Perbedaan fear of success pada wanita karier usia dewasa awal ditinjau dari status pernikahan - USD Repository
PERBEDAAN FEAR OF SUCCESS
PADA WANITA KARIER USIA DEWASA AWAL
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
VERTY SARI PUSPARINI
NIM: 049114092
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERBEDAAN FEAR OF SUCCESS
PADA WANITA KARIER USIA DEWASA AWAL
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
VERTY SARI PUSPARINI
NIM: 049114092
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Yakini tujuanmu.
Orang yang hidup tanpa keyakinan
tidak akan berhasil.Selama kamu berbuat benar,
PERBEDAAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA KARIER
USIA DEWASA AWAL DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Verty Sari Pusparini
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan fear of success pada
wanita karier usia dewasa awal ditinjau dari status pernikahan. Fear of success
adalah suatu fenomena yang umumnya terjadi pada wanita yaitu wanita
mengalami ketakutan sehingga menghindar untuk memperoleh kesuksesan karena
khawatir akan adanya konsekuensi negatif yang akan diterima. Penelitian ini
menggunakan tiga aspek fear of succcess yaitu adanya ketakutan akan penolakan
sosial, ketakutan yang berhubungan dengan femininitas atau normalitas, dan
pengingkaran.Subjek penelitian terdiri atas 50 orang wanita yang belum menikah dan 50
orang wanita yang sudah menikah. Semua subjek berstatus sebagai karyawati
bank yang terletak di Pontianak. Usia subjek berkisar antara usia 18 tahun hingga
40 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala fear of success
dengan model Likert. Estimasi reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas
sebesar 0,922.Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-test yang menunjukkan
angka t sebesar 1,255 dan p=0,212. Hasil penelitian ini gagal menolak H0 yng
menyatakan tidak ada perbedaan fear of success antara wanita karier usia dewasa
awal ditinjau dari status pernikahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak
adanya perbedaan fear of success dijelaskan pada bagian pembahasan. Kata kunci: fear of success, wanita karier, usia dewasa awal, status pernikahan
THE DIFFERENCES OF FEAR OF SUCCESS
ON THE EARLY ADULT WORKING WOMEN
ATTRIBUTED TO MARRIAGE STATUS
Verty Sari Pusparini
Psychology Faculty University of Sanata Dharma
2009
ABSTRACT
Current research is investigating the differences of fear of success on the
early adult working women attributed to marriage status. Fear of success is a
phenomenon that generally happened to women in which they feel afraid so that
they avoid to earn for success because worried for negative consequences that
they will be accept. The research used three aspects of fear of success; they were:
fear of social rejection, fear that is related to femininity or normality, and denial.
The subjects consist of 50 unmarried women and 50 married women who
worked as bank female employees in Pontianak. The subjects were 18 to 40 years
old. The data were collected using fear of success scale with Likert model. The
coefficient reliabity estimation was 0,922.The hypothesis was tested using t-test. It has been shown that the t value is
1,255 with p=0,212. The null hypothesis is failed to be rejected, there is no
differences of fear of success on the early adult working women attributed to
marriage status. Several factors influenced the result are explained in the
discussion.Key words: fear of success, career women, earlier adult, marriage status
KATA PENGANTAR
Tulisan dengan judul “Perbedaan Fear of Success pada Wanita Karier
Usia Dewasa Awal Ditinjau dari Status Pernikahan ” ini dibuat sebagai salah satu
syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata
Dharma. Dalam penelitian ini penulis telah berusaha melakukan sebaik mungkin
karena penulis sendiri merasa tertarik pada fenomena fear of success. Semoga
tulisan ini dapat memberi kontribusi yang baik bagi ilmu pengetahuan.Ucapan puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
karena penyertaan-Nya sehingga tulisan ini dapat diselesaikan. Tulisan ini juga
dapat terselesaikan dengan baik karena adanya bantuan berbagai pihak, karenanya
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu, diantaranya kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si sebagai dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Sylvia Carolina M. Y. M., S. Psi., M. Si sebagai Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberi banyak bantuan yang sangat berharga kepada penulis.
3. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. S. dan Y. Agung Santoso, S. Psi., M. A.
selaku dosen penguji skripsi.
4. Ibu P. Henrietta Puji Dwi Astuti Dian, S. Psi. sebagai dosen pembimbing
5. Semua dosen pengampu mata kuliah di Fakultas Psikologi yang telah
mentransfer ilmu mereka dengan sebaik mungkin.
6. Mas Muji yang selalu ada di laboratorium fakultas; Mas Doni di ruang baca
fakultas; Pak Gie, Mas Gandung, serta Bu Naniek yang ada di sekretariat.
7. Semua pihak bank di kawasan Pontianak yang telah memberi ijin kepada
penulis dan telah memberi partisipasi yang baik sehingga penulis mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
8. Kepada papa dan mama, orang tua yang luar biasa yang selalu memberi
dukungan maksimal kepada diriku.
9. Kepada saudara-saudaraku tercinta, Ce Venny dan Ko Juonvi dengan
perhatian dan kasihnya kepada diriku.
10. Kepada Rudi Hia beserta keluarga dengan nasihat dan bantuan yang telah
diberikan.
11. Terima kasih atas dukungan keluarga besarku di Pontianak yang selalu rajin
menanyakan perkembanganku.
12. Untuk Koordinator Unit Pelayanan Konseling, Agnes Indar Etikawati, S.Psi.,
M. Si., Psi. Wanita luar biasa yang banyak mengajariku.
13. Teman-teman yang ada di Unit Pelayanan Konseling: Tyas, Poed, Raniy,
Karen, Wira, Mas Sum, Mas Yudhi. Terima kasih buat semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
14. Buat sahabat-sahabatku yang tergabung di dalam kost Dewi: Dima, Cik Ita,
Eyin yang nun jauh di sana, Nana, Eva, Elsa “Aku mengucap syukur kepada
15. Buat tayank-ku: Raniy (dibaca Rani ye☺). Makasih ya buat semua tawa,
curhat , dukungan, dan tangisan kita bersama.
16. Buat Esti Pratidina beserta teman-temannya yang telah diperkenalkan
kepadaku.
17. Sahabat baikku yang luar biasa: Gregoria Rosarheina K. alias Ocha yang
mengerti aku dan selalu menyadarkanku akan kekhilafanku; beserta keluarga besarnya.
18. Buat PMK Ebenhaezer yang telah mendewasakan aku secara rohani dan telah
memberi banyak pelajaran berharga. Terima kasih buat kehadiran Kak Sony dan keluarga yang telah membimbing kami. Terima kasih juga buat anak-anak PMK dari semua angkatan.
19. Buat semua teman-teman Psikologi angkatan 2004 yang kompak dan
menyenangkan.
20. Buat teman-teman dari berbagai jurusan dan dari berbagai angkatan yang
mengenalku: penghargaanku kepada kalian yang telah mewarnai hidupku.
Terima kasih juga atas pertanyaan yang memotivasiku: “Kapan lulusnya?!”
21. Buat teman-teman baruku di Sekolah Minggu GKI Gejayan. Dari anak-
anaknya yang mengajar aku untuk bersabar sampai guru-gurunya yang mengujiku untuk jauh bersabar menghadapi kelakuan mereka.
22. Universitas Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan kepadaku untuk
menjadi bagian dari keluarga besar ini.23. Buat teman-teman kost Gracia dengan canda tawanya dan support-nya..
25. Dan untuk berbagai pihak yang belum disebutkan, tidak berarti kalian
terlupakan. Kehadiran dan bantuan anda telah membantuku untuk menjadi manusia yang lebih baik.Karya ini tentunya tidak sempurna tanpa masukan dan saran bagi pembaca.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi pembaca yang
membacanya.Penulis, Verty Sari Pusparini
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv HALAMAN MOTTO………………………………………………………… v HALAMAN KEASLIAN KARYA…………………………………………… viABSTRAK…………………………………………………………………….. vii
ABSTRACT………………………………………………………………….. viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………… ix KATA PENGANTAR………………………………………………………… xDAFTAR ISI………………………………………………………………….. xiv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xviii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………..... 1 B. Rumusan Masalah........................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian........................................................................ 8
BAB III. LANDASAN TEORI.......................................................................... 9
1. Pengertian Fear of Success...................................................... 9
2. Penyebab Fear of Success...................................................... 11
3. Aspek Fear of Success............................................................. 15
4. Akibat Fear of Success............................................................ 18
B. Wanita Karier................................................................................ 18
1. Pengertian Wanita Karier........................................................ 18
2. Wanita Karier yang Belum Menikah………………………... 21
3. Wanita Karier yang Sudah Menikah………………………… 22
C. Dewasa Awal................................................................................. 23
D. Perbedaan Fear of Success pada Wanita Karier Usia Dewasa Awal Ditinjau Dari Status Pernikahan.................... 24 E. Hipotesis........................................................................................ 27
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 28
A. Jenis Penelitian............................................................................... 28 B. Variabel Penelitian......................................................................... 28 C. Definisi Operasional....................................................................... 291. Fear of Success......................................................................... 29
2. Status Pernikahan......................................................................30
D. Subjek Penelitian............................................................................ 30
1. Populasi.................................................................................... 30
2. Sampel.......................................................................................30
E. Metode Pengumpulan Data............................................................ 31
F. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Aitem.......................................................................... 33
1. Validitas................................................................................... 33
2. Reliabilitas............................................................................... 33
3. Seleksi Aitem............................................................................ 34
G. Persiapan Penelitian........................................................................ 34
1. Uji Coba Alat Ukur...................................................................34
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur......................................................... 35
H. Metode Analisis Data..................................................................... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 37
A. Pelaksanaan Penelitian................................................................. 37 B. Deskripsi Subjek.......................................................................... 37 C. Analisa Data Penelitian................................................................. 381. Deskripsi Hasil Penelitian...................................................... 38
2. Uji Asumsi............................................................................... 41
3. Uji Hipotesis............................................................................ 42
D. Pembahasan................................................................................... 44
BAB V. PENUTUP........................................................................................... 48
A. Kesimpulan................................................................................... 48 B. Saran............................................................................................. 49DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 50
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Distribusi Aitem Skala Fear of Success sebelum uji coba................ 32
TABEL 2. Distribusi Aitem Skala Fear of Success setelah uji coba.................. 36
TABEL 3. Distribusi Subjek dari Setiap Bank................................................... 38
TABEL 4. Tabel Data Penelitian....................................................................... 38
TABEL 5. Hasil Analisa One Sample t-test…………………………………… 39
TABEL 6. Tabel Norma Kategorisasi Fear of Success..................................... 39
TABEL 7. Norma Skala Fear of Success.......................................................... 40
TABEL 8.Tabel Uji Normalitas......................................................................... 41
TABEL 9. Tabel Uji Homogenitas.................................................................... 42
TABEL 10. Tabel Independent Sample t-test..................................................... 47
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skala Fear of Success LAMPIRAN 2. Skor Data Penelitian (Sebelum Seleksi) LAMPIRAN 3. Skor Data Penelitian (Sesudah Seleksi) LAMPIRAN 4. Reliabilitas Skala Fear of Success
LAMPIRAN 5. Reliabilitas Skala Fear of Success (Seleksi)
LAMPIRAN 6. One Sample t-test LAMPIRAN 7. Uji Normalitas Q-Q PlotUji Homogenitas Uji t Mann-Whitney test
LAMPIRAN 8. Distribusi Data Subjek LAMPIRAN 9. Surat Keterangan Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita pada masa modern ini mengalami banyak perubahan
keadaan. Saat ini wanita mendapat kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendakinya sehingga banyak pilihan yang dimiliki oleh para wanita untuk bekerja. Hoyer & Roodin (2003) menyatakan bahwa wanita yang bekerja memiliki tingkat kepuasan hidup, perasaan mampu, dan harga diri yang lebih tinggi daripada wanita yang tidak bekerja.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa alasan wanita bekerja adalah untuk menambah penghasilan; agar mempunyai penghasilan sendiri; untuk dapat mempraktekkan ilmu yang telah didapat dan agar dapat berkembang (Miniatrix, 2003). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa umumnya mencapai kesuksesan dalam pekerjaan bukanlah alasan utama wanita dalam bekerja.
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono menyebut sebuah fenomena yang terjadi di kampus tempatnya bekerja. Di kampus tersebut terdapat dua atau tiga doktor wanita yang sudah sejak beberapa lama layak dipromosikan menjadi profesor. Namun mereka terus menunda proses promosinya dengan alasan tidak mau terlalu sering keluar kota karena merasa bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Sarlito sendiri menduga alasan sesungguhnya
2
mereka melepas peluang kenaikan pangkat tersebut disebabkan oleh persoalan
suami yaitu karena suami mereka hanya karyawan biasa (Femina, 2005).
Sebuah artikel lain memuat berita mengenai seorang karyawati
berusia 35 tahun di suatu perusahaan makanan. Karyawati tersebut
menunjukkan prestasi cemerlang sehingga ia bisa mendapat berbagai promosi
dengan cepat di awal kerjanya. Namun ketika karyawati tersebut akan
mendapatkan posisi vice president, kinerja kerjanya malah menurun.
Karyawati tersebut mengatakan tidak ada masalah yang mengganggu beban
pikirannya yang mempengaruhi kinerjanya. Namun ia berpikir buat apa lagi
mengejar kesuksesan sehingga ia kehilangan hasrat untuk mencapai suatu
prestasi yang lebih tinggi (Femina, 2005).Sebuah penelitian dalam majalah Femina mengungkapkan adanya
perbedaan keadaan yang cukup signifikan antara wanita karier yang masih
lajang dan wanita karier yang sudah menikah. Wanita karier yang masih
lajang memiliki kesadaran bahwa ada konsekuensi yang harus diterima jika
mau mencapai keberhasilan. Wanita lajang tersebut cenderung menunjukkan
keinginan untuk terus menunjukkan hasil kerja yang maksimal dan merasa
bahwa pasangan mereka akan siap mendukung mereka. Sedangkan wanita
yang sudah menikah dan memiliki anak cenderung memiliki ketakutan untuk
melakukan kerja secara maksimal mengingat adanya peran baru bagi mereka.
Wanita karier yang sudah menikah memiliki kekhawatiran untuk mencapai
posisi puncak dalam karier karena adanya peran baru yaitu menjadi bagian
3 Para wanita yang telah menikah pada saat ini dihadapkan dengan
permasalahan untuk tetap bekerja setelah menikah atau berhenti dari pekerjaan
dan mengurus rumah tangga. Sebagian besar wanita menikah yang menjalani
karier dihadapkan dengan permasalahan mengenai pilihan untuk menjadi ibu
rumah tangga dengan mengurus rumah tangga atau untuk menjadi wanita
karier yang sukses dengan tetap menjalankan karier. Status menikah sendiri
memberi tuntutan bagi wanita. Wanita menikah diminta untuk mengatur
kehidupan rumah tangga, diharapkan untuk memelihara, mengurus keperluan
pribadi suami serta pandai mengurus rumah tangga (Gilarso, 2001).Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dijalankan oleh
individu pada usia dewasa awal adalah mencari nafkah, memilih pekerjaan,
membangun karier, dan berkembang di dalam karier. Individu mendapat suatu
pengalaman baru dalam beradaptasi dan memenuhi tuntutan peran karier
ketika memasuki sebuah pekerjaan (Santrock, 1995). Individu yang bekerja
dan memiliki karier umumnya akan berusaha untuk mencapai hasil yang
terbaik.Individu pada usia dewasa awal juga dihadapkan dengan persiapan
untuk membangun suatu keluarga (Santrock, 1995). Masa usia dewasa awal
merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan sosial baru. Wanita pada usia dewasa awal diharapkan
memainkan peran baru seperti peran sebagai istri, orang tua sekaligus sebagai
pencari nafkah (Hurlock, 1991). Akibatnya status pernikahan dapat
4 Pada masa ini masih terdengar pendapat yang mengatakan bahwa
wanita lebih berperan di bidang rumah tangga sehingga wanita hendaknya
tidak memiliki prestasi yang terlalu tinggi karena dapat menyulitkan dalam
mencari pasangan. Seorang peneliti bernama Matina Horner menemukan
konsep fear of success yang didefinisikan sebagai kecenderungan wanita
untuk merasa tercengkeram oleh kemungkinan berhasil, sehingga wanita
berusaha mematikan kemauan untuk berhasil. Para wanita mengalami fear of
success karena adanya kekhawatiran bahwa kesuksesan dapat memberikan
dampak negatif bagi dirinya. Konsekuensi negatif yang dikhawatirkan
mencakup ketakutan akan penolakan sosial, kehilangan pasangan, takut
terkucilkan, kesepian atau tidak bahagia. Horner berpendapat bahwa wanita
menganggap berprestasi di berbagai bidang merupakan sesuatu yang tidak
pantas bagi wanita. Wanita yang berprestasi di berbagai bidang merasa bahwa
mereka akan kehilangan femininitasnya (Dowling, 1989).Sindrom fear of success ini lebih banyak terjadi pada subjek wanita
daripada subjek pria. Penelitian Buchalter (1997) pada manajer wanita dan
pria dengan berbagai latar belakang ras di Amerika menemukan bahwa wanita
menunjukkan tingkat fear of success yang signifikan daripada tingkat fear of
success pada pria. Wanita cenderung menunjukkan ketakutan dalam mencapai
kesuksesan sehingga sindrom fear of success ini sering disebut sebagai
sindrom yang menyerang individu wanita. Hal ini cukup menyulitkan wanita
karena situasi sekarang mulai memberi kebebasan wanita untuk menjalankan
5 Stevepavlina (2004) menambahkan bahwa kesuksesan bisa
menakutkan jika individu mengkhawatirkan mengenai apa yang akan terjadi
pada diri mereka jika mereka sukses. Individu menjadi takut bahwa
kesuksesan yang didapat menyebabkan munculnya konsekuensi yang tidak
sesuai dengan harapan mereka sehingga mereka tidak siap menghadapinya.Fear of success dalam diri individu dapat menjadi salah satu
hambatan yang menghalangi keberhasilan dalam bekerja. Beberapa individu
pada usia dewasa awal merasa takut berhasil pada pekerjaan atau bidangnya
karena mereka merasa tidak mampu untuk diberi tanggung jawab dan tugas
yang berat. Individu yang berhasil mendapatkan pekerjaan dengan usaha
maksimal dapat meragukan kemampuannya dengan merasa tidak sanggup
dalam melakukan tugas yang diberikan dengan penuh keberhasilan (Hurlock,
1991).Fear of success yang dialami oleh individu akan mempengaruhi
kinerja kerjanya. Hasil penelitian Setiadi (2007) menunjukkan hubungan
negatif antara fear of success dan komitmen kerja. Artinya bahwa semakin
tinggi tingkat fear of success, maka komitmen kerja subjek semakin rendah
sehingga dapat mempengaruhi performa kerja individu selanjutnya.Fear of success ini dipengaruhi oleh pandangan umum yang
beredar di masyarakat yaitu adanya harapan agar wanita lebih mengutamakan
keluarganya daripada karier pribadi atau pendidikannya. Masyarakat
seringkali berusaha mencari bukti bahwa wanita yang sukses dalam pekerjaan
6
mengenai keluarga yang tidak sukses tersebut meliputi hubungan dengan
suami dan anak-anak tidak harmonis, pendidikan anak terlantar, dan berbagai
contoh kegagalan lain (Seniati, 2003). Hal ini menyebabkan wanita yang
sudah menikah menjadi enggan untuk berkarier di luar rumah.Sindrom fear of success membuat wanita meninggalkan kariernya
karena merasa bahwa status pernikahan mengharuskan mereka untuk berperan
penuh sebagai ibu rumah tangga (Kartono, 1992). Pernyataan tersebut sesuai
dengan penelitian Miniatrix (2003) tentang studi kasus fear of success pada
ibu rumah tangga di Jakarta yang menunjukkan bahwa subjek penelitiannya
memutuskan untuk berhenti bekerja setelah menikah dan memutuskan untuk
menjadi istri yang baik sesuai dengan pandangan umum di masyarakat dengan
mengurus rumah tangga. Mereka berpendapat bahwa di jaman ini wanita dapat
menjalankan peran ganda namun ada pertentangan antara norma yang sudah
tertanam yaitu pandangan mengenai konsep tradisional dengan nilai-nilai baru
yang diterima sehingga menimbulkan konflik. Akibatnya para subjek itu
memutuskan untuk mengakhiri konflik yang ada dengan memutuskan untuk
menjadi ibu rumah tangga tanpa menjalani karier di luar rumah.Penelitian Martaniah, Purwanto, dan Hasanat (1992) mengenai fear
of success pada wanita menemukan adanya perbedaan tingkat fear of success
pada wanita berdasarkan usia. Tingkat fear of success yang paling rendah
ditemukan pada subjek mahasiswa sedangkan tingkat fear of success yang
relatif tinggi ditemukan pada pelajar. Tingkat fear of success yang paling
7
sudah menikah. Fear of success umumnya terjadi pada wanita dewasa awal
(Realyta, 2007). Usia dewasa awal merupakan usia produktif bagi individu
untuk menjalani dan berkembang dalam suatu karier namun dapat muncul
suatu permasalahan jika individu dewasa awal mengalami fear of success yang
menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi dalam
pekerjaannya.Status pernikahan dapat menjadi pertimbangan dalam pekerjaan.
Misalnya pekerjaan sebagai karyawati bank lebih mengutamakan wanita yang
belum menikah atau dibatasi untuk tidak menikah selama batas waktu tertentu.
Adapun jika ada calon karyawati yang sudah menikah, maka ada kontrak
untuk tidak hamil dalam jangka waktu tertentu. Alasan tersebut dibuat untuk
kepentingan bank agar tidak mengganggu performa kerja karyawati sehingga
dapat memberikan prestasi kerja yang terbaik.Pandangan masyarakat bahwa wanita memiliki peran yang lebih
besar dalam urusan rumah tangga dapat memunculkan ketakutan wanita untuk
menjalani karier di luar rumah. Status pernikahan yang menjadi pertimbangan
dalam pekerjaan juga memunculkan permasalahan bagi wanita yang ingin
menjalani karier. Permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut menjadi
alasan peneliti untuk melihat apakah ada perbedaan fear of success pada
wanita karier ditinjau dari status pernikahan.8 B B . . Rumusan Masalah B .
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan fear of success antara wanita karier usia dewasa awal ditinjau dari status pernikahan?
C . Tujuan Penelitian C . C .
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan fear of success antara wanita karier usia dewasa awal ditinjau dari status pernikahan.
D . Manfaat Penelitian D . D .
a. Manfaat Teoritis
1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai fear of success dalam ilmu psikologi.
2. Dapat memberikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dan ingin meneliti topik fear of success.
3. Memberi pengetahuan mengenai dampak status pernikahan terhadap munculnya fear of success.
b. Manfaat Praktis Memberikan pengetahuan bagi wanita yang menjalani karier mengenai
perbedaan fear of success pada wanita berdasarkan status pernikahan.
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Fear Of Success
1. Pengertian Fear of Success
Fear of success adalah ketakutan individu untuk menyelesaikan target atau mencapai kesuksesan dalam masyarakat, atau kecenderungan menghindar dalam mencapai kesuksesan. Fear of success biasanya dianggap terutama dialami oleh wanita karena pandangan bahwa kesuksesan dapat menempatkan wanita dalam konflik di antara kebutuhan umum dalam mencapai prestasi dan nilai-nilai sosial yang menyatakan untuk tidak mencapai ‘terlalu banyak’ (APA Dictionary).
Fenomena fear of success pertama kali ditemukan oleh Matina Horner yang mengadakan penelitian pada tahun 1965. Matina Horner membuat penelitian mengenai persepsi wanita dan pria terhadap kesuksesan. Penelitian dilakukan dengan memberikan teknik proyeksi dimana subjek diberikan sebuah stimulus kalimat yang harus diselesaikan. Stimulus kalimat yang diberikan adalah “Pada akhir semester, Anne/John mengetahui bahwa dirinya berada pada peringkat tertinggi di kelas sekolah kedokterannya….” Nama dalam stimulus tersebut disesuaikan dengan jenis kelamin subjek yang akan memberi jawaban. Pada subjek wanita digunakan nama Anne dan pada subjek pria digunakan nama John
10
menunjukkan bahwa sebagian besar wanita menganggap bahwa
kesuksesan dapat memberi dampak negatif bagi dirinya. Konsekuensi
negatif yang dikhawatirkan mencakup ketakutan atas penolakan sosial,
kehilangan pasangan, takut terkucilkan, kesepian atau tidak bahagia.
Sedangkan hanya ada sepuluh persen pria yang merespon kesuksesan
secara negatif. Dari hasil tersebut Horner menduga bahwa wanita
menganggap berprestasi di berbagai bidang merupakan sesuatu yang tidak
pantas bagi wanita. Wanita yang berprestasi di suatu bidang mungkin akan
kehilangan femininitasnya (dalam Dowling, 1989).Matina Horner menyatakan bahwa berprestasi pada berbagai area
dianggap tidak pantas atau setidaknya tidak biasa bagi wanita sehingga
muncul pandangan bahwa prestasi yang dicapai dapat membahayakan
femininitasnya. Sukses dapat membawa pengalaman yang bertentangan
yaitu konsekuensi dari penghargaan diri yang positif dan konsekuensi
negatif mengenai kenyataan atau imajinasi yang tidak terbukti bahwa
individu tersebut menjadi tidak feminin. Jika konsekuensi negatif muncul
lebih banyak daripada konsekuensi positif, motivasi untuk berprestasi dan
mencapai kesuksesan akan rendah.Teori Horner tersebut muncul dari observasinya bahwa wanita
karier yang sukses umumnya terlihat memerlukan pengungkapan bahwa di
samping kesuksesan mereka dalam bidang pekerjaan, mereka juga ingin
sukses menjadi wanita ‘seutuhnya’ yaitu menjadi ibu, istri, dan pengurus
11 Fear of success adalah suatu fenomena yang dialami oleh wanita yaitu wanita mengalami suatu ketakutan untuk mencapai kesuksesan dalam area maskulin. Ketakutan yang dialami meliputi ketakutan akan adanya konsekuensi negatif yang akan diterima dari pandangan masyarakat seperti ketakutan akan adanya isolasi, pandangan negatif, dan kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam mencari pasangan hidup dan menikah (Richmond-Abbott, 1992).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa fear of success adalah suatu fenomena yang umumnya terjadi pada wanita yaitu wanita mengalami ketakutan sehingga menghindar untuk mencapai kesuksesan karena khawatir akan adanya konsekuensi atau pandangan negatif yang akan diterima dari masyarakat, kehilangan pasangan, takut terkucilkan, kesepian atau tidak bahagia.
2. Penyebab Fear of Success Lazaris (2004) dalam tulisannya menyampaikan empat hal yang menyebabkan adanya fear of success. Keempat hal tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Kesuksesan menakutkan karena memberi beban yang berat bagi individu.
Jika ada pandangan bahwa kesuksesan berarti menunjukkan bahwa individu lebih pintar atau lebih bijaksana dari individu lainnya maka
12
b. Kesuksesan menjadi menakutkan karena dinamika kreativitas yang
ditimbulkan.Ada pandangan yang mengatakan bahwa ketika seseorang menciptakan sesuatu, maka akan ada hal lain yang dirusak. Hal ini juga berlaku dalam kesuksesan dimana kesuksesan umumnya diikuti perasaan bersalah bahwa individu telah melakukan sesuatu dan anggapan bahwa individu sudah merusak aturan, atau perasaan bahwa individu telah keluar dari aturan normal. Individu menjadi takut jika ia tidak melakukan sesuatu yang benar dan mengkhawatirkan pandangan orang lain terhadap tindakannya.
c. Kesuksesan menakutkan karena kesuksesan membawa kekacauan bagi
beberapa individu.Kesuksesan dapat menimbulkan sisi gelap dari dalam diri, menimbulkan kekacauan, dan masalah. Hal ini menimbulkan adanya Dark Law (Hukum Gelap) dimana individu memiliki pandangan bahwa “Saya tidak akan bisa bahagia” atau “Saya tidak akan mencapai kesuksesan” dan pandangan-pandangan negatif lainnya yang masuk dan menjadi pandangan individu. Kekacauan yang ditimbulkan ini membawa pertanyaan dan persoalan untuk melihat kembali keadaan seorang individu. Kekacauan ini dapat melibatkan fisik atau emosi maupun mental atau spiritual individu bahkan bisa melibatkan topik dari pengalaman masa lalu atau dari pengalaman masa anak-anak
13
d. Kesuksesan menjadi menakutkan jika dilandasi oleh motivasi yang salah.
Motivasi yang salah adalah jika individu berusaha mencapai kesuksesan untuk menghukum seseorang. Akibatnya kesuksesan memunculkan rasa takut bagi diri sendiri maupun orang lain. Misalnya ketika individu memiliki motivasi untuk sukses agar dapat menunjukkan kesuksesannya pada kedua orang tua yang sering merendahkannya sehingga orang tuanya itu merasa bersalah dan menderita.
Menurut Lazaris (2004), kesuksesan tidak akan menakutkan jika
individu bisa mengatasi keempat hal tersebut. Individu hendaknya
mengurangi rasa takut tersebut bukan menghilangkannya. Jika individu
menghilangkannya, maka ketakutan itu bisa muncul kembali dalam diri
individu. Ketakutan hendaknya dipandang sebagai insting natural yang
dapat membantu individu dalam menjalani kehidupan.Krueger menyatakan dalam bukunya Success and the Fear of
Success in Women: A Development and Psychodynamic Perspectives
bahwa fear of success dapat muncul karena pembentukan lingkungan sejak
individu masih kecil. Lingkungan rumah secara tidak langsung
membentuk anak wanita bahwa ia akan mendapat hadiah dan penerimaan
dari ayah jika ia bertingkah laku submisif dengan bertingkah laku
merendah dan menerima. Sebaliknya akan ada reaksi negatif dari ayah jika
14
yang mandiri. Perilaku tersebut akan mencegah wanita untuk mencapai
kesuksesan (dalam Femina, 2005).Popp & Muhs (1982) menyatakan urutan munculnya fear of success yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sukses
Memunculkan Perilaku Berprestasi
Muncul perilaku kompetitif dan perilaku agresif
Masyarakat memandang bahwa perilaku agresif sebagai sesuatuyang tidak feminin
Akibatnya muncul perilaku cemas dan menghindar untuk mencapai
kesuksesan
Fear of success
Popp & Muhs (1982) menggambarkan bahwa fear of successsebagai suatu motif yang lebih sering muncul pada wanita yang
mengindikasikan usaha untuk menghindari sukses. Dinamika penyebab