ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI JAGUNG DI DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA JURNAL

  

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA DAN

PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI JAGUNG

DI DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN

KABUPATEN LOMBOK UTARA

JURNAL

Oleh

WINDIANI WULANDARI

  

C1G 012 185

FAKULTAS PERTANIAN

  

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN

RUMAHTANGGA PETANI JAGUNG DI DESA GUMANTAR

KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

ANALYSIS OF CORN FARMERS’ WORKING HOURS AND

HOUSEHOLD INCOME IN GUMANTAR VILLAGE, KAYANGAN

DISTRICT, NORTH LOMBOK REGENCY

  1

  2

  3 Windiani Wulandari , Ir. Rosmilawati, MS. , Ir. Anwar, MP.

  Agribisnis, Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui curahan waktu kerja anggota rumahtangga petani jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. (2) Mengetahui pendapatan rumahtangga dari kegiatan pertanian maupun non pertanian yang diperoleh rumahtangga petani jagung di Desa Gumantar Kecamatan kayangan Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini dilakukan di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara di tiga dusun yaitu Dusun Air Bari, Dusun Amor-Amor dan Dusun Pawang Baturan, dengan metode deskriptif dan teknik survey yaitu mewawancarai 30 petani jagung dengan berpedoman pada quesioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder dan jenis data yang digunakan terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan (1) Total curahan waktu kerja rumahtangga petani jagung pada usahatani sendiri sebesar 114,15 HKO per musim, luar usahatani sendiri sebesar 10,3 HKO per musim dan non pertanian sebesar 196,69 HKO. (2) Rata-rata pendapatan rumahtangga petani jagung dari usahatani sendiri sebesar Rp 22.870.967, luar usahatani sendiri sebesar Rp 841.133 dan non pertanian sebesar Rp 11.411.640. Kontribusi pendapatan dari usahatani sendiri terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 65,12%, di luar usahatani sendiri sebesar 2,39% dan dari non pertanian sebesar 32,49%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan dari usahatani sendiri cukup tinggi terhadap total pendapatan rumahtangga petani jagung.

  Kata Kunci :CurahanWaktu Kerja dan Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung.

  

ANALYSIS OF CORN FARMERS’ WORKING HOURS AND

HOUSEHOLD INCOME IN GUMANTAR VILLAGE, KAYANGAN

DISTRICT, NORTH LOMBOK REGENCY

  4

  5

  6 Windiani Wulandari , Ir. Rosmilawati, MS. , Ir. Anwar, MP.

  Agribisnis, Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

ABSTRACT

  This study aims to: (1) Find out corn farmer s’ working hours of household in the Gumantar village, Kayangan district, North Lombok regency. (2) Find out household farmers’ income from farm and non-farm activities in the village Gumantar, Kayangan district, North Lombok Regency. This research was conducted in the Gumantar village, Kayangan district, North Lombok regency in three hamlets, namely, Air Bari hamlet, Amor-Amor hamlet and Pawang Baturan amlet. The method which was used was descriptive methods and survey technique 30 corn farmers were interviewed based on the questioner. The data consisted primary and secondary data and the type of data were quantitative and qualitative data.

  The results showed (1) Total working hours of household corn farmers was 114.15 HKO per season, outside of his own farm was 10.3 HKO per season and in non-agriculture activity was 196.69 HKO. (2) Average household farmers income from farming corn alone was Rp 22,870,967, beyond the farm itself was Rp 841 133 and non-agricultural was Rp 11,411,640. The revenue contribution from its own farm household income amounted to 65.12%, beyond the farm itself amounted to 2.39% and from the non-agriculture amounted to 32.49%. This showed that the contribution of income from farming itself was quite high due to the total household income of corn farmers.

  Keywords : Working hours and household income of corn farmers

   PENDAHULUAN

  Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumahtangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (Sulaiman, 2015).

  Hampir semua rumahtangga petani diseluruh wilayah di Indonesia mengusahakan tanaman jagung dengan produksi jagung tahun 2014 sebanyak 19,01 juta ton pipilan kering atau meningkat sebanyak 0,50 juta ton (2,68%) dibandingkan tahun 2013 (Anonim, 2015).

  Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu kabupaten yang ada di NTB sebagai sentra produksi jagung terbesar. Khususnya di Kecamatan Kayangan Desa Gumantar merupakan salah satu desa sebagai sentra produksi tanaman jagung. Luas Desa Gumantar ± 3.860 ha sedangkan luas tanam 200 ha, luas panen 200 ha, produksi rata-rata 4,2 ton/ha dan produksinya 480 ton pipilan jagung.

  Secara umum rumahtangga petani jagung di Desa Gumantar ini merupakan rumahtangga yang memiliki lahan pertanian rata-rata adalah milik sendiri dan pengelolaan lahannya dikelola sendiri oleh petani. Selain itu, masih banyak lahan kering yang belum dikelola secara maksimal bahkan ada yang tidak dikelola sebagai lahan pertanian atau lahan tidur (PPL, 2015). Hal ini disebabkan karena sifat lahan di kawasan desa ini adalah lahan tadah hujan dengan jenis komoditi yang paling cocok diusahakan yaitu jagung dengan kondisi lahan hanya dimanfaatkan oleh petani pada musim hujan yang berlangsung dari Bulan Desember sampai Bulan Februari tahun berikutnya. Lahan ini berarti hanya dimanfaatkan dalam waktu 3 bulan, selebihnya petani menunggu pada musim hujan tahun berikutnya untuk dibudidayakan tanaman. Jika jumlah hari hujannya pendek dan rendahnya curah hujan setiap tahunnya maka dapat dipastikan budidaya pertanian akan mengalami kegagalan panen (Sasambo, 2015).

  Selain itu kegiatan usahatani juga memiliki waktu senggang selama 9 bulan menunggu musim hujan, petani umumnya di kawasan ini tidak mempunyai kegiatan yang produktif. Waktu senggang yang dimiliki tersebut menyebabkan rumahtangga petani mencurahkan waktunya untuk bekerja di luar usahatani sendiri maupun non pertanian untuk mendapatkan tambahan pendapatan.

  Berdasarkan uraian di atas maka penting untuk dilakukan penelitian tentang

  “Analisis Curahan Waktu Kerja dan Pendapatan Rumahtangga

Petani Jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok

Utara

  ”.

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1.) Mengetahui curahan waktu kerja anggota rumahtangga petani jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan

METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2011). Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Penelitian dilaksanakan di 3 dusun yakni, Dusun Air Bari, Dusun Amor-Amor dan Dusun Pawang Baturan. Penentuan daerah sampel penelitian ditentukan secara Purposive

  

Sampling atau penentuan daerah penelitian secara sengaja berdasarkan

  pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penentuan daerah tersebut atas dasar pertimbangan bahwa ketiga dusun tersebut merupakan dusun yang saat ini melakukan usahatani jagung, memiliki produksi tertinggi dan merupakan masyarakat tergolong miskin karena sifat lahan di kawasan tersebut merupakan lahan tadah hujan dengan kondisi lahan hanya dimanfaatkan oleh petani pada musim hujan yang berlangsung dari Bulan Desember sampai Bulan Februari tahun berikutnya di Desa Gumantar. Penentuan responden ditentukan secara

  

Proportional Random Sampling. Selanjutnya jumlah responden ditentukan dengan

  cara Quota Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan jatah sebanyak 30 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif (dalam bentuk angka) dan data kualitatif (tidak berupa angka). Selain itu, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari rumahtangga petani jagung, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah. Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik survey yaitu wawancara langsung dengan petani yang melakukan usahatani jagung di daerah penelitian dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disediakan sebelumnya. Untuk menghitung curahan waktu kerja dan pendapatan rumahtangga dianalisis bersifat kuantitatif digunakan persamaan matematika sebagai berikut : 1.

   Analisis Curahan Waktu Kerja

  Untuk menghitung curahan waktu kerja pada usahatani jagung, dihitung dengan rumus (Sadyadharma, 1986) sebagai berikut: P = x HKO Keterangan : P = Waktu yang dicurahkan rumahtangga petani jagung (HKO) j = Jumlah jam kerja perhari (jam) t = Jumlah tenaga kerja yang dilibatkan (Orang) h = Jumlah hari kerja yang diluangkan /curahkan (hari) 7 = Standar jam kerja orang dewasa perhari

2. Analisis Pendapatan a.

  Untuk mengetahui besarnya pendapatan bersih yang berasal dari kegiatan usahatani sendiri, luar usahatani sendiri dan non pertanian dapat dihitung dengan rumus:

  I

  1 = TR – TC

   I 2 = TR – TC

   I 3 = TR – TC

  Keterangan :

  I

  1 = Pendapatan bersih dari usahatani sendiri

  I

  2 = Pendapatan bersih dari luar usahatani sendiri

  I

  3 = Pendapatan bersih dari non pertanian

  TR = Penerimaan (Pendapatan Kotor) TC = Total Biaya b.

  Untuk mengetahui besarnya pendapatan total rumahtangga petani jagung dari seluruh sumber pendapatan, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Boediono, 1983 dalam Rahmawati, 2006).

  = I I +I

  I tot 1 +

  2

  3 Keterangan :

  I tot = Pendapatan total rumahtangga petani

  I

  1 = Pendapatan bersih dari usahatani sendiri

  I = Pendapatan bersih dari luar usahatani sendiri

2 I 3 = Pendapatan bersih dari usaha non pertanian atau jasa lainnya 3.

   Analisa Sumbangan (Kontribusi)

  Untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi dari usahatani sendiri terhadap pendapatan rumahtangga petani jagung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  K = x 100 % Keterangan : K = Kontribusi pendapatan usahatani sendiri terhadap pendapatan rumahtangga petani

  I

  1 = Pendapatan bersih dari usahatani sendiri

  I tot = Pendapatan total rumahtangga petani

HASIL DAN PEMBAHASAN

  lama dan merupakan usahatani yang dominan dilakukan oleh rumahtangga petani. Hal ini disebabkan karena lahan di kawasan Desa Gumantar ini termasuk lahan kering (lahan tadah hujan) yaitu petani hanya memanfaatkan musim hujan sebagai sumber pengairannya yang berlangsung dari Bulan Desember sampai Bulan Februari tahun berikutnya dan jenis komiditi yang paling cocok diusahakan adalah jagung. Sistem tanam yang digunakan yakni tugal. Sebagian besar responden menggunakan air hujan untuk berusahatani dan dua responden menggunakan sumur bor. Jagung hanya bisa ditanam dalam satu kali musim tanam per tahun.

  Jika jumlah hari hujannya pendek maka dapat dipastikan budidaya pertanian akan mengalami kegagalan panen. Oleh karena itu, setiap rumahtangga petani jagung berupaya untuk menambah pendapatan rumahtangga dengan mencurahkan waktunya baik pada kegiatan pertanian (usahatani sendiri dan di luar usahatani sendiri) maupun non pertanian.

  

Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Petani Jagung pada Usahatani jagung

Tabel 4.1 Rata-rata Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Petani Jagung pada

  Usahatani Jagung dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Gumantar Tahun 2015

  Curahan Waktu Kerja (jam/musim/HKO) Jumlah

  No Jenis Kegiatan CWK RT

  Suami Istri Anak

  1 Pengolahan Tanah 2,08 1,03 0,70 3,81

  2 Penanaman 3,37 2,78 1,74 7,89

  3 Pemeliharaan 1,81 1,51 0,60 3,92

  4 Pemanenan 3,56 3,33 1,84 8,73

  5 Pengangkutan 0,07 0,02 0,02 0,11

  6 Pemipilan 0,23 0,30 0,53 1,06 Jumlah 11,12 8,97 5,44 25,53

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata curahan waktu kerja rumahtangga petani jagung pada usahatani jagung sebesar 25,53 HKO untuk satu kali musim tanam. Curahan waktu kerja anggota rumahtangga yang terbesar didominasi oleh suami sebesar 11,12 HKO. Curahan waktu kerja istri lebih kecil dibandingkan dengan suami dikarenakan istri lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan curahan waktu kerja terkecil terjadi pada anak sebesar 5,44 HKO karena sebagian besar mereka masih sekolah bahkan banyak yang melanjutkan pendidikan sampai keperguruan tinggi.

  Curahan Waktu Kerja Tenaga Kerja Luar Keluarga pada Usahatani Jagung

Tabel 4.2 Rata-rata Curahan Waktu Kerja Tenaga Kerja Luar Keluarga pada

  Usahatani Jagung dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Gumantar Tahun 2015

  No Jenis Kegiatan Curahan Waktu Kerja (jam/musim/HKO)

  1 Pengolahan Tanah 1,84

  2 Penanaman 16,01

  3 Pemeliharaan 3,54

  4 Pemanenan 29,94

  5 Pengangkutan 2,14

  6 Pemipilan 1,27 Jumlah 54,74

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-rata curahan waktu kerja tenaga kerja luar keluarga pada usahatani jagung sebesar 54,74 HKO untuk satu kali musim tanam. Curahan waktu kerja tenaga kerja luar keluarga yang terbesar yaitu pada kegiatan pemanenan sebesar 29,94 HKO. Curahan waktu kerja terkecil tenaga kerja luar keluarga yaitu pada kegiatan pemipilan sebesar 1,27 HKO. Hal ini disebabkan karena sebagian besar petani menggunakan mesin untuk memipil jagung dan tenaga kerja yang digunakan 1-2 orang pekerja untuk operator mesin.

  Biaya Produksi Usahatani Jagung

Tabel 4.3. Rata-rata Biaya Produksi yang dikeluarkan Rumahtangga Petani pada

  Usahatani Jagung dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Gumantar Tahun 2015

  No Jenis Biaya Produksi Rata-rata Biaya Produksi (Rp/musim)

  1 Biaya Tetap 1.036.574,96

  2 Biaya Variabel 7.581.124,01 Jumlah 8.617.698,97

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi usahatani jagung per musim tanam (MT) per tahun yang dikeluarkan rumatangga petani sebesar

  Rp 8.617.698,97 per luas lahan garapan. Namun, biaya produksi yang paling banyak dikeluarkan oleh rumahtangga petani responden adalah biaya variabel sebesar Rp 7.581.124,01/tahun. Tingginya biaya variabel ini disebabakan karena harga sarana produksi yang relatif tinggi. Secara rinci untuk biaya tetap dan biaya variabel dijelaskan sebagai berikut.

  1. Biaya Tetap

Tabel 4.4. Rata-rata Biaya Tetap yang dikeluarkan Rumahtangga Petani pada

  Usahatani Jagung dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Gumantar Tahun 2015

  No Biaya Tetap Rata-rata Biaya Tetap (Rp/musim)

  1 Biaya Penyusutan Alat 141.408,30

  2 Biaya Pajak Tanah 511.833,33

  3 Biaya Sewa Lahan 383.333,33 Jumlah 1.036.574,96

   Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap secara keseluruhan yang dikeluarkan rumahtangga petani jagung sebesar Rp 1.036.574,96. Penggunaan biaya tetap terbesar yang dikeluarkan oleh rumahtangga petani jagung adalah biaya pajak tanah sebesar Rp 511.833,33 per luas lahan garapan. Sedangkan biaya tetap terkecil yang dikeluarkan oleh rumahtangga petani responden adalah biaya penyusutan alat sebesar Rp 141.408,30 karena peralatan memiliki umur ekonomis yang cukup tinggi dan waktu pemakain yang cukup lama sampai 5 tahun bahkan lebih tergantung dari jenis peralatan yang digunakan.

  2. Biaya Variabel

Tabel 4.5. Rata-rata Biaya Variabel yang dikeluarkan Rumahtangga Petani pada

  Usahatani Jagung dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Gumantar Tahun 2015

  No BiayaVariabel Rata-rata Biaya Variabel (Rp/musim)

  1 Biaya Sarana Produksi

  a. Benih 1.709.016,67

  b. Pupuk 1.611.183,33

  c. Obat-obatan 710.033,53

  d. Air Bor 22.666,67

  2 Biaya Tenaga Kerja

  e. Luar Keluarga 3.528.223,81 Jumlah 7.581.124,01

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel secara keseluruhan sebesar Rp 7.581.124,01. Biaya variabel terbesar yang dikeluarkan oleh rumahtangga petani pada usahatani jagung adalah biaya sarana produksi sebesar Rp 4.052.900, 20. Sedangkan biaya yang terendah yang

  

Produksi, Harga, Penerimaan dan Pendapatan Rumahtangga Petani dari

Usahatani Jagung

Tabel 4.6. Rata-rata Produksi, Harga, Penerimaan dan Pendapatan Rumahtangga

  Petani dari Usahatani Jagung dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Gumantar Tahun 2015

  No Uraian Rata-rata

  1 Produksi (Kw) 78,47

  2 Harga (Rp/Kw) 245.833,33

  3 Penerimaan (Rp) 19.326.000,00

  4 Total Biaya (Rp) 8.617.698,97

  5 Pendapatan (Rp/th) (3 10.708.301,03

  • – 4)

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah produksi jagung yang dihasilkan oleh rumahtangga petani sebesar 78,47 kwintal yang sudah dipipil dengan rata-rata harga per kwintal sebesar Rp 245.833,33. Sedangkan rata-rata penerimaan (pendapatan kotor) yang diperoleh rumahtangga petani sebesar Rp 19.326.000,00 dengan total biaya yang dikeluarkan rumahtangga petani adalah sebesar Rp 8.617.698,97. Sehingga dapat diketahui pendapatan rumahtangga petani dari kegiatan usahatani jagung diperoleh dari penerimaan (pendapatan kotor) dikurangi dengan total biaya produksi, jadi rata- rata pendapatan rumahtangga petani sebesar Rp 10.708.301,03.

  Curahan Waktu Kerja Rumahtangga pada Kegiatan Perkebunan

Tabel 4.7. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Petani Jagung Pada

  Kegiatan Perkebunan di Desa Gumantar Tahun 2015 No Anggota Keluarga Curahan Waktu Kerja (jam/musim/HKO

  1 Suami 1,58

  2 Istri 1,45

  3 Anak 1,14

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa curahan waktu kerja terbesar didominasi oleh suami sebesar 1,58 HKO sedangkan curahan waktu kerja yang terkecil ada pada anak sebesar 1,14 HKO.

  Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung dari Hasil Perkebunan

Tabel 4.8. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani dari Perkebunan di Desa

  Gumantar Tahun 2015 No Hasil Perkebunan Jumlah (orang) Rata-rata Pendapatan (Rp/th)

  1 Pisang 5 236.000,00

  2 Mente 7 865.000,00

  3 Sawu 5 753.000,00

  4 Mangga 6 2.333.333,33

  5 Kedondong 1 180.000,00

  6 Srikaya 1 1000.000,00

  7 Kelapa 6 1.591.666,67

  8 Kedelai hitam 1 600.000,00

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa pendapatan tertinggi yang diperoleh rumahtangga yaitu dari hasil penjulan mangga per tahun sebesar Rp 2.333.333,33 dari 6 jumlah petani rsponden. Sedangkan pendapatan terendah yang diperoleh rumahtangga petani yaitu dari penjualan kedondong sebesar Rp 180.000,00 . Hal ini disebabkan karena tanaman kedondong paling sedikit yang ditanam oleh rumahtangga petani.

  Curahan Waktu Kerja Rumahtangga pada Kegiatan Beternak

Tabel 4.9. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Petani Jagung Pada

  Kegiatan Beternak di Desa Gumantar Tahun 2015 No Anggota Keluarga Curahan Waktu Kerja (jam/HKO)

  1 Suami 57,29

  2 Istri 31,55

  3 Anak 35,65

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan bahwa curahan waktu kerja terbesar di dominasi oleh suami sebesar 57,29 HKO. Curahan waktu kerja yang terkecil ada pada istri karena sebagian besar istri mengerjakan pekerjaan rumahtangga. Kegiatan beternak ini dilakukan oleh suami, istri dan anak mulai dari membersihkan kandang, memandikan ternak, mencarikan makanan dan memberi makan dan minum setiap harinya.

  Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung dari Peternakan

Tabel 4.10. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung dari Peternakan di

  Desa Gumantar Pada Tahun 2015 No Jenis Ternak Jumlah (orang) Rata-rata Total Pendapatan (Rp/th)

  1 Sapi 24 10.189.583,33

  2 Kambing 7 1.928.571,43

  3 Babi 6 10.883.333,33

  4 Ayam 12 412.500,00

  5 Itik 1 250.000,00

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa pendapatan tertinggi yang diperoleh rumahtangga dari kegiatan ternak babi sebesar Rp 10.883.333,33 dipelihara oleh 6 orang responden. Sedangkan ternak sapi hampir sama dengan ternak babi yaitu sebesar Rp 10.189.583,33. Hal ini disebabkan karena rumahtangga petani jagung rata-rata beternak sapi. Rata-rata ternak sapi yang dimilikinya lebih dari satu dan dalam setahun dapat dijual 1-2 anak sapi bahkan induknya juga dijual karena kurang produktif dalam membantu kegiatan membajak. Sedangkan pendapatan terendah diperoleh dari ternak itik sebesar Rp 250.000,00 karena ternak itik hanya dipelihara oleh satu responden saja.

  

Curahan Waktu Kerja Rumahtangga di Luar Usahatani Sendiri (Buruhtani)

Tabel 4.11. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Petani Jagung di Luar

  Usahatani Sendiri di Desa Gumantar Tahun 2015 No Anggota Keluarga Curahan Waktu Kerja (HKO/Tahun)

  1 Suami 21,00

  2 Istri 7,13

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa curahan waktu kerja tertinggi pada suami sebesar 21,00 HKO. Sedangkan curahan waktu kerja istri lebih kecil yaitu sebesar 7,13 HKO.

  Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung di Luar Usahatani Sendiri

  1 Ojek 2 27,43 2.016.000,00

  

Curahan Waktu Kerja dan Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung dari

Kegiatan Non Pertanian

Tabel 4.13. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung dari Non Pertanian di Desa Gumantar Tahun 2015

  No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)

  Curahan Waktu Kerja (HKO/tahun)

  Rata-rata Pendapatan

  (Rp/th)

  2 Peladen 3 16,76 768.333,33

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  3 Tukang 2 38,10 7.836.000,00

  4 Wiraswasta 1 378,86 18.000.000,00

  5 Guru (Honor) 1 267,43 2.448.000,00

  6 Wirausahawan 1 34,29 48.000.000,00

  7 Kadus 2 514,29 16.200.000,00

  8 Saudagar 2 72,00 19.800.000,00

  9 Pegawai Kantor 1 312.00 20.760.000,00

  Berdasarkan Tabel 4.20 menunjukkan bahwa pendapatan tertinggi yang diperoleh rumahtangga dari kegiatan panen sebesar Rp 2.670.000,00 karena kegiatan ini dilakukan bersama oleh suami dan istri sebanyak 6 orang. Sedangkan pendapatan terendah pada kegiatan cabut rumput sebesar Rp 125.000,00. Hal ini disebabkan karena kebanyakan petani menggunakan roundup dan kalaris untuk penghambat pertumbuhan rumput disekitar tanaman sehingga petani dapat menekan biaya dan kegiatan ini hanya dilakukan oleh istri saja sebanyak 2 orang.

  3 Istri 416.666,67

Tabel 4.12. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga di Luar Usahatani Sendiri di Desa

  2 Pembibitan

  Gumantar Tahun 2015 No Jenis Pekerjaan

  Jumlah (orang)

  Pelaku Rata-rata Pendapatan

  (Rp/th)

  1 Pengolahan tanah (traktor)

  11 Suami 725.818,18

  3 Suami 666.666,67

  6 Suami 1.650.000,00

  2 Istri 250.000,00

  3 Penanaman

  1 Suami 2.500.000,00

  5 Istri 170.000,00

  4 Cabut Rumput

  2 Istri 125.000,00

  5 Panen

  10 Karyawan Toko 1 334,29 21.600.000,00 Karyawan

  Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa pendapatan tertinggi pada kegiatan non pertanian di dominasi oleh wirausahawan sebesar Rp 48.000.000 per tahunnya dengan curahan waktu kerja sebesar 34,29 HKO per tahun. Sedangkan pendapatan terendah diperoleh dari peladen sebesar Rp 768.333,33 dengan curahan waktu kerja sebesar 16,76 HKO per tahun.

  Total Curahan Waktu Kerja dan Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung di Desa Gumantar

Tabel 4.14. Rata-rata Curahan Waktu Kerja dan Pendapatan Rumahtangga Petani

  Jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015

  Curahan Waktu Kerja Jumlah Pendapatan No Sumber Pendapatan

  CWK (Rp/th) Suami Istri Anak

  1 Usahatani Sendiri 59,55 34,79 19,81 114,15 22.870.967,69 Di Luar Usahatani 2 8,4 1,9 0,0 10,3 841.133,33 Sendiri

  3 Non Pertanian 69,09 73,60 54,00 196,69 11.411.640,08 Jumlah 137,04 110,29 73,81 321,14 35.123.741,10

  Sumber: Data Primer Diolah, 2016

  Berdasarkan Tabel 4.26 menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan curahan waktu kerja rumahtangga petani jagung sebesar 321,14 HKO/tahun dengan rata-rata pendapatan rumahtangga petani sebesar Rp 35.123.741,10. Curahan waktu kerja rumahtangga petani jagung pada usahatani sendiri cukup besar berjumlah 114,15 HKO begitu juga dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 22.870.967,69. Sedangkan curahan waktu kerja terendah yaitu pada usahatani di luar usahatani sendiri atau buruhtani sebesar 10,3 HKO dengan jumlah pendapatan rata-rata Rp 841.133,33. Curahan waktu kerja tertinggi rumahtangga petani jagung yaitu pada usaha non pertanian sebesar 196,69 HKO. dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 11.411.640,08.

  Kontribusi Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung di DesaGumantar

Tabel 4.15. Rata-rata Kontribusi Pendapatan Usahatani Sendiri, di Luar Usahatani

  Sendiri dan Non Pertanian terhadap Total Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, MT 2015

  Rata-rata Sumber

  Persentase Persentase No Anggota Keluarga Pendapatan

  Pendapatan (%) (%) CWK

  (Rp/tahun)

  1 Usahatani Sendiri Suami+Istri+Anak 22.870.967,69 65,12 35,55

  Berdasarkan Tabel 4.26 menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan usahatani sendiri terhadap total pendapatan rumahtangga sebesar 65,12% artinya 65,12% pendapatan rumahtangga ditunjang dari usahatani sendiri, dimana usahatani sendiri merupakan hasil usaha bersama antara suami, istri dan anak. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani sendiri memberikan kontribusi tertinggi terhadap total pendapatan rumahtangga dibandingkan pendapatan yang diperoleh dari luar usahatani sendiri maupun non pertanian. Curahan waktu kerja yang dialokasikan sebesar 35,55% per musim/tahunnya.

  Kontribusi pendapatan di luar usahatani sendiri (buruhtani) merupakan kontribusi terendah terhadap total pendapatan rumahtangga sebesar 2,39%. Besarnya waktu yang dicurahkan petani pada buruhtani sebesar 3,21% merupakan curahan waktu kerja terendah dibandingkan dengan usahatani sendiri dan non petanian. Pendapatan dari buruhtani hanya diperoleh dari suami dan istri.

  Sedangkan pendapatan dari non petanian memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap total pendapatan rumahtangga sebesar 32,49% artinya 32,49% pendapatan rumahtangga dapat ditunjang dari non pertanian. Pendapatan yang diperoleh dari non pertanian merupakan pendapatan bersama antara suami, istri dan anak. Curahan waktu kerja pada kegiatan non pertanian merupakan alokasi waktu yang tertinggi sebesar 61,24%. Tingginya curahan waktu kerja juga menentukan besarnya pendapatan yang diperoleh.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

  sebagai berikut:

  1. Rata-rata curahan waktu kerja rumahtangga petani jagung di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara pada usahatani sendiri sebesar 114,15 HKO per musim, di luar usahatani sendiri sebesar 10,3 HKO dan non pertanian sebesar 196,69 HKO.

  2. Rata-rata pendapatan rumahtangga petani jagung dari usahatani sendiri sebesar Rp 22.870.967, luar usahatani sendiri sebesar Rp 841.133 dan non pertanian sebesar Rp 11.411.640. Kontribusi pendapatan dari usahatani sendiri terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 65,12%, dari luar usahatani sendiri sebesar 2,39% dan dari non pertanian sebesar 32,49%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan dari usahatani sendiri cukup tinggi terhadap total pendapatan rumahtangga petani jagung.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan meningkatkan pendapatan rumahtangga petani jagung dan bisa menyerap tenaga kerja.

  2. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara hendaknya memberikan bantuan berupa alat atau teknologi yang mampu menyerap air dalam jumlah besar kepada petani Desa Gumantar agar bisa berusahatani lebih dari satu kali dalam setahun dan tidak hanya mengandalkan air hujan untuk berusahatani, sehingga mampu mencukupi permintaan komoditas jagung yang semakin meningkat serta mampu memenuhi kebutuhan ekonomi rumahtangga.

  3. Diharapkan kepada rumahtangga petani jagung agar memanfaatkan waktu luang yang dimilikinya untuk kegiatan di luar sektor pertanian yang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dari usahatani jagung.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim. 2015. Produksi Padi, Jagung, Dan Kedelai (Angka Ramalan I Tahun

  2015) . 1 Juli 2015 http://lampung.bps.go.id/website/brs_ind/brslnd- 20151701125209.pdf.

  29 Nopember 2015 . Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. PPL. 2015. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP4K) 2015 . Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.

  Kayangan. Rahmawati Y. 2006. Analisis Pendapatan dan Curahan Waktu Kerja

  Rumahtangga Petani pada Usaha Kerajinan Gerabah di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat . Skripsi . Jurusan Sosial

  Ekonomi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram. Sadyadharma, 1986. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Bimas Dan

Immas. Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian. Ghalia. Jakarta.

  Sasambo, F. 2015. Laporan Kinerja Investasi Kem Pertaminaflip Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok UTARA. Sulaiman, A. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019.

  Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

  

  29November 2015 .