PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF TENTANG ISLAM DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH - Raden Intan Repository
PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF TENTANG ISLAM
DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN
DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Dalam Ilmu Syariah Dan Hukum Oleh
Muhammad Aulia Rachman
NPM.1321020098
Jurusan : Siyasah
FAKULTAS SYARI’AH & HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF TENTANG ISLAM
DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN
DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Dalam Ilmu Syariah Dan Hukum Oleh
MUHAMMAD AULIA RACHMAN
NPM.1321020098
Jurusan : Siyasah
Pembimbing I : Drs. H. Chaidir Nasution, M.H.
Pembimbing II : Drs. Henry Iwansyah, M.A.
FAKULTAS SYARI’AH & HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H / 2017 M
ABSTRAK
PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF TENTANG ISLAM
DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN
DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH
Oleh
Muhammad Aulia Rachman
1321020098
Sebagai penduduk mayoritas di Nusantara semestinya umat Islam tidak lagi sibuk mempersoalkan hubungan Islam, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Ketiga konsep itu harus ditempatkan dalam satu nafas sehingga Islam yang dikembangkan di Indonesia adalah Islam yang ramah, terbuka, inklusif dan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara. Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub-kultur, dan agama kita yang beragam.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan? dan bagaimana perspektif
Fiqh Siyasah terhadap konsep Islam dalam bingkai
keindonesiaan dan kemanusiaan pemikiran Ahmad Syafii Maarif ? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pandangan Ahmad Syafii Maarif mengenai konsep Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan. Serta untuk mengetahui perspektif Fiqh Siyasah terhadap konsep Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan pemikiran Ahmad Syafii Maarif.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library
research) yang bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur- dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian yang berkaitan dengan permasalahan ini penulis menggunakan penelaahan yang pada hal ini penelitian dilakukan dengan meneliti sumber- sumber data tertulis, yaitu: buku Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan serta buku-buku kemasyarakatan dalam kehidupan sosial, buku-buku fiqih siyasah, artikel, makalah seminar, dan tulisan lain yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa, pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan adalah suatu pemikiran integratif antara Islam, keindonesiaan dan kemanusiaan dimana ketiga hal tersebut dapat saling berintegrasi satu sama lain untuk mewujudkan peradaban Islam di Indonesia yang maju, progresif, ramah, terbuka, dan inklusif. Perspektif Fiqh Siyasah terhadap pemikiran Ahmad Syafii Maarif adalah terdapat keserasian antara prinsip
- – prinsip Fiqh Siyasah dengan konsep Islam, keindonesiaan dan kemanusiaan. Kemudian pemikiran Ahmad Syafii Maarif lebih kepada arah teori pemikiran politik Islam integrasi seperti yang dianut oleh pemikir politik Islam kontemporer seperti Husein Haikal, Fazlur Rahman dan Mohammed Arkoun.
KEMENTERIAN AGAMA UIN RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame Bandar Lampung. 35131
PERSETUJUAN
Judul skripsi : PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF
TENTANG ISLAM DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH
Nama : M. Aulia Rachman NPM : 1321020098 Program Studi : Siyasah Fakultas : Syariah dan Hukum
DISETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Chaidir Nasution, M.H. Drs. Henry Iwansyah, M.A.
NIP. 19580201 198603 1 002 NIP. 19581207 198703 1 003
Ketua Jurusan,
Drs. Susiadi AS., M. Sos.I
NIP. 195808171993031002
KEMENTERIAN AGAMA UIN RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame Bandar Lampung. 35131
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Pemikiran Ahmad Syafii Maarif Tentang Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan Dan Kemanusiaan dalam Perspektif Fiqh Siyasah disusun oleh Muhammad Aulia
Rachman NPM 1321020098 Jurusan Siyasah, telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari’ah IAIN Raden
Intan Lampung pada Hari/Tanggal: Rabu, 4 Oktober 2017.
TIM DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr. Jayusman, M. Ag.(………………) Sekertaris : Arif Fikri, SHI., M.Ag
(………………) Penguji I : Dr. Alamsyah. S.Ag., M.Ag
(………………) Penguji II : Drs. H. Chaidir Nasution, M.H. (………………)
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag.
NIP. 197009011997031002
MOTTO
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
1 Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam, dengan telah diselesaikannya Skripsi ini Penulis mempersembahkannya kepada: 1.
Mama dan Papa tercinta yang senantiasa selalu mengajarkan kebaikan, rasa syukur dan keberanian untuk selalu berada di jalan yang diberkahi Allah, tidak ada kata yang dapat ananda ucapkan selain ribuan terima atas segala yang telah Mama dan Papa berikan, kesabaran dalam do’a mu menjadi kunci suksesnya Ananda di kemudian hari.
Tidak ada do’a yang terkabulkan selain do’a dari orangtua yang ikhlas. Semoga rahmat, berkah, karunia dan cinta Allah selalu bersama Mama dan Papa.
2. Adikku Hanifah yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, kesabaran dan do’a dalam mengerjakan skripsi ini, semoga kebaikan dan kesabaranmu menjadi amal yang baik bagimu.
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Aulia Rachman dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 April 1995, anak pertama dari dua bersaudara, buah hati perkawinan pasangan Bapak Zuhri Ali dan Ibu Marlisna.
Pendidikan yang pernah penulis tempuh yang pertama yaitu Raudhatul Athfal Aji Daya dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2000. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar di SD Al - Azhar 2 Bandar Lampung selama enam tahun yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama di SMPN 21 Bandar Lampung selama tiga tahun yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Setelah tamat menengah pertama, penulis menempuh pendidikan menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN) Model Bandar Lampung selama tiga tahun yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, pada Universitas Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung, mengambil program studi Siyasah pada Fakultas Syariah.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih indah selain rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, berkah dan rahmat-Nya, berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk, sehingga skripsi dengan judul “Pemikiran Ahmad Syafii Maarif Tentang Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan dalam Perspektif Fiqh Siyasah
” dapat diselesaikan. Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan pengikut- pengikutnya yang setia.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program Srata Satu (S1) jurusan Siyasah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam bidang ilmu syari’ah.
Atas bantuan pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, tak lupa dihaturkan terimakasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terimakasih itu disampaikan kepada: 1.
Bapak Dr. Alamsyah, S.Ag.,M.,Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswa.
2. Bapak Drs. H. Chaidir Nasution, M.H dan Drs. Henry Iwansyah, M.A., masing-masing selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan dan memotivasi hingga skripsi ini selesai.
3. Bapak dan Ibu Dosen, serta para Staf Karyawan Fakultas Syari’ah.
4. Pemimpin dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Universitas yang telah memberikan informasi, data, referensi dan lain-lain.
5. Para sahabat seperjuangan yang senantiasa memberikan kepada Bayak Djakasuria, Dirta Sanjaya Agung Putra dan Irfan Ahadis untuk terus mendorong agar segera terselesaikannya skripsi ini. Semoga waktu dan kebaikan kalian diberikan ganjaran yang terbaik dari Allah SWT.
6. Seluruh teman-teman Siyasah angkatan 2013 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang telah saling mendukung di hari-hari penyusunan skripsi ini, khususnya Idham Nurcholis dan Sahal Mustofa yang sudah mengikhlaskan waktunya membantu dan memberikan motivasi sejak masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan sebaik- baiknya balasan.
7. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa memberikan curahan fikiran, pengalaman dan referensi agar penulisan skripsi ini berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan penulis, sangat bahagia rasanya dapat mengenal kalian semua dan menjadi bagian keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu tidak lain disebabkan karena keterbatasan kemampuan, waktu, dan data yang dimiliki. Untuk itu kiranya para pembaca dapat memberikan masukan dan saran-saran, guna melengkapi penulisan ini.
Akhirnya, diharapkan betapapun kecilnya karya tulis (skripsi) ini dapat menjadi sumbangan yang cukup berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, .................2017 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................... iABSTRAK ............................................................................ ii
PERSETUJUAN .................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................... iv
MOTTO ................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP .............................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................ x
BAB I : PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ............................................. 1 B. Alasan Memilih Judul ..................................... 2 C. Latar Belakang Masalah .................................. 3 D. Rumusan Masalah ........................................... 7 E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................... 7 F. Metode Penelitian ............................................ 8 BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Fiqh Siyasah ................................... 11 B. Ruang Lingkup Fiqh Siyasah .......................... 14 C. Prinsip Siyasah tentang Bernegara dan Bermasyarakat 1. Menurut Al – Qur’an ............................... 16 2. Menurut Hadist ......................................... 25 D. Teori Fiqh Siyasah tentang Agama dan Negara Modern ............................................... 28 1. Teori Sekuleristik ...................................... 30 2. Teori Teokrasi ........................................... 33 3. Teori Integrasi .......................................... 39
BAB III : BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF TENTANG ISLAM DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN A. Riwayat Hidup Ahmad Syafii Maarif ............. 47 B. Karya – karya Ahmad Syafii Maarif ............... 54 C. Kondisi Sosial – Politik pada Masa Ahmad Syafii Maarif dan Kepemimpinan Beliau di Muhammadiyah ............................................... 57 D. Pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Tentang Islam dalam Bingkai Keindonesiaan
dan Kemanusiaan ............................................ 61 1.
Islam dan Nusantara .................................. 61 2. Islam dan Kemanusiaan............................. 70 3. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan
Kemanusiaan ............................................ 73
BAB IV : ANALISIS Pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam
dalamBingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan Perspektif Fiqh Siyasah ........................................ 79
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................... 87 B. Saran ................................................................ 88 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya terlebih
dahulu penulis akan menegaskan arti dan maksud dari istilah- istilah yang terdapat pada judul ini. Adanya penegasan tersebut diharapkan tidak akan menimbulkan pemahaman yang berbeda dengan apa yang penulis maksudkan, sebab judul adalah kerangka dalam berfikir dan bertindak dalam suatu penelitian ilmiah. Hal ini untuk menghindari penafsiran yang berbeda di kalangan pembaca suatu karya imiah, maka perlu adanya suatu penjelasan dengan memberi arti beberapa istilah yang terkandung di dalam judul skripsi ini. Penelitian yang akan penulis lakukan ini berjudul: "PEMIKIRAN AHMAD SYAFII
MAARIF TENTANG
KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN DALAM
PERSPEKTIF FIQH SIYASAH". Judul tersebut terdiri dari
beberapa pokok pembahasan dalam kajian yang penulis buat yakni:
1. Pemikiran sendiri berarti kegiatan akal manusia untuk mencermati suatu pengetahuan yang telah ada, untuk
1 mendapatkan atau mengeluarkan pengetahuan yang baru.
2. Ahmad Syafii Maarif adalah seorang adalah seorang ulama, ilmuwan dan pendidik Indonesia. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) dan pendiri Maarif Institute, dan juga dikenal sebagai seorang tokoh yang mempunyai komitmen kebangsaan yang tinggi.
3. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan
adalah sebuah buku yang berisi gagasan reflektif sejarah 1 Jamaluddin, Berfikir Apa dan Bagaimana, Surabaya Indah, 1989. inklusif dari seorang cendekiawan muslim dan guru
2 bangsa, Ahmad Syafii Maarif.
4. Perspektif merupakan suatu sudut pandang dalam melihat realita yang ada sehingga perspektif memiliki cakupan ruang yang begitu luas.
5. Fiqh Siyasah adalah adalah suatu konsep Fiqh yang berguna untuk mengatur hukum ketatanegaraan dalam bangsa dan negara yang bertujuan untuk mencapai
- – kemaslahatan dan mencegah kemudharatan dengan nilai
3 nilai Islami.
Berdasarkan penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam judul, maka dapat diambil suatu pemahaman, bahwa yang dimaksud dengan "PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARIF
TENTANG
ISLAM DALAM BINGKAI
KEINDONESIAAN DAN KEMANUSIAAN DALAM
PERSPEKTIF FIQH SIYASAH ", adalah pandangan dari fiqh
siyasah terhadap Pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan terkait perkembangan Islam di Indonesia selama ini.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun yang menjadi tujuan peneliti untuk membahas judul tersebut ialah: Alasan Objektif : 1.
Ingin lebih menguasai Konsep pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan selama ini.
2 Ahmad Syafii Maarif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (Bandung : Mizan, 2015) cover belakang. 3 Shobir Thoimah, Dirosatu Fi Nidhomih Islam, Dar Al-Ajil, Beirut.
2. Untuk mengkaji lebih dalam tentang Konsep Islam dalam bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan yang dikaji melalui perspektif fiqh siyasah. Alasan Subjektif : 1.
Pembahasan ini sangat relevan dengan disiplin ilmu pengetahuan yang penulis pelajari di Fakultas Syariah Jurusan Siyasah.
2. Tersedianya literatur yang menunjang sebagai referensi kajian dalam usaha menyelesaikan karya ilmiah ini.
C. Latar Belakang Masalah
Sebagai penduduk mayoritas di Nusantara semestinya umat Islam tidak lagi sibuk mempersoalkan hubungan Islam, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Ketiga konsep itu harus ditempatkan dalam satu nafas sehingga Islam yang dikembangkan di Indonesia adalah Islam yang ramah, terbuka, inklusif dan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara. Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub-kultur, dan agama kita yang
4 beragam.
Namun, yang terjadi adalah sebaliknya di mana Islam sering disalah pahami dengan cara diasingkan dari fakta budaya
5
dan sosial lingkungannya. Sehingga mengakibatkan Islam menjadi ahistoris dan gamang menghadapi perubahan, atau juga gagal dalam mengemban misinya menuntun peradaban, konsep Islam dan integrasi dengan nilai
- – nilai keindonesiaan masih dipermasalahkan oleh beberapa pihak seolah Pancasila belum dapat memberikan ruang yang cukup bagi Islam, keindonesiaan 4 5 Ahmad Syafii Maarif, Op.cit.hlm. 17 Charles Kurzman, ―Pengantar Islam Liberal dan Kontekss dan
- – nilai kemanusiaan untuk berkembang dan menuntun ke arah peradaban yang gemilang.
- – Hal ini sejalan dengan perintah Al-Quran pada Surat Al Hujurat ayat 13 yaitu :
- – prinsip tersebut digali melalui Al – Qur‘an dan Hadist. Termasuk mengenai beberapa prinsip kajian fiqh siyasah pula membahas tentang Pemikiran Politik Islam yang diwakili para pemikir muslim dari era klasik hingga kontemporer yang membahas mengenai negara, bangsa, kemanusiaan dan masyarakat. Pemikiran dari para pemikir muslim ini pula yang nantinya memberikan warna dengan 3 model konsepsi bernegara dan bermasyarakat dalam Islam yaitu model sekuleristik, teokrasi, dan integrasi.
- – nilai Islam yang memanusiaakan dan merawat kebangsaan, maka dari itu penulis berusaha melihat
- – perspektif fiqh siyasah terkait hal tersebut melalui prinsip prinsip fiqh siyasah dan pemikiran politik terkait negara, bangsa, dan kemanusiaan dari para pemikir muslim.
- – hal sebagaimana dipaparkan di atas penulis mengangkat judul ini untuk dijadikan skripsi mengenai Pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan perspektif fiqh siyasah.
- – Qur‘an dan hadist terkait Prinsip – Prinsip Siyasah kemudian karya ilmiah
- – keterangan dari data yang diperoleh dapat dispesifikasikan dan disimpulkan serta bisa memperoleh gambaran utuh tentang Konsep Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan.
- – ketentuan khusus
- – Qur‘an, yang menyatakan :
- – –
Kontekss Islaminya ‖. Dalam Charles Kurzman (ed), Wacana Islam Liberal
Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu- isu Global, terj. Bahrul Ulum dan dan nilai
Sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, wacana mengenai kebangsaan, kemanusiaan dan kemajuan peradaban menjadi tema yang banyak diperbincangkan oleh para akademisi, pegiat humanis dan cendikiawan muslim tanah air. Hal ini menjadi suatu keniscayaan mengingat Indonesia memiliki keragaman budaya, ras, dan agama yang merupakan suatu konstruksi berdirinya Negara Republik Indonesia.
Furnivaal , seorang sejarawan asal Inggris merasa
pesimis dengan masyarakat plural di Indonesia. Ia bahkan meramalkan bahwa masyarakat Indonesia yang plural akan
6 mengalami kegagalan karena potensi konflik yang besar.
Pertanda paling jelas dari masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak bersama (common
7 will ).
Hal ini bisa kita lihat dari konflik yang terjadi berakar dari tidak adanya kata sepakat dari pelaku konflik di Indonesia yang selalu saja mengklaim golongan, suku, agama yang mereka adalah yang paling benar. Klaim kebenaran (truth claim) dengan cara membabi buta ini merusak kerukunan dan kedamaian sebagai kehendak (tujuan) utama dan bersama di Indonesia. Salah satu konflik yang banyak yang terjadi di Indonesia adalah
8 konflik yang bernuansakan agama.
6 M. Dawam Rahardjo dalam Kata Pengantar, Budhy Munawar
Rachman, Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme, Islam progresif dan
perkebambangan diskursusnya (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2010) hlm. LI. 7 Nasikun, Sistem Sosial Indonesia (Jakarta: RajaGrafindo, 1995) hlm. 29. 8 Dari tahun ke tahun konflik dan kekerasan atas nama agama masihterus terjadi di Indonesia. Data-data ini dapat dilihat dalam laporan The
Wahid Institute , Lampu Merah Kebebasan Beragama, Laporan Kebebasan
Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, dikenal dengan Buya Syafii Maarif, adalah seorang cendekiawan muslim yang
concern dalam bidang politik Islam. Ia berlatar belakang
pendidikan formal Muallimin Jogjakarta yang kemudian melanjutkan kesarjanaannya dalam bidang sejarah. Salah satu buku beliau yaitu Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan Dan Kemanusiaan karya Ahmad Syafii Maarif adalah sebuah
masterpiece yang memberikan sumbangan sangat berharga bagi
bangsa Indonesia untuk memahami keislaman dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan.
Ahmad Syafii Maarif menggambarkan situasi bumi Nusantara yang mulai memicu konflik di era modern, penyebab utamanya bukan karena perbedaan agama, melainkan lebih banyak dipicu oleh perbedaan kepentingan politik dan ekonomi, karena dipelopori oleh para provokator tidak bertanggungjawab, parokial, dan berniat buruk. Mereka ini cenderung menyukai konflik dan gemar mengeruk keuntungan dari kondisi keruh.
Sebagiannya lagi, kondisi buruk tersebut dipicu oleh adanya sikap pongah sekelompok penganut ajaran Islam tertentu, yang menganggap kelompok lain sebagai Islam cacat.
Dalam buku ini Ahmad Syafii Maarif mencari formulasi solusional terhadap permasalahan, tantangan, serta hambatan yang dialami bangsa Indonesia, terkait Islam dan kebangsaan. Untuk tujuan itu, Buya telah berhasil mendeteksi adanya tiga kisaran sumber problema bangsa ini, sekaligus menemukan kunci pemecahannya. Kunci tersebut rupanya terletak pada isu keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Berbagai problema yang telah dan mungkin timbul akibat pergesekan sosial, yang dilatari oleh persoalan yang mengatasnamakan agama, politik, ekonomi atau berbagai corak kepentingan lainnya, diyakini dapat dengan mudah diselesaikan bila mampu menyelaraskan tiga poros tersebut, sebagai bentuk keharmonisan antara perbedaan untuk membangun sebuah peradaban yang gemilang.
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Fiqh siyasah salah satu ilmu dalam rumpun Fiqh telah memberikan beberapa prinsip terkait hubungan dalam bernegara dan bermasyarakat agar nilai-nilai Islam dapat menuntun ke arah peradaban yang lebih gemilang, di mana prinsip
Mengingat pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan yang bersifat persuasif agar para kader bangsa dapat merawat Indonesia melalui nilai
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan ?
2. Bagaimana perspektif Fiqh Siyasah terhadap konsep Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan pemikiran Ahmad Syafii Maarif ? E.
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan penelitian.
a.
Untuk mengetahui pandangan Ahmad Syafii Maarif mengenai konsep Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan.
b.
Untuk mengetahui perspektif fiqh siyasah terhadap konsep Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan pemikiran Ahmad Syafii Maarif.
2. Kegunaan penelitian a.
Kegunaan secara teoritis sebagai sumbangan ilmu pengetahuan kepada pembaca untuk mengetahui lebih rinci pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan dalam kajian Fiqih Siyasah.
b.
Kegunaan praktis yaitu untuk memperluas wawasan bagi penulis, untuk memenuhi syarat akademik dalam menyelesaikan studi di Fakultas Syari'ah dan Hukum
F. Metode Penelitian 1.
Jenis dan Sifat Penelitian Studi ini merupakan penelitian pustaka
(Library Research), yaitu serangkaian kegiatan yang berkenan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan
9
penelitian . Dalam penelitian ini data yang akan dibaca dan dicatat adalah buku-buku hasil karya Syafii Maarif sebagai rujukan utama serta menggunakan buku-buku karya ilmuan sosial-keagamaan lain yang bertamakan keindonesiaan, kemanusiaan dan keagamaan sebagai rujukan tambahan untuk memahami pandangan Syafii Maarif tentang Islam, keindonesiaan dan kemanusiaan. Penelitian ini juga termasuk dalam kategori historis-
faktual karena yang diteliti adalah pemikiran seorang
10 tokoh.
2. Data dan Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian pustaka adalah subjek data diperoleh. Data dan sumber data yang diperlukan dalam penulisan ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: a.
Data Primer Merupakan literatur yang langsung berhubungan dengan Al
Syafii Maarif terkait esai dan buku Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan.
9 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm. 3. 10 Anton Bakker, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia b.
Data Sekunder Yaitu sumber data yang berupa buku, koran, karya tulis, majalah, bulletin, dan artikel-artikel yang dapat mendukung dalam penulisan penelitian ini yang kaitanya dengan pemikiran Islam klasik hingga kontemporer, Indonesia dan kemanusiaan.
3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Dalam penelitian yang berkaitan dengan permasalahan ini penulis menggunakan penelaahan yang dalam hal ini penelitian lakukan dengan meneliti sumber-sumber data tertulis, yaitu: buku Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan, pemikiran politik Islam, buku-buku Fqih Siyasah, artikel, makalah seminar, dan tulisan lain yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini.
4. Metode Analisa Data Adapun metode analisa data yang penulis gunakan adalah metode deduktif dan induktif, yakni :
a. Deduktif, dipakai untuk mengambil kesimpulan dari uraian yang bersifat umum kepada pengertian khusus atau detail. Dengan harapan keterangan
b. Induktif, yaitu suatu cara pengenalisaan obyek ilmiah tertentu dari ketentuan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Fiqh Siyasah Kata fiqh siyasah yang dalam tulisan bahasa
” berasal dari dua kata yaitu Arabnya adalah ―
هسايسلا هقفلا
kata fiqh (
هقفلا) dan yang kedua adalah al-siyasi ( ههسايسلا)
Kata fiqh secara bahasa adalah faham. Ini seperti yang diambil dari ayat Al
...............
―kaum berkata: Wahai Syu’aib, kami tidak memahami
11 Secara banyak dari apa yang kamu bicarakan............
‖. istilah, menurut ulama usul, kata fiqh berarti mengerti hukum-hukum syariat yang sebangsa amaliah yang digali
12 dari dalil-dalilnya secara terperinci.
Sedangkan al-siyasi pula, secara bahasa berasal dari
” yang memiliki arti mengatur ―
هههسايس هههسي اههس
(
/ رّبد ), seperti di dalam hadis: رمأ “ لعفي امك مىرومأ لىوتت يأ مىؤايبنأ مهسوسي ليئارسإ ونب ناك ةيعرلاب ةلاولاو ءارملأا”
yang berarti: ―Adanya Bani Israil itu diatur oleh nabi-nabi
mereka, yaitu nabi mereka memimpin permasalahan mereka seperti apa yang dilakukan pemimpin pada rakyatnya 11 ‖. 12 QS. Hud : 91 Wahbah al-Zuhayli, Ushul al-Fiqh al-Islami (Damaskus: Dâr al-
Apabila digabungkan kedua kata fiqh dan al- siyasi maka fiqh siyasah yang juga dikenal dengan nama siyasah syar‘iyyah secara istilah memiliki berbagai arti: 1.
Menurut Imam Al-Bujairimi, fiqh siyasah adalah memperbagus permasalahan rakyat dan mengatur dengan cara memerintah mereka dengan sebab ketaatan mereka terhadap pemerintahan menuju
13 kemaslahatan.
2. Menurut Wuzarat al-Awqaf wa al-Syu’un al-
Islamiyyah bi al-Kuwait , fiqh siyasah adalah
memperbagus kehidupan manusia dengan menunjukkan pada mereka pada jalan yang dapat menyelamatkan mereka pada waktu sekarang dan
14 akan datang, serta mengatur permasalahan mereka.
3. Menurut Imam Ibn ‗Abidin, fiqh siyasah adalah kemaslahatan untuk manusia dengan menunjukkannya kepada jalan yang menyelamatkan, baik di dunia maupun di akhirat. Siyasah berasal dari Nabi, baik secara khusus maupun secara umum, baik secara lahir, maupun batin. Segi lahir, siyasah berasal dari para
sultan (pemerintah), bukan lainnya. Sedangkan secara
batin, siyasah berasal dari ulama sebagai pewaris Nabi
15 bukan dari pemegang kekuasaan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, terdapat dua unsur penting di dalam fiqh siyasah yang saling berhubungan secara timbal balik, yaitu yang pertama adalah pihak yang mengatur dan yang kedua adalah pihak yang 13 Sulaiman bin Muhammad al-Bujairimi, Hasyiah al-
Bujairima ala al-Manhaj (Bulaq: Mushthafa al-Babi al-Halabi, t.t.), vol. 2,
178. 14 Wuzarat al-Awqaf wa al- Syu‘un al-Islamiyyah bi al-Kuwait, Al-Mausu'at al-Fiqhiyyah (Kuwait: Wuzarat al-Awqaf al-Kuwaitiyyah, t.t.) vol.
25, 295. 15 Ibn ‗Abidin, Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar (Beirut:
16 diatur. Melihat kedua unsur tersebut, menurut Prof. H. A.
Djazuli, menyatakan bahwa fiqh siyasah itu mirip dengan ilmu politik, yang mana dinukil dari Wirjono Prodjodikoro bahwa dua unsur penting dalam bidang politik, yaitu negara
17 yang perintahnya bersifat eksklusif dan unsur masyarakat.
Akan tetapi, jika dilihat dari segi fungsinya, fiqh siyasah berbeda dengan politik. Menurut Ali Syariati seperti yang dinukil Prof. H. A. Djazuli, bahwa fiqh siyasah tidak hanya menjalankan fungsi pelayanan (khidmah), tetapi juga pada saat yang sama menjalankan fungsi pengarahan (ishlah). Sebaliknya, politik dalam arti yang murni hanya
18 menjalankan fungsi pelayanan, bukan pengarahan.
Perbedaan tersebut tampak apabila disadari bahwa dalam menjalani politik di dalam hukum Islam haruslah terkait oleh kemestian untuk senantiasa sesuai dengan syariat Islam, atau sekurang-kurangnya sesuai dengan pokok-pokok syariah yang kulli.
16 17 H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah (Jakarta: Kencana, 2007), hlm.28.
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik (Bandung: Eresco, 1971) hlm.6.
B. Ruang lingkup fiqh siyasah
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menentukan ruang lingkup kajian fiqh siyasah. Ada yang membagi menjadi lima bidang, ada yang membagi menjadi empat bidang, dan lain-lain. Namun, perbedaan ini tidaklah terlalu prinsipil. Menurut Imam Al-Mawardi, seperti yang dituangkan di dalam karangan fiqh siyasah-nya yaitu Al-Ahkam al-Sulthaniyyah, maka dapat diambil kesimpulan ruang lingkup fiqh siyasah adalah sebagai
19
berikut : 1.
Siyasah Dusturiyyah 2. Siyasah Maliyyah 3. Siyasah Qadla‘iyyah 4. Siyasah Harbiyyah 5. Siyasah Idariyyah
Sedangakan menurut Imam Ibn Taimiyyah, di dalam kitabnya yang berjudul al-Siyasah al-Sya r‘iyyah, ruang
20
lingkup fiqh siyasah adalah sebagai berikut : 1.
Siyasah Qadla‘iyyah 2. Siyasah Idariyyah 3. Siyasah Maliyyah 4. Siyasah Dauliyyah/ Siyasah Kharijiyyah
Sementara Abdul Wahab Khalaf lebih
21
mempersempitnya menjadi tiga bidang kajian, yaitu : 1.
Siyasah Qadla‘iyyah 2. Siyasah Dauliyyah 3. Siyasah Maliyyah
19 Alî bin Muhammad al-Mâwardî, al-Ahkam al-Sulthaniyyah wa al- Wilayat al-Diniyyah (Beirut: Dar al-Kutub al-
‗Alamiyyah, 2006), 4;
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), hlm.13. 20 Ibid., hlm.13. Salah satu dari ulama terkemuka di Indonesia, T. M. Hasbi, justru membagi ruang lingkup fiqh siyasah menjadi
22
delapan bidang berserta penerangannya, yaitu:
1. Siyasah Dustu riyyah Syar‘iyyah (kebijaksanaan tentang peraturan perundang-undangan)
2. Siyasah Tasyri ‘iyyah Syar‘iyyah (kebijaksanaan tetang penetapan hukum)
3. Siyasah Qadla `iyyah Syar‘iyyah (kebijaksanaan peradilan)
4. Siyasah Ma liyyah Syar‘iyyah (kebijaksanaan ekonomi dan moneter)
5. Siyasah Ida riyyah Syar‘iyyah (kebijaksanaan administrasi negara)
6. Siyasah Dauliyyah/ Siyasah Kha rijiyyah Syar‘iyyah (kebijaksanaan hubungan luar negeri atau internasional)
7. Siyasah Tanfidziyyah S yar‘iyyah (politik pelaksanaan undang-undang)
8. Siyasah Harbiyyah Syar‘iyyah (politik peperangan).
Dari sekian uraian tentang, ruang lingkup fiqh siyasah dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian pokok. Pertama, politik perundang-undangan (Siyasah
Dusturiyyah ). Bagian ini meliputi pengkajian tentang
penetapan hukum (Tasyr
i’iyyah) oleh lembaga legislatif,
peradilan (Qadl
a’iyyah) oleh lembaga yudikatif, dan
administrasi pemerintahan (Idariyyah) oleh birokrasi atau
23 eksekutif.
Kedua, politik luar negeri (Siyasah Dauliyyah/
Siyasah Kharijiyyah ). Bagian ini mencakup hubungan
keperdataan antara warga negara yang muslim dengan yang bukan muslim yang bukan warga negara. Di bagian ini juga ada politik masalah peperangan (Siyasah Harbiyyah), yang mengatur etika berperang, dasar-dasar diizinkan berperang, pengumuman perang, tawanan perang, dan genjatan 22 H.A. Djazuli, Op.cit, hlm.30.
24 Ketiga, politik keuangan dan moneter (Siyasah
senjata.
Maliyyah ), yang antara lain membahas sumber-sumber
keuangan negara, pos-pos pengeluaran dan belanja negara, perdagangan internasional, kepentingan/ hak-hak publik, pajak dan perbankan.
25 C.
Prinsip Siyasah Tentang Bernegara 1. Menurut Al – Qur’an a. Prinsip Manusia Sebagai Umat yang Satu ................
Artinya : Manusia itu adalah umat yang
satu
26 ......... .
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara kamu .
27
24 Ibid., hlm. 14. 25 Ibid. 26 Q.S. Al-Baqarah : 213
b. Prinsip Kepemimpinan
.......... Artinya : Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara
28 kamu.
c. Prinsip Musyawarah
Musyawarah memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan urusan umat beriman. Bahkan isyarat pentingnya musyawarah ini diapit oleh penjelasan Al-Qur'an tentang orang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian hartanya sebagai orang yang mematuhi seruan Allah. Ini menandakan bahwa musyawarah merupakan prinsip penting dalam Islam yang posisinya hanya setingkat di bawah kewajiban shalat.