Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh Pedagang Pasar Ikan dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya - Repository utu

  

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENANGANAN SAMPAH

OLEH PEDAGANG PASAR IKAN DAN PASAR SAYUR

COT MEUGAT KECAMATAN SEUNAGAN

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

RATNA DEWI

NIM : 09C10104115

  

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT

2013

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENANGANAN SAMPAH OLEH PEDAGANG PASAR IKAN DAN PASAR SAYUR COT MEUGAT KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA

  SKRIPSI OLEH RATNA DEWI NIM : 09C10104115

  Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

  PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT 2013

  

ABSTRAK

Ratna Dewi. Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh Pedagang

  Pasar Ikan dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Dibawah Bimbingan Azhari, SKM, MKM, Dan Zahari, SKM, MARS Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas sumber daya manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat menjadi keinginan setiap manusia, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi setiap manusia. Tujuan pengelolaan lingkungan antara lain adalah untuk mencegah berbagai pencemaran yang membahayakan masyarakat itu sendiri, penataan lingkungan yang bersih dibutuhkan kesadaran masyarakat yang sangat tinggi, sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman, aman dan bebas dari sampah. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan pengetahuan, sikap, tindakan, dan fasilitas dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan sayur Cot Meugat. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu jenis Analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian adalah pasar ikan dan sayur Cot Meugat. Penelitian di lakukan pada tanggal 25 Agustus s/d 8 September 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah 46 orang, dan sampel 46 orang, Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah karena p value = 0,026 atau p = < 0,05 (α = 0,05), sikap dengan penanganan sampah ada hubungan karena p value = 0,000 atau p = < 0,05 (α = 0,05). tindakan dengan penanganan sampah ada hubungan karena p value = 0,063 atau p = < 0,05 (α = 0,05), sedangkan fasilitas dengan penanganan sampah ada hubungan karena p value = 0,000 atau p = < 0,05 (α = 0,05).Disarankan kepada dinas kesehatan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bagi dinas kesehatan agar meningkatkan pengawasan pasar sehingga terciptanya pasar bersih dan sehat, dan disarankan kepada dinas kebersihan hasil penelitian ini diharapkan dapat mmberikan masukan bagi dinas kebersihan dalam menjaga dan penanganan kebersihan pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Fasilitas, Sampah.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas sumber daya manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat menjadi keinginan setiap manusia, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi setiap manusia. Tujuan pengelolaan lingkungan antara lain adalah untuk mencegah berbagai pencemaran yang membahayakan masyarakat itu sendiri, penataan lingkungan yang bersih dibutuhkan kesadaran masyarakat yang sangat tinggi, sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman, aman dan bebas dari sampah. Usaha penataan lingkungan pasar di butuhkan kesadaran dan partisipasi warga guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpositif terhadap terwujudnya status kesehatan masyarakat yang optimum pula (Notoamodjo, 2005)

  Sarudji (2002) menyatakan bahwa masalah penanganan sampah pasar ternyata tidak mudah, perlu melibatkan banyak pihak, baik pemerintah daerah, dinas terkait dan masyarakat, juga memerlukan teknoligi, membutuhkan dana yang cukup dan perlu adanya kesadaran masyarakat yang tinggi, sehingga program hidup bersih dan sehat dapat terwujud dengan baik sebagaimana yang didambakan.

  Usaha penanganan sampah perlu dilakukan dengan memperlihatkan ditangani dan usaha pencegahan terhadap faktor-faktor penghambat yang dapat menjadi suatu kendala untuk terwujudnya lingkungan bersih dan sehat.

  Semakin meningkatnya aktifitas masyarakat maka sampah juga semakin banyak, jika pemerintah bersama masyarakat tidak mengambil langkah-langkah dalam penanganan sampah pasar, maka dapat berdampak sampah-sampah tersebut akan menumpuk dan membusuk, apabila sampah yang menumpuk ini dibiarkan saja, maka dapat menimbulkan bau, yang akhirnya dapat mencemarkan lingkungan pasar dengan demikian penyakit akan lebih mudah menyebar (Soemirat, 2007).

  Data menurut Dinas Kebersihan Kabupaten Nagan Raya (2013), volume sampah perbulan dapat mencapai 464M³ dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya, sedang volume sampah tang terdapat di Kecamatan seunagan sebanyak 137M³ perbulan.

  Pedagang di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat sebanyak 46 pedagang yang terdiri dari 16 pedagang sayur dan selebihnya sebanyak 30 pedagang terdiri dari pedagang ikan, ayam dan daging yang menghasilkan berbagai macam sampah seperti ikan-ikan busuk dan berbagai macam sayuran yang sudah layu, kering dan busuk. Penggangkut sampah hanya di pagi hari dan tidak ada petugas kebersihan, sedangkan untuk tempat sampah tidak mampu menampung sampah yang banyak, hingga pedagang membuang sampahnya ke sungai yang terdapat dibelakang pasar tersebut sehingga dapat mengakibatkan bau busuk yang menyengat. Pedagang dilingkungan pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya perlu meningkatkan kesadaran terhadap penanganan

  1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan bahwa dipasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya terdapat masalah yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Terbukti dengan adanya berbagai macam sampah yang terdapat pada pasar dan di aliran sungai yang terdapat di belakang pasar tersebut.

  1.3. Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum

  Untuk menganalisa hubungan perilaku dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

  1.3.2. Tujuan Khusus

  1. Untuk menganalisa hubungan pengetahuan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  2. Untuk menganalisa hubungan sikap dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  3. Untuk menganalisa hubungan tindakan dengan penanganan sampah oleh pedagang ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  4. Untuk menganalisa hubungan fasilitas dengan penanganan sampah oleh pedagang ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

1.4. Manfaat Penelitian

  1.4.1. Manfaat Teoritis

  1. Dinas kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan agar meningkatkan pengawasan pasar sehingga terciptanya pasar bersih dan sehat

  2. Dinas kebersihan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas Kebersihan dalam menjaga dan penanganan kebersihan pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

  3. Bagi peneliti Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan serta pengalaman tentang penanganan sampah pada pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, juga dapat menjadi media latihan untuk melakukan penelitian sederhana dimasa yang akan datang.

  1.4.2. Manfaat Aplikatif

  Dengan diketahuinya hubungan perilaku dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tahun 2013, maka pedagang lebih memahami bagaimana cara penanganan sampah dan akan terciptanya pasar yang bersih dan sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1. Prilaku Kesehatan

  Dari segi biologis prilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan prilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berbicara, tertawa, bekerja, belajar, menulis, membaca dan sebagainya (Notoamodjo, 2007).

  Menurut Skiner (1938), seorang ahli psikologi yang di kutip oleh Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa prilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, prilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yakni prilaku pemeliharaan kesehatan, prilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, dan prilaku kesehatan lingkungan (Notoamodjo, 2007).

  2.2. Pengetahuan

2.2.1. Defenisi Pengetahuan

  Menurut Notoamodjo (2002) pengetahuan merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

  Penginderaan terjadi pada pengelihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting untuk

  Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang merupakan hasil dari tahu setelah orang itu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan kemudian diproyeksikan oleh orang tersebut menjadi suatu gambaran, persepsi, pengamatan, konsep dan fakta.

2.2.3. Tingkatan Pengetahuan

  Menurut Notoamodjo, (2002) Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

  1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan/materi yang telah di pelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

  2. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontes situasi yang lain.

  4. Analisa (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan.

  5. Sintesis (Shyntesis)

  Sintesis menunjukkan suatu kemampuan atau melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

  6. Evaluasi (Evaluation)

  Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.

2.2.4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

  Menurut Notoamodjo (2003), Faktor-aktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

  1. Umur Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden. Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena semakin

  2. Pendidikan Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang.

  Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin meningkat. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kualitas. Lewat pendidikan mnusia dianggap akan memperoleh pengetahuan (Notoamodjo, 2007)

  3. Lama bekerja Lama bekerja adalah masa responden memberikan pelayanan, baik instansi pemerintah maupun swasta. Seperti yang diungkapkan oleh mapire, pertumbuhan dalam pekerjaan dapat dilalui oleh seseorang apabila telah menjalani proses belajar dan pengalaman. Maka diharapkan yang bersangkutan memiliki kecakapan kerja yang bertambah baik serta memiliki ketrampilan kerja yang tambah dalam kualitas dan kuantitas (Hurlock, 1999).

2.3. Sikap

  Sikap adalah merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi stimulus tertentu (Notoamodjo, 2003)

  Dalam kehidupan sehari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sisial. Salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan atau bertindak dan bukan pelaksana motif tertentu.

  Dalam bagian lain Allfort (1954) yang dikutip oleh Notoamodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, kecendrungan untuk bertindak. Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

2.3.1. Tingkatan Sikap

  1. Menerima (Reciving) Diartikan bahwa orang (Subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang berikan (Objek).

  2. Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

  3. Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,

  4. Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung responden terhadap suatu objek (Notoamodjo, 2003)

2.3.2. Faktor Pembentuk Sikap

  Dalam interaksi sosial, individu bereaksi untuk membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek yang dihadapinya. Berikut ini akan diuraikan peranan masing-masing faktor dalam membentuk sikap manusia (Azwar.S, 2002).

  1. Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apabila penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif atau sikap negatif.

  Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

  2. Pengaruh orang lain dianggap penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi kita, seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya sitiap gerak tingkah dan pendapat kita, bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pada umumnya individu cendrung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecendrungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berfiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

  3. Media masa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain sebagainya mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

  4. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarnakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri. Pemehaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang beleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajaran sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep individu terhadap sesuatu.

  5. Pengaruh faktor ekonomi Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosional yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahaan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persistem dan bertahan lama contohnya prasangka.

2.3.3. Fungsi Sikap Manusia

  1. Fungsi instrumental Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan minimalkan hal-hal yang tidak diinginkan.

  2. Fungsi pertahanan ego Sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaiakan.

  3. Fungsi pernyataan nilai Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dianggap baik dan diinginkan. Dalam fungsi ini seseorang sering kali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.

  4. Fungsi pengetahuan Manusia mempunyai dorongan dasar untuk tahu, atau mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Sikap fungsi suatu skema yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia disekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya (Azwar, 2002)

2.4. Tindakan

  Menurut Soemirat (2007), yang mengutip pendapat G.M. Foster menyatakan, selain aspek sosial yang mempengaruhi prilaku seseorang, aspek budaya juga mempengaruhi seseorang dalam tindakan penanganan sampah, antara lain : (1) tradisi, (2) sikap fatalisme, (3) nilai, (4) ethnocentrism, dan (5) unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi. Tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yaitu :

  1. Guided respons, yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau penggunaan panduan, disebut juga tindakan terpimpin.

  2. Mechabism,yaitu apabila seseorang telah melakukan tindakan sesuatu secara otomatis atau disebut juga tindakan otomatis.

  3. Adoption, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang, bukan sekedar rutinitas atau mekanisme saja, sudah dilakukan modifikasi atau tindakan prilaku yang berkualitas (Notoamodjo, 2007). Setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Tindakan terdiri dari beberapa tingkat yaitu :

  1. Persepsi Mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan muncul.

  2. Respon terpimpin Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

  3. Mekanisme Dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain

  4. Adopsi Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut

  (Notoamodjo, 2007).

2.5. Sampah

  Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak di pakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah di gunakan dalam suatu kegiatan manusia dan di buang (Notoamodjo, 2003)

  2.5.1. Jenis Sampah

  1. Sampah anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam/besi, pecahan kaca, kaleng, alat-alat medis, bahan-bahan elektronik, dan sebagainya.

  2. Sampah organik Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa makanan, daun, kertas, pembungkus, buah-buahan dan sebagainya. (Notoamodjo, 2007)

  2.5.2. Penanganan Sampah

  Penanganan sampah merupakan suatu prosedur atau langkah kerja ditetapkan, sehingga saling keterpaduan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

  Kotler (2002), untuk melaksanakan suatu pekerjaan, perlu di awali dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, yaitu masing-masing tahap harus saling berkaitan dengan terpadu sehingga dapat dilaksanakan suatu proses pekerjaan dengan baik, jika ada kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan maka dapat diadakan pengawasan untuk perbaikan dengan secepat mungkin.

2.5.3. Sistem Penanganan Sampah

  Penanganan sampah di lakukan mulai dari tahap pengumpulan dan pembersihan lingkungan tempat tinggal atau lingkungan pasar. Pengumpulan sampah di tempatkan pada suatu tempat atau pada tempat yang telah disediakan seperti bak penampungan sementara sampah. Apabila sampah yang dikumpulkan berupa sampah padat seperti kaleng bekas, botol atau sampah padat lainnya maka lebih bagus dilakukan penanaman atau dikubur sehingga tidak mencemarkan lingkungan, apabila sampah masih bisa dimanfaatkan maka dapat dilakukan daur ulang sehingga dapat memberikan mamfaat kepada manusia itu sendiri,secara umum teknologi pengolahan sampah dibedakan menjadi 3 metode yaitu

  a. Metode Open Dumping Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang/ menimbun sampah disuatu tempat tanpa ada perlakukan khusus/ pengolahan sehingga sistem ini sering menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan.

  b. Metode Controlled Landfill (Penimbunan Terkendali) Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang merupakan sistem pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode tertentu.

  c. Metode Sanitary landfill (Lahan Urug Saniter) Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Untuk sampah organik seperti daun, sisa makanan dan sampah lainnya membersihkan sampah organik dengan anorganik. Jika perlu sampah organik dapat diolah menjadi pupuk tanaman sehingga dapat dimanfaatkan sendiri jika dijual untuk menambah penghasilan keluarga (Notoamodjo, 2003).

2.5.4. Dampak Sampah Bagi Kesehatan Manusia

  Penanganan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) dapat menimbulkan dampak buruk bagi manusia. Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan tempat yang baik bagi perkembangan organisme penyebar penyakit seperti tikus, nyamuk dan lalat (Soehardjo, 2003).

  Berjangkitnya penyakit dari tempat-tempat penimbunan sampah yang hanya dibiarkan begitu saja dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui udara, air minum dan makanan. Biasanya penyakit yang muncul berasal dari bakteri pathogen dan virus. Dalam ryadi (1989) disebutkan berbagai macam penyakit yang di akibatkan oleh sampah yaitu : diare, cholera, tifus, malaria, scabies panu dan disentri.

2.6 Kerangka Teori

  • Umur Pengetahuan - Pendidikan - Lama bekerja
  • Pengalaman pribadi

  Sikap

  • Pengaruh orang tua
  • Media msa
  • Pendidikan

  Penanganan

  • Faktor ekonomi

  Sampah Tindakan

  • Persepsi - Respon terpimpin
  • Mekanisme - Adopsi Fasilitas

  2.7. Kerangka Konsep

  Berdasarkan tinjauan teoritis, maka dapat digambarkan variabel yang diteliti sesuai dengan kerangka konsep berdasarkan teori Notoamodjo.S (2002).

  Variabel Independen (Bebas) Variabel Dependen (Terikat) Pengetahuan

  Sikap Penanganan Sampah

  Tindakan Fasilitas

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

  2.8. Hipotesis Penelitian

  1. Ada hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar ikan dan sayur di Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  2. Ada hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar ikan dan sayur di Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  3. Ada hubungan Tindakan dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar ikan dan sayur di Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  4. Ada hubungan Fasilitas dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah analitik dan rancangan penelitian ini adalah cross

  

sectional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

  menganalisa hubungan variabel independen dengan variabel dependen melalui pengajuan hipotesa (Notoamodjo, 2002).

  3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  3.2.1. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilakukan di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus s/d 8 September 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

  Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebanyak 46 orang.

3.3.2. Sampel

  Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoamodjo, 2002).Sampel penelitian ini adalah semua pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebanyak 46 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

  3.4.1. Data Primer

  Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dengan menggunakan kuesioner, dimana kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu pertanyaan demografi responden yang meliputi umur, pendidikan dan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  3.4.2. Data Sekunder

  Data yang didapat dari Dinas kebersihan pada tahun 2013 jumlah produksi sampah yang ditangani sebanyak 22.5 m³/hari yang diangkut menggunakan 8 armada sampah.

3.5. Defenisi Operasional

  2. Kurang Skala Ukur Ordinal

  2. Kurang Skala Ukur Ordinal

  1. Baik

  5. Penanganan Sampah Defenisi Mekanisme mengenal dan memilih responden tentang penanganan sampah Cara Ukur Wawancara Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur

  2. Kurang Skala Ukur Ordinal Variabel Dependen

  1. Baik

  4. Fasilitas Defenisi Ketersedian tempat-tempat sampah Cara Ukur Wawancara Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur

  Tabel. 3.1. Variabel Penelitian

  No Variabel Keterangan Variabel Independen

  3. Tindakan Defenisi Reaksi dan respon terhadap kegiatan Cara Ukur Wawancara Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur

  2. Kurang Skala Ukur Ordinal

  1. Baik

  2. Sikap Defenisi Dapat berupa pendapat responden tentang penanganan sampah Cara Ukur Wawancara Alat Ukur Observasi Hasil Ukur

  2. Kurang Skala Ukur Ordinal

  1. Baik

  1. Pengetahuan Defenisi Segala sesuatu yang diketahui reponden tentang penanganan sampah Cara Ukur Wawancara Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur

  1. Baik

3.6. Aspek Pengukuran

  A. Pengetahuan 1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar ≥3 dari total pertanyaan.

  2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

  B. Sikap 1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar ≥3 dari total pertanyaan.

  2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

  C. Tindakan 1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar ≥3 dari total pertanyaan.

  2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

  D. Fasilitas 1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar ≥3 dari total pertanyaan.

  2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

  E. Penanganan Sampah 1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar ≥ 3 dari total pertanyaan.

  2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

3.7. Analisis Data

A. Analisis Univariat

  Analisis Univariat yaitu untuk mendapatkan distribusi frekuaensi dan disajikan dengan narasi-narasi.

B. Analisis Bivariat

  Analisis Bivariat dilakuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen, dengan menggunakan uji Chi-Square, dengan derajat kepercayaan / CI 95% dan α = 0,05. Persamaan rumus Chi-Square adalah sebagai berikut (Hastono, 2006).

  ( 0 – E ) ²

  x²= Σ

  E Yaitu : O = Frekuensi observed (nilai pengamatan) E = Frekuensi expected (nilai yang diharapkan)

  Adapun hipotesisnya adalah:

  1. HO diterima = jika p value<ά, artinya ada hubungan pengetahuan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  2. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan sikap dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Raya.

  3. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan tindakan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

  4. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan fasilitas dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

  Pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat terletak di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.Dimana merupakan wilayah pusat pembelanjaan yang terletak dipinggir jalan raya Jeuram – Beutong Ateuh.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 25 Agustus s/d

  8 September 2013 di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat pada 46 responden dengan judul, Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh

  

Pedagang Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Adapun hasil penelitian adalah sebagai

  berikut:

4.1.1 Analisis Univariat

1. Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

  Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. No Pengetahuan Frekuensi %

  1 Baik 17 37,0

  2 Kurang 29 63,0 Total 46 100

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 37,0% yang memperoleh pengetahuan yang baik, sedangkan yang kurang hanya 63,0% yang memperoleh pengetahuan.

  2. Sikap

  1 Baik 25 54,3

  1 Baik 19 41,3

  Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. No Fasilitas Frekuensi %

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

  4. Fasilitas

  Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 54,3% yang memperoleh tindakan yang baik, sedangkan 45,7% yang memperoleh tindakan yang kurang.

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  2 Kurang 21 45,7 Total 46 100

  Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. No Tindakan Frekuensi %

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan KabupatenTabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

  3. Tindakan

  Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 34,8% yang memperoleh sikapyang baik, sedangkan 65,2% yang memperoleh sikap yang kurang.

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  2 Kurang 30 65,2 Total 46 100

  1 Baik 16 34,8

  Nagan Raya Tahun 2013. No Sikap Frekuensi %

  2 Kurang 27 58,7

  Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 41,3% yang memperoleh fasilitas yang baik, sedangkan yang kurang hanya 58,7% yang memperoleh fasilitas.

5. Penanganan Sampah

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan

  Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. No Penanganan Sampah Frekuensi %

  1 Baik 15 32,6

  2 Kurang 31 67,4 Total 46 100

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 32,6% yang memperoleh penanganan sampah yang baik, sedangkan yang kurang hanya 67,4% yang memperoleh penanganan sampah.

4.1.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Pengetahuan Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.6 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

  Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Penanganan Sampah Total p Pengetahuan OR Kurang Baik

  n % n % n % 16 51,6 13 86,7 29 63,0 0,026 0,164

  Kurang Baik

  15 48,4 2 13,3 17 37,0

  Jumlah

  31 67,4 15 32,6 46 100

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pengetahuan dengan penanganan sampah menujukkan nilai p value = 0,026 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya pengetahuanyang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

2. Hubungan Antara Sikap Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.7 Hubungan Antara Sikap Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten

  Nagan Raya Tahun 2013. Penanganan Sampah Total p Sikap OR Kurang Baik

  n % n % n %

  Kurang

  28 90,3 2 13,3 30 65,2 0,000 60,667

  Baik

  3 9,7 13 86,7 16 34,8

  Jumlah

  31 65,2 15 34,8 46 100

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap dengan penanganan sampah menujukkan nilai p value = 0,000 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara sikap dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya sikap yang kurang memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang baik.

  3. Hubungan Antara Tindakan Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.8 Hubungan Antara Tindakan Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

  Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Penanganan Sampah Total p Tindakan OR Kurang Baik

  n % n % n %

  Kurang

  11 35,5 10 66,7 21 45,7 0,063 0,275

  Baik

  20 64,5 5 33,3 25 54,3

  Jumlah

  31 45,7 15 54,3 46 100

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tindakan dengan penanganan sampah menujukkan nilai p value = 0,063 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara tindakan dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275. Maka artinya tindakan yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

  4. Hubungan Antara Fasilitas Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.9 Hubungan Antara Fasilitas Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

  Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Penanganan Sampah Total p Fasilitas OR Kurang Baik

  n % n % n %

  Kurang

  26 83,9 1 6,7 27 58,7 0,000 72,800

  Baik

  5 16,1 14 93,3 19 41,3

  Jumlah

  31 67,4 15 32,6 46 100

  Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

  Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat menujukkan nilai p value = 0,000 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara fasilitas dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya fasilitas yang kurang memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang baik.

4.2. Pembahasan

1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah

  Dari hasil analisa tabel silang diketahui Pengetahuan dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,026 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara pengetahun dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya pengetahuanyang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

  Menurut Atikah. (2012), ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam upaya memperbaiki perilaku. Dengan demikian meningkatkan pengetahuan akan memberikan hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku. Hal ini sesuai dengan penyataan Rogers dalam Atikah, (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang disadari pengetahuan akang bertahan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari pengetahuan. Menurut pendapat peneliti, pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh, yaitu: tingkat pendidikan, pekerjaan, dan umur.

2. Hubungan Antara Sikap Dengan Penanganan Sampah

  Dari hasil analisa tabel silang diketahui sikap dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 atau α > 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara sikap dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya sikap yang kurang memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang baik.

  Sikap seseorang dalam hal masalah penanganan sampah merupakan proses penilaian orang pada hal-hal yang berkaitan dengan penanganan sampah dan pemeliharaan kesehatan yaitu bagaimana penilaian seseorang terhadap cara-cara penanganan sampah dan berperilaku hidup sehat, sikap terhadap sakit dan penyakit serta sikap terhadap kesehatannya (Notoamodjo, 2007)

  Menurut pendapat penelitian masih rendahnya penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat di karenakan kurangnya pengetahuan tentang pengetahuan kesehatan lingkungan sehingga mereka berperilaku atau bersikap sesuai dengan kemauan mereka.

3. Hubungan Antara Tindakan Dengan Penanganan Sampah

  Dari hasil analisa tabel silang diketahui tindakan dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,063 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara tindakan dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275. Maka artinya tindakan yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

  Praktek atau tindakan kesehatan ataupun tindakan dalam penanganan sampah adalah semua kegiatan atau aktifitas seseorang dalam rangka memelihara kesehatanya. Semua sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkannya menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktorpendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan dukungan dari pihak lain (Notoamodjo, 2007).

  Menurut pendapat peneliti.Masih rendahnya penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat karena fasilitas yang ada di pasar ikam dan pasar sayur masih banyak terpenuhi standar.

4. Hubungan Antara Fasilitas Dengan Penanganan Sampah

  Dari hasil analisa tabel silang diketahui fasilitas dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 atau α = 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara fasilitas dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

  Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya fasilitas yang kurang memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang baik.

  Menurut Notoamodjo, (2007), Perancangan tata letak mencakup penyusunan fisikal dan dari fasilitas industri di mana penyusunan tersebut sudah ada maupun masih dalam bentuk perancangan yang berisi ruang yang dibutuhkan oleh pergerakan material, penyimpanan, pekerja tak langsung dan aktifitas pendukung dan pembantu, yang sama-sama merupakan perlengkapan operasi dan personal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analitik seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan sebagai berikut :

  1. Persentase penanganan sampah yang mempunyai pengetahuanyang baik adalah sebesar 37,0%, dan pengetahuan yang kurang adalah sebesar 63,0%.

  2. Persentase penanganan sampah yang mempunyai sikap yang baik adalah sebesar 34,8%, dan sikap yang kurang adalah sebesar 65,2%.