Overview pengantar implementation IFRS 20042015

PENGANTAR
PSAK BERBASIS IFRS EFEKTIF TAHUN 2015

Agenda

1.

PSAK 2.
3.

Standar Akuntansi di Indonesia
Perkembangan PSAK sd 2015
Overview Perubahan PSAK

Standar Akuntansi
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk

menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna

Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya

Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.

Laporan perusahaan






Laporan keuangan,
Laporan Tahunan (Annual Reporting),
Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting),
Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Tripple bottom line
4

Integrated Reporting
Guiding Principles

Content Elements

Strategic Focus

Organizational overview and business
model

Future Orientation
Connectivity of Information

Responsiveness and Stakeholder
Inclusiveness
Conciseness, Reliability and
Materiality

Operating context, including risks and
Opportunities
Strategic objectives
Governance and remuneration
Performance
Future outlook

5

Integrated Reporting

6

Integrated Reporting


Coca Cola Integrated Reporting
7

Laporan Keuangan Relevan dan Dapat Diandalkan
Standar
Akuntansi
Berkualitas

• Pasar Modal yang
efisien

Laporan
Keuangan yang
Relevan dan
dapat
Diandalkan

Informasi yang
berkualitas


Kerangka
Konseptual

Manajemen
Corporate
Governance
Independen
Standar Audit
Kompeten

Kualitas
Audit

• Keputusan yang
tepat

Dampak informasi
assimetri
1. Adverse selection
2. Moral hazard


Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2012

Pra PAI
1973

PAI
1973

Konvergensi
IFRS 20082012

Harmonisasi
IAS 19942007

Efektif
1 Januari 2015


Konvergensi
IFRS 20122015
8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS
sebagai standar akuntansi
keuangan global

9

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi
beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan
efektif pada tahun 2015
 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

tidak signifikan.
 DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah
10

SAK ETAP


SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.




Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
Lebih sederhana antara lain:








Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.

Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan PSAK-IFRS
atau PSAK-ETAP
11

PSAK SYARIAH
• Basis transaksi
• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah
baik entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah
• Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis

syariah dengan acuan fatwa MUI
• PSAK 100 – PSAK 110






PSAK 101 Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
PSAK 102 Akuntansi Murabahah)
Revisi 2013
PSAK 103 Akuntansi Salam
PSAK 104 Akuntansi Istishna
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah








PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
PSAK 107 Akuntansi Ijarah
PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan
Shadaqoh
PSAK 110 Akuntansi Sukuk
12

SAP
• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP 71 tahun 2010
• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP
dan LKPD:





instansi pemerintah pusat
Instansi pemerintah daerah
BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK,
BUMN (sbg investasi pemerintah)  menggunakan PSAK

• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45
untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP.
13

PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1
• Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015

14

IFRS - PSAK
• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS
terbaru)
• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam
Standar bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif

• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang
dinamis mengikuti IFRS
15

Mengapa IFRS







Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and
achieve a single set of high-quality global accounting standards.”
16

Manfaat IFRS
• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise”.

17

Karakteristik Standar ??

Dinamis

Lebih banyak
Pengungkapan

Principle Based :
Judgment

Fair Value

18

Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.
19

“Judgment”
• IFRS = Principles
• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
• Pengajaran dengan menggunakan kasus
 Ilustrasi
 PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang
dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A. Kontrak
meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin bahwa PT. A
membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan harga yang telah
ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian
modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.
20

Dinamis
• IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi
keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book.
• Awareness terhadap standar akuntansi meningkat
• Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan
standar.
• IFRS sering berubah
– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan
akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan
– Perubahan lingkungan usaha

• Contoh  Pendapatan awalnya menggunakan konsep risk and
reward, kemudian ditambahkan konsep present obligation.
21

“Fair value”


IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun
pada tanggal laporan. Perubahan harga diakui sebagai pendapatan
pada periode berjalan.
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan
(point-of-sale costs), pada pengakuan pertama sebagai persediaan.



Fair value adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Nilai wajar dapat menggunakan:
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
Perhitungan fair value : menentukan arus kas, tingkat suku bunga, Model opsi





22

Pengungkapan Lebih Banyak





Ilustrasi laporan keuangan.
Membaca dan membuat pengungkapan
pengungkapan yang diinginkan oleh standar
Judgment : apa yang perlu diungkapkan

PSAK 60 – Instrumen keuangan
Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko;
tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua
hal tersebut.
Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang
melewati jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan
peningkatan kualitas kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis
sensitifitas; pengungkapan risiko pasar laiinnya.
23

Roadmap IFRS di Indonesia
FASE 1
Efektif
< 2010

Efektif
2011

FASE 2
Efektif
2012

PSAK
•• 33 PSAK

16 PSAK
PSAK
•• 16

11 PSAK
PSAK
•• 11

22 PSAK
PSAK
•• 22

ISAK
•• 11 ISAK

ISAK
•• 66 ISAK

12 ISAK
ISAK
•• 12

ISAK
•• 11 ISAK

PPSAK
•• 99 PPSAK
PISAK
•• 11 PISAK

PPSAK
•• 11 PPSAK

PPSAK
•• 33 PPSAK

PPSAK
•• 22 PPSAK

IAS / IFRS dalam proses adopsi:
a. IAS 41 Agriculture
b. IFRIC 21 Levies
c. IFRS 9 Financial Instrument

Efektif
2014&2015

Efektif
2013
••
••
••
••
••

PSAK
44 PSAK
Revisi PSAK
PSAK
99 Revisi
ISAK (2014)
(2014)
44 ISAK
PPSAK (2014)
(2014)
11 PPSAK
Penyesuan SAK
SAK
Penyesuan

Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract
b. IFRS Revenue from Contract with
Customers
c. Leases
d. Conceptual Framework –
Reporting Entity
24

PSAK 2013 & 2014
NO

IFRS

STATUS

1

IFRS 10: Consolidated Financial
Statements

PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Jan 2015]

2

IFRS 11: Joint Arrangements

PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3

IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities

PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain [1 Jan 2015]

4

IFRS 13: Fair Value Measurement

PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]

5

IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Jan 2014]

6

IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments

ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7

IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]

25

PSAK 2013 & 2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

IFRS
IAS 1: Presentation of Financial
Statements
IAS 19: Employee Benefits
IAS 27: Separate Financial Statements
IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures
IAS 32: Financial Instruments:
Presentation
IAS 36: Impairment of Assets
IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9
eff 2018 belum diadopsi)
IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures
IAS 12: Income Tax

STATUS
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama [1 Jan 2015]
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan
pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
1 Jan 2015]
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

26

PSAK non IFRS
1. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;
2. PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
3. PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali;
4. PSAK 34 Kontrak Konstruksi
5. PSAK 44 Pendapatan Real Estate
6. PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
7. ISAK 25: Hak atas Tanah
27

Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
IFRS terbaru:
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)
• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI
• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)

Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• IFRS on Leases
• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
28

PSAK
No
 1 IFRS 1
 2
 3
 4
 5

IFRS 2
IFRS 3
IFRS 4
IFRS 5

 6 IFRS 6
 7
 8
 9
 10
 11
 12
13

IFRS 7
IFRS 8
IFRS 9
IFRS 10
IFRS 11
IFRS 12
IFRS 13

IFRS
First-time Adoption of International
Financial Reporting Standards

PSAK
 

 

Share-Based Payment
Business Combinations
Insurance Contracts
Non-current Assets Held for Sale and
Discontinued Operations

PSAK 53
PSAK 22
PSAK 62
PSAK 58

Pembayaran Berbasis Saham (R2011)
Kombinasi Bisnis (revisi 2010)
Kontrak Asuransi (revisi 2011)
Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan (revisi 2009)

Exploration for and Evaluation of
Mineral Resources

PSAK 64

Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
(R2011)

Financial Instruments : Disclosure
Operating Segments
Financial Instrument – Juli 2014
Consolidated Financial Statement
Joint Arrangement
Disclosure of Interest Entity
Fair Value

PSAK 60
PSAK 5

Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2013)
Segmen Operasi (revisi 2009)
Belum diadopsi
Laporan Keuangan Konsolidasian
Pengaturan Bersama
Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
Pengurkuran Nilai Wajar

PSAK 65
PSAK 66
PSAK 67
PSAK 68

29

PSAK & ISAK
No
 1 IFRIC 1
 2 IFRIC 2
 3 IFRIC 4
 4 IFRIC 5
 5 IFRIC 6
 6 IFRIC 7

IFRS
Changes in Existing Decommissioning, Restoration
and similar liabilities
Members’ Share in Co-operative Entities and
Similar Instruments
Determining whether an arrangement contains a
Lease
Rights to Interests arising from Decommissioning,
Restoration and Environmental rehabilitation
Funds
Liabilities arising from Participating in a Specific
Market – Water electrical and Electronic
Equipment
Applying the Restatement Approach under IAS 29

 7 IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment
IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity
Instruments
IFRIC 20 Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining
 8 IFRIC 12 Service Concession Arrangements
 9 IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes

PSAK

 

 

 

 

ISAK 24

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang
mengandung Bentuk Legal Sewa

 

 

ISAK 19

Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan
Nilai
ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instrumen Ekuitas
ISAK 29

ISAK 16
PSAK 10

Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap
Produksi pada Pertambangan Terbuka,
Perjanjian Konsesi Jasa
Program Loyalitas Pelanggan

30

PSAK & ISAK
No
 1 IAS 1

IFRS
Presentation of Financial Statements PSAK 1

 2 IAS 2
 3 IAS 7

Inventories
Statement of Cash Flows

PSAK 14
PSAK 2

 4 IAS 8

Accounting Policies, Changes in
Accounting Estimates and Errors
Event after the reporting Period

PSAK 25

Construction Contracts
Income Taxes
Property, Plant and Equipment
Leases
Revenue
Employee Benefits
Accounting for Governance Grants
and Disclosure of Government
Assistance

PSAK 36
PSAK 46
PSAK 16
PSAK 30
PSAK 23
PSAK 24
PSAK 61

 5 IAS 10
 6
 7
 8
 9
 10
 11
 12

IAS 11
IAS 12
IAS 16
IAS 17
IAS 18
IAS 19
IAS 20

PSAK 8

PSAK
Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009)
 Revisi 2013
Persediaan (revisi 2008)
Laporan Arus Kas (revisi 2009)
Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan (revisi 2009)
Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi
2010)
Kontrak Konstruksi (revisi 2011)
Pajak Penghasilan - (revisi 2013)
Aset Tetap(revisi 2007)
Sewa (revisi 2007)
Pendapatan (revisi 2010)
Imbalan Kerja (revisi 2010)  Revisi 2013
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan Pemerintah(revisi 2011)

31

PSAK & ISAK
No

IFRS

PSAK

 13

IAS 21

The Effects of Changes in Foreign Exchange PSAK 10
Rates

Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010)

 14

IAS 23

Borrowing Costs

PSAK 26

Biaya Pinjaman (revisi 2009)

 15

IAS 24

Related Party Disclosures

PSAK 7

Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009)

 16

IAS 26

Accounting and Reporting by Retirement
Benefit Plans

PSAK 18

Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011)

 17

IAS 27

Consolidated and Separate Financial
Statement

PSAK 4

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri (revisi 2009)  Revisi 2013 Laporan Keuangan
Tersendiri

 18

IAS 28

Investment in Associates

PSAK 15

Investasi Asosiasi (revisi 2009)  Revisi 2013 Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

 19

IAS 29

Financial Reporting in Hyperinflationary
Economies

PSAK 63

Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi
2010)

 20

IAS 31

Interests in Joint Ventures

PSAK 12

Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009)

 21

IAS 32

Financial Instruments: Presentation

PSAK 50

Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2013)

 22

IAS 33

Earnings per Share

PSAK 56

Laba per Saham (revisi 2009)

 23

IAS 34

Interim Financial Reporting

PSAK 3

Laporan Keuangan Interim (revisi 2010)

 24

IAS 36

Impairment of Assets

PSAK 48

Penurunan Nilai - (revisi 2013)

32

PSAK & ISAK
No
 25 IAS 37
 26 IAS 38
 27 IAS 39
 28 IAS 40
 29 IAS 41
 30 SIC 12
 31 SIC 13
 32 SIC 15
 33 SIC 21
 34 SIC 27
 35 SIC 32
 36  

IFRS

PSAK

Provisions, Contingent Liabilities and
Contingent Assets

PSAK 57

Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi
2009)

Intangible Assets

PSAK 19

Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)

Financial Instruments: Recognition and
Measurement
Investment Property

PSAK 55
PSAK 13

Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi
2013)
Properti Investasi (revisi 2007)

Agriculture

 

 

Consolidation – Special Purpose Entities
Jointly Controlled Interest – non Monetary
Contribution by Ventures
Operating Leases – Incentives
Income Taxes – Recovery of Revalued non
Depreciable Assets
Evaluating the Substance Transaction in the
Legal Form of Lease
Intangible Assets – Website Costs
 

ISAK 7
ISAK 11
ISAK 19
 

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009)
Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh
Venturer
Sewa Operasi – Insentif
 

ISAK 8

Transaksi Mengandung Sewa

ISAK 14
ISAK 21

Biaya Situs Web
Perjanjian Konstruksi Real Estate

33

Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

34

Kerangka
Konseptual
menurut PSAK

35

Conceptual framework – US GAAP

36

Conceptual framework – US GAAP

37

CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS
Presently, the Conceptual Framework is comprises of the following.
• Chapter 1: The Objective of General Purpose Financial Reporting


Chapter 2: The Reporting Entity (not yet issued)



Chapter 3: Qualitative Characteristics of Useful Financial Information



Chapter 4: The Framework, comprised of the following:
1.

Underlying assumption—the going concern assumption;

2.

The elements of financial statements;

3.

Recognition of the elements of financial statements;

4.

Measurement of the elements of financial statements; and

5.

Concepts of capital and capital maintenance.

LO 2

CONCEPTUAL FRAMEWORK
Overview of the Conceptual Framework
Three levels:


First Level = Objectives of Financial Reporting



Second Level = Qualitative Characteristics and
Elements of Financial Statements



Third Level = Recognition, Measurement, and
Disclosure Concepts.

LO 2

ASSUMPTIONS
1. Economic entity
2. Going concern
3. Monetary unit
4. Periodicity
5. Accrual

1.
2.
3.
4.

PRINCIPLES
Measurement
Revenue recognition
Expense recognition
Full disclosure

QUALITATIVE
CHARACTERISTICS
1. Fundamental
qualities
2. Enhancing
qualities

CONSTRAINTS
1. Cost

Third level
The "how"—
implementation

ELEMENTS
1.
2.
3.
4.
5.

Assets
Liabilities
Equity
Income
Expenses

OBJECTIVE
Provide information
about the reporting
entity that is useful
to present and potential
equity investors,
lenders, and other
creditors in their
capacity as capital
providers.

Second level
Bridge between
levels 1 and 3

First level
The "why"—purpose
of accounting

SECOND LEVEL: FUNDAMENTAL CONCEPTS

ILLUSTRATION 2-2
Hierarchy of Accounting
Qualities

LO 4

Akuntan

TERIMA KASIH

Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri

Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/