Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gong Kayu Rote T1 852004003 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gong kayu merupakan salah satu di antara sekian banyak instrumen musik
tradisional yang terdapat di Nusantara. Gong kayu Rote yang berasal dari
daerah Rote, Nusa Tenggara Timur, Indonesia merupakan salah satu contoh
diantaranya.
Gong kayu Rote telah muncul dan berkembang di Rote dalam kurun waktu
yang relatif lama, sejak 1700-an hingga 1800-an. Istilah “gong” di sini
bukanlah mengacu pada pengertian “gong” yang terdapat dalam perangkat
karawitan, yaitu instrumen besar berbentuk bundar terbuat dari campuran
perunggu dan kuningan. Pengertian “gong” di sini sebenarnya lebih tepat
merujuk pada sebuah instrumen yang terdiri dari beberapa wilahan yang
terbuat dari kayu. Gong kayu lebih menyerupai gambang dalam perangkat
karawitan Jawa atau kolintang Minahasa.
1. Alasan-Alasan Pemilihan Obyek Penelitian
Beberapa alasan pemilihan gong kayu Rote sebagai obyek penelitian,
yaitu: fleksibilitas, kesederhanaan, serta pengaruhnya terhadap nilai-nilai
sosial, edukatif, dan musikalitas di sekitar masyarakat penggunanya.
a.


Fleksibel
Instrumen ini terbuat dari bahan baku kayu sehingga menghasilkan
suara yang tidak sekeras gong logam. Fleksibilitas inilah yang telah
1

memungkinkan gong kayu untuk dimainkan bersama sasandu.
b.

Sederhana
Gong logam membutuhkan sarana pendukung yang terbuat dari
material yang kokoh untuk menopangnya. Namun karena kendala
waktu dan tempat untuk mempersiapkannya, seringkali dalam
praktiknya gong logam digantungkan pada tiang-tiang tenda
dengan menggunakan tali seadanya. Hal ini secara visual nampak
kurang menarik untuk dipandang.
Sementara bagi pemain amatir yang menggunakan gong kayu,
kesulitan di atas tidaklah terjadi, karena gong kayu hanya
membutuhkan ruang yang relatif sempit untuk menatanya.


c.

Dampak Sosial
Satu set gong kayu membutuhkan dua hingga tiga orang untuk
memainkannya. Masing-masing pemain bertugas memainkan nadanada dalam pola ritmik tertentu sehingga menghasilkan kombinasi
pola ritmik yang kompleks. Cara bermain seperti ini membutuhkan
kerjasama dan menuntut tanggungjawab dari setiap pemain, dan
bila dipertahankan dan dikembangkan dapat menumbuhkan sikap
saling menghormati diantara pemain, bukan hanya pada saat
latihan dan pertunjukan, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

2

d. Pengaruh Edukatif dan Musikalitas
Masuknya gong kayu dalam kurikulum mapun kegiatan ekstra
kurikuler merupakan gagasan yang menarik. Selain nilai-nilai sosial
yang menumbuhkan kebersamaan dan kerjasama, para siswa juga
diajar

untuk


menumbuhkembangkan

kepekaan

musikalnya.

Mempelajari permainan kombinasi pola ritmik dan nada-nada
dalam skala pentatonik ini dapat memunculkan ketertarikan dan
kecintaan siswa terhadap kesenian dan kebudayaan lokal. Namun
sayangnya langkah ini tidaklah berjalan optimal mengingat tidak
diimbangi oleh tersedianya materi notasi lagu tertulis. Hingga saat
ini belum ada bentuk dokumentasi tertulis yang baku dari langgamlanggam yang dapat dimainkan oleh gong kayu. Kenyataan ini
berpotensi mengancam kelestarian kesenian ini di masa mendatang.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka penulis sebagai
putra daerah yang sedang menempuh pendidikan musik formal
termotivasi melakukan penelitian terhadap alat musik ini. Penelitian
ini akan membahas tentang beberapa hal substansial yang meliputi:
1) latarbelakang sejarah munculnya gong kayu Rote; 2) fungsi dan
peranan gong kayu dalam kehidupan masyarakat Rote; dan 3)

beberapa ragam jenis/bentuk kompositorik gong kayu.
B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana latar belakang sejarah lahirnya gong kayu Rote?

2.

Bagaimana fungsi dan peranan gong kayu dalam kehidupan masyarakat?

3.

Bagaimana ragam jenis kompositorik gong kayu Rote?
3

C. Tujuan Penelitan
1.

Mengetahui latar belakang sejarah lahirnya gong kayu Rote


2.

Mengetahui fungsi dan peranan gong kayu dalam kehidupan masyarakat

3.

Mengetahui ragam jenis kompositorik gong kayu Rote

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi ilmiah bagi
penelitian-penelitian sejenis atau yang lebih maju. Selain itu melalui hasil
penelitian ini masyarakat Indonesia secara

khusus dan masyarakat

internasional dapat mengenal lebih dekat salah satu elemen kebudayaan
Indonesia, yaitu gong kayu Rote.
E. Batasan Penelitian
Mengingat banyaknya aspek yang dapat diteliti berkaitan dengan instrumen
musik gong kayu ini, maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada tiga

aspek:
1.

Studi tentang latar belakang sejarah munculnya gong kayu Rote

2.

Fungsi dan peranan gong kayu dalam kehidupan masyarakat

3.

Beberapa ragam jenis kompositorik gong kayu

4