Bab IV - DOCRPIJM 57a97b9e0e BAB IVBAB 4 PROFIL KABUPATEN RPI2 JM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Bab IV PROFIL KABUPATEN LAMPUNG UTARA
4.1 GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI WILAYAH Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Lampung dengan Ibukota Blambangan Kotabumi. Secara klimatologis, Kabupaten Lampung Utara terletak diantara 4,34 Lintang
- – 5,06 Selatan dan 104,30 Bujur Timur, dengan luas Wilayah Kabupaten – 105,08
2 Lampung Utara 2.725,63 Km atau 7,72% dari luas wilayah Provinsi
Lampung, yang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat Untuk lebih jelasnya mengenai batasan administratif, dapat dilihat pada Gambar Peta Administrasi Kabupaten Lampung Utara.
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
11
7
13 Blambangan Pagar 19.139 7,02
7
14 Abung Timur 10.447 3,83
12
15 Abung Surakarta 11.051 4,05
9
16 Sungkai Selatan 8.965 3,29
11
17 MuaraSungkai 11.869 4,35
18 Bunga Mayang 12.576 4,61
16
11
19 Sungkai Barat 6.896 2,53
10
20 Sungkai Jaya 5.220 1,92
9
21 Sungkai Utara 12.759 4,68
15
22 Hulu Sungkai 9.263 3,40
10
23 Sungkai Tengah 11.160 4,09
8 JUMLAH 272.563 100,00 247
12 Abung Semuli 9.688 3,55
11 Abung Selatan 14.136 5,19
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 08 Tahun 2006, wilayah Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2006 dimekarkan menjadi 23 kecamatan dan 247 desa / kelurahan.
4 Abung Barat 6.008 2,20
Tabel 4.1 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lampung UtaraNo Kecamatan Luas/area
(Ha) Luas terhadap kabupaten (%)
Jumlah desa/kel
1 Bukit Kemuning 11.498 4,22
8
2 Abung Tinggi 13,306 4,88
8
3 Tanjung Raja 33.170 12,17
19
14
14
5 Abung Tengah 9.193 3,37
11
6 Abung Kunang 4.020 1,47
7
7 Abung Pekurun 18.247 6,73
9
8 Kotabumi 5.911 2,17
13
9 Kotabumi Utara 17.519 6,43
8
10 Kotabumi Selatan 10.422 3,82
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2014
4.2 DEMOGRAFI
4.2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara tahun 2013 berdasarkan Lampung Utara dalam Angka 2014 adalah sebesar 598.892 jiwa. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tercatat sebesar 584.277 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Kotabumi
2 Selatan yaitu mencapai 65.627 jiwa dengan luas wilayah sebesar 104,22 Km ,
sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Abung Kunang
2 sebanyak 9.579 jiwa dengan luas wilayahnya sebesar 40,20 Km .
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013
Untuk kepadatan penduduk tertinggi terkonsentrasi di Kecamatan Kotabumi mencapai tingkat kepadatannya sebesar 899 Jiwa/Km
18 Muara Sungkai 118,69 14.568 116
19 Sungkai Barat 68,96 12.192 177
20 Sungkat Jaya 52,20 10.094 193
21 Sungkai Utara 127,59 33.224 260
22 Hulu Sungkai 92,63 14.100 152
23 Sungkai Tengah 111,60 15.892 142 JUMLAH 2.725,63 598.892 220 Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2014
2
16 Sungkai Selatan 89,65 21.693 242
dengan luas wilayah 59,11 Km
2
. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Abung Pekurun yang luas wilayahnya 183,47 Km
2
sebesar 62 Jiwa/Km
2 .
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah.PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan unuk mengetahui pertumbuhan ekonomi.
17 Bunga Mayang 125,76 32.794 276
15 Abung Surakarta 110,51 27.750 251
No Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk Kepadatan / Km 2
7 Abung Pekurun 183,47 11.441
1 Bukit Kemuning 114,98 39.676 345
2 Abung Tinggi 133,06 16.427 123
3 Tanjung Raya 331.70 30.628
92
4 Abung Barat 60,08 19.039 317
5 Abung Tengah 91,93 15.824 172
6 Abung Kunang 40,20 9.579 238
62
14 Abung Timur 104,47 34.585 331
8 Kotabumi 59,11 53.160 899
9 Kotabumi Utara 175,19 30.892 176
10 Kotabumi Selatan 104,22 65.627 630
11 Abung Selatan 141,36 47.895 339
12 Abung Semuli 96,88 24.130 249
13 Blambangan Pagar 191,39 17.295
93
4.2.2 Perekonomian Wilayah Lampung Utara
Pelaksanaan otonomi daerah mulai bulan januari 2001 memberi kewenangan serta keleluasan kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam mengembangkan potensi ekonomi dan sumber-sumber keuangan daerah yang dimilikinya. Potensi utama kab. Lampung Utara adalah dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perindustrian dan perikanan mencerminkan kekuatan dan sebagai daya dukung peningkatan produktifitas masyarakat. PDRB merupakan nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi yang berada di suatu wilayah selama kurun waktu tertentu, nilai PDRB Kab. Lampung Utara atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai 14.410.408 juta rupiah sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp.24.000.000. Pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Lampung Utara pada Tahun 2013 sebesar 5,71% lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,03%, jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor penganggkutan dan komunikasi sebesar 8,47% dan listrik, gas, serta air bersih sebesar 6,89% Struktur perekonomian Lampung Utara masih di dominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi 30,97% namun dari tahun ke tahun besarnya kontribusi sektor ini semakin menurun seiiring meningkatnya peranan sektor lainnya sebesar 17,28%, Pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,38%.
Distribusi persentase PDRB Menurut sektor
Secara makro, keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat
pertanian industri pengolahan 12% pertambangan dan penggalian
31%
10% listrik, gas dan air bersih 13% bangunan perdagangan, hotel & restoran17% 14% pengangkutan dan komunikasi keuangan, sewa, dan jasa
0% 2% persh 1% dilihat dari meningkatnya pendapatan domestik regional bruto (PDRB), total PDRB menunjukan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu ( biasanya satu tahun ). Semakin tinggi kenaikan PDRB maka semakin tinggi pula pertumbuhan nilai ekonominya. Dari data PDRB diatas maka dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku maka sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap naiknya nilai PDRB yaitu sebesar ( 38,43% ), sedangkan sektor lain yang menjadi penyumbang terbesar PDRB adalah dari sektor perdagangan, restoran dan hotel (17,64%), serta dari sektor industri pengolahan (15,06%). Pertumbuhan perekonomian sebesar 5,73%.
PDRB merupakan besaran dari nilai tambah bruto yang dihasilkan dari seluruh unit kegiatan usaha yang berada pada suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 PDRB Kab. Lampung Utara mencapai 14.410.408 juta rupiah dengan PDRB perkapita sebesar 24.06 juta Rupiah. Kegiatan perekonomian Lampung Utara masih didominasi oleh empat sektor kegiatan yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi Hal ini dapat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB.
Pertumbuhan ekonomi mencapai 5,71% lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 6,03%. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor penganggkutan dan komunikasi sebesar 8,47% dan sektor industri pengolahan sebesar 9,19%. Selain untuk mengukur kinerja perekonomian, PDRB juga dapat digunakan untuk mengestimasikan laju inflasi. Inflasi merupakan indeks yang menggambarkan perubahan harga. Laju inflasi PDRB Lampung Utara Tahun 2,82% dalam struktur pertanian dan perkebunan. Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka ini terbentuk dari jumlah pendapatan yang timbul (Income Origined) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan perkapita di kabupaten Lampung Utara dalam struktur ekonomi atas harga berlaku dengan sebesar tercatat
21,21 juta Rupiah, dengan demikian kita masih mengharapakan Kabupaten Lampung Utara kembali masuk 50 besar Kabupaten/Kota terkaya versi warta ekonomi.
4.3 TOFOGRAFI Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah yang dimana kabupaten Lampung Utara merupakan rangkaian Bukit barisan yang terdiri dari lereng-lereng curam dan terjal ( 7% dari luas Kabupaten Lampung Utara ) dengan ketinggian 450-1500 m/dpl. Kawasan tersebut ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder di bagian timur tertutup vulkanis awan gelap yang terbentang dari daerah persawahan dan perkebunan. Di bagian utara terdapat lapisan sedimen vulkanis dan celah ( fisaves erruption) yang menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan yaitu palembang bed yang ditandai dengan adanya singkapan dinamai lapisan endapan tufa masam.
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara
4.4 GEOHIDROLOGI
Iklim disuatu tempat sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya curah hujan, hari hujan, temperatur udara, evaporasi, transpirasi dan kecepatan angin yang erat hubungannya dengan topografi, vegetasi dan ketinggian suatu tempat. Untuk membantu memudahkan manusia dalam mengelola SDA, maka dibuat berbagai klasifikasi iklim berdasarkan atas berbagai faktor. Menurut LR Oldman (1978) di wilayah Propinsi Lampung dijumpai tipe iklim A hingga E. Pembagian/klasifikasi iklim ini didasarkan atas keperluan air untuk kehidupan tanaman, yaitu apabila curah hujan lebih dari 100 mm/bulan tanaman akan sulit tumbuh normal. Jika lebih dari 200 mm/bulan dengan empat bulan berturut-turut basah dapat ditanami padi sawah 2 kali setahun tanpa irigrasi. Adapun klasifikasi menurut LR Oldeman tersebut :
# Type A : Bulan basah (lebih dari 200 mm/bulan) lebih dari 9 bulan secara berturut-turut dengan kurang dari 2 bulan kering (kurang dari 100 mm/bulan) berturut-turut. # Type B : Bulan basah 7 - 9 bulan berturut
- – turut dengan kurang dari 2 bulan kering berurutan.
# Type C1 : Bulan basah 5 - 6 bulan berturut
- – turut dengan kurang dari 2 bulan kering (kurang dari 100 mm/bulan).
# Type C2 : Bulan basah 5 - 6 bulan berturut
- – turut dengan kurang dari 2 – 3 bulan kering berturut – turut.
# Type D2 : Bulan basah 3 - 4 bulan berturut
- – turut dengan kurang dari
2 – 3 bulan kering berturut – turut. # Type D3 : Bulan basah 3 - 4 bulan berturut
- – turut dengan kurang dari 4 – 6 bulan kering berturut – turut.
- – rata 30º C, dengan jumlah 197 mm/bulan dan hujan rata – rata 12 hari/bulan. Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Februari dan paling rendah pada bulan Agustus. Daerah dengan curah hujan tinggi adalah Kecamatan Bukit Kemuning dan curah hujan terendah adalah Kecamtan Kotabumi Utara. Salah satu faktor penting dari aspek ini adalah berkaitan dengan iklim Lampung Utara yang tergolong katagori iklim B ( Smeith dan Ferguson) terkait dengan potensi pertanian yang sangat besar di Lampung Utara yang membutuhkn dukungan pengairan yang memadai, maka pengairan alami menjadi faktor penting penentu keberhasilan pembangunan pertanian di Lampung Utara. Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah dan wilayah
DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS dengan skala peta 1:50.000. Secara hidrologi, Kabupaten Lampung Utara terdapat banyak sungai-sungai yang mengalir dari barat ke arah timur yang rendah. Nama- nama sungai dan panjang sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Sungai-sungai di Kabupaten Lampung Utara
10 Way sungkai hulu 38 116
Sumber : BPS Kab. Lampung Utara
15 Way Papan 33 208
80
25
14 Way Sungko Hilir
13 Way Hanakau 29 59,5
12 Way Buyut 33 124
64
25
11 Way Buluh
76
No. Nama Sungai Panjang Daerah Alir (km)
22
9 Way Kelanga
8 Way Melungun 45 133
7 Way Talang Mas 57 134
6 Way Rendah 30 156
5 Way Kelamas 32 108,2
4 Way Sabuk 38 143,5
3 Way Kulur 26 137
2 Way Galing 27 131,5
1 Way Rarem 42 193
Adapun beberapa ketinggian kota dari permukaan laut di Kabupaten Lampung Utara terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Ketinggian wilayah dari permukaan laut
6 Kalibalangan
33 Sungkai Selatan
9 Ketapang
26 Abung Surakarta
8 Tata Karya
33 Kotabumi Utara
7 Madukoro
38 Abung Selatan
5 Ogan Lima 105 Abung Barat
NO KOTA/ CITY Ketinggian/
28 Abung Timur
4 Bumi Agung Marga
3 Tanjung Raja 149 Tanjung Raja
32 Kotabumi
2 Kotabumi
1 Bukit Kemuning 205 Buki Kemuning
Kecamatan/ District
Height Above Sea Level
Sumber : BPN Propinsi Lampung
Gambar 4.3 Peta hidrologi Kabupaten Lampung Utara
4.5 Geologi
- Struktur dan Karakteristik Pada wilayah Lampung Utara bagian utara terdapat lapisan sedimen fisaves errution) yang mengalami pelipatan di zaman vulkanis dan celah ( pleistosin tua, yang menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan Palembang ( Palembang Bed). Lapisan ini terdapat di Kotabumi yang ditandai dengan singkapan endapan tulfa masam. Dari literatur dan peta geologi dapat diinventarisir adanya bahan-bahan tambang, diantaranya adalah minyak bumi yang terdapat pada lapisan Palembang Bed, terakumulasi sebagai lanjutan dari endapan minyak bumi di daerah Palembang yakni di wilyah bagian sebelah timur Kotabumi.
- Potensi Wilayah Kabupaten Lampung Utara cenderung di dominasi oleh satuan lahan dan jenis tanah sebagaimana tertera di tabel berikut ini Tabel 4.5 Dominasi jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara No Satuan Simbol Dominasi Jenis Lahan Jenis Tanah Tanah
1
2
3
4
1 Aluvial Af. 1.2.2 Tropaquepts, Fluvaquents, Dystropepts
Au. 1.2 Fluvaquents, Tropaquepts
Au. 1.3 Fluvaquents, Tropaquepts
2 Perbukitan Hab. 1.3.3 Dystropepts Hab. 1.8.2 Dystropepts No Satuan Simbol Dominasi Jenis Lahan Jenis Tanah Tanah
3 Dataran Tuf Idf. 3.2 Huplodux Masam Idf. 4.2 Dystropepts
Idf. 5.2 Dystropepts Idq. 2.1 Hapludox Idq. 3.1 Hapludox Idq. 3.2 Hapludox Idq. 4.2 Dystropepts
4 Dataran Pf. 3.2 Hapludox Pf. 4.2 Dystropepts
5 Volkan Va. 2.2.1 Humitropepts Va. 2.2.2 Humitropepts Va. 2.3.2 Dystrandepts Vab. 1.1.2 Troporthents Vab. 1.2.3 Dystrandepts, Vab. 1.3.3 Dystropepts, Vab. 1.4.2 Humitropepts, Vab. 1.4.3 Dystropepts, Vab. 2.3.2 Dystrandepts, Vd. 2.3.2 Tropaquepts Vd. 2.3.3 Humitropepts Vd. 2.6.2 Dystropepts
Vab. Humitropepts
2.11.3 Humitropepts Dystropepts Humitropepts
6 Aneka
X.1 Lembah Terjal Bentuk
X.2 Pemukiman
X.3 Daerah Berair, Danau Sumber : Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Baturaja 1011, Lembar Menggala Lembar Kota Agung 1010.
Hasil analisis capaian indikator Jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Tanah IPB Bogor pada Tahun 1997 terdapat 4 (empat) klasifikasi tanah utama yaitu: regosol, podsolik coklat, latosol dan podsolik merah kuning, adalah sebagaimana disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. 6 Jenis tanah di Kabupaten Lampung Utara Sumber : : Lampung Dalam Angka Tahun 2007.
Keterangan : )* termasuk kecamatan pemekarannya. Untuk kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Lampung Utara berkisar antara 30
- – 100 cm. Kondisi ini dasarnya sangat berpengaruh pada kegiatan pertanian baik lahan basah, lahan kering dan tanaman keras, karena kegiatan pertanian memerlukan kedalaman efektif tanah lebih besar dari 30 cm. Oleh sebab itu, khusus untuk tanaman pahan lahan basah dipersyaratkan pada kedalamam lebih dar 60 cm, sedangkan tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan/keras cukup sesuai untuk kedalaman efektif tanah lebih dari 30 cm, dan untuk kedalaman tanah kurang dari 30 cm sesuai untuk dikonservasikan. Kedalaman efektif tanah > 90 cm, meliputi daerah-daerah lembah, bantaran sungai dan dataran banjir yang tersebar di Kabupaten Lampung Utara. Kedalaman efektif tanah antara 30
- – 90 cm, meliputi daerah-daerah yang berada disekitar perbukitan (Bukit Kemuning, Tanjung Raja, Abung Barat, Abung Tengah). Kedalaman efektif tanah kurang dari 30 cm meliputi sebagian daerah-daerah perbukitan yaitu Bukit Kemuning, Tanjung Raja, Abung Barat dan Abung Tengah.
4.6 KLIMATOLOGI Kabupaten Lampung Utara termasuk dalam daerah beriklim tropis, terdiri dari dua musim yaitu musim penghujan dari bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau dari bulan April s/d September, secara bergantian sepanjang tahun, dengan jumlah hujan rata-rata 153,5 mm/bulan atau jumlah hari hujan rata-rata dalam sebulan adalah 12 hari/bulan. Suhu udara rata
- – rata minimum berkisar antara 21, 4 C - 24,0
C, sedangkan suhu udara rata
- – rata maksimum berkisar antara 32,1 C s/d 35,5 C . Kelembaban udara rata
- – rata 82 – 89 % dan tekanan udara
- – rata 1004,90 – 1007,30 mlbar. Sedangkan rata – rata kecepatan angin maksimum yang terjadi adalah sebesar 3 knot.
4.7 SOSIAL DAN EKONOMI
4.7.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat tersebut harus juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan kata lain, aspek pemerataan, aspek pertumbuhan dan aspek perkembangan harus menjadi pertimbangan penting dalam menyususun kebijakan pembangunan. Dalam permasalahan ini akan diuraikan beberapa indikator, yang menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Lampung Utara.
A. Pertumbuhan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu tahun). Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro, adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Selain menjadi bahan dalam dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain : (1) Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor ekonomi; (2) Untuk mengetahui struktur perekonomian; (3) Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat; (4) Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi berdasarkan pertumbuhan harga produsen.
- Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan ekonomi secara umum bertujuan untuk meningkatkan produksi nasional, regional, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan keterpaduan peran antar dan antara pemerintah, swasta serta masyarakat, dalam menggerakkan roda-roda perekonomian daerah. Secara makro, keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari capaian nilai PDRB. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah added value), yang dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu (biasanya
( satu tahun). Semakin tinggi kenaikan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan ekonominya, demikian pula sebaliknya. Selanjutnya Pertumbuhan PDRB per sektor atas dasar harga konstan di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 4.7 PDRB Lampung Utara 2011
—2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
2011 2012 2013 No. Sektor (Juta Rp) (%) (Juta Rp) (%) (Juta Rp) (%)
1 Pertanian 1.312.478 36,71 1.349.323 35,68 1.386.629 34,69
2 Pertambangan & penggalian 29.117 0,81 30.213 0,80 31.458 0,79
3 Industri Pengolahan 538.640 15,06 584.266 15,45 623.596 15,60
4 Listrik, gas & air bersih 24.583 0,69 26.276 0,69 27.967 0,70
5 Konstruksi 173.011 4,84 182.207 4,82 191.483 4,79
6 Perdagangan, hotel & restoran 620.230 17,35 654.015 17,29 714.123 17,86
7 Pengangkutan dan Komunikasi 252.909 7,07 296.487 7,84 321.607 8,05
8 Keuangan, Sewa & jasa perusahaan 273.854 7,66 296.924 7,85 319.270 7,99
9 jasa-jasa 341.863 9,56 362.070 9,57 381.426 9,54 PBRB3.575.685 100 3.781.781 100, 3.997.559 100 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah)
IV. 20 Dari data diatas, dapat diketahui bahwa sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar PDRB pada tahun 2011, dengan kontribusi sebesar 36,71%, namun mengalami penurunan hingga pada tahun 2013 menjadi sebesar 34,69% . Selain sektor pertanian, sektor dengan kontribusi cukup dominan lainnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang nilai kontribusinya mencapai 17,86% di tahun 2013 terhadap struktur PDRB Lampung Utara, dan sektor dengan kontribusi terbesar ketiga, adalah sektor industri sebesar 15,06% pada tahun 2013, yang cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kondisi ini menggambarkan, sedang terjadinya transformasi struktur ekonomi Kabupaten Lampung Utara, dari sektor primer berupa pertanian ke arah sektor sekunder berupa perdagangan, industri, dan jasa-jasa. Akan tertapi peranan pertanian masih cukup dominan dalam struktur perekonominan daerah, walaupun trend kontribusi terhadap struktur perekonomian daerah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, dapat diketahui dengan melihat pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (hk). Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara dalam kurun waktu tahun 2011
- – 2013 atas dasar harga konstan, dari tahun- ketahun mengalami fluktuasi, dengan angka pertumbuhan rata-rata yang terjadi dalam kurun waktu 7 tahun terakhir adalah sebesar 5,95%, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
TAHUN PDRB PDRB PERTUMBUHAN Harga
- 1
- 1
Konstan Harga
Berlaku (%)
(t-t
)/t
x (Jt-Rp) (Jt-Rp) 100% 2006 2.677.560 3.927.042 5,79
2007 2.855.121 4.812.148 6,63 2008 3.018.667 5.977.331 5,63 2009 3.194.205 7.082.917 5,85 2010 3.368.219 8.150.694 5,45 2011 3.577.988 10.444.595 6,23 2012 3.794.349 12.752.964 6,05
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah) Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Lapangan Usaha, atas dasar harga berlaku (hb) dan Harga Konstan (hk). Pertumbuhan Rata-rata Kontribusi 9 (sembilan) lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten Lampung Utara, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, adalah sebesar 51,52 %atas dasar harga berlaku dan 21,83 % atas dasar harga konstan, seperti tergambar pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Pertumbuhan Rata-rata Kontribusi Sektor dan PDRB Kabupaten Lampung Utara Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) tahun 2008 – 2012
No Lapangan Usaha Pertumbuhan (%)
Hb Hk
1 Pertanian 47,12 15,10
2 Pertambangan 39,12 16,28
3 Industri Pengolahan 69,01 22,75
4 Listrik , Gas, dan Air Bersih 39,95 21,31
5 Bangunan/Konstruksi 36,43 21,09
6 Perdagangan, Hotel, dan Restauran 51,40 18,70
7 Pengangkutan dan Komunikasi 66,89 35,01
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 64,69 23,56
9 Jasa-Jasa 49,14 22,69
PDRB 51,52 21,83
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi selama tahun 2008 hingga 2012, mengalami pertumbuhan kontribusi penyumbang PDRB terbesar, yaitu 35,01% berdasarkan Harga Konstan, namun apabila dilihat dari harga berlaku, maka pertumbuhan kontribusi sektor ini terhadap PDRB sebesar 66,89%. Sedangkan sektor terkecil pertumbuhan kontribusinya, adalah sektor pertanian yang hanya sebesar 15,10 %, berdasarkan harga konstan, tetapi pertumbuhan kontribusi sektor ini, bila di lihat dari PDRB berdasarkan harga berlaku cukup besar yaitu 47,12%.
Grafik 4.1 Pertumbuhan Kontribusi Sektor Kabupaten Lampung Utara Atas Dasar Harga Konstan (Hk) tahun 2008
- – 2012 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara Struktur Ekonomi Dalam struktur ekonomi Kabupaten Lampung Utara, antara tahun 2008-2012, kontribusi terbesar berasal dari sektor pertanian, yaitu mencapai rata-rata 34% (berdasarkan harga berlaku). Kedua adalah sektor industri pengolahan sebesar 15%. Sedangkan secara umum struktur ekonomi Kabupaten Lampung Utara, adalah berasal dari sektor tersier atau lebih banyak diberikan oleh sektor jasa.
Uraian secara mendetail, nilai dan kontribusi persektor dalam PDRB Kabupaten Lampung Utara selama tahun 2008-2012, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, dituangkan dalam Tabel di bawah ini.
Tabel 4.10 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Lampung Utara Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012 No Lapangan Usaha (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %
1 Pertanian 2.064.855 37,00 2.401.522 36,31 2.841.288 34,86 3.374.600 32,46 3.904.777 30,97
2 Pertambangan 74.149 1,33 83.812 1,27 99.003 1,21 109.790 1,06 121.791 0,97
3 Industri Pengolahan 675.387 12,10 833.374 12,60 1.148.903 14,10 1.708.918 16,44 2.179.303 17,28 Listrik , Gas, dan Air 4 33.625 0,60 36.629 0,55 40.554 0,50 47.997 0,46 55.995 0,44 Bersih
5 Bangunan/Konstruksi 159.554 2,86 180.397 2,73 205.779 2,52 227.159 2,19 250.989 1,99 Perdagangan, Hotel, 6 835.287 14,97 969.639 14,66 1.147.110 14,07 1.408.734 13,55 1.718.859 13,63 dan Restoran
Pengangkutan dan 7 558.442 10,01 699.277 10,57 920.396 11,29 1.274.877 12,26 1.686.880 13,38 Komunikasi Keuangan,
8 Persewaan, dan 430.188 7,71 524.612 7,93 704.854 8,65 983.720 9,46 1.218.255 9,66 Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa 748.774 13,42 885.156 13,38 1.042.807 12,79 1.258.801 12,11 1.472.254 11,68 Total 5.580.261 100 6.614.418 100 8.150.694 100 10.394.596 100 12.609.103 100
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara (data diolah)
IV. 25 Berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2008, sektor pertanian merupakan sektor terbesar, yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian kabupaten lampung utara yaitu sebesar 37 %, walaupun mengalami penurunan hingga menjadi 30,97% pada tahun 2012. Kontribusi sektor terbesar ketiga pada tahun 2008, adalah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 12,10%, terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Utara. Perkembangan kontribusi sektor ini, mengalami peningkatan pada tahun 2012, yaitu menjadi sebesar 17,28%, sehingga menjadikan sektor ini, sebagai pemberi kontribusi terbesar ke dua di tahun 2012. Sedangkan, kontribusi sektor terbesar ketiga, disumbangkan oleh sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, yang pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar 14,97 %, dan pada tahun 2012, mengalami penurunan menjadi 13,63% (berdasarkan harga berlaku).
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara Grafik 4.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Lampung Utara Tahun 2008-2012 (Atas Dasar Harga Berlaku)
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara Grafik 4.3 Kecenderungan Sektor Kontribusi Terbesar Ekonomi Kabupaten Lampung Utara (Atas Dasar Harga Berlaku)
Berdasarkan perkembangan data PDRB Kabupaten Lampung Utara, tahun 2008
- –2012, terlihat bahwa kontribusi sektor Pertanian terhadap struktur ekonomi daerah terus menurun, tetapi pertumbuhannya cenderung meningkat, sehingga kontribusinya juga semakin menurun. Demikian juga Sektor perdagangan, hotel, dan restoran, juga mengalami pertumbuhan, namun kontribusinya pada ekonomi Kabupaten Lampung Utara tampak bersifat statis. Sektor pengangkutan dan komunikasi, yang umumnya berkaitan dengan kegiatan ekonomi riil, juga mengalami peningkatan pertumbuhan dan kontribusinya terhadap sektor ekonomi Kabupaten Lampung Utara.
- Pertumbuhan PDRB Per Kapita Dengan diketahuinya PDRB Perkapita, maka dapat diketahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara umum. Akan tetapi PDRB Perkapita, baik atas dasar harga konstan maupun harga berlaku, tidak dapat menggambarkan penyebaran pendapatan masyarakat.
PDRB Perkapita Lampung Utara atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sebesar Rp. 24.061.780, meningkat sebesar 12,71 % jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2012, yang hanya sebesar Rp. 21.348.927. Berdasarkan harga konstan PDRB Lampung Utara pada tahun 2013 juga meningkat, pada tahun 2012 PDRB perkapita Lampung Utara atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp. 6.403.070 dan pada tahun 2013 naik menjadi Rp. 6.674.925,-.
B. Inflasi
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi merupakan salah satu indikator penting, yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa, yang dikonsumsi masyarakat dan berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa tersebut, menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat.
Grafik 4.4 Perkembangan dan Kecenderungan Inflasi di Kabupaten Lampung Utara
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Utara Laju inflasi di Kabupaten Lampung Utara setelah tahun 2009 cenderung menurun, seiring dengan kecenderungan penurunan inflasi nasional. Pada tahun 2010 inflasi mencapai 9,94%. Inflasi 2011 mencapai 5,23%, Inflasi terendah di Kabupaten
Lampung Utara terjadi pada tahun 2012, yaitu sekitar 4,25%. Rata-rata inflasi yang dialami oleh Kabupaten Lampung Utara adalah sebesar 5,90%.
4.7.2 Fokus Kesejahteraan Sosial Indeks Pembangunan Manusia (IPM), merupakan salah satu ukuran keberhasilan Pencapaian pembangunan, dalam konteks kesejahteraan sosial. Data IPM di Lampung Utara dalam kurun waktu tahun 2009
- – 2012 (Biro Pusat Statistik), mengalami peningkatan dari 65,85 menjadi 70,96 pada tahun 2012 . Akan tetapi anggka tersebut, masih berada dibawah skala nassional maupun provinsi, dengan demikian Pemerintah Lampung Utara, harus tetap bekerja keras untuk mencapai terget, yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan provinsi, dalam bentuk peningkatan kualitas dan kwantitas program pembangunan daerah, yang langsung berdampak pada peningkatan nilai Index Pembangunan Manusia , sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Lampung Utara, terhadap peningkatan mutu sumber daya manusia di Provinsi Lampung, disamping atas kesadaran bahwa, faktor utama yang menentukan berhasil atau gagalnya pembangunan
- – sebuah daerah, adalah kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu satu satunya sikap logis yang harus diambil, adalah membangun daerah secara metodik, melalui serangkaian kebijakan dan strategi pembangunan yang up to date. Keberhasilan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) di Lampung Utara ini, tidak terlepas dari semakin baiknya Indeks harapan hidup, Indeks pendidikan dan Indeks standar hidup layak. Rumus penghitungan IPM dapat disajikan sebagai berikut :
1 IPM = / 3 [X (1) + X (2) +
X (3) ] ……… (1) dimana :
X (1) : Indeks harapan hidup
2
1 X (2) : Indeks pendidikan = / 3 (indeks melek huruf) + / 3 (indeks rata-rata lama
sekolah) X (3) : Indeks standar hidup layak Komponen IPM adalah usia hidup ( longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak ( decent living). Komponen Usia Hidup diukur dengan angka harapan hidup atau e yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Komponen Pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung berdasarkan data Susenas Kor. Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995 menggunakan indikator partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi sebagai pengganti rata-rata lama sekolah karena sulitnya memperoleh data rata-rata lama sekolah secara global. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan; yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan, sedangkan Komponen Standar Hidup Layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan indikator PDB per kapita riil yang telah disesuaikan ( adjusted real GDP per capita) sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara.
Komponen Usia Hidup Masyarakat Kabupaten Lampung Utara mengalami peningkatan yang relatif signifikan, hal ini diukur dari capaian indikator antara lain: Umur Harapan Hidup ( UHH ) masyarakat yang mengalami Peningkatan, dari 71.30 tahun (tahun 2009) menjadi 71,80 tahun (tahun 2011), Angka Kematian Bayi ( AKB ) yang mengalami pengurangan, menjadi 28 bayi per 1000 kelahiran hidup dari angka sebelumnya 34 per 1000 kelahiran hidup, Gizi Kurang ( GK ) yang mengalami penurunan angka kejadian pada 2 ( dua ) Tahun terakhir, dari 634 kasus menjadi 452 kasus atau turun sebesar 28,71 %, dan peningkatan jumlah ketersediaan tenaga kesehatan ( Medis Dan Paramedis ), pada tahun 2009 sebesar 1015 orang menjadi 1021 pada tahun 2013, yang jika dibandingkan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara yaitu sebesar 596.375 jiwa, maka terjadi peningkatan sebesar 0,17 % dari angka sebelumnya. Komponen Pengetahuan masyarakat Kabupaten Lampung Utara, mengalami peningkatan yang relatif signifikan, hal ini diukurt dari capaian indikator antara lain: APM SD/MI lebih dari 90%, APK SD/MI lebih dari 100%, rata-rata nilai akhir tingkat SMP meningkat menjadi 6.73 dari angka sebelumnya 6,67, rata-rata nilai akhir tingkat sekolah menengah meningkat menjadi 6.87 dari angka sebelumnya 6.82 , angka putus sekolah tingkat SD turun menjadi 1.94% dari angka sebelumnya 1.98 %, angka putus sekolah tingkat SMP turun menjadi 2.74% dari angka sebelumnya 2.77 , persentase guru layak mengajar terhadap guru seluruhnya, untuk tingkat SMP meningkat menjadi 96.58% dari angka sebelumnya 95,96 % dan untuk tingkat SMA meningkat menjadi 77.86 % dari angka sebelumnya 77.43 %, Komponen Standar Hidup Layak Masyarakat Kabupaten Lampung Utara mengalami peningkatan yang relatif signifikan, hal ini diukur dari capaian indikator PDRB Perkapita Lampung Utara atas dasar harga konstan yang pada 4 (empat ) tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.407.611,-,tahun 2010 sebesar Rp. 5.702.196,-, tahun 2011 Rp. 6.038.883,- dan tahun 2012 menjadi Rp. 6.359.986,-
- Angka Melek Huruf AMH naik menjadi 99,78% pada tahun 2013, bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang berada di tingkat 98,56%. (Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas, yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya), indikator capaian Angka Melek Huruf di Kabupaten Lampung Utara pada 3 ( tiga ) tahun terakhir adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11 Indikator Capaian Angka Melek Huruf
Capaian Capaian Capaian Sumber Indikator Satuan
2011/2012 2012/2013 2013/2014 Data Angka Melek Aksara 15 % 98,56 98,94 99,78 BPS tahun keatas
Sumber : EKPD Kabupaten Lampung Utara