DOCRPIJM 1504577426Bab X Akhir RPI2 JM Tanjabtim 2014

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

1

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil
yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor
penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana
dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan
fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang
menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber
daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian
untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen

harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa

kebijakan

berikut

merupakan

landasan

hukum

dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada
pemerintahan kabupaten/kota.


1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluasluasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi
tersendiri.

Besaran

organisasi

perangkat

daerah

mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,


sekurang-kurangnya
kebutuhan

daerah,

cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

2

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan
ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu,
kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak
senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang
wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban
untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta
Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2)
Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah
bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan
RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah
perlu

melibatkan


Pemerintah,

pemerintah

provinsi

dan

pemerintah

kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan
urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1
sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum


3

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

Gambar. X.1.1.
Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan
kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan
sistem

perencanaan

dan

penganggaran,


serta

pengembangan

sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh
upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan
penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan
manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan
daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan
dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum


4

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 201 0-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan
peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan
mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai
dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan,
penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah
dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3
(tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya
Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari
sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen
perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan
internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan
berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh
K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas
dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi,
tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tata laksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas
dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

5


Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem
rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar
kompetensi jabatan, asesmen individu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan

Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem

Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP);
7. Penguatan

Akuntabilitas,

meliputi:


penguatan

akuntabilitas

instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja

kinerja

organisasi

dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada
unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

6

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

Gambar. X.1.2.
Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 201 0-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat
dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan
gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

7

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai
menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu
diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk
memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang
PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan
dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat
sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani
bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di
dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam
koordinasi

penyelenggaraan

pelayanan

dasar

bidang

PU,

sedangkan

Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar
bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab
di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat
daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing
SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan
Perbup/Perwali.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

8

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar
untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar
pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan
perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya
jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase,
prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan
Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka
penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok
yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan
waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan
pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan
dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat
daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih
khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan
adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada
bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan
kelembagaan.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

9

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

10.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini
10.2.1.Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Kabupaten

Tanjung Jabung Timur
Melalui Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur No. 17 2008 Tentang Uraian
Tugas Jabatan Strututural Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Dapat dilihat keorganisasian Bidang Cipta Karya dari Struktur sampai dengan
uraian Tugas Bidang Cipta Karya di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya.
Berikut di Uraikan Struktur Organisasi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Tanjung Jabung Timur:
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat membawahkan :
a.

Sub Bagian Kepegawaian

b.

Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

c.

Sub Bagian Keuangan;

3. Bidang Bina Program membawahkan :
a.

Seksi Perencanaan dan Penyusunan Program;

b.

Seksi Survey dan Pengukuran;

c.

Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

4. Bidang Bina Marga membawahkan :
a.

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;

b.

Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

c.

Seksi Pengendalian Operasional jalan dan Jembatan.

5. Bidang Pengairan membawahkan :
a.

Seksi Pembangunan Jaringan Pengairan dan Sumber Daya Air;

b.

Seksi Pemanfaatan Irigasi, Rawa, Sungai, Danau dan Pantai;

c.

Seksi Operasi dan Pemeliharaan.

6. Bidang Cipta Karya membawahkan :
a.

Seksi Tata Bangunan dan Perumahan;

b.

Seksi Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih;

c.

Seksi Pengembangan Air Minum dan Sanitasi.
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

10

Laporan Akhir

320
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
8. Kelompok Jabatan Fungsional.

10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan.
Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan
kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan
dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta
Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan
kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masingmasing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang
koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya,
maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari
tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan
menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di
dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,
khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang
Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan
kerja, perlu dilengkapi dengan tata laksana dan tata hubungan kerja antar satuan
kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas,
yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

11

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

Tabel. X.2.1.
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No.

1

Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK

Instansi

Bappeda

1.
2.
3.

2

Dinas PU

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.

12.

13.
14.
15.

Unit / Bagian
yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK

Mengkoordinasikan penyusunan program pembangunan Infrastuktur
Bidang
Bidang Cipta Karya.
Infrastruktur
Mempersiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan Infrastruktur Wilayah
Cipta Karya.
Melaksanakan evaluasi pembinaan dibidang Infrastruktur Cipta Karya.
menghimpun, mempelajari seluruh ketentuan perundang-undangan,
Bidang Cipta
pedoman, petunjuk teknis dan kewenangan Daerah di bidang Cipta Karya. Karya
merumuskan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya.
menginventarisir seluruh permasalahan-permasalahan di bidang Cipta
Karya dan memberikan alternatif pemecahan masalah.
menghimpun, mengolah seluruh data dan informasi di bidang Cipta Karya.
menyusun rencana teknis dan program di bidang Cipta Karya.
melakukan pembinaan dan bimbingan teknis dalam bidang Cipta Karya.
melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan
pengembangan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana Cipta
Karya.
melaksanakan kebijakan di bidang Cipta Karya.
melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang Cipta Karya.
melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana kawasan terbangun dan
sistim manajemen konstruksi;
menyusun pembinaan, pengembangan, perumahan, permukiman,
perbaikan dan peremajaan lingkungan perumahan kota/desa, lingkungan
perumahan pusat desa pertumbuhan permukiman serta perumahan
nelayan;
menyiapkan rencana teknis dan program pembangunan kawasan skala
besar, perumahan dan permukiman baru, memberikan komendasi
perizinan pembangunan perumahan;
menyusun penyediaan fasilitas hunian dan Cipta Karya;
menyusun rencana kebijakan tata ruang dan pengembangan wilayah
dalam kabupaten maupun antar kabupaten/kota;
melaksanakan bimbingan, pembinaan dan evaluasi terhadap staf di
lingkungan Bidang Cipta Karya

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

12

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

10.3. Analisis Kelembagaan
Permasalahan koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan, pembangunan
dan pengoperasional infrastruktur kabupaten berkaitan dengan pengorganisasian
dinas/instansi terkait. Kejelasan pembagian tugas antara dinas/instansi sampai pada
tupoksi seksi diharapkan akan mempermudah koordinasi dan sinkronisasi
perencanaan, pembangunan dan pengoperasional infrastruktur.
Permasalahan profesionalisme sangat berkaitan dengan kemampuan aparatur
pemerintah. Hal ini berkaitan dengan

pengetahuan, skill dan pengalaman.

Peningkatan profesionalisme, dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan
melalui studi lanjut yang relevan, pendidikan dan pelatihan teknis. Profesionalisme
aparatur pemerintah berkaitan dengan tugas dan fungsi tertentu dalam jabatan
fungsional.
Dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten Tanjung Jabung Timur, memiliki
sejumlah kekuatan yang telah ditetapkan melalui tupoksi masing-masing
dinas/instansi sehingga memiliki kejelasan peran dan pembagian kerja. Demikian
halnya dengan struktur organisasi masing-masing dinas/instansi telah memiliki
struktur yang jelas serta terdapatnya Sumber Daya Manusia yang memiliki
komitmen, motivasi dan dedikasi dalam melaksanakan tugas. Kelemahan yang
dihadapi dalam penyusunan RPI2-JM ini antara lain adalah :
1.

Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan teknis makro antara
Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum /Cipta Karya serta dengan dinas/instansi teknis
lainnya.

2.

Belum memadainya Sumber Daya Manusia yang bertugas dalam penyusunan
RPI2-JM pada masing-masing dinas/instansi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
ditinjau dari segi kesesuaian dengan bidang ilmu serta kuantitas untuk
melaksanakan volume pekerjaan yang terus meningkat.

3.

Terbatasnya sarana dan prasarana kantor. Peluang untuk menyusun dan
melaksanakan RPI2-JM Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat besar

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

13

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

berkaitan dengan RPI2-JM yang merupakan instrumen penting dalam
penyediaan infrastruktur kabupaten.

10.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Arah pengembangan kelembagaan dan aparatur pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah
terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean
Government) adalah aparat yang memiliki profesionalisme yang tinggi dan mampu
memberikan pelayanan prima dan menghilangkan KKN, yang dicapai dengan :
1.

Pengembangan struktur kelembagaan dan aparatur daerah yang efektif dan
efisien.

2.

Peningkatan kualitas aparatur dengan memperbaiki kesejahteraan dan
profesionalisme serta memperlakukan sistem karier berdasarkan prestasi
dengan prinsip pemberian penghargaan dan sangsi (Reward and Punishments).

3.

Peningkatan fungsi pelayanan birokrasi dan akuntabilitas secara transparan,
bersih dan bebas dari penyalahgunaan wewenang.

4. Penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini
pemerintahan disemua kegiatan.
Penjabaran lebih lanjut arah pengembangan kelembagaan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) diatas, dijabarkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah melalui penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang baik dan demokratis, meliputi :
1. Perluasan rentang kendali dalam pelimpahan wewenang pelayanan masyarakat
kepada pemerintahan kecamatan dan aparat desa.
2.

Peningkatan kualitas dan kinerja Sumber Daya Manusia pada tingkat birokrasi
maupun pelayanan.

3.

Memberlakukan peraturan perundang-undangan pokok kepegawaian dan
akuntabilitas kinerja aparat.

4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat dalam perlindungan
masyarakat dan HAM.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

14

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

5.

Mendorong peningkatan sistem/tatanan pemerintahan yang baik kepada
pimpinan/pejabat di masing-masing unit kerja.

6. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan wewenang.
7.

Menumbuh kembangkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah.

8. Peningkatan pengelolaan belanja daerah.

Dengan mengacu pada RPJP dan RPJM Kabupaten Tanjung Jabung Timur diatas,
usulan program dalam RPI2-JM mencakup :
1.

Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi yang dikembangkan melalui :
a) Spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan tugas dalam organisasi dan
dibagi dalam pekerjaan yang terpisah.
b) Departementalisasi yang berkaitan dengan dasar dalam mengelompokan
pekerjaan yang ada.
c) Rantai perintah yang berkaitan dengan sistem pertanggungjawaban yang
harus dilakukan.
d) Rentang kendali yang berkaitan dengan jumlah personil yang dapat
dikendalikan oleh pimpinan.
e) Sentralisasi dan desentralisasi, berkaitan dengan kewenangan dalam
pengambilan keputusan.
f) Serta formalisasi yang mencakup peraturan yang digunakan untuk
mengarahkan personil dan pimpinan.

2.

Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPI2-JM :
Kebutuhan peraturan daerah yang dibutuhkan untuk mendukung penyusunan
dan pelaksanaan RPI2-JM antara lain berkaitan dengan pemantapan tugas dan
fungsi masing-masing dinas/instansi yang terkait dengan penyusunan dan
pelaksanaan RPI2-JM seiring dengan semakin bertambahnya atau berubahnya
peran setiap dinas/instansi. Peraturan baru dibutuhkan dalam pembentukan
organisasi non struktural untuk mendukung pelaksanaan RPI2-JM dalam
koordinasi vertikal, horizontal dan manajemen pelaksanaan proyek.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

15

Laporan Akhir
RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2015-2019

3.

Pengembangan Sumber Daya Manusia :
Program pengembangan Sumber Daya Manusia difokuskan pada aparatur pada
dinas/instansi yang secara langsung terlibat dalam pelaksanaan RPI2-JM
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Program pengembangan untuk meningkatkan kualitas aparatur dilakukan
melalui pelatihan dan studi lanjut dalam bidang ilmu yang relevan. Program
dimaksud meliputi :
a.

Perencanaan Kota.

b. Manajemen Proyek.
c.

Manajemen Persampahan.

d. Amdal.
e.

Perencanaan Teknis.

f.

Air Bersih dan Peningkatan Lingkungan Pemukiman.

g. Keuangan Daerah.
h. Perencanaan Pembangunan.
i.

Administrasi Keuangan.

4. Peningkatan sarana dan prasarana kerja yang meliputi :
a.

Bangunan gedung yang difungsikan untuk kantor dan gudang.

b. Alat-alat kantor seperti komputer, printer, mesin fotocopy, alat penjilid dan
lain sebagainya.
c.

Sarana transportasi untuk memperlancar pelaksanaan tugas seperti
kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.

d. Sarana komunikasi seperti telepon, faximile, internet dan lain sebagainya.
Jumlah sarana dan prasarana kerja berkaitan dengan volume kerja yang ada
pada masing-masing dinas/instansi sesuai dengan perannya dalam
pelaksanaan RPI2-JM.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Dinas Pekerjaan Umum

16