BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1505274959Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

  Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya sistematis dan terencana seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu keadaan menjadi lebih baik dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia. Bagi bangsa Indonesia, tujuan pembangunan nasional telah digariskan pada Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadian sosial. Tujuan pembangunan nasional yang diamanatkan oleh Konstitusi ini, menjadi mandat bagi seluruh penyelenggara negara dan pemangku yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk dapat mewujudkan setiap orang dapat hidup sejahtera lahir dan batin, memiliki tempat tinggal yang layak huni, serta lingkungan baik dan sehat. Untuk itu perlu dibuat Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang PU Cipta Karya yang disusun harus mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunannya. Dismping itu RPIJM perlu memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor dan kelayakan spasial sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah serta kelayakan sosial dan lingkungan dan berkesinambungan yang diinisiasi mulai Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), hingga Rencana Pembangunan Tahunan (RKP) yang memuat prioritas pembangunan dan kerangka pendanaan. RPJP Nasional memuat visi pembangunan nasional yang ingin dicapai segenap komponen bangsa yaitu mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur saat ini sedang berada pada fase pelaksanaan tahap ketiga (tahun 2015-2019). RPJM Nasional 2015-2019 adalah penjabaran Visi, Misi, dan 9

  (sembilan) Agenda Prioritas Pemerintahan sebagai Nawa Cita, untuk menjadi pedoman dan acuan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) melaksanakan pembangunan nasional menurut kewenangan urusan pemerintahannya masing- masing.

  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai penjuru Kementerian/ Lembaga pada bidang infrastruktur, mengembangkan/ membangun infrastruktur PUPR terutama pada pengembangan wilayah sebagai basis penyusunan rencana dan program untuk meningkatkan keterpaduan infrastruktur PUPR dengan kawasan, sehingga orientasi hasil tidak hanya menekankan “output”, namun juga “outcome” dan “impact”. Secara khusus, kebijakan Kementerian PUPR terhadap infrastruktur permukiman adalah meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar permukiman di perkotaan dan perdesaan dengan indikator adalah memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap akses air minum, hunian dan permukiman yang layak, akses sanitasi, tersedianya tempat tinggal dengan berkurangnya backlog, serta rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah yang menghuni rumah layak dari waktu ke waktu semakin meningkat.

  Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu pemangku kunci penyelenggaraan infrastruktur permukiman, mengusahakan agar warga negara memperoleh hak atas tempat tinggal layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur menjadi pasti semakin lebih baik. Sehingga di akhir tahun 2019, target penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman diharapkan sudah mencapai 100% akses air minum layak, 0% luasan kawasan kumuh perkotaan; dan 100% akses sanitasi layak (dikenal sebagai Gerakan 100-0-100). Implementasi Gerakan 100-0-100, harus dipandang sebagai refleksi dan komitmen seluruh komponen bangsa, yang tidak hanya mengandalkan sumber daya yang dimiliki Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR cq Direktorat Jenderal Cipta Karya) melainkan harus bermitra dan berkolaborasi antar pelaku, antar waktu, dan antar pembiayaan yang menekankan gotong royong lintas institusi. Dalam mengimplementasikan Gerakan 100-0-100 sebagai koridor penyelenggaraan infrastruktur permukiman, untuk memenuhi dan mencapai indikator output dan outcome Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 maupun amanat kebijakan terkait lainnya dalam program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, maka perlu disusun Rencana Program Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah Bidang Keciptakaryaan atau disebut sebagai RPIJM Bidang Keciptakaryaan merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (infrastrukture development plan: IDD)di Kota yang bersifat lintas sektoral.

  RPIJM bukan dimaksudkan sebagai pengganti fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Stady) untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang PU Cipta karya sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara professional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, professional. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

  Sehingga diperlukan pembaharuan dan menyempurnakan RPIJM terdahulu untuk menindaklanjuti pelaksanaan program pembangunan Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan RPIJM dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, maka diperlukan dokumen perencanaan terpadu bidang cipta karya yang baik dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah di daerah. Rencana Program Infrastruktur Jangka Menegah (RPIJM) Bidang Cipta Karya disusun dengan mengacu RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, Provinsi Sumatera Barat, Kota Pariaman sehingga dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kota Pariaman yang berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kota, kawasan, serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan, infrastruktur Bidang Cipta Karya seseuai dengan arahan Kawasan Strategis Kapupaten/Kota (KSK) dalam RTRW Kota Pariaman

  Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka perlu penyusunan Review Dokumen RPIJM Kota Pariaman Tahun 2017 – 2021 pada Tahun Anggaran 2016, untuk menjadi panduan bagi para pelaku di pusat, provinsi, maupun Kota Pariaman dalam melaksanakan gerakan pencapaian akses pelayanan air minum 100%, penurunan kawasan permukiman kumuh hingga 0%, akses pelayanan sanitasi 100%

1.2 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPIJM

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

  RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan

  1.3 KETERKAITAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA DENGAN RPIJM BIDANG PU

  Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang

  Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2- JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

  Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

  Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

  Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

  Maksud disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan. Tujuan kegiatan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kota Pariaman tahun 2015 – 2019 adalah membuat dokumen perencanaan PU Bidang Cipta Karya yang mendukung penerapan RPJMD Kota Pariaman. Sedangkan sasarannya adalah :

1. Menyiapkan program investasi pembangunan infrastruktur yang menunjang kemandirian kota dan layak huni.

2. Menyiapkan rencana sarana dan prasarana Kota Pariaman yang menunjang terwujudnya pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

  3. Menterjemahkan secara lebih detail dan layak serta operasional dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Kota Pariaman.

  4. Menyusun program infrastruktur melalui proses partisipatif, transparan dan akuntabel dalam upaya peningkatan kapasitas pengelolaan pemerintah seperti aspek keuangan, pengadaan dan palayanan.

1.5 PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM

  Prinsip dasar penyusunan RPIJM Kota Pariaman secara sederhana adalah : 1.

  Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

  2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

  3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

  4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program.

  5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

  Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.

1.6 MUATAN DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

  Secara substansi muatan RPIJM ini terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

  Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM, prinsip penyusunan RPIJM, dan mekanisme penyusunan RPIJM.

  Bab 2 Profil Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti geografi, administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

  Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan arahan konsep perencanaan yaitu amanat pembangunan nasional, amanat peraturan perundangan, amanat internasional, arahan RTRW Nasional, Pulau, Propinsi, RTR KSN, MP3EI, MP3KI, KEK dan kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta penjelasan mengenai

  Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

  Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

  Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kota Pariaman Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

  Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastrktur Cipta Karya Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta usulan program dan pembiayaan masing – masing sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan memorandum program investasi RPIJM Kota Pariaman

1.7 MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPIJM

1.7.1 HUBUNGAN KERJA PENYUSUNAN RPIJM

  Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya Kota Pariaman pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPIJM.

  Di dalam mekanisme penyusunanan RPIJM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil).

  Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

  Sementara di tingkat Kota Pariaman, dibentuk satgas RPIJM Kota Pariaman yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

1.7.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT PELAKSANA

  Setiap tingkatan Satgas RPIJM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.

  Peran Satgas RPIJM Kota Pariaman pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPIJM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJM Kota Pariaman ditetapkan oleh Keputusan. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kota Pariaman terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu: 1.

  Pengarah a.

  Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kota Pariaman;

  b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan c.

  Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kota Pariaman 2. Pelaksana

  a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kota Pariaman; b.

  Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kota Pariaman; c.

  Menyusun RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kota Pariaman;

  d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kota Pariaman yang akan dihasilkan dari proses pendampingan; e.

  Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPIJM Kota Pariaman

3. Sekretariat

  a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana; b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJM Kota Pariaman; dan Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.