Overview dan contoh soal IFRS 08092015
PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS
EFEKTIF TAHUN 2015
(2)
Agenda
Standar Akuntansi di Indonesia
1.
Perkembangan PSAK
sd 2015
2.
Overview Perubahan PSAK
3.
(3)
Sejarah Standar Akuntansi
Pra
PAI
1973
PAI
1973
Harmonis
asi IAS
1994-2007
Konverg
ensi
IFRS
2008-2012
Konverg
ensi
IFRS
2012-2015
38 Desember 2008 Komitmen
mendukung IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan global
8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2012 Efektif 1 Januari 2015 Efektif 1 Januari 2015
(4)
Roadmap IFRS di Indonesia
Efektif < 2010
Efektif < 2010
• 3 PSAK • 1 ISAK • 9 PPSAK • 1 PISAK
• 3 PSAK • 1 ISAK • 9 PPSAK • 1 PISAK
Efektif 2011
Efektif 2011
• 16 PSAK • 6 ISAK • 1 PPSAK
• 16 PSAK • 6 ISAK • 1 PPSAK
Efektif 2012
Efektif 2012
• 11 PSAK • 12 ISAK • 3 PPSAK
• 11 PSAK • 12 ISAK • 3 PPSAK
Efektif 2013
Efektif 2013
• 22 PSAK • 1 ISAK • 2 PPSAK
• 22 PSAK • 1 ISAK • 2 PPSAK
Efektif 2014&2 015 Efektif 2014&2 015
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK • 4 ISAK (2014) • 1 PPSAK
(2014)
• Penyesuan
SAK
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK • 4 ISAK (2014) • 1 PPSAK
(2014)
• Penyesuan
SAK
IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IAS 41 Agriculture
b. IFRIC 21 Levies
c. IFRS 9 Financial Instrument
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract b. IFRS Revenue from
Contract with Customers c. Leases
d. Conceptual Framework –
(5)
PSAK 2013 & 2014
5
N
O IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial
Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada
(6)
PSAK 2013 & 2014
6
N
O IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial
Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial
Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in
Associates and Joint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments:
Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement
(IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 8 IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
(7)
Perkembangan Setelah 1 Januari
2015
7 • IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari
2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1
Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers
(efektif 1 Januari 2017)
• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam
pertimbangan DSAK IAI
• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari
2016)
IFRS terbaru:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts • IFRS on Leases
• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
(8)
KERANGKA KONSEPTUAL PENYAJIAN
DAN
(9)
Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan
• Konsep dasar yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para pemakai ekternal
• Tujuan menjadi acuan bagi:
– Penyusun standar akuntansi keuangan dalam
pelaksanaan tugasnya
– Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi
masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan
– Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
– Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
(10)
ISI – KDP2LK
•
Tujuan laporan keuangan
•
Asumsi Dasar
•
Karakteristik kualitatif yang menentukan
manfaat informasi dalam laporan
keuangan
•
Unsur Laporan Keuangan
•
Pangakuan Unsur Laporan Keuangan
•
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
(11)
11 Kerangka
Konseptual menurut
(12)
OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN
(13)
(14)
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat
Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009
Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 : pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.
Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini.
(15)
Laporan Keuangan - 2013
•
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Identifikasi laporan keuangan
Laporan Posisi
Keuangan
Laporan Laba Rugi
dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Perubahan
Ekuitas
Laporan Arus Kas Catatan atas
Laporan Keuangan
Karakteristik umum Penyajian secara
wajar dan kepatuhan terhadap SAK
Kelangsungan usaha Dasar akrual
Material dan agregasi Saling hapus
Frekuensi pelaporan Informasi komparatif Konsistensi penyajian
(16)
Tujuan Laporan Keuangan
• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan :
–
memberikan informasi
mengenai:
–
posisi keuangan,
–
kinerja keuangan
–
arus kas entitas
yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan
(17)
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode; d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode
sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
(18)
Informasi Komparatif Minimum
38,38A, 38B
• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
(19)
Informasi Komparatif -
Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
(20)
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian
kembali, retrospektif atau reklasifikasi
• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada
posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos
dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada: – (a) akhir periode berjalan;
– (b) akhir periode sebelumnya; dan
(21)
21 Referensi : Laporan Tahunan Q1 Telkom 2015
(22)
Penghasilan Komprehensif Lain
•
Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos
penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi
sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
•
Komponen penghasilan komprehensif:
– Selisih revaluasi aset tetap
– Pengukuran kembali program imbalan pasti
– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan – Perubahan nilai investasi available for sales
(23)
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif
Lain
• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos
untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika
penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos
penghasilan dan beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam
catatan atas laporan keuangan
(24)
Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari
2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
• Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000
– Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000
• Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000
– Surplus Revaluasi 10.000
(25)
Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga
100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000
– Penghasilan penjualan AFS 10.000
(26)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
(27)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
27
(28)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
(29)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
- 2011
• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca),
tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi
Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian
ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk
penyajian retroaktif perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca
– Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi
menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
(30)
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll
• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi.
(31)
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS
•
Informasi arus kas entitas berguna sebagai
dasar untuk menilai kemampuan entias
dalam menghasilkan kas dan setara kas
serta menilai kebutuhan kas entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut.
•
Laporan arus kas menggambarkan
perubahan historis dalam kas dan setara kas
yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan selama satu
periode
(32)
(33)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
•
Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung kelompok utama dari penerimaan
dan pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung laba disesuaikan dengan
mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas
investasi dan pendanaan.
•
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung
informasi yang lebih berguna
•
ETAP metode tidak langsung
(34)
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
pendanaan (alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi
atau investasi (alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi
atau investasi (alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk
(35)
(36)
PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan
keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas • Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan
tahunan diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan
keuangan tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya
(37)
PSAK 3 : Laporan Interim
(38)
(39)
PSAK 4 LK Tersendiri
Sebagai bagan dari informasi tambahan Sebagai bagan dari informasi tambahan Iinvestasi dicatat dengan menggunak an metode biaya Iinvestasi dicatat dengan menggunak an metode biaya Hanya untuk entitas terkonsolida si Hanya untuk entitas terkonsolida si KetentuanKetentuan PenyajianPenyajian PengungkapanPengungkapan
(40)
(41)
Segmen Operasi – PSAK 5
41
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan
dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak eksternal Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak eksternal Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak internal Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak internal
(42)
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan
dan menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari
pendapatan, laba rugi atau aset.
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan, laba rugi atau aset) jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi
kriteria).
(43)
Ilustrasi Segmen
43 Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
(44)
(45)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak
Berelasi
Mengapa perlu ??
45
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruh
i
•
Keberadaan pihak yang
mempunyai hubungan
istimewa
•
Komitment dengan pihak
(46)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
•
Identifikasi hubungan dan transaksi
dengan pihak-pihak berelasi
•
Identifikasi saldo, komitmen antara entitas
dengan pihak-pihak berelasi.
•
Menentukan pengungkapan yang
diperlukan baik untuk LK konsolidasian,
tersendiri, yang disajikan individual.
–
Pengungkapan atas sifat hubungan
(47)
Pihak Berelasi
47
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan
keuangannya.
b. Pihak berelasi substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum
c. Pihak berelasi
Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian
atau pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan, personel manajemen kunci.
Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu); anggota dari kelompok usaha sama
Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh
orang yang diidentifikasi dalam butir (a).
Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki
(48)
Ilustrasi Pengungkapan Pihak
Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
(49)
Ilustrasi Pengungkapan Pihak
Berelasi
(50)
(51)
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode
Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang
terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan
penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah
tanggal laporan keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun manajemen
(52)
(53)
Ilustrasi PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN
(ANTM 2013)
– Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang
ditentukan adalah 2% per tahun.
• PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra
Karya Prima (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.
– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.
(54)
(55)
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.
– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi
– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali
transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55) disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:
– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional
– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang
penyajian.
– Translasi dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.
– Remeasurement dari non mata uang fungsional ke mata uang fungsional
(56)
(57)
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya
sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya PSAK 16
(58)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Fair Value Model
Fair Value Model
•
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
•
Properti investasi tidak disusutkan.
•
Laba atau rugi
yang timbul dari
perubahan nilai
wajar
atas properti investasi harus
diakui dalam
laporan laba rugi
pada periode terjadinya.
(59)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Fair value model
(PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model
(PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Mencerminkan kondisi pasar
pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler
(terjadi perbedaan signifikan )
• Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )
Example
Example
(60)
Ilustrasi - Investasi Properti
•
Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas,
sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas
utama entitas bukan menyewakan gedung.
•
Bagian gedung yang digunakan sebagai
aset tetap, bagian gedung yang disewakan
disajikan sebagai properti investasi
•
Alokasi dapat dilakukan berdasarkan
jumlah lantai
(61)
Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan
metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
• Properti Investasi 4.500
Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100 Bangunan 3.000 2.800
(62)
(63)
Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait
pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara
harga perolehan dan nilai realisasi bersih kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
(64)
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan Kuantitas Biaya NRV TotalBiaya
Total NRV
Lebih Kecil A 400 50 60 20.000 24.000 20.000
B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual. Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba
(65)
(66)
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
Entitas Asosiasi entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan
Ventura Bersama pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan
Metode Ekuitas metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari
investee +/- penghasilan komprehensif
Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.
(67)
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas investasi atau ventura bersama dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan metode ekuitas
67 • Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak
langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit
perwalian dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
(68)
Penghentian Metode Ekuitas
•
Jika entitas menjadi entitas anak PSAK 65
•
Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan
PSAK 55. Nilai wajar sisa kepentingan diangggap
sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal
aset keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui
selisihnya sebagai laba rugi.
•
Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah
yang telah diakui dalam penghasilan
komprehensif lain menggunakan dasar yang
sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
•
Jika investee menjadi investasi pada ventura
bersama atau sebaliknya, maka entitas
(69)
Contoh
• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak
suara PT Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
• Nilai tercatat investasi:
– Tahun 2010 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2011 Rp 0
– Tahun 2012 Rp 0
– Tahun 2013 Rp 1.600
69
Tahun Laba (rugi)
PT Serbaneka (rugi) utk PT. Porsi laba Aneka
Nilai tercatat
2012 (10.000) (3.000) 1.000
2013 (8.000) (2.400) (1.400)
2014 4.000 1.200 (200)
(70)
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan adanya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan
penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan adanya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan
penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000
Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000
Kas 500.000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000
Pendapatan Investasi 50.000
Penghasila komprehensif lain 10.000 (pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas 37.500
Investasi Jangka Panjang 37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25) Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000
Kas 500.000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000
Pendapatan Investasi 50.000
Penghasila komprehensif lain 10.000 (pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas 37.500
Investasi Jangka Panjang 37.500
(71)
Kehilangan Pengaruh
Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif
terkait dengan investasi ini 500
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif
terkait dengan investasi ini 500
31 Des Kas 4.000
Investasi jangka panjang 1.000
Keuntungan penjualan investasi 3.000 Penghasilan komprehensif lain 500
Penghasilan dari investasi 500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000 Investasi tersis akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 =
2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 –
1.000 = 1.000
31 Des Kas 4.000
Investasi jangka panjang 1.000
Keuntungan penjualan investasi 3.000 Penghasilan komprehensif lain 500
Penghasilan dari investasi 500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000 Investasi tersis akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 =
2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 –
1.000 = 1.000
(72)
(73)
Pengaturan Aset Tetap dalam
PSAK
PSAK 16 PSAK 26 PSAK 48 PSAK 58 PSAK 30 ISAK 8PSAK – Terkait
Aset tetap
PSAK 13 & 19 ISAK 25
Penurunan Nilai Aset
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Investasi Properti Aset tidak berwujud Tanah Sewa Aset Tetap Bunga Pinjaman 73
(74)
Pengertian Aset Tetap
•
Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par
6)
1.
Dimiliki
untuk
digunakan
dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;
dan
2. Diharapkan digunakan selama
lebih dari satu
periode
.
Tidak berlaku
untuk
Hak penambangan Reservasi tambang
Ciri
►
“
Used in operations
” and not
for resale.
►
Long-term
in nature and
usually depreciated.
(75)
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a)Besar
kemungkinan
manfaat
ekonomis
di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan
mengalir
ke entitas; dan
b)Biaya perolehan
aset dapat
diukur
secara andal
.
75
Kriteria pengakuan berlaku
pada saat
pengakuan awal
dan untuk
biaya
setelah perolehan awal.
(76)
Pertukaran Aset
Biaya perolehannya diukur dengan
jumlah
tercatat dari aset yang diserahkan
.
Substansi Komersial
Substansi Komersial
Nilai wajar Aset
dipertukarkan
Nilai wajar Aset
dipertukarkan
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran
diukur sebesar
nilai wajar
kecuali
:
–
Tidak memiliki
substansi
komersial
, atau
–
Nilai wajar aset yang diterima
dan diserahkan
tidak dapat
(77)
Dismantling Cost
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.
Example
Example
77
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 324,94 milyar
Cr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
Cr Beban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 324,94 milyar
Cr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
Cr Beban bunga 1,497 milyar
(78)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap
seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama.
(79)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model Cost Model
Revaluation Model Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Biaya perolehan – dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
(80)
Revaluation Model
Metode Proporsional
Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
1/1/2012 Aset tetap 4.000,000
Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000
Akumulasi Penyusutan 400.000* Surplus Revaluasi 1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
Example
(81)
Pengukuran nilai wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui
penilaian oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai
pasar yang ditentukan oleh penilai.
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan
nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan
penghasilan atau
biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
(82)
Frekuensi Penilaian
•
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
•
Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka
revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
•
Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai
wajar secara signifikan dan
fluktuatif
, sehingga
perlu direvaluasi secara
tahunan
.
•
Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila
perubahan
nilai wajar tidak signifikan
, asset dapat direvaluasi
setiap
tiga atau lima tahun sekali
.
(83)
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi
diperlakukan dengan metode:
proporsional
, atau
eliminasi
.
(84)
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi
diperlakukan dengan metode:
•
proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan
harga perolehan dinaikkan
secara proporsional sehingga
nilai bersih aset sama dengan
nilai revaluasi.
•
eliminasi
.
Nilai akumulasi depresiai
ditutup mengurangi nilai aset.
Kemudian aset dinaikkan
menjadi nilai revaluasi
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi
diperlakukan dengan metode:
•
proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan
harga perolehan dinaikkan
secara proporsional sehingga
nilai bersih aset sama dengan
nilai revaluasi.
•
eliminasi
.
Nilai akumulasi depresiai
ditutup mengurangi nilai aset.
Kemudian aset dinaikkan
(85)
Revaluation Model
Metode EliminasiMetode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Example
Example
85 1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000
Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000
Aset Tetap 800.000
Aset Tetap 1.600,000
(86)
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Revaluation Model
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang
sama harus direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada
penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) –
sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika
Entire class Entire class To Equity directly To Equity directly Negative to P/L Negative to P/L 86
(87)
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluation Model
•
Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung
ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan
penggunaannya.
•
Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan
seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially
realized) saat penyusutan
–
Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan
revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan
(atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat
ekonomis)
•
Pemindahan surplus revaluasi
tidak dilakukan
melalui Laporan Laba Rugi
.
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
(88)
Revaluation Model
Example Example
•
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000
dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan
revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Aset Tetap
1.200.000
(89)
Revaluation Model
Example Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan
akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah
direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Aset Tetap
1.200.000
Cr – Keuntungan Revaluasi
400.000
Cr - Surplus Revaluasi
800.000
(90)
Revaluation Model
Example Example
•
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000
dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan
revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi
700.000
(91)
Revaluation Model
Example Example
•
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan
akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan
revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 300.000
Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 700.000
(92)
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode revaluasi
• Mesin tersebut
disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.
• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 96.000
• Buat jurnal untuk
tahun 2010 dan 2011.
Contoh
Contoh
Dr Aset tetap 100,000 Cr Kas 100,000
Dr Aset tetap 100,000
Cr Kas 100,000
Dr Beban Penyusutan 20,000 Cr Akumulasi Penyusutan
20,000
Dr Beban Penyusutan 20,000 Cr Akumulasi Penyusutan
20,000
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 Cr Aset tetap 4,000
Cr Surplus Revaluasi 16,000
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 Cr Aset tetap 4,000
Cr Surplus Revaluasi 16,000 Revaluation Model
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
Cr Akumulasi Penyusutan 24,000
Dr Surplus Revaluasi 4,000
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
Cr Akumulasi Penyusutan 24,000
Dr Surplus Revaluasi 4,000
1.1.2010
31.12.2011
(93)
Penyusutan
• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama
umur manfaatnya (useful life).
Penyusutan
Penyusutan
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
93
• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.
(94)
Penyusutan
•
Metode penyusutan yang
digunakan:
–
Harus
mencerminkan
ekspektasi
pola
konsumsi
manfaat
ekonomis
masa
depan atas aset oleh
entitas
.
–
Harus
di-review
minimum
setiap akhir tahun buku, dan
–
Perubahan
metode
diperlakukan
sebagai
perubahan estimasi
.
Metode Penyusutan
(95)
(96)
PSAK 18: Program Purna
Karya
•
IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit
Plans
•
PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas
dana pensiun, tetapi semua
program manfaat
purnakarya
.
•
Program manfaat karya:
–
Program Manfaat Pasti
–
Program Iuran Pasti
–
Hybrid Plan
•
Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat
pasti
(97)
PSAK 18: Program Purna Karya
•
Program Iuran Pasti:
–
Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta
berdasarkan:
a. jumlah iuran
b. efisiensi kegiatan operasional
c. pendapatan investasi
–
Tujuan pelaporan memberikan informasi periodik
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja
investasi
–
Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:
•
Laporan aset neto tersedia untuk manfaat
purnakarya
•
Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
(98)
PSAK 18: Program Purna Karya
•
Program Manfaat Pasti:
– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup: • laporan yang menyajikan:
– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan
– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya. – Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji
didasarkan pada manfaat purnakarya terjanji
menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya
memberikan informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti
(99)
PSAK 18: Program Purna Karya
•
Investasi pada surat berharga yang
diperdagangkan nilai wajar. Nilai wajar = nilai
pasar.
•
Investasi pada non‐surat berharga yang
diperdagangkan nilai wajar mengacu SAK terkait.
•
Pengungkapan :
– Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya – Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan – Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh
setiap perubahan program purnakarya selama periode tersebut
(100)
(1)
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
280
Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan
yang dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki
dalam aktivitas & arus kas
Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko;
konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan
dampak keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan
Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi sifat dan luas
(2)
(3)
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS menggunakan konsep yang
sama
282
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
•
“...the price that would be received to sell an
asset or transfer a liability in an orderly
transaction between market participants at the
measurement date.”
(4)
Assets
Asset
s
Intangible Financial Inv Property PP&E Inventory Etc Defined Benefit Biological assets CostCM or RM CM or RM
Cost
Nil
Nil
Low er o
f C o r NRV som
e FV M Cost C ost CM o r F VM Fair valu e Am C or
FVM
Fair value less costs to
sell Fair value less costs to
sell
FV plan assets less PUC plan obligation
& arbitrary rules
FV plan assets less PUC plan o
bligation & arbitrary rules
Va rio us Va rio us
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK.
(5)
Hirarki Fair Value
284
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi* Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan
harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
No Yes
Yes No
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda
(6)