan mendapatkan keterangan tentang produk bonus haji gratis dimana
wawancara dilakukan dengan empat orang yakni salah seorang dari

owner PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang dan dari tiga orang calon
jamaah haji plus PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang.
2) Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dari PT>. Anugerah Nur
Nabawi Jombang untuk memperoleh data penelitian yang berupa brosur,
kalender, fomulir pendaftaran, data nasabah, berkas tentang PT>.
Anugerah Nur Nabawi Diwek jombang.

5. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumber-sumber
data akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut:
a.

Editing, yaitu memeriksa kembali lengkap atau tidaknya data-data yang
diperoleh dan memperbaiki bila terdapat data yang kurang jelas atau
meragukan.19 Teknik ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual
(intelectual honestly) dari penulis agar nantinya hasil data konsisten
dengan rencana penelitian.

19

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 125.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

b.

Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai
dengan rumusan masalah, serta mengelompokkan data yang diperoleh.20
Dengan teknik ini diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran
tentang produk bonus haji gratis yang dilakukan oleh PT>. Anugerah Nur
Nabawi Jombang.

c.

Analyzing, yaitu upaya mencari dan menyusun secara sistemasis hasil
wawancara juga dokumentasi yang disusun secara sistematis dan
dianalisis secara kualitatif untuk memberikan kejelasan pada masalah
yang dibahas dalam skripsi ini.21

6. Teknik Analisis Data
a.

Deskriptif, yaitu mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang
dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik, metode ini
digunakan untuk mengetahui gambaran produk tabungan haji plus yang
berujung haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi. Hasil analisis
tersebut

masih

berupa

kategori-kategori

konseptual.

Peneliti

menggunakan taksonomi dimana fokus penelitian tersebut pada domain
tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau
menjelaskan fenomena atau fokus yang menjadi sasaran penelitian.22

Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalisti,
Plenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1991), 183.
22
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasardanAplikasi, (Malang: 1990, IKIP Malang,
Yayasan Asih Asah Asuh Malang), 98.
20

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

b.

Pola pikir induktif, dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir
induktif yang berarti pola pikir yang bermula dengan fakta; bonus haji
gratis, kemudian mendeskripsikan dan menganalisis dengan menggunakan
data empiris aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi
Jombang, sehingga ditemukan suatu pengetahuan yang secara umum
diakui kebenarannya.

I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa
yang direncanakan atau diharapkan oleh penulis, maka disusunlah
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, identifikasi dan batasan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua kajian umum tentang wadi>‘ah, mud{ar>abah, yang meliputi
pengertian, dasar hukum, syarat dan rukun, jenis-jenis, proses aplikasi.
Bab ketiga merupakan kajian bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur
Nabawi Jombang. yang mencakup deskripsi lokasi penelitian mulai dari
sejarah pendirian dan letak geografis, visi, misi dan struktur organisasi,
legalitas PT, produk-produk serta mekanisme bonus haji gratis yang terdapat
pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Bab keempat merupakan analisis akad dan aplikasi terhadap bonus haji
gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi ditinjau dari hukum islam wadi>‘ah

mud{a>rabah.
Bab kelima merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG WADIRABAH
A. WADI‘ah berasal
dari wadda’al shay-a yaitu meninggalkan sesuatu. Meninggalkan sesuatu
kepada orang lain untuk dijaga disebut wadi>‘ah. Wadi>‘ah merupakan titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain baik individu maupun badan hukum yang
harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenyimpan menghendakinya.1
Menurut mazhab hanafi, wadi>‘ah yaitu mengikutsertakan orang lain
dalam memelihara harta, baik dengan ungkapan yang jelas, melalui tindakan
maupun melalui isyarat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, mazhab Syafi’i,
dan mazhab hanbali mendefinisikan wadi>‘ah dengan “mewakilkan orang lain
untuk memelihara harta tertentu dengan cara tertentu.

Wadi>‘ah adalah akad atau kontrak antara dua pihak yaitu antara pemilik
barang dan kustodian dari barang tersebut. Barang tersebut bisa saja berharga
atau memiliki nilai.2

Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2010)., 883.
2
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2014)., 351.
1

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

2. DASAR HUKUM WADI‘ah itu adalah boleh, bagi manusia yang dibebankan
dalam memelihara milik orang lain harus bisa menjamin dalam menjaganya.
Ulama fikih sependapat, bahwa wadi>‘ah adalah sebagai salah satu akad dalam
rangka tolong menolong antara sesama manusia. Sebagai landasannya firman
Allah SWT
QS. Al-Baqarah ayat 283:

َ‫َ ْليتَقََلََ بَه‬،‫ضاَف ْلي ََالَذ َا ْ ت نََأمانته‬
َْ ‫فإ‬
ً ‫نَأمنََب ْعضك َْمَب ْع‬
“Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya”3
QS. An-Nisa>’ ayat 58:

َ‫اَاْأمانا ََا َٰ َأ ْهل ا‬

‫نَلََيأْمرك َْمَأ ْنََت‬
ََ ‫إ‬

“Sungguh Allah SWT memerintahkanmu untuk menyampaikan amanat
kepada orang yang berhak menerimanya”4
Para fukaha sepakat bahwa wadi>‘ah itu merupakan akad amanah. Status

wadi>’ adalah yad al-amanah. Karena itu, jika harta wadi>‘ah itu hilang, rusak
atau lainnya, wadi’ tidak bertanggung jawab dan tidak menanggungnya
kecuali jika itu karena kesengajaannya atau ia lalai menjaganya. Jadi status

wadi’ itu bukanlah yad d{amanah. Ini merupakan ketentuan mendasar
wadi>‘ah.
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahan, (Jakarta: Penerbit Sahifa,
2014)., 49.
4
Ibid., 87.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

َ‫نَخََنَكََ( ا َأبوَ ا َ التر‬
َْ َ‫نَم‬
َ َ َ‫نَاََئْتَ َنََكََ َاََت‬
َْ َ‫اَ ََ ْاأَمَانةَََاَلىَم‬
)‫ميذ َ الحاكم‬
“Hendaklah amanat orang yang mempercayai anda dan janganlah anda
menghianati orang yang menghianati anda.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
Hakim).
H{adith di atas menjelaskan bahwa orang yang diberi amanah harus bisa
menjaga amanah tersebut dengan baik dan jangan sampai menghianati orang
yang telah memberikan amanah.
Dari ayat-ayat dan h{adith di atas, para ulama sepakat mengatakan, akad

wadi>‘ah (titipan) hukumnya mandu>b (disunatkan), dalam hal tolongmenolong sesama manusia. Oleh sebab itu Ibnu Qudamah (ahli fiqh mazhab
Hanafi) menyatakan bahwa sejak zaman Rasulullah sampai generasi ke gerasi
berikutnya, wadi>‘ah telah menjadi ijma>’ ‘amali (‫لى‬

‫)اج اع َالع‬,

yaitu telah

menjadi ke perilaku kebiasaan dengan menitipkan barang kepada orang lain.5
3. SYARAT DAN RUKUN WADI‘ah adalah:

5
6

a.

Muwaddi’/ penitip (memiliki kecakapan hukum)

b.

mustawdi’/ penerima titipan (memiliki kecakapan hukum)

c.

wadi>‘ah bih / harta titipan (harus dapat dikuasai dan diserahterimakan)

d.

akad (akad dapat dinyatakan dengan lisan, tulisan, atau isyarat)

Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram, (Jeddah)., 182.
Ibid., Ahmad Ifham Sholihin..

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

e.

muwaddi’ dan mustawdi’ dapat membatalkan akad wadi>‘ah sesuai
kesepakatan.

4. JENIS-JENIS WADI‘ah yad ama>nah (trustee safe custody)
Bank bertindak sebagai trustee dan menjaga barang tersebut. Bank tidak

menjamin pengembalian barang tersebut dalam hal barang tersebut hilang
atau rusak karena pencurian, kebakaran, kebanjiran atau musibah alam
lainnya asalkan bank telah melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk
mengamankan barang tersebut.

b. Wadi>‘ah yad d{amanah (guarantee safe custody)
Bank sebagai kustodian menjamin bahwa barang yang dititipkan itu
tetap berada didalam penyimpanan kustodian. Dalam hal ini, bank sebagai
kustodian mengganti barang yang dititipkan itu kepada pemiliknya itu
apabila barang tersebut hilang atau rusak. Berdasarkan perjanjian antara bank
dan nasabah, nasabah memperkenankan bank untuk menggunakan barang
tersebut asalakan penggunaannya harus sesuai dengan prinsip syariah.
Bank dapat memberikan insentif kepada nasabah dalam bentuk bonus
asalkan jumlahnya tidak disetujui sebelumnya dan harus diberikan bank
kenapada nasabah secara sukarela. Dalam pemberian jasa bank syariah,

7

Ibid., Sutan Remy Sjahdeini, 351-352.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Wadi>‘ah yad d{amanah digunakan oleh bank syariah untuk menghimpun atau
memobilisasi dana simpanan nasabah dalam bentuk rekening giro, rekening
tabungan, dan rekening deposito.

5. APLIKASI WADI‘ah dipraktikkan di bank-bank yang menggunakan sistem syariah
dengan menggunakan konsep wadi>‘ah yad d{amanah, yaitu titipan dengan
risiko ganti rugi. Dengan konsep tetrsebut, bank syariah menerima titipan
dana dari nasabah dan nasabah mengizinkan nasabah menggunakan dana
tersebut untuk diinvestasikan dengan syuarat bila terjadi risiko maka bank
memberikan ganti rugi. Konsekuensi dari wadi>‘ah yad d{amanah adalah jika
uang itu dikelola pihak bank syariah dan mendapat keuntungan, maka seluruh
keuntungan menjadi milik bank.

6. BONUS WADI ABAH

Mud{a>rabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak zaman
nabi, bahkan dipraktikkan oleh bangsa arab sebelum turunnya Islam.10 Menurut
bahasa, kata mud{a>rabah berasal dari ad-d{arbu fil ard{i, yaitu melakukan
perjalanan untuk berniaga. Secara terminologi mud{a>rabah adalah kontrak
(perjanjian) antara pemilik modal (rab al-ma>l) dan pengguna dana (mud{arib)
untuk digunakan sebagai aktivitas yang produktif dimana keuntungan dibagi
dua antara pemodal dan pengelola modal.

Mud{a>rabah disebut juga qirad{, berasal dari kata qard{ yang berarti qat{’
(sepotong), karena pemilik modal mengambil sebagian dari hartanya untuk
diperdagangkan dan ia berhak mendapat sebagian dari keuntungan.11 Mud{a>rabah
atau qirad{ termasuk salah satu bentuk akad shirkah (perkongsian).12
menurut Abdur Rahman L. Doi, mud{a>rabah dalam terminology hukum
adalah suatu kontrak dimana suatu kekayaan (property) atau persediaan (stock)
tertentu (ra’s al-ma>l) ditawarkan oleh pemiliknya atau pengurusnya (rabb al-

ma>l) kepada pihak lain untuk membentuk suatu kemitraan (joint partnership)
yang diantara kedua belah pihak dalam kemitraan itu akan berbagi keuntungan.
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013)., 204.
11
Ibid., 519.
12
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001)., 223.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Pihak yang lain berhak untuk memperoleh keuntungan karena kerjanya
mengelola kekayaan itu. Orang ini disebut mud{a>rib.
Menurut Kazarian, mud{a>rabah didefinisikan sebagai suatu perjanjian antara
sekurang-kurangnya dua pihak dimana satu pihak, yaitu pihak yang
menyediakan pembiayaan (financier atau s{ah> ib al-ma>l), mempercayakan dana
kepada pihak lainnya, yaitu pengusaha (mud{ha>rib), untuk melaksanakan suatu
kegiatan. Mud{a>rib mengembalikan pokok dari dana yang diterimanya kepada

s{ah> ib al-ma>l ditambah suatu bagian dari keuntungan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Menurut Nabil A. saleh, mud{a>rabah a contract between at least two parties

whereby one party, called the investor (rabb al-ma>l) entrusts money to the other
party called the agent-manager (mud{arib) who is to trade with it in an agreed
manner and the return to the investor the principal and a pre-agree share of the
profit and keep for himself what remainsof such profits.13
Menurut pasal 20 ayat (4) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, mud{a>rabah
adalah kerja sama antara pemilik dana dengan pengelola untuk melakukan usaha
tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.14
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Mud{a>rabah adalah suatu
produk finansial syariah yang berbasis kemitraan (partnership). Dalam akad

Mud{a>rabah terdapat dua pihak yang berjanji melakukan kerja sama dalam suatu
13
14

Ibid., Sutan Remy, 291.
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 71.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

ikatan kemitraan. Pihak yang satu merupakan pihak yang menyediakan dana
untuk diinvestasikan kedalam kerja sama kemitraan tersebut, yang disebut s{ah> ib

al-ma>l atau rabb al-ma>l, sedangkan pihak yang lain menyediakan pikiran,
tenaga, dan waktunya untuk mengelola usaha kerjasama tersebut, yang disebut

mud{arib.15
Sedangkan menurut Fatwa MUI mud{a>rabah adalah kerjasama dalam suatu
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (ma>lik, s{ah> ib al-ma>l, LKS)
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘a>mil, mud{a>rib, nasabah)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

Selain itu mud{a>rabah adalah

suatu transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, yang dilakukan oleh
para pihak berdasarkan kepercayaan.
Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan

mud{a>rabah, yaitu kepercayaan s{ah> ib al-ma>l kepada mud{a>rib. Selain itu dalam
transaksi mud{a>rabah, s{a>hib al-ma>l tidak boleh meminta jaminan atau agunan
dari mud{a>rib dan tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan proyek atau usaha
yang notabene dibiayai dengan dana s{ah> ib al-ma>l tersebut. Dari keterangan
tersebut dapatlah dimengerti bahwa tanpa adanya unsur kepecayaan dari s{ah> ib

15

Ibid., Sutan Remy

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

al-ma>l kepada mud{a>rib, maka perjanjian transaksi mud{a>rabah tidak akan
terjadi.16

Mud{a>rabah umumnya digunakan sebagai pendukung dalam memperluas
jaringan perdagangan, karena dengan dengan menerangkan prinsip mud{a>rabah,
dapat dilakukan transaksi jual beli dalam ruang lingkup yang luas (perdagangan
antar daerah) maupun atara pedagang di daerah tersebut. 17

2.

DASAR HUKUM
Al-Qur’an tidak secara langsung menunjuk istilah mud{a>rabah, melainkan

melalui akar kata d{arb yang diungkapkan sebanyak lima puluh delapan kali.
Dari beberapa kata inilah yang kemudian mengilhami konsep mud{a>rabah,
meskipun tidak dapat disangkal bahwa mud{a>rabah merupakan perjalanan jauh
yang bertujuan bisnis. Mud{a>rabah tidak merujuk langsung pada al-Qur’an dan
sunnah, tapi berdasarkan kebiasaan (tradisi) yang dipraktikkan oleh kaum
muslimin, dan bentuk kerjasama perdangangan tampak langsung terus
disepanjang awal Islam sebagai instrument utama yang mendukung para kafilah
untuk mengembangkan jaringan perdagangan secara luas.18 Dalam al-Qur’an
dijelaskan:
QS. an-Nisa>' ayat 29:

Ibid., Sutan Remy, 294
Abdullah Saeed, Bank Islam Dan Bunga, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)., 92.
18
Ibid.,91-92.

16
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

ََ ‫نَترا‬
َْ ‫نَتك ْونََتجا َ ًَع‬
َْ ‫ي َأي اَالَذ ْينََآمن ْواَاتأْكل ْواَأ ْموالك َْمَبيْنك َْمَب ْال ا لََإاَََأ‬
َ‫م ْنك َْم‬
"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil)
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan sukarela di antaramu"19
QS. al-Ma>'idah ayat 1:

ََ ‫ياأي اَالَذ ْينََآمن ْواَأ ْ ف ْواَب ْالعق ْو‬
"Hai orang yang beriman Penuhilah akad-akad itu"20
QS. al-Baqarah ayat 283:

َ‫َ ْليتَقََلََ بَه‬،‫ضاَف ْلي ََالَذ َا ْ ت نََأمانته‬
َْ ‫فإ‬
ً ‫نَأمنََب ْعضك َْمَب ْع‬
"Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya”.21

Kaidah fiqh:

‫احةََإَاََأ ْنََيَ َ َََ ََل ْيَلََعَلَىَتَحَْ َرَْ