ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN THERMOREGULASI PADA NY.S DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
THERMOREGULASI PADA NY.S DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr. SOEDIRMAN
KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Disusun Oleh:
Nina Wanda Kartika
A01301791
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016
1
2 Nina Wanda Kartika , Ike Mardiati Agustin M.Kep.S.Kep.J
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
THERMOREGULASI PADA Ny.S DI RUANG DAHLIA RSUD
Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang : Penyakit thypoid merupakan salah satu penyakit yang mudah
menyerang tubuh manusia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Salah satu gejala yang paling sering muncul yaitu demam. Dengan kondisi tesebut perlu dilakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi untuk mengatasi demam.
Tujuan Asuhan Keperawatan: Untuk memeberikan gambaran tentang asuhan
keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan termoregulasi pada klien dengan Thypoid.
Asuhan Keperawatan: Asuhan keperawatan pada Ny.S di ruang Dahlian RSUD
Kebumen yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 09-11 Juni 2016 klien mengatakan badannya demam sudah 5 hari tidak turun demamnya. Sehingga muncul masalah keperawatan Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah memberikan kompres hangat pada daerah dahi dan lipat ketiak. Evaluasi dari tindakan tersebut yakni klien dapat melakukan kompres hangat dengan benar dan masalah demam klien teratasi.
Analisa Tindakan: Untuk mempermudah klien menggunakan kompres hangat
untuk menurunkan demam, inovasi tindakan yang direkomendasikan adalah kompres menggunakan bawang merah.
Kata Kunci: Thyphoid, Demam, Kompres Hangat 1.
Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
2. Dosen D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Nursing Studies Program D III Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Nursing Care Report, August 2016
1
2 Nina Wanda Kartika , Ike Mardiati Agustin , M.Kep.S.Kep.J
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING THERMOREGULATION NEED TO
Mrs.S IN DAHLIA WARD, Dr.SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background : Typhoid disease is a disease that is easily invade the human body
caused by several factors such as contaminated food and inadequate environmental hygiene. The most frequent symptom of the disease is fever. Thermoregulation is needed to fulfill this human basic need to cope the fever.
Objective : To describe nursing care of fulfilling thermoregulation need to Mrs.S
in dahlia ward, Dr.Soedirman hospital of Kebumen.Nursing : Nursing care conducted for 3 days from 9 to 11 June 2016 showed that
the client has five days fever and keep having the fever. The main nursing diagnosis was Hyperthermia associated with the disease process. The implementation of interventions that have been done was giving a warm compress on the forehead and armpits fold. Evaluation showed that the client could do a warm compress correctly and the problem has been resolved.
Treatment Analysis : Warm compress may reduce the fever. Recommended
innovative compress is using onion. Keywords: Thyphoid, fever, warm compress 1.University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
2. Lecturer Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi Pada Ny.S Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka tahap akhir jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Terwujudnya Laporan Hasil Uji Komprehensif ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong.
2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu Ike Mardiati Agustin.M,Kep.Sp.Kep.J, selaku Dosen pembimbing KTI.
4. Ibu kepala dan seluruh staf serta tim kesehatan Ruang Dahlia RSUD Kebumen yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus.
5. Pembimbing dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong beserta seluruh staf dan karyawan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini.
6. Ny.S dan keluarga terima kasih banyak atas kerja samanya.
7. Kedua orang tua Bapak Nandang dan Ibu Sulistiyani yang selalu memberikan dukungan semangat, kasih sayang, canda dan tawa dan banyak hal yang tidak mungkin bisa di sebutkan satu persatu.
8. Leny Oktaviani P.R, Nesi Nur Istiqomah, Nurul Istiqomah, Nofidon Laela,
Imas Susanti, Ike Puji A, Linda Ristianingsih, Jehan Pristya, Herlina Yulianti, Nur Za’adah, Nur Khoiriyah, Mita Windiani, dan Ayu Prianti yang selalu memeberikan dukungan, semangat, serta canda dan tawa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong yang saya sayangi, yang telah berjuang bersama-sama, memberikan dukungan, semangat dan membantu dalam penusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Gombong, Agustus 2015 Nina Wanda Kartika
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Tujuan .................................................................................................. 5 C. Manfaat ................................................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemenuhan Termoregulasi...................................................... 7 1. DefinisiTermoregulasi.................................................................... 7 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Termoregulasi ........................ 8 3. Managemen Termoregulasi ............................................................ 9 B. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 12 C. Tindakan Inovasi Keperawatan ............................................................ 12 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ............................................................................................ 17 B. Analisa Data ......................................................................................... 19 C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi ...................................................... 20 BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ........................................................................... 26 B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan............................................... 35 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 36 B. Saran ..................................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan salah satu utama dalam bidang kesehatan yang
saat ini sering terjadi. Salah satu penyakit yang sering terjadi di Indobesia adalah penyakit thypoid. Penyakit ini dapat menyerang siapapun baik anak kecil, orang dewasa, sampai orang tua. Penyakit thypoid merupakan salah satu penyakit yang mudah menyerang tubuh manusia karena penularannya yang sangat mudah yaitu bisa melalui makanan yang terkontaminasi, pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, dan kebersihan air yang kurang memadai (Henry,2008).
Penyakit thypoid di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit thypoid. Angka kesakitan thypoid adalah sebesar 500 per 100.000 penduduk, dan angka kematiannya yaitu 0,65% (Raflizar,2010).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2007 departemen kesehatan Republik Indonesia, memperlihatkan bahwa 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit tahun 2006 bahwa demam thypoid menurut kode daftar tabulasi dasar (DTD) dan kode International Classification of Diseases (ICD) AI adalah 72.804 dengan presentase 3,26%. Menduduki peringkat ke 3 setelah penyakit diare gastroenteristis oleh penyebab infeksi tertentu dan demam berdarah dengue.
Berdasarkan laporan hasil riset kesehatan dasar provinsi Sumatra Selatan tahun 2007, prevalensi demam thypoid klinis 1,3% kasus thypoid ini umumnya terdeteksi berdasarkan gejala klinis.
1
2
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 16-33 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan kejadian 500-600 ribu per kasus kematian tiap tahun. Hingga saat ini penyakit demam thypoid masih merupakan masalah kesehatan di Negara-negara tropis termasuk Indonesia dengan angka kematian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun sedangkan kematian 3,1 sampai 10,4 %. (R, Aden,2010).
Kejadian thypoid angka bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan, di daerah semarang (jawa tengah) 157 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan diderah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan insiden di daerah perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya sebagai salah satu syarat kesehatan lingkungan (Widiastuti, Samekto 2006).
Thypoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya terjadi secara ringan, dan biasanya menunjukan gejala yang sama dengan penyakit enteritis akut. Penyebab penyakit demam thypoid adalah kuman Salmanella typhi atau Salmonella Paratyphi. Salmonella thypi merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan demam thypoid. Penularan bakteri ini terjadi secara fecal oral melalui makanan yang terkontaminasi dan mengalami masa inkubasi dalam tubuh penderita selama 7-14 hari (Abro,dkk,2009).
Demam typoid memiliki gejala klinis yang tidak khas dan bervariasi dari ringan sampai yang berat. Keluhan dan gejala pasien pada minggu pertama menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual muntah, diare dan konstipasi. Suhu tubuh meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Pada pasien demam thypoid dapat ditemukan bibir kering dan pecah-pecah, permukaan lidah kotor, berwarna putih dan kekuningan dengan pinggir yang hiperemis
3
disertai gangguan pada saluran pencernaan berupa diare dan konstipasi (Herawati, MH,Lannywati Ghanie,2007).
Salah satu tanda dan gelaja dari demam thypoid adalah meningkatnya suhu tubuh pasien. Suhu tubuh adalah sebagai salah satu tanda vital yang menggambarkan status kesehatan seseorang. Dibandingkan dengan primata lainnya, manusia mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentolerer suhu tinggi karena banyaknya kelenjar keringat. Didalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan yang aktif dalam otot,lenjar keringat, lemak, tulang, jaringan ikat, serta saraf. Energi panas yang dihasilkan keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak merata (Nelwan,2012).
Gejala yang mudah diketahui dari penyakit thypoid adalah demam yang tinggi. Demam adalah proses salami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5
C), biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun keganasan, ataupun obat-obatan. Peningkatan suhu mengakibatkan demam dan merupakan salah satu manifestasi klinis paling umum pada penyakit (Surinah,2009).
Demam pada penyakit thypoid dapat diatasi oleh beberapa cara yaitu dengan kompres hangat, pemberian obat antipiretik (paracetamol), menyeka dengan air hangat (tepid sponging) . Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh adalah dengan melebarkan pembuluh darah perifer dengan cara menyeka dengan air hangat (tepid sponging) atau kompres hangat.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan demam adalah dengan kompres hangat. Kompres hangat adalah melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah dibasahi air hangat dengan temperature maksimal 43 C. Lokasi kulit tempat mengompres biasanya dibawah leher dan tangan. Penelitian menunjukan bahwa pemberian terapi demam kombinasi antara antipiretik dan
4
kompres hangat lebih baik dibandingkan hanya menggunakan antipiretik saja, selain itu mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala demam yang dirasakan (Kelly, Greg.2006).
Berdasarkan hasil Asuhan Keperawatan pada Ny. S yang dirawat selama 3 hari dengan Demam Thypoid muncul masalah Hipertermi. Sehingga penulis tertarik untuk menulis Karya Tu lis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
5
B. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan gambaran hasil Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di Ruang Dahlia RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk : a.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan Thermoregulasi pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen c.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan prioritas masalah yang muncul pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen d.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan perencanaan keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen e. Mahasiswa mampu mendeskripsikan tindakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen f.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi pada Ny.S di ruang Dahlia RSUD Kebumen g. Mahasiswa mampu mendeskripsikan analisa tindakan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan thermoregulasi pada Ny.s di ruang
Dahlia RSUD Kebumen
6
C. Manfaat Penulisan 1.
Manfaat Keilmuan a.
Manfaat bagi Institusi Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan menjadi referensi bagi institusi keperawatan dalam mengembangkan asuhan keperawatan agar para mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan tentang penyakit Thypoid.
2. Manfaat Aplikatif a.
Manfaat bagi Rumah Sakit Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan Thermoregulasi.
b.
Manfaat bagi Pasien dan Keluarga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi bagi klien dan keluarga mengenai tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam pada klien.
DAFTAR PUSTAKA Corpenito, Lynda Juall.2009.Diagnosis Keperawatan : aplikasi pada praktik
.Jakarta:EGC
klinis th
Fraser, M Diane., and Margaret,A.C.2009. Myles textbook for midwives (14 ed) , Rahayu, Sri .(2009),Jakarta: EGC Herdman, T. Hearter., and Kamitsuru, S.2012 .NANDA International Inc.
th Nursing Diagnoses : Definition & Clasification 2012-2014 (10 ed) ,
Anna, B Keliat.(2015)(alih bahasa),Jakarta:EGC Kelly, Greg.2006.Body Temperature Variability (Part 1): A review of the History
of Body Temperature and it ’s Variability Due to Site Selection Biological Rhythms, Fitnes, and Aging .Alternative Medicine
Review.Volume 11,Number 4 Page 278-293 Kozier, Berman, Snyder., and Erb.2008.Fundamentals of Nursing Conceot Proses
th and Practice (8 ed) ,New Jersey:Pearson Education
Mohammad, Fatmawati.2012.Efektifitas kompres hangat dalam
menurunkan demam pada pasien thypoid abdominalis di ruang G1 lantai 2 RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo
Maling, B.Haryani S, dan Arif S.2012.Pengaruh Kompres Tepid Sponge Maryunani, Anik.2010.Prinsip perawatan demam pada anak.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar Notoatmojo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta:Jakarta Nurlaili, Susanti.2012. Efektifitas Kompres Dingin dan Hangat pada
Penatalaksaan Demam .Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki
Malang Purwanti, Sri dan Winarsih, N.A.2008.Pengaruh kompres hangat terhadap
perubahan suhu pada pasien anak hipertermia di ruang rawat inap RSUD dr.Moewardi
.Surakarta R, Aden.2010.Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak.Yogyakarta:
Siklus Santoso, Hery.2008.Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Siklus
Demam Thypoid .Fakultas Kedokteran UNDIP
Setiawati, Tia.2009.Pengaruh Tepid Sponge.Jakarta:Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia
Sodikin, M.Kes.2012.Prinsip demam pada anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Wong, Donna L.2008.Buku ajar keperawatan pediatric.Edisi 6.Jakarta:EGC
LAPORAN PENDAHULUAN THYPOID
Disusun Oleh
Nina Wanda Kartika (A01301791)PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2015
I. Definisi
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (FKUI, 2006)
Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah dan disebabkan oleh bakteri salmonela thyposa. (Markum, 2007).
II. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan
C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun
III. Patofisiologi
Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati dan limfe.
Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah lelah.
Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hiperemi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).
IV. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb:
Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama duhu berangsur-angsur
Demam meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu ke-2 penderita terus demam dan minggu ke- 3 penderita demamnya berangsur-angsur normal. Gangguan pada saluran pencernaan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan Gangguan kesadaran
Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen.
Disamping gejala-gejala tersebut ditemukan juga pada penungggungdan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.
V. Pathways
Makanan terkontaminasi salmonella
Mulut
HCL (lambung)
HidupTidak hidup usus terutama plag peyer kuman mengeluarkan endotoksin Bakteiema primer
Difogosit Tak difogosit mati bakteriema sekunder
Pembuluh darah kapiler Usus halus Hipotalamus Hepar
Procesia Tidak peradangan menekan hipotasplenom
pada kulit hiperemi termoreguler Malababsorbsi nutrienEndotoksin Hipertermi merusak hepar Hiperperistaltik usus cepat lelah SGOT/SGPT diare
Nyeri
intoleransi aktifitas bedrest reinterkasi usus konstipasi
Komplikasi Intestinal Ekstraintestinal
perdarahan usus Pneumonia
- -Revolusi Meningitis
VI. Diagnosa Keperawatan 1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi 2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus 3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare
4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
VII. Fokus Intervensi 1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi: a.
Dorong tirah baring Rasional: Menurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan energi b.
Anjurkan istirahat sebelum makan Rasional: Menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi makan c.
Berikan kebersihan oral Rasional : Mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan d. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan
Rasional: Lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan e.
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Rasional: Nutrisi yang adekuat akan membantu proses f. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi
Rasional: Program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara memberikan nutrisi penting.
2. Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal Intervensi: a.
Pantau suhu klien Rasional: Suhu 38 C sampai 41,1 C menunjukkan proses peningkatan infeksius akut b. pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi
Rasional: Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal c.
Berikan kompres mandi hangat Rasional : Dapat membantu mengurangi demam d. Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional: Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus 3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare
Tujuan: Mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal Intervensi: a.
Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat Rasional: Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit penyakit usus yang merupakan pedoman untuk penggantian cairan b.
Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler Rasional: Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi c. Kaji tanda vital
Rasional : Dengan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan d. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring
Rasional: Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus e.
Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral Rasional: Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk mempertahankan kehilangan
4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut Tujuan: Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas Intervensi: a.
Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung Rasional:
Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan b. Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik
Rasional: Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan c.
Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang menganggu periode istirahat d.
Berikan aktifitas hiburan yang tepat (nonton TV, radio) Rasional: Meningkatkan relaksasi dan hambatan energi 5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat
Tujuan: Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit Intervensi: a. berikan nformasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah
Rasional: Membantu individu untuk mengatur berat badan b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit
Rasional:
Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu c.
Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung Rasional : Faktor pencetus/pemberat individu, sehingga kebutuhan pasien untuk waspada terhadap makanan, cairan dan faktor pola hidup dapat mencetuskan gejala
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J (2005). Buku Saku Keperawatan. Edisi VI.EGC: Jakarta Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. EGC : Jakarta Staf Pengajar IKA (2007). Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Jakarta mansjoer. A (2006). Kapikta Selekta kedokteran. edisi IV. EGC: Jakarta Sarwana (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. FKUI: Jakarta.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PENYAKIT THYPOID
Disusun Oleh: Nina Wanda Kartika (A0130191) PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diagnosa Keperawatan :Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya paparan informasi
Pokok Bahasan : PenyakitThypoid Sub Pokok Bahasan : Mengetahui pengertian, manifesstasi klinis, makanan yang dihindari,penyebab,pencegahan, Sasaran : Ny. S dan keluarga Waktu : 20 Menit Hari/ Tanggal Pelaksanaan :
Jum’at, 10 Juni2016 Tempat : Ruang Dahlia A.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran kesehatan tentang Thypoid selama 20 menit diharapkan Ny. S dan keluarga mampu mengetahui pengertian, penyebab, makanan yang dihindari, tanda dan gejala, pencegahan.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1.
Mengetahui tentang apa itu PenyakitThypoid 2. Menyebutkan penyebab Thypoid dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet
3. Menyebutkan tanda dan gejala dengan benar tanpa melihat catatan/ leaflet
4. Menyebutkan makanan yang harus dihindari dengan benar 5.
Menyebutkan pencegahan yang harus dilakukan dengan benar C.
Pokok Materi 1.
Pengertian thypoid 2. Penyebab thypoid 3. Tanda dan gejala thypoid 4. Makanan yang harus dihindari 5. Pencegahan yang dapat dilakukan
D. Metode 1.
Ceramah 2. Tanya jawab E.
Media 1.
Materi SAP 2. Lembar Balik F.
Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode Media Evaluasi
1 Mempersiapkan materi, 5 menit media, tempat,kontrak waktu.
2 Pembukaan : 5 menit Ceramah Leaflet Menjawab Membuka pembelajaran, salam, men- memberi salam, dengarkan memperkenalkan diri, dan mem- menjelaskan pokok perhatikan bahasan, menjelaskan tujuan
3 Pelaksanaan 10 menit Ceramah Leaflet Menyimak : Menjelaskan materi dan men- penyuluhan secara dengarkan berurutan dan teratur
Materi : 1.
Pengertian thypoid 2. Penyebab thypoid 3. Tanda dan gejala thypoid
4. Makanan yang harus dihindari 5. yang
Pencegahan dapat dilakukan
4 Evaluasi : 7 menit Ceramah,tanya Leaflet Bertanya Memberi kesempatan jawab dan kepada klien untuk menjawab bertanya dan memberi pertanyaan kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
5 Penutup : 3 menit Ceramah Menjawab Menyimpulkan materi salam yang telah disampaikan
Menyampaikanterima kasih atas kesematanya dan mengucapkan salam.
G. Sumber Almatsier S. 2007. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
b.
Pasien dan keluarga mampu menyebutkan makanan yang harus dihindari yang sudah dijelaskan e.
Pasien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala sudah dijelaskan d.
c.
Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab yang sudah dijelaskan.
b.
Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penjelasan penyakit thypoid.
3. Evaluasi Hasil a.
Peserta dapat mengikuti sampai selesai.
c.
Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak.
Media dapat digunakan dengan baik.
Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. Sheps. 2006. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2004). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth. Jakarta: EGC.
2. Evaluasi Proses a.
Media sudah disiapkan yaitu foto copy materi.
c.
Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya.
b.
Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan.
Evaluasi Struktural a.
Prosedur : Post test Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir soal : 3 soal 1.
H. Evaluasi
Soeparman. 2008. Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Jakarta : FKUI. Wexler. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Prima Medika.
Pasien dan keluarga mampu menyebutkan pencegahan yang dapat dilakukan yang sudah dijelaskan.
I. Materi dan Media
Terlampir Lampiran Materi A.
Definisi
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 2006).
B. Penyebab Thypoid
Penyebab penyakit ini ialah infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri menular melalui makanan yang terinfeksi atau mengandung kuman bakteri. Saat seseorang mengonsumsi makanan tersebut dan daya tahan tubuhnya rendah, bakteri akan menyerang usus orang tersebut. Selanjutnya, bakteri masuk ke dalam peredaran darah dan terjadinya penyakit tifoid.
C. Pencegahan Thypoid 1.
Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya 2. Menjaga kebersihan lingkungan 3. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal selama 15 detik
4. Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan 5.
meminum air yang matang 6. Mendapatkan Vaksin Thypoid D.
Makanan yang Dihindari
Kacang merah
- Beras merah
- Santan -
Makanan yang pedas asam
E. Tanda dan Gejala Penyakit Thypoid 1.
Demam lebih dari 15 hari dan sakit kepala pada minggu I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari
2. Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah 3.
Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan
4. Diare atau bisa juga sulit buang air besar
THYPOID DISUSUN OLEH NINA WANDA KARTIKA
APA ITU THYPOID?
LALU APA SAJA TANDA & GEJALANYA? 1.
Demam 2.
MualMuntah
3. LidahKotor 4.
Diare . Lemah ,Lemas, Sakit Perut
5
Makanan yang dihindari
Penyebab
LALU APA PENCEGAHANNYA?
Tifus atau demam Tifoid adalah penyakit infeksi saluran pencernaan khususnya pada usus
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat
pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari
satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan
kesadaran.TANDA DAN GEJALA
Demam lebih dari 15 hari dan sakit kepala pada minggu
I, biasanya demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari Bibir kering, lidah kotor dan terkadang pecah-pecah Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan
Diare atau bisa juga sulit buang air besar
MAKANAN YANG DIHINDARI 1.
KACANG MERAH 2. BERAS MERAH 3. SANTAN 4. MAKANAN YANG PEDAS ASAM
Penyebab Penyebab penyakit ini ialah infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri menular melalui makanan yang terinfeksi atau mengandung kuman bakteri. Saat seseorang
mengonsumsi makanan tersebut dan daya tahan tubuhnya
rendah, bakteri akan menyerang usus orang tersebut. Selanjutnya, bakteri masuk ke dalam peredaran darah dan terjadinya penyakit tifoid.PENCEGAHAN Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamin kebersihannya Menjaga kebersihan lingkungan
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, minimal
selama 15 detik Mencuci sayuran dan buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan meminum air yang matang Mendapatkan Vaksin Thypoid APAKAH TIFUS ATAU DEMAM
TIFUS APA PENYEBABNYA ? Tifus atau demam Tifoid adalah penyakit infeksi saluran pencernaan khususnya pada usus
TIFOID ITU?
dari 15 hari dan sakit
kepala pada minggu I, biasanya
demam pada sore hari dan minggu II demam dari pagi hingga sore hari Gangguan Pencernaan Perforasi (kebocoran Usus)
perkembangan anak
Mengganggu Pertumbuhan dan
paru-paru bahkan bisa sampai ke otak
Penyebab Utama : Kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi Faktor yang memudahkan terkena sakit Tifus atau Tifoid:
Bermain di tempat-tempat yang
tercemar kuman Salmonella typhi (
pasir, tanah) Kebersihan diri yang kurang (perilaku mencuci tangan yang jarang)
Demam lebih
CARA PENCEGAHAN
Bibir kering, lidah kotor dan
Menghindari jajan di tempat yang
Tertular oleh penderita lain , baik
meminum air yang matang Mendapatkan Vaksin Thypoid
sampai bersih sebelum dimakan
Mencuci sayuran dan buah-buahan
sabun sebelum makan, minimal selama 15 detik
Menjaga kebersihan lingkungan Membiasakan mencuci tangan dengan
kurang terjamin kebersihannya
berasal dari tinja, urin, muntahan yang terinfeksi yang mencemari makanan, minuman, maupun sayuran
terkadang pecah-pecah
Daya tahan tubuh yang rendah atau
belum imunisasi lengkap
Kebiasaan Jajan di tempat yang
Gangguan Kesadaran Menyebar ke Organ lain seperti hati,
besar
kurang terjamin kebersihannya
kadang bisa disertai mual/muntah dapat membuat tidak nafsu makan
Nyeri pada Ulu hati/Lambung dan
Diare atau bisa juga sulit buang air
MAKANAN CARA
TIFUS PERAWATAN YANG HARUS DIHINDARI
1. Istirahat yang cukup
2. Beri makanan tinggi kalori, tinggi protein dan rendah serat dalam bentuk bubur kasar, tidak pedas, 1.
KACANG MERAH
tidak asam dan lunak
3. Berikan ASI dan minuman yang 2.
BERAS MERAH
cukup
4. Berikan obat antibiotik sesuai 3.
SANTAN indikasi dokter
5. Jika Demam/panas: 4.
MAKANAN YANG
- kedua lipat ketiak dan lipat
Berikan kompres hangat pada
PEDAS ASAM
paha atau seluruh tubuh Oleh :
Berikan pakaian tipis dan
- Nina Wanda Kartika
menyerap A01301791
- yang cukup
Berikan makanan dan minuman
Program Studi DIII Keperawatan
apabila muntah usahakan
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
berikan minum lagi Muhammadiyah Gombong
Beri obat penurun panas sesuai
- 2016
dosis