Upaya Pemenuhan Hak-Hak Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur (Relevansi Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Anak).

UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK KORBAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU
PROVINSI JAWA TIMUR
( Relevansi Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Anak)

SKRIPSI
Oleh:
Vivi Rizqiyah
NIM: C01212061

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2016

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan dengan judul Upaya


Pemenuhan Hak-Hak Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Pusat
Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur (Relevansi Hukum Islam dan UndangUndang Perlindungan Anak). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap upaya pemenuhan hak-hak anak
korban KDRT di PPT Provinsi Jawa Timur? Bagaimana pandangan UndangUndang Perlindungan Anak terhadap upaya pemenuhan hak-hak anak korban
KDRT di PPT Provinsi Jawa Timur? Bagaimana persamaan dan perbedaan
pandangan Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap
upaya pemenuhan hak-hak anak korban KDRT di PPT Provinsi Jawa Timur?.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian
yang menggambarkan secara jelas dengan sumber data dari lapangan, melalui
teknik interview, observasi, dan dokumentasi tentang upaya pemenuhan hak-hak
anak korban KDRT di PPT Jawa Timur dan kemudian dianalisis menggunakan
pola pikir deduktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPT Provinsi Jawa Timur telah
melakukan berbagai upaya secara litigasi dan non litigasi dengan melakukan
upaya pemenuhan hak hidup, hak perlindungan hukum, hak memperoleh
pendidikan, hak kebebasan berpendapat, hak pemeliharaan kesehatan, hak
memperoleh identitas yang tetap, hak pemeliharaan agama, hak memperoleh
kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta memperoleh hak-hak lain sebagai
manusia normal pada umumnya.Upaya-upaya tersebut dilakukan oleh setiap

divisi layanan menurut tugas dan programnya masing-masing.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pemenuhan
hak-hak anak korban KDRT di PPT Provinsi Jawa Timur relevan dengan ajaran
Islam dengan memenuhi lima hak dasar anak yang tercantum dalam maqa>s{id alshari>‘ah, yaitu pemeliharaan atas hak beragama (h{ifz{ al-di>n), pemeliharaan atas
jiwa (h}ifz{ al-nafs), pemeliharaan atas kehormatan dan nasab/keturunan (h}ifz{ alnas{l), pemeliharaan atas akal (h{ifz{ al-‘aql) dan pemeliharaan atas harta (h}ifz{ alma>l) dan UUPA yang memuat peraturan hak-hak dasar anak dalam Pasal 4
sampai 19. Pandangan Hukum Islam dan UUPA memiliki kesamaan hampir
dalam keseluruhan pemenuhan hak-hak anak, hanya saja yang menjadi perbedaan
adalah peraturan hak perlindungan hukum bagi anak KDRT yang dimuat dalam
Pasal 17 UUPA belum ditemui dalam konsep maqa>s{id al-shari>‘ah dalam Hukum
Islam
Penulis sarankan kepada orang tua dan masyarakat sekitar untuk lebih
menyadari akan pentingnya pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan bagi
mereka dari tindak kekerasan terhadap fisik, psikis, seksual maupun penelantaran
yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi anak.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ........ ....................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
ABSTRAK ..........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
MOTTO .............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI......... .............................................................................................. xi
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xiv


BAB I

:

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .........................................

6

C. Rumusan Masalah .................................................................

8

D. Kajian Pustaka ......................................................................

8


E. Tujuan Penelitian .................................................................. 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian.................................................... 12
G. Definisi Operasional ............................................................. 13
H. Metode Penelitian ................................................................. 14
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

:

KAJIAN TEORI TENTANG PERLINDUNGAN DAN HAKHAK ANAK MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANGUNDANG PERLINDUNGAN ANAK
A. Perlindungan dan Hak-Hak Anak Menurut Hukum Islam... 23
1. Pengertian anak menurut Hukum Islam ......................... 23
2. Perlindungan anak dalam Hukum Islam ......................... 24
3. Hak-hak anak dalam Islam.............................................. 25
B. Perlindungan


dan

Hak-Hak

Anak

Menurut

Undang-Undang Perlindungan Anak .................................... 37
1. Pengertian

anak

menurut

Undang-Undang

Perlindungan Anak.......................................................... 37
2. Perlindungan anak dalam Undang-Undang .................... 38
3. Hak-hak


anak

dalam

Undang-Undang

Perlindungan Anak.......................................................... 38
C. Kekerasan Terhadap Anak .................................................... 46
D. Akibat Kekerasan Terhadap Anak........................................ 49
BAB III :

UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK
ANAK KORBAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT
PELAYANAN TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR
A. Gambaran Umum Pusat Pelayanan Terpadu
Provinsi Jawa Timur ............................................................ 51
B. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Pusat
Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur ............................ 61

C. Upaya

Pemenuhan

Kekerasan

Dalam

Hak-Hak
Rumah

Anak

Tangga

Korban
di

Pusat


Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur ............................ 65
D. Proses Penjangkauan Korban ............................................... 73
E. Penghambat dan Pendukung Pemenuhan Hak-Hak
Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di
Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur .................. 74

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV :

ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
PERLINDUNGAN
ANAK
TERHADAP
UPAYA
PEMENUHAN HAK-HAK ANAK KORBAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN
TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR
A. Analisis Hukum Islam Terhadap Upaya Pemenuhan HakHak Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di
Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur.................... 77

B. Analisis Undang-Undang Perlindungan Anak Terhadap
Upaya Pemenuhan Hak-Hak Anak Korban Kekerasan
Dalam Rumah Tangga di Pusat Pelayanan Terpadu
Provinsi Jawa Timur ............................................................. 89
C. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Hukum Islam dan
Undang-Undang Perlindungan Anak Terhadap Upaya
Pemenuhan Hak-Hak Anak Korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga di Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa
Timur ..................................................................................... 93

BAB V

:

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 96
B. Saran ...................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan fenomena global yang
terjadi sepanjang abad kehidupan manusia, dan terjadi hampir disemua
negara. Bentuk kekerasan tersebut bermacam-macam dalam semua aspek
kehidupan, baik dibidang sosial budaya, politik, ekonomi maupun
pendidikan yang umumnya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga
adalah perempuan dan anak dalam lingkungan keluarga.1
Tindak kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya bukan suatu hal
yang baru. Kekerasan dapat dilakukan terhadap fisik maupun psikis
seseorang. Perbuatan tersebut dapat menimpa siapa saja, baik laki-laki
maupun perempuan, baik dewasa atau anak-anak dan dapat dilakukan dalam
lingkungan umum maupun lingkungan privat (keluarga). Kekerasan yang
terjadi dalam suatu lingkup keluarga seringkali disebut kejahatan yang
tersembunyi (hidden crime) karena baik pelaku maupun korban berusaha
untuk merahasiakan perbuatan tersebut dari pandangan publik.2
Tindak kekerasan dalam rumah tangga menurut Pasal 5 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

1

Soeroso, Moerti Hadiati, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Yuridis Viktimologis,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 1.
2
Ibid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Rumah Tangga terdiri dari berbagai bentuk, yakni kekerasan fisik, kekerasan
psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran.
Fakta yang sangat menyedihkan bahwa kekerasan sangat dekat dengan
kehidupan anak, pengalaman anak-anak berhadapan dengan kekerasan
sangat beraneka ragam baik dari segi bentuk-bentuk kekerasan yang
dialami, pelaku kekerasan, tempat kejadian, dan sebab-sebab terjadinya
kekerasan. Sayangkali sekali masa anak-anak yang seharusnya digunakan
sebagai masa pembelajaran dan pencarian jati diri harus terganggu dengan
adanya tindakan kejam kekerasan yang merampas hak-hak mereka. Dan
lebih disesalkan lagi bahwa banyak ditemukan kenyataan pelaku tindak
kekerasan terhadap anak adalah orang dalam lingkup keluarganya sendiri,
yakni orang yang sangat kenal dan dekat dengan anak. Dalam beberapa
kasus ditemukan seorang anak menjadi korban kekerasan dari orang tuanya
sendiri.
Seharusnya keluarga melindungi anak dari tindak kekerasan karena
kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan karunia yang
sangat besar yang diberikan oleh Allah swt. Keluarga merupakan tempat
memberi pendidikan yang utama bagi anak. Melalui pendidikan yang
diterimanya dari keluarga, anak diharapkan menjadi seseorang yang
mempunyai pribadi yang baik serta dapat menjadi generasi penerus yang
mempunyai potensi bagi agama, negara, masyarakat sekitar dan dirinya
sendiri.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sebagai karunia Allah swt kehadiran seorang anak sepatutnya disyukuri
oleh keluarga yang mendapatkannya. Ia merupakan penerus garis keturunan
yang dapat melestarikan pahala bagi orang tuanya sekalipun orang tuanya
sudah meninggal dan ia merupakan amanat Allah yang wajib dijaga dengan
benar.3
Keselamatan anak merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus
dijaga, oleh karena itu kedudukan anak menjadi tanggung jawab orang tua.
Tanggungjawab yang dimaksud

dibagi dalam dua aspek, yaitu aspek

duniawi yang meliputi kesejahteraan, keselamatan, kehidupan anak di dunia
dan aspek ukhrawi< yang meliputi pendidikan dan pengajaran terhadap aspek
keselamatan di akhirat kelak.
Namun sangat disayangakan bahwasannya angka kekerasan terhadap
anak di Provinsi Jawa Timur pada bulan Januari-Juli 2015 cukup tinggi,
mencapai 298 kasus kekerasan. Dari 298 kasus kekerasan terhadap anak,
yang paling tinggi adalah jenis kejahatan persetubuan yang mencapai 170
kasus, kemudian penganiayaan sebanyak 71 kasus, dan pencabulan
sebanyak 40 kasus menurut Kompol Yashinta Mau Kanit PPA Polda
Jatim.4
Dilaporkannya kasus anak dibawah umur yang mengalami tindak
kekerasan fisik, seksual, dan psikologis hanya sebagian dari tindak
kekerasan terhadap anak yang diketahui oleh masyarakat, karena pada
3

M Nipan Abdul Halim, Memebahagiakan Suami Sejak Malam Pertama, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2005), 361.
4
Kekerasan
Pada
Anak
di
Jatim
Mencapai
298
Kasus,
dalam
http:
m/suarasurabaya.net/kelanakota.html, diakses tanggal 06 Desember 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kenyataannya banyak sekali kekerasan yang dilakukan terhadap anak
yang tidak terungkap karena latar belakang internal maupun struktural
korban, diantaranya:
1.

Penolakan korban sendiri, sehingga korban tidak melaporkan kasusnya
karena takut mendapat ancaman dari pelaku.

2.

Manipulasi dari pelaku yang umumnya lebih dewasa yang mengelak
bahwa ia adalah pelakunya. Strategi yang dilakukan adalah menuduh
anak melakukan kebohongan.

3.

Keluarga menganggap bahwa kekerasan terhadap anak sebagai aib yang
melakukan jika diungkap ke publik sehingga harus disembunyikan.

4.

Anggapan bahwa hal-hal yang berurusan dengan keluarga tidak patut
dicampuri oleh masyarakat luas.

5.

Masyarakat tidak mengetahui tanda-tanda pada diri anak, khususnya

sexsual abuse, sebab tidak ada tanda tanda fisik yang terlihat jelas.
6.

Sistem dan prosedur pelaporan belum diketahui secara pasti dan jelas
oleh masyarakat luas.5
Kekerasan seharusnya dijauhkan dari kehidupan anak-anak, karena

dalam diri mereka melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia
yang harus dijunjung tinggi. Kekerasan akan menimbulkan dampak
penderitaan bagi anak-anak dan menyebabkan mereka tidak mendapat
haknya dengan layak. Hak asasi anak merupakan hak asasi manusia yang

5

Abu Hurairah, Kekerasan Terhadap Anak: Fenomena Masalah Sosial Krisis di Indonesia.,
(Bandung: Nuansa, 2006), 18.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945.6 Memangku posisi sebagai
harapan bangsa dimasa mendatang, anak merupakan calon pemimpin dan
penegak negara. Hak-hak anak yang telah diatur dalam hukum Islam dan
peraturan perundangan di Indonesia harus diberikan sejak ia lahir.
Perlindungan hukum terhadap anak perlu dilakukan baik oleh orang
tua, masyarakat maupun pemerintah demi kepentingan masa depan anak.
Perlindungan hukum terhadap anak dapat diartikan sebagai upaya
perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak
(fundamental rights and freedoms of children) serta berbagai kepentingan
yang berhubungan dengan kesejahteraan anak.7
Sebagai upaya penanganan dan perlindungan bagi perempuan dan anak
korban kekerasan dalam rumah tangga di Jawa Timur, berdasarkan Surat
keputusan Gurbernur Jawa Timur No. 188/99/KPT/013/2004 Tentang
Pengelola

Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Perempuan dan Anak Jawa

Timur bekerjasama dengan Polda Jawa Timur dan LSM dibentuk sebuah
lembaga fungsional yang memberikan layanan bersifat terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan yang meliputi medis, medikolegal,
psikososial dan hukum yang berbasis rumah sakit.
PPT Jawa Timur telah banyak melakukan penanganan, pelayanan dan
bantuan bagi perempuan dan anak korban kekerasan sejak pertama ia
didirikan. Kehadiran lembaga pelayanan masyarakat seperti ini menjadi

6

Penjelasan undang-undang Tentang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002, Ketentuan
Umum.
7
Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, (Bandung: Mandar Maju, 2009), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

sangat penting dan dapat dijadikan sebagai tempat berlindung bagi para
korban kekerasan khususnya perempuan dan anak.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, penulis
tertarik untuk meneliti sebuah tema dengan judul “Upaya Pemenuhan HakHak Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Pusat Pelayanan
Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur (Relevansi Hukum Islam dan UndangUndang Perlindungan Anak)”.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tersebut
karena berdasarkan fakta banyak sekali perilaku kekerasan yang dilakukan
terhadap anak yang tentunya berdampak pada hak-hak anak tidak
didapatkan dengan baik, oleh karena itu perlu diketahui bagaimana upaya
Pusat Pelayanan Terapu (PPT) Jawa Timur dalam memenuhi hak-hak anak
korban kekerasan dalam rumah tangga.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, masalahmasalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Latar belakang terjadinya perilaku kekerasan terhadap anak.

2.

Upaya hukum terhadap pelaku tindak kekerasan terhadap anak.

3.

Perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan dalam rumah
tangga.

4.

Penanganan terhadap anak korban kekerasan dalam rumah tangga.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5.

Upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah tangga.

6.

Kendala-kendala dalam upaya pemenuhan hak-hak anak korban
kekerasan dalam rumah tangga.

7.

Kemudahan-kemudahan dalam upaya pemenuhan hak-hak anak korban
kekerasan dalam rumah tangga.

8.

Pandangan Hukum Islam terhadap upaya pemenuhan hak-hak anak
korban kekerasan dalam rumah tangga di Pusat Pelayanan Terpadu
(PPT) Provinsi Jawa Timur.

9.

Pandangan Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap upaya
pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah tangga di
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur

10. Persamaan dan perbedaan pandangan Hukum Islam dan UndangUndang Perlindungan Anak terhadap upaya pemenuhan hak-hak anak
korban kekerasan dalam rumah tangga di PPT jawa Timur.
Mengingat luasnya identifikasi masalah yang ditemukan dalam
penelitian ini, maka agar lingkup pembahasan skripsi ini fokus penulis
membatasi penelitian hanya seputar masalah berikut:
1.

Pandangan Hukum Islam terhadap upaya pemenuhan hak-hak anak
korban kekerasan dalam rumah tangga di Pusat Pelayanan Terpadu
(PPT) Provinsi Jawa Timur.

2.

Pandangan Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap upaya
pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah tangga di
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3.

Persamaan dan perbedaan pandangan Hukum Islam dan UndangUndang Perlindungan Anak terhadap upaya pemenuhan hak-hak anak
korban kekerasan dalam rumah tangga di PPT Provinsi Jawa Timur.

C. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap upaya pemenuhan hak-hak
anak korban kekerasan dalam rumah tangga di Pusat Pelayanan Terpadu
Pronvinsi Jawa Timur?
2. Bagaimana pandangan Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap
upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah tangga di
Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan

Hukum Islam dan

Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap upaya pemenuhan hak-hak
anak korban kekerasan dalam rumah tangga di PPT Provinsi

Jawa

Timur?

D. Kajian Pustaka
Sebagaimana dipaparkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian dalam skripsi ini, tidak diingkari kenyataan bahwa penelitian ini
terpaut dengan penelitian-penelitian terdahulu. Tetapi studi ini tidak

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dilakukan untuk pengulangan-pengulangan dan bukan merupakan hasil
plagiasi.
Menurut penulis karya skripsi dengan judul penelitian yang sama tidak
ditemui khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Diantara karya ilmiah yang menjadi pijakan awal inspirasi
dan sebagai referensi penulis adalah sebagai berikut:
Karya Tajus Subki dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Advokasi
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Jawa Timur dan Tindak Pidana Kekerasan
Terhadap Anak (Dalam Perspektif Kriminologi dan Hukum Islam)” yang
menitikberatkan penelitiannya

pada advokasi PPT Jawa Timur terhadap

penanganan anak korban KDRT perspektif kriminologi dan Hukum Islam,
tidak terfokus pada pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan. Dalam
penelitian ini disebutkan bahwa upaya advokasi dalam menangani anak
korban kekerasan dalam rumah tangga telah sesuai menurut perspektif
kriminologi dan Hukum Islam.8
Karya Abd. Raziq dalam skripsinya yang berjudul “Perspektif Hukum
Islam dan Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Mengenai Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Penanganan Anak Korban
kekerasan Dalam Rumah Tangga di PPT Kabupaten Probolinggo)” yang
menitikberatkan penelitian pada pandangan Hukum Islam dan UndangUndang perlindungan anak terhadap perilaku kekerasan terhadap anak dan

8

Tajus Subki, “Upaya Advokasi Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Jawa Timur dan Tindak Pidana
Kekerasan Terhadap Anak” (Dalam Perspektif Kriminologi dan Hukum Islam), (Skripsi-- IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2006).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

upaya meminimalisir terjadinya kekerasan terhadap anak dalam rumah
tangga. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perilaku kekerasan terhadap
anak sangat dilarang dalam Hukum Islam dan undang-undang. Adapun upaya
untuk meminimalisir perilaku kekerasan terhadap anak dalam penelitian ini
disebutkan dengan beberapa cara, yaitu sosialisasi mengenai Undang-Undang
Perlindungan Anak, pendidikan dan pemahaman terhadap orang tua tentang
perlindungan anak, serta kerjasama masyarakat dan pemerintah dalam
mencegah perilaku kekerasan terhadap anak.9
Selanjutnya karya dari Mathsyah Alam Akbar dalam skripsi yang
berjudul “Realisasi Pemenuhan Hak-Hak Korban Kekerasan Dalam Rumah
Tanggah Khususnya Pembantu Rumah Tangga” yang menitikberatkan
pembahasan pada realisasi terpenuhnya hak pembantu sebagai korban
kekerasan dalam rumah tangga. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
pemenuhan hak-hak pembantu korban kekerasan dalam rumah tangga masih
belum terealisasikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.10
Karya Dian Riyadi dalam skripsi yang berjudul “Pemenuhan Hak-Hak
Korban Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Rangka
Pemulihan (Studi Kasus di Wilayah Surakarta)”. Dalam penelitian ini
pembahasan pemenuhan hak-hak korban KDRT yang dimaksud adalah
9

Abd.Raziq, “Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Mengenai Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Penanganan Anak Korban
kekerasan Dalam Rumah Tangga di PPT Kabupaten Probolinggo)”, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2009).
10
Mathsyah Alam Akbar, “Realisasi Pemenuhan Hak-Hak Korban Kekerasan Dalam Rumah
Tanggah Khususnya Pembantu Rumah Tangga”, (Skripsi--Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,
2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

korban secara umum yang dimaksud dalam lingkup rumah tangga, tidak
terkhusus hak-hak seorang anak. Penelitian ini juga tidak dilakukan terhadap
suatu lembaga layanan masyarakat seperti PPT Jawa Timur, namun
dilakukan di sebuah wilayah di Surakarta. Hasil dari penelitian ini adalah
pelaksanaan pemenuhan hak-hak korban KDRT dilakukan oleh tiga unit
sesuai fungsinya masing-masing, yang pertama oleh puskesmas dibawah
naungan Dinas Kesehatan sebagai pelayanan di bidang kesehatan, kedua
pelaksanaan pelayanan di bidang hukum oleh Pengadilan Negeri, dan ketiga
pelaksanaan di bidang pendampingan oleh LSM.11
Dari telaah pustaka yang penulis sampaikan diatas, penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian ini akan membahas
serta menganalisis secara mendalam tentang serta dan pandangan Hukum
Islam dan Undang-Undang Perlindungan Anak pada upaya tersebut. Dari
penelusuran yang telah dilakukan peneliti, tidak ada penelitian terkait
kekerasan anak dalam rumah tangga

yang menitikberatkan pembahasan

terhadap upaya pemenuhan hak-hak terhadap anak korban kekerasan dalam
rumah tangga.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakan penelitian ini adalah untuk:

11

Dian Riyadi, “Pemenuhan Hak-Hak Korban Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Dalam Rangka Pemulihan”, (Skripsi--Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2014).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1.

Menjelaskan pandangan Hukum Islam terhadap upaya pemenuhan hakhak anak korban kekerasan dalam rumah tangga di Pusat Pelayanan
Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur.

2.

Menjelaskan pandangan Undang- Undang Perlindungan Anak terhadap
upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah tangga
di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur.

3.

Menjelaskan persamaan dan perbedaan relevansi Hukum Islam dan
Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap upaya pemenuhan hakhak anak korban kekerasan dalam rumah tangga di PPT jawa Timur.

F. Kegunaan Penelitian
Dengan tujuan penelitian diatas, adapun hasil kegunaan dari penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat setidaknya mencakup beberapa hal sebagai
berikut:
1.

Secara teoritis, yaitu untuk pengembangan keilmuan, dapat dijadikan
sebagai tambahan untuk memperluas pengetahuan tentang Pandangan
Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap upaya
pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah tangga di
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur;

2.

Secara praktis, sebagai informasi terhadap masyarakat agar dapat
mengetahui upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam
rumah tangga di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Provinsi Jawa Timur.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu langkah untuk memberikan arah
agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan maksud
penelitian ini, disamping itu juga dapat mengarahkan jalannya penelitian
yang dapat dipahami melalui judul yang dimaksud. Dalam definisi
operasional ini perlu dipaparkan maksud dan konsep peneliti sehingga dapat
dijadikan acuan dalam menelusuri, menguji, atau mengukur variabel
penelitian. Adapun definisi operasional yang dapat dijelaskan adalah:
Upaya Pemenuhan Hak : suatu usaha untuk mencapai tujuan

tertentu,12

yakni dapat tercapainya pelaksanaan sesuatu yang
harus didapatkan seseorang.
Anak korban KDRT

: dalam penelitian ini, anak adalah sebagaimana
yang

dimaksud

dalam

Undang-Undang

Perlindungan Anak, yakni seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih ada didalam kandungan.13 korban
adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau
ancaman

kekerasan

atas

sebuah

perbuatan

terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat

timbulnya

kesengsaraan

atau

penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,

12

Ira. M. Lapidus, Kamus Umum Bahasa Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka,1982), 733.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dan/penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga.14 Jadi anak korban
KDRT adalah anak dibawah umur 18 tahun yang
mengalami penderitaan fisik maupun psikis karena
tindak kekerasan yang dialami.
PPT Jawa Timur

:

sebuah

lembaga

fungsional

yang

dibentuk

berdasarkan surat keputusan Gurbernur Jawa
Timur bekerjasama dengan Polda Jawa Timur dan
LSM yang memberikan layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan yang
meliputi medis, medikolegal, psikososial, dan
hukum yang berbasis rumah sakit yang berlokasi
di RS. Bhayangkara Jl. Ahmad Yani 116 Surabaya.
Relevansi

:

kesesuaian sesuatu.15 Dalam penelitian yang
dimaksud adalah kesesuaian sesuatu dengan apa
yang dimaksud dalam Hukum Islam dan UndangUndang Perlindungan Anak.

H. Metode Penelitian
1.

Data yang dikumpulkan

14

Ibid, Pasal 1 ayat (1).
Ira. M. Lapidus, Kamus Umum Bahasa……., 687.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dalam penelitian ini
data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a.

Data tentang jumlah kekerasan yang dilakukan

terhadap anak

dalam lingkup rumah tangga (keluarga) yang ditangani PPT Provinsi
Jawa Timur.
b.

Data tentang jenis kekerasan yang dilakukan terhadap anak dalam
lingkup rumah tangga (keluarga) yang ditangani PPT Provinsi Jawa
Timur.

c.

Data tentang upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan
dalam rumah tangga di PPT Provinsi Jawa Timur.

2. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a.

Sumber Data Primer
Sumber
dibutuhkan
secara
tersebut

data
untuk

langsung

primer

adalah

memperoleh
dengan

diperoleh

data-data

obyek

dari

sumber

yang

penelitian.16

sumber

data

data

yang

berkaitan

Data

primer

wawancara

pengelola/pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa
Timur

sebagai

informan

utama

yang

akan

memberikan

informasi tentang upaya PPT Jawa Timur yang dapat diambil
dari penelitian dan apabila dimungkinkan sumber data juga
16

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian (Dalam Teori dan Praktik), (Jakarta: Rineka Cipta,
2006),87

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dapat diambil dari para korban kekerasan yang ditangani oleh
Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur.
Peneliti

mendapatkan

tiga

informan

utama

yang

merupakan staff Pusat Pelayanan Terpadu Jawa Timur dan
bersedia
Pelayanan

untuk

dimintai

Terpadu

Jatim

informasi
untuk

terkait

memenuhi

upaya

Pusat

hak-hak

anak

korban kekerasan.
b.

Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah bahan data pelengkap yang
berisi informasi data yang mendukung bahan data primer.17 Dalam
hal ini sumber data sekunder yang dimaksud diantaranya terdiri
dari:
1)

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak;

2)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga;

3)

Perlindungan Anak Menurut Perspektif Islam yang diterbitkan
oleh Komisi Perlindungan Anak (KPAI) tahun 2007;

4)

Perlindungan Anak Dalam Islam yang diterbitkan oleh Komisi
Perlindungan Anak (KPAI) tahun 2006;

5)

Pengasuhan Anak Dalam Keluarga karya Fuaduddin yang
diterbitkan tahun 1999;

17

Ibid, 88

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6)

Aspek Hukum Perlindungan Anak Oleh Irma Setyowati
Soemitra Tahun 1990;

7)

Keluarga Muslim karangan Hammudah Abd. Al’ati;

8)

Hikmatut Tasyri Wa Falsafatuhu karangan Syekh Ali Ahmad Al
Jurjawi;

9)

Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif YuridisViktimologis kayra Moeri Hadiati Soeroso Tahun 2010;

10)

Anak Bukan Untuk Dihukum karya M Nasir Djamil Tahun
2013;

11)

Hak-Hak Anak Dalam UUPA dan Konvensi PBB Tentang Hak
Anak karya Muhammad Joni Tahun 2007.

3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengambil data dari lapangan,
ada beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a.

Metode observasi
Metode observasi
dijalankan
dengan
terhadap

secara

yaitu

suatu

sistematis

dan

menggunakan

alat

kejadian-kejadian

indra
yang

penyelidikan
sengaja

diadakan

(terutama
langsung

yang

mata)

ditangkap

pada waktu kejadian itu terjadi. Metode ini digunakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

untuk memperoleh data lapangan tentang situasi umum
lokasi penelitan.18
Penulis
pengelihatan

dalam

hal

maupun

ini

mengamati

pendengaran

untuk

melalui

mengetahui

secara langsung data tentang upaya yang dilakukan oleh
di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Jawa Timur untuk
memenuhi hak-hak anak korban kekerasan dalam rumah
tangga.
b.

Wawancara atau Interview
Wawancara atau

interview adalah

suatu

bentuk

komunikasi secara verbal dengan bentuk percakapan dan
bertujuan

untuk

informasi.19

menggali

Wawancara

dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan
data keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu
masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu, yang
merupakan

suatu

pembantu

utama

dari

metode

observasi.20
Dalam
terhadap
(PPT)

penelitian

ini,

pengurus/pengelola
Provinsi

Jawa

wawancara

Pusat

Timur

dan

Pelayanan
terhadap

dilakukan
Terpadu
korban

kekerasan dalam rumah tangga (apabila memungkinkan)
18

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2003), 19.
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 113.
20
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia 1973), 129.
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

untuk mendapatkan data tentang anak korban kekerasan
dalam rumah tangga yang ditangani PPT Jawa Timur
dan upaya-upaya yang dilakukan oleh PPT jawa Timur
untuk memenuhi hak-hak anak korban kekerasan dalam
rumah tangga.
c.

Dokumentasi
Dokumentasi

adalah

telaah

sistematis

atas

catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai sumber
data. Meskipun dokumen biasanya berisi kalimat tertulis
atau cetak, tetapi sebenarnya dokumen tidak terbatas, la
bisa seperti grafik, gambar, lukisan,

kartu, foto, dan

sebagainya.21
Dalam

penelitian

ini,

penulis

akan

mendata

dokumentasi yang ada di Pusat Pelayan Terpadu (PPT)
Provinsi Jawa Timur terkait kekerasan yang dilakukan
terhadap anak dan juga upaya pemenuhan hak-hak anak
korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan
Pusat Pelayan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur.
4.

Teknik Analisis Data
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat
kritis dalam suatu penelitian. Analisis data merupakan proses
mencari

21

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

John. W. Bestp, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Surabaya: Usaha Nasiohal, 1982) , 133.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dari

hasil

dengan

wawancara,

cara

menjabarkan

catatan

mengorganisir
kedalam

lapangan
data

unit-unit,

dan

dokumentasi

kedalam

menyusun

kategori,

kedalam

pola,

memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan

sehingga

mudah

dipahami

oleh

diri

sendiri

maupun orang lain.22
Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada
penelitian

ini

adalah

analisis.

Penelitian

bertujuan

untuk

dengan

deskriptif
membuat

metode
adalah

deskripsi

penelitian

deskriptif

suatu

penelitian

atau

bertujuan

yang
untuk

menggambarkan keadaan atau status fenomena23.
Untuk

menganalisis

data

yang

tersaji,

penulis

menggunakan pola pikir deduktif, yaitu memaparkan dalildalil

umum

dalam

Undang-Undang

Hukum

Islam

serta

Perlindungan

Anak

yang

hak-hak anak dan

peraturan
berkaitan

dalam
dengan

kekerasan terhadap anak yang kemudian

digunakan sebagai landasan teori untuk menganalisis upaya
pemenuhan

hak-hak

anak

korban

kekerasan

dalam

rumah

tangga di Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Timur agar
dapat membuat kesimpulan.

22

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),
244.
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Refisi (Yogyakarta:
Rineka Cipta 1992), 207.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

I. Sistematikan Pembahasan
Agar tersusun secara sistematis dan mempermudah untuk memahami apa
yang ada dalam penulisan skripsi ini, maka penulisan penelitian ini akan
diuraikan dalam sub-sub bab, yakni bab satu sampai bab lima. Dimana antara
bab satu sampai bab lima saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan
skripsi ini sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan yang meliputi: latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

definisi operasional, metode

penelitian (meliputi sumber data yang dikumpulkan, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data), dan sitematika pembahasan.
Bab kedua merupakan kerangka teoritik tentang hak-hak anak dalam
Hukum Islam dan Undang-Undang Perlidungan Anak sebagai landasan teori.
Bab dua ini berisi tentang pengertian anak, bentuk-bentuk kekerasan
terhadap anak, perlindungan anak dan hak-hak anak dalam Hukum Islam dan
Undang-Undang Perlindungan Anak.
Bab ketiga merupakan data penelitian yang berisi tentang profil Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT) Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Provinsi
Jawa Timur, beberapa kasus yang ditangani Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
Jawa Timur, penghambat dan pendukung dalam upaya pemenuhan hak anak
korban KDRT dan upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan dalam
rumah tangga di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Jawa Timur.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bab keempat berisi tentang analisis Hukum Islam dan Undang-Undang
Perlindungan Anak terhadap Upaya Pemenuhan hak-hak anak korban
kekerasan dalam rumah tangga di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi
Jawa Timur.
Penulisan skripsi ini diakhiri dengan bab kelima yang dan berisi
kesimpulan dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
PERLINDUNGAN DAN HAK-HAK ANAK MENURUT HUKUM ISLAM
DAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK

A. Perlindungan dan Hak-Hak Anak Dalam Hukum Islam
1. Pengertian Anak Menurut Hukum Islam
Secara hakiki, anak adalah karunia dari Allah yang Maha Esa kepada kedua
orang tuanya. Dikatakan karunia karena tidak semua keluarga dapat dikaruniai anak
sekalipun telah bertahun-tahun membina rumah tangga. Sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari karunia itu, Allah menanamkan rasa kasih sayang kepada kedua
orang tua untuk anaknya. Setiap orang tua didalam hatinya tertanam perasaan
mengasihi dan menyanyangi anaknya. 1
Perasaan kasih sayang Allah tanamkan sebagai bekal dan dorongan orang tua
untuk mendidik, memelihara, melindungi dan memperhatikan kemaslahatan anakanak mereka sehingga semua hak-hak anak dapat terpenuhi dengan baik serta
terhindar dari setiap tindak kekerasan dan diskriminasi. 2
Selain itu anak juga dikatakan sebagai amanah dari Allah bagi orang tua yang
mendapatkannya. Sebagai amanah yang diberikan anak harus mendapatkan
pemeliharaan dan penjagaan yang baik dari kedua orang tuanya. Anak berhak
mendapatkan perlindungan, pendidikan, perawatan yang kesemuanya menjadi
haknya.3 Jika amanah yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik Allah akan
memberikan pahala dan balasan yang berlimpah bagi orang tua. Sebaliknya dosa bagi

1

Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Menurut Perspektif Islam, (Jakarta: KPAI,2007), 15.
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Dalam Agama Islam, (Jakarta Pusat: KPAI, 2006), 10.
3
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Menurut Perspektif Islam…, 15.
2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

orang tua yang karena kelalaiannya tidak dapat menjaga anak dengan baik sehingga
menyebabkan anaknya celaka.
Orang tua sebagai orang yang diberi amanah memiliki kewajiban untuk
memenuhi setiap hak yang dimiliki anak agar dapat mendukung perkembangan anak
dengan baik sehingga menumbuhkan karakter anak yang berakhlak mulia dan
memegang teguh prinsip-prinsip ajaran Islam. Anak bukan hanya merupakan aset
tidak ternilai bagi orang tua, masyarakat dan bangsanya, tetapi anak juga sebagai
pemilik masa depan.
Oleh karena itu anak perlu dibimbing, dididik dan ditumbuhkan secara
optimal baik secara fisik, mental spiritual, moral maupun intelektualitasnya. Anak
adalah pewujud peradaban bangsa dan calon penerus generasi tua yang harus
dipersiapkan agar menjadi generasi yang cerdas secara intekletual dan spiritual
sehingga menjadi anak yang berkualitas.4
2. Perlindungan Anak Dalam Islam
Hakikat perlindungan anak dalam Islam adalah penampakan kasih sayang yang
diwujudkan dalam pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan dari perilaku
kekerasan dan diskriminasi. Jika demikian halnya, perlindungan anak dalam Islam
berarti menampakkan apa yang dianugerahkan oleh Allah didalam hati kedua orang
tua yaitu berupa kasih sayang terhadap anak dengan memenuhi semua kebutuhan
hak-hak dasar anak sehingga anak dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara
optimal serta melindungi mereka dari tindak kriminal kekerasan yang mencerminkan
perilaku ketidakadilan kepada anak sebagai amanah dari Allah.5

4
5

Ibid, 16.
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Menurut…., 13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Penampakan kasih sayang dan pemenuhan hak dasar anak dapat tercapai
apabila anak dalam keadaan normal. Namun ketika anak berada dalam situasi yang
tidak normal, misalnya menjadi anak yatim, anak terlantar karena kemiskinan,
bencana alam, krisis politik dan ekonomi, menjadi korban kekerasan dan sebagainya,
maka anak membutuhkan perlindungan dan penanganan. Itulah yang disebut hak
perlindungan khusus bagi anak.6
3. Hak-hak Anak Dalam Hukum Islam
Pemenuhan hak dasar anak merupakan bagian integral dari implementasi
pemenuhan hak asasi manusia. Dalam perspektif Islam hak asasi anak merupakan
pemberian Allah yang harus dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua,
keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. 7 Hal ini berarti bahwa hak anak yang
seharusnya dapat terpenuhi dengan baik bukan hanya merupakan tanggung jawab
kedua orang tua tetapi juga merupakan tangggung jawab seluruh aspek masyarakat
disekitar lingkungan anak.
Dalam Islam dikenal lima macam hak asasi yang dikenal dengan sebutan

maqa>s{id al-shari>‘ah, yaitu pemeliharaan atas hak beragama (h{ifz{ al-di>n),
pemeliharaan atas jiwa (h}ifz{ al-nafs), pemeliharaan atas kehormatan dan
nasab/keturunan (h}ifz{ al-nas{l), pemeliharaan atas akal (h{ifz{ al-‘aql) dan pemeliharaan
atas harta (h}ifz{ al-ma>l).
a. Hak Pemeliharaan Agama (h{ifz{ al-di>n)
Pemeliharaan hak agama bagi seseorang dalam Islam disebut dengan h{ifz{

al-di>n. Pemeliharaan agama anak yang baru lahir didunia berada dibawah
6
7

Ibid, 16.
Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Dalam Agama Islam, 45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

tanggung jawab kedua orang tua. Agama yang dianut oleh seorang anak sudah
pasti mengikuti agama yang dianut kedua orang tuanya sampai anak dapat
menentukan sendiri untuk tetap mengikuti agama yang dianutnya sejak lahir atau
memilih agama yang terbaik baginya. Rasulullah saw bersabda:

‫ﺼَﺮاﻧِﻪ‬
‫ ﻓَﺄَﺑَـ َﻮاﻩُ ﻳـُ َﻬ ﱢﻮَداﻧِِﻪ أ َْو ﳝَُ ﱢﺠ َﺴﺎﻧِِﻪ أ َْو ﻳـُﻨَ ﱢ‬،ِ‫ُﻛ ﱡﻞ َﻣ ْﻮﻟُْﻮٍد ﻳـُ ْﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄَْﺮة‬
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.8
Dari hadis diatas dapat dipahami bahwa orang tua merupakan inti dari
agama dan perilaku yang akan dilakukan anaknya. Orang tua memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap akhlak seorang anak karena anak akan senantiasa
meniru perilaku dari orang tuanya. Apabila dalam keluarga orang tua menegakkan
agama Allah dan menaatiNya, serta berpegang pada akhlak-akhlak yang terpuji,
anak akan tumbuh dengan memiliki akhlak-akhlak tersebut. Sebaliknya jika
akhlak orang tuanya buruk dan tidak menegakkan agama Allah, anak akan tumbuh
dengan sifat-sifat yang buruk pula.9
Pemeliharaan hak agama bagi anak dalam Islam pertama kali harus
dilakukan oleh kedua orang tua terutama seorang ibu yang mengandung,
melahirkan dan membesarkan anak. Pembinaan keagamaan anak harus dimulai
sejak awal periode kehidupan anak, yaitu sejak dalam kandungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara membiasakan anak mendengar kalimat-kalimat yang baik
seperti bacaan Al-Quran, shalawat, dzikir, dan lain-lain. Pada saat anak lahir ke
dunia orang tua juga harus memberikan pembinaan agama terhadap anak yang
baru lahir, yaitu dalam bentuk penanaman nilai-nilai ketuhanan seperti
8
9

Al-Bukha>ri>, S{ahi>h al-Bukha>ri Vol 1, (Bukhoro: Maktabah Ashriyyah, 1996), 410.
Ibnu Anshori, Ibid, 47.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengumandangkan adzan dan iqomah ditelinga anak yang baru lahir.
Sebagaimana hadis nabi:

ِ َ‫اﳊﺴ ِﻦ ﺑ ِﻦ ﻋﻠِﻲ ِﺣﲔ وﻟَ َﺪﺗْﻪ ﻓ‬
ِ
ِ َ ‫رأَﻳﺖ رﺳ‬
ِ
ُ‫ﺎﻃ َﻤﺔ‬
ُ َ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ أَذﱠ َن ِﰲ أُذُن َْ َ ْ َ ﱟ‬
َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬
َُ ُ َْ
ِ‫ﺼ َﻼة‬
‫ﺑِﺎﻟ ﱠ‬
Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin Ali ketika Fathimah
melahirkannya dengan adzan shalat.10

Pada tahap selanjutnya yakni ketika anak telah lahir didunia orang tua
wajib memberikan pengajaran terhadap anak tentang cara beribadah kepada Allah
dan menumbuhkan keimanan seorang anak sejak dini. Rasulullah bersabda:

ِ ‫ﻣﺮوا أَوَﻻ َد ُﻛﻢ ﺑِﺎﻟ ﱠ‬
ِِ
‫ﻮﻫ ْﻢ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ َوُﻫ ْﻢ أَﺑْـﻨَﺎءُ َﻋ ْﺸ ٍﺮ َوﻓَـﱢﺮﻗُﻮا ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ ْﻢ‬
ْ ‫ﲔ َو‬
َ ‫ﺼ َﻼة َوُﻫ ْﻢ أَﺑْـﻨَﺎءُ َﺳْﺒ ِﻊ ﺳﻨ‬
ُ ُ‫اﺿ ِﺮﺑ‬
ْ ْ ُُ
ِ ‫ِﰲ اﻟْﻤﻀ‬
‫ﺎﺟ ِﻊ‬
َ َ

Perintahkan anak-anakmu untuk menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah
berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah
mereka jika tidak mau melaksanakannya dan pisahkanlah tempat tidur mereka.11
Dalam hadis diatas Rasulullah menegaskan kepada para orang tua bahwa
pendidikan agama terhadap anak sejak dini harus ditanamkan dengan baik.

Kebiasaan yang dilakukan sejak dini akan menjadi perilaku yang terus dilakukan
hingga anak dewasa. Pembiasaan ini harus dilakukan demi pentingnya ketekunan
anak-anak beribadah ketika beranjak dewasa. Bahkan Rasulullah membolehkan
untuk memperingatkan anak yang telah dewasa apabila tidak mau beribadah maka
orang tua dapat memukul anak sekedar bermaksud untuk pembelajaran
memperingatkan anak tentang pentingnya beribadah sebagai penegak agama,
bukan dengan sengaja melakukan kekerasan yang dapat menyakiti anak.
b. Hak Pemeliharaan Nasab/Keturunan h}ifz{ al-nas{l
10
11

Al-Hafidz Abu Dawuud Sulaiman, Sunan Abi Dawud Vol 3-4, (Sijistan, Daarul Fikr, 1990), 499.
Al-Hafidz Abu Dawuud Sulaiman, Sunan Abi Dawud Vol 3-4, 119.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Salah satu bentuk dari hak pemeliharaan nasab dalam Islam dapat dilihat
dalam konsep pemeliharaan atas kehormatan.12 Kehormatan anak dapat
diwujudkan dengan pengakuan atas jati dirinya sebagai anak dari orang tua
kandungnya.
Oleh karena itu dalam Islam pengangkatan seorang anak tidak boleh sampai
menyebabkan anak tersebut menghilangkan asal-usul keturunannya. Allah
menegaskan dalam Q.S. al ahzab ayat 5:
     
Panggilah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak
mereka…13
Berdasarkan ayat tersebut dapat ditarik pemikiran bahwa hak pemeliharaan
nasab anak dalam pandangan Islam meliputi beberapa hal. Pertama, demi menjaga
hak dan martabat anak, ayah kandung tidak boleh diganti dengan nama orang lain
meskipun anak tersebut telah menjadi anak angkat. Kedua, hak dan kehormatan
terkait dengan kejiwaan anak, sebab jika anak dikenal sebagai anak yang tak
berbapak atau keturunan yang jelas, maka

Dokumen yang terkait

Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

1 82 146

Pelanggaran Hak anak jalanan oleh orang tua dalam perspektif undang-undang perlindungan anak dan hukum islam

2 31 89

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENELANTARAN OLEH SUAMI DALAM RUMAH TANGGA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

3 29 59

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 13

HAK-HAK ANAK DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK NO. 23 TAHUN 2002 UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN DALAM Hak-hak anak dalam undang-undang perlindungan anak no. 23 tahun 2002 untuk memperoleh pendidikan dalam perspektif islam.

0 2 23

PEMENUHAN HAK-HAK KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Pemenuhan Hak-Hak Korban Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Rangka Upaya Pemulihan (Studi Kasus Di Wilayah Surakarta).

0 4 19

EFEKTIVITAS DAN PERAN DIVISI LAYANAN HUKUM PUSAT PELAYANAN TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR TERHADAP UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ISTRI KORBAN KDRT DALAM PENGAJUAN CERAI GUGAT.

0 0 94

OPTIMALISASI PEMENUHAN HAK KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MELALUI PUSAT PELAYANAN TERPADU

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 2 122

PEMENUHAN HAK-HAK ANAK KARYAWAN PABRIK TIMATEX DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 97