ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG - Elib Repository
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.S DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA
SEMONDO KECAMATAN GOMBONG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh: Irma Fitriana
A01301772
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016
Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2016
1
2 Irma Fitriana , Ernawati , M.Kep
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.S DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA
SUMONDO KECAMATAN GOMBONG
Latar belakang: karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
kepustakaan yang menyatakan bahwa kebutuhan seksualitas merupakan masalah kehamilan
dengan resiko tinggi. Kehamilan dengan resiko tinggi berpotensi terjadi komplikasi hingga
kematian ibu dan bayi, komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan pasca persalinan, uri
tertinggal, partus tak maju/partus lama serta infeksi. Upaya pencegahanya dengan program safe
motherhood melalui keluarga berencana. Namun berdasarkan pengkajian terdapat kasus Ny.S
hamil dengan IUD masih terpasang sehingga menimbulkan masalah keperawatan resiko gangguan
hubungan ibu dan janin dengan domaian pemenuhan kebutuhan seksualitas.
Tujuan penulisan: Mampu mendesripsikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.S dengan
pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong.Asuhan keperawatan: dalam pembahasan masalah keperawatan yang muncul adalah resiko
gangguan hubungan ibu dan janin dengan domaian pemenuhan kebutuhan seksualitas. Intervensi
dan implementasi yaitu mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang resiko gangguan pada ibu dan
janin, melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pada proses kehamilan yang
mencangkup: stress pada ibu hamil, dampak stress pada ibu hamil, resiko stress pada ibu hamil,
mengatasi stress pada ibu hamil, resiko pada ibu hamil dengan IUD yang masih terpasang, dan
memonitor fisik dan resiko psikososial selama kehamilanKesimpulan: metode peer group efektif dalam meningkatkan pengatahuan klien dan keluarga
sehingga mampu mengatasi masalah keperawatan kebutuhan seksualitas Kata kunci: asuhan keperawatan, pendidikan kesehatan, kebutuhan seksualitasDiploma III of Nursing Program Muhammadiyah Gombong School of Health Science Nursing Care Report, July 2016 1 2 Irma Fitriana , Ernawati , M.Kep
ABSTRACT
NURSING FAMILY MEETING THE NEED NY.S WITH SEXUALITY DISTRICT
IN THE VILLAGE SEMONDO GOMBONG
Background: This scientific paper is based on data obtained from various sources of literature that
states that sexuality needs a high-risk pregnancy problems. High-risk pregnancy complications
could potentially happen to maternal and infant mortality, a frequent complication is postpartum
hemorrhage uri lagging, not confinement forward / obstructed labor and infections. Efforts
pencegahanya the safe motherhood program through family planning. However, based on the
assessment are pregnant with an IUD Ny.S case still attached causing problems with the risk of
disruption nursing mother and fetus with domaian fulfillment of sexuality.
Purpose and limitations: Being able to describe the family nursing care at Ny.S to meet the needs
of sexuality in the village of the District Sumono Gombong.Nursing care: In the discussion of nursing problems that arises is the risk of interference with the
mother and fetus domaian fulfillment of sexuality. Intervention and implementation including
reviewing the level of the client's knowledge about the risk of disruption in the mother and fetus,
conduct health education to families in the process of pregnancy which include: stress in pregnant
women, the impact of stress on pregnant women, the risk of stress in pregnant women, cope with
stress in pregnant women, risks in pregnant women withConclusion: the peer group is effective in improving knowledge of clients and families so that
they can cope with problems of sexuality nursing needs of pregnant women, the risk of pregnant
women with IUD still attached, and monitor physical and psychosocial risk during pregnancy Keyword: nursing care, health education, sexuality needsKATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil Alamin, Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan laporan akhir komprehensif dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.S dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas di Desa Sumondo Kecamatan Gombong ”. Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Pendidikan Diploma III keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Madkhan Anis M.Kep.Ns., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
2. Bapak Sawiji Amani S.Kep.M.Sc., selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu Ernawati, M.Kep selaku Dosen Pembimbing KTI.
4. Staf perawat di Ruang Melati RSUD Rr. Soedirman Kebumen yang telah rendah hati membantu penulis dalam memberikan bimbingannya dalam ujian komprehensif.
5. Pembimbing dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong beserta seluruh staff dan karyawan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.
6. Ayah, Ibu tersayang yang telah memberikan bantuan materi dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
7. Teman-teman seperjuangan dan sahabat yang telah banyak memberi motivasi dan bantuannya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan saran dan bantuannya sehingga laporan ini dapat di selesaikan dengan baik.
Penulis menyadari betul bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya dan khususnya kepada diri saya pribadi serta dapat menjadi masukan kepada semua pihak.
Gombong,.... Juli 2016 Irma Fitriana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ................................................................................ 4 C. Manfaat Penulisan .............................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas ........................... 6
1. Definisi ......................................................................................... 6
2. Dimensi Seksual .......................................................................... 6
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Seksual .......................... 7
4. Kehamilan dengan Resiko Tinggi ................................................. 9 B. Pendidikan Kesehatan ....................................................................... 10
1. Metode Pendidikan Individual (perorangan) ................................ 10
2. Metode Pendidikan Kelompok ..................................................... 10
3. Metode Pendidikan Massa ........................................................... 11
4. Peer Group ..................................................................................... 11
5. Media Pendidikan Kesehatan ....................................................... 11
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ......................................................................................... 14 B. Analisa Data ...................................................................................... 17 C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi .................................................... 18 BAB IV PEMBAHASAN A. Resiko Gangguan Hubungan Ibu-Janin .............................................. 20 B. Hambatan Pemeliharaan Rumah ........................................................ 23 C. Analisa Tindakan ............................................................................... 27 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 32 B. Saran .................................................................................................. 34 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 35 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan dengan resiko tinggi berpotensi terjadi komplikasi hingga kematian
ibu dan bayi. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan pasca persalinan, uri tertinggal, partus tak maju/partus lama serta infeksi (Dipta, 2010). World Health
Organisation (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang
hamil akan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Setiap tahun terdapat 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman (Dipta, 2010). Salah satu fenomena permasalahan pada kehamilan adalah kebutuhan seksualitas, khususnya pada kehamilan dengan resiko tinggi.
Kebutuhan seksualitas pada ibu hamil harus dilakukan dengan nyaman agar jangan sampai terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban. Ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi ke tubuh janin. Masalah lain yang harus diwaspadai adalah tali pusat akan terjepit diantara bayi dan rahim. Akibatnya dapat terjadi gawat janin. Bayi menjadi sesak dan kehabisan oskigen karena oksigen tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Ada proses mengisap, bayi bisa menelan air ketuban ke paru-paru. Itu yang ditakutkan, tegas Muharam. Selain itu, dalam situasi tertentu hubungan seks pada trimester kedua tidak diperbolehkan khususnya pada ibu hamil dengan plasenta previa, dimana plasenta menghalangi cervix, pelebaran cervix prematur, dan beresiko mengalami persalinan prematur (Muharam, 2016).
1
2 Data Angka kematian ibu (AKI) di dunia adalah 230 per 100 000 kelahiran hidup lebih tinggi dibandingkan 16 per 100 000 kelahiran hidup di negara-negara maju
(World Health Organistion, 2014). Angka kematian ibu di Indonesia dari 228 pada 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (BKKBN, 2014). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2013).
Kondisi angka kematian pada bayi, dan ibu melahirkan di Kabupaten Kebumen per akhir bulan September 2015 yaitu 10,12 per 100 kelahiran hidup, targetnya sebesar 5 per 100 kelahiran hidup. Ibu melahirkan yang harusnya 49 per 100, tapi saat ini telah mencapai 58 per 100, selain itu beliau juga menyampaikan bahwa ada 720 ibu berresiko tinggi menyumbangkan AKI. Hal itu diantaranya disebabkan karena penyakit penyerta seperti diabetes, kemudian pendarahan, dan bayi bermasalah (kelainan). Sedangkan pada AKB, Kabupaten Kebumen masuk dalam 6 besar AKB terbesar di Propinsi Jawa Tengah (Kristiani, 2015).
Data kematian ibu menurut Depkes RI (2012) sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama, abortus, dan komplikasi abortus. Penyebab langsung kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan pernapasan 36,9%, prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,8%, dan kelainan darah/ikterus 6,6% dan lain-lain. Penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis 20,5%, kelainan kongenital 18,1%, pnumonia 15,4%, prematuritas dan bayi baru lahir rendah (BBLR) 12,8%, RDS 12,8%.
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yaitu melalui program
safe motherhood. Pelaksanaan safe motherhood terdapat 3 pesan kunci yaitu setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat penanganan adekuat, dan setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Prawirohardjo, 2008). Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
3 adalah pilar pertama program Safe Motherhood yang bertujuan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan SDKI 2007, tingkat pemakaian alat kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 CPR Indonesia sebesar 57% dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 61,4% (Purwanti, 2010). Kontrasepsi bisa mencegah sebagian besar dari kematian itu (Mustikawati, 2016). Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara atau permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2006).
Berdasarkan data Dinkes Jawa Tengah, jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif adalah suntik (54,84%), pil (17,43%), implan (9,55%), IUD/AKDR (9,48%), MOP/MOW (7,28%), dan kondom (1,42%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Jawa Tengah menggunakan alat kontrasepsi suntik, yaitu sebesar 54,48%. Hanya ada 9,48% saja yang menggunakan IUD/AKDR (Dinkes Jateng, 2009). Program keluarga berencana mandiri dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Di Kabupaten Kebumen pada tahun 2014, dari jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 212.291 PUS, 79,52% diantaranya merupakan peserta KB. Berdasarkan metode kontrasepsi yang digunakan peserta KB, metode kontrasepsi suntik sebanyak 50,09%; susuk/implant sebanyak 22,35%; pil sebanyak 14,40%, dan selebihnya menggunakan metode MOP, MOW, dan Kondom/Tissue KB (Bappeda Kebumen, 2015).
IUD merupakan alat kontraseposi yang efektif dan tidak perlu diingat setiap hari, dengan jaminan penundaan kehamilan hingga 94% (Manuaba , 2010). Walau dapat dikatakan cukup jarang atau hanya sekitar 6%, kehamilan yang tak diharapkan, namun faktanya terdapat kasus ibu hamil sedang memakai IUD. Dengan demikian, berarti program KB atau usaha untuk menunda kehamilan menjadi gagal, hal ini menimbulkan kecemasan bagi ibu dan keluarga, serta meningkatkan resiko tinggi dalam kehamilan.
4 Tenaga kesehatan juga mampu memberikan edukasi melalui promosi kesehatan yang dilakukan secara aktif, yaitu melakukan kunjungan keperawatan keluarga. Promosi kesehatan sangat penting dilakukan untuk keluarga yang kurang memahami pentingnya berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Hal ini karena dengan promosi kesehatan, keluarga akan memperoleh pengetahuan cara mencegah ataupun menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi. Diharapkan keluarga akan sigap turut mendampingi ibu hamil dengan resiko tinggi dan aktif melakukn kunjungan ANC ke pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa pemberian promosi kesehatan akan memberikan pengetahuan bagi masyarakat dan pada akhirnya menjadi domain perilaku kesehatan. Teori tersebut didukung melalui penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati & Sintowati (2006) bahwa Pendidikan kesehatan tentang mengatasi keluhan hamil pada ibu-ibu hamil mampu meningkatkan pengetahuan ditunjukkan dengan nilai rata-rata pretes 11,16 dan nilai ratarata posttes 12,80 terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 1,64.
Hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal tanggal 30 Mei 2016 pukul 11.30 WIB di rumah Ny.S dan Tn H di Desa semondo Kecamatan Gombong yaitu Ny.S dalam kondisi hamil anak ke 4 dengan KB IUD masih terpasang dalam rahim, sehingga Ny.S merasa cemas. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini dalam suatu asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.S dengan Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong ”.
B. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Penulisan Mampu mendesripsikan asuhan keperawatan keluarga Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong.
5
2. Tujuan Khusus Penulisan a.
Memaparkan hasil pengkajian pada kasus Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong b.
Memaparkan hasil diagnosa pada kasus Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong c.
Memaparkan rencana keperawatan pada kasus Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong d.
Memaparkan implementasi keperawatan pada kasus Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong e.
Memaparkan evaluasi keperawatan pada kasus Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong f.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong g.
Memaparkan inovasi tindakan keperawatan pada kasus Ny.S dengan pemenuhan kebutuhan seksualitas di Desa Sumono Kecamatan Gombong
C. Manfaat Penulisan 1.
Bagi Institusi / Pendidikan Menambah khasanah kepustakaan bidang ilmu keperawatan dan bahan masukan bagi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan.
2. Bagi Puskesmas Laporan kasus ini dapat menjadi masukan dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan di wilayah kerja puskesmas dengan masalah pemenuhan kebutuhan seksualitas.
3. Bagi Klien Memperoleh pengetahuan tentang kebutuhan seksualitas dan cara pemenuhannya, sehingga dapat mengatasi masalah kebutuhan seksualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimut. (2006). Pemenuhan Seksual. Makalah Kesehatan diakses di ttp://daengr.co.id pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 20.15 WIB Ambarwati & Sintowati. (2006). Pendidikan Kesehatan Mengatasi Keluhan Hamil Pada Ibu-Ibu Hamil Di Asrama Group Ii Kopassus Kartasura.
Jurnal Penelitian Kesehatan Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Aurora. (2013). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga Dan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Kusta Di Bojonegoro. Naskah
Publikasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bappeda Kebumen. (2015). Kebumen Dalam Angka 2014. Kebumen: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kebumen bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. 2012. Depkes RI. (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. 2008. Dinkes Jateng. (2009). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang; Jawa
Tengah Dinkes Jateng. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang; Jawa
Tengah Dipta. (2010). Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Partus Tak Maju Rawat Inap Di
RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009. Jurnal Penelitian
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan
Fahdi, dkk. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Merokok Pada Remaja Di Desa Jati Kabupaten Garut. Jurnal Penelitian Universitas Padjadjaran Bandung
Fesharah, 2006 dikutip oleh Negrao. (2015). Upaya Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto Dalam Memenuhi Kebutuhan Seksual Narapidana Yang Terikat Perkawinan. Jurnal Penelitian Universitas Atma
Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum
Herdman. (2012). Diagnosis Keperawatan, Jakarta: EGC
Ismayati. (2013). Pengaruh Penyuluhan tentang Mortalitas Perinatal dengan metode peer group terhadap Pengetahuan Ibu tentang Mortalitas Perinatal di Kelurahan Kecandran, Salatiga Tahun 2013. Abstrak
Skripsi DIV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.
Kasim. (2016). Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan. Artikel Kesehatan diakses di pada tanggal 15 Juni 2016 pukul
15.30 WIB Komal, et al. (2014). Effect of Peer Counseling by Mother Support Groups on
Infant and Young Child Feeding Practices: The Lalitpur Experience. research article availbe at
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.01 09181 pada tanggal 17 Juni 2016 pukul 19.30 WIB Kristiani. (2015). Pembinaan Bidan Puskesmas Se Kabupaten Kebumen Tahun
2015 : "Angka Kematian Ibi Masih Tinggi". Artikel diakses di
pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 20.30 WIB Leena, et al. (2010). Breastfeeding Support For Mothers And Families During
Pregnancy And Birth And After . Journal Metropolia University of
Applied Sciences Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Kb Untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2 . Jakarta:EGC
- . (2008). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Mubarak dkk. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto. Muharam. (2016). Manfaat dan Bahaya Seks Ketika Hamil. Artikel kesehatan diakses pada tanggal 7 Agustus 2016 pukul 11.13 WIB
Mustikawati. (2016). Keluarga Berencana. Artikel pdf Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Prabowo & Puspitosari. (2010). Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Metode Peer Group terhadap Pengetahuan Remaja terhadap NAPZA .
Jurnal Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY, Bagian Kejiwaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY Prawirohardjo. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Profi Kesehatan 2008 Perry & Potter. (2006). Buku Ajar Fundamental : konsep, proses, dan praktik.
Jakarta : EGC Purwanti. (2015). Pendidikan Seksual Dan Perilaku Pemenuhan Kebutuhan
Seksual Pasangan Masa Kehamilan . Jurnal Kesehatan Masyarakat
ISSN 1858-1196. Universitas Negeri Semarang Rikadewi. (2010). Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang .
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang
World Health Organistion . (2014). Maternal Mortality Database in World.
pada tanggal20 Juni 2016 pukul 17.30 WIB W. S Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
STRESSOR PADA IBU HAMIL DENGAN IUD DAN KECEMBURUAN
BALITA YANG AKAN MEMOUNYAI ADIK BARU
Disusun Untuk Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun oleh : Irma fitriana
A01301772
PRODI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Stres ibu hamil akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Karena itu bagi setiap ibu yang sedang mengandung penting sekali menjaga kesehatan kehamilannyaa baik itu kesehatan secara fisik maupun kesehatan mental psikologisnya. Karena memang dampak ibu hamil stress terhadap janinnya tidak bisa dianggap sedikit.
Risiko terjadinya keguguran adalah sekitar 55% pada wanita yang hamil dengan IUD masih terpasang.Jika benang IUD terlihat, IUD dapat dilepaskan untuk mengurangi risiko terjadinya keguguran (hingga sekitar 20%).Kehamilan dengan IUD yang masih terpasang tidak meningkatkan risiko terjadinya cacat bawaan, kematian janin, atau infeksi panggul saat kehamilan. Sekitar 5% wanita yang hamil dengan IUD masih terpasang dapat mengalami kehamilan ektopik. Bilapun sudah terjadi kehamilan saat
IUD masih terpasang maka spiral/IUD dapat dicabut terutama bila usia kehamilan 3 bulan pertama atau diperkirakan kehamilan belum terlalu besar.
Kecemburuan selama masa kehamilan si adik bayi, sebaiknya bunda mulai mengedukasi si kecil tentang kehadiran adik bayi. Selama sembilan bulan masa kehamilan, ayah bunda memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan kepada si kecil sesuai dengan pemahamanya. Jelaskan dengan cara yang realistis bahwa adik bayi yang baru lahir masih terlalu kecil untuk diajak bermain, dan akan sering menangis.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Keperawatan Keluarga Topik : stressor pada ibu hamil dengan IUD dan kecemburuan pada adik barunya Subtopik : stressor pada ibu hamil dengan IUD dan kecemburuan pada balita yang akan punya adik baru Sasaran : Orang Tua, dan Balita Jam : Pukul 13.00 WIB
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Mei 2016 Tempat : Rumah Tn. H Penyuluh : Mahasiwa Stikes Muhammadiyah Gombong
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan Orang tua dapat mengetahui dan memahami tentang stressor pada ibu hamil dengan IUD dan kecemburuan pada balita yang akan mempunyai adik baru.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberi penyuluhan selama 25 menit, diharapkan orang tua dapat: 1.
Menjelaskan pengertian stressor pada ibu hamil dengan IUD 2. Menjelaskan resiko pada ibu hamil yang masih terpasang IUD 3. Menjelaskan tentang kecemburuan pada balita yang akan punya adik baru
4. Menjelaskan akibat kecemburuan si kecil
V. MATERI 1.
Pengertian stressor pada inu hamil dengan IUD 2. Dampak stress pada ibu hamil dan resiko pada ibu hamil yang masih terpasang IUD
3. Dampak yang timbul akibat kecemburuan si kecil 4.
Cara-cara meredakan perasaan cemburu berlebihan pada balita
VI. METODE
Ceramah dan diskusi VII.
MEDIA 1.
Leaflet 2. Lembar balik VIII.
KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit 1) Kegiatan pra pembelajaran 1.
Mempersiapkan materi, media dan tempat
2. Kontrak waktu 2. 5 menit Kegiatan membuka pembelajaran
1. Memberi salam 2.
Perkenalan 3. menjelaskan topik penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan 5.
Menjelasakan waktu pelaksanaan Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan
3. 15 menit Menyampaikan materi 1.
Menjelaskan pengertian stressor pada ibu hamil dengan IUD dan kecemburuan pada adik barunya 2. Menyebutkan dampak dan resiko pada ibu hamil yang masih terpasang
IUD 3. Menjelaskan dampak dan cara mengatasi kecemburuan si kecil 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya
5. Menjawab pertanyaan peserta Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi Bertanya Memperhatikan jawaban
4. 2 menit Penutup : 1.
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Memperhatikan Menjawab salam
2. Mengakhiri dengan salam
IX. DAFTAR PUSTAKA
Kurnia,ingridwati.dkk.2008.perkembangan belajar peserta didik.Sunarto dan Agung,Hartono.2002. Kusmiayati,yuni.2010.Praktikum Asuhan Kehamilan Yogyakarta:Fitramaya Mufdalifah.2009.Mochtar,Rustam.2001.SinopsisObstetri,Jakarta:EGC.
X. EVALUASI
Prosedur : Post test Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Peserta penyuluhan mampu menjawab semua pertanyaan seperti, mampu : 1.
Jelaskan Pengertian stressor pada ibu hamil dengan IUD dan kecemburuan pada adik barunya.!
2. Sebutkan 2 dari 3 dampak dan resiko pada ibu hamil yang masih terpasang IUD!
3. Jelaskan dampak yang timbul akibat kecemburuan si kecil! 4.
Jelaskan 2 dari setiap meredakan perasaan cemburu berlebihan pada balita !
XI. SETTING TEMPAT
Keterangan : : Pembimbing : Klien : Penyaji XII.
Pengorganisasian
1. Penyaji : Irma fitriana
2. Moderator :
3. Fasilitator :
4. Notulen :
5. Observer :
6. Pembimbing Lahan Praktek : Bu eni
7. Pembimbing Akademik : Ernawati M.Kep XIII.
LEMBAR PENGESAHAN
Gombong, 2015 Sasaran Pratikan
( ) ( Mahasiswa )
Mengetahui Pembimbing Akademik
( Ernawati M.Kep )
XIV. MATERI
STRESSOR PADA IBU HAMIL DENGAN IUD A. PENGERTIAN STRESSOR PADA IBU HAMIL DENGAN IUD Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang akan bisa mempengaruhi keadaan daripada emosi, proses berpikir dan kondisi diri seseorang yang sedang mengalaminya dan stres yang muncul pada ibu hamil dan dampaknya dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan janin.
B. DAMPAK STRESS PADA IBU HAMIL 1.
Stres saat hamil akan meningkatkan risiko bayi mengalami alergi saat telah lahir.
2. Saat stres, janin akan menyerap hormon dari ibu yang sedang hamil yang diproduksi tubuh oleh ibu yang sedang mengandung.
3. Dan bayi dengan tingkat hormon tinggi akan lebih cenderung memiliki risiko lebih besar mengidap alergi dibanding bayi dengan tingkat hormon yang rendah.
C.
DAMPAK RESIKO STRESS KRONIS PADA IBU HAMIL
Begitu banyaknya kekhawatiran yang dialami oleh wanita hamil, maka tidak sedikit wanita hamil mengalami stres yang tinggi selama kehamilan berlangsung.
1. Bayi lahir prematur yang menyebabkan berat badan si bayi rendah.
2. Bayi beresiko mengalami autis.
3. Keguguran.
4. Terlahir cacat dan mengalami kelainan tulang belakang.
5. Terganggunya kesehatan ibu.
Dengan mengenali dan mengatur tingkat stres yang dialami, itu dapat membuat wanita hamil lebih terlihat sehat, dan bayi di dalam rahim pun sehat
KECEMBURUAN BALITA YANG AKAN MEMILIKI ADIK
BARU
D. PENGERTIAN KECEMBURUAN BALITA YANG AKAN MEMPUNYAI ADIK BARUCemburu adalah satu bentuk emosi manusia, termasuk si kecil. Anak balita belum memahami apa itu cemburu tapi sudah bisa merasakannya. Biasanya si kecil yang masih balita dan akan mempunyai adik bayi, sering merasakan kecemburuan terhadap adik bayinya. Sebenarnya perasaan cemburu yang dialami si kecil lebih kearah ketakutan untuk tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Pada saat yang bersamaan dia belum memahami konsep hubungan keluarga. Yang dia tau sekarang si adik bayi yang menjadi pusat perhatian ayah bunda dan bukan dia. Si buah hati merasa benci dan terancam dengan adanya perubahan terhadap hubungan khusus dengan ayah bunda.
E. DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT KECEMBURUAN SI KECIL Cemburu adalah satu bentuk emosi manusia, termasuk si kecil.
Anak balita belum memahami apa itu cemburu tapi sudah bisa merasakannya. Biasanya si kecil yang masih balita dan akan mempunyai adik bayi, sering merasakan kecemburuan terhadap adik bayinya
1. Jika si kecil merasa cemburu, bisa jadi nampak ada perubahan pada kestabilan emosinya. Dia cenderung lebih cengeng, gampang emosi, atau bahkan bisa memukul teman, ayah bunda atau adik bayi.
2. Perubahan tingkah laku juga dapat nampak sebagai kemunduran ke tahap sebelumnya. Jika sebelumnya si kecil sudah tidak ngompol saat tidur siang, mungkin dia mulai ngompol atau bahkan buang air besar dicelana lagi.
3. Melawan. Perubahan karakter yang cukup ekstrim dapat pula terjadi.
Mungkin sebelumnya si kecil termasuk anak yang penurut, atau pendiam, tapi kemudian berubah secara drastis menjadi anak yang suka melawan.
4. Mudah menangis. Ekspresi menangis adalah hal yang paling umum dilakukan ketika dia berhadapan dengan suatu masalah dan dia tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Jadi bagi si kecil menangis adalah bagian dari penyelesaian masalahnya.
F. MEREDAKAN PERASAAN CEMBURU BERLEBIH PADA ANAK BALITA
Selama masa kehamilan si adik bayi, sebaiknya bunda mulai mengedukasi si kecil tentang kehadiran adik bayi. Selama sembilan bulan masa kehamilan, ayah bunda memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan kepada si kecil sesuai dengan pemahamanya. Jelaskan dengan cara yang realistis bahwa adik bayi yang baru lahir masih terlalu kecil untuk diajak bermain, dan akan sering menangis.
G. CARA MEREDAKAN MEREDAKAN PERASAAN CEMBURU BERLEBIHAN PADA BALITA 1.
Dengan semakin bertambahnya usia, dan bimbingan dari ayah bunda, si kecil akan mulai faham sedikit-demi sedikit tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jika luapan emosi karena cemburu ini terjadi hanya sesekali saja, ayah bunda tidak perlu terlalu khawatir. Cukup awasi dan berikan pemahaman bahwa ayah bunda tetap mencintai si kecil.
2. Selama masa kehamilan si adik bayi, sebaiknya bunda mulai mengedukasi si kecil tentang kehadiran adik bayi. Selama sembilan bulan masa kehamilan, ayah bunda memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan kepada si kecil sesuai dengan pemahamanya. Jelaskan dengan cara yang realistis bahwa adik bayi yang baru lahir masih terlalu kecil untuk diajak bermain, dan akan sering menangis.
3. Libatkan sesuai kemampuanya dalam mengurus adik bayi. Misalnya saat si bayi sedang ganti popok, libatkan dia untuk mengambil popok atau baju bersih dari lemari, atau mintalah si kakak bernyanyi untuk menenangkan tangisan adik bayi.
4. Hindari sebisa mungkin perubahan dalam menjalani rutinitas si buah hati.
Jangan terlalu nampak bahwa ayah bunda terlalu memperhatikan adik bayi dan mengabaikan dirinya. Jika si kecil menjadi agak rewel, turuti sebisa mungkin apa permintaannya. Di saat adik bayi tertidur, manfaatkan untuk memberikan perhatian lebih bagi si kakak.
5. Jangan hadapi kecemburuan si buah hati dengan emosi. Merespon kecemburuan mereka dengan kemarahan apalagi dengan kekerasan fisik dapat memperburuk keadaan. Coba fahamsudut pandang si kecil dan berusaha untuk lebih bersabar. Berkata tegas sekali-sekali diperlukan tapi bukan berarti harus marah
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT
Disususn Untuk Mata Kuliah Keprawatan Keluarga
Disusun Oleh :
Irma fitriana
A01301772
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Diagnosa Keperawatan : Pokok Bahasan : Rumah Sehat Sub Pokok Bahasan : Mengenal Masalah Rumah Sehat Sasaran : Keluarga Tn.H Waktu : jam 10.00
- – 10.30 WIB (1 x 30 menit) Pertemuan ke- : 3 Hari/Tanggal : Tempat : Rumah Tn.H Pelaksana : Irma fitriana A.
Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Tn.H dapat mengenal masalah Rumah Sehat
B.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Tn.H mampu :
1. Menyebutkan kembali tentang pengertian Rumah sehat 2.
Menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan rumah yang baik & sehat 3. Menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat 4. Menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat 5. Menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat C.
Pokok Materi 1.
Pengertian rumah sehat 2. Lingkungan rumah yang baik & sehat 3. Upaya agar rumah menjadi sehat 4. Manfaat rumah sehat 5. Dampak rumah tidak sehat D. Kegiatan
1. Metode : diskusi dan tanya jawab 2.
Media : leaflet dan lembar balik 3. Strategi pelaksanaan :
Waktu Tahap Respon 5 menit Orientasi : a.
a. Mengucapkan salam Menjawab salam b.
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan c.
c. Mengingatkan kontrak Pasien ingat dengan kontrak d.
d. Menjelaskan maksud dan tujuan Pasien mengerti maksud dan e. tujuan
Menanyakan kesediaan f.
e. Apersepsi Pasien bersedia 20 menit Kerja : a.
a. Memulai penkes dengan membaca Memperhatikan tasmiyah b.
Mendengarkan b. Menjelaskan pengertian rumah sehat c.
Menjelaskan lingkungan rumah yang baik & sehat d.
Menjelaskan upaya agar rumah menjadi sehat e.
Menjelaskan manfaat rumah sehat f. Menjelaskan dampak rumah tidak sehat g.
Memberi kesempatan bertanya h. Menjawab pertanyaan 5 menit Terminasi : a.
a. Melakukan evaluasi Mendengarkan b.
b. Memberikan kesimpulan Menjawab salam c.
Menutup penkes dengan membaca tahmid d.
Memberi salam penutup E. Evaluasi 1.
Evaluasi Persiapan a.
Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum penkes b.
Media sudah siap 2 hari sebelum penkes c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 2 hari sebelum penkes d.
SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses a.
Pasien siap diberi penkes b.
Pasien memperhatikan saat diberi penkes c. Media dapat digunakan secara aktif 3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mampu menyebutkan kembali tentang pengertian rumah sehat
b. Pasien mampu menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan yang baik & sehat
c.Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat
d. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
e. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat F.
METODE Ceramah dan diskusi G. MEDIA 1.
Leaflet 2. Lembar balik
RUMAH SEHAT A.
Pengertian Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.
Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani seperti membaca,menulis dan istirahat Kebutuhan rohani misalnya,perlindungan terhadap penyakit,cuaca,angin dsb B. Lingkungan rumah yang baik dan sehat 1.
Sampah-sampah ditempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara dibuang di tempat sampah(jauh dari lingkungan tempat tinggal)atau dengan menimbun atau dikelola dengan dibuat pupuk 2. Genangan air,air tidak boleh tergenang lebih dari seminggu karena dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk,masalah ini dapat diatasi dengan pembuatan parit2 atau selokan agar air dapat mengalir 3. Sumber air (sumur) perlu diperhatikan saat membuat sumur ,jarak minimal dari sumber air kotor(septic tank,sumur resapan,saluran air kotor yang tidak kedap air)adalah 7 meter agar sumur tidak tercemar 4. Tanaman disekitar rumah,pepohonan yang rindang akan mengakibatkan lingkungan yang gelap dan lembab,diusahakan agar sinar matahari pagi dapat menyinari rumah tanpa terhalang oleh pepohonan 5. Kandang hewan (biasanya untuk rumah dipedsaan)letaknya diusahakan agar letaknya tidak dekat dengan rumah terutama pembuangan kotoran,dapat dibuatkan tempat- tempat tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang C. Upaya agar rumah menjadi sehat 1.
Mebuka jendela kamar setiap pagi dan siang 2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari 3. Kamar mandi dijaga kebersihannya 4. Mendapat penerangan yang cukup 5. Menata rapi barang dirumah D.
Manfaat rumah sehat 1.
Memberikan rasa nyaman bagi penghuninya 2. Melindungi dari cuaca baik atau buruk 3. Menghindari dari penhyebaran penyakit menular 4. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya 5. Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar E.
Dampak rumah tidak sehat 1.
Menimbulkan ruangan berbau 2. Timbul pemyakit 3. Kesehatan Individu menurun 4. Tidak tercipta harmonis kondisi rumah 5. Terjadi pencemaran lingkungan
PENGKAJIAN PADA KELUARGA Tn.H DI DESA SEMONDO
RT 02 RW 04 KECAMATAN GOMBONG
Disusun guna memenuhi penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada tase keperawatan keluarga Disusun Oleh:
Irma Fitriana A01301772
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
1 PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA
PENGKAJIAN PADA KELUARGA Tn.H DI DESA SEMONDO
RT 02 RW 04 KECAMATAN GOMBONG
Pertemuan ke : 1 (satu) Tanggal: 30 Mei 2016 1.
Latar Belakang
Berdasarkan informasi yang didapat dari puskesmas II semondo bahwa keluarga Tn. H terdapat masalah kesehatan. Oleh karena itu, saya memilih keluarga Tn.H untuk dilakukan tindakan keperawatan. Adapun untuk kunjungan pertama pada keluarga Tn.H yaitu membina hubungan saling percaya kepada keluarga Tn.H dan selanjutnya menjelaskan serta meminta ijin untuk dilakukan pengkajian ataupun tindakan keperawatan lainnya. Setelah dilakukan runtutan tersebut diatas, mulai dilakukan pengkajian mengenai data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, karateristik lingkungan rumah, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga serta harapan keluarga, selain itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga Tn.H. Hal tersebut perlu dikaji untuk kelengkapan dalam menentukan masalah keperawatan yang mungkin terjadi pada keluarga Tn. H.
2. Tujuan a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x60 menit diharapkan didapatkan data-data kesehatan keluarga.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kunjungan selama 1x60 menit didaptkan : Data umum keluaraga Tn.H
- Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Karakteristik lingkungan rumah
- Strukrtur keluarga
2