MANKEP 6A DINAMIKA KELOMPOK fixxx

(1)

DINAMIKA KELOMPOK

KELOMPOK 6A

Amiatun 220110140041

Atika Niken Fitriawanda 220110140042 Serly Rahmadita Utami 220110140043 Tia Dwi Aprilia 220110140044

Nina Aminah Amaliyah 220110140045 Asri Nurkarimah 220110140046

Gita Stepricha Ruchiatna 220110140047 Fatimah Nur Faizah 220110140048

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Fakultas Keperawatan

Universitas Padjadjaran

2017


(2)

Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubunga

n timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelo

mpok dengan pemimpin. Proses dinamika kelompok mulai dari individu s

ebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yan

g berbeda-beda,

dan

belum mengenal antar individu yang ada dalam kelo

mpok

.

Jacobs, Harvill dan Manson (1994);

Benyamin

B.

Wolman,

Dictionary

of

Behavioral Science

Slamet Santosa (2004: 5),

DEFINISI

simpulan

Dinamika

interaksi atau interdependensi antara kelompok sat

u dengan yang lain

.

Kelompok

kumpulan individu yang saling berinteraksi dan me


(3)

FUNGSI DINAMIKA KELOMPOK

1. Membentuk kerjasama saling

menguntungkan dalam mengatasi persoalan

hidup.

2. Memudahkan pekerjaan.

3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan

pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan

yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan


(4)

TUJUAN

1. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok

terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa

saling menghargai

2. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat

saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang

lain

3. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap

sesama anggota kelompok

4. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota

kelompok


(5)

PRINSIP DALAM MENCAPAI TIM

YANG EFEKTIF

1. Suasana

2. Rasa aman

(

Thread

reduction

)

3. Tugas kepemimpinan dilaksanakan oleh

anggota-anggota lainnya dari kelompok.

4. Perumusan

tujuan (

Goal

formulation

)

5. Fleksibilitas

6. Mufakat


(6)

TINGKAT PERKEMBANGAN TIM

1.

Pembentuka n (forming)

2. Prahara (storming)

3.

Penormaan (norming)

4.

Pelaksanaan (performing)

Ketika menjadi anggota suatu tim, para anggota tim harus

mengenal satu sama lain, menentukan peran dan norma,

membagi pekerjaan, dan mengklarifikasi tugas tim. Jadi,

sebelum tim terbentuk, ada tingkat-tingkat yang berbeda di

mana tim tersebut berkembang (Koehler, 1989; Gersick,

1988).

Pada dasarnya,

perkembangan tim tidak terjadi secara

serampangan, tetapi berkembang melewati tahap-tahap

yang pasti

.

Menurut Tuckman (dalam Guffey dkk., 2005: 59),


(7)

KARAKTERISTIK TIM YANG

BAIK (EFEKTIF)

1. Setiap anggota berpartisipasi aktif dan positif dalam pertemuan maupun projek

2. Tujuan tim dipahami oleh setiap anggota

3. Anggota memiliki pemikiran terbuka tentang solusi kreatif terhadap suatu masalah

4. Anggota memiliki sikap bijaksana dalam mendengar dan menerima respon pemikiran (thoughtful feedback)

5. Setiap anggota mengambil inisiatif untuk mendapatkan sesuatu yang telah dilakukan

6. Tiap regu dalam tim (teammate) saling percaya pada keputusan satu sama lain

7. Tim bersedia mengambil resiko

8. Setiap anggota mendukung projek dan hal lainnya 9. Perbanyak komunikasi diantara setiap anggota

10. Keputusan tim dibuat dengan metode yang terorganisir dan logis 11. Seluruh tim menerima keputusan yang dibuat

12. Perselisihan pendapat dicatat sebagai perbaikan untuk situasi di masa depan

13. Setiap orang fokus pada tujuan utama dalam projek, saat menggali ke hal yang mendasar


(8)

KEUNTUNGAN KERJA DALAM TIM

Keuntungan yang dapat diperoleh dari bekerjasama yaitu :

1. Memperingan tugas yang harus dipikul oleh masing-masing pihak 2. Menghemat tenaga, pikiran dan dana yang biasanya sangat

terbatas dalam setiap kegiatan

3. Dengan dana, tenaga, pikiran yang tersedia, dapat menghasilkan lebih banyak

4. Lebih memberi kemungkinan pada seluruh pihak untuk mengembangkan kemampuan dalam rangka menuju terbangunnya kemanusiaannya.

Keuntungan bekerja dalam tim dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain :

1. Sisitem ini adalah mengusahakan peningkatan kepuasan pasien dan staf perawat pada batas efisiennsi biaya.

2. Memebrikan kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonalnya

3. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

Memungkinkan pencapaian proses keperawatan

Konflik atau perbedaan pendapat antar – staf dapat ditekan melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar.

1. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda- beda dengan aman dan efektif


(9)

KE

RUGIAN

KERJA DALAM TIM

1.

Memungkinkan Terjadinya keterlambatan tindakan

2.

Terjadinya salah komunikasi, pendelegasian

dilakukan secara bertingkat, dan tanggung jawab tim

sukar diterjemahkan. Keberhasilan tim sangat

ditentukan oleh kemampuan ketua tim dalam

memimpin tim

3.

Perawat yang belum trampil dan belum

berpengalaman selalu bergantung atau berlindung

kepada anggota yang mampu atau ketua tim


(10)

PENGHAMBAT KERJASAMA TIM

1. Identitas anggota dalam tim

2. Identitas tim dalam organisasi

3. Hubungan antar anggota tim

4. Memaksakan usulan tanpa kejelasan manfaatnya atau menolak gagasan pi hak lain tanpa alasan yang jelas

5. Ada pihak yang selalu bersikap menyerahkan pekerjaan kepada orang lain dan tidak bersedia bertanggung-jawab

6. Ada pihak yang bersedia menampung semua pekerjaan meskipun jelas tidak mampu mengerjakannya

7. Lekas puas dengan hasil pekerjaannya sendiri, sehingga tidak memperlihatkan dan tidak menaruh perhatian pada pihak yang masih bekerja

8. Hanya bersedia memberikan sesuatu yang dirasa tidak lagi diperlukan dirinya, sehingga memberi tidak sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pihak lain.

9. Tidak bersedia memberi/meminta bantuan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi, hanya terus tekun dengan pekerjaannya sendiri (merasa maha tahu)

Menurut

Tjiptono

&

Diana, 2001


(11)

HAL- HAL

PENDUKUNG TERJALINNYA T

IM YANG EFEKTIF

1. Masing-masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing-masing serta mengerti dan memahami akan masalah yang dihadapi.

2. Masing-masing pihak yang bekerjasama perlu berkomunikasi.

3. Pihak yang bekerjasama perlu peka terhadap pihak lain dalam arti mengerti kesulitan dan kelemahan orang lain.

4. Meskipun semua pihak harus memberi sesuai

dengan kemampuan, tetapi agar semuanya itu dapat berdaya hasil dan berhasil guna, perlu ada

pengaturan, yaitu koordinasi yang baik.

5. Keterbukaan


(12)

Murray J, 2009, Professional Issue: Workplace Bullying in Nursing: A

problem that can’t be ignored, MEDSURG Nursing, Vol.18/No.5)

TREND ISSUE

Carol adalah seorang perawat baru yang bekerja di unit medikal bedah. Dia adalah perawat yang berbakat, teliti, perhatian terhadap kebutuhan pasiennya . Suatu hari, dia diminta oleh supervisor nya untuk mendokumentasikan asuhan k eperawatan pasien yang bukanlah tugas nya. Carol menolaknya. Seminggu kemu dian, supervisor carol mengucilkan nya didepan staff lain dan pasien, lalu bicara kepada carol dia seharusnya memilih profesi lain dengan sikap merendahkan, me nggunakan bahasa yang merendahkan pula bahkan mengabaikannya.

Setelah beberapa bulan terus dibully, carol merasa depresi, kurang tidur dan kehilangan selera makan dan bingung untuk meminta bantuan kepada siapa akhirnya carol mengundurkan diri dari pekerjaanya dan pindah ke rumah sakit lai n.


(13)

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

8 prinsip pembentukan tim efektif :

1. Suasana : atmosfer dalam lingkungan kerja seharusnya terbuka, sama rata, t anpa adanya kepemihakkan. Ketika hadirnya perawat baru seharusnya suasa n ruangan menjadi terbuka dan menerima dengan baik khususnya perawat ya ng hadir adalah perawat yang memiliki kemampuan asuhan keperawatan yan g baik.

2. Rasa aman : untuk memaksimalkan peran kerja anggota kelompok semua an ggota haruslah merasa aman. Sehingga seharusnya baik pemimpin maupun staff harus saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Seorang pemimpin tidak boleh terlalu mendominasi sehingga staff merasa tersudutka n jika hal seperti ini terjadi anggota lain seharusnya melaporkan tindakan ini kepada yang lebih berwenang sehingga pemimpin ruangan akan diberikan bi mingan dengan tujuan tercipta kembalinya rasa aman.


(14)

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

3.

Pembagian tugas

: masing-masing anggota kelompok harus

yakin dengan

kemampuannya sendiri sehingga dengan tugas yang

diberikan

mereka mampu melakukannya dengan baik. Setiap

perawat yang telah

melakukan

asuhan keperawatan harus

segera mendokumentasikannya sehingga tidak memberatkan anggota

yang lain

karena tugas itu merupakan kewajibannya.

4.

Perumusan tujuan

: setiap anggota harus paham akan tujuan

kelompok.

Tujuan tim keperawatan ialah

memberikan asuhan

keperawatan

yang holistik dan berkesinambungan sehingga setiap

anggota paham tujuan ini.

5.

Fleksibilitas

: dalam prinsip ini ditekankan bahwa ketika seorang

perawat tidak mampu melakukan asuhan keperawatan tertentu seperti

yang

ditugaskan karena suatu hal, harus ada solusi lain dalam

penggantian

pemenuhan asuhan keperawatan namun perawat yang

tidak bisa tersebut

akan diberikan tugas lain yang mampu

dilakukan.


(15)

6. Mufakat : ketika terdapat tugas dokumentasi yang belum dikerjakan seharusnya dibicarakan dengan yang lain, siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang bisa serta mau membantu dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut sehingga tidak terjadi pemaksaan dalam suatu pengerjaan tugas.

7. Kesadaran Kelompok : anggota kelompok seharusnya bisa saling mengerti dan merasakan keperluan anggota lain sehingga kekurangan antar anggota dapat ditutupi dengan baik. Di dalam issue perawat lain belum mendokumentasikan tugas namun carol-lah yang disuruh seharusnya anggota lain telah mengingatkan kepada perawat yang belum mendokumentasikan asuhan keperawatn untuk segera mendokumentasikan sehingga tidak terjadi sruhu-menyuruh dalam pemenuhan tugas.

8. Penialian ulang : setiap anggota harus mampu menilai kegiatan kelompok yang telah dilakukan apakah sesuai ataupun belum sehingga sadar akan hal-hal yang seharusnya diperbaiki. Di dalam issue, anggota kelompok seharusnya melakukan evaluasi dengan tugas masing-masing sehingga tidak ada tugas yang diberatkan ke anggota lain sehingga kelompok tidak merasa terbebani dan tugas anggota sesuai dengan perencanaan tugas nya.


(16)

9. Solusi yang kelompok kami tawarkan : Dengan adanya mufakat untuk menyelesaikan dokumentasi yang belum diselesaikan, supervisor seharusnya tidak langsung menyuruh namun mem-follow up kepada perawat yang seharusnya bertanggung jawab terhadap pendokumentasian, jika ia tidak dapat melakukan pendokumentasian dikarenakan hal lain yang tidak bisa ditinggalkan/kejadian penting tertentu maka supervisor seharusnya menanyakan kepada anggota kelompok mengenai pendoumentasian tersebut sehingga tidak ada yang merasa di paksan dalam melakukan tugasnya. Untuk supervisor yang selalu melakukan pem-bullyan anggota kelompok seharusnya memliki kesadaran, sehingga tidak membiarkan pembullyan tersebut baik dengan tidak mendukung pembullyan oleh supervisor, melakukan diskusi bersama ataupun melaporkan tindakan kepada yang berwenang dan memberikan dukungan pada korban sehingga tercipta lingkungan dengan suasana aman. Untuk penyelesaian masalah pun dapat dibaicarakan dengan baik-baik jika supervisor telah mendapat panduan dari yang lebih berwenang atas sikapnya makan anggota harus menunjukkan sikap menerima kembali supervisor, anggota dan supervisor dapat melakukan diskusi bersama sehingga bisa saling memaafkan dan tugas tim keperawatan dapat berjalan dengan baik.


(17)

REFERENSI

Benjamin B, Wolman, Dictiokelompok

Behavioral Science, New York : Van Nostrand Remhold Company, 1973

Jacobs,

Harvill dan

Manson

(1994).

Retrieved

from

http://www.academia.edu./7382789/Konsep Dasar Dinamika Kelompok./

[12 Februari 2015]

Rakhmawati, Windy S.Kp, M.Kep. (2008).

Dinamika Kelompok

. Retrieved

from

http://repository.unpad.ac.id/4891/

Santosa, Slamet (2004).

Dinamika Kelompok

. Jakarta: Bumi Akssara.

Gunarsa, Singgih D. 2008.

Psikologi Perawatan

. Jakarta : Gunung Mulia.

Akh. Muwafik Saleh. 2014.

Dinamika Kelompok

.

Ilmu Komunikasi FISIP

BU

.

Alvailable at :

Kusanto.2004.Pengantar Profesi & Praktik

Keperawatan

Profesional.

Jakarta: EGC.

Collns, Dan. (2017).

Characteristic of A Good Team. UK : The Team

Building

Directory.

Retrieved

from

http://www.innovativeteambuilding.co.uk/characteristics-of

a-good-team-and-team-member/

http://muwafikcenter.lecture.ub.ac.id/2014/04/dinamika-kelompok/

(14 April 2017 pukul 14 : 26)


(18)

- TERIMA KASIH –

Kebersamaan adalah permulaan. Menjaga

bersama adalah kemajuan. Bekerja

bersama adalah keberhasilan.

( Henry ford )


(1)

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

8 prinsip pembentukan tim efektif :

1. Suasana : atmosfer dalam lingkungan kerja seharusnya terbuka, sama rata, t anpa adanya kepemihakkan. Ketika hadirnya perawat baru seharusnya suasa n ruangan menjadi terbuka dan menerima dengan baik khususnya perawat ya ng hadir adalah perawat yang memiliki kemampuan asuhan keperawatan yan g baik.

2. Rasa aman : untuk memaksimalkan peran kerja anggota kelompok semua an ggota haruslah merasa aman. Sehingga seharusnya baik pemimpin maupun staff harus saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Seorang pemimpin tidak boleh terlalu mendominasi sehingga staff merasa tersudutka n jika hal seperti ini terjadi anggota lain seharusnya melaporkan tindakan ini kepada yang lebih berwenang sehingga pemimpin ruangan akan diberikan bi mingan dengan tujuan tercipta kembalinya rasa aman.


(2)

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

3.

Pembagian tugas

: masing-masing anggota kelompok harus

yakin dengan

kemampuannya sendiri sehingga dengan tugas yang

diberikan

mereka mampu melakukannya dengan baik. Setiap

perawat yang telah

melakukan

asuhan keperawatan harus

segera mendokumentasikannya sehingga tidak memberatkan anggota

yang lain

karena tugas itu merupakan kewajibannya.

4.

Perumusan tujuan

: setiap anggota harus paham akan tujuan

kelompok.

Tujuan tim keperawatan ialah

memberikan asuhan

keperawatan

yang holistik dan berkesinambungan sehingga setiap

anggota paham tujuan ini.

5.

Fleksibilitas

: dalam prinsip ini ditekankan bahwa ketika seorang

perawat tidak mampu melakukan asuhan keperawatan tertentu seperti

yang

ditugaskan karena suatu hal, harus ada solusi lain dalam

penggantian

pemenuhan asuhan keperawatan namun perawat yang

tidak bisa tersebut

akan diberikan tugas lain yang mampu

dilakukan.


(3)

6. Mufakat : ketika terdapat tugas dokumentasi yang belum dikerjakan seharusnya dibicarakan dengan yang lain, siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang bisa serta mau membantu dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut sehingga tidak terjadi pemaksaan dalam suatu pengerjaan tugas.

7. Kesadaran Kelompok : anggota kelompok seharusnya bisa saling mengerti dan merasakan keperluan anggota lain sehingga kekurangan antar anggota dapat ditutupi dengan baik. Di dalam issue perawat lain belum mendokumentasikan tugas namun carol-lah yang disuruh seharusnya anggota lain telah mengingatkan kepada perawat yang belum mendokumentasikan asuhan keperawatn untuk segera mendokumentasikan sehingga tidak terjadi sruhu-menyuruh dalam pemenuhan tugas.

8. Penialian ulang : setiap anggota harus mampu menilai kegiatan kelompok yang telah dilakukan apakah sesuai ataupun belum sehingga sadar akan hal-hal yang seharusnya diperbaiki. Di dalam issue, anggota kelompok seharusnya melakukan evaluasi dengan tugas masing-masing sehingga tidak ada tugas yang diberatkan ke anggota lain sehingga kelompok tidak merasa terbebani dan tugas anggota sesuai dengan perencanaan tugas nya.


(4)

9. Solusi yang kelompok kami tawarkan : Dengan adanya mufakat untuk menyelesaikan dokumentasi yang belum diselesaikan, supervisor seharusnya tidak langsung menyuruh namun mem-follow up kepada perawat yang seharusnya bertanggung jawab terhadap pendokumentasian, jika ia tidak dapat melakukan pendokumentasian dikarenakan hal lain yang tidak bisa ditinggalkan/kejadian penting tertentu maka supervisor seharusnya menanyakan kepada anggota kelompok mengenai pendoumentasian tersebut sehingga tidak ada yang merasa di paksan dalam melakukan tugasnya. Untuk supervisor yang selalu melakukan pem-bullyan anggota kelompok seharusnya memliki kesadaran, sehingga tidak membiarkan pembullyan tersebut baik dengan tidak mendukung pembullyan oleh supervisor, melakukan diskusi bersama ataupun melaporkan tindakan kepada yang berwenang dan memberikan dukungan pada korban sehingga tercipta lingkungan dengan suasana aman. Untuk penyelesaian masalah pun dapat dibaicarakan dengan baik-baik jika supervisor telah mendapat panduan dari yang lebih berwenang atas sikapnya makan anggota harus menunjukkan sikap menerima kembali supervisor, anggota dan supervisor dapat melakukan diskusi bersama sehingga bisa saling memaafkan dan tugas tim keperawatan dapat berjalan dengan baik.


(5)

REFERENSI

Benjamin B, Wolman, Dictiokelompok

Behavioral Science, New York : Van Nostrand Remhold Company, 1973

Jacobs,

Harvill dan

Manson

(1994).

Retrieved

from

http://www.academia.edu./7382789/Konsep Dasar Dinamika Kelompok./

[12 Februari 2015]

Rakhmawati, Windy S.Kp, M.Kep. (2008).

Dinamika Kelompok

. Retrieved

from

http://repository.unpad.ac.id/4891/

Santosa, Slamet (2004).

Dinamika Kelompok

. Jakarta: Bumi Akssara.

Gunarsa, Singgih D. 2008.

Psikologi Perawatan

. Jakarta : Gunung Mulia.

Akh. Muwafik Saleh. 2014.

Dinamika Kelompok

.

Ilmu Komunikasi FISIP

BU

.

Alvailable at :

Kusanto.2004.Pengantar Profesi & Praktik

Keperawatan

Profesional.

Jakarta: EGC.

Collns, Dan. (2017).

Characteristic of A Good Team. UK : The Team

Building

Directory.

Retrieved

from

http://www.innovativeteambuilding.co.uk/characteristics-of

a-good-team-and-team-member/

http://muwafikcenter.lecture.ub.ac.id/2014/04/dinamika-kelompok/

(14 April 2017 pukul 14 : 26)


(6)

- TERIMA KASIH –

Kebersamaan adalah permulaan. Menjaga

bersama adalah kemajuan. Bekerja

bersama adalah keberhasilan.

( Henry ford )