Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS Ananas comosus L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

  EFEK ANAL (Ananas c

ALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH

  Dia Me

  as comosus

L.) PADA MENCIT PUTIH BETIN SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Tania Gunawan NIM : 068114121

  FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 H NANAS TINA

  

EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS

(Ananas comosus L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Tania Gunawan NIM : 068114121

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

HALAMAN PERSEMBAHAN

  “Kelemahan manusia yang paling besar adalah keraguannya untuk mengatakan pada orang sekitar seberapa besar dia mencintai mereka, ketika mereka masih hidup” (O.A. Battista).

  Skripsi ini mungkin tak begitu berarti bagi orang lain……. Tapi bagiku ini sangat berarti……………………………... Dalam proses perjalanan penyusunannya………………… Banyak kejadian-kejadian yang tak terduga……………… Kehilangan seorang ayah………….

  Begitu besar pengaruhnya dalam keluargaku…………. Pengorbanan adikku yang harus berhenti kuliah ………….. Dimana di usia itu seharusnya ia dapat menikmati bangku kuliah…………… Belajar,bermain bersama teman, dan menikmati masa remaja………………..

  Semua itu hanya impian belaka………….

  Pengorbanan yang sungguh teramat besar……………. Semoga aku tak mengecewakan mereka semua………. Thx God, Papa(Alm), Mama , Nana …………………. Atas pengorbanan kalian………………………………

  Karya ini kupersembahkan untuk seluruh warga dan teman-teman Farmasi USD, dan Almamaterku Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Terutama Papa(Alm) dan Nana, Mama satu yang ingin kuucapkan “ Aku cinta kalian semua”. Kalianlah motivasi dan semangatku untuk tetap terus berjuang hingga pada akhirnya nanti……….

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul “ Efek Analgesik – Antiinflamasi Sari Buah Nanas (Ananas comosus L.) pada Mencit Putih Betina’’ ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

  Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus untuk semua berkat, rahmat, dan segala penyertaan-Nya hingga saat ini.

  2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si, Apt., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu membimbing, mengoreksi, memberi masukan, kritik, saran, dan pengarahan dari awal persiapan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

  4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun.

  5. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun.

  6. Papa (Alm), Mama atas segala doa, semangat, bimbingan, motivasi, dan pengorbanannya selama ini. Dan adikku buat semua doa, semangat, motivasinya, dan pengorbanannya.

  7. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat yang telah banyak membantu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini.

  8. Seluruh dosen, laboran, petugas seketariat Fakutas Farmasi dan petugas perpustakaan Kampus Paingan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  9. Ricky, Jeffry, Felix, Dewi, Tanti atas bantuan dan kerjasamanya selama proses pengambilan data untuk penelitian ini.

  10. Bu Iin selaku dosen pembimbing akademik selama penulis kuliah di S1 ini yang telah memberi motivasi dan arahan sehingga penulis dapat melalui berbagai masalah yang dihadapi selama perkuliahan.

  11. Seluruh teman-teman FKK angkatan 2006 kelas C dan semua teman farmasi USD atas kebersamaannya selama kuliah S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi orang banyak.

  Penulis

  

INTISARI

  Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman obat untuk analgesik dan antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan khasiat analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas; mengetahui seberapa besar % proteksi menghambat nyeri dan % daya antiinflamasi sari buah nanas.

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode yang digunakan adalah metode Langford yang dimodifikasi untuk uji efek anti-inflamasi sedangkan untuk menguji efek analgesiknya digunakan metode rangsang kimia. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis sari buah nanas dan variabel tergantung yaitu efek analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov test untuk melihat distribusi data. Setelah diketahui data terdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan one-way Anova test dan Scheffe test dengan taraf kepercayaan 95%.

  Hasil penelitian membuktikan bahwa sari buah nanas memberikan khasiat analgesik dan antiinflamasi. Persen proteksi penghambatan nyeri sari buah nanas dari dosis 8,33ml/kgBB; 16,67ml/kgBB; dan 33,33ml/kgBB secara berturut-turut adalah 39,79%; 63,27%; dan 68,88%, sedangkan persen daya antiinflamasi sari buah nanas dari dosis 8,33ml/kgBB; 16,67ml/kgBB; dan 33,33ml/kgBB secara berturut-turut adalah 36,42%; 50,64%; dan 55,12%.

  Kata kunci : analgesik; anti-inflamasi; sari buah nanas; Ananas comosus L.

  

ABSTRACT

  Pineapple (Ananas comosus L.) is one of plants that can be used as a medicinal plant for analgesic and anti-inflammatory agents. This research aims to reveals analgesic and anti-inflammatory actions of pineapple squeeze; to find out the percentage protection to obstruct pain and percentage anti-inflammatory actions of pineapple squeeze.

  This is a pure experimental study using a one-way completely randomized design. This research used modificated Langford method to test the anti- inflammatory effects and to chemical stimulation method for testing analgesics. The independent variable used in this study is dosage of pineapple squeeze and the dependent variable are the analgesics and anti-inflammatory effects of pineapple squeeze. The quantitative analyzed with Kolmogorov-Smirnov test to find out the distributions of the data. After the data distribution discovered normal, analysis continued with one-way Anova test and Scheffe test with level of confidence 95%.

  Results of the study showed that the pineapple squeeze exerted analgesic and anti-inflammatory effects. Protection percentage to obstruct of pineapple squeeze of 8.33 ml/kg BW, 16.67 ml/kg BW and 33.33 ml/kg BW were 39.79%, 63.27%, and 68.88% respectively. Meanwhile, protection percentage of anti- inflammatory action of pineapple squeeze of 8.33 ml/kg BW, 16.67 ml/kg BW and 33.33 ml/kg BW were 36,42%, 50.64%, and 55,12% respectively. Key words: analgesic, anti-inflammatory, pineapple squeeze, Ananas comosus L.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………..…….ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………… iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….... iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………..v PRAKATA…………………………………………………………………….. ...vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. viii

  INTISARI…………………………………………………………………………ix ……………………………………………………………………….x

  ABSTRACT

  DAFTAR ISI……………………………………………………………………...xi DAFTAR TABEL…...…………………………………………………..………xvi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xix DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xxi

  BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………….1 A. Latar Belakang………...…………………………………………………..1

  1. Perumusan masalah…………...……………………………………….3

  2. Keaslian penelitian…………………………...………………………..4

  3. Manfaat penelitian……………….……………………………………5

  B. Tujuan Penelitian……………………..…………………………………...5

  1. Tujuan umum……………………...…………………………………..5

  2. Tujuan khusus………………………..………………………….…….5

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………….6

  1. Sistematika tumbuhan…………………..…….………………………6

  2. Sinonim………………………………………………………………..6

  3. Nama daerah…………………………………………………………..6

  4. Morfologi……………………………………………………………...7

  5. Kandungan kimia……………………………………...........................7

  6. Kegunaan……………………………………………………………...8

  B. Bromelain………………………………………………………………….8

  C. Nyeri…….………………………………………………………………..13

  D. Inflamasi………………………………………….………………………15

  E. Mekanisme Inflamasi…………………………………………………….18

  F. Parasetamol………………………………………………………………19

  G. Kalium diklofenak……………..................................................................21

  H. Metode Pengujian Efek Analgesik ………………………………………22

  I. Metode Pengujian Aktivitas Antiinflamasi………………………………27 J. Landasan Teori…………………………………………………………...30 K. Hipotesis………………………………………………………………….32

  BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………...................32 A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………….33 B. Variabel dan Definisi Operasional……………………….........................33

  1. Variabel………………………………………………………………33

  2. Definisi Operasional………………………..…...……………………34

  C. Subyek Uji dan Bahan Penelitian……………….………………………..35

  2. Bahan Penelitian……………………………………………………...35

  D. Alat Penelitian……………………………………………………………36

  E. Tata Cara Penelitian……………………………………………………...37

  1. Uji Analgesik………………………………....……………………...37

  a. Uji makroskopis buah nanas………………………......................37

  b. Pengumpulan bahan……………………………………………...37

  c. Pembuatan sari buah nanas………………………………………37

  d. Penyiapan hewan uji……………………………………………..38

  e. Pembuatan sediaan……………………………………………….38

  f. Penentuan kriteria geliat…………………………………………39

  g. Penentuan dosis sari buah nanas………………………………....39

  h. Penentuan dosis asam asetat 1%....................................................40 i. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat………………....41 j. Penentuan dosis parasetamol………………………………..........41 k. Perlakuan hewan uji……………………………………………...42 l. Penentuan % proteksi penghambatan nyeri……………………...42 m. Tata cara analisis data……………………………………….......43

  2. Uji Antiinflamasi…………………………………………………….44

  a. Penyiapan hewan uji……………………………………………..44

  b. Pembuatan sari buah nanas…………………………..……..……44

  c. Pembuatan sediaan………………………………………………44

  d. Uji pendahuluan selang waktu pemotongan kaki………………..45

  e. Uji pendahuluan selang waktu pemberian kalium diklofenak…...45

  f. Uji pendahuluan penentuan dosis kalium diklofenak……………46

  g. Perlakuan hewan uji………………………………………….......47

  h. Pengujian daya antiinflamasi…………………………………….47 i. Tata cara analisis data……………………………………………47

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….49 A. Uji Makroskopis Buah Nanas……………………………………......49 B. Uji Pendahuluan Analgesik……………………………………..........49

  1. Penentuan dosis asam asetat…………………………………......50

  2. Penentuan selang waktu pemberian rangsang……………………53

  3. Penentuan dosis parasetamol………………………………….….55

  C. Uji Pendahuluan Antiinflamasi………………………………………58

  1. Selang waktu pemotongan kaki setelah penyuntikan karagenin 1%..................................................................................................58

  2. Selang waktu pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB.........61

  3. Penentuan dosis efektif kalium diklofenak………..……………63

  D. Pengujian persen proteksi penghambatan nyeri dan daya antiinflamasi buah nanas……………………………………………………...…….66

  1. Pengujian persen proteksi penghambatan nyeri sari buah nanas……………………………………………………..……….66

  2. Pengujian daya antiinflamasi sari buah nanas……………………73

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..…………80 A. Kesimpulan………………………………………………..…………80 B. Saran……………………………………………………………...….80 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………81 LAMPIRAN……………………………………………………..………………84 BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………….125

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Rata-rata jumlah kumulati geliat mencit pada penentuan dosis asam asetat……………………………………………………………..…...51 Tabel II. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asam asetat………………………………………………………………….52 Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat 1% dosis 50mg/kgBB…...…………………..53 Tabel IV. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan selang waktu pemberian dosis asam asetat 1 % dosis 50 mg/kgBB ………..55 Tabel V.Rata – rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penetuan dosis parasetamol…………………………………………………………..56 Tabel VI. Hasil uji Scheffe pada penentuan dosis parasetamol………………...57 Tabel VII.Rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki….59 Tabel VIII. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki…………………………………………………...60

  Tabel IX. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu………………………………………………62

  Tabel X. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu……………….………..63

  Tabel XI. Rata-rata bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis efektif kalium diklofenak…………………………………………….……..64 Tabel XII.Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan dosis efektif kalium diklofenak………….………..….65 Tabel XIII. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok……..…………...67 Tabel XIV. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok…………………………………………………..69 Tabel XV. Data rata-rata perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji efek analgesik……………………………………...71 Tabel XVI. Hasil uji Scheffe perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji efek analgesik…………………………………...…72 Tabel XVII. Hasil rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin 1 % subplantar; % daya antiinflamasi; dan % potensi relatif daya antiinflamasi………………………………………………………75

  Tabel XVIII. Tabel rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit……………………………………………………………...76 Tabel XIX. Rata-rata persentase respon daya antiinflamasi tiap kelompok…….77 Tabel XX. Hasil % daya antiinflamasi dan potensi relatif………………….…121

  Tabel XXI. Tabel rata-rata ml sari buah nanas yang dihasilkan dari 100 g buah nanas……………………………………………………….……122

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Mekanisme Bromelain Menghambat Sistem Kinin…………….....…10 Gambar 2. Efek Bromelain pada Sintesis Prostaglandin…………………….…..13 Gambar 3. Pembentukan mediator-mediator nyeri………………………………17 Gambar 4. Struktur parasetamol ………………………………………………...20 Gambar 5. Struktur kalium diklofenak…………….…………………………….21 Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penentuan dosis asam asetat…………………………………………………………...51 Gambar 7. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat 1 % dosis 50 mg/kgBB………………………………………….………………….54

  Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan dosis parasetamol…………………………………………56 Gambar 9. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin

  1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki…………………………………………………………………..59 Gambar 10. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu…………………………………………..62

  Gambar 11. Grafik bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis efektif kalium diklofenak…………………………………………………..64 Gambar 12. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok………………………………………..68 Gambar 13. Grafik persen proteksi pada pengujian efek analgesik berbagai kelompok…………………………………………………………..68 Gambar 14. Grafik rata-rata perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji efek analgesik………………….…………………..71 Gambar 15. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin 1 % subplantar…………………………………………………………..75 Gambar

  16.Grafik rata-rata persentase respon daya antiinflamasi tiap kelompok…………………………………………………………...78 Gambar 17. Foto buah nanas sebelum dikupas………………………………..…84 Gambar 18. Foto buah nanas setelah dikupas……………………………………84 Gambar 19. Foto juice extractor………………………...……………………….85 Gambar 20. Foto sari buah nanas………………………………………………...85 Gambar 21. Foto geliat…………………………………………………………..86 Gambar 22. Foto udema…………………………………………………………86

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Data jumlah kumulatif geliat mencit besrta hasil analisis statistik pada penentuan dosis asam asetat 1 % dosis 50mg/kgBB….....….87 Lampiran 2. Data jumlah kumulatif geliat mencit beserta hasil analisis statistik pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat………….…90 Lampiran 3. Data jumlah kumulatif geliat mencit beserta hasil analisis statistik pada penentuan dosis parasetamol………………………………...93 Lampiran 4. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan selang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1% dan hasil analisis statistiknya…………………………………………………….…..96

  Lampiran 5. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB beserta hasil analisis statistiknya………………………………………...………………99

  Lampiran 6. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis kalium diklofenak beserta hasil analisis statistiknya………………….….102 Lampiran 7. Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji efek analgesik..…105 Lampiran 8.Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis statistiknya……………………………………………..…110 Lampiran 9. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji efek analgesik……………………………………………...…..113 Lampiran 10. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek antiinflamasi beserta

  Lampiran 11. Contoh perhitungan % daya antiinflamasi dan potensi relatif…...124

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Inflamasi atau peradangan merupakan suatu reaksi vaskuler yang

  menimbulkan adanya pengiriman cairan, zat terlarut, dan sel darah menuju jaringan intertisial pada daerah yang mengalami luka (Price dan Wilson, 1984).

  Peradangan biasanya ditandai dengan kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), bengkak (tumor) dan berkurangnya fungsi organ yang meradang tersebut (functiolesia). Maka perlu penanganan untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan menggunakan obat anti-radang.

  Nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, ekspresi emosional, dan bersifat subjektif (Dipiro dkk, 1998). Nyeri sebenarnya berfungsi untuk mengingatkan atau melindungi serta memudahkan diagnosis, tetapi pasien sering merasakannya sebagai hal yang tidak mengenakkan sehingga akan berusaha untuk bebas darinya. Salah satu solusi untuk mengatasi rasa nyeri itu adalah mengembangkan berbagai upaya pengobatan. Obat yang digunakan untuk meringankan atau menekan rasa nyeri ini dikenal sebagai analgetika.

  Di Amerika dilaporkan bahwa 4 di antara 10 orang mengalami nyeri yang terjadi hampir setiap hari, sedangkan 89% menyatakan merasakan episode nyeri minimal sebulan sekali. Sekitar 20% populasi di Amerika dilaporkan mengalami nyeri kronik dan kecacatan akibat nyeri dilaporkan terjadi pada lebih dari 50 juta orang. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi nyeri di Amerika mencapai US$ 79 milyar (Dwiprahasto, 2002). Menurut Meliala (2000), setiap tahun di Amerika terjadi kehilangan jam kerja 65 juta hari kerja per tahun sehingga secara sosial maupun ekonomi nyeri dirasa sangat mengganggu. Di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, terutama di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Bagian Poliklinik Saraf, 50% pengunjunggnya adalah penderita nyeri dengan berbagai sebab.

  Kecenderungan dari masyarakat sekarang untuk kembali ke alam (back to

  

nature ) dalam pengobatan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Upaya

  pengobatan secara tradisional yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat hingga saat ini masih diakui keberadaannya, cukup potensial dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

  Di Indonesia, jumlah dan jenis bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional sangat banyak dan beragam, salah satunya adalah nanas (Ananas comosus L.). Buah nanas sangat mudah didapatkan, harganya murah dan digunakan penduduk sebagai buah pelengkap hidangan.

  Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki banyak khasiat. Hal tersebut dikarenakan dalam nanas mengandung enzim bromelain yang memiliki aksi antiinflamasi dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu bromelain juga mempunyai aksi terapetik meliputi : penghambatan agregasi platelet, aktivitas fibrinolitik, aksi anti-tumor, modulasi sitokin dan imunitas, sifat skin debridement (pengangkatan materi asing pada kulit), peningkatan absorpsi obat-obat lain, sifat-sifat mukolitik, membantu pencernaan, dan perbaikan peredaran darah dan jantung (Kelly, 1996).

  Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga dengan adanya enzim bromelain dalam buah nanas dapat memberikan khasiat analgesik dan antiinflamasi. Maka dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiat analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas. Lalu dibandingkan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hidayat (2010) tentang efek analgesik dan antiinflamasi jus buah nanas pada mencit betina galur Swiss. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hidayat (2010) yaitu yang diuji adalah jus buah nanas yang masih mengandung serat, sedangkan penelitian ini adalah sari buah nanas yang sudah tidak mengandung serat. Sesuai dengan sifat enzim bromelain yang larut dalam air maka diharapkan efek analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas lebih besar dibandingkan dengan jus buah nanas yang mengandung serat karena bromelain akan larut dalam komponen air. Kemudian dibandingkan % proteksi menghambat rasa nyeri dan % daya antiinflamasinya, sehingga penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat akan khasiat dari sari buah nanas. Cara pengujian yang digunakan untuk menguji efek analgesik adalah metode rangsang kimia yang cocok digunakan untuk pengujian analgesik non narkotik. Dan untuk menguji efek antiinflamasinya digunakan metode Langford yang dimodifikasi karena metode ini cukup spesifik untuk menguji efek antiinflamasinya.

  1. Perumusan masalah

  a. Apakah sari buah nanas memiliki khasiat analgesik dan antiinflamasi ?

  b. Berapa besar persen proteksi penghambatan nyeri yang dihasilkan oleh sari buah nanas? c. Berapa besar persen daya antiinflamasi yang dihasilkan oleh sari buah nanas?

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian tentang nanas pernah dilakukan oleh Hidayat (2010) tentang efek analgesik dan antiinflamasi jus buah nanas pada mencit betina galus Swiss.

  Hasil penelitian tersebut membuktikan jus buah nanas pada dosis 3,75 g/kgBB memberikan efek analgesik dan antiinflamasi sebesar 58,90% dan 56,82%.

  Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian efek analgesik-antiinflamasi sari buah nanas (Ananas comosus L.) pada mencit putih betina belum pernah dilakukan.

  Selain itu, ada pula penelitian yang dilakukan oleh Suseni (2002) tentang penetapan kadar bromelain pada buah nanas Bogor dan Blitar secara spektrofotometri UV. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kadar bromelain pada nanas Blitar lebih besar dibandingkan dengan nanas Bogor.

  Selain penelitian yang telah dilakukan dalam ruang lingkup Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis juga menemukan penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Gregory (1996). Hasil sistem kinin, kaskada koagulasi, sistem sitokinin, dan sintesis prostaglandin yang berkaitan pada proses antiinflamasi.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang obat tradisional dalam hal obat analgesik dan antiinflamasi.

  b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan penggunaan sari buah nanas sebagai analgesik dan antiinflamasi.

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi mengenai khasiat sari buah nanas terutama sebagai analgesik dan antiinflamasi.

  2. Tujuan khusus

  a. Untuk mengetahui apakah sari buah nanas memiliki khasiat analgesik dan antiinflamasi.

  b. Untuk mengetahui seberapa besar % proteksi penghambatan nyeri dari sari buah nanas c. Untuk mengetahui seberapa besar daya antiinflamasi sari buah nanas.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Nanas

  1. Sistematika Tumbuhan

  Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Classis : Monocotyledonae Ordo : Bromeliales Familia : Bromeliaceae Genus : Ananas Spesies : Ananas comosus Merr. (Tjitrosoepomo, 1994).

  2. Sinonim Ananas sativus (L.) Merr Bromelia ananas L. (Soedibyo,1998).

  3. Nama daerah

  Tanaman nanas mempunyai nama daerah Ekahauku, Anes, Nas, Henas, Kenas, Honas, Hanas, Kanas, Nanas, Naneh, Kanyas, Nyanyas (Sumatera).

  Danas, Ganas, Nanas, Lanas (Jawa). Kanas, Samblaka, Kayu usan, Kayu ujan, Belasan (Kalimantan). Manas, Nanas, Aruna, Nanasi, Anana, Panda Jawa (Nusatenggara). Tuis mangondow, Nanasi, Tuis, Pinang, Nanati, Ekam, Asne (Sulawesi). Ainasi, Than Bababam, Kalnasi, Kampora, Kanasoi, Kanasi, Nanasi, Nanasu, Nanaki (Anonim, 1989).

  4. Morfologi

  Tanaman nanas berupa herba yang kokoh; tinggi 0,5-1,5 meter; pada pangkalnya ada tunas merayap. Daun berbentuk garis, tebal, ulet, 80-120 kali 2-6 cm, dengan ujung lancip serupa duri, sepanjang tepi umumnya dengan duri temple yang membengkok ke atas, dari sisi bawah bersisik putih. Bunga tersusun dalam bulir yang sangat rapat, terminal (di ujung) dan bertangkai panjang. Poros bulir besar, pada ujung dengan daun pelindung yang lebih besar, tidak berisi bunga, merupakan roset yang rapat. Daun pelindung pada pangkal bunga dengan basis yang diperlebar, bergigi tajam, merah, kekuning-kuningan atau hijau, panjang 2-5 cm. Buluh kelopak sebagian tenggelam dalam poros bulir, seperti halnya dengan bakal buah, bersama-sama membentuk tonjolan yang lebih kurang persegi 5, taju kelopak bulat telur segitiga, berdaging, panjang lebih kurang 1 cm, mudah rontok. Daun mahkota lepas bentuk garis memanjang, panjang lebih kurang 2 cm, putih dan ungu, dari dalam pada pangkalnya dengan dua pinggiran yang menonjol, berkuku. Buah semu berdaging, hijau sampai orange, biji kecil dan kerap kali tidak menjadi ( van Steenis, 1992).

  5. Kandungan kimia

  Buah, daun dan akar mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (Syamsuhidayat, 1991), enzim bromelain, ergosterol peroksida, asam annasat, asam sitrat, vitamin C dan gula (Soedibyo, 1998).

6. Kegunaan

  Karena dalam nanas mengandung bromelain maka nanas mempunyai aksi sebagai berikut: penghambat agregasi platelet, aktivitas fibrinolitik, aksi antiinflamasi, aksi antitumor, modulasi sitokin dan imunitas, sifat skin

  (pengangkatan materi asing pada kulit), peningkatan absorpsi

  debridement

  obat-obatan lain, sifat-sifat mukolitik; membantu pencernaan, mempercepat penyembuhan luka, perbaikan peredaran darah dan jantung (kardiovaskuler).

B. Bromelain

  Enzim merupakan suatu senyawa yang bertindak sebagai katalis pada reaksi biologis. Meskipun enzim meningkatkan laju reaksi, tetapi tidak mengubah konsentrasi dari reaktan dan produk bila keseimbangan tercapai. Bromelain merupakan suatu enzim proteolitik sulfhidril yang dapat diperoleh dari nanas (Ananas comosus), yaitu suatu enzim yang dapat menguraikan atau memecah protein dan enzim ini memiliki residu sulfhidril pada lokasi aktifnya (Tyler, 1988).

  Dalam tanaman nanas, bromelain terdapat di dalam buah, tangkai, kulit buah dan batang. Prosentase kandungan bromelain pada bagian tanaman nanas tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Buah keseluruhan (masak) : 0,060 – 0,080%

  2. Daging buah (masak) : 0,080 – 0,125%

  3. Kulit : 0,050 – 0,075%

  4. Batang : 0,040 – 0,060%

  5. Tangkai : 0,010 – 0,060%

  6. Buah keseluruhan (masih hijau) : 0,040 – 0,060% 7. Daging buah (masih hijau) : 0,050 – 0,070%.

  Sedangkan kandungan bromelain pada daun persentasenya terlalu kecil (Omar, 1978).

  Bromelain mempunyai sifat fisis teramat higroskopis, peka terhadap pemanasan dan cahaya, titik lebur 234-235°C, larut dalam air, dan tidak larut dalam berbagai pelarut organik seperti alkohol, aseton, eter dan larutan ammonium sulfat.