ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI CABAI BESAR DI KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

  

ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI RUMAHTANGGA

PETANI CABAI BESAR DI KECAMATAN SEMBALUN

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

JURNAL

Oleh :

  Dian Fitriani C1G111014

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

  

2015

  

ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI CABAI

BESAR DI KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

  Dian Fitriani* Anwar** Asri Hidayati Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping

  Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, (2) Menganalisis keseimbangan ekonomi rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, dan (3) Mengetahui hambatan yang dihadapi oleh petani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) a) Pendapatan rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun dari usahatani cabai besar sebesar Rp 14.814.430,82 per satu kali musim tanam, dari pekerjaan sampingan sebesar Rp 2.853.500,00 per satu kali musim tanam. Pendapatan istri petani diluar usahatani cabai besar adalah sebesar Rp 1.036.000,00 per satu kali musim tanam dan pendapatan anak petani sebesar Rp 154.500,00 per satu kali musim tanam. b) Pengeluaran rumahtangga petani cabai besar untuk kebutuhan pangan sebesar Rp 6.718.687,50 per satu kali musim tanam dan untuk non pangan sebesar Rp 1.288.554,23 per satu kali musim tanam. Jadi total pengeluaran rumahtangga petani yaitu sebesar Rp 8.007.241,73 per satu kali musim tanam. (2) Keseimbangan ekonomi rumahtangga diperoleh dari perbandingan antara total pendapatan rumahtangga petani cabai besar dengan total pengeluaran rumahtangga per satu kali musim tanam yaitu sebesar 2,36 atau surplus, artinya bahwa rumahtangga petani mampu membiayai seluruh pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga dari pendapatan yang diperoleh. (3) Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani cabai besar adalah kurangnya modal, cuaca yang tidak mendukung sehingga dapat menghambat proses produksi usahatani cabai besar, hama dan penyakit.

  Kata Kunci : Analisis Keseimbangan Ekonomi Rumahtangga Petani Cabai Besar Di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur

ANALYSIS OF ECONOMIC BALANCE BIG CHILI FARMER HOUSEHOLDS

  Dian Fitriani* Anwar** Asri Hidayati Student* Main Supervisor** Supervisor Companion***

  Agribusiness Studies Program Faculty of Agriculture University of Mataram

  

ABSTRACK

  This study aims to: (1) Determine the revenue and expenditure of farmer households great chili in District Sembalun East Lombok Regency, (2) analyze the economic balance farmer households great chili in District Sembalun East Lombok Regency, and (3) Knowing the barriers faced by great chili farmers in Sub Sembalun East Lombok regency.

  The results showed that: (1) a) Income great chili farmer households in the district Sembalun of great chili farming Rp 14,814,430.82 per one growing season, from a second job Rp 2,853,500.00 per one season planting. Revenue outside the farmer's wife is a big chili farming Rp 1,036,000.00 per one planting season and farmers' income children Rp 154,500.00 per one planting season. b) large chili farm household expenditures for food needs Rp 6,718,687.50 per one planting season and for non-food Rp 1,288,554.23 per one planting season. So the farmer's total household expenditures in the amount of USD 8,007,241.73 per one planting season. (2) Balance household economy derived from the ratio of total household income chili farmers with a total household expenditures per one planting season that is equal to 2.36 or surplus, meaning that the farm household is able to cover all the expenses for the household needs of earned income. (3) The obstacles faced by a large chili farmers is the lack of capital, unfavorable weather that can inhibit the production process large chili farming, pest and disease.

  Keywords : Analysis of Economic Equilibrium Great Chili Farmer Households In District Sembalun East Lombok Regency

  

PENDAHULUAN

  Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu sentra penanaman cabai besar di Indonesia menunjukkan perkembangan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 luas panen cabai besar mencapai 557 Ha dengan produksi sebesar 4.499 ton, pada tahun 2012 meningkat menjadi 7.182 ton dengan luas panen 650 Ha. Pada tahun 2013 luas panen cabai besar mengalami penurunan yaitu seluas 648 Ha dengan produksi sebesar 6.398 ton. Salah satu sentra penanaman produksi cabai besar di NTB adalah Kabupaten Lombok Timur yakni di Kecamatan Sembalun.

METODOLOGI PENELITIAN

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan unit analisis rumahtangga petani yang berusahatani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Penentuan lokasi ini ditetapkan berdasarkan Purposive Sampling dengan alasan daerah sampel memiliki produksi cabai besar yang paling tinggi. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei. Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Keseimbangan ekonomi rumahtangga dihitung dengan membandingkan antara total pengeluaran rumahtangga dengan total pendapatan rumahtangga. Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani cabai besar di analisis secara deskriptif.

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur Responden

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kisaran umur petani cabai besar berada pada kisaran 32-60 tahun, ini berarti bahwa rata-rata petani responden termasuk dalam umur produktif yaitu baik secara fisik maupun mental petani mempunyai kemampuan untuk bekerja dan berusaha. Keadaan ini sesuai dengan pendapat simanjuntak (1985) yang menyatakan golongan umur produktif berkisar antara 15-65 tahun dianggap mampu bekerja.

  Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.6. Tingkat Pendidikan Petani Responden Usahatani Cabai Besar di Kecamatan

  Sembalun Tahun 2015 No. Tingkat Pendidikan Petani

  Orang Persentase (%)

  1. Tidak Sekolah 1 2,50

  2. Tidak Tamat Sekolah Dasar 7 17,50

  3. Tamat Sekolah Dasar 16 40,00

  4. Tamat Sekolah Menengah Pertama 9 22,50

  5. Tamat Sekolah Menengah Atas 2 5,00

  6. Perguruan Tinggi 5 12,50 Jumlah 40 100,00

  Sumber : Data Primer Diolah Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani cabai besar yang terbanyak adalah tamat sekolah dasar yaitu sebanyak 16 orang (40,00%), tidak sekolah hanya 1 orang (2,50%), tidak tamat sekolah dasar sebanyak 7 orang (17,50%), tamat SMP sebanyak 9 orang (22,50%), tamat SMA sebanyak 2 orang (5,00%), dan yang menempuh pendidikan paling tinggi yakni perguruan tinggi sebanyak 5 orang (12,50%).

  Pengalaman Berusahatani Cabai Besar

  Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kisaran pengalaman berusahatani petani responden yang terbanyak adalah pada kisaran 2-6 tahun yakni sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 42,50%. Data tersebut nenunjukkan bahwa sebagian besar petani responden sudah cukup berpengalaman dalam berusahatani, dengan demikian akan mempermudah petani dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengahadapi masalah-masalah yang muncul selama proses produksi/berusahatani cabai besar.

Tabel 4.7. Kisaran Pengalaman Petani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun tahun 2015

  Petani Pengalaman Sebagai Petani No.

  Cabai Besar (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

  1. 2-6 17 42,50 2. 7-11 6 15,00 3. 12-16 7 17,50 4. 17-21 7 17,50 5. 22-26 1 2,50 6. 27-32 2 5,00

  Jumlah 40 100,00 Sumber : Data Primer Diolah

  Jumlah Tanggungan Keluarga

  Dari data pada Tabel 4.8 diketahui bahwa petani responden yang memiliki jumlah tanggungan pada kisaran 1-2 yaitu sebanyak 9 orang (22,50%), yang memiliki jumlah tanggungan pada kisaran 3-4 yaitu sebanyak 27 orang (67,50%), dan petani yang memiliki jumlah tanggungan paling banyak yakni pada kisaran 5-6 sebanyak 4 orang (10,00%). Ini menunjukkan bahwa rata-rata petani responden tergolong keluarga menengah.

Tabel 4.8. Jumlah Tanggungan Rumahtangga Petani Responden di Kecamatan

  Sembalun Tahun 2015 No. Tanggungan Keluarga Petani

  (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. 1-2 9 22,50 2. 3-4 27 67,50 3. 5-6 4 10,00

  Jumlah 40 100,00 Sumber: Data Primer Diolah

  Jenis Pekerjaan Sampingan

  Selain dari usahatani cabai besar, rumahtangga petani di Kecamatan Sembalun tidak semata-mata menggantungkan kebutuhan hidup mereka dari usahatani cabai besar saja. Berbagai usaha mereka tempuh baik oleh petani maupun anggota keluarga lainnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tabel 4.9. Persentase dan Jumlah Petani Cabai Besar Menurut Jenis Pekerjaan

  Sampingan di Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Jenis Pekerjaan Petani

  Jumlah (Orang) Persentase (%)

  1. Buruh tani 27 81,81

  2. Buruh Pasar 1 3,03

  3. Guru ngaji 1 3,03

  4. PNS 2 6,06

  5. Pegawai PLN 1 3,03

  6. Guide 1 3,03 Jumlah 33 100,00

  Sumber: Data Primer Diolah Dari data pada Tabel 4.9. dapat diketahui bahwa pekerjaan sampingan petani cabai besar di Kecamatan Sembalun cukup bervariasi. Dari 33 orang petani yang memiliki pekerjaan sampingan diketahui jumlah petani yang pekerjaan sampingannya sebagai buruh tani yaitu sebanyak 27 orang (81,81%), sebagai buruh pasar 1 orang (3,03%), sebagai guru ngaji 1 orang (3,03%), sebagai PNS sebanyak 2 orang (6,06%), pegawai PLN 1 orang (3,03%), dan sebagai guide sebanyak 1 orang (3,03%).

  Pendapatan sampingan selain berasal dari kepala keluarga, yang termasuk pendapatan sampingan dari penelitiaan ini adalah pendapatan yang berasal dari anggota rumahtangga lainnya seperti istri dan anak petani cabai besar. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa petani responden yang istri dan anaknya ikut bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari 40 responden ada 19 orang dari istri petani yang bekerja dan dari 40 petani responden ada 2 orang anak petani cabai besar yang bekerja yakni sebagai buruh tani dan sopir.

  Pendapatan dan Pengeluaran Rumahtangga Petani Cabai Besar Pendapatan Total Rumahtangga Petani Cabai Besar

1. Pendapatan Dari Usahatani Cabai Besar

  Untuk menghitung pendapatan dari usahatani cabai besar maka perlu diketahui biaya-biaya yang digunakan dalam usahatani cabai besar yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel.

  • Za
  • Ponska 2.590 400.800
  • Pupuk Daun 23.625 58.250
  • TSP
  • Pupuk Organik
  • Antracol 96.000 176.000
  • Dithane 50.875 150.250
  • Besmor 28.750 122.625
  • Demolish 74.000 154.125
  • Landarin 8.375 20.500
  • Winder 13.125 21.250
  • Antila 32.250 50.313
  • Gandsl 4.125 18.000
  • Prevathon 22.000 34.000
  • Endure 39.000 85.625
  • Sprin 33.250 85.750
  • Yasithrin 15.800 42.250
  • Amcozeb 6.500 6.500

  1.723 320

  b. Biaya tetap

  Total Biaya Variabel 6.419.175,00 Sumber: Data Primer Diolah

  6. Tenaga Kerja 2.578.750,00

  5. Tali Rapia 17.625 36.750

  4. Obat-obatan

  205.375 84.000

  1.983 335.938

  a. Biaya Variabel

  3. Pupuk

  2. Mulsa Plastik 585.000 975.000

  1. Benih 127.875 777.125

  (Rp/Unit) Total Biaya (Rp)

  Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Jenis Biaya Harga Persatuan

Tabel 4.10. Rata-rata Biaya Variabel Usahatani Cabai Besar per Satu Kali Musim

  Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk proses produksi cabai besar seperti biaya untuk pembelian benih, mulsa plastik, pupuk, tali rapia, obat- obatan dan tenaga kerja.

  Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya penyusutan alat tahan lama seperti cangkul, sabit, sprayer, parang, ember besar, ember kecil, gayung, pajak dan bunga modal.

Tabel 4.11. Rata-rata Biaya Penyusutan Alat per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan

  Sembalun Kabupaten Lombok Timur tahun 2015 No Jenis Alat Nilai Penyusutan (Rp) Persentase (%)

  1. Cangkul 27.024,61 18,95

  2. Sabit 8.920,14 6,26

  3. Parang 7.742,53 5,43

  4. Sprayer 34.758,97 24,38

  5. Ember Besar 11.697.05 8,20

  6. Ember Kecil 9.479,17 6,65

  7. Gayung 1.349,96 0,95

  8. Pajak 23.100,00 16,20

  9. Bunga Modal 18.523,75 12,99 Total Biaya Penyusutan 142.594,18 100,00

  Sumber: Data Primer Diolah Data pada Tabel 4.11 diketahui bahwa rata-rata biaya penyusutan alat dari usahatani cabai besar di Kecamatan Sembalun yaitu sebesar Rp 142.594,18 per satu kali musim tanam. Dari seluruh biaya tersebut biaya penyusutan yang paling besar adalah biaya untuk penyusutan sprayer yaitu sebesar Rp 34.758,97 per satu kali musim tanam, sedangkan biaya penyusutan yang paling sedikit adalah biaya penyusutan gayung yaitu sebesar Rp 1.349,96 per satu kali musim tanam. Besar kecilnya biaya penyusutan untuk masing-masing alat disebabkan oleh jumlah alat, nilai beli, dan umur penggunaan alat- alat tersebut.

c. Total Biaya

Tabel 4.12. Rata-rata Total Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Petani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun Tahun 2015.

  No. Keterangan Total Biaya (Rp/Musim Tanam)

  1. Biaya Variabel 6.419.175,00

  2. Biaya Tetap 142.594,18

  Jumlah 6.561.769,18

  Sumber: Data Primer Diolah Dari Tabel 4.12 diketahui rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani cabai besar di Kecamatan Sembalun selama satu kali musim tanam yaitu sebesar Rp

  6.561.769,18 yang terdiri dari biaya variabel yaitu sebesar Rp 6.419.175,00 dan biaya tetap yaitu sebesar Rp 142.594,18.

  d. Produksi dan Nilai Produksi

  Dari Tabel 4.13 diketahui bahwa rata-rata total nilai produksi cabai besar di Kecamatan Sembalun tahun 2015 yaitu sebesar Rp 21.376.200,00 dimana rata-rata nilai produksi yang tertinggi yaitu diperoleh pada panen ke 8 yakni sebesar Rp 3.188.525,00 dan nilai produksi yang terendah diperoleh pada panen ke 14 yakni sebesar Rp 39.625,00.

Tabel 4.13. Rata-rata Produksi, Harga dan Nilai Produksi per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015

  No. Panen Produksi (Kg) Nilai Produksi (Rp)

  1. Panen 1 12,63 207.000,00

  2. Panen 2 38,45 674.075,00

  3. Panen 3 54,65 977.650,00

  4. Panen 4 96,08 1.824.350,00

  5. Panen 5 140,63 2.675.400,00

  6. Panen 6 166,65 2.938.225,00

  7. Panen 7 191,05 3.154.325,00

  8. Panen 8 201,50 3.188.525,00

  9. Panen 9 166,13 2.165.475,00

  10. Panen 10 128,03 1.627.550,00

  11. Panen 11 86,68 1.242.900,00

  12. Panen 12 49,80 485.750,00

  13. Panen 13 21,05 175.350,00

  14. Panen 14 5,13 39.625,00 Jumlah 1.358,43 21.376.200,00

  Sumber: Data Primer Diolah

  e. Total Pendapatan Dari Usahatani Cabai Besar

  Data pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata petani dari kegiatan usahatani cabai besar selama periode satu kali musim tanam adalah sebesar Rp 14.856.054,57.

Tabel 4.14. Rata-rata Nilai Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan Petani dari

  Usahatani Cabai Besar per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015

  No. Keterangan Nilai (Rp)

  1. Nilai Produksi 21.376.200,00

  2. Biaya Produksi

  a. Biaya Variabel 6.419.175,00

  b. Biaya Tetap 142.594,18

  Total Biaya Produksi 6.561.769,18

  3. Pendapatan 14.814.430,82

  Sumber: Data Primer Diolah

2. Pendapatan dari Luar Usahatani Cabai Besar

Tabel 4.15. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani di Luar Usahatani Cabai Besar di

  Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Uraian Nilai (Rp/Musim Tanam)

  1. Petani

  Buruh Tani (n=27) 1.326.500,00

  Buruh Pasar (n=1) 21.000,00

  Guru Ngaji (n=1) 52.500,00

  Guru (n=2) 969.500,00

  Pegawai PLN (n=1) 350.000,00

  Guide (n=1) 140.000,00

  Rata-rata pendapatan 2.859.500,00

  2. Istri petani

  Buruh Tani (n=14) 448.000,00

  Guru (n=1) 52.500,00

  Pedagang (Kios) (n=3) 465.500,00

  Pedagang Pasar (n=1) 70.000,00

  Rata-rata pendapatan 1.036.000,00

  3. Anak petani

  Buruh Tani (n=1) 52.500,00

  Sopir (n=1) 105.000,00

  Rata-rata pendapatan 157.500,00 Rata-rata Total Pendapatan 4.053.000,00

  Sumber: Data Primer Diolah Total rata-rata pendapatan rumahtangga petani dari luar usahatani cabai besar yaitu sebesar Rp 4.053.000,00 yang terdiri dari pendapatan kepala keluarga/petani sebesar Rp 2.859.500,00 pendapatan istri sebesar Rp 1.036.000,00 dan pendapatan anak petani sebesar Rp 157.500,00.

Tabel 4.16. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Cabai Besar per Satu Kali

  Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Sumber Pendapatan Nilai (Rp/MT) Persentase (%)

  1. Usahatani Cabai Besar 14.814.430,82 78,52

  2. Usaha Diluar Usahatani Cabai Besar 4.053.000,00 21,48

  Total Pendapatan 18.867.430,82 100,00

  Sumber: Data Primer Diolah Dari data pada Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa rata-rata total pendapatan rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun yaitu sebesar Rp

  

18.867.430,82 per satu kali musim tanam yang terdiri dari pendapatan dari usahatani

  cabai besar yaitu sebesar Rp 14.814.430,82 (78,52 %) per satu kali musim tanam dan pendapatan dari luar usahatani cabai besar yaitu sebesar Rp 4.053.000,00 (21,48 %) per satu kali musim tanam.

  Pengeluaran Rumahtangga Petani Cabai Besar

  Pengeluaran rumahtangga petani digolongkan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk pangan dan non pangan.

  1. Pengeluaran Untuk Pangan Pengeluaran untuk keperluan pangan rumahtangga petani terdiri dari pengeluaran untuk membeli beras, telur, sayur-sayuran, daging ayam, ikan, tahu, tempe, buah, bahan bakar, mie instan dan kebutuhan lain-lain.

Tabel 4.17. Rata-rata Pengeluaran Pangan Oleh Rumahtangga Petani Dalam Satu Kali

  11. Belanja Anak (Rp) 1.417.500,00 21,10

  6. Pulsa 127.458,33 9,89 Jumlah 1.288.554,23 100,00

  5. Pakaian 330.312,45 25,63

  4. Rekreasi 7.291,67 0,57

  3. Listrik 427.700,00 33,19

  2. Kesehatan 38.208,33 2,97

  1. Pendidikan 357.583,45 27,75

  Sembalun Tahun 2015 No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran (Rp/MT) Persentase (%)

Tabel 4.18. Rata-rata Pengeluaran Non Pangan Oleh Rumahtangga Petani di Kecamatan

  2. Pengeluaran Untuk Non Pangan Pengeluaran untuk non pangan terdiri dari pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, listrik, rekreasi, pakaian, dan pulsa. Berikut untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata pengeluaran non pangan per satu kali musim tanam pada rumahtangga petani di Kecamatan Sembalun dapat dilihat pada Tabel 4.18.

  Sumber: Data Primer Diolah

  12. Lainnya (Unit) 457.450,00 6,81 Jumlah 1.880,11 97,240,00 6.718.687,50 100,00

  10. Mie Instan (Unit) 102,20 1.837,50 207.550,00 3,09

  Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Jenis Pengeluaran Jumlah

  9. Bahan Bakar (Unit) 11,20 16.550,00 231.350,00 3,44

  8. Buah (Kg) 6,13 6.925,00 93.625,00 1,39

  7. Tempe (Bungkus) 112,00 1.687,50 156.100,00 2,32

  6. Tahu (Biji) 1.015,00 190,00 203.000,00 3,02

  5. Ikan (Kg) 21,88 22.175,00 487.200,00 7,25

  4. Daging Ayam (Kg) 12,69 36.625,00 497.875,00 7,41

  3. Sayuran (Ikat) 115,50 975,00 115.500,00 1,72

  2. Telur (Butir) 191,10 1.500,00 286.650,00 4,27

  1. Beras (Kg) 292,43 8.775,00 2.564.887,50 38,18

  Persentase (%)

  Pengeluaran (Rp/musim tanam)

  Harga Satuan (Rp)

  Sumber: Data Primer Diolah

  3. Total Pengeluaran Rumahtangga Petani Cabai Besar

Tabel 4.19. Rata-rata Pengeluaran Petani Untuk Pangan dan Non Pangan per Satu Kali

  Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran (Rp) Persentase (%)

  1. Pangan 6.718.687,50 83,91

  2. Non Pangan 1.288.554,23 16,09 Total Pengeluaran 8.007.241,73 100,00

  Sumber: Data Primer Diolah Dari data pada Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pengeluaran petani cabai besar dalam satu kali musim tanam yaitu sebesar Rp 8.007.241,73 yang terdiri dari pengeluaran pangan sebesar Rp 6.718.687,50 (83,91%) dan pengeluaran untuk non pangan sebesar Rp 1.288.554,23 (16,09%).

  Keseimbangan Ekonomi Rumahtangga Petani Cabai Besar

  Keseimbangan ekonomi rumahtangga petani dapat diketahui dengan membandingkan total pendapatan rumahtangga (TR) dengan total pengeluaran (TP).

Tabel 4.20. Keseimbangan Ekonomi Rumahtanga Petani Cabai Besar di Kecamatan

  Sembalun Tahun 2015 No. Uraian Nilai (Rp)

  1 Pendapatan rumahtangga per satu kali musim tanam (TR) 18.867.430,82

  2 Pengeluaran rumahtangga per satu kali musim tanam (TP) 8.007.241,73

  3 Keseimbangan rumahtangga 2,36

  4 Keterangan Surplus Sumber: Data Primer Diolah

  Berdasarkan data pada Tabel 4.20 diketahui bahwa nilai keseimbangan ekonomi rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun adalah surplus atau > 1, yaitu sebesar 2,36 atau surplus yang artinya bahwa rumahtangga petani cabai besar telah mampu membiayai semua kebutuhan untuk pengeluaran rumahtangga baik kebutuhan pangan maupun kebutuhan non pangan dari pendapatan yang diperoleh.

  Kendala-kendala yang Dihadapi Oleh Petani Cabai Besar

Tabel 4.21. Jenis Kendala-kendala yang Dihadapi Oleh Petani Cabai Besar di

  Kecamatan Sembalun Tahun 2015 No. Jenis Hambatan

  Jumlah Responden (Orang)

  Persentase (%)

  1. Cuaca, Modal, Hama dan Penyakit 18 45,00

  2. Cuaca, Hama dan Penyakit 13 32,50

  3. Hama dan Penyakit 4 10,00

  4. Cuaca 3 7,50

  5. Modal, Hama dan Penyakit 1 2,50

  6. Cuaca, Modal 1 2,50 Jumlah Total 40 100,00

  Sumber: Data Primer Diolah Data pada Tabel 4.21 menunjukkan bahwa persentase kendala yang terbanyak dihadapi oleh petani adalah kendala cuaca, modal, hama dan penyakit sebanyak 18 responden (45,00%). Hal ini terjadi karena sebagian besar responden mengeluhkan kendala-kendala tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

  Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. a). Pendapatan rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun dari usahatani cabai besar sebesar Rp 14.814.430,82 per satu kali musim tanam, dari pekerjaan sampingan sebesar Rp 2.853.500,00 per satu kali musim tanam. Pendapatan istri petani diluar usahatani cabai besar adalah sebesar Rp 1.036.000,00 per satu kali musim tanam dan pendapatan anak petani sebesar Rp 154.500,00 per satu kali musim tanam.

  b). Pengeluaran rumahtangga petani cabai besar untuk kebutuhan pangan sebesar Rp 6.718.687,50 per satu kali musim tanam dan untuk non pangan sebesar Rp 1.288.554,23 per satu kali musim tanam. Jadi total pengeluaran rumahtangga petani yaitu sebesar Rp 8.007.241,73 per satu kali musim tanam.

  2. Keseimbangan ekonomi rumahtangga diperoleh dari perbandingan antara total pendapatan rumahtangga petani cabai besar dengan total pengeluaran rumahtangga per satu kali musim tanam yaitu sebesar 2,36 atau surplus, artinya bahwa rumahtangga petani mampu membiayai seluruh pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga dari pendapatan yang diperoleh.

  3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani cabai besar adalah kurangnya modal, cuaca yang tidak mendukung sehingga dapat menghambat proses produksi usahatani cabai besar, hama dan penyakit.

2. Saran

  Berdasarkan kesimpulan penelitian maka disarankan beberapa hal yaitu:

  1. Diharapkan perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Lombok Timur atau pihak terkait, perlu melakukan pembinaan kepada para petani dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul selama proses produksi seperti hama dan penyakit dan melakukan pembinaan dalam berusahatani cabai besar guna meningkatkan hasil panen maupun kualitas dari cabai besar.

  2. Diharapkan kepada para petani cabai besar untuk mengikuti pelatihan atau bimbingan oleh orang yang lebih ahli seperti penyuluh lapangan yang akan mendampingi petani sejak awal budidaya hingga pasca panen.

  3. Diharapkan kepada petani cabai besar untuk memanfaatkan sebagian pendapatan yang diperoleh dari sisa pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumahtangga petani untuk ditabung atau di investasikan untuk mengembangkan usahatani.

DAFTAR PUSTAKA

  Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembalun. 2014. Laporan Tahunan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembalun. Sembalun. BPS NTB. 2014 a. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram. Miratun, S. 2014. Analisis Keseimbangan Ekonomi Rumahtangga Petani Anyaman

  Bambu di Kabupaten Lombok Barat . Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.

  Simanjuntak, P. J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.