EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK

  

EMOSIONAL PESERTA DIDIK KELAS VII

DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Islam.

   Oleh

ANNISA

NPM : 1311080155

  

Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

  

1439 H/2017 M

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK

  

EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI KELAS VII

SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling Islam.

  

Oleh

ANNISA

NPM : 1311080155

Jurusan: Bimbingan dan Konseling Islam

  Pembimbing I : Farida, S.Kom., MMSi Pembimbing II : Mega Aria Monica, M.Pd

  FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H/2017 M

  

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK

SELF-MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN

  

EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI KELAS VII

SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2017/2018

Oleh

  

Annisa

  Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengelola serta mengontrol emosinya, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu bersosialisasi dengan baik, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi dirinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah konseling behavioral dengan teknik self-management efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2018.

  Desain Pre-eksperimental yang digunakan adalah One-Group Pretest-

  Postest Group Design, yaitu jenis desain yang biasanya dipakai pada

  eksperimen bentuk ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan dilakukan secara kelompok. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas

  VII D SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang memiliki kategori kecerdasan emosional tinggi, sedang dan rendah.

  Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat peningkatkan kecerdasan emosional peserta didik setelah melaksanakan layanan behavioral dengan teknik self-management dengan diperoleh (df) 11 kemudian dibandingkan dengan t tabel 0,05 = 1,796, maka t hitung ≥ t tabel (14,068 ≥ 1,796) atau nilai sign.(2-tailed) lebih kecil dari nilai kritik 0,005 (0.000 ≤ 0,005), ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H diterima. Jadi dapat disimpulkan

  o a

  bahwa layanan konseling behavioral dengan teknik self-management dapat meninkatkan kecerdaan emosional pada peserta didik kelas VII SMP Negeri

  19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018. Kata Kunci:Kecerdasan Emosional,Self-management,Layanan Konseling Behavioral.

  MOTTO           

      

  Artinya : “Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS.

  1 Ali Imran : 134)

  1 Al Quran dan Terjemahan, Departemen Agama, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran.

  PERSEMBAHAN

  Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirohim, saya ucapkan banyak terimakasih, skripsi ini saya persembahkan kepada;

  1. Kedua orang tua saya yang tercinta, untuk Bapak Mujiono Fahrudin dan Ibu Endang Ismiati yang telah menyayangi, mengasihi, dan mendidik saya, serta senantiasa selalu mendo’akan yang terbaik untuk saya dan pengorbanannya yang besar dan penuh keikhlasan untuk keberhasilanku.

  2. Kakak-kakak yang saya cintai, Mujib Assyidiqi dan Nova Lusiana yang selalu memberikan semangat dan support disetiap langkah. Tak lupa pula kepada kakak ipar saya Meylisa yang selalu memberikan saran dan motivasi dan Agus priadi yang selalu memberikan doa terimakasih.

  3. Almamaterku Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang telah banyak mengajarkan saya untuk belajar istiqomah, berfikir dan bertindak lebih baik.

  

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 30 Januari 1995 di Luwuk, Sulawesi Tengah.

  Penulis adalah anak ketiga dari 3 bersaudara dari Bapak Mujiono Fahrudin dan Ibu Endang Ismiati. Penulis mempunyai kakak pertama yang bernama Mujib Asyidiqi dan kakak kedua yang bernama Nova Lusiana.

  Penulis menempuh pendidikan formal : SD Negeri 1 Bandar Sakti Terusan Nunyai di tahun 2002-2007 ; SMP Negeri 1 Terusan Nunyai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010; kemudian melanjutkan ke SMK Negeri 1 Terbanggi Besar tahun 2010-2013 dan pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

  Selama kuliah penulis pernah mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di desa Bumirejo kecamatan Pagelaran kabupaten Pringsewu yang jumlah pesertanya 12 orang, kegiatan KKN dilakukan selama 40 hari. Setelah KKN penulis melanjutkan kegiatan Praktek Pengalaman Kerja (PPL) yang di laksanakan selama 2 bulan bertempat di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

  Segala puji bagi Allah SWT yang tak henti-hentinya melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

  Terimakasih tiada bertepi penulis ucapkan kepada Ayah dan Ibu yang tiada hentinya mendoakan, memberikan kasih sayang dan memberi semangat kepada penulis dan telah banyak berkorban untuk penulis selama penulis menimba ilmu, terimakasih untuk semuanya.

  Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

  Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung;

  2. Andi Thahir, M.A.,Ed.D, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung;

  3. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd selaku sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung;

  4. Farida, S.Kom,.MMSi selaku Pembimbing I yang telah menyediakan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

  5. Mega Aria Monica, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

  6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini;

  7. Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri19 Bandar Lampung yang telah membantu dan memberikan izin kepada peneliti disekolah yang beliau pimpin;

  8. Yuli Yanti, S.Pd , selaku Guru Bimbingan dan Konseling dan dewan Guru SMP Negeri 19 Bandar Lampung terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama penulis melakukan penelitian, semoga Allah membalas jasa baiknya;

  9. Peserta didik kelas VII D SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang telah meluangkan waktunya untuk penelitian;

  10. Teman-teman angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung terutama kelas D terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya selama 4 tahun ini;

  11. Sahabat - sahabat terbaik dalam suka dan duka Dina rahmawati hapsyah, Rizki kurnia putri, Venitri Agustiana, Galih prasojo, Abim Reitanza, Muhammad refai, terimakasih kebersamaan yang penuh dengan berjuta cerita dan terimakasih untuk segala bantuan, motivasi terbaik selama kurang lebih empat tahun perjuangan di UIN Raden Intan Lampung;

  12. Teman-teman KKN 153 dan PPL SMP Negeri 19 Bandar Lampung terimakasih atas canda tawa dan dukungan kalian;

  13. Rekan-rekan SD, SMP dan SMA yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya;

  14. Semua pihak yang telah turut serta membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas amal kebajikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga bermanfaat.

  Aamiin.

  Bandar Lampung, 2017 Penulis,

  Annisa NPM 1311080155

  

DAFTAR ISI

  Hal

  HALAMAN JUDUL ......................................................................... …… i ABSTRAK.......................................................................................... …… ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ …… iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... …… iv MOTTO .............................................................................................. …… v PERSEMBAHAN ............................................................................. …… vi RIWAYAT HIDUP ........................................................................... …… vii KATA PENGANTAR ...................................................................... …… viii DAFTAR ISI ...................................................................................... …… xi DAFTAR TABEL ............................................................................. …… xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................ …… xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... …… xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ .…... 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... …... 14 C. Batasan Masalah ............................................................................ .…...15 D. Rumusan Masalah .......................................................................... ……15 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. ……16 F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. ...… 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Konseling Behavioral

  1. Pengertian Konseling Behavioral ............................................ ……19

  2. Tujuan Konseling Behavioral .................................................. …... 20

  3. Peran dan Fungsi Konselor dalam Konseling Behavioral .... ……21

  4. Perilaku Bermasalah Menurut Teori Behavioral .................... ……22

  B. Teknik Self-management

  1. Pengertian Self-management .................................................... ……23

  2. Tujuan Self-management .......................................................... ……24

  3. Aspek-aspek Self-management ................................................ ……25

  4. Tahap-tahapan Self-management ............................................. ……25

  C. Kecerdasan Emosional

  1. Pengertian Kecerdasan Emosional .......................................... ……26

  2. Bentuk-bentuk Emosi ............................................................... ……30

  3. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional .............................................. ……31

  D. Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................. ……32

  E. Kerangka Berfikir .......................................................................... ……35

  F. Hipotesis ........................................................................................ ……37

  BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................... ……39 B. Variabel Penelitian ........................................................................ ……41 C. Definisi Operasional Penelitian .................................................... ……42 D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ....................................... ……42 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ …....44 F. Pengembangan Instrumen penelitian

  1. Pengembangan Kisi-kisi Instrument ........................................ …... 48

  2. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ................................. …... 50

  G. Penyusunan Intervensi Teknik Self-management ........................ ……51

  H. Teknik dan Pengolahan Analisis Data .......................................... ……57

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

  1. Gambaran Umum Kecerdasan Emosional .............................. ……60

  2. Efektifitas Teknik Self-management dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta didik

  a. Pelaksanaan Layanan Konseling ........................................ ……63

  3. Persyaratan melakukan Uji-t Paired Sampel T-Test ................ ……72

  4. Hasil uji statistik ........................................................................ ……75

  B. Pembahasan .................................................................................... ……77

  C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. ……78

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan......................................................................................... ……80 B. Saran ............................................................................................... …... 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Hal Tabel 1 Gambaran Karakteristik Kecerdasan Emosional…………………… 7 Tabel 2 Sampel Peserta Didik Kecerdasan Emosional Renda……………… 8 Tabel 3 Definisi Operasional Variabel……………………………………...42 Tabel 4 Populasi Penelitian…………………………………………..…....... 43 Tabel 5 Penskoran Item……………………………………………………... 44 Tabel 6 Kriteria Kecerdasan Emosional ……………………………………. 46 Tabel 7 Kisi-kisi Kecerdasan Emosional …………………………………… 49 Tabel 8 Pengembangan Program Self-Management………………….………54 Tabel 9 Gambaran Umum Kecerdasan Emosional……………… …….…….61 Tabel 10 Hasil Pretest Kecerdasan Emosional……………………………….. 62 Tabel 11 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian…………………………… 64 Tabel 12 Hasil Posttest Kecerdasan Emosional………………………………. 70 Tabel 13 Deskripsi Data Pretest, Posttest, Score Peningkatan……………….. 71 Tabel 14 Hasil Uji Normality…………..…………………………………….. 74 Tabel 15 Hasil Uji t Test………………..…………………………………….. 76

  DAFTAR GAMBAR

  Hal Gambar 1 Bagan Kerangka Berfikir…………………………………………….36 Gambar 2 Desain Penelitian…………………………………………………….40 Gambar 3 Hubungan Antar Variabel……………………………………………41 Gambar 4 Grafik Pretest dan Posttest…………………………………………..72 Gambar 5 Grafik Uji Normalitas………………………………………………..74

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran: Hal

  1. Lembar Persetujuan Responden ..................................................................... 82

  2. Angket .............................................................................................................. 83

  3. Validitas Angket.............................................................................................. 84

  4. Surat Validitas Angket .................................................................................... 85

  5. Kisi – kisi Wawancara .................................................................................... 86

  6. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Angket..................................................... 87

  7. Hasil Pretest peserta didik .............................................................................. 88

  8. Hasil Posttest peserta didik ............................................................................ 89

  9. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) ........................................................... 90

  10. Lembar Pengesahan Seminar Proposal .......................................................... 91

  11. Surat Permohonan Penelitian ......................................................................... 92

  12. Surat Keterangan Penelitian ........................................................................... 93

  13. Kartu Kendali Bimbingan ............................................................................... 94

  14. Dokumentasi Kegiatan.................................................................................... 95

  15. Lembar Kerja Self-management ..................................................................... 96

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, setiap tahunnya menunjukkan permasalahan remaja

  yang semakin kompleks. Banyak kasus yang terjadi saat remaja tidak mampu mengelola emosinya dengan baik, yaitu tawuran yang sering terjadi di lingkungan antar sekolah yang banyak mengakibatkan korban jiwa, saat ini menurut data dari Komnas anak sekitar 70% setiap tahunnya terjadi tawuran remaja. Selanjutnya penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas di kalangan remaja saat ini dari penelitian oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50-60% penggunanya adalah remaja, 48% dari jumlah tersebut merupakan pecandu sementara sisanya hanya mencoba penggunaan narkoba.

  Saat ini akses internet yang sangat mudah, menjadi sarana negatif terhadap berbagai hal, termasuk video yang tidak pantas untuk di tonton, banyak kasus pornografi dan pornoaksi yang melibatkan pelaku utamanya adalah remaja. Disekolah juga kenakalan remaja termasuk cukup banyak terjadi contohnya,

  

bulliying yang dilakukan oleh senior terhadap junior pada saat masa orientasi,

  adapun bulliying yang dilakukan oleh teman sebaya yang sering terjadi dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Lainnya tentang kecerdasan emosional rendah remaja yaitu kasus bunuh diri yang biasanya terjadi karena patah hati yang berlebihan.

  Pada masa remaja awal antara usia 12-14 tahun, remaja mempunyai emosi yang masih labil, kadang tidak berfikir panjang untuk memutuskan sesuatu hal, terkadang terjadi perbuatan yang salah dan berdampak pada masa depannya. Keadaan emosi yang tidak stabil tersebut akan berdampak buruk terhadap perilakunya apabila remaja tidak dapat mengenali emosi diri, tidak dapat mengelola emosi diri, kurangnya memotivasi diri sendiri, tidak dapat mengenali emosi orang lain, dan kurang mampu membina hubungan dengan teman sebayanya.

  Dari fakta yang berkenaan dengan rendahnya kecerdasan emosional tersebut, menunjukkan bahwa sebagian remaja saat ini mulai kehilangan kontrol diri atas emosi yang terjadi pada dirinya, sehingga pada akhirnya hanya berujung pada sesuatu yang merugikan yang tidak terselesaikan dengan baik. Pada masa ini remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya, keadaan semacam ini sering disebut strom and stress view (badai dan stress) yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari

  2

  perubahan fisik dan kelenjar. Perlunya bimbingan emosional dan spiritual yang tepat agar peserta didik mampu mengontrol emosinya dengan baik sehingga tidak terjadi resiko dalam hal negatif bagi dirinya dan orang lain. Pernyataan tersebut sesuai dengan perintah untuk mengendalikan emosi, sebagaimana ayat Al-Quran berikut : 2

               

           

         

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka,

  sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagaimana kamu mengunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merassa jijik kepadanya. Dan bertawakalah kepada Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujuraat:12)

  Ayat ini menjelaskan tentang, dalam membina hubungan dengan orang lain atau teman sebaya untuk tidak berburuk sangka karena berburuk sangka itu adalah perbuatan yang tidak terpuji. Dalam ayat diatas terdapat indikator dalam kecerdasan emosional yaitu membina hubungan dan mengelola emosi diri.

  Adapun ayat lain yang menjelaskan tentang mengendalikan emosi:

             

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)

  dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-

  

3

orang yang sabar. (Al-Baqarah:153).

  Dari ayat di atas Allah SWT memerintahkan untuk bersabar, hikmah yang terkandung didalam masalah menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong serta pembimbing. Pembimbing dalam mengelola emosi diri dan mengelola emosi 3 Al Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran. pada orang lain. Pada kenyataanya banyak remaja yang tidak mampu mengendalikan emosinya, yang pada akhirnya membuat rugi diri sendiri.

  Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja saat ini tidak terlepas dari berbagai macam pengaruh yang dapat merugikan dirinya, seperti orang-orang terdekatnya, keluarga, sekolah dan teman-teman sebayanya serta aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari dilingkungannya.

  Masa remaja identik dengan lingkungan sosialnya tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktifitas- aktifitas yang dijalani di sekolah tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja sering kali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang negatif. Hal ini menunjukan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkunganny dan tentu berdampak

  4 pada hasil prestasi belajar mereka.

  Menurut Goleman kecerdasan intelektual (IQ) menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan- kekuatan lain,

  5

  diantaranya adalah faktor kecerdasan emosional. Begitu pentingnya kecerdasan emosional bagi keberhasilan seseorang dalam kehidupan masa depannya, karna cerdas intelektual bila tidak diimbangi dengan cerdas emosi tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.

  Menurut Goleman kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan mengenali perasaan kita 4 Rita Fefriawati. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Agresif Remaja

  

di SMK N 5 Padang Tahun 2010. Tersedia di : http://Journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk (Diakses

tgl 24 Maret 2017) 5 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional (Mengapa EI Lebih Penting dari pada IQ)( Jakarta:

  sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

  6

  hubungan dengan orang lain. Karna dengan cerdas emosional seseorang dapat mengatur emosinya dengan benar sehingga dapat mengontrol emosi-emosi yang dikeluarkannya. Seseorang yang professional yang unggul dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah orang-orang yang mampu mengatasi konflik yang terjadi didalam hidupnya.

  Daniel Goleman membagi kecerdasan emosionalnya dalam 5 wilayah kecerdasan emosional yaitu, a) Mengenali emosi diri, b) mengelola emosi diri, c)

  7 memotivasi diri sendiri, d) mengenali emosi orang lain, e) membina hubungan.

  Lima wilayah yang dikemukakan oleh Daniel Goleman adalah indikator atau ciri-ciri seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik. Berdasarkan hasil perhitungan angket kecerdasan emosional yang dilakukan pada saat pra penelitian, fenomena yang peneliti temukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung menunjukkan beberapa peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah, peserta didik kelas VII D dan wawancara yang dilakukan dengan guru BK yang ada disekolah tersebut .

  Bagi pendidik (guru) dan orang tua pada umumnya perlu mengetahui konsep-konsep kecerdasan yang jelas agar dapat menuntun perkembangan

  8

  kecerdasan anak (siswa). Membangun kecerdasan emosional untuk peserta didik 6 7 Ibid. h 58

   Ibid. h 57 8 Purwa Atmaja Prawira. Psikologi Pendidikan Dalam Persepektif Baru. AR-RUZZ di dalam dunia pendidikan tentunya bukan hanya tanggung jawab masing-masing individu ataupun orangtua saja. Seorang guru pun harus memiliki peran untuk membentuk karakter dan pribadi peserta didiknya. Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional baik tentunya sangat berpengaruh dalam hubungan interpersonal yang sudah terbangun akan sangat bermanfaat untuk menanamkan kerja sama dalam mengatasi persoalan. Sebaliknya dengan peserta didik yang tidak memiliki kecerdasan emosional yang baik akan berpengaruh terhadap kehidupan emosi yang tidak dapat terkontrol.

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan ibu Yuli Yanti,S.Pd selaku guru BK di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, masih adanya peserta didik yang belum mampu mengelola emosinya seperti gampang tersinggung, kurangnya memotivasi diri dalam belajar dikelas maupun tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah, belum mampunya peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakat didalam dirinya, kurang memiliki rasa empati terhadap teman atau orang disekitarnya, dan adanya peserta didik yang kurang bisa bersosialisasi dengan

  9 orang-orang disekitarnya.

  Tabel 1 Gambaran Karakteristik Kecerdasan Emosional Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung No Kriteria Pemilih Frekuensi

  1 Tinggi 9 28,1%

  2 Sedang 11 34,4%

  3 Rendah 12 37,5% 10 JUMLAH 32 100 %

  Sumber: Hasil penyebaran angket oleh seluruh peserta didik kelas VII D

  Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket untuk keseluruhan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang berjumlah 32 9 Yuli Yanti S.Pd, wawancara dengan guru BK kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar 10 Lampung, 22 Febuari 2017

  peserta didik, terdapat 9 peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional rendah 28,1 %, peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional sedang terdapat 11 peserta didik 34,4 %, dan peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional rendah yaitu 12 peserta didik 37,5 %.

  7 MGR

  86 Rendah

Sumber : Data awal yang diperoleh dari penyebaran angket kecerdasan emosional

kelas VII. 11

  12 TPD

  91 Rendah

  11 SS √

  81 Rendah

  10 S

  77 Rendah

  9 OA

  76 Rendah

  8 NPR √

  93 Rendah

  84 Rendah

   Tabel 2 Sampel Penelitian Peserta Didik Yang Teridentifikasi Memiliki Kecerdasan Emosional Rendah di Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung NO NAMA Indikator SKOR KATEGORI

  6 JI √

  5 EAS 101 Rendah

  93 Rendah

  4 DWK √

  81 Rendah

  3 DANF √

  80 Rendah

  2 DP

  74 Rendah

  1 ARA

  5

  2

  11

  Dari data awal yang peneliti peroleh dari hasil penyebaran angket kecerdasan emosional oleh kelas VII D terdapat 12 (duabelas) peserta didik yang memiliki masalah kecerdasan emosional rendah, diantaranya peserta didik yang memiliki inisial nama ARA mempunyai satu indikator kecerdassan emosional yaitu indikator 4, mendapat skor 74 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selain itu DP mempunyai satu indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 5, mendapat skor 80 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selanjutnya DANF mempunyai 2 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 2 dan 3, mendapat skor 81 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Lainnya DWK memiliki 2 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 2 dan 5, mendapat skor 93 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah.

  Peserta didik lainnya EAS mempunyai 3 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 3, 4 dan 5, mendapat skor 101 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selain itu JRS memiliki 2 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 2 dan 4, mendapat skor 84 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selanjutnya MGR mempunyai indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 4 dan 5, mendapat skor 93 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selanjutnya NPR mempunyai 1 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 2, mendapat skor 76 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah.

  Peserta didik yang berinisial OA mempunyai 1 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 2, mendapat skor 77 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selanjutnya S memiliki 1 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 5, mendapat skor 81 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Selain itu SS mempunyai 2 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 2 dan 3, mendapat skor 91 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah. Dan peserta didik yang berinisial TPD memiliki 2 indikator kecerdasan emosional yaitu indikator 4 dan 5, mendapat skor 86 dalam penyebaran angket kecerdasan emosional dan memiliki kategori rendah.

  Kecerdasan emosional yang baik perlu dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional rendah harus diberikan penanganan lebih lanjut agar kegiatan saat belajar dikelas maupun dirumah bisa lebih efektif. Peserta didik yang memiliki kemampuan kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam membina hubungan dengan orang lain, lebih baik dalam memahami orang lain dan untuk kegiatan akademis di sekolah lebih bisa mengaturnya dengan baik. Salah satu kompenen sekolah yang berperan penting dalam hal ini ialah bimbingan dan konseling.

  Menurut Yuli Yanti, S.Pd selaku guru BK di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, sudah adanya upaya yang dilakukan dari guru Bimbingan konseling dalam menyelesaikan serta meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik. Salah satu upaya yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan melalui kegiatan bimbingan dan konseling, diantaranya adalah layanan konseling individu, dan konseling kelompok. Akan tetapi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung sering digunakan layanan konseling individu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jadi, belum adanya tindakan untuk menggunakan layanan konseling atau teknik yang lain dalam menangani masalah kecerdasan emosional.

  12 Perlunya bimbingan konseling dalam pendidikan salah satunya sekolah

  menengah pertama ialah untuk membantu peserta didik dalam mengatasi setiap masalah yang dialaminya dalam kehidupan agar mampu mengembangkan potensi dirinya dan mencapai tugas perkembangannya menyangkut aspek emosi, fisik, spiritual, dan intelektual.

  Pengertian Bimbingan Konseling yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

13 Melalui proses konseling peserta didik dapat dibimbing untuk mengarahkan

  hidupnya sendiri melalui berbagai pertimbangan, pembuatan rencana, pengambilan keputusan secara bijaksana dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. Salah satu layanan yang dapat digunakan yaitu layanan konseling kelompok, karena dalam layanan konseling kelompok peserta didik belajar

12 Yuli Yanti S.Pd, wawancara dengan guru BK kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, 22 Febuari 2017.

  13 berinteraksi dengan teman guna meningkatkan hubungan yang baik antar teman sebaya, dan bersama-sama mencari jalan keluar untuk masalahnya.

  Dalam mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik, perlu adanya tindakan yang tepat dari guru BK. Salah satu cara yang akan peneliti lakukan adalah meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik melalui konseling behavioral teknik self-management. Konseling tersebut diharapkan efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional.

  Hasil penelitian terdahulu yang yang relevan dilakukan oleh M. Thofa Ari Shandi yang berjudul Mengatasi Rendahnya Kecerdasan Emosi Melalui Layanan Konseling Behavioral Dengan Teknik Self-Management Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Jekulo Kudus. Dalam penelitian ini terdapat 3 subjek yang diteliti meggunakan layanan konseling behavioral teknik self-management yang memiliki rendahnya kecerdasan emosional seperti mudah tersinggung, egois, berkata kasar dan pendengar yang buruk. Setelah dilakukan layanan konseling

  behavioral teknik self-management adanya peningkatan kecerdasan emosional

  subjek tersebut, jadi data disimpulkan bahwa koseling behavioral teknik self-

  14

management efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik.

  Konseling behavioral berasumsi bahwa tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru, dan manusia memiliki

  15

  potensi untuk berperilaku baik dan buruk, tepat dan salah. Dalam berperilaku tersebut individu berperilaku dari hasil belajar, yang didapat dari lingkungan tempat tinggalnya yang menyebabkan prilaku tersebut dapat menjadi baik atau buruk.

  14 M Thofa Ari Shandi. Mengatasi Rendahnya Kecerdasan Emosi Melalui Layanan Konseling Behavioral Dengan Teknik Self Management Pada Siswa kelas XI SMAN 1 Jekulo Kudus. http://eprints.umk.id/5950/1/HAL_JUDUL.pdf . (diakses tgl 9 juni 2017) 15 Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling, Jakarta, PT Indeks 2014.h 141

  Dalam konseling behavioral terdapat beberapa teknik yang dapat membantu permasalahan kecerdasan emosional yang terjadi pada individu, salah satu teknik dalam konseling behavioral yang peneliti pilih dalam membantu permasalahan tersebut yaitu teknik self-management. Menurut Gie self-management berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan

  16 mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna.

  Hal tersebut juga dikemukakan oleh John Broadus Watson yaitu Behaviorisme merupakan suatu aliran yang menitik beratkan peran lingkungan, peran dunia luar, sebagai faktor penting dimana seseorang dipengaruhi,

  17

  seseorang belajar. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. Individu memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.

  Gantina menyebutkan bahwa teknik pengelolaan diri (self-management) tanggung jawab keberhasilan konseling berada di tangan konseli. Konselor berperan sebagai pencetus gagasan, fasilitator yang membantu merancang

  18

  program setra motivator bagi konseli. Dalam pelaksanaan pengelolaan diri 16 biasanya diikuti dengan pengaturan lingkungan untuk mempermudah

  The Liang Gie. Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa edisi kedua. Yogyakarta:Gajah Mada Universitas Press. h 77 17 18 Gunarsa, D Singgih. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Penerbit Libri 2014. h 191

  terlaksananya pengelolaan diri. Pengaturan lingkungan dimaksudkan untuk menghilangkan faktor penyebab anteceden dan dukungan untuk perilaku dikurangi.

  Tujuan konseling behavioral teknik self-management yaitu untuk menghilangkan perilaku dan kesalahan yang telah terjadi melalui proses belajar dan menggantiya dengan pola perilaku yang lebih sesuai. Arah perubahan

  19 perilaku secara khusus ditentukan oleh pasien atau klien.

  Melihat uraian tersebut, maka salah satu cara yang digunakan dalam membantu permasalahan kecerdasan emosional tersebut ialah dengan menggunakan konseling behavioral teknik self-management karena sesuai bila diberikan pada peserta didik yang mengalami persoalan emosi dan perilaku mereka disekolah.

  Berdasarkan beberapa keterangan yang sudah dijelaskan maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Konseling Behavioral Dengan

  

Teknik Self-management Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Peserta Didik di Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung”

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan dan berdasarkan pra penelitian di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, ada beberapa 19 masalah yang dapat diidentifikasikan antara lain :

  1. Terdapat 5 peserta didik (41,66%) yang belum mampu mengelola emosi dengan baik

  2. Terdapat 4 peserta didik (33,33%) yang belum mampu memotivasi diri sendiri

  3. Terdapat 5 peserta didik (41,66%) yang kurang berempati dengan orang lain disekitarnya.

  4. Terdapat 6 peserta didik (50%) yang kurang dapat membina hubungan yang baik dengan teman sebayanya dikelas maupun disekolah.

C. Batasan Masalah

  Agar tidak terjadi kesalahan dalam mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

  1. Penelitian hanya dilakukan pada peserta didik kelas VII D yang memiliki kecerdasan emosional rendah, di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

  2. Penelitian ini menggunakan konseling behavioral dengan teknik self-

management untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut apakah konseling behavioral dengan teknik self-management efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik di SMP Negeri

  19 Bandar Lampung ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.

  20 Tujuan penelitian

  diharapkan nantinya mampu menjawab dari rumusan masalah yang telah dipaparkan. Oleh karena itu, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosional peserta didik kelas VII D di SMP Negeri 19 Bandar Lampung melalui layanan konseling behavioral teknik self-management.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 131

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG .T.A. 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 118

KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT DALAM UPAYA MEREDUKSI PERILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 100

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK POSITIVE REINFORCEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDIK KELAS VII MTS AL-HIKMAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 136

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 117

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTADIDIK KELAS VIII SMP KARTIKA II-2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 132

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONALPESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 121

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 114

PENGARUH KONSELING INDIVIDU DENGAN TEKNIK SELFMANAGEMENT TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 141

KONSELING INDIVIDUAL MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 3 99