uu 4 1992 perumahan pemukiman

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 1992
TENTANG
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakikat nya
adalah pembangunan manusia Indonesia seut uhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, perumahan dan
permukiman yang layak, sehat , aman, serasi, dan t erat ur
merupakan salah sat u kebut uhan dasar manusia dan
merupakan f akt or pent ing dalam peningkat an harkat dan
mart abat mut u kehidupan sert a kesej aht eraan rakyat dalam
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945;

b. bahwa dal am rangka peningkat an harkat dan mart abat ,
mut u kehidupan dan kesej aht eraan t ersebut bagi set iap
keluarga
Indonesia,
pembangunan
perumahan
dan
perm ukiman sebagai bagian dari pembangunan nasional perlu
t erus dit ingkat kan dan dikembangkan secara t erpadu,
t erarah, berencana, dan berkesinambungan;
c. bahwa peningkat an dan pengembangan pembangunan
perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek
perm asalahannya perlu diupayakan sehingga merupakan sat u
kesat uan f ungsional dalam wuj ud t at a ruang f isik, kehidupan
ekonomi, dan sosial budaya unt uk mendukung ket ahanan
nasional, mampu menj amin kelest arian lingkungan hidup,

dan meningkat kan kuali t as kehidupan manusia Indonesia
dalam
berkeluarga,

bermasyarakat ,
berbangsa
dan
bernegara;
d. bahwa Undang- undang Nomor 1 Tahun 1964 t ent ang
Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1962 t ent ang Pokok-Pokok Perumahan
(Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2476) menj adi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2611) sudah t idak sesuai dengan
kebut uhan dan perkembangan keadaan, dan oleh karenanya
dipandang perlu unt uk mengat ur kemba li ket ent uan
mengenai perumahan dan permukiman dalam UndangUndang yang baru;
Mengingat

: Pasal 5 ayat ( 1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 33
Undang-Undang Dasar 1945;

Dengan pe r setuj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG- UNDANG TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1.

Rumah adalah bangunan yang berf ungsi sebagai t empat t inggal at au
hunian dan sarana pembinaan keluarga;

2,

Perumahan adalah kelompok rumah yang berf ungsi sebagai lingkungan
t empal t inggal at au lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan;

3.


Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik yang berupa kawasan perkot aan maupun perdesaan yang berf ungsi

sebagai lingkungan t empat t inggal at au lingkungan hunian dan t empat
kegiat an yang mendukung perikehidupan dan penghidupan;

4.

Sat uan lingkungan permukiman adal ah kawasan perumahan dalam
berbagai bent uk dan ukuran dengan penat aan t anah dan ruang, prasarana
dan sarana lingkungan yang t erst rukt ur;

5.

Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar f isik lingkungan yang
memungkinkan li ngkungan permuki man dapat berf ungsi sebagaimana
mest inya;

6.


Sarana lingkungan adalah f asililas penunj ang, yang berf ungsi unt uk
penyelenggaraan dan penqembangan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya;

7.

Ut ili t as umum adalah sarana penunj ang unt uk pelayanan lingkungan;

8.

Kawasan siap bangun adalah sebidang t anah yang f i si knya t elah
dipersiapkan unt uk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar
yang t erbagi dalam sat u lingkungan siap bangun at au lebih yang
pelaksanaannya dilakukan secara bert ahap dengan lebih dahulu dil engkapi
dengan j aringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai dengan
rencana t at a ruang lingkungan yang dit et apkan oleh Pemerint ah Daerah
Tingkat II dan memenuhi persyarat an pembakuan pelayanan prasarana dan
sarana lingkungan, khusus unt uk Daerah Khusus Ibukot a Jakart a rencana
t at a ruang lingkungannya dit et apkan oleh Pemerint ah Daerah Khusus

Ibukot a Jakart a;

9.

Lingkungan siap bangun adalah sebidang t anah yang merupakan bagian
dari kawasan sia p bangun at aupun berdiri sendiri yang t elah dipersiapkan
dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain it u j uga sesuai
dengan persyarat an pembakuan t at a lingkungan t empat t inggal at au
lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan unt uk membangun kaveling
t anah mat ang;

10.

Kaveling t anah mat ang adalah sebidang t anah yang t elah dipersiapkan
sesuai dengan persyarat an pembakuan dalam penggunaan, penguasaan,
pemilikan t anah, dan rencana t at a ruang lingkungan t empat t inggal at au
lingkungan huni an unt uk membangun bangunan;

11.


Konsolidasi t anah permukiman adalah upaya penat aan kembali
penguasaan, penggunaan, dan pemilikan t anah oleh masyarakat Pemilik
t anah melalui usaha bersama unt uk membangun lingkungan siap bangun
dan menyediakan kaveling t anah mat ang sesuai dengan rencana t at a ruang
yang dit et apkan Pemerint ah Daerah Tingkat II, khusus unt uk Daerah

Khusus Ibukot a Jakart a rencana t at a ruangnya dit et apkan oleh Pemerint ah
Daerah Khusus Ibukot a Jakart a.

Pasal 2
(1)

Lingkup pengat uran Undang- undang
ini
mel i put i
penat aan
dan
pengelolaan perumahan dari permukiman, baik di daerah perkot aan
maupun di daerah perdesaan, yang dilaksanakan secara t erpadu dan
t erkoordinasi.


(2)

Lingkup Pengat uran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang
menyangkut penat aan perumahan meliput i kegiat an pembangunan baru,
pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan, dan pemanf aat annya,
sedangkan yang menyangkut penat aan permukiman mel iput i kegiat an
pembangunan baru, perbaikan, peremaj aan, perluasan, pemeliharaan,
dan pemanf aat annya.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Penat aan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manf aat , adil
dan merat a, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri,
ket erj angkauan, dan kelest arian lingkungan hidup.

Pasal 4
Penat aan perumahan dan permukiman bertuj uan unt uk :
a.


memenuhi kebut uhan rumah sebagai salah sat u kebut uhan dasar manusia,
dalam rangka peningkat an dan pemerat aan kesej aht eraan rakyat ;

b.

mewuj udkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan
yang sehat , aman, serasi, dan t erat ur;

c.

memberi arah pada pert umbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang
rasional;

d.

menunj ang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidangbidang lain.

BAB III
PERUMAHAN

Pasal 5
(1)

Set iap warga negara mempunyai hak unt uk menempat i dan/ at au
menikmat i dan/ at au memilik i rumah yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan t erat ur.

(2)

Set iap warga negara mempunyai kewaj iban dan t anggung j awab unt uk
berperan sert a dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

Pasal 6
(1)

Kegiat an pembangunan rumah at au peruma han dilakukan oleh pemilik hak
at as t anah sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(2)


Pembangunan rumah at au perumahan oleh bukan pemilik hak at as t anah
dapat dilakukan at as perset uj uan dari pemilik hak at as t anah dengan
suat u perj anj ian t ert ulis.

Pasal 7
(1)

Set i ap orang at au badan yang membangun rumah at au perumahan waj ib :
a. mengikut i persyarat an t eknis, ekologis, dan administ rat if ;
b. melakukan pemant auan lingkungan yang t erkena dampak berdasarkan
rencana pema nt auan lingkungan;
c. melakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan rencana pengelolaan
lingkungan.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 8
Set iap pemilik rumah at au yang dikuasakannya waj ib :
a.
b.

memanf aat kan rumah sebagaimana mest inya sesuai dengan f ungsinya
sebagai t empat t inggal at au hunian;
mengelola dan memelihara rumah sebagaimana mest inya.

Pasal 9
Pemerint ah dan badan- badan sosial at au keagamaan dapat menyelenggarakan
pembangunan perumahan unt uk memenuhi kebut uhan khusus dengan t et ap
memperhat ikan ket ent uan Undang- undang ini.

Pasal 10
Penghunian, pengelolaan dan pengalihan st at us dan hak at as rumah yang
dikuasai Negara diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 11
(1)

Pemerint ah melakukan pendat aan rumah unt uk menyusun kebij aksanaan
di bidang perumahan dan permukiman.

(2)

Tat a cara pendat aan rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 12
(1)

Penghunian rumah oleh bukan pemilik hanya sah apabila ada perset uj uan
at au izin pemilik.

(2)

Penghunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan baik
cara sewa-menyewa maupun dengan cara bukan sewa-menyewa.

(3)

Penghunian rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan cara
sewa-menyewa dilakukan dengan perj anj ian t ert ulis,
sedangkan
penghunian rumah dengan cara bukan sewa-menyewa dapat dilakukan
dengan perj anj ian t ert ulis.

(4)

Pihak penyewa waj ib menaat i ber akhirnya bat as wakt u sesuai dengan
perj anj ian t ert ulis.

(5)

Dalam hal penyewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) t idak bersedia
meninggalkan rumah yang disewa sesuai dengan bat as wakt u yang
disepakat i dalam perj anj ian t ert ulis, penghunian dinyat akan t idak sah
at au t anpa hak dan pemilik rumah dapat memint a bant uan inst ansi
Pemerint ah yang berwenang unt uk menert ibkannya.

(6)

Sewa-menyewa rumah dengan perj anj ian t idak t ert ulis at au t ert ulis t anpa
bat as wakt u yang t elah berlangsung sebelum berlakunya Undang-undang
ini dinyat akan t elah berakhir dalam wakt u 3 (t iga) t ahun set elah
berlakunya Undang-undang ini.

dengan

(7)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), diat ur dengan Perat uran
Pemerint ah.

Pasal 13
(1)

Pemerint ah mengendalikan harga sewa rumah yang dibangun dengan
memperoleh kem udahan dari Pemerint ah.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 14
Sengket a yang berkait an dengan pemilikan dan pemanf aat an rumah
diselesaikan melalui badan peradilan sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 15
(1)

Pemilikan rumah dapat dij adikan j aminan ut ang.

(2)

a. Pembebanan f idusia at as rumah dilakukan dengan akt a ot ent ik yang
dibuat oleh not aris sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang
berlak u.
b. Pembebanan hipot ek at as rumah besert a t anah yang haknya dimiliki
pihak yang sama dilakukan dengan akt a Pej abat Pembuat Akt a Tanah
sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16
(1)

Pemilikan rumah dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan at au
dengan cara pemindahan hak lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pemindahan pemilikan rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dengan akt a ot ent ik.

Pasal 17
Peralihan hak milik at as sat uan rumah susun dilakukan sesuai dengan perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

BAB IV
PERMUKIMAN
Pasal 18
(1)

Pemenuhan kebut uhan permukiman diwuj udkan melalui pembangunan
kawasan permukiman skala besar yang t erencana secara menyeluruh dan
t erpadu dengan pelaksanaan yang bert ahap.

(2)

Pembangungan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) di t uj ukan unt uk :
a.
b.

Mencipt akan kawasan permukiman yang t ersusun at as sat uan- sat uan
lingkungan permukiman;
Mengint egrasikan secara t erpa du dan meningkat kan kualit as
lingkungan perumahan yang t elah ada di dalam at au disekit arnya.

(3)

Sat uan- sat uan lingkungan permukiman sat u dengan yang lain sal ing
dihubungkan oleh j aringan t ransport asi sesuai dengan kebut uhan dengan
kawasan lain yang memberikan berbagai pelayanan dan kesempat an kerj a.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) ,
ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan rencana t at a ruang wilayah perkot aan
dan rencana t at a ruang wi l ayah bukan perkot aan.

Pasal 19
(1)

Unt uk mewuj udkan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dal am
Pasal 18, pemerint ah daerah menet apkan sat u bagian at au lebih dari
kawasan permukiman menurut rencana t at a ruang wilayah perkot aan dan
rencana t at a ruang wilayah bukan perkot aan yang t elah memenuhi
persyarat an sebagai kawasan siap bangun.

(2)

Persyarat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya
meliput i penyediaan :
a.
b.
c.

(3)

rencana t at a ruang yang rinci ;
dat a mengenai luas, bat as, dan pemilikan t anah
j aringan primer dan sekunder prasarana lingkungan.

Program pembangunan daerah dan program pembangunan sekt or
mengenai prasarana, sarana lingkungan, dan ut ilit as umum sebagian
diarahkan unt uk mendukung
t erwuj udnya kawasan siap bangun
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3), diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 20
(1)

Pengelolaan kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Pemerint ah.

(2)

Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan oleh badan usaha milik Negara dan/ at au badan
lain yang dibent uk oleh Pemerint ah yang dit ugasi unt uk it u.

(3)

Pembent ukan badan lain sert a penunj ukkan badan usaha milik negara
dan/ at au badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diat ur dengan
Perat uran Pemerint ah.

(4)

Dal am menyelenggarakan pengel ol aan kawasan siap bangun, badan usaha
milik negara at au badan l ain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan
ayat (3) dapat bekerj asama dengan badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, koperasi, dan badan- badan usaha swast a di bidang
pembangunan perumahan.

(5)

Kerj asama sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) t idak menghil angkan
wewenang dan t anggungj awab badan usaha milik negara at au badan lain
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

(6)

Persyarat an dan t at a cara kerj asama sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 21
(1)

Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri
yang bukan dilakukan oleh masyarakat pemilik t anah, dilakukan oleh
badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang dit unj uk oleh
Pemerint ah.

(2)

Tat a cara penunj ukkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 22
(1)

Di wilayah yang dit et apkan sebagai kawasan siap bangun Pem er int ah
memberikan penyuluhan dan bimbingan, bant uan dan kemudahan kepada
masyarakat pemilik t anah sehingga bersedia dan mampu melakukan
konsolidasi t anah dalam rangka penyediaan kaveling t anah mat ang.

(2)

Pelepasan hak at as t anah di wilayah yang dit et apkan sebagai kawasan siap
bangun hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakat an pemil ik t anah
yang bersangkut an.

(3)

Pelepasan hak at as t anah di lingkungan siap bangun yang berdiri se ndiri
yang bukan hasil konsolidasi t anah oleh masyarakat pemilik t anah, hanya
dapat dilakukan berdasarkan kesepakat an dengan pemilik hak at as t anah.

(4)

Pelepasan hak at as t anah di wilayah yang dit et apkan sebagai kawasan siap
bangun yang belum berwuj ud kaveling t anah mat ang, hanya dapat
dilakukan kepada Pemerint ah melalui badan-badan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (2).

(5)

Tat a cara pelepasan hak at as t anah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4), diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 23
Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh badan usaha di bidang
pembangunan perumahan dilakukan hanya di kawasan siap bangun at au di
lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri.

Pasal 24
Dalam membangun lingkungan siap bangun selain memenuhi ket ent uan pada
Pasal 7, badan usaha dibidang pembangunan perumahan waj ib :
a.

melakukan pemat angan t anah, penat aan penggunaan t anah, penat aan
penguasaan t anah, dan penat aan pemilikan t anah dalam rangka
penyediaan kaveling t anah mat ang;

b.

membangun j aringan prasarana lingkungan mendahului kegiat an
membangun rumah, memelihara, dan mengelolanya sampai dengan
pengesahan dan penyerahannya kepada pemerint ah daerah;

c.

mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan ut ilit as umum;

d.

membanlu masyarakat pemilik t anah yang t idak berkeinginan melepaskan
hak at as t anah di dalam at au di sekit arnya dalam melakukan konsolidasi
t anah;

e.

melakukan penghij auan lingkungan;

f.

menyediakan t anah unt uk sarana lingkungan;

g.

membangun rumah.

Pasal 25
(1)

Pembang unan lingkungan siap bangun yang dilakukan masyarakat pemilik
t anah melalui konsolidasi t anah dengan memperhat ikan ket ent uan pada
Pasal 7, dapat dilakukan secara bert ahap yang meliput i kegiat an kegiat an :
a. pemat angan t anah;
b. penat aan, penggunaan, penguasaan dan pemilikan t anah;
c. penyediaan prasarana lingkungan;
d. penghij auan lingkungan;
e. pengadaan t anah unt uk sarana lingkungan.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 26
(1)

Badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang membangun
l ingkungan siap bangun dilarang menj ual kaveling t anah mat ang t anpa
rumah.

(2)

Dengan memperhat ikan ket ent uan Pasal 24, sesuai dengan kebut uhan
set empat , badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang
membangun linkungan siap bangun dapat menj ual kaveling t anah mat ang
ukuran kecil dan sedang t anpa rumah.

(3)

Kaveling t anah mat ang ukuran kecil, sedang, menengah, dan besar hasil
upaya konsolidasi t anah milik masyarakat dapat diperj ualbelikan t anpa
rumah.

Pasal 27
(1)

Pemerint ah memberikan bimbingan, bant uan dan kemudahan kepada
masyarakat baik dal am t ahap perencanaan maupun dalam t ahap
pelaksanaan, sert a melakukan pengawasan dan pengendalian unt uk
meningkat kan kualit as permukiman.

(2)

Peningkat an kualit as permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayal (1)
berupa kegiat an-kegiat an :

a. perbaikan at au pemugaran;
b. peremaj aan;
c. pengelolaan dan pemeliharaan yang berkelanj ut an.
(3)

Penyelenggaraan kegiat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 28
(1)

Pemerint ah daerah dapat menet apkan suat u lingkungan permukiman
sebagai permukiman kumuh yang t idak layak huni.

(2)

Pemerint ah daerah bersama-sama masyarakat mengupayakan langkahlangkah pelaksanaan program peremaj aan lingkungan kumuh unt uk
meningkat kan kesej aht eraan masyarakat penghuni.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diat ur dengan Perat uran Pemerint ah

BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 29
(1)

Set iap w arga negara mempunyai hak dan kesempat an yang sama dan
sel uas-luasnya unt uk berperan sert a dalam pembangunan perumahan dan
perm ukiman.

(2)

Pelaksanaan peran sert a masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dapat dilakukan secara perseorangan at au dalam bent uk usaha
bersama.

BAB VI
PEMBINAAN
Pasal 30
(1)

Pemerint ah melakukan pembinaan di bidang perumahan dan permukiman
dalam bent uk pengat uran dan pembimbingan, pemberian bant uan dan
kemudahan,
penelit ian
dan
pengembangan,
perencanaan
dan
pelaksanaan, sert a pengawasan dan pengendalian.

(2)

Pemerint ah melakukan pembinaan badan usaha di bidang perumahan dan
permukiman.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 31
Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan ber dasarkan
rencana t at a ruang wilayah perkot aan dan rencana t at a ruang wilayah bukan
perkot aan yang menyeluruh dan t erpadu yang dit et apkan oleh pemerint ah
daerah dengan mempert imbangkan berbagai aspek yang t erkait sert a rencana,
program, dan priorilas pembangunan perumahan dan permukiman.

Pasal 32
(1)

Penyediaan t anah unt uk
diselenggarakan dengan:

pembangunan

perumahan

dan

permukiman

a. penggunaan t anah yang langsung dikuasai Negara;
b. konsolidasi t anah oleh pemilik t anah;
c. pelepasan hak at as t anah oleh pemilik t anah yang dilakukan sesuai
dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
(2)

Tat a cara penggunaan t anah yang langsung dikuasai Negara dan t at acara
konsolidasi t anah oleh pemilik t anah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) but ir a dan b diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 33
(1)

Unt uk memberikan bant uan dan/ at au kemudahan kepada masyarakat
dalam membangun rumah sendi ri at au memiliki rumah, Pemerint ah
melakukan upaya pemupukan dana.

(2)

Bant uan dana/ at au kemudahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berupa kredit perumahan.

Pasal 34
Pemerint ah memberikan pembinaan agar penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan permukiman selalu memanf aat kan t eknik dan t eknologi,
indust ri bahan bangunan, j asa konst ruksi, rekayasa dan rancang bangun yang
t epat guna dan serasi dengan lingkungan.

Pasal 35
(1)

Pemerint ah dapat menyerahkan sebagian urusan di bidang perumahan dan
permukiman kepada pemerint ah daerah.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 36
(1)

Set iap orang at au badan dengan sengaj a melanggar ket ent uan dalam Pasal
7 ayat (1), Pasal 24, dan Pasal 26 ayat (1) dipidana dengan pidana penj ara
selama- lamanya 10 (seput uh) t ahun dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp.
100. 000. 000, 00 (serat us j ut a rupiah).

(2)

Set iap orang kar ena kelalaiannya mengakibat kan pelanggaran at as
ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dipidana dengan
pidana kurungan sel ama- lamanya 1 (sat u) t ahun dan/ at au denda set inggit ingginya Rp. 10. 000. 000, - (sepuluh j ut a rupiah).

(3)

Set iap badan karena kelalaiannya mengakibat kan pelanggaran at as
ket enluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 24 Pasal 26
ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (sat u) t ahun
dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp. 100. 000. 000. 00(serat us j ut a rupiah).

(4)

Set i ap orang at au badan dengan sengaj a melanggar ket ent uan dalam pasal
12 ayat (1) dipidana dengan pidana penj ara selama- l amanya 2 (dua) t ahun
dan/ at au denda set inggi-t ingginya Rp. 20. 000. 000, 00 (duapuluh j ut a
rupiah).

Pasal 37
Set iap orang at au badan dengan sengaj a melanggar ket ent uan harga t ert inggi
sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dipidana dengan pidana penj ara
selama-lamanya 2 (dua) t ahun dan denda set i nggi-t ingginya Rp. 20. 000. 000, 00
(dua puluh j ut a rupiah).

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-IAIN
Pasal 38
Penerapan ket ent uan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 t idak
menghilangkan kewaj ibannya unt uk t et ap memenuhi ket ent uan Undang-undang
ini.

Pasal 39
Jika kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 t idak dipenuhi oleh suat u
badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin
usaha badan t ersebut dicabut .

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 40
Pada saat mulai berlakunya Undang- undang ini, semua perat uran pelaksanaan
di bidang perumahan dan permukiman yang t elah ada t et ap berlaku sepanj ang
t idak bert ent angan dengan Undang -undang ini at au belum digant i at au diubah
berdasarkan Undang-undang ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Pada saat mulai berlakunya Undang - undang ini, Undang-undang nomor 1
Tahun 1964 t ent ang Per at uran Pemerint ah Penggant i Undang- undang nomor 6
t ahun 1962 t ent ang Pokok-pokok perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962
Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2476) menj adi Undang-undang
(Lembaran Negara Tahun 1964 nomor 3, Tambahan Lembaran Negar a Nomor
2611) dinyat akan t idak berlaku.

Pasal 42
Undang- undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan dan penerapannya
diat ur dengan Perat uran Pemerint ah selambat- lambat nya 2 (dua) t ahun sej ak
Undang- undang ini diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undangundang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakart a
pada tanggal 10 Maret t992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
SO E H A R T O

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Maret 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
MOERDIONO

Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 19 92 Nomor 23
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Hukum
dan Perundang- undangan
ttd.
Bambang Kesowo, S. H. , LL. M.