REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2017-2021

2.1. WILAYAH ADMINSITRASI

  ota Kupang, secara geografis terletak antara, 10° 36’ 14° – 10° 39’ 58° LS dan 123° 32’ 23° – 123° 32’ 23° - 123° 37’ 01° BT, dengan batas fisik sebagai berikut: Utara : dengan Teluk Kupang Selatan : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang Timur : dengan Kec. Kupang Tengah dan Kupang Barat Kab. Kupang Barat : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang dan Selat Semau

  Secara administrasi Kota Kupang terdiri atas 6 kecamatan, 51 kelurahan, dengan luas wilayah 260,127 Km 2 atau 26.012,7 Ha, terdiri dari luas daratan 180,27 Km 2 atau 18.027 Ha dan Luas Lautan 94,79 Km 2 atau 9.479 Ha. Masing-masing rincian nama kecamatan, dan Kelurahan disajikan pada tabel dan gambar dibawah ini :

  K

Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kota Kupang Menurut Kecamatan Tahun 2015

  LUAS WILAYAH Persentase NO KELURAHAN (Km²) (%)

  

1 Kecamatan Alak 86,91 48,21

  

2 Kecamatan Maulafa 54,80 30,40

  

3 Kecamatan Kota Raja 6,10 7,88

14,22 3,38 4  Kecamatan Oebobo

  

5 Kecamatan Kota Lama 3,22 8,33

  

6 Kecamatan Kelapa Lima 15,02 1,80

Jumlah 180,27 100,00 - Luas Lautan 94,790 LUAS KOTA KUPANG 260,127 -

  Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016 Peta Wilayah Kota Kupang disajikan pada gambar peta 2.4.

2.2. POTE NSI WILAYAH KOTA KUPANG

2.2.1. Pertanian

a. Tanaman Pangan

  Komoditi pangan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang adalah : jagung, kacang tanah, kedele, padi sawah, padi ladang, ubi jalar, dan ubi kayu. Produksi padi sawah di Kota Kupang tersebar di 5 kecamatan kecuali kecamatan Kota Lama. Yang pada tahun 2015 menghasilkan gabah kering 2.020,91 ton dan beras 55,52 ton diatas lahan seluas 382 Ha. Ini menunjukan bahwa sekalipun menjadi wilayah perkotaan tapi masih tersedia lahan basah pertanian. Untuk produksi padi ladang hanya ada di kecamatan Alak, Oebobo dan kecamatan Maulafa dengan luas lahan 29 Ha. Sedangkan tiga kecamatan lainnya tidak memiliki ladang persawahan. Sehingga pada tahun 2015 hanya menghasilkan 108,78 ton gabah kering dan 68,24 ton beras. Jumlah ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan hasil produksi padi sawah. Ini berarti produksi padi yang ada Kota kupang berasal dari padi sawah yang menggunakan sistem irigasi sehingga dapat memanen padi hingga 2 kali dalam setahun. Sedangkan produksi pangan lainnya di Kota Kupang di tahun 2015 ini adalah jagung 1.808,35 ton, kacang tanah 206,11 ton, kacang 0,91 ton, ubi kayu 1.405,56 ton dan ubi jalar 24,06 ton. Untuk produksi pangan ini yang tertinggi adalah jagung dan ubi, ini dikarenakan program pemerintah Kota untuk wajib mengkonsumsi pangan lokal ( jagung dan ubi). Untuk lebih jelasnya lihat Tabel berikut :

Tabel 2.2. Luas Panen, Rata-Rata Hasil Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2015

  Luas Panen Rata-Rata Panen Produksi Gabah kering Beras Kecamatan (Ha) (Ton/Ha) (Ton) (Ton)

  01. Alak 80 55,52 444,16 278,66

02. Maulafa 183 55,52 1.016 637,43

  03. Oebobo 21 55,52 116,59 73,15

  04. Kota Raja 43 55,52 238,74 149,78

  05. Kelapa Lima 37 55,52 205,42 128,88

  06. Kota lama - - - Kota 364 55,52 2.020,91 55,52 Kupang

  Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016

   Selain itu Komoditi tanaman pangan hortikultura sayur-sayuran yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang adalah : kangkung, bayam, cabe besar, cabe rawit, bawang, sawi, kacang panjang, Tomat, Terung, Buncis, Ketimun. Diantaranya produksi terbanyak beruturut-turut : kangkung, bayam, sawi dan cabe rawit.

   Komoditi tanaman pangan hortikultura Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang berturut-turut adalah : pisang, pepaya, sukun, sirsak, nangka dan mangga.

b. Perkebunan

  Untuk produksi Perkebunan yang dominan di Kota Kupang adalah kelapa. Pada tahun 2012 memproduksi kelapa 134 Ton dengan luas areal 246 ha. Rata-rata produksi di 6 kecamatan adalah 0,54 ton/ha. Namun di tahun 2015 produksi kelapa menurun menjadi 68,5 ton dengan luas areal yang berkurang menjadi 108,75 Ha. Wilayah dengan luas arel terluas adalah Kecamatan Alak 45 ha dengan produksi 34 ton, dan terendah di kecamatan Kota Lama dengan produksi 1 ton.

2.2.2. Peternakan

  Populasi ternak besar di Kota Kupang terdiri dari sapi, kerbau, dan kuda, dan terbanyak adalah ternak sapi, yang juga melayani konsumen daging sapi di Kota Kupang. Pada tahun 2015 ternak sapi 5.574 ekor, kuda 64 ekor dan kerbau 22 ekor. Untuk populasi ternak kecil terdiri dari babi, kambing, dan domba dan paling banyak diternak adalah babi, berhubung di Kota Kupang lagi menjamur rumah makan yang menyajikan makanan khas Timor yakni Se’i Babi yang banyak digemari oleh orang Kupang sendiri maupun orang luar Kupang. Tahun 2015 ternak babi 28.176 ekor, kabing 5.968 ekor dan domba 49 ekor. Sedangkan jenis unggas terdiri dari ayam dan itik, yang paling banyak diternak adalah ayam buras,karena cepat dalam memenuhi pelayanan konsumen daging ayam di Kota Kupang.

  2.2.3. Perikanan

  mewujudkan perikanan sebagai salah satu andalan potensi sumberdaya alam untuk tahun mendatang. Produksi ikan laut di Kota Kupang tahun 2014 terdiri dari ikan segar sebanyak 21.090,41 Ton dan tahun 2015 meningkat menjadi 22.682,77 Ton. Untuk ikan besar sudah dieksport “ke luar” Kota Kupang. Ini menunjukkan bahwa Kota Kupang memiliki potensi laut yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk produksi perikanan laut didominasi oleh ikan tembang, ikan cakalang, dan ikan kakap.

  2.2.4. Industri

  Sektor industri terbagi menjadi 3 yaitu industri besar/sedang, industri kecil dan industry kerajinan rumah tangga. Pada Tahun 2014, jumlah industri minuman di Kota Kupang sebanyak 464 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 400 orang dan nilai produksi 40.207.768.000 rupiah. Tahun 2014, Total Perusahaan makanan dan minuman serta tembakau sebanyak 201 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1.284 orang dan nilai produksi sebesar 86.819.018.000 rupiah.

  2.2.5. Pariwisata

  Di Kota Kupang terdapat beberapa lokasi wisata yang menjadi tujuan wisata bagi para pengunjung yang datang ke Kota Kupang. Sektor pariwisata Kota Kupang pada tahun 2015, menyediakan hotel dengan kelas berbintang satu, dua,, tiga dan empat sebanyak 12 buah dengan jumlah kamar tidur 1.153 buah dan 1.797 tempat tidur. Sedangkan penginapan lainnya ditahun 2014 sebanyak 66 buah dan meningkat di tahun 2015 sebanyak 70 buah.

2.3. DE MOGRAF I DAN URBANISASI

2.3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk Jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2015 sebanyak 390.877 jiwa, menyebar dalam 6 kecamatan.

  Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat secara berurutan adalah kecamatan Kota Raja dengan jumlah 94.694 jiwa, kecamatan Maulafa 74.899 jiwa, kecamatan Kota Lama 73.523 jiwa, Kecamatan Alak 59.948 jiwa, kecamatan Oebobo 53.738 jiwa dan terendah di kecamatan Kelapa Lima 34.075 Jiwa.

  Kepadatan penduduk Kota Kupang sesuai data Kota Kupang dalam Angka 2016, sebesar 2.168 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Kelapa Lima sebesar 10.582 jiwa/km2, dan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Alak, sebesar 690 jiwa/km². Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah, kepadatan dan persentase penduduk, luas daerah antar kecamatan di Kota Kupang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, Luas daerah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Daerah (Km

  2 ) Kepadatan Penduduk Per Km Pertumbuhan Penduduk (%)

01. Alak 59.948 86,91 690 2,83

  02. Maulafa 74.899 54,80 1.367 2,83

  03. Oebobo 94.694 14,22 6.659 2,83

  04. Kota Raja 53.738 6,10 8.810 2,82

  05 Kelapa Lima 73.523 3,22 4.895 2,83

  06 Kota Lama 34.075 15,02 10.582 2,83

  Kota Kupang 390.877 180,27 2.168 2,83 Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016

Gambar 2.1. Presentase Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015

  Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016

2.3.2. Penduduk Miskin

  Penduduk miskin di Kota Kupang sejak tahun 2003-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin Kota Kupang sebanyak 28.800 jiwa, lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk miskin Propinsi NTT yang mencapai 1.165.900 jiwa. Pada tahun 2007 penduduk miskin Kota Kupang menurun menjadi 20.300 jiwa, namun di tahun 2008 penduduk miskin bertambah hingga 46.110 jiwa. Tiga tahun berturut-turut setelah itu, penduduk miskin Kota Kupang makin menurun hingga tahun 2011 menjadi 34.467 jiwa. Di tahun yang sama penduduk miskin NTT pesat hingga mencapai 986.500 jiwa. Namun di tahun 2012 penduduk miskin Kota Kupang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 35.000 jiwa dan di tahun yang sama penduduk miskin NTT mencapai 1.000.300 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk miskin Kota Kupang menururn dari tahun sebelumnya yakni, berjumlah 330.300 Jiwa dan penduduk miskin NTT berjumlah 991.880 jiwa. Melihat angka-angka penduduk miskin ini selama 12 tahun periode 2003-2014 ini, menunjukan bahwa penduduk miskin kota akan terus ada dengan jumlah yang kadang bertambah namun kadang pula menurun.

  Data Penduduk miskin tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Miskin Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2014 Penduduk Miskin

  Tahun Kota Kupang NTT

  2003 28.800 1.165.900 2004 27.800 1.152.100 2005 22.100 1.171.200 2006 24.200 1.273.900 2007 20.300 1.163.600 2008 46.110 1.105.800 2009 35.420 1.021.800 2010 35.600 1.020.600 2011 34.467 986.500 2012 35.000 1.000.300 2013 33.800 1.006,9 2014 33.300 991.880

  Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2016

2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

  Penduduk E kisting Kota Kupang Tahun 2015 berjumlah 30.877 jiwa dan diproyeksikan hingga tahun 2020 menjadi 449.406 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan 2,83%/tahun.

Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Kota Kupang tahun 2016-2020 menurut Kecamatan Jumlah Penduduk Kecamatan 2015 (eksisting) 2016 2017 2018 2019 2020

  01. Alak 59.948 61.645 63.389 65.183 67.028 68.925

  02. Maulafa 74.899 77.019 79.198 81.440 83.744 86.114

  03. Oebobo 94.694 97.374 100.130 102.963 105.877 108.873

  04. Kota Raja 53.738 55.259 56.823 58.431 60.084 61.785

  05 Kelapa Lima 73.523 75.604 77.743 79.943 82.206 84.532

  06 Kota Lama 34.075 35.039 36.031 37.051 38.099 39.177 Kota Kupang 390.877 401.939 413.314 425.010 437.038 449.406

  Hasil Hitungan 2016

2.4. ISU STRATE GIS SOSIAL, E KONOMI DAN LINGKUNGAN

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang tahun 2012 berdasarkan harga konstan 2010 adalah Rp 10.609.469.300.000,- dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 13.013.132.400.000,- atau meningkat 18,47%. Komposisi PDRB terbesar adalah sektor Konstruksi sedangkan terkecil adalah sektor pertambangan dan galian.

  Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang atas Dasar Harga yang Berlaku Tahun 2012 sebesar Rp. 11.610.350.700.000,- dan di tahun 2015 meningkat menjadi RP.

  16.621.742.300.000,0 atau mengalami kenaikan 30,15%. PDRB terbesar adalah sektor Konstruksi

  dan terendah adalah pertambangan dan galian. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi PDRB dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 2.6. PDRB & Distribusi Persentase PDRB Kota Kupang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2015 PDRB (Rp.Juta) LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015

  

1. Pertanian 252.523,6 264.655,0 279.088,6 293.391,3

  

2. Pertambangan & Penggalian 12.347,7 12.857,3 13.263,7 13.704,7

  

3. Industri Pengolahan 173.123,6 182.654,3 191.126,8 200.494,7

  

4. Listrik & Gas 10.693,9 11.589,4 13.365,1 14.734,5

  

5. Air, Sampah, Limbah & Daur Ulang 17.001,1 18.697,8 19.944,7 21.025,9

  

6. Konstruksi 1.734.647,6 1.834.624,0 1.943.105,1 2.063.869,1

  

7. Perdagangan besar & Eceran 1.618.468,6 1.763.327,2 1.844.070,7 1.938.853,4

  

8. Transportasi & Pergudangan 783.326,3 846.483,9 910.019,9 971.814,7

  

9. Penyediaan Akomodasi & Makan 177.062,3 188.672,3 199.874,3 211.192,4

  

10. Informasi & Komunikasi 1.514.302,3 1.591.951,1 1.769.819,8 1.960.769,2

  

11. Jasa Keuangan & Asuransi 623.359,9 707.063,9 797.625,7 888.659,0

  

12. Real Estate 377.787,9 398.112,0 415.362,5 435.124,4

  

13. Jasa Perusahaan 77.938,5 81.610,2 85.339,2 88.763,5

  

15. Administrasi Pemerintahan, dll 868.175,6 946,963,6 1.006.565,1 1.075.987,9

  

16. Jasa Pendidikan 1.554.884,8 1.634.119,1 1.742.418,8 1.846.451,1

  

17. Jasa Kesehatan & Kegiatan 411.781,5 456.473,0 475.701,9 503.939,6

  

18. Jasa Lainnya 402.044,4 433.595,4 460.616,1 484.356,2

PDRB 10.609.469,3 11.373.405,0 12.167.308,0 13.013.132,4

  Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2016

  Selanjutnya distribusi persentase PDRB Kota Kupang atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2015, di dominasi oleh sektor Konstruksi (16,41%), diikuti sektor perdagangan besar dan eceran (14,34%) dan sektor informasi dan komunikasi (13,10%) serta sektor dengan kontribusi terkecil adalah sektor listrik dan gas sebesar 0,10%.

2.4.2. Pertumbuhan E konomi

  selanjutnya menurun 7,2%, 6,98% dan 6,95 % . Walaupun pertumbuhan ekonomi selama periode 4 tahun ini tidak konstan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Kupang selama periode ini (2012-2015) sebesar 7,16%.

Gambar 2.2. Pertumbuhan E konomi 2012-2015

  Selanjutmya PDRB per kapita Kota Kupang tahun 2012-2015 meningkat setiap tahun. Tahun 2012 sebesar 32,4 juta meningkat menjadi 35,47 juta tahun 2013, kemudian menjadi 38,82 juta dan 42,52 juta di tahun 2015. Kondisi PDRB per kapita tersaji pada gambar berikut :

Gambar 2.3. PDRB Per Kapita Kota Kupang tahun 2012-2015

2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis Secara topografi Kota Kupang terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan.

  Untuk daerah terendah terletak pada ketinggian 0-50 meter dari permukaan laut rata-rata, sedangkan daerah tertinggi terletak di bagian selatan dengan ketinggian antara 100-350 meter dari permukaan laut. Daerah pantai merupakan kawasan di bagaian utara yang berbatasan langsung dengan teluk Kupang dengan kemiringan antara 0% sampai 2%, daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian pesisir, dengan kemiringan antara 2- 5%.

  Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah yang sudah dimanfaatkan pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak belukar. Pada bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi dengan penghijauan (reboisasi) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan (cacthmant area) untuk menjaga potensi air tanah di Kota Kupang. Kondisi topografi Kota Kupang dapat dilihat pada gambar terlampir.

  2.4.3.2. Gambaran Geohidrologi

  Kota Kupang yang sering dijuluki Kota Karang, memang merupakan daerah yang kering, dan pada musim kemarau (± Mei – Nopember) mengalami krisis air bersih. Kota Kupang hanya dilalui oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak aliran airnya yaitu antara lain: a. Kali Dendeng yang bermuara di pantai LLBK (Pantai Kopan) b. Kali Liliba yang bermuara di pantai Oesapa.

  c. Kali Merdeka yang bermuara di pantai Oeba Tabel 2.7.

  Pola Aliran Alur Sungai Di Kota Kupang NO SUNGAI POLA ALIRAN Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung dari kompleks Bobonaro, banyak juga 1. Sungai Liliba dijumpai mata air ditebing sungai Liliba melalui celah-celah batu gamping ke arah Sungai Liliba. Sungai ini selalu berarir walau pada musim kemarau namun debitnya kecil. Alur sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung kornplek Bobonaro. Seperti halnya sungai-sungai di atas pada tebing sungai kupang pun terdapat sederetan mata air yang rnensuplai air

  2. Sungai Kupang ke dalam sungai Kupang. Sungai ini selalu berair walaupun pada musim kemarau dengan debit yang kecil.

  Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dengan sudut lereng 15-45 derajat. Sungai ini hanya

  3. Sungai Alak berarir pada saat turun hujan dan beberapa waktu setelah itu kemudian menjadi kering. Pada tebing Sungai Alak ini tidak terdapat mata air yang berfungsi untuk menyuplai air ke dalam sungai.

  Disamping sungai-sungai besar terdapat juga sungai-sungai kecil.Sungai-sungai ini hanya berair pada saat hujan dan beberapa saat setelah hujan berhenti dan hanya Sungai Merdeka dan Sungai Oesapa Kecil yang dapat bertahan mengalir hingga pada saat memasuki musim kemarau. Berikut tabel data kondisi sungai di Kota Kupang.

Tabel 2.8. Kondisi Sungai Di Kota Kupang Panjang Lebar (m) Debit (m3/det) Kedalaman No. Nama Sungai / Kali Sungai (m) Permukaan Dasar Maks Min (km)

  1 Kali Dendeng 9,97 20,00 4,50 17,00 200,00 40,00

  2 Kali Naikolan 2,00 3,50 1,30 2,20 55,00 -

  3 Kali Merdeka 7,38 10,00 1,60 3,70 100,00 5,00

  4 Kali Sembunyi 0,50 8,00 2,40 7,80 80,00 15,00

  5 Kali Alak 4,45 6,00 1,50 4,20 50,00 3,00

  6 Kali Oesapa Kacil 7,63 30,00 17,00 7,60 175,00 8,00

  7 Kali Bello 13,89 8,30 2,80 2,40 50,00 5,00

  8 Kali Naimata

  9 Kali Penfui

  10 Kali Liliba 15,69 13,00 9,00 52,00 100,00 20,00

  11 Kali Oebufu

  Selain sungai-sungai tersebut terdapat potensi sumber air di Kota Kupang terdiri dari 5 (lima) kawasan, yaitu: 1. Tenau dengan lingkup Alak dan sekitarnya.

  2. Tabun dengan lingkup Fatukoa, Sikumana dan Bello.

  3. Bakunase dengan lingkup Labat dan sekitarnya.

  4. Penfui dengan lingkup Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.

  5. Kelapa Lima dengan lingkup Balaikota, Kelapa Lima, Sasando dan Oesapa. Di wilayah Kota Kupang terdapat embung-embung kecil yang merupakan salah satu teknologi pengembangan sumber daya air. Embung-embung kecil dengan kapasitas tampungannya adalah sebagai berikut : Tabel 2.9.

  Sebaran E mbung Di Kota Kupang 3 Ket er angan Nama E mbu ng Lo kasi Kap asitas (m ) No

  1 Nainoni 1 Nainoni 30.000 Berair

  2 Nainoni II Nainoni 20.600 Berair

  3 Manutapen 1 Manutapen 30.000 Berair

  4 Manutapen 11 Manutapen 15.070 Berair

  5 Nunbaun Delha Manutapen 29.146 Berair

  6 Namosain 1 Manutapen 19.146 Berair

  7 Manulai 1 Manulai 40.000 Berair

  8 Manulai II Manulai 20.000 Berair

  9 Fatukoa I Fatukoa 25.110 Berair

  10 Fatukoa 11 Fatukoa 10.600 Berair

  11 Bimoku Lasiana 51.000 Berair TOTAL KAPASITAS 291.229 Sumber : Review RTRW Kota Kupang 2009 Sumber mata air yang terdapat di wilayah Kota Kupang ada yang bersifat tetap (permanert

  spring)

  dimana mata air tetap berair sepanjang tahun, dan ada mata air yang hanya berair pada musim penghujan sedangkan pada musim kemarau air tersebut kering (iritermitten

  spring).

  Pemanfaatan air dari sumber mata air itu tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga dimanfaatkan untuk irigasi sawah, palawija dan sayur-sayuran.

  2.4.3.3. Gambaran Geologi

  Pembentukan tanah dalam wilayah Kota Kupang terdiri dari bahan keras dan bahan non vulkanis. Bahan-bahan mediteran/rencina/ litosol terdapat di kecamatan Alak, Maulafa, Kota Raja, Oebobo, Kelapa Lima dan Kota Lama.

   Mediteran

  Tanah mempunyai lapisan solum yang tebal. Kadar unsur basa yang terkandung umumnya tinggi, daya menahan airnya sedang, sehingga kepekaan terhadap erosi juga sedang. Sifat-sifat fisik dan kimianya baik sehingga nilai produksinya cukup tinggi dan apabila persediaan air cukup untuk pengolahan/tumbuh tanam, maka jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan.

   Litosol

  Merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembangan diatas batuan kukuh, dengan kedalaman profil kurang dari 50 cm. Jenis tanah ini mempunyai hambatan kedangkalan profil disertai kadang-kadang kurangnya air, kemungkinan digunakan sebagai lahan pertanian sangat terbatas. Penyebaran untuk jenis tanah litosol banyak dijumpai di-enam kecamatan di Kota Kupang.

  2.4.3.4. Gambaran Klimatologi

a. Musim

  Di Kota Kupang, sebagaimana daerah lainnya di NTT khususnya daratan Timor dikenal hanya dua musim saja yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – Maret arus angin yang datang dari benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan Mei–Juni dan November–Desember. Wilayah Kota Kupang pada umumnya mempunyai iklim dan curah hujan yang tidak merata. Curah hujan pada daerah-daerah lain relatif rendah.

  b. Suhu dan Kelembaban Udara

  dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2015 rata-rata suhu udara minimum di Kota Kupang adalah 22,8°C – 29,8°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Nopember (34,8°C) dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus o (20,5

  C). Di tahun yang sama, Kelembaban tertinggi pada bulan Januari dan Maret (89%) dan terendah pada bulan September (67%) dengan kelembaban udara tahunan rata-rata 77,67 %.

  c. Curah Hujan, Hari Hujan

  Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan jadi beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan selama tahun 2015 tertinggi adalah pada bulan Januari (469,7 mm) dan terendah ( 0 mm) adalah bulan Agustus, september, Oktober. Hari Hujan tertinggi pada bulan Januari (25 hari) dan selama empat bulan dalam tahun 2015 hujan tidak pernah turun yakni pada bulan Juni, Agustus September dan Oktober.

  Berikut ini tabel-tabel menyajikan jumlah curah hujan dan hari hujan, kelembaban udara, tekanan dan kecepatan angin serta temperatur di Kota Kupang tahun 2011-2012.

Tabel 2.10 Rata-rata Temperatur Udara, Kelembaban, Curah hujan, Hari Hujan Kota Kupang Menurut Bulan Tahun 2015 Temperatur (C ) Curah Hujan

  

ͦ

Kelembababan Hari Hujan No Bulan (mm) Minimum Maximum (hari)

  1 Januari 24,2 30,5 87 469,7

  26

  2 Februari 23,6 31,0 87 208,1

  24

  3 Maret 23,6 31,2 89 332,9

  14

  4 April 23,6 33,1 81 72,9

  8

  5 Mei 22,5 32,2 77 9,8

  4

  6 Juni 22,7 31,6 75 0,0

  7 Juli 21,6 31,4 71 3,2

  2

  8 Agustus 20,5 32,0 70 0,0

  9 September 21,1 33,2 67 0,0

  10 Oktober 21,2 33,7 70 0,0

  11 November 24,0 34,8 76 7,1

  2

  12 Desember 24,8 32,0 82 186,5

  23 Sumber : Kupang dalam Angka 2016

  2.4.4. Gambaran Risiko Bencana Alam

  • - T sunami

   Gempa

  Menurut Peta Zona Seismik untuk K onstruksi Bangunan dari B eca Carter Holling dan Ferner Ltd (1976), wilayah K ota K upang termasuk dalam Zona 5 (percepatan gempa antara 0,25 – 0,33 g) dan Zona 4 (percepatan gempa antara 0,20 – 0,25 g) , yaitu percepatan gempa untuk periode ulang setiap 20 tahun, Gambar terlampir. Besarnya intensitas atau tingginya tingkat kerusakan akibat gempa bumi (dinyatakan dalam skala MMI = Modified Mercalli Intensity) bergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak suatu wilayah terhadap sumber gempa bumi dan kondisi geologi setempat. Dalam Peta Wilayah Rawan B encana Gempa Bumi, tempat-tempat atau daerah-daerah yang memiliki nilai intensitas atau tingkat kerusakan yang sama dihubungkan oleh suatu garis isoseismal. Berdasarkan pembagian zona tersebut, wilayah K upang dan sekitarnya termasuk dalam zona gempa dengan intensitas V - VI skala MMI (wilayah Kupang bagian selatan) dan VI –

  VII skala MMI (wilayah Kupang bagian utara). Kota K upang paling tidak telah terjadi gempa sebanyak empat kali yang mengakibatkan kerusakan, yaitu pada Tahun 1908, 1938, 1963 dan 1975. Gempa bumi yang terjadi T ahun 19 75 , pusat gempa berada di utara K ota K upang (Laut Sawu), pada kedalaman 0 – 99 km, dengan magnitud 6,1 skala Richter, telah mengakibatkan retakan tanah dan retak- retak pada bangunan. Jalur zona tumbukan lempeng Sumatra-Jawa ini menerus ke wilayah NTT. Di wilayah Timor, batas lempeng tektonik ini berubah sifatnya dari jalur zona subduksi (dimana lempeng lautan menunjam di bawah lempeng benua) menjadi zona tabrakan lempeng benua dengan benua (= "collision zone"). Di wilayah busur belakang pulau ("back-arc") di bagian ujung barat zona tabrakan lempeng ini pernah terjadi gempa tsunami pada tahun 1992, yaitu di utara Pulau F lores yang memakan korban lebih dari 2000 jiwa. G empa tahun 1992 ini terjadi pada segmen " Sula back thrust" . Di segmen megathrust di Selatan Sumba, gempa terakhir terjadi tahun 1977 (M8.0). Dari gambaran di atas maka wilayah NTT termasuk Kota Kupang pun menjadi daerah yang rawan dan rentan terkena imbas dari gelombang tsunami ketika gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik terjadi di lautan. Bahkan Menurut Kertapati (2007), pada Tahun 1953, di wilayah pantai sebelah Barat Kupang pernah terjadi tsunami, tetapi tidak diperoleh informasi yang lengkap mengenai daerah yang terlanda maupun jumlah korban akibat tsunami.

   Banjir

  Wilayah Kota Kupang memiliki beberapa wilayah yang merupakan wilayah rawan banjir, yaitu di sekitar muara Sungai Liliba, O esapa dan Sungai Dendeng. B erdasarkan frekuensi kejadiannya, banjir di daerah tersebut adalah merupakan banjir rutin, yaitu banjir yang selalu terjadi hampir setiap tahun terutama pada saat musim hujan.

  Karakteristik sungai-sungai tersebut antara lain gradien sungai yang kecil sehingga aliran permukaan lambat, kondisi geologi tertentu yang terkait dengan kecepatan peresapan air ke dalam tanah dari rendah hingga tinggi, adanya sedimentasi pada badan sungai sehingga days tampung sungai berkurang, serta pengaruh pasang surut air laut. Sejauh ini kejadian banjir tidak menimbulkan dampak yang berarti, karena daerah sekitar muara sungai-sungai tersebut masih kurang berpenghuni.

  Gambaran tentang kawasan rawan bencana untuk wilayah Kota Kupang baik menyangkut potensi kegempaan maupun bencana banjir, dapat dilihat ilustrasinya dalam gambar peta.

2.4.5. Isu-Isu Strategis

  Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kota Kupang meliputi :

   Urbanisasi penduduk  Desentralisasi 

  Pencemaran lingkungan dan perubahan iklim

   Strandar Pelayanan Minimal

   Sebagai Pusat Kegiatan Nasional

   Masuk Wilayah Pengembangan Strategis 19, yang mencakup Kupang-Atambua

   Salah satu Kota yang masuk Keterpaduan Tol Laut

   Akses Air Minum Layak mencapai 85,46% tahun 2015

   Akses Sanitasi Layak baru mencapai 33,59% tahun 2015  Luas Kawasan Kumuh 39,10 Ha sesuai SK Walikota Tahun 2014