Perbedaan tingkat kecemburuan terhadap pasangan antara wanita dan pria usia dewasa awal - USD Repository
PERBEDAAN TINGKAT KECEMBURUAN TERHADAP PASANGAN ANTARA WANITA DAN PRIA USIA DEWASA AWAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Theodora Dewi Andriani Henriques NIM : 029114007 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Halaman Persembahan
”Kemalangan yang menimpa dirimu adalah agar supaya engkau tidak
terperosok ke dalam kepuasan rohani.”
Engkau harus tabah dan percaya behwa Allah tidak akan
membiarkan dirimu dicoba melebihi kekuatanmu!” (I Kor. 10 :13)
Karyaku ini kupersembahkan bagi : Yesus Kristus kekasih hatiku, Mama dan Papa tercinta, Mbak ’Nest dan Adikku Wibi tersayang, Sahabat-sahabatku yang akan selalu kuingat.PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 22 Februari 2008 Penulis Theodora Dewi Andriani Henriques
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Theodora Dewi Andriani HenriquesNo. Mahasiswa : 029114007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 1 April 2008 Yang menyatakan (Theodora Dewi Andriani Henriques)
ABSTRAK
Perbedaan Tingkat Kecemburuan Terhadap Pasangan Antara Wanita Dan
Pria Usia Dewasa Awal
Theodora Dewi Andriani Henriques
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat kecemburuan
terhadap pasangan antara wanita dan pria usia dewasa awal. Kecemburuan adalah
sikap atau reaksi pada perasaan yang mengancam dan secara khusus melibatkan
perasaan kasih sayang atau perilaku protektif. Kecemburuan melibatkan individu,
seorang pasangan, dan orang ketiga sebagai saingan. Komponen dalam
kecemburuan tidak berbeda dengan komponen sikap, antara lain : komponen
kognitif, komponen afeksi, dan komponen konasi. Kecemburuan juga dipengaruhi
oleh faktor perbedaan individu, hubungan dengan orang ketiga atau saingan,
dominasi orang ketiga, dan daya tarik orang ketiga. Berdasarkan latar belakang,
peneliti mengasumsikan bahwa ada perbedaan tingkat kecemburuan antara wanita
dan pria.Subyek penelitian ini adalah wanita dan pria berusia 21–25 tahun, dengan
rincian sedang menjalin hubungan romantis atau biasa disebut pacaran dengan
lawan jenis. Jenis penelitian ini adalah komparatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk melihat perbedaan, dengan cara membandingkan tingkat kecemburuan
(sebagai variabel tergantung) dengan jenis kelamin (sebagai variabel bebas).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran skala untuk diisi
oleh subyek. Alat pengumpulan data adalah skala kecemburuan. Uji coba
kesahihan butir dan reliabilitas skala penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas
sebesar 0,975, yang menunjukkan tes tersebut status andal.Data penelitian dianalisis dengan teknik Independent Sample t-test. Hasil
analisis data menyatakan bahwa sebaran data yang ada adalah normal dan
homogen. Probabilitas yang diperoleh adalah 0,121 (p > 0,05), artinya hipotesis
yang menyatakan ada perbedaan antara wanita dan pria usia dewasa awal ditolak.
ABSTRACT
The Differences Level Of The Jealousy Between Young Adult Female and
Male
Theodora Dewi Andriani Henriques
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
The research’s aims is to find out the differences of the jealousy between
young adult female and male. Jealousy is an attitude or reaction to threats feelling
and spesiallly involve love or protective behavior. Jealousy typically involves an
individu, a partner, and a third party rival. The component of jealousy is not
different with the component of attitude, there is : cognition, afection, and
conation. The factors of jealousy influence by individual differences, relationship
with rival, domination of rival, and rival attractiveness. Based on the background,
it can be assumed that there are jealousy differences between young adult female
and male.The subjects in this research were 80 female and 80 male aged between 21
to 25 years old. They are in romantic relationship with the opposite of their sex.
The technique applied in this research was the comparative technique to find out
the differences of the jealousy level (as the bound variable) to the gender (as the
free variable). The method used to collect the data was by distributing scales to
the subjects to be filled. The data collecting tools were the jealousy scales. The
reliability coefficient as the result of the validity and reliability test of the research
scales was 0,975 wich showed that the test was reliable.The research data are analyzed using the Independents Sample t-test. The
result of the data analysis shows that the available data distribution is normal and
homogenous. The probability result is 0,121 (p > 0,05). It means that the hipotesis
which states that are differences level of jalousy between young adult female and
male is not accepted. Therefore, it can be conclude that no differences of jealousy
level between young adult female and male.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat, kasih dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Perbedaan Tingkat Kecemburuan Terhadap Pasangan Antara Wanita Dan Pria
Usia Dewasa Awal” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Psikologi (S. Psi.) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Selama penyusunan skripsi dan penelitian ini, penulis telah menerima
banyak bantuan berupa bimbingan, masukan, pengarahan serta dorongan
semangat dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi.
2. Ibu Maria Laksmi Anantasari, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing atas
segala bimbingan, saran, pengarahan dan terutama untuk kesabaran yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji atas segala
masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. Selaku dosen penguji atas segala
masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Papa dan Mama yang tersayang untuk semua kesabaran, doa dan cinta dalam
mendukung saya selama ini, ”Kasih tanpa syarat yang Mama dan Papa yang telah menguatkanku”.
6. Adik laki-lakiku kesayanganku ”Wibi” yang tidak pernah lelah meledekku,
mendorongku, dan memberikan bantuan finansialnya. Deek, aku sudah
7. Mbak Ernest dan Mas Heri, terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa dari
tempat nun jauh disana.
8. Mbak Lia, Mbak Shanty, dan Mbak Winda untuk semua persahabatan,
kekeluargaan, tawa dan tangis yang menemaniku selama ini. ”Kalian keluarga keduaku”, semoga kita masih bisa kumpul-kumpul lagi ya. I Love U Much, Ladies ..!
9. Bapak dan Ibu Heru, ’orang tua kedua’ untuk segala kebaikan yang kuterima
selama ini. Deron kecilku, sampai sekarang kamu masih jadi pangeran kesayangan Tante Dewi.
10. Raniy my little sister, thanks buat semua dukungan, curhat, tawa dan air mata
yang sudah kutumpahkan kepadamu. I Love U much, girl ..!
11. Toa dan mas Angga yang tidak pernah jenuh mendengarkan ocehanku yang
nggak penting. Thanks Guys..!
12. Teman-teman yang telah membantu penyebaran dan pengisian kuesioner ;
Shanty, Toa, Nicey, Vanty, Mbak Mira, Sasa, Rosa, dan banyak lagi yang tidak dapat kusebutkan satu per satu Terima kasih ya untuk membantu dan tidak pernah menyerah memberikan semangat untukku!
13. Teman-teman angkatan 2002 untuk pertemanan selama 5 tahun ini.
CIAYOO..!!
14. Eli, Yvonne, Andrew, Feby, dan Lista, adik-adikku yang manis dan
menggemaskan. Terima kasih sudah mengisi sebagian waktu dalam hidupku.Tidak lupa Tante Apri, Tanteku yang baik hati, terima kasih untuk semua
15. Semua orang yang pernah datang dan pergi dalam hari-hariku, terima kasih
karena sudah menjadi bagian dalam hidupku untuk berproses menjadi diriku yang sekarang.
16. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Thank you so much !Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan dan penelitian
skripsi ini, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vLEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................
5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................
5 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pria dan Wanita ...............................................................................
7
1. Perbedaan Pria dan Wanita ..........................................................
7
B. Dewasa Awal ..................................................................................
15
1. Batasan Usia Dewasa Awal .........................................................
15
2. Ciri-ciri Dewasa Awal .................................................................
16
3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ............................................
20 C. Kecemburuan ..................................................................................
20
1. Definisi Kecemburuan .................................................................
20
2. Komponen Kecemburuan ............................................................
22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemburuan .......................
25 D. Perbedaan Tingkat Kecemburuan Terhadap Pasangan Antara
Wanita Dan Pria Usia Dewasa Awal .............................................
28 E. Hipotesis Penelitian ........................................................................
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..............................................................................
31 B. Variabel Penelitian .........................................................................
31
1. Variabel Bebas ............................................................................
31
2. Variabel Terikat ...........................................................................
31 C. Definisi Operasional........................................................................
32
1. Kecemburuan ...............................................................................
32
2. Pria dan Wanita Usia Dewasa Awal ............................................
33 D. Subyek Penelitian ...........................................................................
34 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..............................................
35 F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................
41
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ............
43
1. Persiapan Penelitian ...................................................................
43
2. Uji Coba Alat Ukur ....................................................................
44
3. Hasil Uji Coba Alat Ukur ..........................................................
45 B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................
49 C. Hasil Penelitian ...............................................................................
51
1. Uji Normalitas ..............................................................................
51
2. Uji Homogenitas ..........................................................................
51
3. Estimasi Reliabilitas Penelitian ....................................................
52
4. Uji Hipotesis ................................................................................
52 D. Kriteria Berdasarkan Kategori Kecemburuan .................................
54 E. Pembahasan .....................................................................................
57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
61 B. Saran ...............................................................................................
61
1. Bagi Wanita dan Pria Dewasa Awal ............................................
61
2. Bagi Peneliti Lain ........................................................................
61 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
63 LAMPIRAN ...................................................................................................
65
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komponen dan Distribusi Aitem Skala Uji Coba Kecemburuan.......... 40
Tabel 2. Komponen & Distribusi Aitem Skala Kecemburuan Setelah Uji Coba 48
Tabel 3. Rangkuman Subyek Penelitian ............................................................. 50
Tabel 4. Ringkasan Uji Normalitas ..................................................................... 51
Tabel 5. Ringkasan Uji Homogenitas ................................................................. 52
Tabel 6. Ringkasan Uji- t .................................................................................... 53
Tabel 7. Ringkasan Mean Empiris Kelompok Subyek Wanita dan Pria ............ 55
Tabel 8. Ringkasan Mean Empiris Kelompok Subyek Wanita .......................... 55
Tabel 9. Ringkasan Mean Empiris Kelompok Subyek Pria ............................... 55
Tabel 10. Norma Kategori Skor ......................................................................... 56
Tabel 11. Kategori Kecemburuan Kelompok Subyek Wanita ........................... 56
Tabel 12. Kategori Kecemburuan Kelompok Subyek Pria ................................ 57
DAFTAR LAMPIRAN
Skala Kecemburuan untuk Subyek Wanita ....................................................65 Skala Kecemburuan untuk Subyek Pria ......................................................... 103
Estimasi Reliabilitas Aitem ............................................................................ 141
Estimasi Validitas Aitem ............................................................................... 141
Skala Kecemburuan untuk Subyek Wanita Setelah Uji Coba ....................... 146
Skala Kecemburuan untuk Subyek Pria Setelah Uji Coba ............................ 162
Data Hasil Penelitian ...................................................................................... 178
Uji Normalitas ................................................................................................ 203
Uji Homogenitas ............................................................................................ 205
Uji Hipotesis .................................................................................................. 205
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk menjalin relasi
dengan orang lain, namun sebagai makhluk individu manusia pun memiliki
perbedaan satu sama lain yang menjadikannya unik. Tugas perkembangan
manusia sejak lahir hingga akhir pun mencakup tugas-tugas sosial dan tugas-tugas
individu, dimana tugas-tugas tersebut berkesinambungan sejak awal hingga akhir.
Monks dan Knoers (2002) mengutarakan manusia di usia dewasa awal
memiliki beberapa tugas perkembangan diantaranya memiliki pasangan dan
menikah. Levinson (dalam Monks dan Knoers, 2002) membagi masa dewasa awal
ke dalam beberapa tahapan usia. Tahapan paling awal berkisar pada usia 21 tahun
sampai dengan 28 tahun. Seorang individu pada usia tersebut akan berusaha untuk
mencari tempat dalam lingkungan sosial dan pekerjaannya agar tercipta
kehidupan yang lebih stabil, oleh karena itu seorang individu akan mulai menjalin
relasi lebih banyak di usia ini dan bekerja lebih keras untuk memperoleh
keberhasilan.Pelaksanaan tugas perkembangan ini sebenarnya tidak semudah yang
dibayangkan, dengan adanya dua pribadi yang berbeda dan harus disatukan tentu
banyak kendala yang harus dihadapi. Mappiare (1997) sendiri mengatakan masa
dewasa awal sebagai masa dimana seseorang mencapai usia reproduktif, usia
Usia reproduktif yang dimaksud adalah masa dimana seseorang telah mampu
menjadi orang tua. Seorang individu pada umumnya memiliki pasangan dan
menjalin relasi yang melibatkan afeksi dan kasih sayang terlebih dahulu sebelum
memasuki tahap pernikahan dan menjadi orang tua. Tugas ini merupakan salah
satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan sebelum memasuki tahap
perkembangan berikutnya. Usia memantapkan kedudukan memberikan gambaran
bahwa di usia ini baik seorang wanita maupun pria berusaha mencari tempat atau
kedudukan dalam lingkungannya termasuk dalam hal relasi sosial. Seorang
individu ingin memantapkan tempat atau kedudukannya agar dapat memainkan
peranannya sesuai dengan ciri khasnya. Tugas-tugas dan kebutuhan-kebutuhan
yang baru ini tidak mudah untuk dilaksanakan dan diperoleh, sehingga masalah-
masalah mulai bermunculan. Itulah sebabnya masa ini disebut usia banyak
masalah. Salah satu masalah yang mungkin muncul adalah masalah teman hidup.
Masalah-masalah yang dialami individu dapat menimbulkan ketegangan emosi
yang bertingkat-tingkat sesuai dengan intensitas persoalan yang dihadapi, dan
sejauh apa seseorang bisa mengatasinya. Ketegangan emosi ini seringkali
ditampakkan dalam ketakutan-ketakutan maupun kekhawatiran-kekhawatiran.
Mappiare juga menambahkan bahwa sebelum usia 27 tahun kekhawatiran yang
muncul berhubungan dengan nilai moral dalam hubungan yang berkisar seputar
hubungan antara dua jenis kelamin, misalnya hubungan romantis.Penjelasan-penjelasan yang diutarakan di atas sedikit banyak menjelaskan
tentang kecemburuan seseorang terhadap pasangan sebagai suatu bentuk
hubungan romantis, dimana kebutuhan akan pasangan hidup dan kemantapan
kedudukan individu dalam hubungan tersebut mulai terancam.Cemburu sendiri memiliki pengertian dasar perasaan iri hati terhadap
orang lain karena adanya perasaan cinta dan merasa terancam akan kehilangannya
(Caplin, 2002). Pengertian kecemburuan digambarkan oleh Merriam-Webster
online Dictionary (dalam Wikipedia, 2006) sebagai suatu watak, sikap atau
perasaan cemburu atau iri hati, dimana cemburu didefenisikan sebagai sikap tidak
bertoleransi terhadap persaingan atau ketidaksetiaan, cenderung untuk mencurigai
adanya persaingan atau ketidaksetiaan, permusuhan terhadap seseorang yang
dianggap saingan atau seseorang yang diyakini akan mengambil keuntungan
darinya, waspada dalam menjaga sesuatu yang menjadi miliknya.Para ahli sendiri belum memiliki pengertian kecemburuan yang disepakati
bersama, namun secara umum pengertian yang disampaikan tidak jauh berbeda.
Kecemburuan secara garis besar melibatkan tiga orang, yaitu individu, seorang
pasangan, dan orang ketiga sebagai saingan. Kecemburuan secara khusus juga
melibatkan perasaan kasih sayang atau perilaku protektif (dalam Wikipedia,
2006).Kecemburuan muncul dalam sebuah hubungan romantis sebagai sebagai
bentuk ketakutan atau kekhawatiran seseorang terhadap orang ketiga yang dirasa
sebagai saingan dalam hubungan romantis individu dengan pasangannya.
Kecemburuan seperti yang sudah dijelaskan melibatkan perasaan kasih sayang.
Saat seseorang merasa kehadiran orang ketiga yang nyata atupun tidak nyata
individu akan bereaksi dan menjadi waspada untuk melindungi sesuatu yang
menjadi miliknya. Seperti misalnya menjadi over protektif terhadap pasangan,
sering curiga, dan sebagainya. Reaksi itulah yang biasa kita sebut sebagai
kecemburuan.Guerrero, Spitzberg, dan Yoshimura (dalam dalam Wikipedia, 2006)
menyebutkan dua jenis kecemburuan, yaitu kecemburuan seksual dan
kecemburuan emosional. Kecemburuan seksual biasanya muncul karena ancaman
ini berasal dari kecurigaan atau pengetahuan bahwa salah satu pasangan memiliki
(atau ingin memiliki) aktivitas seksual dengan orang ketiga. Kecemburuan
emosional muncul karena seorang individu merasa terancam oleh keterlibatan
emosional pasangannya dengan orang ketiga atau mencintai orang ketiga.Daly, Wilson, dan Weghorst (dalam Russel dan Harton, 2005)
mengemukakan kecemburuan kaum pria lebih tinggi dalam kecemburuan seksual,
yaitu kecemburuan yang muncul saat pasangannya berhubungan seks dengan
orang lain, karena pada pria yang ingin memiliki keturunan mereka ingin merasa
yakin bahwa anak yang dikandung adalah keturunannya. Trivers (dalam Russel
dan Harton, 2005) menguatkan pendapat kecemburuan wanita lebih tinggi pada
kecemburuan emosional karena wanita ingin pasangannya membantu
membesarkan anak dengan memberikan penghasilannya untuk anak-anak dan
bukannya untuk orang lain.Berbagai macam penelitian mencoba melihat perbedaan kecemburuan
antara pria dan wanita yang ada dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
kecemburuan yang lebih tinggi pada ketidaksetiaan emosional, sedangkan pria
lebih tinggi pada ketidaksetiaan seksual. Penjelasan yang diberikan dalam
penelitian-penelitian tersebut berkaitan dengan faktor peran gender dalam
lingkungannya. Hasil-hasil yang ada menunjukkan adanya perbedaan tingkat
kecemburuan antara wanita dan pria terhadap pasangannya.Kecemburuan dapat menjadi bukti besarnya cinta yang ada terhadap
pasangan, namun juga dapat membahayakan. Contohnya beberapa peristiwa yang
dapat kita saksikan di sekitar kita maupun di tempat lain, kekerasan seringkali
menjadi cara pelampiasan kecemburuan. Stereotipe yang beredar dalam
masyarakat wanita lebih cemburuan dibandingkan pria, namun peristiwa
kekerasan yang terjadi dikarenakan cemburu seringkali dilakukan pria. Oleh
karena itu peneliti merasa perlu untuk melihat adanya perbedaan tingkat
kecemburuan antara wanita dan pria terhadap pasangannya, khususnya di
Indonesia.B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah :
Apakah ada perbedaan tingkat kecemburuan terhadap pasangan antara wanita dan
pria usia dewasa awal? C.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Manfaat praktis : Hasil yang diperoleh diharapkan bisa berguna bagi, a.
Masyarakat pada umumnya, sebagai refleksi atas mitos dan stereotipe yang selama ini berlaku di lingkungan mengenai tingkat kecemburuan pria dan wanita.
b.
Pria dan wanita usia dewasa awal, sebagai bahan refleksi atas sikap dan perilaku terhadap pasangan perihal rasa cemburu.
2. Manfaat teoritis : Hasil yang diperoleh dapat menambah informasi dalam bidang psikologi sosial tentang tingkat kecemburuan terhadap pasangan pada pria dan wanita di usia dewasa awal, khususnya di Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya penelitian-penelitian yang sejenis dan sudah ada.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Wanita dan Pria
1. Perbedaan Wanita dan Pria Manusia dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu wanita dan pria. Jenis kelamin yang berbeda ini merupakan salah satu contoh perbedaan yang ada pada manusia. Perbedaan yang ada pada wanita dan pria menjadi perhatian para ahli, berikut beberapa penjelasan mengenai perbedaan wanita dan pria : a.
Ciri-ciri Biologis Ciri-ciri biologis yang paling nampak membedakan wanita dan pria adalah perbedaan alat reproduksi yang dimiliki. Perbedaan yang tampak diluar adalah alat kelamin berupa vagina dan testis sedangkan fungsi organ dalam seperti rahim pada wanita untuk mengandung janin menjadi faktor pembeda lainnya. Ciri biologis lain yang mulai berkembang pada masa remaja antara lain pada anak wanita mulai tumbuh bulu-bulu halus ditempat-tempat tertentu, payudara mulai berkembang, pinggul mulai membentuk lekuk tubuh, dan menstruasi sebagai tanda kematangan fisik. Pada anak laki-laki mulai tumbuh bulu- bulu di beberapa tempat seperti di kaki, tumbuh jakun, dan dada mulai melebar atau menjadi bidang.
Perbedaan bentuk tubuh antara wanita dan pria sepertinya menunjukkan perbedaan kekuatan juga. Pria lebih kuat dan besar dari wanita secara rata-rata, meskipun ada juga wanita yang lebih kuat dari beberapa pria atau ada pula wanita yang lebih besar daripada pria. Perlu kita ingat ini hanyalah penghitungan secara rata-rata (Stephan dan Stephan, 1985).
b.
Kemampuan Intelektual Perbedaan kemampuan intelektual wanita dan pria secara biologis biasanya melibatkan hal-hal seperti kromosom, hormon, proses hemisfer di otak dan kemasakan, atau beberapa kombinasi dari hal tersebut (Basow dalam Stephan dan Stephan, 1985), namun fakta-fakta untuk penjelasan ini cenderung lemah. Satu akibat yang jelas dari kromosom dalam perbedaan jenis kelamin dalam IQ, yaitu kelebihan satu kromosom X atau Y pada manusia menyebabkan IQ-nya cenderung rendah (Hoyenga dan Hoyenga dalam Stephan dan Stephan, 1985). Pada manusia yang struktur kromosomnya normal, belum ada akibat yang diketahui dari kromosom terhadap perbedaan jenis kelamin dalam kemampuan intelektual.
Bagi Maccoby dan Jacklin (dalam Stephan dan Stephan, 1985) perbedaan jenis kelamin dikelompokkan menjadi tiga hal dalam kemampuan intelektual, yaitu : 1) Pria memiliki kemampuan matematika yang lebih tinggi dibanding
2) Pria juga memiliki kemampuan mengenai ruang yang lebih baik dari wanita yang dimulai sejak usia remaja. Kemampuan mengenai ruang yang dimaksud adalah kemampuan atau kapasitas untuk mem- visualisasi objek dalam ruang tiga dimensi. 3) Wanita memiliki kemampuan verbal yang lebih baik daripada pria, yang dimulai sejak usia 11 tahun. Wanita pun lebih superior dari pria dalam kemampuan kosakata, tata bahasa, ejaan, pemahaman dan menulis.
Secara keseluruhan tidak ada perbedaan antara wanita dan pria dalam IQ maupun kreativitas.
c.
Sifat kepribadian Penjelasan biologis yang paling umum mengenai perbedaan jenis kelamin dalam sifat kepribadian adalah faktor kromosom dan hormonal (Basow dalam Stephan dan Stephan, 1985). Dukungan untuk pejelasan kromosom dan hormonal dalam hal ini sebenarnya kecil, kecuali untuk agresi. Kromosom Y memiliki kemungkinan berhubungan dengan
agresi, mungkin pula kaum pria berhubungan dengan sifat agresif ini.
d. Perbedaan kemampuan Intuisi Pada percakapan sehari-hari pernah kita temui kata intuisi, ternyata menurut Kartono (1992) intuisi pada wanita dan pria berbeda. Intuisi atau bisa juga disebut logika dari hati atau radar hati wanita lebih
tajam dibandingkan pria. Intuisi merupakan suatu proses merasakan hal- pada simpati dan cinta pada objek yang diminati, dan bergantung pada relasi psikisnya dengan subjek tadi. Intuisi berfungsi sebagai mekanisme pelindung bagi wanita, karena memberikan sinyal-sinyal tanda bahaya dari luar yang mengancam eksistensi dan kemurnian dirinya.
e. Perbedaan Karakter Kartono (1992) mengemukakan perbedaan karakter antara wanita dan pria, sebagai berikut :
1) Wanita pada umumnya lebih tertarik pada hal-hal yang praktis
daripada yang teoritis.2) Wanita lebih dekat pada masalah kehidupan yang praktis konkrit, sedangkan pria lebih tertarik pada segi kejiwaan yang abstrak.
Misalnya ; wanita sangat menikmati masalah rumah tangga, kehidupan sehari-hari, dan peristiwa lain disekitar rumah tangganya. Pria pada umumnya cuma tertarik jika peristiwa tersebut memiliki latar belakang teoritis untuk dipikirkan lebih lanjut, mempunyai tendensi tertentu,
sesuai dengan minatnya, atau berhubungan dengan dirinya sendiri.
3) Wanita pada umumnya sangat bergairah dan penuh vitalitas hidup,
sedangkan pria umumnya memiliki sifat lebih lamban, lebih berat mengendap sehingga tampak kurang lincah. Hal ini membuat wanita tampak lebih spontan dan impulsif.4) Wanita lebih bersifat hetero-sentris dan lebih sosial, mungkin dikarenakan lebih banyak mengalami duka derita lahir batin terutama
lain. Pria bersifat lebih egosentris atau berpusat pada diri, mereka lebih
objektif dan mengarah pada hal pokok.5) Wanita lebih banyak mengarah keluar, kepada subyek lain. Misalnya
pada cara berdandan dan berhias, secara pokok wanita mengarahkan
aktivitasnya keluar, untuk menarik perhatian pihak lain terutama pria.
6)Kaum pria cenderung lebih egosentris atau self oriented, berperan
sebagai pengambil inisiatif untuk memberikan rangsangan danpengarahan, dan menganggap dunia ini miliknya sebagai ruang untuk
berprestasi dan bekerja. Wanita merupakan kebalikannya biasanya
mereka tidak agresif, sifatnya lebih pasif, suka melindungi, memelihara, mempertahankan.7) Pada wanita fungsi sekunderitas atau fungsi dari tanggapan yang
mempengaruhi secara sekunder kehidupan kejiwaan kita tidak terletak
di bidang intelektual melainkan di perasaan. Nilai perasaan dari
pengalaman-pengalamannya jauh lebih lama mempengaruhi struktur
kepribadiaannya, jika dibandingkan dengan nilai perasaan kaum pria.
8) Kebanyakan wanita kurang berminat pada masalah-masalah politik,
terlebih politik yang menggunakan cara-cara licik, munafik, dan kekerasan. Wanita lebih banyak menunjukkan tanda-tanda emosionalnya, karena itu biasanya wanita memilih bidang dan pekerjaan yang banyak mengandung unsur relasi emosional danpembentukan perasaan. Misalnya : pekerjaan guru, juru rawat, pekerja
9)
Wanita juga sangat peka terhadap nilai-nilai estetis, hanya saja
umumnya mereka kurang produktif. Hal ini terutama disebabkan olehsangat kurangnya kesempatan untuk memperdalam ketrampilan seni.
10) Seorang wanita bila sudah memilih sesuatu dan telah memutuskan untuk melakukan sesuatu ia tidak banyak berbimbang hati untuk melakukan langkah selanjutnya. Hal ini berbeda dengan kaum pria yang masih saja berbimbang hati dan terombang-ambing diantara pilihan menolak atau menyetujui. Pada umumnya wanita juga lebih antusias memperjuangkan pendiriannya daripada pria.
11) Pada kaum pria terdapat garis pemisah yang jelas antara kehidupan
psikis dengan kehidupan nyata, dan antara ketertarikan pribadi dengan
tugas kewajiban yang formal. Wanita sebaliknya memandang kehidupan ini sebagaimana adanya.12) Totalitas dari tingkah laku wanita bukan terletak pada kesadaran
obyektif menuju pada satu tujuan, tetapi lebih terletak pada kehidupan perasaannya, yang didorong oleh afek-afek dan sentimen-sentimen
yang kuat. Misalnya ; jika seorang wanita tidak menyukai seseorang ia cenderung menolak, menghukum dan mengadili semua tingkah laku serta pribadi orang yang dibencinya.
13) Wanita pada umumnya lebih akurat dan lebih mendetil. Contohnya para mahasiswa puteri akan membuat catatan dan diktat perkuliahan yang lebih lengkap dan teliti dari para mahasiswa putera, tetapi pada kurang mampu membedakan bagian yang penting dengan bagian yang kurang pokok.
14) Perbedaan lain dalam hal aktivitas adalah wanita lebih suka menyibukkan diri dengan pekerjaan ringan, seperti bercocok tanam, menyulam, membuat kue, dan lain-lain. Kaum pria lebih suka istirahat, tidur, atau bersantai sejenak.
2. Stereotipe terhadap Wanita dan Pria Sejumlah ciri kepribadian yang lain merupakan stereotype
masyarakat terhadap wanita dan pria. Maccoby dan Jacklin (dalam Stephan
dan Stephan, 1985) mengemukakan perbedaan lain yaitu pria lebih perhatian
pada persoalan kekuasaan dan dominasi daripada wanita. Penelitian Basow
(dalam Stephan dan Stephan, 1985) pada anak-anak hingga orang dewasayang berkuasa mengenai tipe perilaku dominan, seperti misalnya dominasi
terhadap percakapan dan bidang fisik, serta peran kepemimpinan dalam kelompok memberi kesan bahwa pria juga tinggi dalam dominasi dibandingkan wanita.Wanita terstereotipe sebagai pribadi yang lebih suka menolong, memelihara, selalu mengalah, bergantung, dan mudah menyesuaikan diri
daripada pria. Pria dikatakan lebih kompetitif daripada wanita, tapi ternyata
data laboratorium mengenai tes perilaku wanita dan pria tidak menunjukkan
hal itu (Maccoby dan Jacklin (dalam Stephan dan Stephan, 1985).Maccoby dan Jacklin (dalam Stephan dan Stephan, 1985) kembali menjelaskan bahwa wanita lebih suka berkumpul dibandingkan pria, dimana perkumpulan itu diartikan sebagai perhatian terhadap hubungan dengan yang lain. Perbedaan yang lain adalah perbedaan dalam ciri locus of control, wanita merasa faktor eksternal lebih mengendalikan hidup mereka dan faktor personal sedikit dalam mngendalikan hidup mereka, sedangkan bagi pria hal itu relatif (Stephan dan Stephan, 1985).
Kesimpulan dari berbagai penjelasan di atas adalah perbedaan antara
wanita dan pria pada dasarnya terletak pada perbedaan struktur biologisnya.
Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan dalam aktivitas sehari-hari dan
perbedaan fungsi sosial di tengah masyarakat. Perbedaan peran dan fungsi sosial
tersebut menunjukkan wanita lebih bersifat sosial dan merasa faktor eksternal
lebih mengendalikan diri mereka, wanita memiliki ketajaman intuisi, praktis dan
lebih banyak menunjukkan tanda-tanda emosinya. Wanita pada umumnya lebih
akurat dan mendetil, sedangkan kaum pria lebih suka hal-hal teoritis, bersifat
cenderung memikirkan diri sendiri, menganggap dunia sebagai tempat untuk
berprestasi dan bekerja, dan bagi pria faktor eksternal maupun pribadi adalah hal
yang relatif dalam mengendalikan hidup mereka.B. Dewasa Awal 1.
Batasan usia dewasa awal.
Pertumbuhan anak selesai kurang lebih pada usia 16 tahun untuk anak wanita dan 18 tahun pada anak pria tetapi pada percakapan sehari-hari orang tidak terbiasa memandang orang pada usia tersebut sebagai seseorang yang sudah dewasa. Nederland dan Indonesia menganggap usia 21 tahun sebagai batas kedewasaan. Pada usia ini seseorang mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara; dengan begitu ia dapat melaksanakan kewajiban tertentu tanpa tergantung pada orang tuanya seperti misalnya hal memilih, kewajiban tanggung jawab secara hukum, dan menikah tanpa ijin dari orang tuanya. Dewasa secara hukum dimulai pada usia 21 tahun, meskipun belum menikah atau pada saat seseorang menikah meskipun belum berusia 21 tahun.
Masa dewasa awal dibagi menjadi beberapa periode oleh Levinson (dalam Monks dan Knoers, 2002), antara lain : a.
Usia antara 17 sampai 22 tahun seseorang ada dalam dua masa, yaitu masa dimana individu mulai meninggalkan masa remaja atau pra-dewasa dan mulai memasuki masa dewasa awal yang mencakup tiga periode.
b.
Usia 22 sampai 28 tahun, disebut periode pertama merupakan periode pengenalan pada dunia orang dewasa. Pada periode ini individu mengakui dirinya sendiri serta dunia yang dimasukinya dan berusaha untuk membentuk struktur kehidupan yang stabil, maka pada masa ini c.
Usia 28 sampai 33 tahun pilihan struktu kehidupan menjadi lebih tetap dan stabil.
d. Usia 33 sampai 40 tahun, disebut fase kemantapan, individu menemukan tempatnya dalam masyarakat dengan keyakinan yang mantap dan berusaha memajukan karir dengan sebaik-baiknya. Biasanya harapan dan impian pada fase sebelumnya mulai mencapai kenyataan.
2. Ciri-ciri dewasa awal.
Dalam lingkup pendidikan yang disebut dewasa adalah bila seseorang telah mencapai kemasakan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil pelajaran dan pelatihan yang didukung oleh kesiapan. Pandangan dari lingkup pendidikan ini sudah mendekati bahasa psikologi. Bila masa dewasa diartikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran-ukuran tubuh mulai bertumbuh dan mencapai kekuatan maksimal serta siap berproduksi maka ini ditinjau dari segi biologis atau physicologis (Mappiare, 1997).
Hurlock sendiri menyamakan antara dewasa dan matang, tetapi matang dalam arti physicologis. Batasan dewasa secara physicologis dan psikologis yang digunakan Mappiare (1997) sebagai pegangan adalah : dewasa boleh dikenakan kepada individu-individu yang telah memiliki kekuatan tubuh secara maksimal dan siap bereproduksi dan telah dapat diharapkan memiliki kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor, serta dapat
diharapkan memainkan peranannya bersama dengan individu-individu lain
dalam masyarakat.Ciri kematangan yang digunakan diambil dari 7 (tujuh) ciri kematangan menurut Anderson (dalam Mappiare, 1997), yaitu: a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego.